Author: dbgoog99

  • Cerita Sex Mendapat Kepuasan Dari Istri Sahabatku Tidak Dapat Di Hindarkan

    Cerita Sex Mendapat Kepuasan Dari Istri Sahabatku Tidak Dapat Di Hindarkan


    10 views

    “Nis, saya suka sekali berjumpa denganmu dan sudah lama kucari-cari, maukah kamu mengingap barang satu hari atau dua hari di rumahku?” ucapnya padaku sekalian merengkuhku dengan kuat sekali. Nama rekan kuliahku itu ialah “Nasir”.

    Foto Bokep Barat – “Kita saksikan saja kelak. Yang terang saya benar-benar bersyukur kita dapat bertemu pada tempat ini. Mungkin berikut namanya beruntung, karena saya benar-benar tidak menyangka kalau kamu ada di kota Makassar ini” jawabku sekalian membalasnya rangkulannya. Kami berpelukan lumayan lama disekitaran pasar sentra Makassar, persisnya pada tempat berjualan cakar.

    “Mari kita ke rumah dahulu Nis, kelak kita bercakap panjang lebar di situ, sekalian kuperkenalkan istriku” ajaknya sekalian membimbingku naik ke mobil Feroza kepunyaannya. Sesudah kami datang di pelataran rumahnya, Nasir lebih dulu turun dan selekasnya buka pintu mobilnya di samping kiri lantas menyilahkan saya turun.

    Saya benar-benar takjub menyaksikan rumah rumahnya yang dengan lantai 2. Lantai bawah dipakai sebagai gudang dan kantor perusahaannya, sedangkan lantai atas dipakai untuk tempat tinggal dengan istri. Saya cuma turut ada berada di belakangnya.

    “Berikut hasil usaha kami Nis sepanjang sekian tahun di Makassar” ucapnya sekalian memperlihatkan setumpukan beras dan ruang kantornya.
    “Wah lumayan hebat kamu Sir. Usahamu lumayan. Kamu benar-benar sukses dibandingkan saya yang masih belum terang sumber kehidupanku” kataku kepadanya.
    “Dar, Dar, berikut rekan kuliahku dahulu yang dulu pernah kuceritakan kemarin. Perkenalkan istri elok saya” teriak Nasir panggil istrinya dan secara langsung kami diperkenalkan.
    “Sidar”, kata istrinya menyebutkan namanya saat kusalami tangannya sekalian dia tersenyum ramah dan manis seakan memperlihatkan rasa keceriaan.
    “Anis”, kataku juga sekalian membalasnya senyumnya.

    Kelihatannya Sidar ini ialah seorang istri yang murah hati, ramah dan selalu memiara kecantikannya. Umurnya kutaksir baru sekitaran 25 tahun dengan badan sedikit langsing dan tinggi tubuh sekitaran 145 cm dan memiliki rambut cukup panjang. Tangannya berasa hangat dan lembut sekali.

    Sesudah usai menyambutku, Sidar lantas menyilahkanku duduk dan dia cepat-cepat masuk ke seakan ada masalah penting di dalamnya. Baru saja kami bincang-bincang sekitar perjalanan usaha Nasir dan pertemuannya dengan Sidar di Kota Makassar ini, dua cangkir kopi susu dan beberapa kue bagus disajikan oleh Sidar di meja yang terdapat di muka kami.

    “Silakah Kak, dicicipi sajian ala-ala kandungannya” ajakan Sidar sentuh secara langsung ke lubuk hatiku. Selain senyum manisnya, kehalusan suaranya, karena performa, kecantikan dan sengatan berbau farfumnya yang wangi tersebut. Dalam hati kecilku menjelaskan, betapa suka dan berbahagianya Nasir dapat memperoleh istri seperti Sidar ini. Andaikan saya memiliki istri seperti ia, tentu saya tidak dapat kemanapun

    “Eh, kok justru melamun. Ada permasalahan apa Nis sampai termenung demikian? Apa yang mengusik pikiranmu?” kata Nasir sekalian menggenggam bahuku, hingga saya benar-benar terkejut dan tersentak. “Ti.. Tidak ada permasalahan apapun kok. Cuma saya merenungkan sesaat mengenai tatap muka kita ini hari. Mengapa dapat terjadi yah,” alasanku.

    Sidar cuma termenung dengar kami bincang-bincang dengan suaminya, tetapi kadang-kadang dia melihatiku dan memperlihatkan muka cerianya. “Saat ini giliranmu Nis narasi mengenai perjalanan hidupmu bersama istri sesudah semenjak barusan cuma saya yang berbicara.

    Silakan saja narasi panjang lebar mumpun ini hari saya tidak ada aktivitas di luar. Kembali juga anggaplah ini hari ialah hari kelebihan kita yang penting dirayakan bersama-sama. Tidakkah demikian Dar..?” kata Nasir seakan mencari support dari istrinya dan waktunya siap dipakai khusus bagiku.

    “Ok, jika begitu saya akan sampaikan sedikit mengenai kehidupan rumah tanggaku, yang bertolak-belakang dengan kehidupan rumah tangga kalian” ucapanku sekalian membenahi dudukku di bangku empuk tersebut.

    “Maaf bila mau tak mau kuungkapkan dengan terang-terangan. Sebetulnya kedatanganku di kota Makassar ini oleh sebab dipacu oleh masalah rumah tanggaku.

    Saya selalu bercekcok dan berkelahi dengan istriku karena saya kesusahan memperoleh lapangan pekerjaan yang pantas dan mempu menjaga keluargaku. Pada akhirnya kuputuskan untuk tinggalkan rumah buat mencari kerja di kota ini.

    Eh.. Belum saya dapatkan tugas, mendadak kita bertemu barusan sesudah 2 hari saya ke situ kemari. Mungkin tatap muka kita ini ada maknanya. Mudah-mudahan saja tatap muka kita ini adalah jalan keluar untuk menangani kesusahan rumahtanggaku” Ceritaku dengan jujur pada Nasir dan istrinya.

    Dengar cerita bersedihku itu, Nasir dan istrinya tidak sanggup memberi komentar dan terlihat turut bersedih, bahkan juga kami semua termenung sesaat. Lantas secara serempak mulut Nasir dan istrinya terbuka dan seakan ingin menjelaskan suatu hal, tetapi mendadak mereka sama-sama melihat dan tutup lagi mulutnya seakan mereka sama-sama berharap untuk mengawali, tetapi justru mereka tertawa terbahak-bahak, yang membuatku bingung dan memaksakan tertawa.

    “Ini Nis, mungkin tatap muka kita ini betul ada maknanya, karena kebenaran sekali kami perlu rekan seperti kamu di dalam rumah ini.

    Kami kan belum sempat dianugerahi seorang anak, hingga kami selalu kesepian. Terlebih lagi bila saya ke luar kota contohnya ke Bone, karena itu istriku mau tak mau sendiri di dalam rumah walaupun sesekali dia panggil sepupunya untuk temani sepanjang saya tidak ada, tetapi saya masih tetap menghawatirkannya.

    Karena itu, bila tidak memperberat, saya harapkan kamu tinggal bersamaku. Anggaplah kamu telah peroleh lapangan pekerjaan baru untuk sumber mata pencarianmu. Semua kepentingan setiap harimu, saya coba memikul sama sesuai potensiku” kata Nasir sungguh-sungguh yang kadang-kadang diokein oleh istrinya.

    “Maaf teman, saya tidak ingin menyusahkan dan memberatkanmu. Biarkanlah saya mencari kerja pada tempat lain saja dan..” Belum saya usai berbicara, mendadak Nasir menggunting dan berbicara..
    “Jika kamu tolak tawaranku ini bermakna kamu tidak menganggapku kembali sebagai teman dekat. Kami tulus dan berniat baik kepadamu Nis” ucapnya.
    “Tapi,” Belum kuutarakan tujuanku, mendadak Sidar ikut juga berbicara..
    “Betul Kak, kami benar-benar memerlukan rekan di dalam rumah ini. Telah lama ini kami sedang pikirkan tetapi mungkin baru ini kali disandingkan orang yang pas dan sama sesuai hati nurani.

    Apalagi Kak Anis ini teman dekat lama Kak Nasir, hingga kami tidak butuh ragukan kembali. Bahkan juga kami benar-benar suka bila Kak sekaligus jemput istrinya untuk tinggal dengan kita di dalam rumah ini” perkataan Sidar memberikan dorongan kuat padaku.

    “Jika demikian, bolehkah buat. Mau tak mau kuterima dengan suka hati, sekalian kuucapkan terima kasih yang tidak terbatas atas budi bagusnya. Tetapi sayang, saya tidak mempunyai ketrampilan apapun untuk menolong kalian” kataku dengan pasrah.

    Mendadak Nasir dan Sidar bersama berdiri dan secara langsung sama-sama berangkulan, bahkan juga sama-sama mengecup bibir sebagai pertanda kebahagiaannya. Lantas Nasir meneruskan rangkulannya padaku dan mengecup pipiku, hingga saya sedikit malu dibikinnya.

    “Terima kasih Nis atas ketersediaanmu terima tawaranku mudah-mudahan kamu bahagia dan tidak kesusahan apapun itu di dalam rumah ini.

    Kami tidak memerlukan ketrampilanmu, tetapi kedatanganmu temani kami di dalam rumah ini. Kami cuma perlu rekan bermain dan ganti pikiran, karena tenaga kerjaku telah cukup buat menolong mengurus usahaku di luar. Kami setiap saat memerlukan nasihatmu dan istriku tentu merasa terhibur dengan kedatanganmu temani bila saya keluar dari rumah” ucapnya dengan senang dan suka dengar persetujuanku.

    Lebih kurang sebulan lama waktunya kami seakan cuma diberlakukan sebagai raja di dalam rumah tersebut. Makanku diurusi oleh Sidar, tempat tidurku kadangkala dibikin bersih olehnya, bahkan juga dia minta untuk membersihkan bajuku yang kotor tetapi saya berkeberatan.

    Sepanjang waktu itu juga, saya telah diperlengkapi baju, bahkan juga kamar tidurku dibelikan TV 20 inch komplet dengan VCD-nya. Saya benar-benar malu dan merasa berutang budi dari mereka, karena selainnya baju, aku juga dikasih uang kontan yang banyaknya lumayan besar buatku, bahkan juga terakhir kuketahui bila dia sering kirim baju dan uang ke istri dan beberapa anakku di Bone melalui mobil.

    Kami bertiga cukup dekat dan hidup pada sebuah rumah seperti saudara kandungan bersenda canda, bercengkerama dan berkawan tanpa batasan seakan tidak ada ketidaksamaan status seperti majikan dan pegawainya. Kebebasan pertemananku dengan Sidar mencapai puncak saat Nasir pergi ke Sulawesi Tenggara sepanjang sekian hari untuk bawa beras untuk dipasarkan di situ sebab ada keinginan dari langganannya.

    Saat malam pertama pemberangkatan Nasir, Sidar terlihat senang sekali seakan tidak ada kekuatiran apapun. Bahkan juga sebelumnya sempat menjelaskan ke suaminya itu jika dia tidak takut kembali ditinggal walaupun beberapa bulan lama waktunya karena telah ada yang mengawasinya, tetapi ucapannya itu dia anggap sebagai bentuk komedi pada suaminya. Nasir juga terlihat tidak ada kekuatiran tinggalkan istrinya dengan argumen yang masih sama.

    Malam itu kami (saya dan Sidar) melihat bersama di ruangan tamu sampai tengah malam, karena kami sekalian ganti pengalaman, termasuk masalah saat sebelum nikah dan background perkawinan kami masing-masing. Sikap dan perilaku Sidar sedikit berlainan dengan malam-malam sebelumnya. Malam itu, Sidar membuat kopi susu dan memberikanku bersama pisang susu, lantas kami cicipi bersama sekalian menonton.

    Dia makan sekalian tiduran di sampingku seakan dipandang biasa-biasa saja. Kadang-kadang dia mengubah badannya kepadaku sekalian menceritakan, tetapi saya berpura-pura berlaku biasa, walaupun ada ganjalan aneh dalam benakku. “Nis, kamu tidak berkeberatan khan temaniku menonton malam hari ini? Esok khan tidak ada yang mengusik kita hingga kita dapat tidur siang sepuas hati?” bertanya Sidar mendadak seakan dia tidak mengantuk sedikitpun.

    “Tidak kok Dar. Saya malah suka dan berbahagia dapat menonton bersama majikanku” kataku sedikit memujinya. Sidar lantas mencubitku dan..
    “Wii de.. De, kok saya diberitahu majikan. Sebel saya dengarnya. Ah, jangan kembali kata itu kembali dech, saya tidak sudi diundang majikan” ucapnya.
    “Hi.. Hi.. Hi, tidak salah khan. Maaf bila tidak suka, saya cuma bermain-main. Lantas saya harus panggil apa? Adik, Non, Nyonya atau apa?”
    “Terserah deh, yang terpenting bukan majikan. Tetapi saya lebih senang bila kamu panggil saya adik” ucapnya rileks.
    “Oke jika demikian penginnya. Saya akan panggil adik saja” kataku kembali.
    Malam makin terlarut. Tidak satu juga kedengar suara terkecuali suara kami berdua dengan suara TV. Sidar mendadak bangun dari pembaringannya.

    “Nis, apa kamu kerap menonton kaset VCD bersama istrimu?” bertanya Sidar dengan sedikit rendah suaranya seakan tidak ingin didengarkan seseorang. “Eng.. Sebelumnya pernah, tetapi sama sama orang lain karena kami menonton di tempat tinggalnya” jawabku sembunyikan sikap keherananku atas pertanyaannya yang mendadak dan agak aneh tersebut.

    “Kamu ingat judulnya? Atau alur ceritanya?” tanyanya kembali.
    “Saya lupa judulnya, tetapi pemainnya ialah Rhoma Irama dan ceritanya ialah permasalahan pertalian cinta” jawabku dengan berpura-pura berlaku biasa.

    “Masih ingin tidak kamu temani saya menonton film dari VCD? Kebenaran saya punyai kaset VCD yang banyak. Judulnya beberapa macam. Terserah yang mana Anis sukai” penawarannya, tetapi saya sebelumnya sempat berpikir jika Sidar akan putar film yang serba aneh, film orang dewasa dan umumnya khusus dilihat oleh suami istri untuk menghidupkan nafsunya. Sesudah aku pikir semua risiko, keyakinan dan dosa, saya lantas membuat argumen.

    “Sebetulnya saya suka sekali, tetapi saya takut.. Eh.. Maaf saya benar-benar mengantuk. Bila tidak berkeberatan, lain barangkali, tentu kutemani” kataku sedikit ragu dan takut alasanku salah. Tetapi pada akhirnya dia terima walaupun kelihatannya sedikit sedih di mukanya dan kurang semangat.

    “Baik bila memang kamu telah mengantuk. Saya tidak ingin benar-benar memaksakanmu, kembali juga saya cukup suka dan berbahagia kamu siap temaniku menonton sampai selarut ini. Mari kita masuk tidur” ucapnya sekalian mematikan TV-nya, tetapi saat sebelum saya tutup pintu kamarku, saya menyaksikan sesaat dia sebelumnya sempat memerhatikanku, tetapi saya berpura-pura tidak mempedulikannya.

    Di atas tempat tidurku, saya resah dan kebingungan memutuskan mengenai alasanku bila esok atau lusa dia ajakku lagi menonton film itu. Di antara ingin, malu dan perasaan takut selalu menghantukiku. Mungkin ia alami hal yang masih sama, karena dari dalam kamarku selalu kedengar ada pintu kamar terbuka dan tertutup dan air di dalam kamar mandi selalu terdengaran tertumpah.

    Sesudah kami makan malam bersama esok harinya, kami kembali menonton TV sama di ruangan tamu, tetapi performa Sidar ini kali cukup lain dari umumnya. Dia kenakan pakaian serba tipis dan tercium berbau farfumnya yang wangi menusuk hidup sepanjang ruangan tamu tersebut.

    Jantungku sebelumnya sempat berdebar-debar dan hatiku resah cari argumen untuk menampik ajakannya itu, walaupun pergolakan hati kecilku untuk meng ikuti tekadnya lebih besar dibanding penolakanku. Belum saya sebelumnya sempat temukan argumen pas, karena itu

    “Nis, masih ingat janjimu semalam? Atau kamu telah mengantuk kembali?” pertanyaan Sidar mendadak mengagetkanku.

    “O, oohh yah, saya ingat. Menonton VCD khan? Tetapi jangan yang seram-seram dong filmnya, saya tidak sukai. Kelak saya mimpi jelek dan membuatku sakit, khan ribet jadi” jawabku mengingati tidak untuk putar film porn.

    “Kita simak saja bermainnya. Kamu tentu suka melihatnya, karena saya percaya kamu tidak pernah melihatnya, kembali juga ini film baru” kata Sidar sekalian raih kotak yang berisi setumpukan kaset VCD lantas menarik sekeping kaset yang paling di atas seakan dia sudah menyiapkannya, lantas masukkan ke CD, lantas undur dua cara dan duduk di sampingku menanti apa kiranya yang hendak ada di monitor TV itu.

    Dag, dig, dug, getaran jantungku benar-benar keras menanti gambar yang hendak tampil di monitor TV. Sebelumnya saya percaya jika filmnya ialah film yang bisa dipertontonkan dengan umum karena gambar pertama kali yang ada ialah 2 orang gadis yang berloma naik speed board atau sampan dan sama-sama balapan di atas air sungat.

    Tetapi dua menit selanjutnya, ada juga 2 orang pria memburuhnya dengan naik kendaraan yang masih sama, pada akhirnya keempatnya berjumpa di pinggir sungai dan bergandengan tangan lantas masuk ke dalam salah satunya villa untuk santai bersama-sama.

    Selang beberapa saat mereka berpasang-pasangan dan sama-sama buka bajunya, lantas sama-sama merengkuh, mencium dan sebagainya seperti seperti suami istri. Niat penolakanku barusan mendadak terlewatkan dan terpindah dengan niat tekadku.

    Kami tidak sanggup keluarkan kata-kata, khususnya saat kami melihat dua pasang muda mudi bertelanjang bundar dan sama-sama menjilat-jilati kemaluannya, bahkan juga sama-sama mengadu alat yang paling vitalnya. Kami cuma dapat sama-sama melihat dan tersenyum.

    “Bagaimana Nis,? Asyik khan? Atau mengganti lainnya yang lucu-lucu?” pancing Sidar, tetapi saya tidak menjawab, justru saya melenguh panjang. “Apa kamu kerap dan suka menonton film beginian bersama suamimu?” gantian saya menanyakan, tetapi Sidar cuma melihatku tajam lantas menggangguk.

    “Hmmhh” kudengar suara napas panjang Sidar keluar mulutnya. “Apa kamu sebelumnya pernah praktikkan seperti pada film itu Nis?” bertanya Sidar saat salah seorang wanitanya sedang menungging lantas lelakinya menusukkan kontolnya dari belakang lantas mengocaknya dengan kuat.

    “Tidak, tidak pernah” jawabku singkat sekalian bernafas lagi panjang.
    “Maukah kamu mencoba kelak?” bertanya Sidar dengan suara rendah.
    “Sama siapa, kami khan pisah dengan istri untuk saat ini” kataku.
    “Bila kamu berjumpa istrimu kelak atau wanita lain contohnya” kata Sidar.

    “Yachh.. Kita simak saja kelak. Bisa kami coba kelak hahaha” kataku. “Nis, apa malam hari ini kamu tidak mau mencoba?” Bertanya Sidar sekalian sedikit rapatkan badannya padaku. Karena sangat rapatnya hingga badannya berasa hangatnya dan berbau wanginya.

    “Sama siapa? Apa sama wanita di TV itu?” tanyaku memancing. “Bagaimana bila dengan saya? Mumpung cuma kita berdua dan tidak akan ada orang yang lain tahu. Ingin khan?” Bertanya Sidar lebih terang ke arah sekalian sentuh tanganku, bahkan juga menyandar tubuhnya ke tubuhku.

    Benar-benar saya terkejut dan jantungku seakan lepas dengar perincian pertanyaannya itu, apalagi dia menyentuhku. Saya tidak sanggup kembali berpikiran apapun, tetapi terima apa yang ada malam tersebut. Saya tidak mungkin akan sanggup menampik dan menyebalkannya, apalagi saya benar-benar inginkannya, karena sudah beberapa waktu saya tidak lakukan seks dengan istriku. Saya coba rapatkan tubuhku juga, lantas mengelus tangannya dan merengkuh punggungnya, hingga berasa hangat sekali.

    “Apa kamu serius? Apa ini mimpi atau realita?” Tanyaku sangat senang. “Akan kubuktikan keseriusanku sekarang ini. Merasai ini sayang” mendadak Sidar melonjak lantas mengangkangi ke-2 pahaku dan duduk di atasnya sekalian merengkuhku, dan mencium pipi dan bibirku terus-menerus.

    Pasti saya tidak sanggup sia-siakan kesempatan kali ini. Saya selekasnya menyambutnya dan membalas dengan sikap dan perlakuan yang masih sama. Kelihatannya Sidar ingin selekasnya menunjukkan dengan melepaskan sarung yang digunakannya, tetapi saya belum ingin buka celana panjang yang terpakai malam tersebut.

    Pergumulan kami dalam sikap duduk lumayan lama, walaupun berulang-kali Sidar mintaku agar selekasnya melepas celanaku, bahkan juga dia sendiri seringkali berusaha buka kancingnya, tetapi sering kali kuminta supaya dia bersabar dan perlahan-lahan karena waktunya benar-benar panjang.

    “Mari Kak Nis, cepat sayang. Saya sudah tidak tahan ingin memberikan bukti” bujuk Sidar sekalian melepaskan rangkulannya lantas dia tidur terlentang di atas karpet abu-abu sekalian tarik tanganku untuk menindihnya. Saya tidak sampai hati biarkan dia ingin tahu terus, hingga saya selekasnya menindihnya.

    “Membuka celana sayang. Cepat.. Saya telah lelah nih, mari donk,” pintanya.

    Aku juga selekasnya mengikuti permohonannya dan melepaskan celana panjangku. Kemudian, Sidar menjepitkan ujung jemari kakinya ke sisi atas celana dalamku dan berusaha mendorongnya ke bawah, tetapi dia gagal karena saya menyengaja mengusung punggungku tinggi-tinggi untuk menghindariinya.

    Saat saya coba membuka pakaian daster yang dipakaianya ke atas lantas dia sendiri melepasnya, saya terkejut karena tidak kusangka jika dia benar-benar tidak gunakan celana. Dalam hatiku jika mungkin dia memang menyengaja bersiap akan bersetubuh denganku malam tersebut.

    Di bawah cahaya lampu 10 W yang diimbangi sinar TV yang makin hebat bermain bugil, saya benar-benar terang melihat sebuah lubang yang dikitari daging montok yang putih mulus yang tidak banyak bulu selembar juga. Terlihat mencolok sebuah benda imut seperti biji kacang di tengahnyanya.

    Rasanya cukup melawan dan meninggikan birahiku, tetapi saya masih tetap berusaha mengontrolnya supaya saya dapat semakin lama bermain dengannya. Dia saat ini telah bugil 100%, hingga kelihatan bentuk badannya yang langsing, putih mulus dan sangat indah dilihat.

    “Mari dong, nantikan apalagi sayang. Jangan dibiarkan saya teraniaya semacam ini” pinta Sidar tidak pernah stop agar selekasnya nikmati pucuknya.”Tenang sayang. Saya pasti memberikan kepuasanmu malam hari ini, tetapi saya masih ingin bermain semakin lama agar kita semakin banyak menikmatinya”kataku.. Secara perlahan-lahan tetapi tentu, ujung lidahku mulai sentuh pinggir lubang kepuasannya hingga membuat pinggulnya bergerak dan berdesis.

    “Nikmat khan jika ini?” tanyaku berbisik sekalian menggerakkan lidahku ke kanan dan ke kiri lantas memencetnya lebih dalam hingga Sidar 1/2 berteriak dan mengusung tinggi-tinggi bokongnya seakan dia menyongsong dan ingin perdalam masuknya ujung lidahku. Dia cuma menggangguk dan memperdengarkan suara desis dari mulutnya.

    “Auhh.. Aakkhh.. Iihh.. Uhh.. Oohh.. Sstt” suara itu tidak sanggup dikurangkan saat saya gocok-gocokkan lebih dalam dan keras dan cepat masuk keluar ke lubang kemaluannya. “Teruuss sayang, nikkmat ssekalii.. Aakhh.. Uuhh. Saya tidak pernah rasakan semacam ini awalnya” ucapnya dengan suara yang cukup keras sekalian menarik-narik kepalaku supaya lebih rapat .

    “Bagaimana? Siap menyongsong lidahku yang panjang kembali keras?” tanyaku sekalian melepas semua bajuku yang tetap sisa dan kamipun sama bugil. Persentuhan badanku tidak satu helai benangpun yang melapisnya. Berasa hangatnya udara yang keluar badan kami.

    “Iiyah,. Dari barusan saya menanti. Mari,. Cepat” kata Sidar terburu-buru sekalian buka lebar-lebar ke-2 pahanya, bahkan juga buka lebar-lebar lubang vaginanya dengan menarik kanan kiri ke-2 bibirnya untuk mempermudah jalannya kemaluanku masuk lebih dalam .

    Aku juga tidak ingin menahan-nahan kembali karena saya telah senang bermain lidah di mulut atas dan mulut bawahnya, apalagi ke-2 nya benar-benar basah. Saya lantas mengusung ke-2 kakinya sampai bertumpu ke bahuku lantas berusaha menusukkan ujung kemaluanku ke lubang vagina yang semenjak barusan menanti tersebut. Rupanya tidak sanggup kutembus sekalian sama sesuai kemauanku. Ujung kulit penisku ketahan, walau sebenarnya Sidar bukan perawan kembali.

    “Ssaakiit ssediikit.., ppeelan-pelan sedikit” kata Sidar saat ujung penisku sedikit kutekan cukup keras. Saya gerakkan ke kanan dan ke kiri tetapi juga belum sukses ambles.

    Saya turunkan ke-2 kakinya lantas raih sebuah bantal bangku yang di belakanku lantas kuganjalkan di bawah pinggulnya dan buka lebar ke-2 pahanya lantas kudorong penisku cukup keras hingga mulai masuk separuhnya. Sidarpun mendesah keras tetapi tidak berbicara apapun, hingga saya tidak perduli, justru makin kutekan dan kudorong masuk sampai ambles semuanya.

    Sesudah semua tangkai penisku tenggelam semua, saya sesaat stop bergerak karena lelah dan melenturkan tubuhku di atas badan Sidar yang diam sekalian bernafas panjang seakan baru ini kali nikmati benar persetubuhan.

    Sidar menggerak kembali -gerakkan pinggulnya dan aku juga menyambutnya. Bahkan juga saya ambil mundur-maju dikit demi sedikit sampai jalannya cukup cepat lantas cepat sekali. Pinggul kami bergerak, bergoyang dan berputar-putar selaras hingga memunculkan bunyi-bunyian yangberirama juga.

    “Tahan sesaat” kataku sekalian mengusung kepala Sidar tanpa mengambil penisku dari lubang vagina Sidar hingga kami dalam sikap duduk.

    Kami sama-sama merengkuh dan gerakkan pinggul, tetapi sesaat karena berasa susah. Lantas saya tiduran dan terlentang sekalian menarik ke Sidar meng ikutiku, hingga Sidar ada di atasku. Kusarankan supaya dia menggoyang, mengocak dan memompa dengan keras kembali cepat.

    Dia juga cukup memahami kemauanku hingga ke-2 tangannya bertopang di atas dadaku lantas menghentakkan cukup keras bolak kembali bokongnya ke penisku, hingga kelihatan kepalanya lemas dan seakan ingin jatuh karena baru kali itu dia melakukan dengan posisi semacam itu. Karenanya, kumaklumi bila dia cepat lelah dan selekasnya jatuhkan badannya melekat ke atas badanku, walaupun pinggulnya tetap bergerak turun naik.

    “Kamu mungkin benar-benar lelah. Bagaimana jika mengganti posisi?” kataku sekalian mengusung badan Sidar dan melapas rangkulannya.

    “Posisi bagaimana kembali? Saya beberapa kali sudah merasa sangat nikmat” tanyanya bingung seakan tidak tahu apakah yang akan kulakukan, namun masih tetap dia ikutinya permintaanku karena dia juga merasa begitu nikmat dan belum pernah merasakan permainan semacam itu sebelumnya.

    “Terima saja permainanku. Saya akan perlihatkan sejumlah pengalamanku”
    “Yah.. Yah.. Cepat kerjakan apa” ucapnya singkat.

    Saya berdiri lantas mengusung badannya dari belakang dan kutuntunnya sampai dia dalam posisi nungging. Sesudah kubuka sedikit ke-2 pahanya dari belakan, saya lantas menusukkan lagi ujung penisku ke lubangnya lantas mengocak dengan keras dan cepat hingga memunculkan bunyi dengan irama yang cantik bersamaan dengan pergerakanku.

    Sidar juga tersengal-sengal dan napasnya terputus-putus terima kepuasan tersebut. Posisi kami ini tidak lama karena Sidar tidak sanggup meredam rasa capeknya berlutut sekalian kupompa dari belakan. Karena itu, saya balikkan ke tempat awal yakni tidur terlentang dengan paha lebar terbuka lantas kutindih dan kukocok dari depan, lantas kuangkat ke-2 kakinya bertumpu ke bahuku.

    Posisi berikut yang membuat permainan kami mencapai puncak karena selang beberapa saat, Sidar berteriak-teriak sekalian merengkuh keras pinggangku dan mencakar-cakar punggungku. Bahkan juga kadang-kadang menarik keras mukaku melekat ke mukanya dan menggigitnya dengan gigitan kecil. Bersama dengan itu juga, saya rasakan ada cairan hangat mulai menyebar di tangkai penisku, khususnya saat berasa sekujur badan Sidar gemetaran.

    Saya masih tetap berusaha untuk menghindar dari tatap muka di antara spermaku dengan sel telur Sidar, tetapi telat, karena baru saya coba mengusung punggungku dan punya niat menumpahkan di luar rahimnya, tetapi Sidar justru mengikatkan tangannya lebih kuat seakan molorangku menumpahkan di luar yang pada akhirnya cairan kental dan hangat itu mau tak mau tumpah semuanya dalam kandungan Sidar.

    Sidar kelihatannya tidak menyesal, justru sedikit cerah menerimanya, tetapi saya diliputi perasaan takut kalau-kalau menjadi janin nanti, yang hendak membuatku malu dan jalinan persahabatanku amburadul. Sesudah kami sama capai pucuk, senang dan nikmati persetubuhan yang sebenarnya, kami lantas terkapar di atas karpet tanpa bantal. Monitor TV telah warna biru karena pergumulan filmnya semenjak barusan usai.

    Saya saksikan jam dinding memperlihatkan jam 12.00 malam tanpa berasa kami bermain lebih kurang 3 jam. Kami sama termenung dan tidak sanggup berbicara apapun itu sampai tertidur pulas. Sesudah terjaga jam 7.00 pagi pada tempat itu, rasanya tetap berasa lelah bersatu fresh.

    “Nis, kamu benar-benar luar biasa. Saya tidak pernah memperoleh kepuasan dari suamiku sejauh ini sama seperti yang kamu beri semalam” kata Sidar saat dia terjaga pagi itu sekalian merengkuhku.
    “Betul nih, jangan-jangan cuma gombal untuk menggembirakanku” tanyaku.
    “Sumpah.. Terang-terangan suamiku semakin banyak pikirkan kesukaannya dan posisi bermainnya cuman satu saja.

    Dia di atas dan saya di bawah. Terkadang dia lemah saat sebelum kami apapun. Kontolnya pendek sekali hingga tidak sanggup memberi kepuasan padaku sama seperti yang kami beri. Seandainya saja kamu suamiku, tentu saya berbahagia sekali dan selalu ingin bersetubuh, jika perlu tiap hari dan tiap malam” tuturnya seakan menyesali hubungan dengan suaminya dan memperbandingkan denganku.

    “Jangan sayang. Itu namanya telah jodoh yang tidak sanggup kita tolak. Kitapun berjodoh bersetubuh dengan serong. Biarlah. Yang terpenting kita telah menikmatinya dan terus akan menikmatinya” kataku sekalian menentramkannya sekalian mencium keningnya.

    “Maukah kamu terus-terusan memberikan kepuasan seperti semalam itu saat suamiku tidak ada di dalam rumah” tanyanya menuntut janjiku. “Iyah, tentu sepanjang aman dan saya tinggal bersamamu. Ada banyak permainanku yang masih belum kutunjukkan” kataku janji akan mengulangnya

    “Bagaimana jika istri dan beberapa anakmu kelak tiba?” tanyanya cemas.
    “Mudah ditata. Saya kan pembantumu, hingga saya dapat selalu dekat denganmu tidak ada keraguan istriku.

    Apalagi istriku tentu tidak kuat ada di kota karena dia telah terlatih di daerah bersama keluarganya tetapi yang kutakutkan bila kamu hamil tanpa dianggap suamimu” kataku. “Saya tidak akan hamil, karena saya akan makan pil KB saat sebelum bermain sama seperti yang kulakukan semalam, karena sudah kurencanakan” kara Sidar terang-terangan.

    Sesudah kami bincang-bincang sekalian berbaring di atas karpet, kami lantas ke kamar mandi setiap bersihkan diri lantas kami ke pelataran rumah bersihkan sesudah makan pagi pagi bersama-sama. Semenjak waktu itu, kami hampir tiap malam melakukan, khususnya saat suami Sidar tidak ada di dalam rumah, baik siang hari apalagi malam hari, bahkan juga seringkali kulakukan di kamarku saat suami Sidar tetap tertidur di kamarnya, karena Sidar sendiri yang bertandang ke kamarku saat sedang “haus”.

    Entahlah sampai kapan ini akan berjalan, tetapi yang terang sampai sekarang ini kami masih selalu ingin melakukan dan tidak ada pertanda keraguan dari suaminya dan dari istriku.

  • Yui Misaki dientot threesome di pantat dan memeknya yang berbulu lebat hingga becek

    Yui Misaki dientot threesome di pantat dan memeknya yang berbulu lebat hingga becek


    1956 views

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Yang Ingin Mesum

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Yang Ingin Mesum


    6 views

    Hal tersebut mengingati aqu akan kakakku dan makin membuatku ingin menyentuh tubuhnya. Tapi sering kali ia dapat menampik. Paling-paling, kami hanya berciuman, tapi sebelumnya tidak pernah lebih dari tersebut.

     

    Cersex Stw – Siang itu Kumaratih kuajak jalanan, rimba rekreasi yang berada di samping Utara kota B. Setelah parkir, aqupun cari tempat yang nyaman untuk bercakap dan vital buat berpacaran. Demikian dapat, kami juga asyik bercakap ngalor ngidul.

    Tidak menyengaja, tanganku asyik mengelus-elus jarinya di atas pahanya. Kumaratihpun melihatku dgn sayu. Selekasnya kucium bibirnya yang imut. Kumaratih juga menyongsong dgn semangat.

    Lidahnya dgn gesit memilin lidahku sampai membuatku terengah-engah. Kudekap kuat tubuhnya, sekalian tangan kananku coba meremas remas bokongnya yang bahenol dan ia tidak menyanggahnya.

    Tubuhnya juga tergetar luar biasa. Pelahan tanganku merayap menyingkapkan rok panjangnya dan menyeka pahanya yang rupanya benar-benar mulus sekali ketelusupkan jariku ke celana dalamnya.

    “Mas, jangan ahhh, malu disaksikan orang” ucapnya sambil coba menghambat tanganku berlaga selanjutnya.

    “Berpindah tempat yok, yang semakin aman,” ajakku sekalian terus coba meremas buah dadanya.
    Kumaratih langsung menggeliat.

    Berasa buah dadanya yang ranum mulai mengeras, pertanda jika Kumaratih mulai terangsang luar biasa. Matanya yang sayu menjadi terlihat cabul, pertanda Kumaratih diterpa rangsangan birahi yang sangat hebat. Kamipun selekasnya bersiap diri, membenarkan baju yang sebelumnya sempat amburadul.

    Kami juga selekasnya pulang dan ku mengajak Kumaratih ke rumah kontrakanku, karena aqu di kota B mengontrak rumah imut dan tinggal sendiri. Waktu itu, hari telah gelap. Sebetulnya aqu sudah tidak tahan sedang pengin mencium ia kembali, dan tahu sendirilah seterusnya.

    Tetapi bagaimana kembali, lha wong Kumaratih hanya diam terpaqu. Aqu menjadi justru taqut, jangan-jangan ia menyesal sudah ingin kuajak nginap di rumahku.

    “Em, kembali memikirkan apa? Kok tercenung-mangu ?” tanyaqu sekalian mendatanginya.

    Kumaratih hanya melihatku sepintas.

    “Biarlah, berbaring saja di atas kasur, aqu kelak agar tidur di atas sofa. Aqu janji tidak akan menyentuhmu terkecuali kalu Kumaratih ingin,” kataqu kembali sekalian ke arah sofa.

    Mendadak Kumaratih menangis dan kuberanikan diriku untuk merengkuhnya dan menentramkannya, Kumaratih tidak menampiknya. Setelah cukup tenang kubisiki ia jika ia terlihat elok malam hari ini apalagi ia kenakan kudung yang aqu benar-benar sukai akan wanita yang kenakan kudung.

    Kumaratih tersenyum dan melihatku dalam, lantas pejamkan matanya. Kucium bibirnya, hangat, ia menerimanya. Kucium ia dgn lebih galak dan ia membalas, lantas tangannya merengkuh bahuku. Kami berciuman dgn penuh nafsu.

    Kusibakkan kudungnya yang tutupi lehernya lantas aqu turun ke lehernya, Kumaratihpun mendesah
    “aaaahh.” Dengar itu kuberanikan meremas buah dadanya yang montok.

    Kumaratih mendesah kembali, dan menjambak rambutku. Setelah sesaat kulepaskan ia. Kumaratih telah terangsang, kuangkat pakaian panjangnya, tampaklah bra hitamnya yang benar-benar kusukai, kumulai meremas buah dada yang tetap terbungkus branya, diapun melenguh terangsang.

    Lantas mulai kusingkap bra hitamnya ke atas tampaklah gunung kembar yang cocok dalam pegangan tanganku, dgn punting merah-coklat ceria yang sudah mengeras. Kubasahi telunjukku dan mengelusnya, Kumaratih hanya memjamkan matanya dan menggigit bibirnya.

    Kulanjutkan membuka rok panjangnya, ia menggunakan CD warna hitam berenda terbuka hingga terlihat beberapa rambut kemaluannya yang lembab. Menyengaja aqu tidak melepaskan kudungnya dan memakainya, karena Kumaratih terlihat lebih seksi dgn hanya menggunakan kudung dan baju yang terkuak.

    Kumulai turunkan CD hitamnta dan WOW, rupanya jembutnya tidak begitu lebat dan rapi, rambut di sekitas bibir kemaluannya bersih, hanya pada bagian atasnya. Dan kemaluannya terlihat kuat dgn clitoris yang lumayan besar dan memulai basah.

    “Kamu rajin cukur ya,” tanyaqu.

    Dgn muka memeras ia menyetujui. Kupangku ia dan memulai menciuminya kembali, dan sapuan lidahku mulai kukonsentrasikan di puntingnya, kujilati, kutekan bahkan juga kugigit kecil dgn gigiku, Kumaratih menggeliat keasikan, dan mendesah-desah rasakan rangsangan kepuasan.

    Tangan kananku mulai mainkan clit-nya, rupanya telah banjir, kugesek klitorisnya dgn jemari tengahku, pelan-pelan, desahan dan lenguhan semakin kerap kudengar.

    Selaras dgn sapuan lidahku di puntingnya, Kumaratih semakin terangsang, ia bahkan juga menjambak rambutku dan menekan kepalaqu ke buah dadanya,

    “Mas, enakh… banget…enakh…” Desahannya dan lenguhannya.

    Kurang lebih 5 menit dari kumulai, tubuhnya mulai melafalkanng dan

    “Mas… Kumaratih… mo… keluaaaarrr!” Sekalian berteriak Kumaratih orgasme, renyutan kemaluannya kurasakan pada tangan kananku. Kumaratih selanjutnya berdiri.

    “Saat ini giliranmu,” ucapnya.

    Celanaqu langsung ditanggalkannya dan aqupun dimintanya tiduran. Salah satunya tangannya menggenggam kemaluanku dan yang lain menggenggam zakarnya, ia mengelusnya dgn halus

    “mmmmhhh…,” desahku.

    “Sedap ya, Mas.”

    Aqupun menggangguk.

    Kumaratih mulai menciumi kemaluanku dan mengelus zakarnya, dan mengemutnya dan mengocaknya dgn mulutnya. Berasa juta-an arus listrik mengucur ke tubuhku, kocokannya benar-benar nikmat. Aqu bingung, semenjak kapan ia belajar mengulum dan mengocak kemaluan lelaki. Terlihat ia sangat mengusai dalam soal kocok mengocak kemaluan lelaki.

    “Belajar darimanakah Rat, kok gesit sekali?, tanyaqu.

    “Hmmm, aqu sebelumnya pernah simak BF bersama beberapa teman di kostku. Sepertinya sedap sekali, dan rupanya memang betul,” jawab Kumaratih sekalian terus mengulum kemaluanku.

    Kumaratih terlihat seksi dgn kudung yang tetap dipasang diwajahnya, tapi buah dadaya keluar karena kaosnya terangkut keatas. Bibirnya yang imut repot melumat habis kemaluanku.

    Kupegang kepalanya, ku ikuti turun-naiknya, kadang-kadang kutekan kepalanya saat turun. Tidak lama kemudian ia stop.

    “Mas, kemaluanmu cukup besar dan panjang yach, keras kembali, aqu semakin terangsang nich.”

    Aqu hanya tersenyum, lantas kuajak ia bermain 69, ia ingin. Kemaluananya yang banjir itu pas diwajahku, merah dan kuat, sedang Kumaratih asyik mengocak kemaluanku. Waktu itu aqu baru nikmati kembali kemaluan seorang wanita, setelah kakakku menikah.

    Aqu mulai menjilat-jilati kemaluannya, wangi sekali berbau sabun dan berbau cairan kewanitaanya, dan clitorisnya sampai memeras dan kuhisap cairan yang telah keluar, tau-tau ia berteriak saat kuhisap kemaluanya keras-keras.

    “Masss… I lovvve ittt, babbyy”, ia menjerit dan aqu tahu jika ia kembali klimaks karena kenaluanya sedang kujilat dan saat tersebut aqu merasai cairan wanita kembali selainnya punyai kakakku dahulu yang asam-asam pahit tetapi nikmat.

    Setelah ia klimaks, ia katakan ia raih tetapi aqu tidak perduli karena aqu belum keluar dan aqu katakan ke ia jika aqu belum senang, saat tersebut permainan diteruskan.

    Ia mulai melaqukan style anjing dan aqu mulai masukkan kemaluanku ke antara pahanya yang menarik dan aqu ambil dorong sepanjang sejumlah lama. Baru diapit pahanya saja, rasanya telah di atas awang-awang. Apalagi jika kemaluanku dapat masuk ke dalam kemaluanya.

    Sejumlah lama selanjutnya, aqu jemu dgn style itu, dan kusuruh ia untuk ada di bawahku. Kumaratih melihatku dgn sayu. Selekasnya kukulum puting buah dadanya yang terlihat mengeras itu, kontan ia melenguh luar biasa.

    Rupanya puting buah dadanya adalah titik rangsangnya. Dgn sembunyi-sembunyi aqu mulai tempelkan kemaluanku ke kemaluanya yang rupanya telah basah kembali. Kugesek gesek dan ku pencet tekan kemaluanku ke kemaluannya karena aqu tidak ingin mngambil keperawanannya, karena aqu benar-benar menyukai dan menyayginya.

    Saat aqu ada di atas Kumaratih, kujilati buah dadanya yang memeras dan ia menjerit perlahan-lahan dan mendesah-desah di telingaqu dan membuatku tambah bernafsu dan tanpa berpikir panjang-panjang kembali, aqu mulai memencetnya dgn nafsu dan

    “Mass… aqu mauuu keluaarrr” dan aqu menjawab

    “Em… sepertinya aquu jugaa maauu…” tidak sampai 2 atau 3 detik, tubuhku dan Kumaratih sama tergetar luar biasa dan aqu rasakan ada yang keluar kemaluanku di atas kemaluannya dan aqu merasa ada yang membasahi kemaluanku dgn sangat benar-benar.

    Setelah itu, Kumaratih termenung karena kecapekan dan aqu mulai mencium-ciumi bibirnya yang kecil dan wajahnya. Aqu mulai membelai-belai rambutnya dan karena ia terlampau kecapekan ia tertidur nyenyak.

    Esok harinya aqu terjaga dan menyaksikan Kumaratih telah menggunakan baju dan kudungnya dgn rapi, selanjutnya ia merengkuhku dan berbicara

    “Mas terima kasih kamu tidak ambil keperawanku, walau sebenarnya aqu tidak tahan kembali untuk rasakan kemaluanmu yang besar itu” Aqu tersenyum lantas aqu katakan

    “selaput daramu kelak akan aqu meminta saat malam pertama setelah kita menikah kelak”

    Setelah peristiwa itu, kami kerap lakukan kembali tetapi hanya hanya oral dan petting saja.

  • Video Bekep Asia yui nishikawa menghisap dua kontol sampai muncrat

    Video Bekep Asia yui nishikawa menghisap dua kontol sampai muncrat


    2111 views

  • Video bokep Jepang Yui Nishikawa menemui pacarnya

    Video bokep Jepang Yui Nishikawa menemui pacarnya


    3112 views

  • Video Bokep Aruna Aghora ditembus oleh pacarnya

    Video Bokep Aruna Aghora ditembus oleh pacarnya


    2050 views

     

  • Konoha Kasukabe Merci Beaucoup dv 42

    Konoha Kasukabe Merci Beaucoup dv 42


    2159 views

  • Foto Bugil Pouty Talinka muda merasa lebih baik setelah sesi masturbasi telanjang panas

    Foto Bugil Pouty Talinka muda merasa lebih baik setelah sesi masturbasi telanjang panas


    1937 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang cantik toket kecil baru tumbuh menampilakan memeknyan yang tembem tanpa bulu dan memainkan jari – jarinya kememeknya diatas sofa merah yang empuk.

    Koleksi Foto Cewek Cewek Cantik, Foto Cewek Cantik Idaman Para Cowok, Foto Wanita Cantik Gambar, Foto Wantik Cantik Tersenyum Gambar, Kumpulan Foto Cewek Cantik Terbaru 2019, Foto Cewek Cantik dan Cewek Imut, Foto Terbaru Artis, Kumpulan Potret Perempuan Cantik Di Dunia, Koleksi Foto Gambar Cewek Cantik Terbaru 2019

  • Foto Ngentot Pacar remaja berambut cokelat Amelie menyebalkan

    Foto Ngentot Pacar remaja berambut cokelat Amelie menyebalkan


    2036 views

    Duniabola99.com – foto pasangan yang sange ngento dibawah lantai berlas karpet yang lembut dan melakuan sesi ngentot yang sanget hot berakhir ditembaknya sperma yang banyak ke pantatnya.

  • Cerita Sex Penuh Dengan Gairah

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah


    8411 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Penuh Dengan Gairah ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex“Hallo?”, kataku ketika telepon tersambung.

    “Hallo?”, terdengar suara wanita menjawab.
    “Ini pasti Bu Hanny, ya? Saya Bima Handrono, Bu..”, kataku.
    “Oooo, Pak Bima.. Apa kabar?”, tanya Hanny ramah.

    “Baik, Bu.. Bisa bicara dengan Pak Ronny, Bu?”, tanyaku.
    “Suami saya sejak kemarin malam pulang ke Semarang, Pak..”, kata Hanny.
    “Oooo begitu ya, Bu.. Well, kalo begitu saya pamit mundur saja, Bu..”, kataku cepat.
    “Sebentar, Pak Bima!”, kata Hanny menyela.
    “Ya ada apa, Bu?”, tanyaku.
    “Tidak ada apa-apa kok, Pak. Hanya saja rasanya kita sudah lama tidak pernah bertemu”, katanya.
    “Betul sekali, Bu. Kebetulan saja saat ini sebetulnya saya ada perlu dengan Pak Ronny tentang masalah bisnis kami, Bu”, kataku.
    “Ada yang bisa saya bantu, Pak Bima?”, tanya Hanny serius.
    “Mmmm.. Kayaknya tidak ada, Bu. Terima kasih..”, kataku lagi.
    “Sekarang Pak Bima sedang dimana?”, tanyanya kian melebar.
    “Saya sedang di jalan, Bu. Tadinya mau ke rumah Ibu. Tapi ternyata Pak Ronny tidak ada di rumah..”, kataku seadanya.
    “Kesini saja dulu, Pak Bima!”, ajak Hanny.
    “Gimana, ya?”, kataku ragu.
    “Ayolah, Pak Bima.. Teman suami saya berarti teman saya juga. Please..”, pintanya.
    “Baiklah, saya akan mampir sebentar..”, kataku setelah berpikir sejenak.
    “Oke.. Saya tunggu, Pak Bima. Bye”, kata Hanny sambil menutup telepon.

    Segera aku menuju ke rumah Ronny, teman bisnisku. Di teras sebuah rumah di kawasan Cipinang Indah, tampak seorang wanita tersenyum ketika aku mendekat, itulah istri temanku yang bernama Hanny. Aku biasa memanggilnya dengan Ibu Hanny. Umurnya sekitar 37 tahun, wajah lumayan enak dipandang. Kulit putih, postur tubuh sedang saja.

    Yang membuatku suka adalah tubuhnya yang sexy terawat. Aku kenal dia sekitar satu tahun yang lalu ketika aku mengantar Ronny suaminya, pulang dari urusan bisnis. Sejak pertemuan itu kami masih seing bertemu. Dan memang dalam pertemuan-pertemua itu mataku dan mata bu Hanny sering bentrok tanpa setahu suaminya. Dan kerlingan matanya kadang mengandung birahi terpendam.

    Bahkan pernah ketika aku nekat mengedipka mata…ia membalasnya dengan dengan menggigit bibir bawanya dengan gaya yang nakal… Tapi itu semua berlalu…

    Sampai suatu ketika…

    “Silahkan masuk, Pak Bima”, katanya sambil membuka pintu rumahnya.
    “Terima kasih”, kataku sambil duduk di ruang tamu.
    “Mau minum apa, Pak?’, tanyanya sambil tersenyum manis.
    “Apa saja boleh, Bu..”, jawabku sambil membalas senyumannya.
    “Baiklah..”, katanya sambil membalikkan badan dan segera melangkah ke dapur.

    Mataku tak berkedip melihat penampilan Hanny pagi itu. Dengan memakai kaos tank-top serta celana pendek ketat/hot span, membuat mataku dengan jelas bisa melihat mulusnya punggung serta bentuk dan lekuk paha serta pantat Hanny yang bulat padat bergoyang ketika dia berjalan. Bu Hanny ini benar-benar semok….

    “Maaf kelamaan..”, kata Hanny sambil membungkuk menyajikan minuman di meja. Saat itulah dengan jelas terlihat buah dada Hanny yang besar. Darahku berdesir karenanya.
    “Silakan diminum..”, katanya sambil duduk.

    Kembali mataku selintas melihat selangkangan Hanny yang jelas menampakkan menggembungnya bentuk memek Hanny.

    “Iya.. Iya.. Terima kasih..”, kataku sambil meneguk minuman yang disajikan.
    “Sudah lama sekali ya kita tak bertemu..”, kata Hanny membuka percakapan.
    “Betul, Bu. Sudah sekitar enam bulan saya tidak kesini..”, jawabku.
    “Senang rasanya bisa bertemu Pak Bima lagi..”, kata Hanny tersenyum sambil menyilangkan kakinya

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah Kembali mataku disuguhi pemandangan yang indah. Bentuk paha indah dan sekal-padat Hanny membuat darahku berdesir kembali. Ini perempuan kayaknya bisa juga.., pikiranku mulai kotor.

    “Hei! Pak Bima lihat apa?”, tanya Hanny tersenyum nakal ketika melihat mataku tertuju terus ke pahanya.
    “Eh.. Mm.. Tidak apa-apa, Bu..”, jawabku agak kikuk.
    “Hayoo.. Ada apa?”, kata Hanny lagi sambil tersenyum menggoda dan kerlingan matanya menatapku.

    Aku suka tatapan matanya yang terkesan binal.

    “Saya suka lihat bentuk tubuh Ibu, jujur saja..”, kataku memancing.
    “Memangnya kenapa dengan tubuh saya?”, tanyanya sambil matanya menatap tajam mataku.
    “Mm.. Nggak ah.. Nggak enak mengatakannya..”, jawabku agar dia penasaran.
    “Tidak enak kenapa? Ayo dong Pak Bima..”, katanya penasaran.
    “Sudah ah, Bu.. Malu sama orang.”, kataku sambil tersenyum.
    “Iihh! Pak Bima bikin gemes deh..”, katanya sambil bangkit lalu menghampiri dan duduk di sebelahku.

    Aroma tubuhnya benar-benar membangkitkan birahi…

    “Saya cubit nih..! Ayo dong katakan apa?”, katanya sambil mencubit pelan tanganku.
    “Yee.. Ibu ternyata agresif juga ya?!”, kataku sambil tertawa.
    “Tapi suka, kan?”, katanya nakal dan manja.
    “Iya sih..”, kataku mulai berani karena melihat gelagat Hanny seperti itu.
    “Kalau begitu, ayo dong Pak Bima kasih tahu ada apa dengan tubuh saya?”, tanya Hanny agak berbisik sambil tangannya ditumpangkan di atas pahaku. Markas Judi Online Dominoqq

    Aku tak menjawab pertanyaannya, hanya tersenyum sambil mataku tajam menatap matanya.

    “Ihh, kenapa Pak Bima tak mau jawab sih?”, suara Hanny berbisik sementara matanya menatap mataku.

    Beberapa saat mataku dan mata Hanny saling bertatapan tanpa bicara. Sedikit demi sedikit kudekatkan wajahku ke wajahnya. Terdengar jelas nafas Hanny menjadi agak cepat disertai remasan tangannya di pahaku ketika bibirku hampir bersentuhan dengan bibirnya.

    “Tubuh Ibu seksi..”, bisikku sambil menempelkan bibirku ke bibir merahnya.
    “Ohhh…mmmmhh..”, desahnya ketika kukecup dan kulumat perlahan bibirnya.
    “Pantatmu bahenol Bu Hanny…”kataku smbil tanganku meremasi pantatnya.
    “Nggghhhh…”Bu Hanny mendesah.

    Ia melepas bibirnya, lalu mendesakku makin rapat. Bibirnya terbuka…lalu melumat mulutku dengan liar. Ia memutar-mutar mulutnya dan sambil mendesah ia memaguti bibirku.

    Tak kusangka nafsu Bu Hanny begitu liar dan panas. Lumatan bibirku dengan sangat panas dan liar dibalas dengan pagutan yang lebih liar lagi. Lumatan bibir, hisapan dan permainan lidahnya benar-benar membuatku bergairah. Apalagi ketika tangan kiri Bu Hanny dengan berani langsung memegang dan meremas celana bagian depanku yang sudah mulai menggembung. Tangan kanannya dengan lembut memegang belakang kepalaku dan meremasi rambutku.

    “Mmhh..”, desahnya ketika tanganku mulai meraba buah dadanya yang cukup besar menantang.

    Kamu secara bersama-sama melepaskan bibir kami yang berpagut ketat…Lalu seperti dikomando kami saling menjilat leher… Di sela kilatanku di lehernya kudekati kupingnya lalu aku berbisik…”Ohh…bu…susumu montok…”desahku. Aku begitu intens meremasi susunya.

    “MMhhhh…..mmm suka iyah…mmm…”desahnya di kupingku. Ia begitu liar menciumi dan menjilati leherku. Kadang ia mengigitnya lembut.

    Lalu di sela-sela jilatanya di leherku ia berbisik di telingaku…”Kita pindah ke kamar saja, Pak Bima..”, bisiknya. Ia melepaskan bibirnya. Matanya memandangi ku dengan nakal sambil tangannya meremasi kontolku….Ia memandangiku penuh birahi…”Kita ke kamar…aku mau ini…aku mau kontol ini….”desahnya pelan sambil meremasi kontolku dan memandangi mataku dengan tatapan penuh birahi mesum.

    Aku tak sanggup menahan nafsuku. Kukelurkan lidahku lalu kujilati bibirnya yang tersenyum mesum itu….

    “Hmmmhhh…..”desahku sambil mengusap lengannya dan mengajaknya bangkit.

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah Segera kuikuti Hanny ke kamarnya sambil sesekali memegang dan meremas pantatnya. Di dalam kamar. Hanny tanpa segan lagi langsung melepas semua pakaiannya hingga dengan jelas aku bisa menyaksikan betapa seksinya tubuh dia. Aku suka buah dadanya yang cukup besar dengan puting susu kecil berwarna agak coklat.

    Apalagi ketika melihat memeknya yang dihiasi bulu yang tak terlalu banyak tapi rapi.

    “Ayo dong lekas buka pakaiannya..”, kata Bu Hanny ketika melihatku belum membuka pakaian.
    “Tubuh Ibu sangat bagus…pinggul ibu sungguh bahenol dan padat..”, kataku tersenyum sambil membuka pakaianku.
    “Apa yang Pak Bima suka?”, tanya Hanny sambil menghampiri dan membantu membuka pakaianku.
    “Saya suka ini..”, kataku sambil meremas buah dadanya lalu meraba memeknya.
    “HHHHmmm, nakal..!!”, katanya sambil memegang dan mengelus kontolku yang sudah mulai tegang.

    Kurengkuh belakang kepalanya lalu segera kulumat bibirnya, Hanny pun segera membalas lumatanku sembari tangannya makin keras meremas kontolku.

    “Uhh..”, desah Hanny ketika tanganku meremas buah dadanya dan sesekali memainkan puting susunya.

    Sambil berdiri kami berciuman dan saling raba apa pun yang mau diraba, saling remas apapun yang mau diremas. Sampai beberapa saat kemudian, kudorong dan kurebahkan tubuh mulus telanjang Hanny ke atas ranjang.

    “Oww.. Pak Bima! Enakkhh..”, desah Hanny keras ketika bibirku menyusuri belahan memeknya sementara tanganku memegang dan meremas buah dadanya.
    “Ohh.. Ohh..jilatanmu…”, jerit Bu Hanny sambil menggelinjang ketika lidahku menjilati kelentit dan lubang memeknya bergantian.

    Tubuh Bu Hanny makin bergetar dan melengkung ketika sambil kujilat kelentitnya, kumasukkan jariku ke lubang memeknya. Terasa di jariku jepitan-jepitan pelan lubang memeknya ketika jariku kukeluarmasukkan perlahan.

    “Oohh..”, jerit Bu Hanny makin keras serta dengan keras menjambak kepalaku dan mendesakkan ke memeknya.
    “Aku mau keluarrhh, Bimahh..”, jerit Bu Hanny sambil menggerakan dan mendesakkan memknya ke mulutku.
    “Oohh!! Nikmaatthh..!!”, jerit Hanny ketika mendapatkan orgasme, lalu tubuhnya melemah. Aku bangkit lalu kutindih tubuhnya.
    “Bagaimana rasanya, Bu?”, tanyaku sambil mengecup bibirnya.

    Hanny tidak menjawab pertanyaanku, tapi membalas kecupanku dengan lumatan ganas walau mulutku masih basah oleh cairan memeknya sendiri.

    “Gantian, Pak..”, kata Hanny sambil tersenyum lalu bangkit.
    “Mm.. Enak, Bu..”, kataku ketika kontolku dikocoknya sambil sesekali Hanny menjilat kepala kontolku.
    “Uhh..”, desahku ketika terasa mulut dan lidah Hanny dengan hangat melumat dan menghisap kontolku.

    Jilatan dan hisapan Hanny sangat terasa nikmat. Sangat lihay sepertinya Hanny dalam hal ini. Apalagi ketika lidah Hanny dengan tanpa ragu menjilat lubang anusku berkali-kali sembari tangannya tak henti mengocok kontol. Apalagi ketika ujung jarinya dimasukkan ke lubang anusku, lalu mulutnya tak henti menjilat dan menghisap kontolku.

    “Hannyyy.. Enakk bangett..”, kataku sambil terpejam lalu memegang kepalanya.

    Kemudian kugerakkan kontolku keluar masuk mulutnya.

    “Uhh.. Enak sekali, Han..”, kataku sambil meremas rambut Hanny.
    “Sudah deh.. Naik sini!”, pintaku. Hanny menurut.

    Setelah menghentikan hisapannya, dia segera bangkit lalu segera naik ke atas tubuhku. Kemudian dengan satu tangan dipegang kontolku lalu diarahkannya ke lubang memeknya. Bless.. Tak lama memeknya sudah mulai digerakkan ketika kontolku sudah masuk.

    “Sudah lama saya memimpikan bisa bersetubuh dengan Pak Bima..”, kata Hanny sambil tetap menggerakan pinggulnya turun naik di atas kontolku.
    “Memangnya kenapa, Bu.. Mhh..”, kataku sambil meremas kedua buah dadanya yang bergoyang seiring gerakan tubuh Hanny yang bergerak turun naik dengan cepat.
    “Mmhh.. Karena.. Mmhh.. Karena sejak pertama kita bertemu, saya sudah suka dengan Pak Bima. Saya tertarik pada Pak

    Bima.. Mmhh..”, kata Hanny sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum lalu membalas kecupannya sambil meremas pantatnya.

    “Ohh, Pak Bima.. Enak sekali rasanya..”, bisik Hanny sambil mempercepat gerakannya.
    “Ohh.. Sayaanngg.. Ohh..”, jerit Hanny sambil tubuhnya bergerak makin cepat seperti meronta. Sampai akhirnya, serr! Serr! Serr! Hanny mencapai orgasme.
    “Ohh..”, jerit Hanny sambil mendekap erat tubuhku sambil mendesakkan memeknya ke kontolku. Tubuhnya bergetar dan meronta merasakan nikmat yang amat sangat.
    “Ohh.. Pak Bimay.. Enak sekali..”, bisik Hanny sambil mengecup bibirku. Aku tersenyum sambil membalas kecupannya.
    “Mau posisi apa, sayang?”, tanya Hanny sambil tetap berada di atas tubuhku.
    “Posisi kesukaan Ibu Hanny apa?”, aku balik bertanya.
    “Doggy style.. Mau?”, tanya Hanny sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.
    “Whatever you want..”, jawabku.

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah Hanny bangkit lalu mulai nungging di pinggir ranjang. Tampak jelas memeknya merekah merangsang.. Segera kuarahkan kontolku ke lubang memeknya, lalu bless.. Bless.. Aku mulai memompa kontolku dalam-dalam di memeknya. Rasanya sangat nyaman dan nikmat.

    “Ohh.. Enak banget memekmu Bu Hanny…oh enaknya mengentotimu bu Hanny..”, kataku sambil meremas pantat Hanny.
    “Mmhh.. Ohhh pak Bima…enotanmu enak…ohhh kontolmu dalem banget masuk dalammemekku…Oh..entotin…masukin sedalamnya sayang…ahhh….”, erang Bu Hanny sambil menoleh ke arahku, sementara pantatnya digoyang dan diputar mengimbangi pompaan kontolku.
    “Remasshh.. Remass susuku, Pak Bimay..”, desah Hanny sambil meremas buah dadanya sendiri.

    Aku pun segera menuruti kemauannya. Sambil memompa kontol, tanganku segera memegang, meremas buah dada dan memainkan puting susu Hanny bergantian.

    “Ohh.. Ohh.. Nikmaatthh..”, jerit lirih Hanny sambil memegang tanganku yang sedang meremas-remas buah dadanya….”OOhhh…rasanya kontolmu makin keras dan besar dalam memekku…oh…setubuhi aku…oh entotanmu…oh enaknya…”

    Lalu kembali kami merubah posisi. Ia langsung rebah mengangkang di ranjang… memeknya yang tembem benar-benar terlihat enak untuk di entot. Aku arahkan kontolku ke lobang memeknya…lalu….

    “”Ahhhhh,,,,,….OOOOhhhh…..”kami mendesah bersamaan ketika kontolku masuk dalam memeknya.

    Ia merangkul bahuku lalu menjilati leherku..dan berbisik “Ohhhh…entotanmu enak….kontolmu besar dan panjang….ohhh….dalam sekali pak…”

    Aku tak kalah liar menjilati lehernya…dan kubalas bisikannya…

    ” Memek ibu Hanny tebal..memek ibu enak dientot…kntolku keenakan Bu…”

    Kami terus berpacu di ranjang yang biasanya ia pakai tidur dengan suaminya itu. Lalu tiba-tiba ia merangkulku ketat. Tangannya meraih kepalaku…

    “Pak Bima…”desahnya.

    Aku mengangkat kepalaku..lalu memandangi wajahnya…Ia menyentuh bibrku dengan bibirnya tetapi hanya sentuhan-sentuhan pelan…bibir kami bergesekan seirama goyangan pinggul kami yang saling menggenjot…

    “Ohhh..Pak Bimahh…aku bisa ketagihan dientoti kontolmu pak,,,ohh…enak pak…” Kedua tangannya berada di belakang kepalaku.

    Bibir kami bergesekan pelan…

    “Aku juga bu Hanny….enak sekali mengentoti memek bu Hanyy….aku juga pasti ketagihan ngentot sama bu Hanny…”
    “Ohhh..pak aku ketagihan kontolmu…”
    “Ohh bu Hanny aku ketagihan memekmu…”

    Genjotan pinggul kami makin lama semakin ketat dan cepat…

    “Ohh…bu Hanny…aku akan ketagihan ngentot sama bu Hanny…”desahku.
    “Ahhh…ohhh…aku mau setiap waktu ngentot sama pak Bima…kalau perlu tiap hari Pak Bima datang aja…kita bisa ngentot terus pak…ohhh…””

    Ketika entotan-entotan kami semakin liar…dan nafas kami makin panas tak teratur…tiba-tiba ia menahan pinggulku…kami lalu begerak pelan…ia meraih kepalaku…bibirnya menjilati bawah kupingku…sambil saling menggenjot perlahan ia berbisik pelan…

    “pak Bima…aku lagi subur pak…”

    Aku kaget mendengar bisikanyya yang penuh birahi…”Oh bu Hanyy…”desahku. Lalu akupun mulai memompa memek bu Hanny dengan entotan yang dalam. Aku meregangkan pahaku agar tusukan kontolku yang besar dan panjang makin dalam.

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah

    “Tekan kontolmu panjangmu sedalamnya pak…ohhh…iya gitu pak…masukin dalam-dalam pak..ohh..gitu…oh… iya tekan terus”
    “Oh…pak…ohhh…masuki rahimku…masukkan kepala kontolmu dalam rahimku…oh gitu…okkkkhhh…pakkk…ohh….”
    “Ohhh…bu Hanny aku keenakan bu…oh…kontolku rasanya mentok bu…oh…enaknya bu….ohhhh…bu…Bu hanny…maniku juga lagi banyak bu….udah tiga minggu aq tidak ngentot sama istriku bu…oookkkhhh…bu…”
    “Oookkkkhhh pak…oh…pak…aq suka pak…aku suka manimu banyak pak…”

    Lalu tiba-tiba aku merasa kontolku diperas dan dihisap lobang memek bu Hanny…

    “Oookkkhhh…..bu…oookkkkhhh…”erangku tak kuasa menahan nikmat.
    “Iya sayang…okhh.pppak…enaknya…”
    “Ohh.. enak sekali, sayang..”, kataku sambil mempercepat gerakan kontolku karena sudah mulai terasa ada sesuatu yang ingin keluar seiring rasa nikmat yang aku rasakan.
    “Buuuu…aku mau keluar bu…”
    “Keluarkan saja di dalam memekku, sayang..semprot rahimku yang subur ini,,,,aaaa pak Bima…”, kata Hanny sambil mempercepat goyangan pantatnya.
    “Ohhh akan kusembur rahimmu yang subur ini bu Hanyy…aku akan semprot maniku sebanyak-banyaknya dalam rahimmu bu…ooohhh…ohhh…bu…ohhh bu Hanny..aku akn membuatmu hamil bu Hanny…aku akan membuntingim bu Hanny…oookkkhhhh…”
    “Iya pak…entoti…okkhhh…entotin memekkku…okk..pak Bima…keluarkan manimu sebanyaknya….sirami rahimku…oh…hamili aku….entoti sampai aku bunting pak Bima…aku pasti hamil oleh manimu…oookkkhhh….aku rela bapak entot sampai hamil…”

    Kupercepat kontolku keluar masuk memeknya sambil meremas buah dadanya, lalu tak lama kemudian kudesakkan kontolku ndalam-dalam ke memeknya.. Croott! Croott! Croott! Air maniku menyembur sangat banyak di dalam memeknya seiring rasa nikmat dan nyaman kurasakan. Aku terus desakkan kontolku dalam-dalam ke dalam rahim bu Hanny sambil kukerahkan otot dan nafasku agar maniku keluar sebanyak-banaykanya… sampai kurasakan air maniku habis keluar….Aku lakukan semua itu sambil menjilati bibirnya….

    “OOkkkkkhhh…Pak Bima banyak sekali spermamu…oohhh….rahimku merasa hangat oleh manimu…ookkk…semprot terus pejuhmu yang banyak….aaahhh iya…oookkkhh iya..”, kata Bu Hanny sambil meliukkan pinggulnya..

    Aku merasa lobang memeknya meremasi dan menghisap batang kontolku…kepala kontolku serasa diemut-emut oleh memknya…Bu Hanny seolah ingin memeras spermaku sebanyak-banyaknya..

    “Okkkhhhh….aku juga keluar pak….”desahnya…
    “Okkhhh..pak bima…aku enak pak…aku paus pak…akkkhh…enaknya pak…”

    Lalu ahkhirnya irama pergelutan badan kami berhenti…Ia mendesah dan memeluk kepalaku dalam dadanya…
    Nafas kami memeburu…. Lalu bisikkanya terdengar lirih…

    Cerita Sex Penuh Dengan Gairah “Kontol pak bima enak…kontolmu besar dan panjang pak…aku suka ngentot sama pak Bima…”
    “Ibu juga hebat, memek ibu tebal dan tembem…susumu besar bu…tubuh Bu Hanny semok…memek ibu enak dientot..”, kataku lirih.
    “Kapan pun Pak Bima mau, aku mau dientoti pak Bima….aku suka birahimu pak Bima…Kontol pak bima besar dan panjang…aku bisa ketagihan ngentot sama pak Bima..”, kata Hanny sambil tersenyum lalu mengecup bibirku.
    “Aku juga suka sama bu Hanny…aku juga suka birahi dalam tatapn matamu bu…aku juga suka ngentoti ibu kapan saja…oohhh….”, kataku sambil mengusap punggung telanjangnya.
    “Saya mau mandi dulu, Pak Bima.. Mau ikut?”, tanya Hanny manja sambil bangkit dan turun dari ranjang.
    “Mandi bareng wanita cantik siapa yang mau nolak?”, kataku sambil bangkit pula.
    “Ihh! Genit!”, katanya sambil mencubit tanganku.
    “Kalau sudah kena air dingin, bisa ada ronde kedua dong..”, bisik Hanny sambil memeluk tubuh telanjangku.
    “Siapa takut..”, jawabku sambil mengecup bibir ranumnya.

    Hanny, saya sayang kamu.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Vidio bokep Ava Taylo anak sekolahan pertama kali ngentot threesome

    Vidio bokep Ava Taylo anak sekolahan pertama kali ngentot threesome


    2223 views

  • Video bokep ketika cewek kumpul bareng dan pamer toket

    Video bokep ketika cewek kumpul bareng dan pamer toket


    1906 views

    Situs Poker Online

  • Video Bokep Ayumi Shinoda pakai pakaian tradisional jepang

    Video Bokep Ayumi Shinoda pakai pakaian tradisional jepang


    2264 views

  • Beautiful MILF Kanade Otowa Sucks And Jerks Him in POV

    Beautiful MILF Kanade Otowa Sucks And Jerks Him in POV


    2084 views

  • Cerita Sex Sahabat Suami

    Cerita Sex Sahabat Suami


    4611 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sahabat Suami ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSaat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

    Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

    Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
    Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

    Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

    Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan. Agen Maxbet

    Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

    Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

    Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
    Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

    Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

    Cerita Sex Sahabat Suami Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

    Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

    Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

    Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

    Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

    Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

    “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

    Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

    “Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

    Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

    “Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

    “Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

    “Aku sangat malu.” katanya kemudian.

    “Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih. Agen Judi Maxbet Terpercaya

    Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

    Cerita Sex Sahabat Suami Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

    “Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

    Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

    “Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

    “Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

    Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

    “Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

    Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

    Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

    Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
    Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

    “Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

    “Sentuhlah!”

    Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

    Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

    Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

     

    Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

    Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

    Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

    Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

    Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

    Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

    Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

    Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

    Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

    Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

    Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

    Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

    Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

    Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

    Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

    Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

    Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

    Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

    Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

    Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

    Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

    Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

    Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

    Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

    Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

    Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

    Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

    Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

    Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

    Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

    Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

    Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

    Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

    Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

    Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

    Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

    Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

    Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

    Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

    Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
    Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

    Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

    Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

    Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

    Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

    Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

    Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

    Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

    Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

    Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

    Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

    Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

    “Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

    “Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

    “Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

    Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

    Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

    Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

    Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

    Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

    Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

    Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

    Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

    Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
    Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

    Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

    Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

    Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

    Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

    Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

    Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

    Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

    Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

    Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

    Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

    “Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

    Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

    Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

    Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

    Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

    Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

    Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

    Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

    Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

    Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

    Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

    Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

    Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

    Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

    Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

    Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

    Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

    Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

    Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

    Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

    Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

    Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

    Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

    Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

    Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

    Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

    Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.

    Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

    Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
    Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

    Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

    Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

    Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

    Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

    Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

    Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

    Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

    Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

    Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

    Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

    Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

    Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

    Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

    “Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

    Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

    Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
    Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

    Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

    Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

    Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

    Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

    Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

    Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

    Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

    Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

    Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

    Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

    Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

    Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

    Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

    Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

    Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

    “Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
    Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

    Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

    Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

    Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

    Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

    Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

    Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

    Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

    Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

    Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

    Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

    Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

    Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

    Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

    Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.
    Dhika turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Aku Ngentot Dengan Ayahku

    Kisah Memek Aku Ngentot Dengan Ayahku


    4847 views

    Duniabola99.com – Namaku adalah Regina, orang di rumah biasa memanggil ku Egin, demikian juga teman-temanku . Aku mempunyai postur tubuh yang lumayan tinggi, 170cm dengan berat 59 kg. Banyak yang bilang kalau aku memang seksi, montok dan menggemaskan. Karena memang kalau dilihat ukuran payudaraku yang juga besar, 36c. Umurku sekarang 25 tahun, sudah menjadi seorang wanita yang cukup matang. Namun aku memutuskan untuk belum menikah. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta milik papiku di daerah Sudirman, Jakarta. Sudah 2 tahun aku bekerja di sana, sebagai general manager, yang membawahi sekitar 35 karyawan.


    Cerita ini berawal sekitar 7 tahun yang lalu, waktu itu aku kuliah semester 1 Beginilah kisahku….
    Semuanya ini berawal dari kehidupan keluargaku yang boleh di bilang berantakan….Papiku seorang pengusaha yang sukses…bergerak di bidang property yang cukup terkenal di Indonesia. Dia seorang yang gila kerja tetapi juga gila wanita, sehingga sepertinya beliau banyak memiliki wanita simpanan. Sedangkan mami selalu sibuk dengan kegiatan sosial, karena mami juga adalah seorang yang sangat aktif di sebuah partai yang bonafit. Dan tidak jarang aku memergoki mami sedang asyik bercanda mesra di handphonenya. Pernah satu kali aku, secara tidak sengaja membaca sms di handphone mamiku, isinya membuat aku jadi jijik, karena ternyata sms itu dari pacar-pacarnya. Yang paling membuatku tambah kesal setelah ku selidiki pacar-pacar mami itu adalah pemuda-pemuda yang biasa kita kenal dengan istilah gigolo. Hancur hatiku melihat semuanya ini terjadi dalam keluargaku.

    Hingga pada suatu malam, di saat aku tidur dalam kamarku aku merasakan ada sesuatu yang menggerayangi tubuhku. Awalnya aku merasa seperti ada binatang yang merayap dari ujung rambutku sampai ujung kaki, lalu akhirnya naik lagi dan berhenti di sekitar selangkanganku, antara sadar dan tidak aku membuka mataku, dan alangkah kaget nya aku setelah kulihat papi dengan tubuh tanpa selembar benang pun sedang mengelus-elus celana dalam ku sementara tangan kanannya sedang mengocok penisnya sendiri.

    Sambil berteriak aku berkata
    “paappiii….apa yang sedang papi lakukan???, tenang sayang jangan berteriak nanti semua orang bangun…., kata papiku.
    Sambil aku membereskan dasterku yang sudah berantakan, sementara papiku masih terus mengocok penisnya yang besar dan berurat itu.
    Lalu papiku berkata
    “ayo puaskan papi sayang….sudah lama papi melihat pertumbuhan badanmu yang semakin seksi….”.


    Sementara aku menjadi bengong dengan semua yang telah ku lihat, juga melihat sifat liar papi, aku juga mulai melirik ke arah penis papi yang menurutku sangat besar itu. Karena di banding dengan penis pacarku, penis papi jauh lebih besar dan panjang. Terus terang aku juga belum pernah merasakan apa yang namanya ML, aku dan pacarku hanya sebatas pegang-pegang alat kelamin saja…..tidak lebih dari itu, karena aku sangat takut untuk melakukan hal2 yang aku anggap tabu , maklum usiaku masih 18 tahun waktu itu.
    Lalu papi mulai meraba-raba ku lagi,

    “ayo sayang jangan takut, buka daster mu yuuuu….”.
    “tidak…seharusnya papi tidak berbuat ini….akukan anak papi sendiri….darah daging papi….!!!”.

    Lalu terhirup aroma minuman keras dari mulut papi, begitu kencangnya sehingga rasanya kamarku di penuhi aroma itu. Dan akupun segera tahu kalau papiku sedang mabuk berat dan disergap oleh nafsu birahi yang tak terbendung lagi.

    “Papi kan bisa melakukannya dengan mami atau wanita2 lain yang bisa papi bayar”, kataku.
    “Ach…mamimu sudah tidak perduli dengan papi, dan juga papi bosan dengan wanita2 itu, papi kepingin mencicipi kamu sayang….., balas papi.
    Antara bingung dan marah (namun dalam hatiku kagum melihat penis sebesar itu) akupun tidak tahu harus berbuat apa….akupun berkata
    “nanti kalau ketahuan mami atau orang lain bagaimana???”.
    “ach…..perduli setan dengan mereka semua……


    Sambil tangan nya yang kekar itu menarik tubuhku, papi mulai mencium bibirku dengan nafsu yang sudah membakarnya, dirobeknya daster ku hingga tubuhku hanya dibalut bra dan celana dalam saja. Aku pun tak kuasa melawan tenaga papiku yang begitu besar, walaupun aku sudah mencoba, namun sia saja, papiku malahan tambah liar karena melihatku meronta ronta….
    Akupun hanya bisa pasrah dan menangis saat papi menarik bra dan celana dalam ku, hingga sekarang tubuhku benar2 telanjang bulat.

    Papi pun mulai menjilat jilat puting susuku, sambil tangannya memainkan vaginaku. Dari yang tadinya aku meronta ronta, sekarang sedikit demi sedikit aku mulai menikmati permainan papi.

    “sshhhh….aaaaachhh…..ooooowwww…”
    “tttteeeerrruuuuusss……oooooohhhhh….” desahku.

    Akupun mulai di kuasai oleh nafsu yang bergerak perlahan menjalari tubuhku. Sementara papi dengan rakusnya mulai menjilati vagina ku, dan sesekali menghisap klitoris ku. Dan tangan ku pun mulai mencari cari rudal papi. Ku kocok pelan-pelan sambil mengimbangi serangan papi. Saking besarnya hingga tangan ku tidak muat lagi untuk menggenggam rudal papi.

    ” Ayo gin terus kocokin kontol papi…..
    ” sssssshhhh……aaahhhhh…..

    Dan akhirnya papi pun mengakhiri jilatan jilatannya dan kaki ku ditariknya, sambil berjongkok dia pun memegang batang penisnya dan langsung mengarahkan ke lubang vagina ku.

    ” papi nanti kalau egin hamil bagaimana???
    ” gampang nanti kita gugurin aja…..
    ” tapi egin belum pernah begini…..pelan2 ya….
    ” iya sayang ini juga pelan2….

    Papi mulai menempelkan penisnya di bibir vagina ku….

    ” aauuuuwwww…..sakit pi…….
    ” cuma sebentar sakitnya sayang…..abis itu pasti enak banget….
    Dia pun mulai menekan lagi….
    ” bless….ssrreeet…….ssrreeettt……
    ” oooouuuuwww…..pppaaaapppppiiiiiiii…….


    Akupun berteriak sekencang-kencangnya, tanpa perduli ada yang mendengar atau tidak. Papi pun mulai menggenjot tubuhku. Lama kelamaan aku pun tidak merasakan sakit lagi….tapi kenikmatan yang tiada taranya…..dan aku merasa penis papi memenuhi seluruh rongga rahimku. Akupun mulai mengikuti irama goyangan papi dengan menggoyang pantat ku ke kiri dan ke kanan.

    ” ssssshhhhh…aaaacchhhhh……ooooooohhhh….
    ” eeennnaaakkkk ssseeeekkkaaallllii ppaaapppp….
    ” ooooohhh……aaahhhh…..yyeeessss…..terus goyang sayang…..
    ” ppeeegggaannggg pppannntttaattt pppappi…..saaayaaannngg…
    ” oooohhhh….ttterrrruuussss……gggiiinnn…….

    Mulut papi mengulum-ngulum puting susuku, dan sesekali menjambak rambutku…..akupun sudah terbakar oleh birahi yang menyala-nyala…tidak sadar kalau lelaki yang sedang menyetubuhiku adalah papiku sendiri.

    ” pi…egin mau di atas ya….
    ” iya sayang…., sambil menghentikan genjotannya dan berbaring di sisiku
    Akupun mulai menaiki tubuh papiku yang sudah basah oleh keringat kami berdua. Dan aku mulai mengarahkan rudal papi ke lubang vaginaku…..
    “blesssek….oooohhhh…..

    Masuklah seluruh penis papi ke dalam vagina ku yang mungil. Tapi aneh, sekarang sudah tidak sakit lagi seperti pertama papi menusukkan penisnya tadi. Akupun mulai bergerak naik turun dan goyang ke kiri dan ke kanan, sambil kedua tangan papi meremas remas susuku.

    ” ahhhhh…ahhhhh…yyyeeeaahahhh……
    ” teeeruuuus…..gggooyyyaannnggg….sssayyyyaaannng g….
    ” aaaaahhhh….aaaahhhh…….aahhhh…ppppaaaappppi iii…..
    ” aaayyyyyoooo…..ssssoooodooookkkk….ppppiiii…. .
    ” yyyaaannngggg….kkkeeennncceeeenngg….oooohhhh.. ..


    Gerakanku semakin tidak beraturan dan mulutku meracau hebat…..hingga akhirnya ada sesuatu yang mendesak ingin keluar dari dalam tubuhku.

    ” paaaapppiiii….eeegggiiinnn….uuuddaahh….ggaa. …tttaaahhhaannn….
    ” eeeggiiinnn…mmmaaauuu..kkkeellllluuuaarrrr…..

    Papi semakin gencar menaikkan pantatnya menghujam vaginaku….semakin cepat….dan cepat lagi….

    ” taaahhhaannn ssebbenntaarr ssaayaaannggg….
    ” papi jjjugggaa maauuu kkkellluuuarrr…..
    ” kkitaa kkkelluuaarriinnn ssaaammaa ssssaaammmaa yyayaaa…..
    ” ahhhh…..aaahhh….ahhhhh…aahhhh
    ” yyeeess…..yyeesss….
    ” aayyoooo….ssaayaaannggg….pppaaapppiii…kkkell llluuuaarr….
    ” cccrrootttzzzz….crooottssss…..ccrrotttsss…..
    ” eeeegggiinnnn jjjuuugggaaa kkkellluuuarrr pppaaapp……
    ” ssrrreeettt….srrreeeetttzz……aaaahhhhhhhh….

    Papi langsung membalikkan tubuhku dan menekan penisnya sambil mendekap tubuhku sekuat tenaga, begitu pun aku membalas memeluk tubuh papi, sampai aku merasa melayang di awan2. Tak terasa sudah 35 menit berlalu, waktu sudah menunjukkan pukul 3 lewat 10 menit, kami bertempur dengan hebatnya, sehingga ranjangku pun basah oleh peluh kami.


    ” kamu hebat sayang….” kata papi.
    ” papi ga sangka….
    ” iya tapi papi mau perkosa egin tadi…
    ” maafin papi ya…
    ” iya….tapi papi janji mau beliin egin apa aja yang egin minta…
    ” iya papi janji sayang…..

    Sambil mengecup keningku papi pun keluar dari kamar ku, dan aku pun menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku dengan siraman air hangat….

    Setelah itu aku dan papi selalu mengulangi perbuatan ini kapan saja dan dimana saja kami suka, kadang di rumah, di hotel, di kantor papi, di kantor ku, di mobil, dll. Sampai saat ini (aku bekerja di perusahaan milik papi ku) kami pun masih tetap melakukannya, walau usia papi yang sudah hampir 60 tahun, dan tidak ada yang mengetahui perbuatan kami ini termasuk mami. Karena mamipun sibuk dengan gigolo2 nya, kurasa mami pun tahu, tapi dia tidak ambil pusing dengan ulah kami ini. Beginilah kisahku dengan papiku tercinta….

  • Kisah Memek tradisi ngeseks di kamar kost

    Kisah Memek tradisi ngeseks di kamar kost


    2500 views

    Duniabola99.com – Sudah lama aku dan beberapa temanku mengincar sebuah kost putri yang masih baru didaerahku. Daerah dekat kampungku terdapat perumahan yang masih tergolong baru dan tempatnya cukup terpencil ditengah sawah yang kebetulan belum banyak berpenghuni. Hanya ada 5 rumah yang baru dibangun, dan yang ditempati baru satu dan itupun ditempati oleh 4 orang cewek yang kebetulan kost disitu. Kami sering memperhatikan mereka pada saat mereka sering lewat membeli barang kebutuhan dikampungku. Mereka semua cantik cantik dan putih. Belakangan kami mulai mengenal nama nama mereka. Mereka semua berasal dari luar daerah yang baru masuk kuliah semester pertama.


    Suatu malam pada saat aku ,Joni,Bram,Agung sedang minum minuman keras salah seorang cewek penghuni kost yang bernama Tia baru saja melewati kami memakai kaos ketat dan celana pendek. Timbul pikiran jahat dibenakku dan kucetuskan pada teman-temanku.
    “Wah Jon….cakep dan sexi juga ya penghuni kost itu..?” pancingku.
    “iya tuh..sexi banget….wah sayang karena orang kayak kita kan bisanya cuman
    ngeliat aja…”

    Bram pun menimpali ” Bener cewek gitu ga bakalan mau sama orang kayak kita kita Jon..”
    Lalu aku kemabali memancing mereka..”Klo emang ga mau kenapa gak kita perkosa aja sekalian rame-rame..kan bukannya dia juga ga bakalan jadi milik kita….?”
    “Gila loh ….entar dipenjara gimana..?” sahut Agung.
    “Ga bakalan ….. asal tahu caranya bro…” Sahutku
    “Maksud loe gimana jack..?” Tanya Bram.

    Aku mengeluarkan sebuah handycam dari tasku dan beberapa tutup kepala yang memang sudah lama aku siapkan
    “Ini nih jurus ampuh memperkosa tanpa takut dilaporkan kepolisi..mau tahu caranya..?” Aku berkata kepada Agung “Kamu bisa gunakan ini kan..Gung.?” Agung tersenyum simpul dan mengangguk. “Jadi kita gunakan kamera ini saat kita memperkosa mereka dan kita gunakan sebagai ancaman klo mereka berani melapor..!!!!” Dan aksi itupun tak lama akan Dimulai……
    ******
    Waktu menunjukkan pukul 22.30, perlahan kami satu persatu memanjat dinding belakang kost putri yang tidak terlalu tinggi itu. Pelan pelan kubuka pintu dapur yang tidak terkunci dan menuju kedalam pelan pelan diikuti oleh teman temanku. Aku melihat hanya ada 2 motor yang terparkir berarti hanya ada dua penghuni kost saat ini.

    Darahku terkesiap ketika melihat salah satu kamar tidak terkunci dengan pintu sedikit terbuka, aku melihat tia sedang tidur dengan paha mulus putihnya yang terbuka. Aku segera membagi 2 kelompok masing masing dua orang. Aku dan Agung memasuki kamar Tia dan kelompok kedua Bram dengan Joni mengetuk kamar Heni.

    Bram mengetuk kamar Heni perlahan..rupanya Tia terbangun terlebih dahulu karena kamar mereka bersebelahan. namun aku dan Agung sudah bersiap dan segera menempelkan golok dileher Tia. “Diem lo jangan bertingkah..!!!!!!” Tia terkejut dan masih terdiam. “Coba panggil temen kamu yang masih tidur dari sini..!!” wajah Tia pucat dan dengan gemetar memanggil temannya, “Hen…bangun Heniii…tolongin gue Heenn…” panggil Tia dengan suara gemetar. Sementara Bram masih mengetuk kamar Heni.


    Tak lama pintu dibuka dan Bram langsung menyergap Heni sambil menempelkan goloknya pula.Heni terkejut dan langsung pucat, dia tidak berani berteriak.
    “Ringkus dan ikat dia dengan lakban Bram..!! Biar dia menikmati tontonan gratis antara aku dan temannya ha..ha..ha…” perintahku.
    Setelah Heni diringkus oleh kedua temanku, aku segera memakai topengku dan memberi isyarat ke Agung supaya menyalakan handycam.
    Tia semakin pucat dan mulai memohon “Ampun bang …tolong jangan perkosa kami..ini kami ada sedikit uang untuk Abang..ambil semua yang Abang mau tapi tolong jangan perkosa kami bang..” Kata Tia hampir menangis.
    Aku tampar wajah Tia, “Diem loh jangan berisik..!!” lalu mendorong tubuh mungil Tia keatas tempat tidurnya yang indah. Tia mulai terisak, aku tak perduli.

    Aku segera meraih daster tipisnya dan kurobek dengan kasar. Tia mencoba berguling kesamping sambil menutupi daerah dadanya sambil menyembunyikan wajahnya yang manis. Aku segera meraih tubuhnya dan kutelentangkan dengan paksa. Aku membuka silangan tangan didada Tia dan dengan kasar sekali lagi aku merobek BH Tia yang hanya berukuran 32 B.Tampaklah kedua bukit indah yang mungil dengan puting susu yang memerah.
    “Singkirkan tangan elo sekarang atau gua pukul lagi kamu..!!” perlahan lahan Tia menurut. Aku mulai meremas dan menciumi buah dada indah itu, sementara Tia masih terisak.Heni yang terbelenggu dipaksa kedua temanku untuk melihat semua kejadian itu. Aku membuka seluruh pakaianku, dan aku menjambak rambut Tia sehingga wajahnya terangkat.
    “Nih kulum penis gue..awas klo ga mau gue bunuh kamu sekarang juga..!!!” Kataku

    Tia menurut.. Oooh betapa nikmat rasanya ketika mulut mungil berbibir tipis itu mulai mengulum penisku. “Heh..setan!! Awas jangankena gigi elo rasanya sakit tahu…!!!” aku memaklumi karena mungkin Tia baru pertama kali ini mengulum penis seorang cowok. Dan aku segera memaju mundurkan wajah Tia dipenisku dengan menjambak rambutnya. Tanpa membuang waktu lagi aku segera memerintahkan kedua temanku untuk melepaskan Heni dan membuka lakban dimulutnya. Aku memerintahkan Heni supaya masuk keranjang dimana Tia sedang mengulum penisku.
    “Buka bajumu…dan jilat vagina temanmu ini..awas kalau tidak mau menurut gue bunuh kamu sekarang juga..!!’ Kataku. Bram dan Joni terkekeh melihatku.
    “Bisa aja kamu jack..wah wah..wah sekali dapet dua lalat nih ayo terusin jack..!!”
    kata mereka.
    Agung masih menyorot semua kejadian itu dengan handycamku.

    Bram dan Joni mulai melepaskan semua pakaian mereka dan mengocok penis mereka , rupanya mereka juga terangsang melihatku.
    Seperti perintahku setelah aku mengatur posisi sedemikian rupa, heni mulai menjilati vagina Tia dengan ragu-ragu. “Ayo yang mesra jilatin vagina Tia..!! Kalau tidak bisa kupotong lidahmu ..!!” gertakku. Heni menuruti kata kataku. Wajahnya semakin pucat dan hampir menangis. Setelah dia menjilati vagina Tia, rupanya kuluman tia pada penisku mulai kacau, oleh sebab kenikmatan yang ditimbulkanHeni pada vaginanya. Aku tersenyum melihatnya.

    Birahiku segera memuncak dan segera ingin memperkosa vagina milik Tia yang terlihat sempit itu. Kemudian aku menyuruh tia untuk berhenti dan tidur terlentang. Aku menyuruh Heni untuk meletakkan vaginanya diatas mulut Tia.
    “Nah sekarang gantian elo yang jilatin vagina milik Heni..jangan mau enaknya saja ya..!!” Tia pucat tapi dia menurut. wajah Tia terbenam diselangkangan milik Heni sementara mereka semua hanya terdiam ketakutan menuruti perintahku. Aku memposisikan penisku divagina Tia,sambil terus berusaha menyodok vaginanya aku terus meremas dan menciumi buah dada Heni yang berukuran sedang dan indah pula.


    Lubang Tia masih terasa begitu sempit,walaupun terlihat kesakitan dia masih terus berusaha menjilati vagina Heni. Lubang milik Tia sudah basah akibat jilatan Heni tadi, dan Drrrt..drrt..drrt.aku segera memompa memasukkan penisku dalam vagina perawan milik Tia. Sempit sekali rasanya sehingga menimbulkan sensasi nikmat yang luar biasa dipenisku.
    “Aah..tolong sudah bang sakit bang…aduh..sakit bang..tolong…!!” Jerit Tia
    Bram segera mendatangi Tia dan menampar mulutnya ..PLAK..!!!
    “Diem Loe dan jangan coba coba bersuara lagi..!! Jilatin terus mem*k temen kamu itu!!!” kata Bram.
    Air mata Tia tak dapat dibendung lagi menahan perih, dan aku semakin tak peduli. Semakin cepat aku memompa penisku dalam vaginanya, sambil aku terus meremas dan mencium buah dada Heni yang vaginanya masih terus dijilatin oleh Tia.
    Sepuluh menit kemudian …..Crrooot ! spermaku tumpah didalam vagina Tia. Aku mengentikan aktivitas penisku didalam vagina Tia. Terasa berdenyut denyut nikmat dinding vagina Tia. Sementara aku berhenti kini rupanya giliran Heni yang tiba tiba mengejang …rupanya dia juga mengalami orgasme karena jilatan Tia pada vaginanya.

    Melihat hal itu aku jadi kembali terangsang dan penisku bangkit berdiri lagi. Aku menyuruh mereka bertukar posisi. Sekarang posisi Tia ditempati oleh Heni begitu pula sebaliknya. sekarang vagina Tia-lah yang dijilatin oleh Heni. Darah keperawanan Tia masih meleleh dipahanya bercampur spermaku. Aku mmerintahkan Heni untuk menjilati bersih sperma bercampur darahku dipaha Tia. Heni yang ketakutan itu hanya menurut sambil menangis, sesekali terlihat dia seperti mau muntah namun ditahannya.
    “Awas klo elo sampai muntah gue keluarin semua isi perut eloe..ngerti..?” ancamku pada Heni. Gadis itu semakin ketakutan.
    Kini penisku sudah berada dibibir vagina Heni, sementara Heni masih menjilatin vagina milik Tia yang baru saja kehilangan keperawanannya , aku terus mencumbu dan meremas dada Tia.

    vagina Heni rupanya memang lebih sempit, aku sampai kesulitan beberapa kali membobol keperawanan miliknya. Sampai aku akhirnya benar-benar memaksa penisku barulah aku dapat menembus vagina Heni. Jujur saja ketika memerawani Heni penisku agak sakit karena memang vagina Heni lebih sempit dari vagina milik Tia. Setelah beberapa saat setelah penisku berada dalam vagina Heni yang sudah berdenyut dari sejak awal perawannya kubobol, aku mulai menggerakkan penisku maju mundur . Gilaaa…!! vagina Heni lebih nikmat dari vagina Tia karena memang bentuk tubuh Heni lebih kecil dari bentuk tubuh Tia.

    Setengah jam aku memompa vagina Heni sampai akhirnya aku memuntahkan spermaku jauh labih banyak daripada spermaku di vagina Tia. Setelah aku menghabiskan spermaku diliang vagina Heni , aku meyuruh Tia untuk kembali mengulum penisku membersihkan sisa darah keperawanan Heni yang masih melekat di penisku.
    Lalu aku berpaling kepada ktiga temanku yang sudah menunggu dengan telanjang dan masing masing penis yang sudah ngaceng.
    “Bagaimana..?” Tanyaku……”
    “Hebat Jack…….sampai sampai gue ama Joni udah ga tahan niiih…!!!” Kata Bram
    “sabar..sabar dulu ya kalian pasti akan menerima bagian masing masing..”
    “biar mereka bersihkan vagina mereka dahulu ….ya..?” Kataku
    Bram sudah tidak sabar lagi, namun aku mencegahnya.
    “Coba lihat dulu ini…”

    Lalu aku segera memerintahkan kedua gadis itu untuk saling menjilati vagina temannnya hingga bersih.
    Bram tertawa lebar”ha.ha..ha..betul juga maksud elo jack..masa kami dikasih bekas kecap elo…ha..ha..ha”
    Setelah mereka melihat kedua vagina milik Sinta dan Tia sudah terlihat bersih dari spermaku dan ceceran darah keperawanan mereka yang masih menempel dipaha. Bram dan joni segera menyergap dan meperkosa kedua gadis malang itu, dilanjutkan dengan acara bertukar pasangan dan tak ketinggalan pula Agus sang ‘kameramen’ yang merekam semua adegan pemerkosaan itu.


    Setelah hari menjelang subuh kami menguras seluruh harta kedua gadis itu termasuk motor ATM dan nomer Pin serta perhiasan yang tidak sedikit jumlahnya. Maklum sepertinya mereka anak orang kaya. Sebelum meninggalkan mereka aku sempat mengancam, kalau berani amcam-macam, adegan pemerkosaan itu akan kami sebarluaskan. Setelah itu kami semua pergi meninggalkan mereka hingga beberapa bulan lamanya.

    Rupanya rahasia itu masih tersimpan rapi oleh mereka, karena setelah sekian lama kami merantau dan memutuskan untuk pulang kampung ternyata tidak ada tanda tanda bahwa kami dicari oleh pihak kepolisian. Hanya saja Tia dan Heni sudah tidak bertempat tinggal dokostnya lagi, rupanya mereka telah pindah.

  • Video Bokep wanita mencintai wanita threesome

    Video Bokep wanita mencintai wanita threesome


    1803 views

    Agen Sbobet

  • Cerita Sex Si Cantik Meimei Selingkuhanku

    Cerita Sex Si Cantik Meimei Selingkuhanku


    2280 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Si Cantik Meimei Selingkuhanku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Sejak peristiwa sexku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yach biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini.

    Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.

    Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah Meimei teman diana yang tadi dikenalkan.
    “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.
    “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”

    Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan Meimei. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Meimei adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.
    “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
    “Ngomong apaan sih.., serius banget mei…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.
    “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.
    “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Meimei ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Meimei tak antar lagi ketempat ini.
    “Masalah apa mei kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.
    “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.

    Cerita Sex Si Cantik Selingkuhanku Sesekali kulirik paha Meimei yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Meimei tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Meimei akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Meimei bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

    “Ok mei sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Meimei mempersilahkan duduk.
    “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
    Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Ana yang ceplas ceplos itu.
    “Merasakan apaan sih mei?”, tanyaku pura-pura bodoh.
    “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.

    Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Meimei yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Meimei merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.
    “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.

    Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Meimei meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemudian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Meimei kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Meimei berdiri dan duduk disampingku.

    “De…”, sapanya manja.
    Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.
    “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.
    Pelan dan kurasakan bibir Meimei hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Meimei terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam.

    Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Meimei kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya. Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Meimei semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Meimei berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Meimei yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh puting yang mulai mengeras. Markas Judi Online Dominoqq

    Cerita Sex Si Cantik Selingkuhanku Kudengar nafas Meimei memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Meimei mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Meimei hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Meimei untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat.

    Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku. Meimei hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Meimei hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD.

    Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Meimei mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.
    “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

    Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya.

    Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Ana indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya.

    Cerita Sex Si Cantik Selingkuhanku Mataku terus mengawasi kemaluan Meimei yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

    Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Meimei semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai.

    Cerita Sex Si Cantik Meimei Selingkuhanku

    Cerita Sex Si Cantik Meimei Selingkuhanku

    Kini kemaluan Meimei semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Meimei dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit.

    Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Meimei yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

    Meimei berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Meimei bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir.

    Kusaksikan Meimei masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Meimei . Jeritan Meimei semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Meimei semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Meimei menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan.

    Cerita Sex Si Cantik Selingkuhanku Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Meimei menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Meimei. Kaki Meimei kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

    “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
    Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Meimei berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Meimei mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Meimei ikut tenggelam dengan kulit penisku.

    Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Meimei merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Meimei semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
    Aku tidak kuat dan, “mei aku mau keluar”, lenguhku.

    Meimei hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Meimei terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Meimei. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Meimei berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat.

    Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
    Aku menindih Meimei dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Meimei mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Meimei dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan.

    Meimei kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,
    Meimei kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Meimei kembali mendorongku untuk tidur.
    “Eh mei aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
    Tapi tak kudengar jawaban karena Meimei menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Meimei kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Ana ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.

    Cerita Sex Si Cantik Selingkuhanku Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Meimei semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Meimei yang semakin menggila. Kulihat kepala Meimei naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Meimei kempot seperti orang tua.

    Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Meimei kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Meimei membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

    Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Meimei yang semakin liar pada penisku. Kepala Meimei tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Meimei berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Meimei hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Meimei sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Meimei semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Meimei mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Meimei tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

    Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Meimei masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Meimei mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Meimei tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Meimei beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Meimei hanya diam saja memandangiku.
    “Kenapa mei…?”, tanyaku.
    Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”
    “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Meimei memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Meimei seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Meimei semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya.

    Meimei pun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Meimei hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Meimei memarkir mobil dan kami berpisah, Meimei memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.
    Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”
    Meimei mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Meimei akan layani”
    Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Meimei yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Ngentot Tante Dewi

    Kisah Memek Ngentot Tante Dewi


    2840 views

    Duniabola99.com – Hari ini Dewi menerima telepon dari suaminya yang baru saja kembali di Jakarta. Dari airport suaminya langsung menuju ke kantor, dalam perjalanan menuju ke kantor, ia menelepon Dewi memberitahukan bahwa ia sudah berada di Jakarta dan sedang dalam perjalanan menuju ke kantornya, ia menjelaskan kepada istrinya bahwa kepulangannya memang mendadak karena ada pertemuan dengan kliennya di Jakarta.
    Dewi pun hanya mengiyakan saja tanpa memberikan komentar apapun, batinnya berkata ada di Jakarta ataupun tidak ada di Jakarta tidak ada pengaruhnya untuk dia, karena selama ini suaminya tidak pernah memberikan nafkah bathin untuknya, ia selalu mendapatkan nafkah bathin dari orang lain, jadi kalau suaminya di Jakarta malah membuat sulit Dewi untuk melakukan aktivitas seksnya. Rencana Dewi hari ini untuk menikmati batang kemaluan kenalan barunya menjadi batal karena telepon suaminya tadi, sementara ia merasakan lubang vaginanya sudah gatal ingin digaruk oleh penis lelaki lain, tapi apa daya suaminya ada di Jakarta, Dewi takut saat dia melakukan persetubuhan dengan kenalan barunya dan saat itu juga suaminya menelpon atau suaminya pulang lebih awal, bisa kacau nanti semuanya. Akhirnya Dewi membatalkan rencananya untuk pergi keluar pada hari ini, hatinya berkata biarlah akan kutunggu sampai suaminya pergi keluar kota lagi, baru kupuaskan dahaga bathinku ini. Siangnya Dewi betul-betul gelisah, dia betul-betul ingin sekali merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan lelaki, karena menahan desakan hasrat birahinya, kedua pipinya memerah.

    Dewi saat itu sedang duduk santai di ruang keluarga menonton TV tanpa sadar tangannya mulai mengusap-usap bibir vaginanya dari balik CDnya, saat itu Dewi mengenakan baju model baby doll, roknya sedikit terangkat sehingga CD putihnya terlihat dan pahanya yang putih mulus pun terlihat dengan jelas, Dewi yang sedang asyik masyuk tidak menyadari hal itu, yang ada dalam pikirannya sekarang adalah batang kemaluan lelaki yang tegang dan besar. Usapan tangannya di kelentitnya membuat vaginanya mulai basah, Dewi mulai mendesah perlahan, menikmati belaian lembut tangannya di kelentit dan dibibir vaginanya, tangan kirinya mulai meremas-remas payudaranya, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH silih berganti diremas-remas oleh tangan kirinya, ia membayangkan selingkuhannya sedang meremas-remas kedua payudaranya silih berganti dan ia juga membayangkan saat itu juga sedang dijilati kelentit dan vaginanya, vaginanya semakin basah, hasrat birahinya semakin memuncak. Ruangan keluarga itu letaknya cukup berjauhan dengan dapur dan ruang makan, jika sedang berada di dapur atau di ruang makan kegiatan apapun yang terjadi di ruang keluarga tidak akan terlihat dari dapur atau ruang makan, begitu pula sebaliknya, dan para pembantunya bila sudah selesai bebenah di ruangan keluarga atau di ruangan lainnya, mereka akan berkumpul di ruangan mereka.

    Ruangan itu terletak dekat dengan kamar mereka yaitu dekat dengan garasi mobil, jadi kegiatan Dewi saat ini tidak ada satu orang pun yang melihatnya. Gejolak birahi Dewi semakin meningkat, desahannya semakin sering terdengar, kedua payudaranya yang tidak mengenakan BH sudah tidak tertutup apa-apa lagi, kedua putingnya sudah mengeras dan mencuat keluar, CDnya sudah melorot sampai paha, dan terlihat jari tengah tangan kanannya sudah berada dalam jepitan vaginanya, dan terlihat jari tengahnya sedang keluar masuk di lubang vaginanya, terlihat pantatnya naik-turun dari kursinya seiring dengan keluar masuk jari tengahnya. Dewi yang sedang berusaha keras untuk mencapai puncak birahinya tidak menyadari ada sepasang mata yang sedang menyaksikan aksinya. Kedua bola mata yang menyaksikan tingkah Dewi itu terbelalak, jantungnya berdegup kencang nafasnya memburu, pemandangan yang disaksikan oleh pemilik kedua bola mata itu, yang dalam mimpinyapun tidak pernah terbayangkan olehnya. Kedua payudara Dewi yang setengah terbuka dan kelihatan kedua putingnya dan sedang diremas-remas bergantian oleh tangan kirinya, kemudian di bawah ia melihat belahan bibir vagina Dewi yang kadang terlihat dan kadang tidak terlihat karena jari tengah tangan kanan Dewi sedang keluar masuk di lubang vaginanya itu, semua itu membuat si empunya mata tersebut berkali-kali menelan ludah, seumur hidupnya belum pernah ia menyaksikan pemandangan indah seperti ini.

    Si empunya mata merasakan penisnya mulai mengeras melihat semua itu, hampir tanpa berkedip kedua matanya tertuju ketubuh Dewi, nafasnya semakin memburu melihat ulah Dewi, tubuh Dewi terlihat olehnya meregang-regang, penisnya semakin mengeras, terlihat celana pendeknya menggelembung oleh desakan penisnya yang seolah ingin keluar dari sekapan celana pendeknya, pada saat kepala Dewi mendongak ke belakang, kedua matanya yang setengah terpejam menangkap sesosok tubuh si empunya mata tadi. Dewi sungguh kaget sekali karena ada orang yang sedang menyaksikan ulah liarnya tersebut, aksi liar kedua tangannya berhenti seketika. “Ehhh, Pono…addaaaaa…apaaa…sedaang apa kamuuu…,” Dewi berkata dengan terengah-engah, kaget dan jengkel karena puncak birahinya tidak terlampiaskan. “Eeehhh…aaanuuuu…..aaanuuu…bu…,” Pono kaget mendengar teguran Dewi, karena saat itu dirinya sedang asyik melihat aksi nyonyanya tersebut. Biarpun kaget tapi kedua mata Pono tidak melepaskan pandangannya dari tubuh Dewi yang masih agak terbuka, hal ini tidak Dewi sadari karena ia kaget dengan kehadiran Pono di ruangan tersebut, yang hanya Dewi ingat lakukan saat ia berdiri dari kursinya tadi adalah CDnya yang ia benahi, sehingga saat ia berdiri berhadapan dengan Pono kedua payudaranya yang putih mulus itu masih terpampang dengan jelas di hadapan Pono. “Anu..anu apa,” Dewi berkata kepada Pono dengan jengkel, karena malu dan karena gejolak birahinya tidak terlampiaskan.


    “Eeehhh…ini..ini..,Bu. Sayaa…mau minta uang untuk beli bahan pembersih kolam, yang kita punya sudah habis,” Pono menjawab agak tergagap-gagap, dengan kedua matanya tetap tertuju ke arah payudara Dewi yang seolah-olah menantang ingin diremas. “Pon, apa yang kamu lihat tadi, jangan sampai ada orang lain yang tahu, kalau sampai ada yang tahu, kamu saya pecat,” ancam Dewi, dan saat itu kedua mata Dewi melirik ke arah selangkangan Pono, dan ia melihat tonjolan di celana pendek Pono. Pono betul-betul merasa ketakutan dan merasa bersalah dengan kelakuannya yang melihat tubuh Dewi yang setengah telanjang, tapi kedua matanya tidak pernah beranjak dari payudara Dewi yang menggantung dengan indahnya, payudara Dewi yang putih mulus dihiasi oleh kedua putingnya yang merah muda dan sudah menyembul keluar dan mengeras itu. Setelah menimbang-nimbang dengan segala kemungkinannya, Dewi pun mengambil keputusan untuk melakukan “quickie sex” dengan Pono, lalu iapun memerintahkan Pono untuk duduk di sofa. Dewi tahu bahwa penis Pono sudah pasti sedang berdiri dengan gagahnya di balik celana pendeknya itu. Hati Dewi mulai ragu antara ingin menikmati sodokan batang kemaluan lelaki dengan takut akan suaminya pulang lebih awal, ia melirik jam dinding yang ada di ruangan tersebut, pukul 13.30 siang, hatinya membatin suaminya tidak mungkin pulang cepat, ia bisa melakukan “quickie sex” dengan Pono untuk meraih puncak kenikmatannya yang terganggu.

    Akhirnya nafsu birahinya mengalahkan akal sehatnya, Dewi pun mengambil keputusan untuk merasakan batang kemaluan Pono mengaduk-aduk lubang vaginanya. “Iyyaaa…Bu..saya sumpah tidak akan cerita ke orang lain,” jawab Pono ketakutan. “Duduk, kamu,” perintah Dewi. Pono menuruti perintah Dewi untuk duduk, iapun duduk di sofa yang ditunjuk oleh Dewi, dengan hati penuh kebingungan dan dengan tatapan mata yang tidak pernah terlepas dari payudara Dewi. “Ingat kamu jangan cerita kepada siapapun, cukup hanya kita berdua yang tahu masalah ini, hhhmmm ..,” ancam Dewi kembali sambil berjalan menghampiri yang sudah duduk di sofa, tanpa membuang waktu Dewipun mulai menurunkan celana pendek Pono sampai ke lutut. Batang kemaluan Pono yang sudah tegang terangguk-angguk saat celana pendeknya terlepas, ternyata Pono pada saat itu tidak mengenakan CD, Dewi kaget karena ia tidak menyangka bahwa Pono tidak mengenakan CD, penisnya yang sudah sangat tegang sekali teracung-acung di hadapannya. “Ingat, Pon, apapun yang terjadi kamu jangan cerita kepada siapapun,” kembali Dewi berkata. “Iyaah..bu…saaayyyaaa….jaanji…,” jawab Pono gagap, karena ia kaget akan aksi nyonyanya ini yang membuka celana pendeknya. Ia sendiri bingung, dalam hatinya berkata apa yang dikehendaki oleh nyonyanya ini, karena belum pernah selama ini ada perempuan yang melihat penisnya apalagi dalam keadaan tegang, Pono pun merasa malu karena nyonyanya sudah melihat penisnya yang tegang itu.

    Tangan kanan Dewi segera meraih batang kemaluan Pono, iapun segera mengangkang di atas pangkuan Pono, sementara tangan kirinya meraih CDnya dan menarik salah satu pinggiran CDnya ke samping, sehingga belahan bibir vaginannya terlihat dengan jelas oleh Pono, Pono yang belum pernah melakukan hubungan badanpun dibuat bingung oleh aksi Dewi, dan saat Dewi mulai mengoles-oleskan kepala penisnya ke bibir vaginanya, Pono merasakan geli yang aneh saat kepala penisnya bersentuhan dengan bibir vagina Dewi, penisnya berdenyut-denyut. Tanpa membuang waktu Dewi segera menyelipkan batang kemaluan tersebut di bibir vaginanya dan ia mulai menekan pantatnya ke bawah dengan perlahan dan batang kemaluan Pono perlahan-lahan menyeruak masuk di lubang vagina Dewi. Ssleeeepppp…..bleeessss….bleeesss…..bleesss… Dengan perlahan-lahan penis Pono mulai melesak masuk di lubang memek Dewi dan akhirnya terbenam seluruhnya, Pono merasakan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah ia alami selama ini, rasa geli yang aneh menyelimuti dirinya, saat penisnya terjepit dalam lubang vagina Dewi, Pono merasakan penisnya seperti ada yang meremas-remas. “Ooouuuggghhhh…..,” Dewi melenguh saat lubang memeknya diterobos oleh penisnya Pono. “Eeeeggghhhh……..,” Ponopun mengerang merasakan jepitan lubang vagina Dewi di penisnya.


    Dengan kedua tangan bertumpu pada sandaran kepala sofa, Dewi perlahan-lahan mulai bergerak, menaik turunkan pantatnya, kedua payudaranyapun terguncang naik turun seiring dengan naik turun pantatnya. Pono yang masih bingung dengan apa yang terjadi hanya bisa melotot melihat kedua payudara Dewi yang terombang-ambing di hadapan matanya. “Aaagghhh…eenaaakkk…Pon, kaamuuu…jangan melongo..saaaajjaa…ooogghhh… hisap kedduaaa…tetekku… remaaassss….remaaasss…,” Dewi mendesah keenakan. Pono yang mendengar perintah Dewi mulai melakukannya, kedua tangannya mulai meraih payudara Dewi yang sedang terombang-ambing itu, lalu ia meremas kedua payudara tersebut, karena belum pernah ia melakukan hal tersebut, Dewi merasakan remasan tangan Pono di kedua payudaranya agak kasar, tapi sensasi yang ditimbulkan oleh remasan kasar tangan Pono membuatnya merasakan hal baru, gairah birahinya yang sempat tertunda tadi mulai meningkat lagi.

    Mulut Ponopun mulai bergantian menghisap-hisap kedua payudara Dewi, hisapan-hisapan mulut Ponopun tidak beraturan, Pono betul-betul menghisap tetek Dewi seperti ia menyedot minuman, akibatnya Dewi kembali merasakan sensasi yang berbeda daripada biasanya, hisapan-hisapan kuat Pono pada kedua teteknya membuat ia menggelinjang, Dewipun merasakan geli yang aneh di kedua payudaranya tersebut. Pono yang belum pernah melakukan seks ini, merasakan kenikmatan yang luar biasa, kenikmatan yang belum pernah ia alami selama ini, mulutnya mendesah-desah di tengah kesibukannya menghisap-hisap payudara Dewi, matanya merem melek menikmati jepitan lubang vagina Dewi pada penisnya, Pono merasakan penisnya bergesekan dengan lubang vagina Dewi, ia merasakan geli yang luar biasa, penisnya semakin berdenyut dengan kuat dan semakin menegang, Dewi merasakan penis Pono yang semakin mengeras.

    Dewi merasakan penis itu begitu tegang dan keras, dinding lubang vaginanya merasakan kekerasan penisnya Pono tersebut, cairan birahinya semakin banyak bercampur dengan cairan birahi Pono, akibatnya suara berdecak dari pertemuan dua kemaluan merekapun terdengar, menambah semangat Dewi untuk menaik-turunkan pantatnya. Dewi sudah lupa akan kemungkinan suaminya pulang cepat, yang ada sekarang ini Dewi betul menikmati sodokan-sodokan batang kemaluan Pono di vaginanya. Tak lama berselang Pono melenguh keras, penisnya berdenyut dengan keras, penisnya mulai menembakkan air maninya. Crreeeettt….creeettt….creeett……. air mani Pono berhamburan keluar membasahi lubang vagina Dewi. “Ouuuuggghhh….hhhmmmmmhhh….sssllrrppppp…ssslrrrppp p….hhhmmm…..,” Pono melenguh merasakan letupan-letupan lahar kenikmatannya yang sedang mengalir dari penisnya membasahi vagina Dewi sambil mulutnya tetap menghisap-hisap payudaranya. Dewi merasakan letupan-letupan air mani Pono di dinding vaginanya, ia tahu Pono sudah meraih puncak kenikmatannya, Dewipun semakin gencar menaik turunkan pantatnya, ia merasa takut akan tidak berhasil meraih puncak kenikmatannya, karena penisnya Pono sudah menyemburkan lahar kenikmatan, ia merasa takut bahwa sebentar lagi batang kemaluan Pono akan melemas setelah menyemburkan cairan kenikmatan itu. “Oouuugghh…aaagghhh….ssshhhh..aaagghhh…sssshhhh…aa aaghhhh….. ,” Dewi mendesah keenakan merasakan lesakan batang kemaluan Pono di vaginanya dan merasakan hangat di dinding vaginanya akibat semburan air mani Pono.

    Pono merasa lemas saat penisnya menyemburkan tetes terakhir cairan kenikmatannya di lubang vagina Dewi, tapi mulutnya masih tetap menghisap-hisap payudara Dewi, penisnya masih berdenyut-denyut. Dewi yang merasakan batang kemaluan Pono tidak menyemburkan cairan kenikmatannya lagi, merasa kaget karena penisnya Pono tidak mengalami perubahan, Dewi merasakan penisnya Pono masih keras dan tegang, biasanya batang kemaluan lelaki perlahan-lahan akan menciut setelah melepaskan cairan kenikmatannya, tapi tidak untuk penisnya Pono, penisnya Pono sudah berhenti mengeluarkan cairan kenikmatan tapi Dewi masih merasakan keras dan tegang. Pono yang berhasil meraih puncak kenikmatannya, dalam sekejap sudah kembali pulih, perlahan-lahan gairah birahinya kembali bangkit, dengan semangat 45 hisapan dan remasan di payudara Dewi semakin gencar, ia hanya merasakan sedikit ngilu di kepala penisnya, tapi lama-lama rasa ngilu itu hilang berganti dengan rasa nikmat. Pono memang belum berpengalaman dalam hal bersetubuh, tapi stamina tubuhnya terutama penisnya, betul-betul membuat takjub Dewi. Dewipun semakin gencar menaik-turunkan pantatnya, dari lubang vaginanya perlahan-lahan keluar cairan putih yang bercampur dengan cairan bening, cairan itu keluar seiring dengan keluar masuknya batang kemaluan Pono di lubang vaginanya, lenguhan-lenguhan nikmat semakin sering terdengar dari mulut Dewi, sementara dari mulut Pono hanya terdengar dengusan-dengusan keenakan karena mulutnya masih sibuk dengan kedua payudara Dewi.


    Kedua manusia berlainan jenis ini sudah lupa dengan keadaan sekitarnya, yang mereka tahu hanyalah nikmatnya persetubuhan mereka ini, Dewipun sudah tidak perduli akan kemungkinan suaminya pulang lebih cepat, yang ia perdulikan hanyalah meraih puncak kenikmatannya, yang ia perdulikan hanyalah penisnya Pono yang sedang keluar masuk dalam lubang vaginanya. Kedua sosok tubuh mereka sudah basah dengan keringat, nafas keduanya pun terdengar memburu, kedua mata mereka merem-melek menikmati persetubuhan mereka ini, mereka berdua sudah lupa akan status mereka. “Oouughhh, Poonnn….kontolmu betul-betul enaaak….kkoontollmu…keras sekali… oougghh… shhhh….aaahh…sssshh.. aaaahhh…..,” Dewi mengerang keenakan merasakan sodokan-sodokan batang kemaluan Pono di lubang vaginanya, Dewi merasakan batang kemaluan Pono tegang dan keras seperti kayu saja layaknya. “Hhmmm…ssllrrppp….hhhmmmm…ssllrpppp….,” Pono bergumam keenakan sambil mulutnya tetap sibuk menghisap tetek Dewi. Remasan tangan Pono di payudara Dewipun tidak pernah berhenti, tangannya meremas-remas kedua payudara Dewi dengan agak kasar. Dewipun menggelinjang akibat hisapan-hisapan kuat mulut Pono dan remasan-remasan kasar di payudaranya, sensasi yang agak sedikit kasar ini belum pernah dialami oleh Dewi, kedua puting payudaranya semakin mencuat keluar dan keras, Dewi semakin mengerang keenakan dibuatnya. “Oouugghhh…aaaaaagghhh… hiisaaapp…Pooon, hissaaappp…kuaaatt..kuatt… yachhh…aaaghh…ssshhsss…oougghh.,” Dewi mengerang-ngerang merasakan kerasnya hisapan mulut Pono. “Kaaammuuu…pernah melaakukaan ini..Pooonn….” tanya Dewi tanpa menghentikan genjotan pantatnya. “Beeelumm…sssrrrlppp…Bu,…ssslrrpp…,”jawab Pono sambil asyik menghisap tetek Dewi.

    Tubuh Dewipun berganti posisi dari setengah berjongkok sekarang posisinya duduk di atas pangkuan Pono, sementara gerakkannya yang naik turun sekarang berganti dengan gerakkan maju mudur, kedua tangannyapun tidak berada di sandaran kepala sofa tetapi sekarang kedua tangannya sedang meremas-remas kepala Pono yang sedang asyik bermain di kedua payudaranya. Tali baju Dewi pun sudah terlepas dari kedua pundak Dewi, akibatnya kedua payudaranya sudah tidak terhalang oleh apapun, sehingga kedua tangan Ponopun bebas meremas-remas kedua payudara tersebut. Pono memang baru pertama kali ini melakukan hubungan seks, tapi karena usia Pono yang masih sangat muda sehingga penisnya yang tadi sudah mengeluarkan sperma masih berdiri dengan gagahnya dan siap untuk bertempur kembali, yang kurang dari Pono hanya pengalaman saja, tapi untuk Dewi itu sudah cukup yang penting penisnya Pono keras dan tegang dan bisa mengobrak-abrik lubang vaginanya yang haus akan batang kemaluan lelaki. “Hhhhmmm…ssslrrppp…sssslrrppp…hhmmm….,” Pono masih asyik dengan aksi hisapannya di payudara Dewi, yang satu ia hisap yang satunya ia remas, kedua payudara Dewi bergantian dihisap dan diremas. “Ouuughh…aaaaghhhh…ssshh…eenaaakk…Poon…eennaaakk.. nikmaattt sekali… terus hisaaaapp…reeemaaass….yaachhh…jangan berhentiiii…ouughhh..aaaagghh ….kontooolllmuuu….eenaaakkk…keeraaassss…….,” Dewi merintih-rintih menikmati semua ini. Gerakan maju mundur tubuh Dewi semakin cepat, Dewi merasakan kelentitnya geli-geli enak bergesekan dengan jembut Pono, remasan tangannya di kepala Pono semakin menjadi akibat hisapan dan remasan Pono di kedua payudaranya. Kepala Dewi bergoyang ke kanan dan ke kiri, mulutnya merintih-rintih keenakan, matanya merem melek menikmati sensasi persetubuhan ini.

    Tak lama berselang gerakan tubuh Dewi mulai tidak beraturan, tubuhnya mulai mengejut-ngejut, nampaknya puncak kenikmatannya akan segera ia rengkuh, tiba-tiba Dewi menekan pantatnya ke belakang seolah-olah ia ingin penisnya Pono masuk dengan biji pelernya di lubang vaginanya, dan… Sssrrrrr……srrrrrrrr…..ssssrrr… Memeknya menyemburkan cairan kenikmatannya, cairan hangat itu menyiram batang kemaluan Pono, Pono merasakan penisnya menjadi hangat oleh siraman cairan kenikmatan Dewi, Pono juga merasakan dinding vagina Dewi seolah meremas-remas penisnya. “OOuuuggggghhh….aakuuu….keluuuarrr…Pooonnn, aaaakuuu…aaagghh..enaakkk nikkmaaat….aaagghhh….,” erang Dewi menikmati puncak kenikmatannya yang berhasil ia rengkuh. Tubuh Dewi mengejang, gerakannya terhenti, tangannya meremas kepala Pono dengan kuat, nafasnya tersengal-sengal, saat vaginanya meneteskan tetes terakhir dari cairan kenikmatannya, Dewipun melenguh panjang, dinding vaginanya masih berkedut-kedut, yang dirasakan oleh Pono seolah-olah meremas-remas penisnya. Dengan nafas yang masih memburu, Dewipun ambruk di atas pangkuan Pono, Pono hanya bisa diam, dia tidak tahu apa yang harus diperbuat, perlahan-lahan Dewi membuka matanya lalu berkata, “Kamu suudah keluar, Pon,” Tanya Dewi. “Belum, Bu,”jawab Pono polos. “Hhhmmmm kamu termasuk ayam pejantan juga,” Dewi berkata dengan genit. Dengan perlahan-lahan Dewi mulai menggerakkan tubuhnya lagi, pantatnya ia maju mundurkan, sehingga batang kemaluan Pono mulai kembali keluar masuk vagina Dewi.


    Sebetulnya Dewi sudah merasa puas dengan pencapaian puncak kenikmatannya ini, tapi karena dia tahu bahwa Pono belum berpengalaman, akhirnya ia mengambil keputusan untuk memuaskan penisnya Pono sampai mengeluarkan cairan kenikmatannya lagi. Pono merasakan kembali penisnya keluar masuk vagina Dewi, Dewi bergerak dengan cepat, ia ingin cepat-cepat menuntaskan permainan ini, karena hasrat birahinya sudah terpenuhi dia mulai sedikit khawatir akan kedatangan suaminya, tubuhnya maju mundur dengan cepat, penisnya Ponopun akibatnya keluar masuk dengan sangat cepat, Blleeesssss….sssrrrttt….bleeeessss…ssrtttttt…blees sss….sssrtttt…. Dewi memaju mundurkan pantatnya dengan cepat, batang kemaluan Ponopun keluar masuk di lubang vagina Dewi seiring dengan gerakan maju mundur, dengan gerakan Dewi yang cepat ini membuat Pono agak kesulitan menghisap payudara Dewi, sehingga yang bisa ia lakukan hanya meremas-remas payudara tersebut, dan suara erangan Ponopun mulai terdengar jelas. “Aaaaghhh….ssshhhh…ooougghh….sssshhh… enaaakk…Bu…eenaaakkk…,” Ponopun mengerang kenikmatan, merasakan jepitan memek Dewi di penisnya. “Ehhmmm…enaak…Pon…aaayoo…keluaaariinn…ceppaat…,” Dewipun mendesah. Tubuh Dewi menghentak-hentak dengan cepat, goyangan pantatnya semakin bertambah cepat, batang kemaluan Pono semakin mengeras jadinya, Dewi merasakan batang kemaluan Pono seperti batang kayu yang dimasukkan ke dalam vaginanya, seluruh dinding vaginanya merasakan kerasnya batang kemaluan Pono tersebut, gairah birahinyapun menanjak dengan cepat. “Ouughh…Poon..Koontooollmmmu…..keeraasssss…seekaal liii…sssshhh…aaaggh nikmaaat betuulll…aaarrggghhh….aaakkuuu…ingin teruuusss…merasakannyaaaa oooohhhhh…..” Dewi merintih-rintih keenakan. “Aaahhh…iiyaaaahh….mmmmmm….eeennaakkk….ooohhh…puny aa….ibuuu..juga enaaaak….,” Pono mengerang nikmat. Dewi sibuk dengan goyangan dan maju mundur pantatnya sementara Pono sibuk dengan kedua belah tangannya yang meremas-remas kuat payudara Dewi.

    Nafas mereka berduapun terdengar memburu, puncak pendakian kenikmatan mereka sudah mulai di ambang pintu. Gerakan Dewipun semakin menggila dan liar, rintihan-rintihannya semakin terdengar, erangan Ponopun semakin sering terdengar, suara rintihan dan erangan mereka terdengar bergantian, diselingi dengan suara decakan akibat beradunya kedua kemaluan mereka, lubang vagina Dewi semakin banjir, batang kemaluan Ponopun semakin leluasa keluar masuk di lubang vagina Dewi, tanpa hentinya Dewi melenguh-lenguh keenakan. Tubuh Dewipun mulai bergerak tidak beraturan, tubuh Pono mulai terlihat mengejang, otot-otot di tangannya terlihat, puncak pendakian kenikmatan mereka akhirnya berhasil mereka rengkuh, dengan sekali hentak Dewi menekan dalam-dalam pantatnya. Ccrreeeeetttt….sssssrrrrrrr…ccreeetttt…creeeettttt…ssssrrrrrr….. Kemaluan mereka berdua secara bersamaan menyemprotkan lahar kenikmatan mereka.

    “Ooouugghhh…akuuu..keluaarrr..lagiiii…aaaagghhh…en aaakkk…nikmaattt…. kamuuu betul…betullll…perkaaassaaa….Pooon,” erang Dewi menikmati puncak pendakian kenikmatannya yang kedua kalinya. “Hhhhhmmm…aaaaahh..ssshh…aaakuuu…jugaa….keluaarrr… Buuu,” Ponopun melenguh keenakan. Tubuh Dewipun ambruk kembali di pangkuan Pono, nafas keduanya terdengar memburu, perlahan-lahan batang kemaluan Pono mulai mengecil dan terlepas dari jepitan memek Dewi. Seiring terlepasnya batang kemaluan Pono dari lubang vagina Dewi kemudian mengalir cairan putih bercampur dengan cairan bening dan jatuh ke paha Pono. Setelah nafas mereka kembali normal, Dewi mengingatkan kembali ke Pono untuk tidak menceritakan kejadian barusan kepada siapapun dan ia juga mengingatkan Pono untuk kapanpun jika ia sedang ingin melakukan hubungan badan, Pono harus siap. Dewi juga menambahkan agar Pono bertingkah seperti biasanya saja, Pono hanya mengiakan kehendak nyonyanya tersebut, Pono berpikir alangkah bodohnya ia bila menceritakan hal tersebut ke orang lain yang bisa berakibat ia tidak dapat menikmati tubuh mulus nyonyanya lagi dan tidak bisa merasakan surga dunia. Ponopun beranjak setelah mengenakan celananya menuju ke kamarnya, sementara Dewipun merapikan pakaian dan CDnya beranjak ke kamarnya, Dewi membersihkan badannya di kamar mandi, setelah selesai mandi Dewi mengambil daster satu tali yang mini, dalamannya ia hanya mengenakan CD saja tanpa BH, dan beranjak keluar kamarnya menuju ke ruangan keluarga dan menonton TV sambil menunggu kedatangan suaminya.

  • 1-Miku Airi catwalk poison vol 45

    1-Miku Airi catwalk poison vol 45


    2191 views

  • Kisah Memek nafsuku mudah merangsang

    Kisah Memek nafsuku mudah merangsang


    2676 views

    Duniabola99.com – Matahari siang terasa begitu menyengat membuat pakaian seragam Yessy basah oleh peluh, begitu juga pakaian dalamnya terasa lengket. Dia pulang diantar oleh Yoni.

    ” duhhh gerah bangeeet nihh, ACnya gedein dong say ” keluh Yessy
    ” iya panas banget hari ini, itu AC udah maksimal ” kata Yoni
    ” huuhhh.. masih gerah yah ” kata Yessy mengecek udara yg keluar dari blower AC di dashboard

    Yessy membuka 3 kancing bajunya yang atas lalu menunduk menempelkan dadanya yang terbuka pada lubang AC dashboard.


    ” uuuuhhhhhhh… sejuuukk ” Yessy terpejam menikmati sejuknya AC langsung mengenai kulit dadanya
    ” yah.. kamu sih jadi dingin, aku yang sekarang makin kepanasan ” kata Yoni melirik dada Yessy
    ” hhihihiiiii…. biarin ” kata Yessy tersenyum

    ” heiiiii… ck.ck.ck ” Yoni kaget dan hanya bisa geleng-geleng kepala ketika Yessy menarik BHnya ke atas sehingga buah dada yang putih montok menggantung bebas didepan dashboard

    “uuuuuuuhhh…. ” Yessy mendesah terpejam meresapi sejuknya AC yg menerpa langsung payudaranya

    ” cleguks… sayaaaang… masuk angin lho ” Yoni menelan ludah melihat payudara begitu montok menggantung bebas
    ” uuhh… hihihiiiiiiii…. sejuk banget sayang ” Yessy masih terpejam tdk hanya menikmati sejuknya AC,
    namun dia juga menjadi horny karena putingnya yg diterpa AC langsung menjadi dingin geli membuatnya merinding
    “ihhh.. hihihiii” Yessy menggelinjang kegelian lalu membetulkan lagi BHnya dan hendak menutup lagi baju seragamnya

    ” yah.. kok di tutup sih ” Yoni cemberut membuat Yessy menghentikan aksinya
    ” hihihhiiii… ntar kamu tambah kepanasan” senyum Yessy genit
    ” hmmm.. pegang dikit dong say ” pinta Yoni memelas
    “dikit aja yah ” kata Yessy nakal lalu meraih tangan kiri Yoni dan menaruh ke puting payudaranya yg cup BHnya diangkat kembali
    ” aoowww.. ih nakal ” teriak Yessy genit ketika dgn nakal jari Yoni mencubit puting Yessy.
    ” hihihi.. abis gemesss ” Yoni cengengesan

    ” yeeee… dasar ” kata Yessy mencubit lengan Yoni lalu membetulkan lagi BH dan bajunya
    ” mampir dulu ya sayang, masih kangeeen ” rajuk Yessy ketika mobil telah sampai di depan rumahnya
    ” oke.. ” jawab Yoni memasuki halaman rumah Yessy setelah pembantu membukakan gerbang
    Mereka bergegas turun dari mobil
    ” ayo masuk” ajak Yessy membukakan pintu lalu masuk
    ” siang ma ” Yessy mencium mamanya yg sedang membaca tabloid di ruang tamu dan membalas ciuman anaknya


    ” Selamat siang Tante ” sapa Yoni pada mama Yessy
    ” siang nak Yoni , baru pulang sekolah??” tanya mama Yessy basa basi
    ” iya tante ” jawab Yoni lalu duduk di kursi
    Sementara Yessy masuk kekamar menaruh tas lalu ke kulkas mengambil minuman dingin
    ” ini minum Tom ” kata Yessy menaruh gelas di meja.
    ” ajak Tomas makan Yessy ” kata Mama Yessy lalu beranjak ke depan televisi agak jauh dari ruang tamu

    ” ntar aja ma ” jawab Yessy duduk di kursi depan Yoni , sengaja kakinya diangkat bersila di kursi sambil menikmati minuman
    ” uuuhh.. segaaaarrr ” Yoni meneguk minuman dingin sambil matanya menatap paha Yessy yg roknya terangkat karena duduk bersila
    ” hayoo liat apa ” kata Yessy genit menaruh tangannya dipangkuan sehingga roknya tertekan menutupi selangkangannya

    ” hehheheeee… dikiiiiiitt ” pinta Yoni sambil cengengesan
    Yessy memindahkan tangannya sambil merenggangkan posisi silanya sehingga celana dalamnya kelihatan oleh Yoni
    “cleguks… ” Yoni menelan ludah, kemudian menengok ke arah mama Yessy yg sedang nonton TV takut kalo2 ketahuan

    ” santai aja sayang mama nggak ngliat, ntar kalo mama ke sini kan aku udah tau ” bisik Yessy lalu duduk bersandar dgn kaki masih bersila merenggang membuat pahanya semakin lebar terbuka menampakkan sepasang paha mulus dan celana dalam putih

    ” huuuffttt… ” Yoni menarik nafas berat menikmati paha mulus Yessy
    Pandangan mata Yessy menggoda sambil sesekali melirik ke arah mamanya yg asyik nonton TV
    ” Kurang Lebar ” bisik Yoni sambil memberi tanda dgn tangannya agar Yessy melebarkan pahanya

    Yessy mengubah posisi duduknya, masih tetap bersandar kini satu kakinya turun dari kursi satunya lagi tetap dikursi menekuk sehingga roknya semakin terangkat dan pahanya semakin terbuka lebar, celana dalamnya tampak menggembung tersimpan vagina yg montok dan telah horny.. Pandangan Yoni begitu serius karena nafsu sange nya menggebu menikmati paha dan celana dalam Yessy.


    ” ehem… ” Yessy pura2 batuk segera menurunkan kakinya dan duduk biasa ketika dia melihat mamanya berdiri, Yoni juga agak kaget
    Ternyata mamanya menuju kulkas lalu balik lagi menonton TV
    ” bentar ya say.. ” bisik Yessy beranjak menuju kamarnya

    Yoni menarik nafas berkali kali utk meredakan nafsu sange yg semakin menggelora.. Yessy keluar lagi namun kini dia tidak duduk kembali di kursi , namun duduk bersila di lantai sehingga terlindung kursi didepannya namun dia masih tetap bisa mengawasi mamanya

    ” ada apa say ” tanya Yoni ketika Yessy tersenyum senyum penuh arti kepadanya

    Sambil mengedipkan matanya genit, Yessy menekuk satu kakinya sehingga pahanya terbuka lebar sampai ke pangkalnya

    ” cleguksss… ” Yoni terbelalak menatap selangkangan Yessy , karena Yessy tidak lagi memakai celana dalam sehingga dia bisa melihat langsung vagina Yessy yg montok berbulu jarang dan lembut terhimpit sepasang paha mulus

    ” hihiihiiii.. ” Yessy tersenyum genit lalu bersandar ke kursi di belakangnya, tatapan matanya begitu menggoda
    ” huuuftt..huuufttt ” nafas Yoni terengah melihat posisi duduk Yessy

    Yessy merenggangkan pahanya semakin lebar lalu memberi isyarat kepada Yoni agar Yoni mengelus penisnya sendiri.. Sejenak Yoni menoleh ke arah mama Yessy yg masih nonton TV, lalu dia bersandar dan memajukan pinggulnya lalu mengelus elus penisnya sendiri yg masih terbungkus celana

    Tindakan Yoni membuat darah Yessy berdesir, vaginanya berdenyut horny mengeluarkan lendir kewanitaan. Sepasang pahanya bergerak pelan merenggang merapat menggoda Yoni.


    Yessy melemparkan bantal yg ada di kursi di belakangnya ke arah Yoni dan memberi isyarat agar menaruhnya diatas pangkuan Yoni utk melindungi aksi tangannya yg mengelus penis.. Meski Yoni memangku bantal namun bagian penis Yoni yg masih terbungkus celana dan dielus elus tetap terlihat oleh Yessy karena posisi duduknya lebih rendah..

    ” euuh.. ” Yoni melenguh memasukkan tangannya ke dalam celana dan menggenggam kuat penisnya yg terasa panas dan mendesak keluar
    ” hmm.. ” Yessy tersenyum nakal melihat Yoni terlanda birahi membuat dia juga semakin sange
    ” Diitt.. makan dulu giih ” suara mama Yessy mengagetkan mereka yg sedang berpandangan penuh nafsu sange
    ” Bentar maa.. masih kenyang ” sahut Yessy yg secara reflek membetulkan duduknya
    ” fiuuhh.. sayang aku nggak kuat ” bisik Yoni dgn tatapan sayu sambil melanjutkan lagi mengelus penis dibalik celananya

    ” hihihiii ” Yessy hanya tersenyum kemudian mengubah posisi duduk dgn kedua kakinya menekuk ke depan dan masih tetap bersandar di kursi sehingga vaginanya benar2 terbuka tidak terlindung rok Yessy , vagina tsb nampak menonjol montok diantara pahanya yg putih mulus
    ” ouuuchh..” desah Yoni berat dan memasukkan kembali tangannya ke dalam celana semakin kuat menggenggam penis di dalam celana tsb

    Yessy merapatkan pahanya lalu direnggangkan lagi begitu berulang ulang sambil menatap penuh nafsu sange pada Yoni yg sedang mengocok penisnya sendiri di dalam celana

    ” Buka ” kata Yessy tanpa suara hanya bibirnya yg bergerak memberi isyarat kepada Yoni utk membuka resleutingnya

    ” haa.. ” Yoni melongo bingung dan menoleh ke arah mama Yessy
    ” tertutup bantal ” bisik Yessy lagi nyaris tanpa suara memberi isyarat

    Lalu Yoni menurut, di bawah bantal tangannya menurunkan resleutingnya lalu mengeluarkan separuh penisnya melalui resleuting

    ” uhhh… ” Yessy melenguh penuh nafsu melihat permintaannya di kabulkan Yoni
    ” Remas … ” kata Yoni pelan memberi isyarat pada Yessy agar meremas sendiri payudaranya

    Setelah memastikan mamanya asyik dgn TV, dgn tatapan sayu Yessy meremas pelan kedua payudaranya sendiri

    ” huuuftyt… ” Yoni semakin kuat menggenggam separuh penisnya di bawah bantal, nafsunya semakin membuncah melihat tindakan Yessy.


    Nafsu sange mereka berdua benar-benar sudah menggelora, sensasinya begitu dahsyat karena dilakukan dgn sembunyi2 sementara mamanya tidak jauh dari mereka. Perasaan nafsu dan deg2an bercampur menimbulkan sensasi yg luar biasa

    ” aahhh…” Yessy yg terlanda nafsu sange semakin menggila, satu tangannya kini mengelus vaginanya sendiri sambil tetap sesekali mengawasi mamanya, lalu kembali memandang penis Yoni dibawah bantal yg sedang di kocok oleh pemiliknya membuat darahnya semakin bergolak
    ” eeuuhh.. ” Yoni juga semakin tak terkendali, genggamannya semakin erat dan kocokannya semakin cepat
    “ups.. eh.. papa .. echh… ” Seperti disambar petir kagetnya mereka berdua ketika terdengar suara pintu gerbang dibuka dan mobil masuk, Yessy tau itu papanya dan Leo sudah pulang

    Mereka semakin gugup karena mama Yessy juga beranjak utk membukakan pintu, untung dia tidak menoleh ke arah mereka berdua

    ” huuuftt.. hoossfftttt.. “ sambil merapikan pakaian mereka mencoba sekuat tenaga menahan nafas agar tdk terengah engah.

    Yessy langsung beranjak masuk ke kamarnya agar tidak ketahuan

    ” siangg omm ” sapa Yoni sambil menahan nafas agar tdk terengah engah
    ” eh.. ada Yoni , lha Yessy mana ” tanya papa Yessy sambil melepas sepatu, sedangkan Leo langsung masuk ke kamarnya
    ” lagi ngambil buku di kamar om ” jawab Yoni sekenanya
    ” ooohh.. ya udah lanjutkan, om mau istirahat dulu ya ” kata papa Yessy sambil beranjak masuk
    ” iya om… fiuuuuhh ” jawab Yoni lega


    Beberapa saat kemudian Yessy keluar sambil senyum-SENYUM
    ” untuuungg… huuuftt ” bisik Yoni menghempaskan nafas
    ” hihiiiii… nyaris saja ” kata Yessy tertawa lalu duduk disamping Yoni
    ” trus gimana sayaang, nanggung nih ” kata Yessy manja

    ” sama.. mau gimana lagi, terpaksa deh….. ” Yoni tersenyum tdk melanjutkan kata2nya
    ” terpaksa paan ..? ” tanya Yessy bingung
    ” terpaksa kita onani sendiri2 hihihii ” bisik Yoni pelan di telinga Yessy di sambut tawa juga oleh Yessy
    ” aku mau itu sambil mbayangin sayang yah ..” bisik Yessy makin manja penuh nafsu sange
    ” he`em.. aku juga mbayangin sayang ” bisik Yoni

    Lalu Yoni segera pamitan pada mama dan papa Yessy utk pulang. Setelah mengantar Yoni sampai depan, Yessy langsung masuk kamar dan menguncinya.. Dgn buru-buru dia langsung meloncat ke tempat tidur dan memeluk guling dgn erat

    ” euuuhhh…” Desah Yessy mengelus vaginanya yg terhimpit guling setelah mengangkat rok seragamnya sampai ke pinggang
    ” eehhh..aaaaaaahhh.. ” Yessy semakin erat memeluk guling menekankan payudaranya dan menggesek gesekkannya sambil tangannya semakin cepat mengelusi vaginanya yg sudah basah licin dan menggembung menahan birahi

    ” aaaaaaaaaacchhh…… ahhh ” Paha mulus Yessy semakin erat menghimpit guling dan menggesekkan vaginanya dgn kuat pada guling tsb sementara tangannya memeluk erat guling tsb agar payudaranya terhimpit
    ” akkhh..akhhh….aakkhhh ” Desahan Yessy panjang namun tersendat, tubuhnya mengejang sementara gerakan pinggulnya semakin cepat menggesekkan vaginanya yg berdenyut denyut pada bantal yg lembut tepat pada kelentitnya

    Gelora orgasme yg melanda dgn hebat membuat gerakan Yessy semakin liar sampai guling yg tadi dihimpit miring kini di tindih dan di peluknya dgn sangat erat


    ” aaaaaaaaacchhhh… ” desahan penuh kepuasan Yessy mengiringi denyutan vagina Yessy melepas orgasme berkali kali sampai tubuhnya melemas tak bertenaga
    ” huuufftt.. huuufttt ” nafas Yessy terengah engah terbenam dalam bantal

    Tubuh lemasnya sesekali masih menggelinjang melepas sisa-sisa orgasmenya, sampai akhirnya dia terlelap memeluk guling.

  • Video Bokep Anikka Albrite malam yang panjang dan setelah bangun pagi

    Video Bokep Anikka Albrite malam yang panjang dan setelah bangun pagi


    1855 views

  • Kisah Memek Keangkuhan

    Kisah Memek Keangkuhan


    2439 views

    Duniabola99.com – “Dan di saat ke-aku-an itu mulai menyerang dan merontokkan segi-segi kemanusiawian-ku, maka di saat-saat seperti itulah kelelakianku yang sejati menyeruak dari persinggahannya dan menyerukan keberadaannya.” Surabaya, sepuluh tahun yang lalu.


    Pemuda Lee miringkan sedikit tubuhnya, mengangkat dagunya, memastikan kecakapannya terlihat nyata di depan cermin. Sebentar kemudian tangannya sudah terlihat sibuk menarik-narik ujung rambut yang semula begitu rapi di keningnya.
    “Kali ini dengan yang benar-benar fresh.” Dan Lee tertawa dalam hatinya. Benaknya membayangkan adegan-adegan mesum seperti yang sering dilakukannya bersama gadis-gadis binal itu. Yang sekarang sedikit berbeda. Kali ini benar-benar orisinil.
    Gadis lugu yang menunggu diajar.

    Lalu Lee tersenyum setelah melirik bundel uang dalam dompetnya.
    “Cukup.” Ucapnya dalam hati. Meraih kunci mobil dan melangkah keluar kamar. Lampu-lampu jalan menjadi saksi bisu tekadnya yang menggebu-gebu.
    “Kali ini cukup seminggu.”
    Dan menurutnya itu sudah terlalu lama. Tapi okelah, untuk pemula.

    “Sampai sang waktu menamparku, aku takkan pernah bisa menyadari keberadaan takdir yang akan menghampiriku.”

    “Gia.”
    “Lee.” Menjawab seraya tersenyum simpul, pemuda itu merasakan kebanggaan itu melambungkan harga dirinya. Memang, dia tak pernah sekalipun dalam hidupnya berkenalan dengan gadis di bawah rata-rata. Dan itulah juga yang terjadi saat ini. Lee dan Gia di hadapannya, gadis yang menantang birahi siapapun yang melihatnya. Gadis yang baru saja ranum, yang belum pernah terjamah oleh tangan-tangan usil. Tapi Lee bukan pemuda sembarangan tanpa strategi. Menurutnya gadis lugu hanya bisa ditaklukkan dalam kepasrahan. Lain tidak. Untuk itu dia harus ekstra hati-hati. Terutama saat menyerahkan boneka beruang itu sebagai tanda perkenalan. Dia tentu saja tak ingin gadis Gia menolak hadiah perkenalannya, dan gadis manapun –termasuk Gia– adalah tipikal gadis biasa yang merona saat menerima hadiah boneka beruang.
    “Thanks, tapi tak perlu.”
    “Tidak apa-apa, asal kamu bisa tersenyum.”
    Dan Gia tersenyum. Tersanjung.


    “Panah-panah asmara menjeratku, mempermainkanku, bahkan aku tak pernah tersadar dari mimpi-mimpi yang dirangkainya dengan begitu indah. Dan sampai sejauh mana aku bisa mempertanyakan ketulusannya, jika yang kutahu hanyalah kebahagiaan saat-saat kubersamanya?”

    Gia belum pernah menemui pemuda seperti Lee, yang menyanjungnya setinggi langit. Membuatnya merasa diperlakukan sebagai seorang wanita seutuhnya di usianya yang masih tergolong remaja. Lee bisa membelainya dengan mesra, mengungkapkan kehangatan itu dalam sanubarinya. Lee bisa mendengarkan semua keluh kesahnya selama berjam-jam tanpa sedikitpun menunjukkan raut kebosanan, untuk kemudian menghiburnya dengan kata-kata indah semanis madu yang bisa membuatnya bermimpi indah semalaman. Lee bisa membuainya dengan lilin-lilin romantis makan malam di restoran mewah dan hadiah-hadiah yang begitu bermakna baginya.
    Dan Gia tak kuasa menolak saat Lee mengecup bibirnya seminggu kemudian.
    “Jangan, Lee.”
    “Maaf,” Lee menundukkan kepalanya dan merautkan wajah bersalahnya yang paling tulus, “aku sedikit kelewatan.”
    Gia membenahi kancing-kancing bajuna yang terbuka. Matanya berkaca-kaca saat menatap kekasihnya dengan pandangan kebingungan.
    “Maafkan aku, ya?” Lee mengangkat kepalanya dan membenamkan wajahnya ke dalam dekapan si gadis. Gia tak mampu melawan saat kepala itu menempel di buah dadanya. Kehangatan air mata yang mendadak membasahi seragam sekolahnya begitu tulus. Air mata seorang pria yang penuh penyesalan.
    Tapi Lee tidak mengambil keuntungan terlalu lama. Segala imagi negatif harus disingkirkan terlebih dahulu.
    “Ayo kita pulang.” Senyum mengembang di sela air mata.
    Gia mengangguk lemah. Menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya saat kendaraan itu melaju.

    “Lalu perasaan itu datang dan merenggut kewarasanku, membuatku seperti kehilangan akal sehat yang selalu kubanggakan. Tapi kebanggan itu secepat hilangnya secepat kembalinya. Dan kebanggaanku adalah pada letak ke-aku-anku.”


    Siang itu Lee mengeluh. Uang kiriman sudah sangat tipis. Bahkan untuk membeli sebungkus rokok terasa susah mengingat siang nanti ia sudah berjanji dengan Gia untuk makan bersama.
    Tapi namanya lelaki. Rokok dulu. Wanita belakangan.
    Dan Lee menimbang-nimbang suatu alasan.
    “Aku mau mengajakmu ke sebuah tempat, tapi kamu jangan kecewa.” Lee berkata pada Gia usai menjemput si gadis.
    “Boleh.” Gadis Gia menjawab sekenanya.
    Warung mie itu terlihat penuh sesak. Bau keringat menyatu bersama udara bekas hujan yang belum kering. Tapi Gia menghabiskan mie di hadapannya dengan nafsu menggebu, hingga Lee dapat melihat bulir-bulir keringat yang keluar dari kening si gadis.
    “Lee, kamu tidak makan? Mau disuapin, ya?”
    Tapi Lee hanya terpana. Ia tak pernah melihat kepolosan itu.
    Baru sekali ini. Rencananya begitu berantakan. Ia semula mengira gadis itu akan menolak lalu akhirnya rencana makan siang mereka batal dan ia bisa menghemat uang sakunya. Ternyata gadis itu justeru menikmati makan siangnya dengan gaya yang begitu mempesona. Mempesona?
    “Ah, ya. Suapin, dong.”
    Bahkan Lee tak menghiraukan reputasinya sebagai anak bereputasi saat mata-mata sirik memandangi tangan Gia yang menyuapkan mie ke mulutnya. Ia begitu terpesona.
    Tapi Lee hanya tertawa seusai mengantar Gia pulang.
    “Gadis bodoh.”
    Keangkuhan itu masih sebegitu kuatnya.


    “Waktu menghancurkan dan mengikis kebekuan itu tanpa pernah disadari oleh pembawa cinta yang tersembunyi. Tatkala lagu-lagu burung cinta berkumandang yang ada hanyalah perasaan aku dan dia. Bukan aku lagi seperti diriku sendiri.”

    Lee merasa pusing, makalah itu lenyap ditelan tumpahan kopi. Ingin rasanya ia menendang kucing budukan tadi namun apa daya si kucing lebih cepat menghilang.
    Pemuda itu sekarang menekuni komputernya, mencoba mengembalikan empat halaman penuh kata-kata omong kosong yang sudah dirangkainya seharian.
    “Lee, aku sedang butuh kamu.”
    “Wah, aku sibuk. Besok saja.”
    Tapi justeru Lee melewatkan dua jam yang berharga untuk menemani Gia menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya.
    “Ini begini, dan ini begitu.”
    Gia memandang wajah serius Lee sambil tersenyum. Perlahan gadis itu mengecup kening kekasihnya. Begitu mesra.
    “Apa-apaan ini?”
    “Aku sayang kamu, Lee.”
    Dan Lee hanya bisa berkata, “Aku juga.”
    Sejenak ingatan tentang makalah itu terbang lenyap. Berganti kemesraan dan sentuhan kehangatan. Gia membelai Lee dengan penuh kasih dan membiarkan pemuda itu menyusupkan jemarinya ke balik bajunya, memijat dan meremas buah dadanya. Lee terengah dan menikmati rangsangan yang mampir tanpa rencana.
    Tapi kenikmatan itu terhenti saat Gia mendorong tubuh Lee menjauh. “Jangan kelewatan.”
    Lee tidak mengumpat. Hanya tersenyum. Hanya kebingungan.
    Karena ia bukan seperti dirinya sendiri.
    Tapi Lee masih mengeraskan hatinya saat kembali ke dunia makalahnya yang sama sekali belum terselesaikan sekata-pun.
    “Aku hanya sedikit terlena.”
    Benarkah itu, Lee?


    “Ah Keangkuhanku. Begitu aku memujanya setinggi langit dan bintang. Begitu aku mempertahankannya dalam setiap desing mata pisau yang mencoba meluluh lantakkannya. Begitu aku mencabarkannya walaupun aku tahu musuhnya adalah ambang kehancuran baginya.”

    Tentu saja benar!!
    Lee mulai merisaukan dirinya sendiri saat makalah itu selesai. Satu bulan sudah sangat-sangat jauh dari target yang sudah disiapkan. Dan Lee hanya bisa mendapatkan bibir dan seremas dada.
    Ah, Lee hanya sedikit `terlena’.
    Hayo, Lee. Buktikan kalau kamu hanya terlena. Kamu tidak ingin kalau sahabat-sahabatmu seprofesi mentertawakanmu, bukan?
    Lee mendenguskan udara dari hidungnya.
    Mau bukti kalau itu benar?
    “Gia, aku mungkin tak bisa ke rumahmu nanti malam.”
    “Tapi, Lee. Aku sudah masak semur lidah kesukaan kamu.”
    Huh. Mau membuatku terlena? Sori saja.
    “Maaf, ya. Aku harus ke kampus sekarang.”
    “Lee…?”
    Klik. Dan Lee tersenyum puas. Kalau tidak bisa mendapatkan yang lebih ya ditinggal saja. Lagipula dada sudah merupakan medali perunggu yang lumayan. Dan cara meninggalkan yang paling menyenangkan adalah dengan mencari masalah duluan. Jauhi.
    Dan nanti malam dia bisa kembali ke pelukan Resky.
    Malam yang hangat dan dada telanjang. Lee membiarkan gadis itu melumat kemaluannya. Jemarinya menjambak rambut gadis itu. Menggerakkannya ke atas dan ke bawah.
    Beberapa saat kemudian Lee sudah menikmati pergumulannya dengan Resky. Gadis itu mengerang saat pemuda Lee menggerakkan pinggulnya dengan lincah, menekan dan menggesek, memenuhi liang kema.

  • Video Bokep pelajag jepang Mitsuki Akai lagi baca diikat tanngannya

    Video Bokep pelajag jepang Mitsuki Akai lagi baca diikat tanngannya

  • Hentai032

    Hentai032


    2036 views

  • Alluring POV Porn Show Along Insolent Sakura Aida

    Alluring POV Porn Show Along Insolent Sakura Aida


    1965 views

  • Foto Ngentot Sophie Moone dengan keras di goa

    Foto Ngentot Sophie Moone dengan keras di goa


    2180 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang bugil di alam bebas dan berpose hot dan melakukan hubungan sex ngentot di dalam goa dengan berbagai posisi sex yang sangat mengairahkan dan menelan semua sperma yang dikeluarkan.

  • Kisah Memek Mendapat kenikmatan yang luar biasa dari adikku sendiri

    Kisah Memek Mendapat kenikmatan yang luar biasa dari adikku sendiri


    2988 views

    Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut ini aku ingin berbagi pengalaman tentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun.
    Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya, sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah.

    Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya bersetubuh dengan melakukan petting, saling raba, saling cium dan saling hisap…..

    Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah, jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya.

    Keseringan bersetubuh dengan cara petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kalau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.

    Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri.

    Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak. Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan.


    Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.

    Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa.

    Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya bersetubuh dan memasukkan kontolnya ke memekku.

    Tentu saja aku keberatan, walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong.

    Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku langsung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang.


    Sejak itu, pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya.

    Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab:

    “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen bersetubuh, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain bersetubuh dengan cewe?” dia bilang “ya, belum pernah bersetubuh kak”…. itulah percakapan awal bencana itu.

    Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku, kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya…

    Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegang alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku… Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan.

    Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku datang… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat.


    Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku.

    “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mulai menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk, aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku…

    “Ohhhhh…” katanya.

    Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi.

    “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku…

    “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.

    Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dari tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis.

    Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.

    Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna”

    “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi”
    “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya


    Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi… Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”.

    Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku… adikku terus memandang tubuhku dan ketika kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya.

    Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selalu melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku. Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata:

    “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu” Agen Bandarq
    “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya
    “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani
    “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…

    Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar.

    Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya.

    “Kenapa dimatiin” kataku
    “Udah cukup panas kak” katanya

    Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing. Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku.

    Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”.


    “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin.

    “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku
    “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku
    “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya

    “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.

    Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string.

    “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu.

    “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya.

    “Pengen bersetubuh kak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku.

    Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakmu John, inget dong”

    Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. ngga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget”

    “Tolong kak,” katanya memelas. Aku di suruh ngapain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.


    Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik..

    “Persetan dengan pacar brengsek” batinku.
    “Jangan disini” pintaku.
    “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku.
    “Kakak belum siap” kataku.
    “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya.

    Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang…

    “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.

    Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku

    “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali…

    Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku..

    “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku….


    “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku…
    “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku.

    Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan…

    “Mana lubangnya kak..” katanya.

    Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku…

    “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”.
    “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya.
    “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”.

    Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas….

    “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura…..
    “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….”
    “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang.

    Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku”

    Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku.

    Adikku menahan batangnya didalam memekku ….

    “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa. Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku…

    “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya.
    “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku.

    Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum.


    “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya

    Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku…

    “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Aku langsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????”

    Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi… Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam.

    Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku. Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku.

    Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan sex nya.

  • Foto Ngentot Istri Latin Esperanza Gomez memek dicukur

    Foto Ngentot Istri Latin Esperanza Gomez memek dicukur


    1911 views

    Duniabola99.com – foto cewek latin rambut pirang ngentot dengan suaminya yang berkontol gede diatas sofa dan menghantam keras memeknya.

  • Foto Ngentot cewek cantik dengan om-om kontol besar

    Foto Ngentot cewek cantik dengan om-om kontol besar


    1995 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda cantik pantat bahenol ngentot dengan pria kekar berkontol besar di kamarnya dan diatas tempat tidurnya yang kecil dan menembakkan sperma dimemeknya.

  • Kisah Memek Kehangatan Skandal Perselingkuhan ini

    Kisah Memek Kehangatan Skandal Perselingkuhan ini


    2565 views

    Duniabola99.com – Sebagai pasangan suami istri muda yang baru setahun berumah tangga, kehidupan keluarga kami berjalan dengan tenang, apa adanya dan tanpa masalah.

    Saya, sebut saja Ratna (23), seorang sarjana ekonomi. Usai tamat kuliah, saya bekerja pada salah satu perusahaan jasa keuangan di Solo. Sebagai wanita, terus terang, saya juga tidak bisa dikatakan tidak menarik. Kulit tubuh saya putih bersih, tinggi 163 cm dan berat 49 kg. Sementara ukuran bra 34B. Cukup bahenol, kata rekan pria di kantor. Sementara, suami saya juga ganteng. Rio namanya. Umurnya tiga tahun diatas saya atau 26 tahun. Bergelar insinyur, ia berkerja pada perusahaan jasa konstruksi. Rio orangnya pengertian dan sabar.


    Karena sama-sama bekerja, otomatis pertemuan kami lebih banyak setelah sepulang atau sebelum berangkat kerja. Meski begitu, hari-hari kami lalui dengan baik-baik saja. Setiap akhir pekan–bila tidak ada kerja di luar kota–seringkali kami habiskan dengan makan malam di salah satu resto ternama di kota ini. Dan tidak jarang pula, kami menghabiskannya pada sebuah villa di Tawangmangu.

    Soal hubungan kami, terutama yang berkaitan dengan ‘malam-malam di ranjang’ juga tidak ada masalah yang berarti. Memang tidak setiap malam. Paling tidak dua kali sepekan, Rio menunaikan tugasnya sebagai suami. Hanya saja, karena suami saya itu sering pulang tengah malam, tentu saja ia tampak capek bila sudah berada di rumah. Bila sudah begitu, saya juga tidak mau terlalu rewel. Juga soal ranjang itu.

    Bila Rio sudah berkata, “Kita tidur ya,” maka saya pun menganggukkan kepala meski saat itu mata saya masih belum mengantuk. Akibatnya, tergolek disamping tubuh suami–yang tidak terlalu kekar itu-dengan mata yang masih nyalang itu, saya sering-entah mengapa-menghayal. Menghayalkan banyak hal. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok dan juga tentang ranjang.

    Bila sudah sampai tentang ranjang itu, seringkali pula saya membayangkan saya bergumulan habis-habisan di tempat tidur. Seperti cerita Ani atau Indah di kantor, yang setiap pagi selalu punya cerita menarik tentang apa yang mereka perbuat dengan suami mereka pada malamnya. Tapi sesungguhnya itu hanyalah khayalan menjelang tidur yang menurut saya wajar-wajar saja. Dan saya juga tidak punya pikiran lebih dari itu. Dan mungkin pikiran seperti itu akan terus berjalan bila saja saya tidak bertemu dengan Karyo. Pria itu sehari-hari bekerja sebagai polisi dengan pangkat Briptu. Usianya mungkin sudah 50 tahun. Gemuk, perut buncit dan hitam.

    Begini ceritanya saya bertemu dengan pria itu. Suatu malam sepulang makan malam di salah satu resto favorit kami, entah mengapa, mobil yang disopiri suami saya menabrak sebuah sepeda motor. Untung tidak terlalu parah betul. Pria yang membawa sepeda motor itu hanya mengalami lecet di siku tangannya. Namun, pria itu marah-marah.
    “Anda tidak lihat jalan atau bagaimana. Masak menabrak motor saya. Mana surat-surat mobil Anda? Saya ini polisi!” bentak pria berkulit hitam itu pada suami saya.


    Mungkin karena merasa bersalah atau takut dengan gertakan pria yang mengaku sebagai polisi itu, suami saya segera menyerahkan surat kendaraan dan SIM-nya. Kemudian dicapai kesepakatan, suami saya akan memperbaiki semua kerusakan motor itu esok harinya. Sementara motor itu dititipkan pada sebuah bengkel. Pria itu sepertinya masih marah. Ketika Rio menawari untuk mengantar ke rumahnya, ia menolak.

    “Tidak usah. Saya pakai becak saja,” katanya.
    Esoknya, Rio sengaja pulang kerja cepat. Setelah menjemput saya di kantor, kami pun pergi ke rumah pria gemuk itu. Rumah pria yang kemudian kami ketahui bernama Karyo itu, berada pada sebuah gang kecil yang tidak memungkinkan mobil Opel Blazer suami saya masuk. Terpaksalah kami berjalan dan menitipkan mobil di pinggir jalan.

    Rumah kontrakan Pak Karyo hanyalah rumah papan. Kecil. Di ruang tamu, kursinya sudah banyak terkelupas, sementara kertas dan koran berserakan di lantai yang tidak pakai karpet.
    “Ya beginilah rumah saya. Saya sendiri tinggal di sini. Jadi, tidak ada yang membersihkan,” kata Karyo yang hanya pakai singlet dan kain sarung.

    Setelah berbasa basi dan minta maaf, Rio mengatakan kalau sepeda motor Pak Karyo sudah diserahkan anak buahnya ke salah satu bengkel besar. Dan akan siap dalam dua atau tiga hari mendatang. Sepanjang Rio bercerita, Pak Karyo tampak cuek saja. Ia menaikkan satu kaki ke atas kursi. Sesekali ia menyeruput secangkir kopi yang ada di atas meja.


    “Oh begitu ya. Tidak masalah,” katanya.
    Saya tahu, beberapa kali ia melirikkan matanya ke saya yang duduk di sebelah kiri. Tapi saya pura-pura tidak tahu. Memandang Pak Karyo, saya bergidik juga. Badannya besar meski ia juga tidak terlalu tinggi. Lengan tangannya tampak kokoh berisi. Sementara dadanya yang hitam membusung. Dari balik kaosnya yang sudah kusam itu tampak dadanya yang berbulu. Jari tangannya seperti besi yang bengkok-bengkok, kasar.

    Karyo kemudian bercerita kalau ia sudah puluhan tahun bertugas dan tiga tahun lagi akan pensiun. Sudah hampir tujuh tahun bercerai dengan istrinya. Dua orang anaknya sudah berumah tangga, sedangkan yang bungsu sekolah di Bandung. Ia tidak bercerita mengapa pisah dengan istrinya.

    Pertemuan kedua, di kantor polisi. Setelah beberapa hari sebelumnya saya habis ditodong saat berhenti di sebuah perempatan lampu merah, saya diminta datang ke kantor polisi. Saya kemudian diberi tahu anggota polisi kalau penodong saya itu sudah tertangkap, tetapi barang-barang berharga dan HP saya sudah tidak ada lagi. Sudah dijual si penodong.

    Saat mau pulang, saya hampir bertabrakan dengan Pak Karyo di koridor kantor Polsek itu. Tiba-tiba saja ada orang di depan saya. Saya pun kaget dan berusaha mengelak. Karena buru-buru saya menginjak pinggiran jalan beton dan terpeleset. Pria yang kemudian saya ketahui Pak Karyo itu segera menyambar lengan saya. Akibatnya, tubuh saya yang hampir jatuh, menjadi terpuruk dalam pagutan Pak Karyo. Saya merasa berada dalam dekapan tubuh yang kuat dan besar. Dada saya terasa lengket dengan dadanya. Sesaat saya merasakan getaran itu. Tapi tak lama.
    “Makanya, jalannya itu hati-hati. Bisa-bisa jatuh masuk got itu,” katanya seraya melepaskan saya dari pelukannya. Saya hanya bisa tersenyum masam sambil bilang terimakasih.


    Ketika Pak Karyo kemudian menawari minum di kantin, saya pun tidak punya alasan untuk menolaknya. Sambil minum ia banyak bercerita. Tentang motornya yang sudah baik, tentang istri yang minta cerai, tentang dirinya yang disebut orang-orang suka menanggu istri orang. Saya hanya diam mendengarkan ceritanya.

    Mungkin karena seringkali diam bila bertemu dan ia pun makin punya keberanian, Pak Karyo itu kemudian malah sering datang ke rumah. Datang hanya untuk bercerita. Atau menanyai soal rumah kami yang tidak punya penjaga. Atau tentang hal lain yang semua itu, saya rasakan, hanya sekesar untuk bisa bertemu dengan berdekatan dengan saya. Tapi semua itu setahu suami saya lho. Bahkan, tidak jarang pula Rio terlibat permainan catur yang mengasyikkan dengan Pak Karyo bila ia datang pas ada Rio di rumah.

    Ketika suatu kali, suami saya ke Jakarta karena ada urusan pekerjaan, Pak Karyo malah menawarkan diri untuk menjaga rumah. Rio, yang paling tidak selama sepakan di Jakarta, tentu saja gembira dengan tawaran itu. Dan saya pun merasa tidak punya alasan untuk menolak.

    Meski sedikit kasar, tapi Pak Karyo itu suka sekali bercerita dan juga nanya-nanya. Dan karena kemudian sudah menganggapnya sebagai keluarga sendiri, saya pun tidak pula sungkan untuk berceritanya dengannya. Apalagi, keluarga saya tidak ada yang berada di Solo. Sekali waktu, saya keceplosan. Saya ceritakan soal desakan ibu mertua agar saya segera punya anak. Dan ini mendapat perhatian besar Pak Karyo. Ia antusias sekali. Matanya tampak berkilau.

    “Oh ya. Ah, kalau yang itu mungkin saya bisa bantu,” katanya. Ia makin mendekat.
    “Bagaimana caranya?” tanya saya bingung.
    “Mudah-mudahan saya bisa bantu. Datanglah ke rumah. Saya beri obat dan sedikit diurut,” kata Pak Karyo pula.
    Dengan pikiran lurus, setelah sebelumnya saya memberitahu Rio, saya pun pergi ke rumah Pak Karyo. Sore hari saya datang. Saat saya datang, ia juga masih pakai kain sarung dan singlet.

    Saya lihat matanya berkilat. Pak Karyo kemudian mengatakan bahwa pengobatan yang didapatkannya melalui kakeknya, dilakukan dengan pemijatan di bagian perut. Paling tidak tujuh kali pemijatan, katanya. Setelah itu baru diberi obat. Saya hanya diam.

    “Sekarang saja kita mulai pengobatannya,” ujarnya seraya membawa saya masuk kamarnya. Kamarnya kecil dan pengap. Jendela kecil di samping ranjang tidak terbuka. Sementara ranjang kayu hanya beralaskan kasur yang sudah menipis.

    Pak Karyo kemudian memberikan kain sarung. Ia menyuruh saya untuk membuka kulot biru tua yang saya pakai. Risih juga membuka pakaian di depan pria tua itu.
    “Gantilah,” katanya ketika melihat saya masih bengong.
    Inilah pertama kali saya ganti pakaian di dekat pria yang bukan suami saya. Di atas ranjang kayu itu saya disuruh berbaring.

    “Maaf ya,” katanya ketika tangannya mulai menekan perut saya.
    Terasa sekali jari-jari tangan yang kasar dan keras itu di perut saya. Ia menyibak bagian bawah baju. Jari tangannya menari-nari di seputar perut saya. Sesekali jari tangannya menyentuh pinggir lipatan paha saya. Saya melihat gerakannya dengan nafas tertahan. Saya berasa bersalah dengan Rio.

    “Ini dilepas saja,” katanya sambil menarik CD saya. Oops! Saya kaget.
    “Ya, mengganggu kalau tidak dilepas,” katanya pula.
    Tanpa menunggu persetujuan saya, Par Karyo menggeser bagian atasnya. Saya merasakan bulu-bulu vagina saya tersentuh tangannya. CD saya pun merosot. Meski ingin menolak, tapi suara saya tidak keluar. Tangan saya pun terasa berat untuk menahan tangannya.


    Tanpa bicara, Pak Karyo kembali melanjutkan pijatannya. Jari tangan yang kasar kembali bergerilya di bagian perut. Kedua paha saya yang masih rapat dipisahkannya. Tangannya kemudian memijati pinggiran daerah sensitif saya. Tangan itu bolak balik di sana. Sesekali tangan kasar itu menyentuh daerah klitoris saya. Saya rasa ada getaran yang menghentak-hentak. Dari mulut saya yang tertutup, terdengar hembusan nafas yang berat, Pak Karyo makin bersemangat.

    “Ada yang tidak beres di bagian peranakan kamu,” katanya.
    Satu tangannya berada di perut, sementara yang lainnya mengusap gundukan yang ditumbuhi sedikit bulu. Tangannya berputar-putar di selangkang saya itu. Saya merasakan ada kenikmatan di sana. Saya merasakan bibir vagina saya pun sudah basah. Kepala saya miring ke kiri dan ke kanan menahan gejolak yang tidak tertahankan.
    Tangan kanan Pak Karyo makin berani. Jari-jari mulai memasuki pinggir liang vagina saya.

    Ia mengocok-ngocok. Kaki saya menerjang menahan gairah yang melanda. Tangan saya yang mencoba menahan tangannya malah dibawanya untuk meremas payudara saya. Meski tidak membuka BH, namun remasan tangannya mampu membuat panyudara saya mengeras. Uh, saya tidak tahu kalau kain sarung yang saya pakai sudah merosot hingga ujung kaki. CD juga sudah tanggal. Yang saya tahu hanyalah lidah Pak Karyo sudah menjilati selangkang saya yang sudah membanjir. Terdengar suara kecipak becek yang diselingi nafas memburu Pak Karyo.

    Ini permainan yang baru yang pertama kali saya rasaran. Rio, suami saya, bahkan tidak pernah menyentuh daerah pribadiku dengan mulutnya. Tapi, jilatan Pak Karyo benar-benar membuat dada saya turun naik. Kaki saya yang menerjang kemudian digumulnya dengan kuat, lalu dibawanya ke atas. Sementara kepalanya masih terbenam di selangkangan saya.

    Benar-benar sensasi yang sangat mengasyikan. Dan saya pun tidak sadar kalau kemudian, tubuh saya mengeras, mengejang, lalu ada yang panas mengalir di vagina saya. Aduh, saya orgasme! Tubuh saya melemas, tulang-tulang ini terasa terlepas. Saya lihat Pak Karyo menjilati rembesan yang mengalir dari vagina. Lalu ditelannya. Bibirnya belepotan air kenikmatan itu. Singletnya pun basah oleh keringat. Saya memejamkan mata, sambil meredakan nafas. Sungguh, permainan yang belum pernah saya alami. Pak Karyo naik ke atas ranjang.
    “Kita lanjutkan,” katanya.

    Saya disuruhnya telungkup. Tangannya kembali merabai punggung saya. Mulai dari pundah. Lalu terus ke bagian pinggang. Dan ketika tangan itu berada di atas pantat saya, Pak Karyo mulai melenguh. Jari tangannya turun naik di antara anus dan vagina. Berjalan dengan lambat. Ketika pas di lubang anus, jarinya berhenti dengan sedikit menekan. Wow, sangat mengasyikan. Tulang-tulang terasa mengejang. Terus terang, saya menikmatinya dengan mata terpejam.

    Bila kemudian, terasa benda bulat hangat yang menusuk-nusuk di antara lipatan pantat, saya hanya bisa melenguh. Itu yang saya tunggu-tunggu. Saya rasakan benda itu sangat keras. Benar. Saat saya berbalik, saya lihat kontol Pak Karyo itu. Besar dan hitam. Tampak jelas urat-uratnya. Bulunya pun menghitam lebat.


    Mulut saya sampai ternganga ketika ujung kontol Pak Karyo mulai menyentuh bibir vagina saya. Perlahan ujungnya masuk. Terasa sempit di vagina saya. Pak Karyo pun menekan dengan perlahan. Ia mengoyangnya. Bibir vagina saya seperti ikut bergoyang keluar masuk mengikuti goyangan kontol Pak Karyo. Hampir sepuluh menit Pak Karyo asik dengan goyangannya. Saya pun meladeni dengan goyangan. Tubuh kami yang sudah sama-sama telanjang, basah dengan keringat. Kuat juga stamina Pak Karyo. Belum tampak tanda-tanda itunya akan ‘menembak’.

    Padahal, saya sudah kembali merasakan ujung vagina saya memanas. Tubuh saya mengejang. Dengan sedikit sentakan, maka muncratlah. Berkali-kali. Orgasme yang kedua ini benar-benar terasa memabukkan. Liang vagina saya makin membanjir. Tubuh saya kehilangan tenaga. Saya terkapar.

    Saya hanya bisa diam saja ketika Pak Karyo masih menggoyang. Beberapa saat kemudian, baru itu sampai pada puncaknya. Ia menghentak dengan kuat. Kakinya menegang. Dengan makin menekan, ia pun memuntahkan seluruh spermanya di dalam vagina saya. Saya tidak kuasa menolaknya. Tubuh besar hitam itu pun ambruk diatas tubuh saya. Luar biasa permainan polisi yang hampir pensiun itu. Apalagi dibandingkan dengan permainan Rio.

    Sejak saat itu, saya pun ketagihan dengan permainan Pak Karyo. Kami masih sering melakukannya. Kalau tidak di rumahnya, kami juga nginap di Tawangmangu. Meski, kemudian Pak Karyo juga sering minta duit, saya tidak merasa membeli kepuasan syahwat kepadanya. Semua itu saya lakukan, tanpa setahu Rio. Dan saya yakin Rio juga tidak tahu samasekali. Saya merasa berdosa padanya. Tapi, entah mengapa, saya juga butuh belaian keras Pak Karyo itu. Entah sampai kapan.

  • Video bokep threesome Blake Eden, Bree Daniels dan Ellena Woods dipagi hari

    Video bokep threesome Blake Eden, Bree Daniels dan Ellena Woods dipagi hari


    2020 views

    IndoLiveAsia

     

  • Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi Alexis Crystal mendapat pukulan dan creampied di atas bola yoga

    Foto Ngentot Gadis perguruan tinggi Alexis Crystal mendapat pukulan dan creampied di atas bola yoga


    2059 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang lagi gym pantat bahenol pirang Alexis Crystal dientot ditempat gym diatas bola yoga dan memeknya dibobol keras dan menembakkan air mani yang banyak kedalam memeknya. Agen Judi Bola

  • Video bokep Elsa Jean dan Glean Basah Kuyup dikamar mandi

    Video bokep Elsa Jean dan Glean Basah Kuyup dikamar mandi


    3391 views

  • Foto Bugil cewek berambut merah Sascha ngangkang diatas bangku

    Foto Bugil cewek berambut merah Sascha ngangkang diatas bangku


    1904 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik berambut merah tubuh putih mengangkat gaunnya memamerkan memeknya yang berbulu tipis-tipis diatas kursi besi. Judi Bola Online