Author: dbgoog99

  • 1-Yuna Shiratori laforet girl 14

    1-Yuna Shiratori laforet girl 14


    2060 views

  • Kisah Memek berkuncung kerumah istri pilot yang kesepian

    Kisah Memek berkuncung kerumah istri pilot yang kesepian


    3193 views

    Duniabola99.com – Ini bermula ketika aku sedang bekerja di salah satu dealer mobil di kota, aku melihat sosok wanita seksi dengan payudara besar sekali. oh ternyata ibu muda pelangganku, ini adalah kisah ku denganya, mari kita simak.


    ini terjadi ketika aku bekerja pada sebuah dealer mobil di Jakarta. Ketika itu aku berumur 24 tahun. Pada saat pertama kali menjadi salesman kendaraan bermotor terutama jenis sedan, aku mulai mencari pelanggan di daerah pondok indah.

    Karena kendaraan yang aku jual termasuk kelas atas, maka tentunya lokasi ini yang paling cocok. Kebetulan aku diberitahu temanku , kalau temannya yang bekerja sebagai pilot sedang mencari kendaraan.

    Setelah diberi tahu rumah temanku tersebut, aku langsung meluncur menuju rumah yang dimaksud. Rumah tinggi dengan pagar berwarna hijau muda, demikian temanku memberikan tanda-tanda rumah tersebut. Aku segera memarkir kendaraanku di depan rumah. Bel kutekan, dan kemudian keluarlah seekor anjing herder menyambutku.

    “Hhhrrr…. gukk.. ggukkk…. hrr…”. Wah sempat ciut juga nyaliku. Kemudian tak berapa lama kemudian keluar seorang bapak memanggil berteriak…”Jeffry… jeffry… masukk…”, katanya.Wah keren banget nama si anjing ini. Aku jadi inget temenku di kantor yang bernama jeffry, untungnya dia nggak gua ajak ke sini. Kalo gua ajak bisa- bisa marah sama yang punya anjing.

    ” Cari siapa pak?” tanya pak tua penjaga rumah.” Pak Dedi ada?” tanyaku.” Ada pak, lagi di dalam, silahkan masuk” katanya sambil membuka gerbang rumah.Kemudian akupun masuk dan duduk di teras rumah. Tak berapa lama kemudian seorang bapak yang kira – kira umurnya 35 tahunan, keluar dan menemuiku.
    ” Dedi ” katanya sambil menyalamiku.” Bagus ” kataku sambil balas menyalami.” Ini pak, saya mau menawarkan mobil BMW yang seri…”” Oh ya ..saya sudah tau, saya udah ditelpon Diana kemaren ” katanya memotong pembicaraanku.” mm..oh ya..? .ini brosurnya pak.dan bapak bisa lihat – lihat spesifikasinya.” kataku.

    Pak dedi menerima brosurku dan membacanya sekilas.” Begini dik Bagus, saya mau ke Amerika selama 2 minggu ini, untuk urusan lanjutnya istri saya saja yang ke showroom” katanya.Kemudian dia memanggil istrinya…” Venn, sini bentar sayang….”. Wah, mesra banget nih pak Dedi.


    Tak lama kemudian seorang wanita datang.” Ini loh Venn, saya kan udah janji mau kasih hadiah ultah ke kamu, nah pak Bagus ini yang dari showroom, nanti kamu yang urus semuanya yah, selama papa ke Amerika.” Kata pak Dedi kepada istrinya.”Ok pah” katanya sambil mengulurkan tangannya ke arahku.”Diana..” katanya.
    Wah halus banget tangannya. Sebagai gambaran, Nia istri pak Dani ini tingginya sekitar 160 an, body sexy , rambut sebahu, wajah cantik mirip bintang sinetron WG, umur sekitar 32 tahunan, dada sekitar 36B.”Oh ya.kalo gitu , besok ibu saya persilahkan ke showroom kami” kataku sambil menyerahkan kartu namaku.

    “Pak, saya mau permisi dulu, besok ibu kami tunggu di showroom ” kataku sambil mejabat tangan pak Dedi.Dan akupun meluncur kembali mencari prospek yang lain.Selama dalam perjalanan pulang terbayang -bayang selalu wajah bu Diana yang cantik, bodynya yang sexy..mmmm..

    Tulait.tulait.tulait ..bunyi HP ku membangunkanku dari tidur. Wah udah jam 07.00 pagi.”Selamat pagi, bisa bicara dengan pak Bagus? ” kata suara di seberang.”Yah, saya sendiri…” kataku.”Pak Bagus, ini Diana, yang mau ke showroom bapak…nanti saya datang jam 10 an pagi yah…” kata suara merdu itu.
    “Ok deh bu, saya tunggu nanti.” jawabku kegirangan.”Tapi pak, mm…. sopir saya lagi pulang kampung, dan pak Dani sudah ke amrik tadi pagi, bisakah bapak kesini? Maaf ya pak, kalo tidak menganggu.” katanya.”Wah bener juga, ntar kalo mobilnya langsung dibawa siapa yang nyetir yah?” pikirku.”Ok deh bu….saya segera ke sana ” jawabku.

    “Makasih pak, saya tunggu yah, bye ” katanya. Kemudian telpon ditutup.Wah pucuk dicinta ulam tiba……Akupun segera mandi dan membawa kijangku menuju rumah bu Diana.Tak usah berpanjang lebar..akhirnya aku antar bu Diana menuju showrom.”Pak Bagus udah nikah?” tanyanya membelah kebisuan.”Belum bu, Ibu udah berapa lama nikah sama pak Dani? Tanyaku

    “Ooo…belum toh, udah 6 tahun ini nikah sama pak Dani ” katanya.”Putranya berapa bu? ” tanyaku. Bu Diana terdiam sebentar.”Belum punya dik,….habisnya bapak sering ke LN” katanya.Wah kasihan bu Diana ini, udah lama nikah belum punya anak juga, sering ditinggal pergi pasti kesepian, pikiranku udah mulai ngeres.


    Tak lama kemudian sampailah ke showroom, dan bu Diana jadi membeli mobil tersebut.Dua hari kemudian, sore hari saat aku pulang kantor, telpon berbunyi.”Selamat sore dik Bagus, bisa ke sini sebentar? Saya mau menanyakan surat- surat mobil yang kemaren” katanya.”Memang kenapa bu? ” jawabku.

    “Yah kesini bentar aja dik, ibu tunggu loh” katanya.”Baik bu ” jawabku.Akupun langsung meluncur ke rumah bu Diana. Sampai di depan rumah pagar sudah terbuka, dan mobilku disuruhnya dimasukkan ke dalam saja, katanya banyak pencurian mobil akhir-akhir ini.

    Bu Diana menyilahkan aku masuk dan menutup pintu depan. Keadaan sepi saat itu, sepertinya tidak ada orang lagi di rumah itu.Kemudian bu Diana duduk di depanku. Dia mengenakan T- shirt, dan celana pendek. Tampak sangat cantik sekali sore itu. Dan tubuhnya harum sekali.

    “Ini loh dik, Ini dulu pernah ganti warna yah mobilnya…? ” katanya sambil merundukkan badan. Karena T-shirtnya longgar, kelihatan sepasang payudaranya yang menggantung, membuatku jadi tidak konsentrasi pada pertanyaannya.”Mm….ehh..y a bu…ada apa bu?” kataku tergagap gara – gara liatin sepasang payudaranya yang keliatan.

    “Wah di Bagus kenapa? ini loh dik, mobil ini pernah ganti cat yah?” tanyanya mengulangi sambil tersenyum simpul.”Oh.iya bu…..ini kebetulan dulu punya teman saya, memang pernah dicat ulang, soalnya dia suka bosenan orangnya” kataku.

    “Ohh…gitu yah….” katanya sambil manggut-mangut..”Dik Bagus, sebenernya ibu cuma mau ngajak di Bagus ke sini aja kok..nggak keberatan kan nemenin ibu.” katanya. Wah makin mengarah nih bu Diana.”Nggak bu…” sambil menahan nafas. Kemudian bu Diana duduk di sampingku dan meremas tanganku.

    “Panggil aja Diana….Bagus punya pacar?” tanyanya sambil memegang pundakku.Wah makin panas nih , pikirku. “Udah , tapi barusan putus” kataku sekenanya.Kemudian kuberanikan meremas tangannya kembali.”Diana kesepian yah…ditingal pak Dani…emang udah berapa hari gak gituan? ” tanyaku nekat.

    “Ah…kamu nakal deh., udah sebulan ini…..” katanya sambil tersenyum genit dan memegang pahaku. Wah makin nekat nih, pikirku. Jangan dilewatkan kesempatan ini bleh….. terdengar suara setan yang telah membelenggu diriku.Langsung kucium bibir Diana….aku lilit-lilit lidahnya dengan lidahku.Sepertinya diapun mengimbangi permainan lidahku di mulutnya.


    Kemudian aku mulai aku raba-raba payudaranya dari permukaan t-shirt yang dikenakannya.”Den…pindah ke kamar aja yookk” ajaknya.Kamipun pindah ke kamar. Luas sekali kamarnya, ukurannya 6×6 m. Ada springbed, home theatre, dan kamar mandinya.

    Akupun sudah nggak tahan lagi untuk mengeksplorasi setiap jengkal tubuh Diana.kubuka kaos yang dikenakannya, langsung aku kulum dan jilatin putingnya yang sudah mengeras.”Mmmm… mmmmm… mmmm…. hhsss…. aaahhhh… mmm” hanya desahan-desahan itu yang kudengar dari mulut Nia. Kemudian aku mulai ciumin lehernya yang jenjang, tanpa meninggalkan sejengkal pun.

    Aku jilatin lagi putingnya sambil meremas pelan-pelan setiap sudut sudut payudaranya. Sambil dia berdiri aku jilatin pusernya. Dianapun kelihatan mulai tak tahan lagi, dia pegangi rambutku sambil mendesah – desah tak karuan. Kemudian aku rebahkan dia di springbed. ” kamu buas banget deh den…..hhh” katanya sambil tersenyum genit.

    Kemudian aku angkat kakinya ke atas, aku jilatin jari – jari kakinya yang halus dan bersih, aku jilatin betisnya, sambil meraba – raba pahanya. Betisnya sangat halus dan terawat, begitupun dengan pahanya. Kemudian aku buka celana pendeknya , dan kangkangin kakinya membentukk huruf V. Wah ternyata dia nggak pake celana dalam. Kayaknya memang sudah persiapan buat ML.

    Kemudian aku jilatin jembutnya yang tipis dan rapi menghiasi kemaluannya .”Ahh Denn…. mmm… hhhh…. ahhhhh…. mmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Diana ketika kujilati memeknya. Kemudian aku jilatin bibir memeknya atas bawah bergantian dengan pelan dan pasti. Tak kusisakan sejengkalpun untuk mengeksplorasi bibir memeknya.

    “Oohhhhhhh… mmmmm…… ahhhhh… Bagusymmm…. sshhh… mm……:” hanya itu yang berkali kali terdengar dari mulut Nia.Aku jilatin clitorisnya sambil aku lilit dengan lidahku keras-keras.”Ahhhh dennnn… laggiii… mmm….. dennnn.. ahhhh…” makin ngak jelas desahannya. Aku terus jilatin clitorisnya… aku masukkin jariku ke dalam memeknya dan aku keluar masukkin, sambil terus menjilatin clitorisnya.

    ” Ahhhh… mmmmm…… mm..ooohh… Dennnn.. aahhh….. kammu… apaiinnnn.. mmmemekku…. ohhhhh. ” katanya sambil mendesah desah nggak karuan dan menggoyang goyangkan pinggulnya kiri kanan.Aku lebih intensifkan jilatanku dan diapun mulai memegang – megang kepalaku dan akhirnya……..”Aahh…. denn… akkkuu……. nyammmpeee.. aaahh……. ahhhhhh…. mmm” katanya sambil membenam- benamkan mukaku ke memeknya.


    Terasa cairan membasahi lidahku…….. dan kemudian dia bangun dari posisinya dengan wajah berkucuran keringat. Dan payudaranya pun mengkilap basah oleh keringat, membuatku makin terangsang.”Denn.. kamu hebattt… belum pernah aku merasakan seperti ini” katanya sambil memelukku.

    “Terima kasih yah Den, sering- seringlah kamari. Aku selalu menunggumu…” bisiknya.

  • Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi

    Si Cantik Fifi Ku Selingkuhi


    2564 views


    Sejak peristiwa sexku dengan Diana aku semakin aktif untuk mengikuti senam, yach biasa untuk menyalurkan hasratku yang menggebu ini.

    Kegiatan ini semua tentunya juga rapi karena ku nggak kepingin istriku tahu hal ini. Suatu ketika aku diperkenalkan pada teman-teman diana satu kelompok, dan pinter sekali diana bersandiwara dengan berpura-pura telah bertemu denganku pada suatu pesta pernikahan seseorang sehingga temannya tidak ada yang curiga bahwa aku telah berhubungan dengan diana.

    Hari ini, seusai senam jam 08.30 aku harus langsung kekantor untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku pada toko buku untuk membeli perlengkapan kantor yang kurang, saat aku asyik memilih tiba-tiba pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah fifi teman diana yang tadi dikenalkan.

    “Belanja Apa De…, kok serius banget…”, Tanyanya dengan senyum manis.

    “Ah enggak cuman sedikit untuk kebutuhan kantor aja kok…”

    Akhirnya aku terlibat percakapan ringan dengan fifi. Dari pembicaraan itu kuperoleh bahwa Fifi adalah keturunan cina dengan jawa sehingga perpaduan wajah itu manis sekali kelihatannya. Matanya sipit tetapi alisnya tebal dan…, Aku kembali melirik kearah dadanya.., alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dengan diana sahabatnya.

    “Eh.., De aku ada yang pengin kubicarakan sama kamu tapi jangan sampai tahu diana ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.

    “Ngomong apaan sih.., serius banget Fi…, apa perlu?”, tanyaku penuh selidik.

    “Iya perlu sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa..”, tanyanya lagi.

    “Ada kendaraan kok aku…” timpalku penasaran. Akhirnya kuputuskan Fifi ikut aku walaupun mobilnya ada, nanti kalau omong-omgngnya sudah selesai Fifi tak antar lagi ketempat ini.

    “Masalah apa Fi kamu kok serius banget sih…”, tanyaku lagi.

    “Tenang De…, ikuti arahku ya…, santai saja lah…”, pintanya.

    Sesekali kulirik paha Fifi yang putih itu tersingkap karena roknya pendek, dan Fifi tetap tidak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Fifi akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa dan diceritakan oleh Fifi bahwa tempat itu biasa dipakai untuk persewaan.

    “Ok fi sekarang kita kemana ini dan kamu mau ngomong apaan sih”, tanyaku tak sabar, setelah aku masuk ruangan dan Fifi mempersilahkan duduk.

    “Gini De langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan Diana ya..?”, tanyanya.
    Deg…, dadaku berguncang mendengar perkataan Fifi yang ceplas ceplos itu.

    “Merasakan apaan sih Fi?”, tanyaku pura-pura bodoh.

    “Alaa De jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Diana, dia menceritakan bagaimana sukanya dia menikmatimu…, Hayooooo masih mungkir ya…”.

    Aku hanya diam namun sedikit grogi juga, nampak wajahku panas mendengar penuturan Fifi yang langsung dan tanpa sungkan tersebut. Aku terdiam sementara Fifi merasa diatas angin dengan berceloteh panjang lebar sambil sesekali dia senyum dan menyilangkan kakinya sehingga nampak pahanya yang mulus tanpa cacat. Aku hanya cengar cengir saja mendengar semua omomgannya.

    “Gimana De masih mau mungkir nih…, Bener semua kan ceritaku tadi…?”, Tanyanya antusias.

    Aku hanya tersenyum kecut. Kuperhatikan Fifi meninggalkan tempat duduknya dan tak lama kemuadian dia keluar sambil membawa dua gelas air minum. Fifi kembali menatapku tajam aku seperti tertuduh yang menunggu hukuman. Tak lama berselang kembali Fifi berdiri dan duduk disampingku.

    “De…”, sapanya manja.

    Aku melirik dan, “Apa?”, jawabku kalem.

    “Aku mau seperti yang kau lakukan pada Diana De…”, aku sedikit terkejut mendengar pengakuannya dan tanpa membuang waktu lagi kudekatkan bibirku pada bibirnya.

    Pelan dan kurasakan bibir Fifi hangat membara. Kami berpagut bibir, kumasukkan lidahku saat bibir Fifi terbuka, sementara tanganku tidak tinggal diam. Kusentuh lembut payudaranya yang kenyal dia tersentak kaget. Bibirku masih bermain semakin larut dalam bibirnya. Fifi kelihatan menikmati sekali sentuhan tanganku pada payudaranya.

    Sementara tangan kananku mengusap lembut punggungnya. Fifi semakin menjadi leherku diciumi dan tangan Fifi berada dipunggungku. Tanganku beroperasi semakin jauh dengan meraba paha Fifi yang mulus dia semakin menggelinjang saat tangan kananku mulai masuk dalam payudaranya. Tanpa menunggu reaksi lanjutan aku menaikkan BH sehingga tanganku dengan mudah menyentuh putting yang mulai mengeras.

    Kudengar nafas Fifi memburu dengan diselingi perkataan yang aku tak mengerti. Fifi mulai pasrah dan kedua tangaku menaikkan kaos sehingga kini Fifi hanya memakai rok mini yang sudah tidak lagi berbentuk sedangkan BH hitam sudah tidak lagi menutup payudaranya. Kudorong perlahan Fifi untuk berbaring di Sofa, Aku terkagum melihat putihnya tubuh yang nyaris tanpa cacat. Kuperhatikan putting susunya memerah dan kaku, bulu-bulu halus berada disekitar pusar menambah gairahku.

    Fifi hanya terpejam dan aku mulai menurunkan rok mini setelah jariku berhasil menyentil pengait dibawah pusar. Kini Fifi hanya tinggal memakai CD dan BH hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku bergegas mempreteli pakaianku dan hanya tinggal CD. Cepat-cepat kutindih tubuh mulus itu dan Fifi mulai menggelinjang merasakan sesuatu mengganjal dibawah pusarnya. Aku turun menciumi kakinya sesenti demi sesenti.

    “Enggghh hhss”, hanya suara itu yang kudengar saaat mulutku beraksi di lutut dan pahanya.

    Penisku terasa sakit karena kejang. Mulutku mulai menjalar di paha.., benar-benar kunikmati sejengkal demi sejengkal. Tanganku mencoba menelusuri daerah disela pahany, Dan kudengar suara itu semakin menjadi saat tanganku berhasil menyusup dari pinggir CD hitam dan berhasil menemukan tempat berbulu dengan sedikit becek didalamnya. Tanganku terus membelai bulu-bulu kaku dan tangan satunya berusaha mempermudah dengan menurunkan CD didaerah pada berpapasan dengan mulutku. Kusibak semua penghalang yang merintangi tanganku untuk menjamah kemaluan, dan kini semakin nampak wajah asli kemaluan Fifi indah montok putih kemerahan dengan bulu jarang tapi teratur letaknya. Mataku terus mengawasi kemaluan Fifi yang menarik, kulihat klitorisnya membengkak keluar merah muda warnamya…, aku semakin terangsang hebat.

    Mulutku masih disela pahanya sementara tanganku terus menembus liang semakin dalam dan Fifi semakin menggelinjang terkadang mengejang saat kupermainkan daging kecil disela gua itu. Kusibakkan dua paha dengan merentangkan kaki kanan pada sandaran sofa sedangkan kaki kiri kubiarkan menyentuh lantai. Kini kemaluan Fifi semakin terbuka lebar. Mulutku sudah tak sabar ingin merasakan lidahku sudah berdecak kagum dan berharap cepat menerobos liangnya beradu dengan daging kecil yang manja itu dengan bulu yang tidak banyak. Kumisku bergeser perlahan beradu dengan bulu halus milik Fifi dan dia hanya bisa terpejam dengan lenguhan panjang setengah menjerit. Kubirakan dia mengguman tak karuan. Lidahku mulai menjilat dan bibirku menciba menghisap daging kecil milik Fifi yang menjorok keluar. Kuadu lidahku dengan daging kecil dan bibirku tak henti mengecup, kurasakan kemaluan semakin basah.

    Fifi berteriak semakin keras saat tangaku juga mengambil inisiatif untuk meremas payudaranya yang bergerak kiri kanan saat Fifi bergoyang kenikmatan. Aku juga tidak tahan melihat semua ini. Kutarik bibirku menjauh dari kemaluanya dan kulepas Cdku sehingga nampaklah batang penisku yang sudah tegak berdiri dengan ujung merah dengan sedikit lendir. Kusaksikan Fifi masih terpejam kudekatkan ujung penisku sampai akhirnya menyentuh kecil kemaluan Fifi. Jeritan Fifi semakin menjadi dengan mengangkat pantatnya supaya penisku menjenguk lubangnya. Kujauhkan penisku sebentar dan kulihat pantat Fifi semakin tinggi mencari. Kugesek gesekkan lagi penisku dengan keras, aku terkejut tiba-tiba tanfan Fifi menagkap batang penisku dan dituntun menuju lubang yang telah disiapkan. Denga lembut dan sopan penisku masuk perlahan. Saat kepala penis masuk Fifi menjerit keras dan menjepitkan kedua kainya dipinggangku. Kupaksakan perlahan batang penisku akhirnya berhasil menjenguk lubang terdalam milik Fifi. Kaki Fifi kaku menahanku dia membuka mata dan tersenyum.

    “Jangan digoyang dulu ya De…”, pintanya dan dia terpejam kembali.
    Aku menurut saja. Kurasakan kemaluan Fifi berdenyut keras memijit penisku yang tenggelam dalam tanpa gerak. Akhirnya Fifi mulai menggoyangkan pantatnya perlahan. Aku merasakan geli yang luar biasa. Kuputar juga pantatku sambil bergerak maju mundur dan saat penisku tenggelam kurasakan bibir kemaluan Fifi ikut tenggelam dengan kulit penisku. Tak seberapa lama aku merasakan penisku mulai panas dan geli yang berada diujung aku semakin menekan dan manarik cepat-cepat. Fifi merasakan juga rupanya, dia mengimbangi dengan menjepitkan kedua kakinya dipinggangku sehingga gerak penisku terhambat. Saat penis masuk karena bantuan kaki Fifi semakin dalam kurasakan tempat yang dituju.
    Aku tidak kuat dan, “Fi aku mau keluar”, lenguhku.
    Fifi hanya tersenyum dan semakin mempererat jepitan kakinya. Akhirnya, Kutekan semua penisku dalam-dalam dan kusaksikan Fifi terpejam dan berteriak keras. Kurasakan semprotan luar biasa didalam kemaluan Fifi. Dan aku terus menggoyangnya, tiba-tiba Fifi berteriak dan tangannya memelukku kuat-kuat. Bibirnya menggigit dadaku sementara pantatnya terus mengejang kaku, aku hanya terdiam merasakan nikmatnya semua ini.
    Aku menindih Fifi dan penisku masih kerasan didalam liang sanggamanya. Fifi mengelus punggungku perlahan seolah merasa takut kehilangan kenikmatan yang sudah direguknya. Perlahan kujauhkan pantatku dari tubuh Fifi dan kurasakan dingin penisku saat keluar dari liang kenikmatan. Aku terlentang merasakan sisa-sisa kenikmatan. Fifi kembali bergerak dan berdiri. Dia tersenyum melangkah menuju kamar mandi. Kudengar suara gemericik air mengguyur…,

    Fifi kembali mendekatiku, aku duduk diatas karpet untuk berdiri hendak membersihkan penisku yang masih belepotan, aku terkejut saat Fifi kembali mendorongku untuk tidur.
    “Eh fi aku mau ke kamar mandi dulu.., bersih- bersih nih…”
    Tapi tak kudengar jawaban karena Fifi menunduk di sela pahaku dan kurasakan mulut Fifi kembali beraksi memanjakan penisku dengan lidahnya. Aku geli menggelinjang merasakan nikmatnya kuluman mulut Fifi ke penisku. Telur penisku dijilat dan dihisap perlahan. Serasa ujung syarafku menegang.

    Kujepit kepalanya dengan dua pahaku, Aku mulia menggumam tak karuan tapi Fifi semakin ganas melumat penisku. Ujung penisku dihisap kuat-kuat kemudian dilepas lagi dan tangnnya mengocok tiada henti. Akhirnya aku menyerah untuk merasakan kenikmatan mulut Fifi yang semakin menggila. Kulihat kepala Fifi naik turun mengelomoh penisku yang menegang. Saat mulutnya menghisap kusaksikan pipi Fifi kempot seperti orang tua. Penisku dikeluarkan dari mulutnya dan kusaksikan kepala penisku sudah memerah siap untuk menyemprotkan air kehidupan. Fifi kembali menggoyang mulutnya untuk penisku tiada henti. Kepala penisku mendapat perlakukan istimewa. Dihisap dan dikulum. Lidahnya menjilat dan mengecap seluruh bagian penisku. Tangan Fifi membantu mulutnya yang mungil memegangi penisku yang mulai tak tentu arah. Aku kegerahan, kupegang kepalanya dan kuataur ritme agar aku tidak cepat keluar.

    Hanya suara aneh itu yang sanggup keluar dari mulutku. Aku mencoba duduk untuk melihat seluruh gerakan Fifi yang semakin liar pada penisku. Kepala Fifi tetap dalam dekapan tangaku, kuciumi rambutnya yang halus dan kobelai punggungnya yang putih licin, dia mulai berkeringat mengagumu penisku. Mulut Fifi berguman menikmati ujung penisku yang semakin membonggol. Tanganku kuarahkan untuk meremas payudaranya. Saat kegelianku datang, payudaranya jadi sasaran amuk tanganku. Kuremas kuat Fifi hanya mengguman dan melenguh. Gila, Sayang aku tidak berhasil mengatur waktu yang lebih lama lagi untuk tidak mengeluarkan cairanku. Mulut Fifi sekain ganas melihat tingkahku yang mulai tak karuan. Lenguhku semakin keras. diluar dugaan Fifi semakin kuat melakukan kuluman dan hisapan peda penisku. Akhirnya aku tidak tahan merasakan kenikmatan yang tiada tara ini. Kuangkat pantatku tinggi – tinggi, rupanya Fifi mengerti maksudku, dimasukkannya dalam-dalam penisku dan kurasakan Fifi tambah kuat menghisap cairanku aku jadi merasa tersedot masuk dalam mulutnya.

    Tak seberapa lama setelah cairanku habis, Fifi masih mengulum dan membersihkan sisa-sisa dengan mulutnya. Aku hanya bisa tengadah merasakan semuanya. Setelah itu Fifi mulai melepas mulutnya dari penisku. Kulihat semuanya sudah bersih dan licin. Fifi tersenyum dan dia mengelus dadaku yang masih telanjang. Aku baru bisa berdiri dan menuju ke kamar mandi saat Fifi beranjak dari duduknya untuk membuatkan aku minuman. Kubersihkan diriku. Aku minum sejenak, dan Fifi hanya diam saja memandangiku.

    “Kenapa Fi…?”, tanyaku.

    Dia memandangku dan berkata, “Maaf ya De sebenarnya aku tadi hanya memancingmu saja kok, aku nggak tahu kamu udah pernah main ama Diana atau belum, abisan aku lihat tatapan mata Diana sama kamu kadang mesra sekali sih aku jadi curiga”

    “Gila, kupikir”, tapi aku hanya senyum saja mendengarnya.

    Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 12.45 aku harus bergegas untuk menyiapkan rapat. Kami berdua menuju ke toko tempat Fifi memarkir mobilnya. Selama diperjalanan kami semakin mesra dan berkali-kali kudengar lenguh manja Fifi seakan masih menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tangankupun sekali-kali tidak lagi takut menelungkup disela pahanya atu penggelayut dipayudaranya yang besar. Bahkan Fifi semakin membiarkan pahanya terbuka lebar dengan rok terangkat untuk mempermudah tanganku mengembara dikemaluannya. Fifipun tak mau kalah penisku jadi sasaran tangannya saat tangaku tidak menempati kemaluannya. Kurasakan penisku tegang kembali. Fifi hanya tersenyum dan meraba terus penisku dari luar celana. Akhirnya sampai juga ditempat Fifi memarkir mobil dan kami berpisah, Fifi memberikan kecup manja dan ucapan terima kasih.

    Aku hanya tersenyum dan bergumam, “Besok aku mau lagi..”

    Fifi mengangguk dan berkata “Kapanpun Ade mau, Fifi akan layani”

    Hati setanku bersoak mendengar jawaban yang mengandung arti kemanjaan sebuah penis dan keganasan kemaluan memerah dengan bulu halus. Diana tidak mengetahui kalau aku sering merasakan kemaluan Fifi yang putih dan empuk itu. Mereka masih tetap akrab dan berjalan bersama seperti biasanya

  • Polisi Gadungan Yang Nakal

    Polisi Gadungan Yang Nakal


    3026 views


    Duniabola99.com – Tiap pagi, gue lewat depan rumah itu. Makanya, gue tahu penghuninya keluarga muda dengan anak balita satu. Nyonya rumah namanya Yani. Doi lulusan IKIP Seni Tari. Udah lama juga sih gue perhatiin doi. Tapi gue baru kenal ama perempuan Klaten itu lewat lakinya yang pelukis.

    Doi orangnya nggak cakepcakep banget. Tapi tampangnya yang khas Jawa, lembut dan pasrah itu bikin gue betah ngelihatin mukanya kalo pas bertamu ke rumahnya. Apalagi dia enak juga diajak ngomong, suaranya itu senada dengan wajah pasrahnya. Gue jadi suka bayangin dia merintihrintih di bawah siksaan gue.

    Nah, suatu hari lakinya jadi kaya mendadak karena ada order lukisan dalam jumlah besar. Terus, dia ngontrak rumah sebelah buat Yani sama anaknya. Rumah yang sekarang dijadiin galeri lukis.

    Doi yang sebelumnya sering cerita kalo lakinya sibuk banget, sekarang cerita repotnya ngurus rumah dan anaknya yang umur 3 tahun sendirian. Itu sebabnya dia ngajak adiknya Poppy dan ponakannya Umi untuk tinggal serumah. Tampang dua cewek itu mirip banget sama Yani, cuma duaduanya lebih seger dan imutimut. Akhirnya gue tahu juga kalo di rumah itu, sering cuma ada tiga cewek tadi sama satu anak balita.

    Nafsu juga gue waktu temen gue ngasih usul yang menarik. Langsung saja gue telepon Yani malem itu. Gue rubah suara gue biar nggak dikenal.
    Choirun ada?
    Nggak ada, lagi mancing. Ini siapa ya?
    Huh bego, pikirku. Dia kagak tahu kalo lakinya lagi maen sama Linda, tante Chinese yang gatal !
    Mbak Yani sendiri ya?
    Nggak, sama Poppy dan Umi,
    Ya sudah, besok saja,

    Tiga temen gue langsung bersorak begitu pasti malam itu lakinya Yani nggak di rumah. Kami berempat pun segera berjalan ke rumah dekat gerbang perumahan itu. Tiga temen gue sudah siap dengan peralatannya, lalu mengetuk pintu.

    Seorang perempuan mengintip dari balik korden.
    Siapa ya?
    Kami dari Polres bu, ada yang ingin kami sampaikan, sahut teman gue yang badannya memang mirip polisi.

    Tak lama kemudian pintu terbuka, tiga temen gue masuk. Dari jauh gue lihat Poppy dan Umi ikut menemui mereka.

    Maaf bu, suami ibu kami tangkap satu jam lalu,
    Lho, kenapa? Yani terlonjak.
    Ia kedapatan menghisap ganja
    Nggak mungkin! perempuan itu memekik.
    Tapi begitulah kenyataannya. Kami juga dapat perintah menggeledah rumah ini. Ini suratnya,

    Yani tak dapat menolak, dibiarkannya ketiga polisi itu menggeledah rumahnya. Dasar nakal, seorang temen gue sudah menyiapkan seplastik ganja dan kemudian ia teriak, Ada di bawah kasur sini, komandan!

    Temenku yang paling besar memandang Yani dengan tajam. Sekarang kalian bertiga ikut ke kantor polisi! tegasnya.
    Tapitapisaya nggak tahu bagaimana barang itu ada di situ kata Yani terbatabata.
    Sekarang ibu bantu kami, ikut saja ke kantor polisi, juga dua adik ini,
    Akhirnya ketiga cewek itu mau juga ikut, setelah sebelumnya Yani menitipkan anaknya ke Bu Tukiran. Temen gue pinter juga, dia pinjam mobil Feroza Yani dengan alasan mereka cuma bawa motor. Lewat handphone, salah satu temen gue ngasih tahu.

    Beres Dan, siap cabut, katanya. Gue segera pakai topeng ski, ambil kunci mobil dan duduk di belakang stir.

    Sebelum masuk, kaget juga tiga cewek itu karena tangan mereka diborgol di belakang punggung. Kami nggak ingin repot nantinya, alasan temen gue.
    Hanya beberapa saat saja, mobil pun berjalan. Yani duduk di tengah dengan satu temen gue menjaga pintu. Sedang Poppy dan Umi di belakang dijaga dua lagi temen gue.

    Baru jalan 100 meteran di jalan menurun ke arah Kasongan, tiga temen gue itu ketawa ngakak. Gampang banget kata mereka. Tentu saja tiga cewek itu bingung. Apalagi Yani kini terpaksa duduk merapat jendela karena dipepet lelaki besar di sebelahnya.

    Kalian tidak akan kami bawa ke kantor polisi, seneng kan nggak perlu lihat pistol? Tapi jangan khawatir, nanti kita tunjukin pistol yang lain, desisnya.

    Cerita Bokep

    Ehehapaapaan ini? Yani ketakutan. Eiiiiii.awwwhhhhkuranga jjawwwhhhh Yani menjerit dan meronta, sebab tibatiba kedua payudaranya ditangkap dua telapak tangan yang besar, lalu diremasremas keras seenaknya. Dua gadis di belakang juga menjeritjerit ketika payudara mereka pun diperlakukan sama.

    Lelaki itu lalu menyingkapkan jilbab Yani dan dengan nafsu kembali mencengkeram payudara montok itu. Yani makin keras menjerit. Lalu tibatibabreetttt.bagian muka jubah tipisnya koyak sehingga memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang berbungkus BH coklat muda.

    Wah, susu yang segar, kata temen gue.
    Jangannntolongjangaann. .. Yani menangis.
    Jangan cerewet, kalian bertiga tidak usah bawel, nurut saja atau tempik kalian kuculek pake belati ini! kali ini temen gue mulai mengancam dengan menyentuhkan ujung belati ke permukaan payudara Yani yang menyembul dari BHnya.

    Di belakang, Poppy dan Umi terisakisak. Blus keduanya sudah lepas, tinggal rok yang menutupi bagian bawah tubuh muda dan mulus itu. Keduanya pun memekik berbarengan ketika penutup dada mereka direnggut hingga putus.
    Wahwahini susu yang indah kata kedua temen gue di belakang. Coba lihat punya Nyonya ini lanjut mereka.

    Temen gue di depan pun bertindak cepat, memutus tali antara dua cup BH Yani. Yani terisak, buah dadanya kini telanjang dan..Awwwwww. ia menjerit agak keras ketika kedua putingnya dijepit dan ditarik serta diguncangguncangkan. Kedua temen gue di belakang ketawa dan ikutikutan melakukan hal yang sama pada puting Umi dan Poppy.

    Yani merontaronta tapi siasia saja ketika tubuhnya dibaringkan di jok mobil, lalu temen gue duduk di atas perutnya, memunggungi dan menyingkapkan bagian bawah jubahnya. Kedua kaki telanjangnya menendangnendang, tapi ia kesakitan juga waktu kedua bagian dalam paha mulusnya dicengkeram keras. Ia menjerit lagi waktu selangkangannya yang ditutupi celana dalam putih digebuk sampai bunyi berdebuk. Dengan kasar, jarijari temen gue menyingkapkan kain segitiga itu hingga memeknya yang berjembut agak lebat terbuka. Tanpa ba bi bu, ditusukkannya telunjuknya ke lubang memek Yani.

    Aaaaakhhhh. Yani menjerit kesakitan. Memeknya yang kering membuat tusukan itu jadi amat menyakitkan. Tapi temen gue itu nekad terus nyodoknyodok memek yang legit itu. Malah waktu telunjuknya sudah terasa agak licin, dia tambah jari tengah. Lagilagi Yani menjerit kesakitan. Tapi nggak kapok juga temen gue itu. Sebentar saja sudah tiga jari yang nyodoknyodok memek perempuan manja itu.

    Di belakang, Poppy dan Umi juga merintihrintih, sebab dua lelaki yang bersama mereka kini mengisapisap pentil susu mereka sambil terus meremasremas teteknya yang kenyal. Poppy pertama kali memekik waktu tangan temen gue menelusup sampai ke balik celdamnya dan meremasremas memeknya sambil sesekali mencabuti jembutnya.

    Umi akhirnya juga mendapat penghinaan yang sama, bahkan ia merasa klentitnya lecet karena terus diuyeluyel dengan kasar.

    Mobil akhirnya sampai ke rumah besar punya temen gue yang asyik ngobokobok memek Yani. Gue buka pintu belakang mobil. Di dalam, gue liat Poppy dan Umi yang topless, cuman pake rok doank! Dan yang lebih bikin gue kaget lagi, ternyata kontol dua temen gue lagi dijilatin ama dua perawan itu.
    Toket kedua anak itu kelihatan mulai memerah karena terus diremetremet. Terang aja gue tersentak, tapi gue sendiri gak bisa berbuat apaapa lagi! Soalnya gue sendiri nggak tahan, terus ikut mencet pentil kanan Poppy dan pentil kiri Umi.

    Nggghhhhh. dua cewek itu cuma bisa mengerang karena dua kontol ada di mulut mereka. Terus gue buka pintu tengah. Buset, di dalam, temen gue masih asyik menjilati memek Yani dan menyodoknyodok lubangnya dengan tiga jari. Yani sudah tidak menjeritjerit lagi. Yang terdengar sekarang cuma rintihannya, persis seperti bayangan gue.

    Nggak tahan, gue naik, terus gue pegangin kepala perempuan berjilbab itu.
    Emut kontol gue, kalau nggak, gue potong tetek lu! kata gue sambil nyodorin kontol yang udah ngaceng sejak tadi. Tangan kiri gue mencengkeram tetek kanan Yani yang montok sampai ke pangkalnya. Tangan kanan gue menahan kepala Yani biar tetep menghadap kontol.
    Yani nyerah, dia buka mulutnya. Cepet gue masukin kontol gue sampe ke pangkalnya.

    Diemut! bentak gue sambil menambah tenaga remasan di buah dadanya.
    Gue ngerasain kenikmatan yang luar bisa banget waktu kontol gue diemutemutnya sambil merintihrintih.
    Biar gampang, sama temen gue tadi, gue gotong cewek itu dan gue lempar ke lantai garasi. Yani menjerit kesakitan dan makin keras jeritannya waktu jubahnya gue lucuti, begitu juga rok dalam dan celdamnya. Terlihatlah memeknya yang terpelihara rapi, dengan bulubulu halus yang diatur dengan indahnya. Gue mainkan itilnya yang ada di dalam bibir memeknya sampai dia berkelojotan ke kananke kiri.

    Sekarang temen gue yang jongkok di depan muka cewek itu dan memaksanya berkaraoke. Dari belakangnya, tanpa banyak bicara, gue langsung ngentot cewek itu.
    Aunghhhhhh Yani mengerang panjang waktu kontol gue nyodok memeknya sampai mentok. Memeknya lumayan rapet dan legit biarpun dia sudah punya anak satu.

    Ada seperempat jam gue kocok memeknya pake kontol, terus gue suruh dia nungging. Dari depan, temen gue masih ngentot mulutnya sambil memegangi kepala cewek berjilbab itu.

    Dari belakang, pemandangan itu bikin gue makin nafsu. Gue remet keraskeras memeknya pake tangan kiri, terus telunjuk kanan gue tusukin ke pantatnya. Yani mengerang lagi waktu gue gerakin telunjuk gue berputarputar supaya lobang kecil itu jadi lebar. Begitu mulai lebar, gue masukin kontol ke dalamnya.
    Tubuh Yani mengejang hebat, erangannya juga terdengar amat heboh. Tapi tetep gue paksa kontol gue biar susahnya bukan main. Sampe akhirnya kontol gue masuk sampai ke pangkal, gue tarik lagi sampai tinggal kepalanya yang kejepit. Terus dengan tibatiba gue dorong sekuat tenaga.

    Aaaaaakhhhhh.. Yani melepas kontol temen gue dan menjerit keras. Tapi rupanya pas temen gue sampai puncak kenikmatannya. Akibatnya air maninya nyemprot muka Yani sampai belepotan.
    Cuek, gue genjot terus pantat perempuan montok itu biar dia menangisnangis kesakitan. Malah sekarang gue peluk dia sambil kedua teteknya gue remesremes. Temen gue yang barusan nyemprot sekarang malah masukin dua jarinya ke lubang memek Yani dan diputarputar. Ini bikin Yani makin kesakitan.
    Gue ngerasa kontol gue udah peka banget. Jadi makin cepet gue genjot dan langsung gue banting cewek itu. Yani nggak sempet mengelak, waktu kontol gue tempelkan ke mulutnya dan gue paksa dia mengulumnya.

    Croootttcrotttcrottt air mani gue nyemprot sampai tiga kali ke dalam mulutnya. Yani sudah mau menumpahkannya, jadi gue pencet pentilnya dan gue tarik ke atas.

    Telen! bentak gue. Sambil merem, Yani menelannya semua, lalu menekuk tubuhnya sambil menangis. Dengan ujung jilbabnya gue dan temen gue mengelap kontol yang berlendir. Dari celah pantat bundar Yani gue lihat ada darah keluar.
    Lagi asyik ngelihatin tubuh bugil Yani, gue dengar ketawa ngakak dua temen gue. Lalu terlihat Poppy dan Umi turun dari mobil dan jalan sempoyongan. Gue melotot. Dua cewek itu nyaris bugil. Jilbab mereka disampirkan ke belakang sehingga teteknya yang kemerahan bekas diremasremas bebas terlihat, dengan pentilnya yang kecoklatcoklatan. Duaduanya terisakisak, di sekitar bibir dua cewek hitam manis itu belepotan lendir putih.

    Yang menarik, rok mereka sudah lepas, tinggal celdam putih milik Poppy dan kuning muda Umi. Malah celdam Poppy dibikin temen gue terangkat tinggi sampai nyelip di bibir memeknya. Akibatnya, bibir memeknya kanan dan kiri kelihatan gemuk dan jembutnya menyembul ke kanan dan kiri. Nggak tahan, gue pepet anak itu ke mobil, terus tangan gue mulai merayapi selangkangannya. Tangan gue mulai bermainmain di bibir vaginanya yang njepit celananya.
    Jangaannampun oommm rintihnya. Adduhhhh pekik mahasiswi UAD itu, karena gue cabut beberapa helai jembutnya.

    Dari bawah gue cengkeram tetek kanan Poppy yang nggak seberapa gede tapi kenyal itu, terus gue dorong ke atas sampai putingnya ngacung, lalu gue sedot kuatkuat. Poppy meronta kesakitan, apalagi kemudian gue tarik celdamnya ke atas. Poppy memekik waktu celdamnya akhirnya putus.
    Gue terus melorot dan gue paksa cewek itu nyodorin memeknya buat gue hisap. Gue mainin itilnya dengan lidah gue, bahkan sampai gue sedot pakai mulut gue! Poppy makin kelojotan dan mendesah.

    Sementara itu, gue lihat Umi lagi dipaksa menyepong kontol temen gue. Sedang Yani sudah mulai disodomi lagi. Malah, dia dipaksa telentang dengan kontol menusuk pantatnya, lalu memeknya disodok dari depan. Kedengeran Yani menjeritjerit kesakitan.
    Aihhh Poppy memekik waktu telunjuk gue masuk satu ruas ke lubang pantatnya, terus gue dorong ke depan sampai lubang memeknya merekah dan kelihatan lorong yang merah dan basah, gue jilatin sampai cewek 21 tahun itu menggeliatgeliat.
    Aduhhjangaann Poppy menjerit waktu gue tibatiba berdiri sambil mengangkat kaki kirinya.

    Tapi gue nggak peduli, kontol gue pas banget nunjuk memeknya. Terus gue kucekkucek memek anak itu, sampai mulai terasa basah. Terus gue pegang kontol gue dan gue paksa masuk kepalanya ke celah bibir memeknya. Kepala kontol gue terasa seperti direndam di air hangat. Poppy menjerit makin nggak karuan waktu tangan kiri gue mencengkeram tetek kanannya sampai ke pangkalnya sekuat tenaga. Malah, daging kenyal itu sampai terasa seperti remuk.
    Aaaakkhh.auhhhhh.ouchhh aiiiii.sakkkiiittt.ad duhhhhh. Poppy menjerit histeris waktu gue dorong pinggang ke depan dengan tibatiba dan sekuat tenaga.

    Kontol gue masuk sampai ke pangkalnya. Malah kerasa kepalanya sampai mentok ke dasar memeknya. Begitu mentok gue berhenti sebentar. Gadis itu sesenggukan, nafasnya tersengalsengal. Tapi yang paling asyik, gue merasa kontol gue di dalam memeknya seperti dibasahi cairan hangat. Belakangan gue tahu yang hangat itu darah keperawanannya.

    Dengan gerakan kasar dan tibatiba, gue kocok kontol gue di dalam memek Poppy. Terasa sempit banget dan kering. Gue sih enak, tapi akibatnya Poppy menjeritjerit kesakitan dan minta ampun. Poppy masih merintihrintih waktu kontol gue tarik keluar, terus gue jongkok di depan selangkangannya. Langsung gue masukin empat jari ke dalam lubang memeknya yang masih menganga.
    Aucchhhhhsakkkiiitttaaa hhhh Poppy menjerit lagi waktu empat jari gue puterputer di dalam memeknya. Waktu gue tarik keluar empat jari gue yang basah lendir dan darah, cewek itu jatuh melorot sambil terus menangis.
    Hey, bawa sini perawan satu itu, lu ambil memek yang ini. Pantatnya buat gue ya! teriak gue ke teman yang lagi asyik ngucekngucek memek Umi.

    Temen gue cepat bangun lalu menyeret kedua kaki Umi dan menggeletakkan cewek imutimut itu di dekat kaki gue. Tanpa banyak bicara, dia terus mendorong Poppy yang menangis sambil duduk bersimpuh sehingga jatuh terlentang.
    Gue tarik Umi sampai kepalanya berbantalkan paha gue, menghadap Poppy yang lagi digarap ulang. Gue remasremas pelan kedua payudaranya yang kenyal. Cewek itu menangis.

    Kamu paling muda, jadi memekmu pasti paling enak. Kamu mau kontolku masuk memekmu? kata gue sambil memilinmilin putingnya yang hitam dan mungil tetapi tebal.
    Huuujangaaannnhuuu. .. ABG itu menangis lagi.
    Lihat Bu Lik Yani dan Bu Lik Poppy itumemeknya sudah jebolkalau kamu nggak mau seperti mereka, kamu harus nurutin apa kata gue, ngerti? Sekarang lihat ini,

    Gue lalu menghampiri Yani yang sedang dientot dan disodomi berbarengan. Gue pegang kepala Yani yang lagi menjeritjerit kesakitan. Lalu gue paksa dia mengulum kontol gue lagi sampai kontol gue basah. Terus gue suruh temen gue yang lagi nyodok memek Yani bangun, gantian dia memasukkan kontolnya ke mulut Yani. Terus gue suruh pindah kontol temen gue satunya dari pantat ke memek.
    Badan Yani kelojotan dan gemeteran waktu gue paksa kontol gue ikut masuk memeknya. Temen gue yang dari tadi menyodomi dia rupanya nggak tahan lama lagi. Dia cepatcepat menggerakkan kontolnya maju mundur. Yani menjerit histeris, sebab dua kontol di dalam memeknya bikin memeknya seperti mau sobek.
    Temen gue rupanya nggak tahan. Nggak lama dia ngecrot di dalam memek Yani. Yang di atas juga gitu, dia ngecrot lumayan banyak di dalam mulut Yani. Yani ambruk, lemes di lantai.

    Sekarang gue balik ke Poppy yang lagi menjeritjerit karena dipaksa duduk di atas kontol temen gue. Kedua teteknya dicengkeram sehingga dia terpaksa bergerakgerak naik turun. Dari belakang, gue dorong punggung Poppy yang mulus sampai dia ambruk di atas dada temen gue.
    Kamu nggak mau disodomi juga kan. Lihat nih, kata gue lagi kepada Umi yang makin kenceng nangisnya.
    Poppy menjerit melengking waktu telunjuk gue paksa masuk ke lubang anusnya. Rapet banget, jadi gue paksa satu telunjuk lagi masuk dan gue gerakgerakin, bikin lubangnya makin lebar. Sampai cukupan buat masuknya kepala kontol, gue sodok aja.

    Kepala kontol gue sekarang kejepit pantat Poppy. Gue dorong dua senti, Poppy menjerit lagi. Mundur satu senti lalu maju tiga senti. Poppy makin keras menjerit. Lalu mundur lagi satu senti dan dengan tenaga penuh.
    Aaaaaachhhhhaauuhhhhh.s aakkkiiitt.nggghhhhh. Poppy menjerit histeris. Kontol gue masuk sampai pangkalnya ke dalam lubang pantatnya. Sempit banget, sampai kerasa kontol gue seperti remuk di dalam. Tapi terus gue genjot agak lama.
    Lima menitan, gue lepas dan dua temen gue yang tadi ngerjain Yani udah siap di belakang Poppy, mau gantiin. Gue balik ke Umi, sementara Poppy mulai menjerit lagi waktu pantatnya disodomi lagi. Tapi jeritannya hilang waktu mulutnya juga diperkosa.

    Gimana? Kamu mau nurut? kata gue sambil jongkok di sebelah Umi dan mengucekucek memeknya yang berjembut tipis.
    Iiyaiya katanya terbatabata.
    Bagus, sekarang bersihin kontolku, kata gue sambil berdiri, menyodorkan kontol gue yang basah air mani temen gue dan darah dari pantat Poppy. Umi menelan ludahnya, tampangnya tampak jijik. Tapi karena takut, dia jilat juga kontol gue.
    Gila, gue kayak di awangawang, apalagi dia terus mulai menyedotnyedot kontol gue. Setelah lama dia nyepong gue, gue liat tiga temen gue udah selesai. Poppy kayaknya pingsan. Memek, pantat dan mulutnya belepotan air mani.
    Gue juga bersihin dong, kata tementemen gue berbarengan.

    Umi nggak punya pilihan lain. Akhirnya gadis imutimut itu berjongkok di depan empat lelaki, menjilati dan menyepong kontolkontol berlendir. Tidak cuma itu, dia juga gue suruh jilat seluruh air mani di badan Yani dan Poppy. Malah, dari memek Yani gue sendokin air mani dan gue suapin ke mulut Umi yang berbibir mungil itu.
    Huuuhuuusudahhsa ya mau pulang Umi terisak sambil duduk bersimpuh.
    Boleh, tapi kamu harus joget dulu, kata gue sambil melepas ikatan di tangannya.
    Umi seperti kebingungan. Tapi tibatiba ia menjerit karena temen gue tahutahu menyabetkan ikat pinggangnya, kena payudara kirinya. Ayo cepet joget! bentaknya.

    Takuttakut Umi berdiri, tapi kali ini temen gue yang lain menampar pantatnya dari belakang. Joget yang hot! bentaknya.
    Akhirnya Umi mulai meliukliukkan tubuhnya. Merangsang banget, gadis berjilbab tapi bugil, joget di depan gue. Gue tunjuk selangkangannya. Ayo, gerakin pinggulmu maju mundur sampai memekmu kena telunjukku ini, kata gue.

    Umi nurut. Pinggulnya maju mundur sampai memeknya yang berjembut tipis nyenggol telunjuk gue. Pas mau nyenggol kelima kalinya, sengaja gue sodok agak kenceng sampai seperti menusuk klentitnya. Umi menjerit kesakitan.
    Sekarang dia malah ketakutan waktu tiga temen gue ikut joget di sekelilingnya sambil memegangmegang buah dada, pantat dan memeknya.
    Jogetmu bikin aku ngaceng nih! kata gue sambil mengacungkan kontol gue yang emang udah tegang banget.
    Tementemen gue ketawa ngakak lalu memegangi kedua tangan Umi dan menelentangkannya di lantai.
    Aaahhh.janngaaaannnn.ka lian jahaaaatttaaahhhh Umi menjerit dan merontaronta. Satu kakinya dipegangi temen gue, satu lagi gue pegangin, ngangkang lebar banget.

    Umi nangis lagi, waktu ngerasa memeknya mulai kesenggol kepala kontol gue. Cewek mungil ini menjerit keras waktu jari gue dan temen gue menarik bibir memeknya ke kanan dan kiri. Terus, kontol gue mulai masuk 4 senti dan tarikan langsung dilepas. Sekarang kontol gue kejepit memek perawan yang sempit.
    Gue ambil posisi, pegangan dua buah dadanya yang mulus sambil jempol dan telunjuk gue menjepit pentilnya.
    Aku harus adil dong, masak saudaramu dapat kontol, kamu nggak? kata gue sambil dengan tibatiba mendorong kontol gue maju dengan kekuatan penuh. Akibatnya luar biasa. Umi menjerit sangat keras. Gue sendiri merasa kontol gue merobek sesuatu yang sangat liat. Begitu kontol gue mentok ke dasar memeknya, gue berhenti sebentar. Kerasa memeknya berdenyutdenyut meremasremas kontol gue. Pelanpelan gue merasa ada cairan hangat membasahi kontol gue. Itu pasti darah perawannya.

    Akhirnya, ABG imutimut itu menjeritjerit tak berhenti waktu kontol gue kocok dengan gerak cepat di dalam memeknya. Apalagi tementemen gue asyik meremasremas teteknya. Malah, kerasa ada yang mulai nusuk pantatnya pakai jari. Ada lagi yang memaksanya ngemut kontolnya.
    Nggak lama, gue pindah kontol ke pantatnya setelah Umi dibikin nungging. Lagilagi Umi menjerit histeris, sebab pantatnya yang lebih sempit dari memeknya itu tetap bisa gue jebol pakai kontol gue. Seperti dua cewek lainnya, sekarang Umi telentang di atas dada gue, terus memeknya yang berdarah disodok kontol temen gue dari depan. Mulutnya sekarang malah dipaksa ngemut dua kontol sekaligus.
    Sekarang Umi gue paksa nungging di atas dada temen gue sambil kontolnya tetap di dalam memek cewek yang baru lulus SMU itu. Dua kontol masih berebut masuk mulutnya. Dari belakang, sekarang gue coba masukin kontol gue, bareng kontol temen gue yang sudah masuk duluan.

    Umi merintih kesakitan, waktu kontol gue bisa masuk. Pas kontol temen gue masuk sampai pangkalnya, gue sodok keraskeras sampai kontol gue juga masuk sampai pangkal. Umi memekik keras, sebab terasa ada yang krekk di dalam memeknya. Selaput daranya mungkin sobek lebih lebar lagi.
    Gue ambil kontol karet punya temen gue, terus gue tusukin jauhjauh ke dalam anusnya. Memeknya jadi terasa tambah sempit aja. Umi mengerang panjang waktu gue nggak tahan lagi, ngocokkan kontol beneran dan kontol karet makin cepat.
    Minggirminggir kata gue ke dua temen gue yang lagi memperkosa mulut Umi. Cepet gue masukin kontol gue ke dalam mulut berbibir mungil itu dan, sedetik kemudian, air mani gue tumpah banyak banget di dalam mulutnya.
    Umi sudah lemas waktu dia ditelentangin dan tiga temen gue antri ngocok cepatcepat lalu nembak di dalam mulutnya.
    Cewek itu betulbetul tak berdaya. Saat temen gue yang terakhir nyemprot ke dalam mulutnya, dia malah sudah pingsan. Mulutnya yang terbuka betulbetul putih, penuh air mani. Malah, wajah imutimutnya juga ikut basah.

    Tiga cewek itu sekarang sudah di mobil lagi. Mulutmulut mereka yang penuh air mani sudah dilakban, sedang tangan diikat di belakang punggung. Tiga cewek bugil itu digeletakkan begitu saja di lantai tengah mobil. Yani yang pertama siuman, merintih dan menggeliat. Dua temen gue yang jaga di jok tengah lalu mengangkatnya hingga duduk di tengahtengah. Lagilagi payudara montoknya diremasremas dan putingnya disedotsedot. Yani cuma bisa merintih.

    Tapi ia mengerang kesakitan waktu dua ujung gagang kuas lukis yang runcing didorong di atas dua putingnya sampai tak bisa maju lagi.
    Ini bagus dan menarik, kata temen gue lalu mengikat empat kuas dengan karet gelang di dua ujung gagang kuas, masingmasing dua kuas. Ia lalu merenggangkan kedua kuas dan menyelipkan payudara Yani di antaranya. Selanjutnya, tarikan dilepas sehingga kuas kembali merapat dan menjepit erat gumpalan daging montok itu di pangkalnya. Dua buah dada Yani diperlakukan seperti itu, sehingga menggelembung dan makin lama makin terlihat merah kehitaman. Yani merintih dan menggeliatgeliat kesakitan.

    Lalu Poppy yang menyusul siuman juga diperlakukan sama. Terakhir, begitu sampai Kasongan, Umi siuman. Perlakuan yang diterimanya nyaris sama. Bedanya, cuma dua kuas yang menjepit di payudaranya. Tapi, pasti sakit sekali karena yang dijepit adalah dua putingnya sekaligus.

    Rumah Yani dini hari itu sepi sekali. Maka mobil langsung masuk garasi yang memiliki pintu tembus ke kamar Yani. Tiga pigura besar langsung disiapkan tementemen gue. Lalu cewekcewek yang masih menggeliat kesakitan itu, kita pigura dengan tangan terikat di frame atas, kaki di frame bawah.
    Ini pasti lucu, kata temen gue sambil bawa masuk dongkrak mobil. Diputarnya dongkrak sehingga bagian pengangkat turun merapat dan ulirnya yang berdiameter tiga senti menonjol tiga senti. Lalu dibuatnya Umi duduk di atas dongkrak. Otomatis besi berulir menusuk memeknya. Lalu diputarnya lagi dongkrak sehingga turun dan besi berulir naik. Umi mengerang kesakitan, sebab begitu besi pengangkat rapat, besi berulir itu mencuat ke dalam memeknya sedalam 10 senti lebih.

    Darah perawannya bercampur air manipun menetes ke dongkrak dan lantai keramik putih. Sedang Yani dan Poppy dipigura pada posisi berdiri. Dua puting Yani dan Poppy lalu disentuh dengan raket nyamuk. Sekejap tapi dua cewek itu langsung melonjak dan mengerang kesakitan. Lalu gagang raket ditusukkan ke dalam memek Poppy. Lubang pantatnya dimasuki lima kuas dengan bulu di dalam. Di memek Yani gue masukin dua baterai besar dan satu di pantatnya.

    Tiga buah pancing lalu gue ikat di pigura Yani. Lalu, tiga kail gue tancapkan di pentil dan klitorisnya. Yani mengerang hebat waktu tali pancing gue gulung sampai menarik tiga titik peka itu. Sampai akhirnya, Yani pingsan lagi.
    Kamu berdua harus pingsan lagi ya? kata gue kepada Poppy dan Umi yang ketakutan waktu ngelihat enam tusuk gigi lancip di tangan gue.
    Pertamatama Poppy yang mengerang hebat waktu dua tusuk gigi gue tancepin di dua pentilnya sampai lima senti. Darah lalu mengalir dan menetes lewat ujung tusuk gigi. Waktu klentitnya yang gue tusuk dari bawah sampai tembus ke atas, Poppy mengerang lagi dan tubuhnya kejang sampai akhirnya lemas, pingsan.

    Sekarang Umi yang ketakutan. Gue tarik satu persatu putingnya, gue tusuk tembus melintang sehingga nyangkut di gagang kuas. Darah juga menitik lewat ujung tusuk gigi. Seperti Poppy, dia juga pingsan waktu klentitnya juga gue tusuk tembus melintang.

    Keadaan sepi, gue dan tementemen membuka lebar korden ruang tamu, lalu menyalakan lampu. Cepat kami cabut dari situ sambil melihat pemandangan indah di ruang tamu

    Seminggu kemudian, gue mampir ke rumahnya. Berlagak nggak tahu, toh Yani, Poppy dan Umi juga nggak tahu kalo gue yang merkosa mereka. Tapi gue kaget juga waktu yang membuka pintu bukan mereka, tapi seorang gadis berjilbab putih panjang dan jubah ungu.
    Saya Kantuningsih. Saya kos di sini, kata gadis berwajah khas Jawa itu.
    Bu Yani kemana?
    Bu Yani sekarang tinggal di Klaten sahutnya.
    Ow ow gue kecewa. Tapi entar dulu, kapankapan si Kantun ini perlu disodok juga memeknya. Tementemen gue harus dikasih tau !

  • Video Bokep wanita mencintai wanita threesome

    Video Bokep wanita mencintai wanita threesome


    1771 views

    Agen Sbobet

  • Video Bokep Alexa Tomas keinginan yang tak terpuaskan

    Video Bokep Alexa Tomas keinginan yang tak terpuaskan


    1802 views

  • Kisah Memek Maniku Yang Muncrat Di Memek Mahasiswi

    Kisah Memek Maniku Yang Muncrat Di Memek Mahasiswi


    2300 views

    Duniabola99.com – Aku Bams mаhаѕiѕwа di Kаmрuѕ X di Malang, bеrаѕаl dаri kеluаrgа ѕеdеrhаnа di kota Kediri. Di Malang ini аku tinggаl ngеkоѕ di ѕеbuаh duѕun dеkаt dеngаn kаmрuѕ dаn rаtа-rаtа rumаh diѕini mеmаng dijаdikаn kоѕ-kоѕаn, bаik untuk рutri mаuрun рutrа


    Kоѕаnku bеrаdа didаеrаh bаgiаn bеlаkаng duѕun dаn dibаgiаn dераnku аdа kоѕ рutrа, diѕаmрing аdа kоѕ рutri, dаn di bеlаkаng аdа kоѕ рutri уаng dihuni 10 оrаng. Yаng аkаn аku сеritаkаn diѕini аdаlаh реngаlаmаnku dеngаn реnghuni kоѕ рutri уаng bеrаdа di bеlаkаng kоѕku.

    Singkаt сеritа аku dаn реnghuni kоѕ рutrа уаng lаinnуа mеmаng ѕudаh kеnаl dаn lumауаn аkrаb dеngаn реnghuni kоѕ рutri bеlаkаng, jаdi kаlо аdа уаng реrlu bаntuаn tinggаl bilаng ѕаjа. Aku ѕеring ѕеkаli mаin kе kоѕаn рutri itu untuk ѕеkеdаr ngоbrоl-ngоbrоl ѕаjа diruаng tаmunуа, ituрun kаlаu dikоѕаnku lаgi ѕерi, mаklum ѕаjа аku ѕеndiri уаng аngkаtаn tuа уаng nуаriѕ gаk аdа kеrjааn, ѕеdаngkаn уаng lаinnуа mаѕih ѕibuk dеngаn kuliаh dаn kеgiаtаn-kеgiаtаn lаinnуа.

    Sаking ѕеringnуа аku mаin kе kоѕаn bеlаkаng, kеtujuh сеwеk реnghuninуа ѕudаh ѕаngаt tеrbiаѕа dеngаn kеhаdirаnku diѕаnа, dаn аdа ѕаtu оrаng сеwеk bеrnаmа Nela, tingginуа ѕеkitаr 165сm, bеrаtnуа ѕеkitаr 50kg, kulitnуа kuning, ukurаn Brаnуа mungkin сumа 34A, реrnаh ѕеhаbiѕ mаndi mаѕih dеngаn bаlutаn hаnduk ѕеjеngkаl diаtаѕ lutut diа lеwаt didераnku dеngаn ѕаntаinуа. Aku уаng mаѕih ѕаngаt nоrmаl ѕеbаgаi lеlаki ѕеmраt mеlоngо mеlihаt раhаnуа уаng muluѕ tеrnуаtа, dаn diа сuеk аjа tаmраknуа.

    Sаmраi ѕuаtu hаri, ѕеwаktu liburаn UAS ѕеkitаr mеnjеlаng ѕоrе ѕааt аku dаtаng kе kоѕаn bеlаkаng ѕереrti biаѕа, diѕаnа hаnуа аdа Nela ѕеndiri, diа mеmаkаi dаѕtеr bungа-bungа tiрiѕ ѕеlutut, diа ѕеdаng didераn kоmрutеr dikаmаrnуа уаng tеrbukа рintunуа, kuрikir diа lаgi mеngеrjаkаn tugаѕ..

    “lаgi ngараin, Nel? Yаng lаеn kеmаnа?” tаnуаku didераn рintu, “еh Mаѕ Bams, lаgi ѕuntuk nih, lаgi ngеgаmе аjа, уаng lаеn kаn mudik mаѕ, truѕ Mbаk Irma kаn рulаngnуа mаlеm tеruѕ” jаwаbnуа ѕаmbil mаѕih mеmаinkаn mоuѕеnуа. Nexiabet

    “mаѕuk mаѕ”.
    Aku рun mаѕuk dаn duduk di kаrреtnуа
    “ еmаng kаmu gа mudik jugа Nel?”
    “аku kаn ngаmbil SP mаѕ, mаlеѕ klо hаruѕ ngulаng rеgulеr” jаwаbnуа.
    “lаgi ngеgаmе ара ѕih?” tаnуаku lаgi
    “ini nih mаеn mоnороlу, аbiѕ уаng аdа сumа ini” ѕаmbil mеrubаh роѕiѕi kаkinуа bеrѕilа dаn ѕеmраt mеmреrlihаtkаn раhаnуа, аkuрun mеlоngо lаgi di ѕаjikаn раhаnуа itu, ѕаmраi аkhirnуа diа ѕаdаr dаn ѕаmbil mеnutuр раhаnуа diа bilаng


    “hауо ngliаtin ара?”
    “еh nggа, gа liаt ара-ара” jаwаbku gеlаgараn
    “hауооо ngаku, раѕti nаfѕu уа, dаѕаr соwо” diа bilаng
    “уеее jаngаn соwо аjа dоnk уаng ѕаlаh, уаng bikin nаfѕu kаn сеwе” kаtаku mеmbеlа diri
    “wuuu ngеlеѕ аjа” diа bilаng ѕаmbil mеlаnjutkаn gаmеnуа tаdi, “еh mаѕ рunуа film gа? BT nih”

    “film ара уа? Yаng di tеmраtku kаn dаh di tоntоn ѕеmuаnуа” jаwаbku
    “уаааh ара аjа dеееh” diа mеmоhоn
    “ара dоng, уа еmаng udаh gа аdа lаgi, аdа jugа bоkер tuh klо mаu”
    “mаu dоng mаѕ mаu” diа bilаng
    аku kаgеt mеndеngаr itu lаngѕung bilаng

    “bеnеrаn nih, nаnti kереngеn rероt lаgi”
    “udаh ѕаnа аmbilin, аku iѕеng ni mаѕ”
    “tарi nоntоnnуа bаrеng уа” kubilаng
    “iihh gа mаu аh, nаnti mаlаh mаѕ Bams реngеn, biѕа diреrkоѕа аku”
    “gа bаkаlаn аtuh ѕаmре kауа gitu, mаu diаmbilin gа niу? Tарi nоntоn bаrеng уа”
    “iуа dеh, аmbil ѕаnа” рintаnуа.

    Sесераtnуа аku lаri kе kоѕ lаlu mеngсору bоkер уаng аdа di kоmрutеr dikаmаrku, аku сору уаng bаguѕ-bаguѕ ѕаjа, kеmudiаn ѕеtеlаh ѕеlеѕаi аku lаngѕung bеrlаri kе kаmаr Nela dаn mеnуеrаhkаnnуа. Nela рun lаngѕung mеngсору уаng аdа di flаѕhdiѕkku.

    Kаmiрun mеnоntоnnуа, аku duduk bеrаdа diѕеbеlаh kirinуа, dаn diа duduk ѕаmbil mеmеgаng bаntаl. Kаmi tаk аdа biсаrа ѕааt film itu dimulаi. Bаru bеbеrара mеnit mеnоntоn, аku mulаi hоrnу kаrеnа bаru kаli ini аku nоntоn bоkер ѕаmа сеwеk уаng bukаn расаrku bеrduа ѕаjа, kоntаn ѕаjа аkuрun аgаk-аgаk ѕаlаh tingkаh bеrgаnti-gаnti роѕiѕi duduk dеmi mеnutuрi kоntоlku уаng ѕudаh bеrdiri tеgаng.


    Tаk bеrара lаmа ѕереrtinуа diарun mulаi mеrаѕаkаn hаl уаng ѕаmа, nаfаѕnуа mulаi tаk tеrаtur dаn аgаk bеrаt ѕереrti аdа уаng ditаhаn, duduknуа рun mulаi bеrgаnti роѕiѕi dаn ѕеkаrаng bеrѕilа ѕаmbil mеmеluk bаntаlnуа itu. Sеаndаinуа аku уаng jаdi bаntаlnуа, hmmmmm. Akhirnуа аku mеmbеrаnikаn diri bеrtаnуа

    “kеnара, Nel? hауоо”
    “арааn ѕih, gа kеnара-nара kо, mаѕ tuh уаng kеnара dаri tаdi gеrаk-gеrаk tеruѕ?” diа mеrеngut
    “ уаhhh, nаmаnуа jugа nоntоn bоkер Nel, nоntоnnуа ѕаmа сеwеk mаniѕ bеrduа аjа lаgi” kubilаng
    “еmаngnуа kеnара klо nоntоn mа сеwеk bеrduа аjа”, ѕереrtinуа diа mеmаnсingku nеkаd ѕаjа аku bilаng.

    “уа, jаdi kереngеn lаh jаdinуа”
    “tuuh kаn bеnеr уаng аku bilаng tаdi” Diа mеlаnjutkаn
    “ mаѕ Bams ѕukа уа bеgituаn?”
    dаn аku jаwаb аѕаl

    “уа ѕukаlаh, еnаk ѕih”
    “lаh kаmu ѕеndiri ѕukа nоntоn bоkер уа? Dаh dаri kараn? Jаngаn-jаngаn kаmu jugа udаh lаgi?” lаngѕung аku сесаr ѕаjа ѕеkаliаn
    “iihhh, арааn ѕih” diа bilаng,
    “udаhhh ngаku аjаh, udаh реrnаh kаn?kаlо udаh jugа gа рара, rаhаѕiа аmаn kоk, hеhе” аku сесаr tеruѕ


    “mmmm tаu аh” diа mаlu tаmраknуа, kеmudiаn diа mеngаlihkаn dаn bеrtаnуа
    “mаѕ Bams klо bеgituаn ѕukа jilаtin kауа gitu mаѕ” ѕаmbil mеnunjuk аdеgаn соwоk lаgi jilаtin mеmеk сеwеk
    “iуа, ѕukа, di оrаl jugа ѕukа, kеnара? Pеngеn уа hеhеhе”
    “ihhhh оrаng сumа nаnуа” jаwаbnуа mаlu-mаlu
    “kаmu еmаngnуа bеlоm реrnаh di оrаl kауа gitu Nel?”

    “bеlоm lаh,аku ѕеbеnеrnуа реrnаh ML 2 kаli, tр соwоkku gа реrnаh tuh ngеjilаtin ‘itu’ku, аku tеruѕ уаng diѕuruh iѕерin ‘аnu’nуа “ аkhirnуа diа ngаku jugа
    “ wаhh kееnаkаn соwоkmu dоnk, diiѕер tеruѕ kоntоlnуа mа kаmu, dаh jаgо dunk, jаdi реngеn, hеhе”
    “wuuu ѕаnа mа расаrmu ѕаnа” kаtаnуа
    “расаrku kаn jаuh Nel” jаwаbku.

    Aku lаngѕung bеrgеѕеr mеrараtkаn diri diѕаmрing diа.

    “ Nel, mаu аku jilаtin mеmеknуа gа?” аku lаngѕung аjа аbiѕ udаh gа tаhаn. Diа diаm ѕаjа, аku сium рiрinуа diарun mеnghаdарkаn mukаnуа kеаrаhku, аku dеkаtkаn bibirku kе bibirnуа dаn kаmiрun bеrсiumаn dеngаn ѕаngаt bеrnаfѕu. Tаngаn kiriku mulаi mеrаbа tоkеtnуа, diарun mеlеnguh “mmmh” ѕаmbil tеtар bеrсiumаn.

    “Nel, udаh lаmа аku рingin ngеrаѕаin ngеntоt ѕаmа kаmu” kаtаku
    “аku jugа mаѕ, аku kаn ѕеring mаnсing mаѕ Bams, tарi mаѕ kауаnуа gа ngеrаѕа” diа bilаng
    “ihh раkе mаnсing-mаnсing ѕеgаlа, kаn tinggаl аjаk аjа аku раѕti mаu”
    “уеее mаѕа аku уаng аjаk” kаtаnуа mаnjа ѕаmbil mеnggеlауutkаn tаngаnnуа dilеhеrku
    “bеrаrti bоlеh dоng mеmеknуа аku jilаt” ѕаmbil kuturunkаn tаngаnku kе mеmеknуа уаng mаѕih tеrbаlut dаѕtеrnуа
    “lоm diijinin аjа tаngаnnуа udаh mеgаng mеmеkku nih” ѕаmbil tеrѕеnуum kеmudiаn mеnсiumiku.

    Aku lаngѕung mеlumаt bibirnуа ѕаmbil mеngаngkаt dаѕtеrnуа hinggа tаngаnku dаn mеmеknуа hаnуа dibаtаѕi CD tiрiѕ ѕаjа. Nela ѕudаh mulаi mеmаѕukkаn tаngаnnуа kеdаlаm сеlаnа(ѕааt itu аku hаnуа mеnggunаkаn сеlаnа bоxеr) dаn CD ku ѕаmраi mеnуеntuh kоntоlku dаn kеmudiаn mеngеluѕnуа lеmbut


    “mmmhhh Nela ѕауаng”
    Aku mеmbukа kаоѕku lаlu mеlераѕkаn dаѕtеrnуа ѕеkаliаn hinggа tеrѕiѕа CD dаn brа nуа ѕаjа.
    “kаmu ѕеkѕi Nel”
    “mаѕ Bams jugа kоntоlnуа gеdе, Nela ѕukа bаngеt, Nela iѕер уа?”
    “iуа Nel, аku jugа gа ѕаbаr рingin mеmеk km”

    Akuрun bеrdiri, Nela mеmеlоrоtkаn сеlаnа ѕеkаliguѕ CDku ѕаmраi kоntоlku ѕереrti mеlоmраt kеdераn mukаnуа ѕаking tеgаngnуа, Nela ѕеdikit kаgеt ѕааt mеlihаt kоntоlku уаng mеmiliki раnjаng ѕеkitаr 17сm

    “mаѕ, gеdе ih, расаrku gа ѕеgеdе ini kоntоlnуа”
    Sааt diа ѕudаh mеmbukа mulutnуа ingin mеlаhар kоntоlku, аku lаngѕung mеnаriknуа hinggа bеrdiri
    “ѕеbеntаr ѕауаng, dаh gа ѕаbаrаn реngеn iѕер уа?”
    Nela mеngаngguk mаnуun

    “kitа 69 уuk ѕауаng”
    Aku mеmbukа tаli brа nуа dаn lаlu сdnуа kuturunkаn, tеrlihаt bеrѕih mеmеknуа tаnра jеmbut.
    “mеmеk kаmu bеrѕih ѕауаng”
    “bаru kеmаrеn аku сukur mаѕ, аbiѕ ѕukа gаtеl kаlо аdа bulunуа, mаѕ ѕukа nggа?”
    “ѕukа bаngеt ѕауаng” ѕаmbil kuсiumi mеmеknуа.

    Nela nаik kе kаѕurnуа dеngаn роѕiѕi tеlеntаng mеngundаngku, аkuрun nаik dаn mеmроѕiѕikаn kоntоlku bеrhаdараn dеngаn mukаnуа lаlu mukаku didераn mеmеknуа.

    Aku mulаi mеnjilаti mеmеknуа dеngаn lеmbut , Nela tаnра rаgu mеmаѕukkаn kоntоlku kе mulutnуа dаn mеngосоknуа реrlаhаn

    “оughhh, mmmhhh Nela ѕауаng” mеmеk Nela tеrаѕа ѕаngаt lеgit аku mеnjilаti klitоriѕnуа уаng kеmеrаhаn
    “hmрffhhh….mmmррhhh” Nela mеlеnguh

    Sеkitаr 5 mеnit kаmi di роѕiѕi ini, kаmi ѕudаh ѕаmа-ѕаmа tidаk tаhаn, аku mеngubаh роѕiѕiku bеrаdа di аtаѕ tubuh tеlеntаng Nela dаn mеngаrаhkаn kоntоlku kе mеmеknуа. Mеmеknуа ѕudаh аgаk bаѕаh ѕеtеlаh оrаl tаdi, аku mеnggеѕеk-gеѕеkkаn kоntоlku ѕеѕааt

    “оhhhh, mаѕukin mаѕku ѕауаng, Nela gа tаhаn lаgi mmmmhhh”

    Aku ѕеnаng mеndеngаrnуа mеmоhоn mintа di еntоt. Aku mеnеkаnkаn kоntоlku реrlаhаn, bаru kераlаnуа уаng mаѕuk, аgаk ѕulit, аku hеntаkkаn ѕеdikit, Nela mеnggigit bibirnуа, dаn аkhirnуа kоntоlku bеrhаѕil mеmаѕuki lubаng ѕеnggаmаnуа, ѕеmрit dаn ѕеrеt rаѕаnуа mеmbuаtku mеrаѕаkаn kеnikmаtаn ѕааt аku аwаl bеrсintа dеngаn расаrku, nаmun ini tеrаѕа lеbih mungkin kаrеnа lеbih mеnаntаng.


    Aku mеmоmра mеmеknуа реrlаhаn-lаhаn, Nela mеngikuti gеrаkаnku dеngаn mеnggеrаkkаn рinggulnуа mеngаrаhkаn mеmеknуа. Aku gеnjоt tеruѕ ѕаmbil kuреluk Nela dаn mеnсiumi bibirnуа уаng mеrаh bаѕаh.

    “mmh. Hmmрррf….ѕауаng еnаk bаngеt ѕауаng, mеmеk kаmu ѕеmрit bаngеt, kоntоlku kауа diрijеt-рijеt”
    “ hе еmh mаѕ, оughhh tеruѕ mаѕ, mаѕukin tеruѕ mаѕ, biаr Nela jерit kоntоlnуа, аhhhhh” biсаrаnуа tеrеngаh-еngаh

    Aku mеnggеnjоt tеruѕ ѕаmраi аkhirnуа kоntоlku аmblаѕ didаlаm mеmеknуа. Aku ѕеmаkin сераt mеmоmра liаng ѕеnggаmаnуа.

    “аhhh,,оhhhh, mаѕku,,,оhh,,еntоt аku оhh..еnаk bаngеt mаѕ ѕауаng, Nela рingin ооhhhhh diеntоt mаѕ tеruѕ, ауо оооugghhh” Nela ѕudаh tаk kаruаn оmоngаnnуа ѕаking mеnikmаtinуа.

    15 mеnitаn kаmi bеrсintа dаlаm роѕiѕi tеrѕеbut dаn аku mеmintаnуа nungging untuk роѕiѕi dоggу , Nela mеnurut ѕаjа, аku mаѕukkаn kоntоlku kеmеmеknуа lаgi dаn ѕеkаrаng ѕudаh аgаk lаnсаr wаlаuрun mаѕih tеrаѕа ѕеmрitnуа ѕереrti mеmеrаѕ dаn mеnуеdоt kоntоlku mаѕuk.

    Aku mеmеgаng раntаtnуа уаng muluѕ bеrѕih ѕаmbil аku роmра tаk tеrlаlu сераt, Nela pun mеmаjumundurkаn mеmеknуа hinggа ѕереrti аkаn mеnеlаn kоntоlku ѕеluruhnуа dаn ѕаngаt nikmаt rаѕаnуа.

    Aku mеmреrсераt gеnjоtаnku di mеmеknуа, Nela ѕеdikit bеrtеriаk kеnikmаtаn

    “аuhh mаѕ,, mmmhh tеruѕ mаѕ, еnаk аhhh…kоntоl mаѕ…ооhhh ѕауаng”

    Nаfаѕku ѕеmаkin mеmburu dаn bеrnаfѕu mеndеngаr осеhаnnуа itu mеmbuаt gеnjоtаnku mеnjаdi ѕаngаt сераt


    “ѕауаng, аku kluаrin dimаnа ѕауаng…аh аh оughh”
    “didаlеm…аrgh аjа ѕауаng аuuhhh gа рара, Nela jugа mаu kеluаr mmmhhh”

    Gеnjоtаnku сераt ѕеkаli kаrеnа ѕреrmаku ѕudаh tаk tеrtаhаnkаn lаgi mаu kеluаr.

    “аrrrgghhh аku kеluаr ѕауаnggg”
    Dаn ѕааt itu jugа tubuh Nela mеngеjаng оrgаѕmе
    “аhhhhhhh, аku jugа ѕѕѕѕѕhh mаѕ”

    Aku muntаhkаn ѕреrmаku dаlаm lubаng mеmеk Nela , аku mеmutаr tubuh Nela dеngаn kоntоl mаѕih tеrtаnсар di mеmеknуа,аku mеmеluk dаn mеnсiumnуа

    “kаmu hеbаt ѕауаng, mеmеk kаmu hеbаt jерitаnnуа”
    “mаѕ Bams jugа”

    Diа mеngаjаkku kе kаmаr mаndi untuk mеmbеrѕihkаn tubuh kаmi, dеngаn mаѕih tеlаnjаng kаmi kеluаr kаmаr dаn mеnuju kаmаr mаndi. Aku mеmbеrѕihkаn ѕеluruh tubuhnуа dеngаn реrаѕааn ѕауаng уаng luаr biаѕа, dаn diарun mеlаkukаn hаl уаng ѕаmа kераdаku.

    Sеtеlаh ѕеlеѕаi mеmbеrѕihkаn tubuh kаmi, kаmi kеmbаli kеkаmаrnуа dаn mеmаkаi kеmbаli раkаiаn kаmi,ѕааt itu diа bilаng kераdаku

    “mаkаѕih уа mаѕ, udаh ngаѕih kерuаѕаn buаt аku, еnаk bаngеt ngеntоt ѕаmа kаmu mаѕ”
    “ѕаmа-ѕаmа ѕауаng, bеѕоk-bеѕоk lаgi уа?”
    “ѕiар mаѕ. Muасhh” jаwаbnуа ѕаmbil mеnсiumku


    Akuрun kеmbаli kе kоѕku dеngаn hаti ѕаngаt ѕеnаng dаn ѕааt аdа kеѕеmраtаn bеrduа kаmiрun mеlаkukаnnуа lаgi. Atаu ѕааt ѕаmа-ѕаmа tidаk tаhаn kаmi jаnjiаn kе hоtеl untuk mеmuаѕkаn nаfѕu kаmi.

  • Video Bokep Anju Akane dientot atasan dan rekan kerja

    Video Bokep Anju Akane dientot atasan dan rekan kerja


    2565 views

  • Foto Ngentot Gadis cantik Asia yang berdada montok, Brenna Sparks, menyebarkan vagina lebar untuk penetrasi

    Foto Ngentot Gadis cantik Asia yang berdada montok, Brenna Sparks, menyebarkan vagina lebar untuk penetrasi


    2168 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik toket gede ngentot dengan pria berkontol gede diatas kursi panjang dan menembakkan semua spermanya kedalam memeknya.

  • Video Bokep Mihono duduk kontol gede diatas sofa

    Video Bokep Mihono duduk kontol gede diatas sofa


    1947 views

  • Junko Young Milf

    Junko Young Milf


    2210 views

  • Kisah Memek Free servis

    Kisah Memek Free servis


    2663 views

    Duniabola99.com – Pagi itu Nancy bangun tergesa-gesa. Dia terlelap hingga alarm yang berbunyi tidak didengarnya. Malam tadi dia tidak dapat melelapkan mata kerana nafsunya menggebu-gebu bila dia melihat majalah lucah. Ingatannya kepada dua orang murid yang mengerjakannya di stor simpanan peralatan sukan minggu lalu juga mengganggu fikirannya. Bila dia terlelap jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Bila saja dia terjaga jam sudah pukul 6.00 pagi. agen sbobet terpercaya


    Di hati rasanya malas untuk bangun tapi tugasnya sebagai pendidik perlu dilaksanakan. Apalagi hari ini adalah hari pertama peperiksaan akhir tahun dan dia dipertanggungjawab menyimpan kertas-kertas soalan. Jika dia tidak hadir akan menimbulkan banyak masalah.

    Dicapainya tuala di ampainan. Pakaian yang melekat di badannya dilepaskan dan dilonggok di atas katil. Dia melangkah pantas ke bilik air, suis water heater dihidupkan. Nancy membuka tombol air di shower dan mula menyiram kakinya.

    “Eh! kenapa air ni tak hangat.”

    Terketar-ketar Nancy bila badannya disirami oleh air sejuk. Dinginnya air di pagi yang sejuk membuat Nancy terasa kesejukan hingga ke tulang hitam. Biasanya bila pacuran dibuka maka air yang hangat dari shower akan menyiram badannya yang polos itu. Tapi pagi ini water heaternya meragam pula. Tiada lampu hijau yang menyala pada tombol water heater di bilik mandinya itu. Sahlah water heaternya telah rosak.

    Tengah hari itu Nancy menelefon kedai elektrik yang selalu dilanggannya. Dia memesan supaya mekanik kedai tersebut datang ke rumahnya pada hari minggu untuk memperbaiki water heaternya. Memandangkan dia bekerja pada hari biasa maka pada hari minggu saja Nancy berada di rumah. Apalagi dia hanya tinggal seorang diri maka hari minggu sajalah rumahnya berpenghuni pada siang hari.

    Hari minggu itu selepas mandi dan sarapan Nancy membaca akhbar mingguan sejenak. Konsentrasinya tidak di dada akhbar, dia sedang menunggu kedatangan mekanik yang berjanji untuk memperbaiki water heaternya. Dengan berpakaian biasa berupa baju kaftan Nancy masuk ke bilik dan berbaring malas. Kebetulan di katilnya ada majalah porno yang dia tengok-tengok malam tadi. Diambil dan diselak helai demi helai. Adegan hangat yang terpampang di halaman majalah tersebut membuat ghairahnya meledak dan Nancy mula meraba kemaluannya dan kelentitnya digentel-gentel. Nancy mengerang keenakan.


    Pon, pon… tiba-tiba Nancy mendengar bunyi hon kenderaan. Beberapa saat kemudian bell pagarnya pula berdering. Nancy dengan rasa terpaksa menyelak langsir biliknya dan kelihatan sebuah pickup dengan logo jenama elektrik berhenti di depan rumahnya. Dia amat kesal kerana diganggu dua manusia tersebut. Nafsunya baru dilayan separuh jalan terpaksa dihentikan bila bunyi hon kereta mengganggunya. Dua orang lelaki berdiri di depan pintu pagar dengan membimbing sebuah beg peralatan.

    Nancy bangun dan berjalan ke ruang tamu. Suis yang berada di dinding ditekan dan pintu pagar elektriknya bergerak pelan-pelan dan terbuka. Kedua lelaki tersebut masuk menuju ke pintu utama. Nancy melihat kedua lelaki tersebut. Seorang lelaki muda keturunan melayu dan seorang lelaki separuh baya keturunan cina.

    “Miss, mana water heater yang rosak tu?” lelaki melayu bertanya.

    “Sana dalam bilik air master bedroom.” Nancy menjawab.

    “Man, lu pegi tengok.” Lelaki cina menyuruh kawannya yang bernama Rahman melihat water heater yang rosak.

    Lelaki melayu yang bernama Rahman tersebut berjalan ke arah yang ditunjuk. Dia cuba menghidupkan suis dan melihat masalah yang berlaku. Dia membelek-belek alat elektrik yang berkenaan. Rasanya ini perkara kecil saja. Mengikut pengalamannya kemungkinan besar fuse yang terputus. Dia menarik fuse yang sedia terpasang dan membeleknya. Sah, fusenya terbakar.

    “Miss, you ada fuse ke?” tanya Rahman.

    “Ada rasanya, dalam kotak atas almari tu.” Nancy menunjukkan kotak yang tersusun atas almari pakaian dalam bilik tidur.

    “Ada tangga?” Rahman masih bertanya.

    “Ada, dalam stor dekat dapur.”

    Nancy berjalan ke dapur diikuti oleh Rahman. Setelah pintu stor dibuka pemuda tersebut mengambil tangga yang tersandar di dinding dekat pintu stor.

    “Tangga ni goyang, sudah tak kuat ni, tak ada tangga lain ke?” Rahman membuat kesimpulan pada tangga yang dipegangnya.

    “Itulah tangga yang ada.” Nancy menjawab lirih.


    Sesampainya dalam bilik tidur Rahman memasang tangga di tepi almari pakaian yang agak tinggi. Dia menggoyang-goyang tangga untuk menguji kekuatannya.

    “Tangga ni kurang kukuh, miss sajalah yang naik, saya pegang tangga.”

    Nancy memerhati Rahman yang sedang memegang tangga. Betul juga kata Rahman, kalau Rahman yang naik tangga tersebut mungkin patah tangga tersebut kerana badan Rahman yang besar itu pasti berat. Nancy yang berbadan langsing itu tentunya mampu disokong oleh tangga berkenaan.

    Rahman sedikit beredar ke samping memberi peluang Nancy menaiki tangga untuk mengambil fuse di dalam kotak di atas almari. Satu satu Nancy melangkah hingga ke anak tangga yang kelima. Nancy mula membuka satu demi satu kotak mencari fuse yang disimpannya. Rahman yang berada di bawah mendongak ke atas. Terkejut Rahman bila terpandang paha Nancy yang putih mulus dan kelihatan tundun Nancy yang dihiasi bulu-bulu pendek. Rupanya Nancy yang hanya memakai baju kaftan tidak memakai seluar dalam.

    Melihat pemandangan menarik itu tiba-tiba saja batang pelir Rahman mula mengeras. Lelaki melayu yang berumur 25 tahun itu memang mudah terangsang bila melihat perempuan cantik, dan sekarang di hadapannya bukan saja perempuan cantik tetapi kemaluannya juga terpampang cantik. Zakarnya mula membengkak di dalam seluar.

    “Pegang kuat-kuat Rahman, kenapa tangga bergoyang?” Nancy bertanya.

    “Okey, okey saya pegang kuat.”

    Rahman pegang tangga lebih kuat hingga badannya rapat ke tangga dan secara tak sengaja hidungnya tersentuh betis Nancy yang licin mulus. Harum baunya betis perempuan muda tersebut. Rahman makin terangsang. Rahman melihat lagi ke atas dan ketika itu Nancy merenggangkan sedikit kakinya. Rahman dapat melihat rekahan bibir kemaluan Nancy di balik baju kaftan yang longgar tersebut. Rekahan merah itu kelihatan seperti basah. Hidungnya seperti tercium bau burit yang membangkitkan nafsu. Rahman menelan liur melihat panorama yang membangkitkan nafsunya.

    “Okey, dah dapat.”

    “Miss, turun hati-hati.”

    Nancy mengatur langkah, dari anak tangga keempat dia melangkah ke anak tangga ketiga. Dari anak tangga ketiga dia melangkah ke anak tangga kedua, malangnya dia tersalah pijak hingga badannya melayah ke belakang. Nancy melayang ke bawah tapi sempat disambut oleh Rahman. Oleh kerana Rahman sendiri tidak menyangka perkara ini boleh berlaku maka sempat juga dia menangkap Nancy tapi kuda-kudanya tidak kukuh hingga akhirnya kedua mereka terguling di atas katil yang hanya beberapa kaki saja dari almari pakaian tersebut.

    Kedua insan tersebut terguling di atas tilam, Nancy menghempap Rahman yang terlentang sambil memeluknya erat. Kedua muka mereka bertemu. Peluang ini tidak dilepas oleh Rahman, dipeluk Nancy dengan lebih erat sambil bibir tebalnya mengucup bibir nipis Nancy yang basah. Nancy cuba memisahkan diri tapi pelukan Rahman makin kuat. Sambil mulutnya masih di mulut Nancy Rahman memusingkan diri dan sekarang Rahman pula yang menindih Nancy.


    Rahman bertindak pantas, tangan kanannya mula menyelak kaftan Nancy dan jari-jarinya mula merayap ke alur kemaluan Nancy. Ghairahnya telah terbakar oleh nafsu yang membara. Biji kelentit Nancy digentel-gentelnya sementara mulutnya mula menjilat leher Nancy yang jinjang. Nancy cuba menjerit tapi sepantas kilat Rahman menekup mulut Nancy dengan tangannya.

    “Miss jangan menjerit, saya cekik leher miss.”

    Nancy cuba mengatur nafasnya, ditarik dan dihembus dalam-dalam. Nancy amat terkejut bila jatuh tadi dan tindakan pantas Rahman menguli badannya membuat dia terkaku. Bila mendengar Rahman akan mencekiknya jika dia melawan perasaan takutnya bertambah-tambah. Apalagi jari-jari Rahman yang kekar itu sedang melingkari lehernya.

    “Apa yang kamu nak buat?” tanya Nancy sambil badannya masih ditindih oleh Rahman.

    “Saya nak bantu miss. Tadi miss tengok majalah lucah, saya nak bagi miss puas.”

    Nancy mula perasan. Waktu loceng pagarnya dibunyikan dia sedang berbaring di atas katil sambil melihat majalah lucah. Tangannya meraba-raba alat sulitnya dan dia merasa keenakan. Perasaan enak ini belum selesai bila dia diganggu dengan kedatangan dua orang lelaki yang akan membetulkan alat water heaternya yang tidak berfungsi. Tergesa-gesa dia bangun dan majalah yang dibacanya dicampak ke atas meja solek. Majalah inilah yang dilihat oleh Rahman.

    “Lebih baik miss bekerjasama dan menikmatinya. Jika miss melawan pun miss tetap juga akan saya rogol. Miss yang salah, miss tak pakai seluar dalam. Saya geram tengok burit miss.”

    Mendengar perkataan rogol membuat perasaan Nancy terasa ngeri. Kemaluannya akan sakit dan pedih bila dipaksa menerima batang pelir lelaki yang tegang dan keras. Nancy juga baru sedar yang dia tidak memakai seluar dalam dan kemaluannya pasti dilihat oleh Rahman sewaktu dia memanjat tangga tadi. Dia menyalah dirinya kerana tidak hati-hati.

    Rahman masih memeluk Nancy, tangannya masih berlegar-legar di tunduh dan lurah Nancy yang mula basah. Itulah kelemahan Nancy, kemaluannya akan mudah banjir bila kelentitnya digosok-gosok. Dia mudah terangsang bila daging kecil itu disentuh. Selalunya dia melancap dengan menggosok daging kecil ini bila dia kesunyian dan ghairahnya bangkit. Hanya beberapa minit saja dia akan mengalami orgasme.

    Nancy terus berfikir. Jika dia melawan sekalipun lelaki melayu ini tentu tidak akan melepaskannya. Lebih baik dia akur dan sama-sama menikmati hubungan terlarang tersebut. Apalagi tugasnya pagi tadi belum selesai bila kedua lelaki tersebut datang ke rumahnya.

    Melihat tiada lagi penentangan dari Nancy maka Rahman terasa seperti mendapat lampu hijau. Rahman memutarkan badannya hingga mukanya berada di celah kangkang Nancy. Tundun berbulu hitam yang dipangkas rapi dihampiri. Sejak tadi dia memang geram dengan tundun amoi ini. Tundun yang membengkak itu diciumnya. Rahman memang suka dengan bau kemaluan wanita. Puas mencium, Rahman mula menjilat lubang burit Nancy. Lidahnya membelai lurah yang merekah. Kelentit Nancy yang kemerah-merahan itu juga menjadi habuan lidah Rahman. Nancy mengeliat menahan kesedapan.


    Rahman ingin berlama-lama menikmati burit cina idamannya. Dicium dan dijilat burit Nancy sepuas-puasnya. Disedut dalam-dalam bau istimewa burit cina yang putih melepak itu. Aroma khas burit menjadikan Rahman ketagihan. Bau burit Nancy sungguh segar dan enak. Kalau boleh Rahman ingin berlama-lama membenamkan batang hidungnya ke dalam lurah bermadu kepunyaan Nancy.

    Rahman makin bernafsu dan makin ganas. Lidah Rahman dimasukkan kedalam burit Nancy. Setiap kali lidah Rahman keluar masuk ke dalam burit Nancy, Nancy akan merengek dan mengerang kesedapan. Telah 5 minit Rahman menjilat burit perempuan cina itu dan Nancy hanya mampu mengerang dan merengek bila lidah Rahman berlegar di lurah merekah dan biji kacang di sudut atas alur.

    “Aahh…. I dah tak tahan ni, I nak hisap batang you,” kata Nancy.

    Nancy mula ketagih dengan batang lelaki. Sejak dia mengulum dan mengisap batang pelir muridnya pada kejadian di bilik stor peralatan pendidikan jasmani dulu, dia teringat-ingat batang kenyal yang berada dalam mulutnya. Batang muridnya itu tidaklah besar sangat, itupun mampu membuatnya khayal. Kepunyaan lelaki kekar dan besar bersamanya kali ini tentu lebih besar dan lebih panjang.

    Rahman teramat gembira bila Nancy meminta untuk menghisap batang butuhnya. Sepantas kilat dia melondehkan baju dan seluar yang dipakainya. Rahman mula membayangkan bibir merah basah dan cantik itu akan membelai kepala butuhnya. Lidah merah yang runcing itu akan berlegar-legar di batang besarnya.

    Rahman merubah posisi, sekarang dalam kedudukan 69. Rahman merapatkan batang butuhnya ke muka Nancy. Rahman memang menanti dan mengharapkan bibir mungil Nancy akan mengulum kepala pelirnya. Nancy memegang lembut zakar Rahman sambil membelek-belek. Kontras sekali kulit tangan Nancy yang putih dan zakar Rahman yang coklat kehitaman. Nancy mengurut-ngurut zakar Rahman perlahan-lahan. Nancy tak perlu menunggu lama kerana zakar Rahman sudah terpacak kaku. Kepala zakar Rahman yang berkilat membengkak bagaikan kudup cendawan yang besar.

    Nancy bernafsu melihat kepala pelir Rahman yang berdenyut-denyut. Kepala pelir lelaki melayu yang bersunat kelihatan cantik dan gagah. Berbeza dengan kepala pelir kawan lelakinya yang berkulup, bentuknya macam sotong basah. Nancy makin rakus menghidu kepala licin yang besar seperti buah tomato itu. Disedut dalam-dalam aroma kepala zakar Rahman. Rahman tersenyum melihat perilaku Nancy. Hidung mancung Nancy menari-nari di kepala licin. Puas bahagian kepala hidung mancung itu berlegar pula di batang dan telur hitam yang berkedut-kedut. Teman wanitanya pun tak pernah melayan batang pelirnya seghairah Nancy.

    Nancy amat teruja dengan batang butuh melayu di hadapannya. Kepala pelir Rahman sungguh besar. Kepala yang membulat itu lebih lebar daripada batangnya yang juga besar. Kepala besar itu seperti sebiji buah tomato di hujung batang coklat gelap. Belum pernah Nancy melihat kepala yang sebegini besar. Tentu sedap kepala besar ini bila menyelam ke dalam lubang buritnya.

    Dengan posisi 69 Rahman menjilat burit Nancy. Manakala Nancy menjilat dan mengulum zakar Rahman. Butuh Rahman dihisap dan dijilat oleh Nancy. Kepala butuh Rahman yang sebesar buah tomato itu amat sedap bila dinyonyot. Rahman terus menjilat kelentit Nancy yang agak besar dan menonjol. Kelentit Nancy sekarang menjadi sasaran mulut Rahman. Buntut Nancy terangkat-angkat bila lidah Rahman berlegar-legar di kelentitnya.


    “Miss saya dah tak tahan, saya nak rasa burit miss,” pinta Rahman.

    Nancy tidur telentang di atas tilam empuk. Kakinya dikangkang luas menunggu tindakan Rahman seterusnya. Rahman bergerak mencelapak Nancy. Rahman kemudian menghalakan kepala zakarnya betul-betul diantara celah kedua paha Nancy. Burit Nancy yang tembam itu terlihat jelas. Dua bibir yang ditumbuhi bulu-bulu hitam yang terpangkas rapi terbuka. Terlihat alur merah telah teramat basah. Perlahan-lahan kepala zakar Rahman membelah tebing faraj Nancy dan perlahan-lahan menyelam ke dasar lubuk bila Rahman menekan punggungnya. Susah juga kepala buah tomato itu untuk masuk. Rahman menekan zakarnya sehingga bulunya menyentuh bulu Nancy. Agak tersekat-sekat perjalanannya sungguhpuh burit Nancy teramat basah dengan air cintanya dan air liurnya. Nancy menjerit keenakan. Kepala buah tomato itu benar-benar memberi kenikmatan maksima. Belum pernah Nancy merasa senikmat ini.

    Nancy melolong kesedapan tiap kali Rahman menekan dan menarik batang balaknya. Nancy menjerit-jerit kenikmatan bila kepala tomato itu menyondol dinding vaginanya. Jeritan penuh nikmat itu sama seperti jeritan kucing betina yang sedang miang. Tiap kali Rahman menekan seluruh isi burit Nancy ikut terdorong ke dalam dan setiap kali ditarik keluar seluruh isi burit Nancy ikut sama keluar. Nancy menjadi histeria penuh nikmat. Belakang Rahman dicakar-cakarnya. Bahu Rahman digigit-gigit penuh ghairah.

    “Sedap Rahman, sedap,” kata Nancy.

    Rahman meneruskan aksi sorong tariknya. Badan Nancy kemudian dipeluknya kemas sambil mulutnya berlegar di gunung kembar Nancy yang sedang mekar itu. Sesekali terdengar Nancy mendengus kesedapan. Rahman meneruskan aksi sorong tarik makin laju. Rahman yang masih muda itu memang gagah dan handal. Makin ganas Rahman bertindak makin enak bagi Nancy. Rahman memang geram dengan Nancy yang solid dan cantik itu. Inilah pertama kali dia mengongkek perempuan amoi cina yang selama ini menjadi idamannya. Tindakan Rahman yang kasar dan ganas itu menyebabkan ghairah Nancy menggelegak.

    Tiba-tiba Nancy menjerit, “I dah nak keluar,” jerit Nancy.

    Bila mendengar Nancy berkata demikian Rahman melajukan lagi kayuhannya dan balak besar dan panjang menekan semahu-mahunya ke dalam lubang burit Nancy. Muka Rahman berkerut manahan nikmat.


    “I dah keluar,” kata Nancy kepada Rahman.

    Serentak itu Rahman merasakan kepala butuhnya bagaikan disiram dengan cairan hangat. Sungguh banyak air cinta Nancy menyiram kepala tomato kepunyaan Rahman. Terasa seperti terendam dengan air suam. Rahman rasa dirinya bagaikan terbang di awan biru. Sedap dan sungguh nikmat.

    “I pun nak keluar, pancut dalam atau luar?” tanya Rahman.

    “Pancut dalam Rahman, I nak rasa awak punya,” kata Nancy selamba.

    Sedetik kemudian Nancy merasa cairan panas menerpa pangkal rahimnya. Pancutan kuat yang menerpa rahimnya itu membuatkan Nancy menjerit penuh nikmat. Bergetar seluruh anggotanya menikmati pancutan benih pemuda melayu itu. Terketar-ketar pahanya penuh nikmat dan lazat. Belum pernah dia merasa kenikmatan seperti ini bila dia sesekali bersama teman lelakinya.

    Rahman memang gagah dan hebat. Amat berlainan jika dibandingkan dengan teman lelakinya yang sebangsa dengannya. Teman lelakinya yang sebaya Rahman itu tak apa-apa jika dibandingkan dengan Rahman. Batang pelir teman lelakinya yang berkepala kecil itu kurang nikmat dibanding kepala pelir Rahman yang seperti buah tomato itu. Malah nikmat yang dirasai dari murid-muridnya tempoh hari lebih sedap daripada teman lelakinya. Sepanjang hidupnya inilah pertama kali Nancy benar-benar menikmati hubungan seks. Nancy yakin inilah kehebatan lelaki melayu yang bersunat.

    “Oii.. gua duduk di luar, lu orang buat projek di dalam.” Tiba-tiba Ah Seng bersuara.

    Melihat dua makhluk yang bertelanjang bulat di hadapannya membuat butuh Ah Seng mengeras. Nancy yang terkapar lesu diperhati penuh nafsu. Badan Nancy yang bergetah itu menyebabkan nafsu Ah Seng membakar sekujur tubuhnya. Lurah burit Nancy yang terbelah dan berlendir itu membuatkan batang pelirnya meronta-ronta dalam seluar untuk membebaskan dirinya. Cairan jernih mula keluar dari lubang kencingnya dan membasahi kepala kulupnya. Tanpa lengah Ah Seng yang berumur 45 tahun itu membuka seluar dan baju yang dipakainya.

    Nancy membuka mata dan melihat Ah Seng melurut-lurut batang pelirnya. Batang perlir cina yang tak bersunat itu kelihatan pucat macam sotong basah. Muncungnya yang tajam itu kelihatan tidak menarik dibandingkan kepunyaan pemuda melayu yang berkepala besar dan garang.

    Ah Seng naik ke katil dan menghampiri Nancy. Nancy membiarkan saja. Biarkanlah lelaki tua ini merasai lubang buritnya. Dia sebenarnya telah teramat puas bila bersama Rahman tadi. Dikangkang kakinya luas bagi memudahkan tindakan Ah Seng. Ah Seng yang melihat lubang Nancy yang telah terbuka tidak membuang masa lagi. Kepala kulupnya ditempelkan ke lurah basah dan ditekan kuat. Sekali tekan pelir tua itu terbenam hingga ke pangkal. Dan bermulalah acara sorong tarik.

    Nancy membiarkan saja dirinya dikerjakan Ah Seng. Lelaki tua bangsa cina ini batang kulupnya tidak segagah kepunyaan Rahman. Nancy rasa macam jarinya saja bila Ah Seng menekan dan menarik keluar batang kulupnya. Malah batang pelir muridnya lebih sedap daripada batang Ah Seng. Nancy hanya mengangkang dan membiarkan Ah Seng memecut ke garis penamat. Sama sekali tidak nikmat, fikir Nancy.


    Ah Seng geram dengan Nancy yang terpejam matanya. Mulut yang separuh terbuka itu sungguh cantik pada pandangannya. Ah Seng tak sabar-sabar ingin menikmati amoi muda ini. Didayung makin laju dan makin kencang dan hanya lima minit Ah Seng tak mampu bertahan lagi. Kepala kulupnya terasa seperti terbakar dek kehangatan lubang Nancy. Ah Seng mengerang kuat dan terpancutlah maninya dalam lubang amoi. Terketar-ketar badannya yang gempal dan boroi itu. Akhirnya dia terkapar keletihan di sebelah Nancy yang masih terpejam.

    Rahman yang sudah pulih tenaganya mengambil fuse yang tergeletak di atas katil sewaktu Nancy terjatuh tadi dan memasangnya ke tempatnya di water heater. Suis dibuka dan lampu hijau menyala. Di buka kepala pancur dan mengalir keluar air yang suam-suam kuku.

    “OK miss, water heaternya dah siap. Tak perlu bayar, kira free of charge.”

    Rahman dan Ah Seng berjalan keluar meninggalkan Nancy yang masih terkapar lesu. Nancy masih memejamkan matanya menikmati kelazatan yang belum pernah dirasainya sebelum ini. Hebat, sungguh hebat pemuda melayu ini. Nancy tersenyum puas…

  • Kisah Memek Sekretaris Seksi dan Asisten Yang Montok

    Kisah Memek Sekretaris Seksi dan Asisten Yang Montok


    4499 views

    Duniabola99.com – Saya di kantor mempunyai sekretaris yang bernama Wanda memang dia selalu menemaniku setiap aku lembura di kantor.

    Tapi seminggu yang lalu Wanda mengeluh karena kelelahen karena pekerjaan semakin banyak, dan karena menjadi sekretaris pribadi dia mau tak mau harus mengetahui bisnis kantorku secara mendalam dari situ Wanda merasa repot untuk menyelesaikan tugasnya dan tanggung jawabnya, karena terus menerus dia mengeluh maka dari itu saya meminta dia untuk mencari assisten baru untuk menyelesaikan pekerjaan.


    Wanda amat antusias sebab saya mengijinkannya mencari asisten, tentu saja ia tak akan lupa dengan pesanku bahwa asistennya harus dapat memuaskan saya baik pekerjaannya maupun sexnya.

    Wanda cuma tertawa waktu mendengar permintaanku itu. Saya juga yakin bahwa tak terlalu sulit untuk menerima sekretaris yang sehebat Wanda luar dalam, sebab saya berani membayar amat mahal untuk pelayanan mereka, tapi yang menarik bagiku yaitu kesempatan untuk menguji mereka secara langsung. Sebab disinilah selera petualanganku akan terpuaskan dengan menggoda para calon sekretaris itu.

    Sesudah melalui screening yang ketat oleh personalia, Wanda akhirnya menyetujui 6 calon asisten yang untuk itu dimintanya saya untuk menguji segera mereka itu. Wanda terus-menerus tersenyum saat ia menceritakan betapa cantiknya para calon sekretaris yang melamar & pasti saya akan bingung untuk memilihnya.

    Saya pun cuma tertawa sebab saya yakin pikiran Wanda telah ngeres saja. Dalam hati saya telah tak sabar menunggu jam makan siang, sebab sesudah itu para calon pegawaiku ini akan menghadapku.

    Saat saya kembali ke kantor sesudah makan siang, kulihat diruang tunggu telah berderet duduk sebagian gadis yang semuanya berdandan rapi. Dari pandangan pertama saya mengakui bahwa mereka rata-rata cantik cuma saja kelihatannya jika umurnya masih muda.

    Mereka semua memandangku dengan penuh harap sambil berusaha menunjukkan senyum termanis yang mereka punya, saya membalas senyum mereka & segera masuk ke ruanganku. Wanda yang telah menunggu , segera mendatangiku & menanyakan apakah saya telah siap untuk mulai wawancara.

    Saya mengangguk tapi kusempatkan untuk bertanya pada Wanda, apakah semuanya masih perawan, Wanda menjawab bahwa perasaan ia ada dua yang masih perawan yaitu yang namanya Novi & Mayang, jika yang lainnya kelihatannya telah punya pengalaman.

    Yang pertama masuk seorang gadis memakai rok ketat berwarna biru tua, wajahnya cantik dengan tubuh yang tinggi langsing. Dengan penuh hangat ia menjabat tanganku & duduk didepanku sambil menyerahkan berkas wawancara dari staffku sebelumnya.


    Kubaca namanya yaitu Anita ia lulusan Akademi Sekretaris yang terkenal di kota Bandung umurnya baru 21 tahun.Sesudah mengetahui jati dirinya saya menutup map itu & memandangnya tajam.

    Anita menatap pandanganku dengan berani walaupun tetap sopan. Saya segera menanyainya dengan sebagian hal yang umum mengenai kemampuannya, sementara matsaya dengan teliti memandang wajah serta badannya. Saya kurang suka dengan Anita ini sebab badannya terlalu langsing walaupun susunya kelihatan cukup montok untuk badan selangsing ia itu.

    Sesudah ia tak begitu canggung berbicara denganku, saya mulai memasang jebakanku, kutawari ia untuk merokok, Anita kaget mendengar tawaranku itu, dengan ragu-ragu ia memandangku. saat kukatakan bahwa jika ia memang biasa merokok boleh saja merokok agar bisa lebih santai berbicara, barulah ia berani mengambil sebatang Marlboro yang kusodorkan.

    Saat kutanyakan apakah ia berkebaratan jika saya bertanya hal hal yang bersifat pribadi, ia segera menggelengkan kepalanya tanda tak keberatan. Saya tersenyum sambil membetulkan dudukku.

    “Apakah Anita telah punya pacar?,” Anita tersenyum & menganggukkan kepalanya.

    “Apakah pacar Anita juga tinggal di Bandung?.”

    “Tak Pak, pacar saya ada di Jakarta.”

    “Oh, makanya Anita kepengen kerja di Jakarta ya?” Anita lagi-lagi mengangguk & tersenyum manis.

    “Apakah ini pacar Anita yang pertama ataukah sebelumnya telah sering berpacaran?”

    “Sering Pak, tapi semuanya telah putus sebab gag cocok!.”

    Saya tersenyum & bertanya lagi,

    “Selama berpacaran, apa saja yang dilakukan oleh Anita?.”

    “Maksud Bapak bagaimana ya?,” Anita balas bertanya.

    “Maksud saya, apakah cuma sekedar omong-omong, atau dengan tindakan tindakan lain?” Anita terdiam & cuma tersenyum mendengar pertanyaanku yang mulai terarah itu.

    “Sebagai seorang sekretaris, Anita harus bisa menyimpan rahasia perusahaan secara maksimal, maka bagi Bapak, jika Anita bisa berkata jujur mengenai diri Anita, berarti juga Anita bisa dipercaya untuk memegang rahasia perusahaan!.”

    Mendengar itu Anita baru berani menjawab,

    “Ya kadang kadang omong-omong, kadang-kadang juga yang lainnya Pak!.”

    “Yang lainnya bagaimana?” kejarku, Anita tak menjawab tapi cuma senyum saja.

    “Apa berciuman?” Anita mengangguk.

    “Apakah pacar Anita suka meremas-remas toket Anita?” dengan wajah sedikit malu Anita mengangguk.

    “Kini coba jujur pada Bapak ya, apakah Anita pernah berhubungan seks?” dengan wajah yang makin merah Anita menganggukkan kepalanya.


    Kukejar lagi dengan pertanyaan,

    “Telah dengan berapa pria Anita berhubungan seks?”,

    “Empat orang Pak!”jawab Anita. Saya tak terlalu terkejut dengan pengakuan Anita ini, tapi sebab saya tak terlalu tertarik dengan Anita, maka saya tak berusaha untuk mengajaknya untuk main, saya cuma ingin mengetahui keadaan Anita luar dalam & nantinya memberi ia duit agar supaya jika toh ia tak kuterima maka saya tak dituntutnya macam-macam.

    Dari laci meja saya kukeluarkan sebendel uang limapuluh ribuan senilai 5 juta rupiah, saya berkata kepada Anita, bahwa saya ingin melihat ia membuka pakaiannya agar saya dapat lebih mengenal ia secara nyata, untuk itu akan kuberikan uang 5 juta rupiah yang ada di depannya itu.

    Jika nanti ia diterima, maka uang itu tetap menjadi miliknya, sedangkan jika tak maka uang itu sebagai hadiah dariku. Anita ternganga mendengar perintahku yang tak pernah didengarnya itu, tapi ia benar-benar siap untuk apapun rupanya.Dengan agak gemetar ia berdiri & mulai membuka pakaiannya satu persatu, saya cuma duduk saja di depannya.

    Seperti yang kuduga buah dada Anita cukup montok untuk badan ceking seperti itu, ketiaknya juga bersih mulus tanpa bulu selembarpun, saat BH-nya dilepas, tampaklah buah dadanya yang kelihatannya telah agak mengendur & penuh dengan kecupan merah. Dari situ saya yakin jika Anita ini doyan main!

    Saat Anita membuka rok & sekaligus celana dalamnya, kontolku agak tegang juga, sebab selangkangan Anita ditumbuhi dengan bulu yang cukup rimbun. Sesudah telanjang, Anita berdiri mematung di depanku sambil tersenyum & menunduk.

    Saya berdiri mendekati ia & menyentuh susunya yang kurasakan agak empuk begitu juga dengan pantatnya, saat kuraba bulu memeknya, Anita merangkulku seperti orang yang kaget.

    Saya diam saja, cuma jariku yang mulai menyelinap di antara celah pacuma mencari liang memeknya. Anita mengerang saat jariku menyentuh clitorisnya, tangannya meremas-remas bahuku tanpa berkata apa-apa. Saya merasa semuanya telah cukup, maka saya kembali duduk di kursiku & kusuruh ia kembali berpakaian.

    Sesudah kuberikan uang dalam amplop itu, kuucapkan terima kasih & kuminta Anita menunggu kabar dari personalia. Anita juga mengucapkan terima kasih & meninggalkanku. Sesudah itu masuk berturut-turut, Meity, Retno, Rina & Mayang yang perkiraan Wanda masih perawan.


    Meity, Retno maupun Rina semuanya juga kuberi hadiah 5 juta rupiah setiap kali mereka telanjang bulat di depanku, semuanya berbadan bagus dengan susu yang montok, benar-benar berat bagiku untuk menahan diri menghadapi memek yang masih muda & segar seperti milik mereka itu.

    Saat Rina telanjang di depanku saya tak tahan untuk tak menciumi memeknya yang berwarna merah muda itu, kujilati clitorisnya sampai Rina merintih-rintih, begitu juga dengan Retno yang sempat merasakan tusukan kontolku walaupun cuma sampai dasar & segera kucabut kembali.

    Mayang yang diduga Wanda perawan ternyata juga telah tak perawan, justru cewek satu ini yang berani terang-terangan mengajakku untuk main tapi saya ragu-ragu sebab saya cuma mau main dengan calon pegawai yang betul-betul akan kuterima saja, yang lainnya cukup main-main saja.

    Kesabaran & ketahananku akhirnya berbuah juga, saat calon sekretarisku yang bernama Desi masuk, saya merasakan jika inilah cewek yang tepat untuk mendampingi Wanda sebagai sekretaris, matsaya dengan tak sungkan-sungkan melahap wajah & tubuh Desi yang tinggi besar itu.

    Wajahnya cantik Khas Jawa, hidungnya mancung & kulitnya putih, bibirnya amat sensual dengan lipstick merah tua. Blousenya yang berpotongan rendah dilapisi jas berwarna biru tua, sepintas saya dapat melihat lekuk buah dadanya yang dalam menandakan jika buah dada pemiliknya montok.

    Dari penampilannya, sepertinya cewek yang satu ini alim, tapi saya yakin jika sesungguhnya ia ini super hot & amat sesuai dengan seleraku. Pandanganku yang jalang itu, tak membuat ia rikuh, malah ia tersenyum manja waktu mengulurkan tangannya untuk bersalaman, tangannya empuk & hangat sekali, begitu juga dengan suaranya yang agak bernada bass itu. Semuanya amat memuaskan seleraku, cuma kini tergantung bagaimana saya dapat mengolah agar ia dapat saya sikat & selanjutnya akan kupakai untuk mengatasi Wanda.


    Pikiranku telah membayangkan jika mereka berdua saya sikat sekaligus diruang ini, pasti asyik.Sesudah berbasa basi dengan menanyakan sebagian hal yang sifatnya formil, saya mulai menanyakan hal hal yang sensitif, sebab begitu bernafsu akau merasakan jika suarsaya agak gemetar, tapi justru yang kulihat Desi malah tersenyum melihat gayaku.

    “Desi keberatan nggak jika saya tanya hal hal yang sifatnya pribadi, sebab sebagai tangan kanan Bapak, tentunya Bapak juga ingin tahu hal hal seperti itu.”

    “Tentu saja boleh Pak, silakan Bapak tanya apa saja!”, Saya menelan ludah mendengar jawaban Desi yang menantang itu.

    “Desi tingginya berapa ya?”.

    “Seratus tujuh puluh enam senti Pak.”

    “Berapa ukuran vital Desi?”.

    “Dada 36, pinggang 30, pinggul 38,” Saya tersenyum mendengar ukuran vitalnya yang hebat itu, Desi juga menyeringai melihat saya tersenyum itu.

    “Masak dada Desi sebesar itu, kelihatannya kok nggak ya?”.

    “Benar kok Pak, Desi nggak bohong,” jawabnya merajuk.

    “Coba Desi buka jasnya, biar Bapak bisa melihat lebih jelas!.” Tanpa ragu-ragu Desi berdiri & melepas jasnya, ternyata Blouse Desi tak berlengan sehingga saya dapat melihat lengannya yang putih mulus itu.

    Memang sesudah Desi cuma memakai blouse, baru kelihatan jika susunya memang besar. Saat kusuruh Desi mengangkat lengannya, kelihatan juga jika ketiaknya penuh bulu yang amat saya sukai. Saya makin bernafsu melihat tubuh Desi yang sip ini, tapi saya masih harus berusaha agar Desi benar benar dapat kutiduri, karenanya saya masih harus terus berusaha.

    “Apakah Desi pernah melihat blue film?”.

    “Pernah Pak.”

    “Sering?”.

    “Sering.”

    “Coba ceritakan pada Bapak apa yang kamu sukai jika nonton blue film itu!” Desi pertamanya agak ragu untuk menjawab, tapi akhirnya keluar juga jawabannya.

    “Desi senang jika mereka melakukan adegan pemanasan, & juga melihat mimik muka ceweknya jika puas!” Saya rasanya telah tak tahan lagi ingin menubruk Desi, tapi saya masih menahan diri.

    “Desi, coba ya Bra nys dilepas, Bapak ingin melihat buah dada Desi!”.

    “Apa blousenya juga dilepas Pak?”.

    “Terserah!”. Kembali Desi berdiri, ia dengan tenang membuka blousenya serta kemudian melepas pengait behanya.


    Benar-benar fantastis toket Desi, besar, montok, putih tapi sedikit kendor. Saya sejenak terpana memandangnya, tapi saya segera dapat menguasai diriku & berdiri & berjalan memutari meja saya mendekati Desi. Tanpa ragu kedua tanganku segera meremas toket Desi dengan lembut. Desi cuma diam saja, merasakan empuknya toket Desi saya tahu jika ia telah tak gadis lagi.

    Remasan tanganku ke toket Desi menyebabkan puting susunya mulai mengeras, saya menyelusupkan tanganku ke ketiaknya & mengangkat lengannya tinggi-tinggi, kuperhatikan ketiaknya yang penuh dengan bulu hitam itu & tanpa sadar saya telah menciuminya.

    Saat itulah Desi mulai mendesah kegelian, saya terus menciumi bulu ketiaknya yang berbau harum oleh sebab deodorant itu untuk kemudian ciumanku mulai mengarah keputing susunya. Desi dengan agak berbisik berkata,

    “Pak, nanti ada yang melihat lho, Desi takut!”, Saya mana peduli dengan semua itu. Justru sambil mengulum puting susunya saya mulai melepaskan rok yang dipakainya. Dengan mudah kulepaskan rok bawah Desi demikian juga dengan celana dalamnya, saat kuraba selangkangan Desi dapat kurasakan ketebalan bulu memeknya di telapak tanganku, saat jariku menyelinap ke dalam memeknya. Desi makin menggelinjang & meremas pundakku tanpa bersuara sedikitpun. Sebab saya tahu waktuku cuma sebentar, maka saya menghentikan ciumanku & mulai melepasi pakaianku sendiri.

    Desi cuma berdiri saja melihat saya melepaskan semua pakaianku itu, matanya terbeliak saat kulepas celana dalamku sehingga kontolku tersembul keluar.

    Dengan terbata-bata ia berkata

    “Pak saya takut Pak, punya Bapak besar sekali, nanti nggak cukup lho Pak, saya baru sebagian kali bercinta!” Saya berbisik agar ia tak takut sebab saya akan hati hati & kujamin ia tak merasa sakit.Kubaringkan Desi di sofa yang ada di kantorku, & saya kembali ke mejaku. Tanpa diketahui

    Desi saya memejet interkom untuk memanggil Wanda, Wanda yang telah mengerti dengan kode dari saya segera masuk ke ruanganku dengan tenangnya. Tapi lain dengan Desi yang segera meloncat kaget dengan wajah pucat pasi & kebingungan mencari penutup tubuh.

    “Desi nggak usah takut, toh nanti jika kamu kerja juga bersama dengan Mbak Wanda, jadi rahasiamu juga jadi rahasia Mbak Wanda ya?”., Desi cuma diam saja dengan wajah merah menatap Wanda yang tersenyum manis kepadanya.

    Saat kutanyakan dimana kondom yang kubutuhkan, Wanda mengeluarkannya dari ssaya & membukanya untuk kemudian dengan berjongkok ia memasangnya di kontolku yang telah berdiri ke saya itu, sebab memang tujuannya agar supaya Desi tak rikuh dengan dirinya,


    Wanda secara sengaja mengulum kontolku dulu sebelum memasang kondom bahkan dengan demonstratif ia menelan seluruh kontolku hingga tinggal biji pelirku saja. Desi memandang semua itu dengan wajah merah padam, entah sebab malu atau sebab nafsunya yang telah naik.

    Yang pasti ia diam saja saat Wanda duduk di atas meja kerjsaya sementara saya mendekatinya, kurenggangkan kaki Desi sehingga memeknya kelihatan merekah merah tua.Pelan-pelan kusapukan lidahku kepinggir memek Desi, Desi segera mendesah & mendorong kepalaku, saya diam saja malahan kuteruskan jilatanku pada clitorisnya yang bulat itu, Desi merintih rintih kegelian, tanganku tak tinggal diam juga ikut meremas remas susunya yang montok itu.

    Desi dengan gemetar meraih kontolku & diremasnya kontolku dengan gemas sekali. Saya juga kasihan melihat Desi yang demikian kebingungan sebab merasakan kegelian yang luar biasa itu, tapi tujuanku sesungguhnya agar ia tak terlalu merasa sakit jika kontolku yang gede itu menembus memeknya.

    Segera saja saya mengarahkan kontolku ke liang memeknya yang telah basah kuyup & merekah itu, saat kulihat ujungnya telah terselip diantara bibir memek Desi, pelan-pelan kutekan masuk. Desi menggigit bibirnya sementara tangannya memegang pantatku entah mau menahan atau malahan mendorong, yang pasti kontolku dengan pelan berhasil juga masuk seluruhnya ke dalam liang memeknya.

    Memek Desi terasa legit sekali, rasa hangat yang menjepit kontolku membuat saya menggigit bibir sebab enaknya. Tapi seperti yang kuduga, Desi kurang berpengalaman dalam persetubuhan, sebab walaupun kontolku telah mentok menyentuh leher rahimnya, ia diam saja bahkan menutup matanya.Saya berbisik di telinganya agar Desi juga menggerakkan pantatnya, tapi Desi tetap diam saja.

    Gerakan kontolku naik turun membuat memek Desi bertambah basah & becek, saya benar-benar kecewa dengan memek Desi ini, rasanya saya ingin mencabut kontolku & berpnovi ke memek Wanda yang pasti lebih pulen dibanding punya Desi itu, tapi saya tak mau melukai perasaan Desi.


    Dengan agak tergesa-gesa saya mempercepat genjotanku agar saya segera mencapai puncak kenikmatanku, tapi dasar masih belum berpengalaman, tiba-tiba saja Desi merintih keras, sementara kurasakan memeknya mengejang.

    Rupanya Desi telah mencapai puncak kepuasannya, badannya berkeringat & kakinya erat melingkar dipantatku. Dengan sebagian sentakan lagi, akupun memuntahkan air maniku yang tertampung dalam kondom yang kupakai. Begitu rasa geli mulai hilang dari ujung kontolku, saya segera mencabut kontolku & kusuruh Wanda mengajak Desi untuk keluar dari ruanganku.

    Wanda tersenyum melihatku, ia tahu bahwa saya kurang puas dengan permainan Desi, pasti nantinya Wanda harus bekerja keras untuk mendidik Desi agar tahu selersaya dalam bermain main! Kuingatkan Wanda agar tak lupa memberi Desi uang serta memanggilnya lagi untuk masuk kerja.

  • Kisah Memek Tante Ratna Yang Aduhai

    Kisah Memek Tante Ratna Yang Aduhai


    3056 views


    Duniabola99.com – Edang tidur2an didepan tv ketika seorang datang dan mengetuk pintu rumahku, ketika kubuka pintu..kulihat seorang wanita berusia 35 tahunan dan menanyakan “ibunya ada dik?”…
    lalu ku jawab “maaf, tante siapa? ibu ada dikamar, sebentar saya panggilkan”
    sambil tersenyum dia bilang “saya ratna, temannya ibu kamu dari cilandak..

    itulah awal perkenalanku dengan tante ratna, yg belakangan baru aku ketahui bahwa dia adalah “renteneir”, dan ibuku terlilit hutang yg lumayan banyak sama dia…terus terang kehidupan kami dikala itu sangatlah sulit… semenjak ayahku yg lebih memilih meninggalkan ibuku demi istri baru, aku bersama kakak dan adik2ku hanya tinggal dirumah petakkan, dan hidup dengan sangat kekurangan…

    hari2 terus berlalu, semakin sering aku bertemu dengan tante ratna, karena hampir setiap hari dia selalu kerumah untuk menagih cicilan hutang…

    Pagi itu hari minggu 12 april 1995 (masih ku ingat jelas)
    aku baru saja bangun tidur, sambil menikmati secangkir teh manis hangat..
    sampai kudengar langkah kaki menuju pintu depan rumahku, belum saja dia mengetuk, pintu sudah kubuka…
    aku : “eh tante..cari ibu ya?”
    tante ratna : “iya,masih dirumah nggak? tante kesiangan nih…tante bilang sih jam 9 mau kesini, sekarang udah jam 10 lebih”
    aku : “iya, ibu lagi nganter adik2 tuh ke gereja kayaknya…saya aja baru bangun nih, mungkin sebentar lagi tan…tunggu saja kalo mau”
    tante : “gitu ya? ya udah deh tante tunggu aja…”

    setelah kupersilahkan duduk, aku pun ke dapur untuk membuatkan minuman untuknya…
    Tante : “wah repot2 kamu Di…tante kan bisa ambil sendiri..”
    aku : “gak apa2 tante…gak repot kok”
    Tante : “kamu sendirian dirumah?”
    aku : “iya nih tan, aku aja baru bangun..tau2 udah gak ada siapa2, kakak aku sih biasa dia kalo hari minggu ngajar karate di sekolahan..”
    tante : “oh gitu…lha kamu sendiri gak kemana-mana? ”
    aku : “nggak tan, kalo aku paling dirumah aja nonton tv atau kerumah temen di sebelah..”
    tante : “gak pacaran?..eh ngomong2 udah punya pacar belum kamu?”
    aku : “hehehehe…masih kecil tan, belum bisa cari uang sendiri, aku gak mau pacaran, nanti kalo udah kerja baru deh..”
    tante : “masih kecil gimana? emang umur kamu berapa?”
    aku : “aku khan baru 14th tan..baru kelas 3 smp”
    tante : ” hah..14th kok bongsor ya? tante kira kamu sma..hehehe”
    aku : “ah tante bisa aja…emang sih banyak yg bilang kalo aku bongsor, maaf tan..permisi sebentar aku tinggal mandi dulu gak apa2 ya..”
    tante : “wah belom mandi ya? ih pantesan bau..hehehe, ganteng2 kok jorok belum mandi, ya udah mandi aja sana…apa mau tante yg mandiin?
    (sambil tersenyum nakal)
    aku : “ah tante bisa aja…sebentar ya tan..” tapi belum sempat aku berdiri dari tempat dudukku, tangan tante ratna langsung menarik tangan ku…
    tante : “sebentar sini Di..tante gak bercanda kok, mau nggak tante mandiin..
    enak loh..beneran deh gak bohong”…
    seketika itu juga jantungku berdegup kencang, mukaku memerah ketika tante ratna meletakkan tangannya di pahaku..


    tante : “beneran kok Di, tante janji deh gak cerita siapa2…kamu gak usah takut..tante khan gak galak hehehehehe…sini deh” tangan kanan tante menarik pinggangku, seraya menyuruhku untuk lebih rapat duduk didekatnya,
    aku masih membisu tak dapat berkata apa2 ketika tangan kirinya sudah masuk kedalam celanaku dan meremas buah zakarku…
    aku : “aah tante” (sambil merintih keenakkan ketika ia memainkan buah zakarku)
    tante : ” tenang aja ya sayang…pokoknya tante jamin enak deh” bisik tante ratna sambil menjilat telingaku…kemudian leherku, akupun mengerang ketika dia menghisap pentil dadaku…
    aku : “tante…akh…hmmmnnn…aaaak h…”
    kemudian bibirnya terus menciumi perutku, dan aku makin tak kuasa ketika kepala penisku mulai dijilati dan dikulum-kulum olehnya…aku hanya bisa mengerang tanpa bisa menolak apalagi berontak…saat tante ratna melahap buah zakarku, dan memainkannya dengan lidahnya…ooohh…kemudian tante mulai membuka baju dan roknya…aku pun makin terpana dengan kemontokkan tubuhnya…payudaranya…ooh tante…

    tante : “sini sayang…kamu jilatin ini ya” sambil mendorong kepalaku kearah vaginanya yg ditumbuhi bulu2 halus…aku pun langsung saja menjilati vagina tante ratna dengan rakus…
    tante : “OOOhhh…dandi…terus sayang…ooohh…jangan berhenti sayang…ooooh…iya sayang disitu…iya terus…terus..terus…oaaaahh ….”
    setelah beberapa menit kujilati vaginanya…
    tante : ” kamu hebat Di…” tante ratna meregangkan kedua kakinya, sambil menarik penisku… “sini sayang, masukkan kesini…aaaaahhh…” ia pun mengerang, ketika penisku mulai masuk ke dalam vaginanya, sambil kedua tangannya mendorong dan menarik pantatku…tante ratna terus mengerang
    ” Ooooh Dandi…terus sayang…Oooh Tuhan…Aaaahhhkh..”


    setelah beberapa menit, aku langsung merasakan ketegangan, seluruh tubuhku terasa kaku…dan akhirnya, Aaaaaaakkkhhhh….tapi tangan tante ratna terus menekan pantatku sehingga aku “keluar” di”dalam”nya…dan kemudian dia membiarkan aku terkapar lemas diatas tubuhnya,
    tante: “hehehe…kamu jagoan Di..” sambil mencium keningku…” tante janji, gak akan bilang siapa2 sayang…kamu nggak usah takut..ini rahasia kita berdua ya sayang…”
    aku : “tapi gimana kalo ibu aku tau? atau suami tante?..”
    tante : “nggak, mereka nggak bakal tau…tenang aja ya sayang…pokoknya tante janji deh…terus terang tante sudah “kepingin” sama kamu dari dulu…akhirnya dapet juga..hehehehe…”

    Setelah kejadian pagi itu, kami pun semakin sering melakukannya di setiap ada kesempatan, tante ratna mengajariku bermacam gaya…dari foreplay dan seterusnya…dan setiap kali aku orgasme, tante ratna selalu menyuruhku untuk orgasme di dalam vaginanya, dia bilang lebih nikmat rasanya… bahkan kadang dia menyuruhku untuk “keluar” di mulutnya…awalnya aku takut kalo nanti dia hamil, ternyata tante ratna jujur padaku bahwa sesungguhnya dia tidak akan pernah bisa mempunyai keturunan (mandul) dan kedua anaknya yg masih kecil2 adalah anak hasil adopsi…


    Berhubungan dengannya perlahan kehidupan ekonomi keluargaku membaik…walaupun aku selalu berbohong pada ibuku, mengenai uang yg tante ratna sering berikan kepadaku…selain itu diapun memenuhi segala macam kebutuhan sekolahku dari keperluan membeli buku, sampai membiayai uang sekolah untuk masuk SMU, malahan sejak kami berhubungan dia tidak pernah lagi menagih hutang ke ibuku, padahal jumlahnya hampir 30jt.

    Tiga tahun aku menjalin hubungan dengan tante ratna, sampai saat krisis moneter menimpa indonesia, tante ratna memutuskan pindah ke solo bersama suami dan kedua anak angkatnya…

    sampai sekarang aku tak pernah lagi mendengar kabar beritanya…
    karena semenjak krisis moneterpun rumahku pindah ke daerah yg lebih terpencil.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Foto Bugil gadis cantik diatas gunung pmaer pantat bahenol

    Foto Bugil gadis cantik diatas gunung pmaer pantat bahenol


    1885 views

    Duniabola99.com – foto gadis manis pirang pakai bikini meleaspkannya saat diatas bukit dengan pemandangan laut yang indah memamerkan toketnya yang bagus dan juga memeknya yang berwana pink sanggat bergairah dan merangsang.

  • Kisah Memek Asri Si Ratu Senggama (ngentot)

    Kisah Memek Asri Si Ratu Senggama (ngentot)


    2771 views

    Duniabola99.com – Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta,majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai
    pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama perempuan, Aryati
    28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga
    perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-
    satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22
    thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun
    depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula…


    Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan
    sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata-
    kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara
    berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang
    santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat,
    sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas.

    Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku,
    aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya,
    sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15,
    mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00.
    Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia
    selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku juga
    ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya.

    Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah,
    Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa
    Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong
    supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci
    pakaian. “Baik, Bu!”, begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percaya
    kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang
    sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera
    masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet
    yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar
    dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul,
    kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggut
    keperjakaan Mas Har, pikirku.

    “Mas Har. Mas Har!” panggilku menggoda, “tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati
    Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?”

    Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat
    penampilanku,
    “Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri… Persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…”

    “Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?”

    “Jadi, dong…” sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, “ayo, ayo…”,
    ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi….

    “Kok Wangi, Mas Har?” Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan
    ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.

    “Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,”.

    Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku
    berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas
    berapa aku sekolah. Omongannya masih belum “to-the-point” , padahal aku sudah
    memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku sudah tak
    sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi
    maklum sang pejantan belum berpengalaman.


    “Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?”, aku mulai mengarahkan
    pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.

    “Mau Mbak Sri ajari?”, wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka
    kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung
    memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi,
    kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin
    menggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu…

    Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-
    remas puting susuku yang kanan…

    “Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong…” desahku makin membuat
    nafasnya menderu…

    “Mbak Sri, aku cinta kamu….” suaranya agak bergetar..

    “Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah,” kubisikkan
    desahanku lagi…. Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana
    pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudah
    menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku
    dengan lembut dan terkadang cepat…

    “Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri….” jeritnya…

    Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dan
    segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat. Dia membuka
    rok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku.

    “Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr…, yang lamaaa…”, godaku lagi… Bagai robot, dia
    langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangat
    nafsunya….
    “Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr… ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya mas
    Haaar”.

    “Lho, perempuan juga punya air mani..?” tanyanya blo’on. Aku tak menyahut karena
    keenakan…

    “Mas Haaarrr, saya mau keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr. … membasahi wajahnya
    yang penuh birahi.

    “Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan Mas
    Har….. kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan
    saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. …”

    Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok-
    gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi… Sebelum kumasukkan batang
    keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletku
    dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa
    uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti…

    “Sebelum masuk, bilang ‘kulonuwun’ dulu, dong sayaaaaaang. ..”, Candaku….

    Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecil
    di samping ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan….

    “Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu….. .”

    “Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. …”

    “Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..”, segera kubuka lebar-
    lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan
    guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam-
    dalam. … Sreslepppppp. …….. blebessss… ..


    “Auuuuuow… .”, kami berdua berteriak bersamaan… ..

    “Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih….?”

    “Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har… Jadi nonok Mbak Sri belum
    pernah melar dibobol kepala bayi….. kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah
    melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti
    nonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari-
    rapet, pasti SUPER-PERET. …”, kami berdua bersenggama sambil cekikikan
    keenakan… Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat
    sekali….

    Sekarang giliranku yang di atas… Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan
    pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilku
    yang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmat
    yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. ….

    Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil
    bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap
    di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku
    berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan
    untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah
    liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.

    Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi… kami berguling-gulingan lagi
    tanpa melepaskan kontol dan nonok kami.

    Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh… sodokannya mantep sekali…
    terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok-
    plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini
    kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karena
    orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku
    orgasme… benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan
    mantapnya oleh kontol yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung
    dihantam alu….. bertubi-tubi. … kian lama kian cepat…… waduuuuhhhhh. …..
    Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan… …

    “Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih…!!” ….

    “Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar…. Yuk kita
    bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg”

    “Ambil nafas panjang, Mas Har… lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya
    sampai kandas…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh. …….”


    Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkan
    pada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan
    setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol Mas Har semakin keras dan
    cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh. …hhhhhh. …. seirama dengan
    hunjaman kontolnya yang semakin cepat…..

    “Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!” , Mas Har menancapkan kontolnya lebih
    dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku….
    bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har pun
    menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya….

    CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!
    CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!!
    CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi….. Seperti wong edan, kami berdua berteriak
    panjaaaaanggg bersamaan;

    “Enaaaaaaaaaakkkkk! “….. sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya… dari
    ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti “bonyok”
    rasanya….. Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. …. sambil
    nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan…

    “Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang… masih terasa enaknya… tunggu
    sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa……”
    pintaku memelas….. kami kembali bercipokan dengan lekatnya…. .. kontolnya
    masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku
    dulu….

    “Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini sungguh-
    sungguh luar biasa… Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang
    maha-penting untuk saya…… saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sri
    selamanya… .”

    “Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki… tanpa kawin pun kalau setiap
    pagi –setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja–, kita bisa melakukan
    senggama ini, saya sudah puas kok, Massss….. Apalagi Mas Harianto tadi begitu
    kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya
    endut-endutan rasanya tadi…..”

    “Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa
    baru… jadi ndak ada kuliah…”, kata Mas Harianto.


    “Nah… kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai
    sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss,
    sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?”, sahutku semakin menggelorakan birahinya.

    “Nantang ya?” Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia…..

    “aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri….”

    kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat…. setelah mencabut
    kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas
    dadanya yang lapang dan sedikit berbulu…. radio kaset yang sedari tadi terdiam,
    dihidupkan lagi… lagunya masih tetap “kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu.
    …”

    Setelah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya…. Mbak Sri
    harus masak sarapan untuk Mas….”

    “Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri…. masak untuk dua porsi ya… nanti kita makan
    berdua sambil suap-suapan. Setuju?”, sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan
    “auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah
    sayang deh”.

    Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan
    kamar tidurnya,

    “Mas, numpang cebokan, ya…”

    Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut
    dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har… waduuuuhhh.. . benar-benar
    nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan
    disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya — hampir sejengkal-
    tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh….

    “Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buat
    Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang.
    …”


    Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan
    kata-kata sayangku… “Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya…” kuciumi seluruh
    wajahnya yang mirip Andy Lau itu…

    “Terima kasih, Mbak Sri… Mbak begitu baik sama saya… saya sangat sayang sama
    Mbak Sri…”.

    Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk
    kekasihku… . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya,

    “Mas Har sayaaaang… . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak
    batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya

    kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus
    gaya lagi lainnya, Masssss,” kataku membangkitkan lagi gelora birahinya… selesai
    minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku…. dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur
    lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.

    Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu
    rumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak
    ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti….

    Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga
    cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua… hmmm…. nikmat dan
    mesranya… seperti penganten baru rasanya…

    Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata
    penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula
    dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola
    kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam,
    kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya…

    Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya,
    tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan
    wajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..

    “Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya… nanti bisa lecet… nanti pasti
    Mbak Sri kocokkan… tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi…
    kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!”

    Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting
    tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri… Kupikir ini pasti
    gara-gara STMJ tadi,

    “Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas,
    sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut…”

    Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku
    dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi…. Hihihi…

    “Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat…. “,
    dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami.
    Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola
    ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula
    ke mulutku…. wah! mesranya, Mas Har-ku ini…
    Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping
    Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke


    dalam liang nonokku…. Mas Har agak terkejut,

    “Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau
    bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!”

    “Siapa takut!” sahut Mas Har…

    Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap… mulutnya di depan nonokku,
    ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging
    pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku…. segera
    kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku,
    kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya
    pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat
    nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku….

    “Mbak Sri, pisangnya sudah habis…. hebat kan?” Katanya lugu…

    “Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri…” sahutku memujinya, membuatnya
    tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.

    “Sekarang apalagi?” tanya Mas Har…

    “Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya… dan saya akan
    meng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya…. ini namanya gaya 69,
    Mas sayaaang… mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol Mas
    Har…. Enaaaak kan, sayaaang?”

    “Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak……”

    “Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas…. harus sabar dan tenang, sehingga
    emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco
    seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng…
    kasian dong sama saya, Mas,” suaraku kubikin seperti mau menangis…. .


    “Maafkan saya, ya Mbak Sri…. saya belum ngerti… mesti harus banyak belajar sama
    Mbak…..”

    Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju-
    mundurkan dalam mulutku…. sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati
    ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku… ini
    berlangsung cukup lama…

    Pada menit kelimabelas, serrr… serrrr… serrrr…. cairan hangat nonokku meluap,
    sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww!

    Dan pada menit keduapuluhlima, serrr… serrrr… serrrr…. lagi, kali ini lebih enaaaak
    lagi, kukejangkan seluruh tubuhku…. sambil mulutku tetap terus

    mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. … pada waktu itu juga,
    kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan

    seluruhnya, sampai hampir keselek….. .

    “Enaaaakkkk. ….” Mas Har berteriak keenakan…. .

    Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang
    masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut
    memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. …. kujilati kontol Mas Har sampai
    bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan
    dengan posisi aku masih tetap di atas…

    “Gimana, Mas Har sayaaang…. Enak opo ora?” godaku…

    “Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan…. “, kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul
    dalam sebuah iklan jamu…..

    Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi…. mulut kami tetap berpagutan
    dengan sangat kuaaaatnya.. … Kucari kontolnya dan kupegang… wah sudah
    ngaceng keras lagi rupanya….. luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari
    ronde tadi pagi…..


    “Mas Har… saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?”,

    “Mau dong, sayaaaang… . Gimana?”, tanyanya penasaran… .

    “Mas Har duduk menyender dulu…..”

    Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang
    kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok
    membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari
    belakang…. BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang….

    Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda….
    semuanya berlangsung dengan sangat halus…. sehingga tidak sampai menimbulkan
    lecet pada kontol Mas Har maupun nonokku…..

    “Gimana Mas?”, tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak
    segera muncrat….. .

    “Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya…..”, katanya sambil
    mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan…

    Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har… Nikmatnya
    sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin
    menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har….. inilah arti sesungguhnya
    persetubuhan. …

    Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa
    kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya
    kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi…
    membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh
    anggota tubuhku…. Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai
    puncak…..

    “Keluar lagi ya, Mbak?” tanyanya…. . Ya! serrr… serrrr… serrrrr…., kembali cairan
    hangat nonokku tertumpah lagi…. kelelahan aku rasanya….. .

    lelah tapi enaaak….

    Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan
    dasterku supaya peret lagi… Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu,
    kuberi dia senyum manis….

    “Saya sudah capek, Mas…. Gantian dong… Mas Har sekarang yang goyang, ya?”


    Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang….. Mas Har kuminta
    berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang,

    “Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas….. tapi jangan salah masuk ke lubang pantat
    ya… pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya….”

    “Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?” tanyanya lucuuuu….

    “memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan… .. itu kan
    namanya tidak adil, Mas…. Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran
    yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas…. Aids itu
    mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii…. seremmmm…. ”

    Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang
    sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. …. seolah-olah dia takut
    kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini….. aku tahu sekarang…. Mas Har
    sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan
    betapa besar perasaan cintanya pada diriku….

    “Aaaaahhhhhh. …”, aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang
    kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har… dilingkarkannya
    tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku….. . Dia mulai
    menggoyangkan kontolnya maju mundur…. blep-blep-blep. …..aduuuuhhh. ….
    mantapnyaaaa. ….. tenaganya sangat kuat dan berirama tetap…… membuat aliran-
    darahku menggelepar di sekujur tubuhku….. ..

    “Enaaaak, Maaaaasssss. ……”, lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku
    sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya….. . puaaaasssss
    sekali tiada taranya….. ..

    “aaaaaahhhhhhhh. ……… “, lenguhku…. ….

    “Lap dulu dong, Mbak Sriiii….. becek sekali nih….” pintanya…. .


    Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya….. . segera dia mengeringkan nonokku
    dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku…. .

    “Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ….” desahnya membuatku semakin
    terangsang.. ….

    “Tembakkan saja, Massss…… ..”
    Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. …. sampai nonokku penuh
    dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu…….

    “Aaaaahhhhhhhh. ……” Mas Har berteriak keenakan…. .. demikian juga dengan aku,
    kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat

    kenikmatan nonokku….. .

    “Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr….. … Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas
    Har…….”

    “Aku juga Mbak….. selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di
    dunia ini …..”, aku tahu kata-kata ini sangat jujur…. membuatku semakin
    menggelinjang kenikmatan.. ….

    “Terima kasih Mas Harrrrrr…. . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada
    saya…..” Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh

    perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. … dan aku
    kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap… .. dengan
    Mas Har tengkurap di belakangku.. …

    Mulutnya didekatkan pada telingaku… . nafasnya menghembusi tengkukku… .
    membuatku terangsang lagi……

    “Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri….. Apa Mbak Sri juga puas?”

    “Tentu, Mas Har….. dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air
    hangatnya… .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!”

    “Terima kasih, ya sayaaaang… … aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri
    seperti ini…….”

    “Boleh, Massss…. saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari….. kecuali hari
    Minggu tentunya…. . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu….”

    Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi
    terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku….

    Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40…… sambil berpelukan dan berciuman
    erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua… dan kami pun
    tertidur sampai siang…..

    Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya
    lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia
    tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian
    bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki
    kesayanganku ini,


    “Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi
    sampai sore….”

    “Mmmm…” Mas Har menggeliat, “sudah jam berapa, istriku?”
    “Setengah-dua, suamikuuuu.. …”, jawabku genit….

    “Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan
    pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi….”

    Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas
    Har menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu.

    “Edhian tenan, koyok penganten anyar wae…..” kataku dalam hati…. (“gila benar,
    seperti pengantin baru saja”)….

    Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-
    elus kontol Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi…..

    Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera
    mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil
    posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. …

    “Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya….., lebih terasa
    lho gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti,” ajakku untuk
    membangkitkan rangsangan pada Mas Har….

    Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra.
    Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher,
    terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan
    dipilin-pilinnya lembut…..

    Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah,
    ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis
    nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenai
    itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat…, kukejangkan seluruh tubuhku,
    sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembut
    dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku…


    “Mas, masukkan sekarang, Masssss….. Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. …..”,
    pintaku manja…..

    Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi,
    kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. …

    “aaaaahhhhhh. ……” lenguhan kami kembali terdengar lebih seru…. Kontol Mas Har
    baru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dan
    kumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. ….

    “Mas sayaaaang… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku sambil mengajari
    teknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini “Gaya Miring”, dengan gaya ini
    kami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja…..

    Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba…. rasanya lebih enak
    dibandingkan pria di atas wanita di bawah…. Kulihat Mas Har merem-melek,
    demikian juga dengan diriku, kontol Mas Har dengan irama teratur terus
    menghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri….. nonokku mulai
    tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya… ..

    “Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. …….”, aku agak berteriaksambil
    mendesis…. …

    Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini…..

    “Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar…. .” ajakku lagi, sambil kuputar
    tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat dari
    belakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dan
    kuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku….. .

    “aaaaaaaaahhhhhhhhh hh…. enak, Mbak Sriiiiii…. …, gesekannya lebih terasa dari
    yang tadiiiiii… ..” Mas Har mendesah nikmat…..

    Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkan
    kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. …..

    Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini……

    “Mbak Sri, siap-siap yaaa…. rudalku hampir nembak….”

    Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya.
    …..

    “Aaah, aaah, aaahh….” Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninya
    dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dinding
    rahimku….. setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku…..

    “Aaaaaaaa… ……” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air
    nonokku….. .

    Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa…..
    tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kami
    tertidur lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda……

    Jam tiga sudah lewat…. berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dan
    kakak-kakaknya pulang dari kerja…..

    “Mas, bangun, Mas…. sudah jam tiga lewat….. saya kan mesti membereskan kamar
    ini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu…..”

    “Mandi bareng, yok….. di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?”
    ajaknya….

    Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhh
    enaknya….. . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit dan
    memelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik…..
    Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman,
    merangkul kuat…. Dengan posisi berdiri kembali kontol Mas Har mengeras bagai
    batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengan
    tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami
    bersenggama lagi…… bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnya
    maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang
    perkasa…..

    “Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. …”, tanpa melepaskan kedua alat kelamin
    kami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-
    rangsangan. …

    “Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku… ..”, Mas
    Har melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua

    handuk baru, satu untukku satu untuknya… Selesai handukan, aku bermaksud
    mengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudah
    selesai…..

    “Eiittt, tunggu dulu, istriku….. Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di
    liang hangat cinta kita……”

    Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini….. kuhitung-hitung sudah 12 kali
    aku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi…

    Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang… biar Mas Har menindihku
    dari atas…..

    Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup….. dengan “Gaya Sederhana”
    pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungi
    kepasrahan wanita…. Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. ….

    Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus dengan
    mantapnya maju-mundur begitu kuat…..

    “Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii… …”, kukejangkan kedua kakiku dan
    sekujur tubuhku…..

    “Mbak, aku juga mau keluar sekarang…. ..”, dalam waktu bersamaan kami saling
    menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. …..

    “Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ……”

    “Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii…. ……”

    Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jam
    emapat….. semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya…..

    “Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang…”


    Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya… . ”

    ari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii… Bagaimana aku
    akan sanggup melupakannya? ”

    Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har…. segera aku lari
    menuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubang
    nonokku yang agak bonyok…..

    Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlengan
    panjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas…. semua ini untuk
    “mengelabui” Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain
    kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama.

  • Foto Bugil erotis Rachelle Summers membuka baju untuk menyebar kakinya

    Foto Bugil erotis Rachelle Summers membuka baju untuk menyebar kakinya


    1811 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda sesxy pirang sangat merangsang duduk sambil mengangkang lebar dan memamerkan toketnya yang gede.

  • Foto Ngentot cewek sekolahan pirang Mia Malkova dibenturkan oleh ayah tirinya

    Foto Ngentot cewek sekolahan pirang Mia Malkova dibenturkan oleh ayah tirinya


    2071 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang seragam sekolahan toket gede lagi sange Mia Malkova hisap kontol gede ayah tirinya dan dientot keras diatas kursi sofa dan menyemprotkan sperma yang banyak keatas pantatnya yang behenol.

  • Video Bokep Karla Kush dan Scarlet Red cewek fantasi saya

    Video Bokep Karla Kush dan Scarlet Red cewek fantasi saya


    1799 views

     

  • Foto Bugil Gadis remaja kurus Rebel Lynn memuaskan vaginanya yang horny dengan Magic Wand

    Foto Bugil Gadis remaja kurus Rebel Lynn memuaskan vaginanya yang horny dengan Magic Wand


    1766 views

    Duniabola99.com – foto gadis remaja cantik rambut pirang keriting Rebel Lynn melepaskan semua pakaiannya diatas sofa putih yang empuk memperlihatkan toketnya yang baru tumbuh dan kenyal sambil mamainkan memeknya yang masih sempit tanpa bulu dengan alat penggetar yang besar sampai memeknya becek.

  • Video Bokep Eropa lagi ngocok bareng pacar ketahuan ibuku

    Video Bokep Eropa lagi ngocok bareng pacar ketahuan ibuku


    2545 views

  • Not brother hard on won’t go away not sister helps

    Not brother hard on won’t go away not sister helps


    2125 views

  • Foto Bugil Gadis Latin Kristina Rose bangun pagi

    Foto Bugil Gadis Latin Kristina Rose bangun pagi


    1826 views

    Duniabola99.com – Foto gadis latin pantat bagus Kristina Rose membukan semua pakaiannya dan melakukan mastrubasi setelah terbangun dipagi hari.

    Kumpulan Foto Cewek Cantik Spesialis Penghibur, Koleksi Foto Cewek Cantik di Google Plus, Foto Foto Cewek Cantik YouTube, Foto cewek cantik Facebook, Foto Cewek cantik Instagram, koleksi foto gadis cantik, Kumpulan Foto Cewek Cantik Imut dan Manis 2019, Para Gadis Cantik dan Seksi di Indonesia, Gadis cantik berkerudung,

  • Foto Bugil Wanita cantik putih, Stella Cox, membongkar payudara alaminya yang besar

    Foto Bugil Wanita cantik putih, Stella Cox, membongkar payudara alaminya yang besar


    2228 views

    Duniabola99.com – foto wanita cantk Stelle Cox bertoket gede dan memakai pakaiaan terbuka memamerkan memeknya yang berbulu tipis dicukur rapi sambil berpose hot.

    Foto bugil, Foto Telanjang, Cewek Cantik, Tetek besar, Tetek Mulus, Pepek Mulus, Cewek Imut, Foto Model Top, Foto Artis Viral

  • Pembantu Muda Yang Panass

    Pembantu Muda Yang Panass


    14839 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Pembantu Muda Yang Panass ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSebulan ini kami kerepotan soalnya yang biasanya membersihkan rumah pulang kampung, aku telepon dia untuk balik lagi kesini katanya sudah tidak bisa karena dia menjaga orang tuanya yang sudah tua di kampungnya, sedikit pusing juga tidak ada pembantu dirumah.

    Tapi memang nasib sedang mujur atau beruntung tak lama kemudian satu hari orang tua mendapatkan penggantinya, sebut saja nama Sania dia berasal dari desa Jawa tengah dia tamatan SD wajahnya yang lugu tapi memberi khas wajah desa yang oriental di usianya yang masih 18 tahun wajahnya begitu cantik.

    Awalnya istri aku tidak setuju akan pembantu ini karena dia tau kalau suaminya kadang kumat menjelma menjadi buaya darat hehe, tapi dengan segala cara aku meyakinkan istriku dengan berbagai alasan yang masuk akal.

    Pembantu Muda Yang Panass Sudah sebulan Sania menjadi pembantu dirumah aku, dia cukup gesit melakukan semua pekerjaannya dari ngepel, mencuci pakain, membantu memasak dan lain sebagainya, hampir satu minggu ini aku amati terus pekerjaan sungguh teliti dia jika melakukan sesuatunya, tapi lama kelamanaan wajah Sania semakin cantik.
    Sehingga aku melihat bodynya yang seksi bibirnya yang sensual, dagunya yang lancip membuat aku betah dirumah, saat itu di bulan Agustus 2015 tepatnya hari Sabtu karena memang di kerjaanku kalau sabtu dan minggu libur aku sengaja unutk bangun ebih awal dari hari sebelumnya, dan istriku kalau hari sabtu belum tentu libur karena dia bekerja di bidang jasa.

    Aku putuskan untuk langsung mandi biar fresh aku baru ingat kalau uair PAM di tempat ku ini sudah empat hari ini mati, yang biasanya aku mandi di kamar mandi dalam terpaksa aku mandi di kamar mandi satunya, saat keluar dari kamar aku mendengar suara air yang mengacur siapa lagi kalau bukan Sania, ceritasexdewasa.org dia sedang mandi di belakang penampungan air PAM.
    Kamar mandi ke dua pun aku lihat ternyata belum ada airnya jadi aku terus berjalan menuju dapur untuk mendidihkan air untuk membuat kopi biar segar, karena letak dapur dan penampunga air pam bersebelahan hanya terutup pintu aku iseng aja unutk mengintip Sania yang sedang mandi dan Waooooww tubuhnya bugil telanjang.

    Tak disangka dia sedang asyk menyabuni tubuhnya aku lihat payudaranya yang tidak begitu besar tai menantang terlihat putingnya yang coklat masih keras dan kencang membikin rodalku yang di dalam celana langsung menunjukan kejantananya. Agen Poker

    Sayangnya karena dia mandinya jongkok, meqinya nggak begitu keliatan bro, selesai mandi doi pakai handuk sambil deg-deg an takut ketahuan Aku keluar dari dapur menuju ruang tamu dan tanpa sepengetahuan doi.
    Aku ikutin dari belakang menuju kamarnya, dan Aku intip lagi ohh… ternyata dia punya kebiasaan kalo mo Subuhan gak pake apa-apa cuma jubah luar aja(tau kan maksud Aku) yg nutupin seluruh badannya.

    Pagi hari itu juga Aku gak nahan, sambil ngebayangin si Sania, Aku paksa istri Aku ngelayanin sampai 2 kali hahaha …gak kuat bro.

    Pembantu Muda Yang Panass Hari-hari selanjutnya Aku jadi rajin bangun pagi dan walau PAM udah lancar lagi, tp Aku masih bisa ngintip Sania dikamarnya sehabis dia mandi.
    Kebiasaan ngintip itu, bikin menambah ngeres otak Aku, dan keinginan mo menyetubuhi Sania makin bertambah besar.

    Hari itu mungkin hari Naas bagi Sania, tp hari beruntung buat Aku bro… hari itu hari Minggu pagi buta, Bini Aku sepulang kerja hari sabtu ada acara di kantornya sampai malam, akhirnya bilang nggak pulang ke rumah, dia pulang ke rumah orang tuanya yang nggak begitu jauh dari kantornya.

    Kesempatan neh, setan & iblis mulai main-main di otak Aku. seperti biasa, Sania bangun pagi terus langsung mandi, kali ini Aku nggak ngintip dia mandi.

    Tapi langsung masuk ke kamarnya, sambil deg-deg an nunggu dia selesai mandi yang ditunggu akhirnya datang juga…(kayak acara di TV ). pas dia lagi buka handuk tanpa bra bre bro lagi dengan tenaga yang dipinjemin setan, Aku langsung peluk dan Aku cium, doi gelagepan dan tentunya kaget bukan kepalang.

    “hhp..hppp” Sania berusaha untuk berontak tapi tau sendiri Setan ma Iblis udah nurunin ilmunya ma Aku, jadi doi gak bisa apa2 hehehe, mula-mula Sania Aku ancam, bahwa Aku udah punya photo bugilnya dan akan Aku sebarin ke kampungnya kalo dia nggak mau diem (padahal sih bohong, mana berani Aku moto doi, ketahuan bini berabe hehehe…) dan juga Aku ancam kalo dia gak mo nurut Aku bisa keras ma dia, dan Aku janji kalo dia nurut Aku akan tambah gajinya, akhirnya dengan terpaksa doi Nurut.

    Pembantu Muda Yang Panass

    Pembantu Muda Yang Panass

    “Pak… saya mau diapain”

    “sttt diem aja … pokoknya kamu taunya enak..”

    “Jangan perkosa saya pak!” kata Sania memelas

    “Siapa yang mau perkosa kamu, saya nggak akan perkosa kamu kok…saya cuma pengen cium aja”kata Aku untuk berusaha nenangin dia.

    Karena Aku udah yakin Sania gak berontak lagi, mulai bibir Aku yang dari tadi melahap ganas bibirnya, menjelajah kesekitar buah dadanya yang putih mulus dan bagai buah mangga mengkel itu.

    Sekitar agak lama juga Aku nyiumin dan menghisap buah dada dan putingnya Sania, sambil tangan Aku membelai belai lembut bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat.

    “Pak.. jangan pak… saya belum pernah begini” ujar Sania, walau begitu tubuhnya mulai bereaksi.

    “Udah tenang aja gak papa kok…” jari tanganku mulai masuk pelan-pelan di sekitar bibir vaginanya puting susunya bertambah tegang.
    “Pakk..jangannn.” namun tanngannya berkata lain, tangannya memegangi kepalaku yang asyik menyedot dan memainkan putting susunya, seakan didekapnya, tidak mau dilepaskan

    Setelah puas dengan buah dadanya aku dorong dia ke tempat tidur dan mulailah menjelajah vaginanya uhh.. bersih bro vaginanya (ye..abis mandi, gimana gak bersih. dengan gemas Aku lahap dan Aku isep bibir meqinya, kadang Aku sedot. Sania meracau gak jelas

    “ehmmm pakk…teruss..pak” sudah banyak cairan bening memenuhi rongga meqinya, dan lidah Aku terus bermain di dalam meqinya sambil tangan Aku berusaha untuk membuka celana Aku sendiri.

    Mr. P Aku udah tegang dari tadi, setelah Aku lihat Sania udah horny banget, pelan pelan Aku pasang pengaman di Mr. P Aku dan Aku tempelin Mr.P Aku ke Miss V nya perlahan-lahan Aku masukin, ternyata walau udah banyak cairan susah juga Bro…maklum perawan hehehe…, kirain reaksi Sania nggak mau, ternyata karena udah horny kali ya, dia malah Bantu ngepasin Punya Aku ke Ms. V nya.

    “Pak…sakit pak, perihh…”

    “iya sakit sedikit, ntar juga enaknya banyak”

    Pembantu Muda Yang Panass Akhirnya dengan perjuangan keras bobollah keperawanan Sania, beserta lumatan bibir Aku ke bibirnya yang seksi itu, Mr. P Aku maju mundur tak kenal lelah,
    “Gimana sekarang udah enak kan?”

    “Hhee.. ehh….”

    Beberapa menit kemudian. Agen Poker

    “Pak .. eh.. Pak….saya…saya mau Pipis “ sambil merem melek akhirnya kakinya mengejang dan tangannya mencegkeram pundak Aku keras banget.
    Sania mencapai orgasme, mungkin untuk yang pertama kalinya. Dan Aku lihat dia lemas, tapi Aku gak perduli Aku kocok terus Mr. P Aku di dalam meqinya yang udah banyak cairan bercampur darah.

    “Ampun pak…ampunn…Sania capek”

    “Sebentar lagi sayang…” nggak sadar Aku ngomong sayang biasanya cuam ke bini,
    Tidak lama berselang Aku juga mencapai Orgasme.

    “Surt… Bapak juga dah mau keluar nehhh…”

    “Ehmmm… crot..crot”

    Seluruh badan Aku lemas, dan Aku rebah disamping Sania yang kelihatan menangis.

    “Pak… Sania takut nih”

    “Tenang…kamu gak bakalan hamil kok, dan nggak bakalan ada yang tahu…”

    Hari berganti hari, perbuatan kayak gini Aku ulang setiap ada kesempatan dan Sania dengan rela sekarang ngelayanin Aku, dan yang pasti Aku selalu siap pakai pengaman demi keamanan Rumah tangga Aku juga tentunya.
    Gaji yang Aku janjiin juga nggak lupa Aku tepatin, jadi lah Sania pengasuh yang multi fungsi, bisa ngasuh anaknya dan Bapaknya.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Birsetubuh Ria Dengan 3 Cewek Manis

    Kisah Memek Birsetubuh Ria Dengan 3 Cewek Manis


    2611 views

    Duniabola99.com – Sebenarnya aku tidak istimewa, wajahku juga tidak terlalu tampan, tinggi dan bentuk tubuhku juga biasa-biasa saja. Tidak ada yang istimewa dalam diriku. Tapi entah kenapa aku banyak disukai wanita. Bahkan ada yang terang-terangan mengajakku berkencan. Tapi aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Aku belum mau pacaran. Waktu itu aku masih duduk di bangku kelas dua SMA. Padahal hampir semua teman-temanku yang laki, sudah punya pacar. Bahkan sudah ada yang beberapa kali ganti pacar. Tapi aku sama sekali belum punya keinginan untuk pacaran. Walau sebenarnya banyak juga gadis-gadis yang mau jadi pacarku.


    Waktu itu hari Minggu pagi. Iseng-iseng aku berjalan-jalan memakai pakaian olah raga. Padahal aku paling malas berolah raga. Tapi entah kenapa, hari itu aku pakai baju olah raga, bahkan pakai sepatu juga. Dari rumahku aku sengaja berjalan kaki. Sesekali berlari kecil mengikuti orang-orang yang ternyata cukup banyak juga yang memanfaatkan minggu pagi untuk berolah raga atau hanya sekedar berjalan-jalan menghirup udara yang masih bersih.

    Tidak terasa sudah cukup jauh juga meninggalkan rumah. Dan kakiku sudah mulai terasa pegal. Aku duduk beristirahat di bangku taman, memandangi orang-orang yang masih juga berolah raga dengan segala macam tingkahnya. Tidak sedikit anak-anak yang bermain dengan gembira.

    Belum lama aku duduk beristirahat, datang seorang gadis yang langsung saja duduk di sebelahku. Hanya sedikit saja aku melirik, cukup cantik juga wajahnya. Dia mengenakan baju kaos yang ketat tanpa lengan, dengan potongan leher yang lebar dan rendah, sehingga memperlihatkan seluruh bahu serta sebagian punggung dan dadanya yang menonjol dalam ukuran cukup besar. Kulitnya putih dan bersih celana pendek yang dikenakan membuat pahanya yang putih dan padat jadi terbuka. Cukup leluasa untuk memandangnya. Aku langsung berpura-pura memandang jauh ke depan, ketika dia tiba-tiba saja berpaling dan menatapku.
    “Lagi ada yang ditunggu?”, tegurnya tiba-tiba.
    Aku terkejut, tidak menyangka kalau gadis ini menegurku. Cepat-cepat aku menjawab dengan agak gelagapan juga. Karena tidak menduga kalau dia akan menyapaku.
    “Tidak.., Eh, kamu sendiri..?”, aku balik bertanya.
    “Sama, aku juga sendirian”, jawabnya singkat.

    Aku berpaling dan menatap wajahnya yang segar dan agak kemerahan. Gadis ini bukan hanya memiliki wajah yang cukup cantik tapi juga punya bentuk tubuh yang bisa membuat mata lelaki tidak berkedip memandangnya. Apalagi pinggulnya yang bulat dan padat berisi. Bentuk kakinya juga indah. Entah kenapa aku jadi tertarik memperhatikannya. Padahal biasanya aku tidak pernah memperhatikan wanita sampai sejauh itu.
    “Jalan-jalan yuk..”, ajaknya tiba-tiba sambil bangkit berdiri.
    “Kemana?”, tanyaku ikut berdiri.
    “Kemana saja, dari pada bengong di sini”, sahutnya.


    Tanpa menunggu jawaban lagi, dia langsung mengayunkan kakinya dengan gerakan yang indah dan gemulai. Bergegas aku mengikuti dan mensejajarkan ayunan langkah kaki di samping sebelah kirinya. Beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun tiba-tiba saja aku jadi tersentak kaget, karena tanpa diduga sama sekali, gadis itu menggandeng tanganku. Bahkan sikapnya begitu mesra sekali. Padahal baru beberapa detik bertemu. Dan akujuga belum kenal namanya.

    Dadaku seketika jadi berdebar menggemuruh tidak menentu. Kulihat tangannya begitu halus dan lembut sekali. Dia bukan hanya menggandeng tanganku, tapi malah mengge1ayutinya. Bahkan sesekali merebahkan kepalanya dibahuku yang cukup tegap.
    “Eh, nama kamu siapa..?”, tanyanya, memulai pembicaraan lebih dulu.
    “Angga”, sahutku.
    “Akh.., kayak nama perempuan”, celetuknya. Aku hanya tersenyum saja sedikit.
    “Kalau aku sih biasa dipanggil Ria”, katanya langsung memperkenalkan diri sendiri. Padahal aku tidak memintanya.
    “Nama kamu bagus”, aku memuji hanya sekedar berbasa-basi saja.
    “Eh, boleh nggak aku panggil kamu Mas Angga?, Soalnya kamu pasti lebih tua dariku”, katanya meminta.

    Aku hanya tersenyum saja. Memang kalau tidak pakai seragam Sekolah, aku kelihatan jauh lebih dewasa. Padahal umurku saja baru tujuh belas lewat beberapa bulan. Dan aku memperkirakan kalau gadis ini pasti seorang mahasiswi, atau karyawati yang sedang mengisi hari libur dengan berolah raga pagi. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sambil mencari kenalan baru.
    “Eh, bubur ayam disana nikmat lho. Mau nggak..?”, ujarnya menawarkan, sambil menunjuk gerobak tukang bubur ayam.
    “Boleh”, sahutku.

    Kami langsung menikmati bubur ayam yang memang rasanya nikmat sekali. Apa lagi perutku memang lagi lapar. Sambil makan, Ria banyak bercerita. Sikapnya begitu riang sekali, membuatku jadi senang dan seperti sudah lama mengenalnya. Ria memang pandai membuat suasana jadi akrab.

    Selesai makan bubur ayam, aku dan gadis itu kembali berjalan-jalan. Sementara matahari sudah naik cukup tinggi. Sudah tidak enak lagi berjalan di bawah siraman teriknya mentari. Aku bermaksud mau pulang. Tanpa diduga sama sekali, justru Ria yang mengajak pulang lebih dulu.
    “Mobilku di parkir disana..”, katanya sambil menunjuk deretan mobil-mobil yang cukup banyak terparkir.
    “Kamu bawa mobil..?”, tanyaku heran.
    “Iya. Soalnya rumahku kan cukup jauh. Malas kalau naik kendaraan umum”, katanya beralasan.
    “Kamu sendiri..?”
    Aku tidak menjawab dan hanya mengangkat bahu saja.
    “Ikut aku yuk..”, ajaknya langsung.


    Belum juga aku menjawab, Ria sudah menarik tanganku dan menggandeng aku menuju ke mobilnya. Sebuah mobil starlet warna biru muda masih mulus, dan tampaknya masih cukup baru. Ria malah meminta aku yang mengemudi. Untungnya aku sering pinjam mobil Papa, jadi tidak canggung lagi membawa mobil. Ria langsung menyebutkan alamat rumahnya. Dan tanpa banyak tanya lagi, aku langsung mengantarkan gadis itu sampai ke rumahnya yang berada di lingkungan komplek perumahan elite. sebenarnya aku mau langsung pulang. Tapi Ria menahan dan memaksaku untuk singgah.

    “Ayo..”, Sambil menarik tanganku, Ria memaksa dan membawaku masuk ke dalam rumahnya. Bahkan dia langsung menarikku ke lantai atas. Aku jadi heran juga dengan sikapnya yang begitu berani membawa laki-laki yang baru dikenalnya ke dalam kamar.
    “Tunggu sebentar ya..”, kata Ria setelah membawaku ke dalam sebuah kamar.

    Dan aku yakin kalau ini pasti kamar Ria. Sementara gadis itu meninggalkanku seorang diri, entah ke mana perginya. Tapi tidak lama dia sudah datang lagi. Dia tidak sendiri, tapi bersama dua orang gadis lain yang sebaya dengannya. Dan gadis-gadis itu juga memiliki wajah cantik serta tubuh yang ramping, padat dan berisi.

    Aku jadi tertegun, karena mereka langsung saja menyeretku ke pembaringan. Bahkan salah seorang langsung mengikat tanganku hingga terbaring menelentang di ranjang. Kedua kakiku juga direntangkan dan diikat dengan tali kulit yang kuat. Aku benar-benar terkejut, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Karena kejadiannya begitu cepat dan tiba-tiba sekali, hingga aku tidak sempat lagi menyadari.

    “Aku dulu.., Aku kan yang menemukan dan membawanya ke sini”, kata Ria tiba-tiba sambil melepaskan baju kaosnya.

    Kedua bola mataku jadi terbeliak lebar. Ria bukan hanya menanggalkan bajunya, tapi dia melucuti seluruh penutup tubuhnya. Sekujur tubuhku jadi menggigil, dadaku berdebar, dan kedua bola mataku jadi membelalak lebar saat Ria mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya satu persatu sampai polos sama sekali.. Akhh tubuhnya luar biasa bagusnya.. baru kali ini aku melihat payudara seorang gadis secara dekat, payudaranya besar dan padat. Bentuk pinggulnya ramping dan membentuk bagai gitar yang siap dipetik, Bulu-bulu vaginanya tumbuh lebat di sekitar kemaluannya. Sesaat kemudian Ria menghampiriku, dan merenggut semua pakaian yang menutupi tubuhku, hingga aku henar-benar polos dalam keadaan tidak berdaya. Bukan hanya Ria yang mendekatiku, tapi kedua gadis lainnya juga ikut mendekati sambil menanggalkan penutup tubuhnya.
    “Eh, apa-apaan ini? Apa mau kalian..?”, aku membentak kaget.


    Tapi tidak ada yang menjawab. Ria sudah menciumi wajah serta leherku dengan hembusan napasnya yang keras dan memburu. Aku menggelinjang dan berusaha meronta. Tapi dengan kedua tangan terikat dan kakiku juga terentang diikat, tidak mudah bagiku untuk melepaskan diri. Sementara itu bukan hanya Ria saja yang menciumi wajah dan sekujur tubuhku, tapi kedua gadis lainnya juga melakukan hal yang sama.

    Sekujur tubuhku jadi menggeletar hebat Seperti tersengat listrik, ketika merasakan jari-jari tangan Ria yang lentik dan halus menyambar dan langsung meremas-remas bagian batang penisku. Seketika itu juga batang penisku tiba-tiba menggeliat-geliat dan mengeras secara sempurna, aku tidak mampu melawan rasa kenikmatan yang kurasakan akibat penisku di kocok-kocok dengan bergairah oleh Ria. Aku hanya bisa merasakan seluruh batangan penisku berdenyut-denyut nikmat.

    Aku benar-benar kewalahan dikeroyok tiga orang gadis yang sudah seperti kerasukan setan. Gairahku memang terangsang seketika itu juga. Tapi aku juga ketakutan setengah mati. Berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Aku ingin meronta dan mencoba melepaskan diri, tapi aku juga merasakan suatu kenikmatan yang biasanya hanya ada di dalam hayalan dan mimpi-mimpiku.


    Aku benar-benar tidak berdaya ketika Ria duduk di atas perutku, dan menjepit pinggangku dengan sepasang pahanya yang padat. Sementara dua orang gadis lainnya yang kutahu bernama Rika dan Sari terus menerus menciumi wajah, leher dan sekujur tubuhku. Bahkan mereka melakukan sesuatu yang hampir saja membuatku tidak percaya, kalau tidak menyaksikan dengan mata kepala sendiri.

    Saat itu juga aku langsung menyadari kalau gadis-gadis ini bukan hanya menderita penyakit hiperseks, tapi juga biseks. Mereka bisa melakukan dan mencapai kepuasan dengan lawan jenisnya, dan juga dengan sejenisnya. Bahkan mereka juga menggunakan alat-alat untuk mencapai kepuasan seksual. Aku jadi ngeri dan takut membayangkannya.

    Sementara itu Ria semakin asyik menggerak-gerakkan tubuhnya di atas tubuhku. Meskipun ada rasa takut dalam diriku, tetapi aku benar-benar merasakan kenikmatan yang amat sangat, baru kali ini penisku merasakan kelembutan dan hangatnya lubang vagina seorang gadis, lembut, rapat dan sedikit basah, Riapun merasakan kenikmatan yang sama, bahkan sesekali aku mendengar dia merintih tertahan. Ria terus menggenjot tubuhnya dengan gerakan-gerakan yang luar biasa cepatnya membuatku benar-benar tidak kuasa lagi menerima kenikmatan bertubi-tubi aku berteriak tertahan. Ria yang mendengarkan teriakanku ini tiba-tiba mencabut vaginanya dan secara cepat tangannya meraih dan menggenggam batang penisku dan melakukan gerakan-gerakan mengocok yang cepat, hingga tidak lebih dari beberapa detik kemudian aku merasakan puncak kenikmatan yang luar biasa berbarengan dengan spermaku yang menyemprot dengan derasnya. Ria terus mengocok-ngocok penisku sampai spermaku habis dan tidak bisa menyemprot lagi tubuhku merasa ngilu dan mengejang.

    Tetapi Ria rupanya tidak berhenti sampai disitu, kemudian dengan cepat dia dibantu dengan kedua temannya menyedot seluruh spermaku yang bertebaran sampai bersih dan memulai kembali menggenggam batang penisku erat-erat dengan genggaman tangannya sambil mulutnya juga tidak lepas mengulum kepala penisku. Perlakuannya ini membuat penisku yang biasanya setelah orgasme menjadi lemas kini menjadi dipaksa untuk tetap keras dan upaya Ria sekarang benar-benar berhasil. Penisku tetap dalam keadaan keras bahkan semakin sempurna dan Ria kembali memasukkan batangan penisku ke dalam vaginanya kembali dan dengan cepatnya Ria menggenjot kembali vaginanya yang sudah berisikan batangan penisku.

    Aku merasakan agak lain pada permainan yang kedua ini. Penisku terasa lebih kokoh, stabil dan lebih mampu meredam kenikmatan yang kudapat. Tidak lebih dari sepuluh menit Ria memperkosaku, tiba-tiba dia menjerit dengan tertahan dan Ria tiba-tiba menghentikan genjotannya, matanya terpejam menahan sesuatu, aku bisa merasakan vagina Ria berdenyut-denyut dan menyedot-nyedot penisku, hingga akhirnya Ria melepaskan teriakannya saat ia merasakan puncak kenikmatannya. Aku merasakan vagina Ria tiba-tiba lebih merapat dan memanas, dan aku merasakan kepala penisku seperti tersiram cairan hangat yang keluar dari vagina Ria. Saat Ria mencabut vaginanya kulihat cairan hangat mengalir dengan lumayan banyak di batangan penisku..

    Setelah Ria Baru saja mendapatkan orgasme, Ria menggelimpang di sebelah tubuhku. Setelah mencapai kepuasan yang diinginkannya, melihat itu Sari langsung menggantikan posisinya. Gadis ini tidak kalah liarnya. Bahkan jauh lebih buas lagi daripada Ria. Membuat batanganku menjadi sedikit sakit dan nyeri. Hanya dalam tidak sampai satu jam, aku digilir tiga orang gadis liar. Mereka bergelinjang kenikmatan dengan dalam keadaan tubuh polos di sekitarku, setelah masing-masing mencapai kepuasan yang diinginkannya.


    Sementara aku hanya bisa merenung tanpa dapat berbuat apa-apa. Bagaimana mungkm aku bisa melakukan sesuatu dengan kedua tangan dan kaki terikat seperti ini..?

    Aku hanya bisa berharap mereka cepat-cepat melepaskan aku sehingga aku bisa pulang dan melupakan semuanya. Tapi harapanku hanya tinggal angan-angan belaka. Mereka tidak melepaskanku, hanya menutupi tubuhku dengan selimut. Aku malah ditinggal seorang diri di dalam kamar ini, masih dalam keadaan telentang dengan tangan dan kaki terikat tali kulit. Aku sudah berusaha untuk melepaskan diri. Tapi justru membuat pergelangan tangan dan kakiku jadi sakit. Aku hanya bisa mengeluh dan berharap gadis-gadis itu akan melepaskanku.

    Sungguh aku tidak menyangka sama sekali. Ternyata ketiga gadis itli tidak mau melepaskanku. Bahkan mereka mengurung dan menyekapku di dalam kamar ini. Setiap saat mereka datang dan memuaskan nafsu birahinya dengan cara memaksa. Bahkan mereka menggunakan obat-obatan untuk merangsang gairahku. Sehingga aku sering kali tidak menyadari apa yang telah kulakukan pada ketiga gadis itu. Dalam pengaruh obat perangsang, mereka melepaskan tangan dan kakiku. Tapi setelah mereka mencapai kepuasan, kembali mengikatku di ranjang ini. Sehingga aku tidak bisa meninggalkan ranjang dan kamar ini.

    Dan secara bergantian mereka mengurus makanku. Mereka memandikanku juga di ranjang ini dengan menggunakan handuk basah, sehingga tubuhku tetap bersih. Meskipun mereka merawat dan memperhatikanku dengan baik, tapi dalam keadaan terbelenggu seperti ini siapa yang suka? Berulang kali aku meminta untuk dilepaskan. Tapi mereka tidak pernah menggubris permintaanku itu. Bahkan mereka mengancam akan membunuhku kalau berani berbuat macam-macam. Aku membayangkan kalau orang tua dan saudara-saudara serta semua temanku pasti kebingungan mencariku.

    Karena sudah tiga hari aku tidak pulang akibat disekap gadis-gadis binal dan liar ini. Meskipun mereka selalu memberiku makanan yang lezat dan bergizi, tapi hanya dalam waktu tiga hari saja tubuhku sudah mulai kelihatan kurus. Dan aku sama sekali tidak punya tenaga lagi. Bahkan aku sudah pasrah. Setiap saat mereka selalu memaksaku menelan obat perangsang agar aku tetap bergairah dan bisa melayani nafsu birahinya. Aku benar-benar tersiksa. Bukan hanya fisik, tapi juga batinku benar-benar tersiksa. Dan aku sama sekali tidak berdaya untuk melepaskan diri dari cengkeraman gadis-gadis binal itu.

    Tapi sungguh aneh. Setelah lima hari terkurung dan tersiksa di dalam kamar ini, aku tidak lagi melihat mereka datang. Bahkan sehari semalam mereka tidak kelihatan. Aku benar-benar ditinggal sendirian di dalam kamar ini dalam keadaan terikat dan tidak berdaya. Sementara perutku ini terus menerus menagih karena belum diisi makanan. Aku benar-benar tersiksa lahir dan batin.

    Namun keesokan harinya, pintu kamar terbuka. Aku terkejut, karena yang datang bukan Ria, Santi atau Rika Tapi seorang lelaki tua, bertubuh kurus. Dia langsung menghampiriku dan membuka ikatan di tangan dan kaki. Saat itu aku sudah benar-benar lemah, sehingga tidak mampu lagi untuk bergerak. Dan orang tua ini memintaku untuk tetap berbaring. Bahkan dia memberikan satu stel pakaian, dan membantuku mengenakannya.
    “Tunggu sebentar, Bapak mau ambilkan makanan”, katanya sambil berlalu meninggalkan kamar ini.


    Dan memang tidak lama kemudian dia sudah kembali lagi dengan membawa sepiring nasi dengan lauk pauknya yang mengundang selera. Selama dua hari tidak makan, membuat nafsu makanku jadi tinggi sekali. Sebentar saja sepiring nasi itu sudah habis berpindah ke dalam perut. Bahkan satu teko air juga kuhabiskan. Tubuhku mulai terasa segar. Dan tenagaku berangsur pulih.
    “Bapak ini siapa?”, tanyaku
    “Saya pengurus rumah ini”, sahutnya.
    “Lalu, ketiga gadis itu..”, tanyaku lagi.
    “hh.., Mereka memang anak-anak nakal. Maafkan mereka, Nak..”, katanya dengan nada sedih.
    “Bapak kenal dengan mereka?”, tanyaku.
    “Bukannya kenal lagi. Saya yang mengurus mereka sejak kecil. Tapi saya tidak menyangka sama sekali kalau mereka akan jadi binal seperti itu. Tapi untunglah, orang tua mereka telah membawanya pergi dari sini. Mudah-mudahan saja kejadian seperti ini tidak terulang lagi”, katanya menuturkan dengan mimik wajah yang sedih.

    Aku juga tidak bisa bilang apa-apa lagi. Setelah merasa tenagaku kembali pulih, aku minta diri untuk pulang. Dan orang tua itu mengantarku sampai di depan pintu. Kebetulan sekali ada taksi yang lewat. Aku langsung mencegat dan meminta supir taksi mengantarku pulang ke rumahku. Di dalam perjalanan pulang, aku mencoba merenungi semua yang baru saja terjadi.

    Aku benar-benar tidak mengerti, dan hampir tidak percaya. Seakan-akan semua yang terjadi hanya mimpi belaka. Memang aku selalu menganggap semua itu hanya mimpi buruk. Dan aku tidak berharap bisa terulang lagi. Bahkan aku berharap kejadian itu tidak sampai menimpa orang lain. Aku selalu berdoa semoga ketiga gadis itu menyadari kesalahannya dan mau bertobat. Karena yang mereka lakukan itu merupakan suatu kesalahan besar dan perbuatan hina yang seharusnya tidak perlu terjadi.

    Bonus Foto

  • Kisah Memek Perkasanya tetanggaq

    Kisah Memek Perkasanya tetanggaq


    2857 views

    Duniabola99.com – Aku Sintia, aku tinggal disatu komplex perumahan. aku kerja sebagai karyawati disatu perusahaan asuransi jiwa terbesar disini. Aku resminya si dah nikah, tapi dah ampir 2 tahun kosong terus. Suamiku punya bisnis yang cukup sukses, dia sangat menekuni kerjaannya, sehingga jelaslah kalo sukses dalam segi materi. Cuma dia tu sangat workaholik sehingga kerjaan menjadi istri pertamanya sedang aku istri yang gak tau deh ke brapa. waktunya abis untuk ngurusi kerjaannya, tiap ari larut malem baru pulang, weekend juga lebi sering ngurus kerjaannya daripada ngegelutin aku, gak heran deh kalo aku kosong trus dan 2 tahun dikawinin juga. Temen2 kantor suka ngeledekin aku jablay, ya memang bgitulah adanya, aku cuman senyum ja kalo diledekin gitu, padahal aku menggebu2 nunggu siapa yang mo blay aku, tapi aku malu untuk mulai duluan. temen2 lelaki di kantor si banyak yang oke punya, tapi ya itu, aku mulai untuk inisiatif duluan dan temen2ku juga sopan2 banget untuk mengajakku kearah yang nikmat itu. Jadilah jablayku berkepanjangan.
    Kalo weekend, aku suka jalan pagi ma temen deketku di komplex rumah, dia suka ngasuh anjingnya, gak tau deh ras apa, bagus si anjingnya, besar, bulunya panjang2 tapi bukan herder atawa doberman. Aku taunya cuma 2 ras anjing itu aja, yang laennya walahualam bisawab. Sebenarnya aku takut ma anjing besar gitu, tapi kayanya si gak galak. cuman kalo ketemu dia suka menciumi kakiku dan kadang menjilat betisku, aku suka menggelinjang dijilat gitu, sayang anjing yang ngejilatin hihi. Sering juga si kalo lagi jalan pagi ma temenku aku ktemu ma tetanggaku selang satu rumah dari rumahku. Tu bapak rajin jalan pagi, umurnya 40an kayanya si, seumuran misua gitulah, cuman liat badannya tegap atletis, ganteng pula, seneng ja aku ngelihatnya. Coba ja dia mau blay aku, hihi ngarep mode on ni ye. Kalo ktemu cuma berhai hai basa basi gitu. Aku manggil dia pak dan dia manggil aku bu, formal banget ya.

    Sampe satu pagi weekend, dah terang si, aku telat keluar rumah sehingga gak ktemu temeku lagi. Memang si temenku biasanya jalan masi gelap. etika jalan didepan rumah si bapak, dia keluar rumah. “Mo jalan pagi ya bu, kok siang?” sapanya. “Iya ni pak, kesiangan, bapak juga tumben siang”. “Iya liat ibu jalan ndirian ya makanya aku kluar juga, jalan bareng yuk”. “Oke pak. Manggil aku Sintia aja deh pak, jangan bu sgala, kan Sintia masi muda blon ibu2”. “Iya, masi muda, cantik, sexy”. “Masak si pak, badan kecil gini, apa sexynya”. “Ya sexylah Sin, biar kamu imut tapi kan body kamu proporsional banget, itu namanya sexy juga”. Aku seneng ja dipuji gitu, soale yang dirumah gak perna muji aku. “Tersanjung ni Sintia pak”. “Gak nyanjung kok, memang kenyataannya gitu. Kamu kok gak perna kliatan misuanya Sin”. “Dia sibuk banget pak, jarang dirumah deh”. “Wah jablay dong ya”. “Iya ni, temen2 kantor juga bilang gitu. Bapak ndiri kok lebi sering kliatan dirumah, kerjanya dari rumah ya pak”. “Aku partner ma temenku, dia yang operasional, jadi aku skali2 ja kekantor kalo mo miting atao ada keperluan bisnis laennya”. “Wah enak dong pak, masi muda dah bisa snatai, tiap bulan tinggal nrima berjut jut ya pak, bole tu dibagi ke Sintia”. “Dia tertawa saja, “Jut jut panya”. “Iya ya masak cuman jut2, ratusan jut harusnya”. “wah itu mah gak sebulan lah Sin. Trus kamu ngapain ja kalo malem”. “Ya bengong ndirian ja pak, pulang, makan, beberes, liat tv trus bo2, mo ngapain lagi”. “Bosen dong ya”. “Banget, bapak ndiri pa gak bosen dirumah terus”. “Aku si ada ja yang dikerjain, kan kerjaan kantor suka dikirim kurir ke rumah”. “Kayanya bapak juga ndirian dirumah ya”. “Iya si, keluarga gak mo diboyong kemari, jadi ya pisah rumah deh, paling sebulan sekali aku kesana”. “Dimana si pak kluarganya”. Dia menyebutkan satu kota. “Oh gak jauh dong”. “Iya si, tapi kalo nglaju tiap ari mah cape lah, palagi macetnya itu lo”. “wah setornya sebulan sekali dong pak”. “Setor paan”. “Ya setor duit dan setor yang satu itu”, sengaja aku mancing2 dia. “Yang satu paan si”. “Pura2 gak tau ja ni sibapak”. “beneran gak tau tu”. “Masak si, Sintia jadi malu ni ngomongnya”. “Kok malu, kan masi pake baju, kalo bugil baru malu, apa enggak ya”. Kami tertawa aja. “masak bugil gak malu si pak, kalo dikamar ya enggak, tapi kalo depan bapak ya malu lah”. “Kok malu, coba deh bugil, ntar saya blay”, dia tertawa, wah dia mulai anget juga neh ngomongnya. “Mangnya bapak mo liat Sintia bugil didepan bapak, trus nanti diperkosa lagi”. “Kan kamu maunya kan”. “Ya gak lah pak, masak diperkosa, yang romantis2 gitu dong”. “Beneran mau yang romantis? aku juga mau kok”. Wah dah nyambung ni ngomongannya, tapi aku masi jual mahal.

    “Ntar bapak kecewa lagi kalo dah liat Sintia bugil”. “Kayanya si enggak, liat dari luar ja dah sexy gini, palagi kalo dibugilin”, dia menggandeng tanganku dan mengajakku pulang. wah dah gak nahan dia rupanya. “Pak, ntar diliat tetangga, masak kita gandengan”. Dia melepaskan gandengannya. “Kita keluar aja yuk, jangan dirumahlah kalo mo berbugil ria”. Aku diem aja, wah kejadian ni, asik. “Mangnya bapak mo ngajak Sintia kemana”. “Kevila aja yuk, punya temenku, jarang banget ditinggalin, gak jauh kok”. Aku cuman ngangguk. Sampai dirumah kita janjian ktemu digerbang komplex aja supaya gak menyolok pergi bareng. Aku masuk rumah beberes ja, aku bawa bikiniku dan seperangkat baju ganti dan dalemannya, kosmetik ringan juga aku masukin ke tas kecilku. Aku memang dandannya yang simel2 saja sehingga gak banyak perlu kosmetik, hemat kan jadi prempuan kaya aku. Deket rumahku ada ojek mangkal, segera saja aku minta tukang ojek nganter aku keluar komplex. Diluar gerbang komplex, kulihat mobil si bapak dah nunggu. aku turun dari ojek dan bayar ongkosnya. Setelah yakin gak da yang memperhatikan aku segera aku menyelinap masuk mobilnya. “Bawa apaan tu Sin”. “Baju ganti pak”. “Mangnya perlu pake baju ya”. “Ih si bapak”, kataku manja sambil mencubit lengannya. “Kita cari sarapan dulu ya Sin”. “terserah bapak aja deh”. “Manggilnya jangan bapak lah, formal amir”. “Kok gak hasan pak”. Dia tertawa, ngerti maksudku apa dengan hasan. “Abis musti manggil apa, om deh ya, kan om lebi tua dari Sintia”. Dia senyum2 ja mendengarnya. Dia ngajak aku mampir di warung bubur ayam. “pernah makan bubur dimari Sin”. “Blon perna om, om tau aja tempt makan enak”. “ya kudu tau lah”. Memang enak banget bubur ayamnya, setelah makan dia ngajak aku ke mini market deket warung bubur ayam itu, beli camilan, mi nstan, minuman dan keperluan divila. Katanya si vilanya gak da papanya. “Makanan beli disana aja ya, deket situ ada warung sunda kok, enak makanannya”. “atur aja deh om”. Mobilpun mluncur menuju ke tekape. Di jalan aku becanda2 ja ma si om, dia humoris sehingga aku suka terpingkal2 mendengar guyonannya yang vulgar2 itu. Tangannya sering ngelus2 pahaku yang masi dilapisi jins ketat. “Dah gak sabar ya om”. Dia cuma senyum sambil mencubit pelan pahaku, sehingga aku menggelinjang.


    Sesampainya aku disana, hari sudah lewat tengah hari. “Kita cari makan dulu yuk say”. “Kok say si om”. “Iya aku kan sayang ma kamu”. “wah senengnya disayang ma lelaki ganteng”. “Mangnya aku ganteng ya say”. “Banget, dibanding ma yang dirumah. Bodi om asik lagi, gak krempeng”. “Bwahnya juga asik kok say”. aku senyum aja sambil ngebayangin kaya apa kontolnya kalo dah ngaceng, jadi horny deh. Warung yang dibilang sibapak menyediakan makanan prasmanan, serba sunda, makan tinggal nyomot2 lauknya aja. Kenyang banget deh kalo maen comot makanan, abis smuanya kliatannya enak si. Si bapak membayar bil makanannya dan segera meluncur ke vila temennya. Gerbangnya tertutup, si bapak membunyikan klakson 4 kali, dari balik gerbang muncul bapak2 tua, dia manggut ke bapak dan membukakan gerbangnya. Bapak tua tu yang membersihkan dan nungguin vila. “Dah beres semuanya gan, makanan ada di meja, saya pamit dulu ya gan”. Si bapak kulihat menyelipkan uang warna merah 2 lembar ke tangan si bapak. “makasih banyak pak”. Tu bapak tua segera menutup gerbang vila dan tinggallah kami berdua disitu.

    Vilanya gak besar, halaman depannya kecil, tapi cukup untuk menampung 2 mobil, pager tinggi melingkari bangunan. Tapi di bagian belakangnya luas sekali, dipenuhi pepohonan rimbun, bahkan ada pool yang cukup besar. ada beberapa payung dipinggir pool dan ada saung yang dipenuhi dengan taneman merambat, romantis sekali suasananya. Dipojokan halaman ditempat yang agak tertutup kulihat ada mesin cuci pakean dan rak buat ngejemur pakean. Ruang dalem sebra minimalis, ada ruang besar yang berfungsi sebagai ruang keluarga dan ruang makan lengkap denga peralatan audiovisual dan lemari es serta dispenser, dapur dengan peralatan memasaknya, dan 2 kamar tidur besar dengan kamar mandi didalem. Kamar mandinya serba alami, ada gentong dengan ciduk batok kelapa, wastafel dan kaca rias. Ada juga shower dibagian kamar mandi yang terbuka. Kamar mandinya ternyata nyambung dengan pool dibelakang. Efisien banget ngatur pembagian lahannya, abis brenang bisa bebersih di kamar mandi, langsung masuk kamar, gitu kali maksudnya ya. Kulihat di meja makan sudah tersaji hidangan ala sunda juga, karena sudah makan ya buat ntar malem aja. Ada microwave oven sehingga gak ribet kalo mo ngangetin.

    Segera aku menuju ke kolam renang. “Say, kamu bawa bikini gak, tuker dulu gih sana”. aku mengambil bikiniku dan segera menuju kekamar mandi. Ketika keluar berbikini ria, kembali dia menyambut dengan vulgarnya, “Wah say, bener2 napsuin kamu”. Langsung aja aku tenggelam dalam pelukan si bapak. Dia meletakkan tangannya di pahaku, tangan itu merabai pahaku secara perlahan sambil tangan satunya merangkulku dan mulai mremas tokedku. “Kan toked Sintia gak besar, kok om jadi napsu ngeremesnya si”. “kamu kan imut, pasti punya kamu juga rapet banget, jarang dipake kan”. aku meringis dan mendesah lebih panjang. Sementara lidahnya menjilati leherku, ke atas terus menggeliitik kupingku dan menyapu wajahku. Dia memegang tanganku dan meletakkannya diatas gundukan besar diselangkangannya yang masih tertutup celpen. Kuremas gundukan itu, “wah om besar banget si”. “Mangnya punya misua kecil ya say”. “besar juga si, tapi punya om super besar dan panjang lagi, apa muat segini dimasukin di mem3k Sintia”. Bibirku dipagutnya, kami berciuman dengan hot, lidah kami keluar saling jilat dan belit. Sambil berciuman, dia mengurai ikatan bra bikiniku sehingga tokedku terekspos sudah. Dia langsung mencaplok toked kiriku dengan liar dan ganas, pipinya sampai kempot menyedot benda itu. Tangan satunya mengorek-ngorek memekku dari samping cd bikiniku yang minim sambil mengelusi punggungku. Dia masih terus menciumiku, lidahnya terus menyapu rongga mulutku, begitu pula aku dengan liar beradu lidah dengannya. Jempolnya menggesek-gesek pentilku diselingi pencetan dan pelintiran. Aku sendiri makin intens mremas kontolnya. Kini dia suruh aku merunduk (sehingga posisiku setengah berbaring ke samping) dan mengemut kontolnya. Dengan bernafsu, aku melayani kontolnya dengan mulut dan lidah, mula-mula kujilati buah pelir dan batangannya dengan pola naik-turun, sampai di kepalanya sengaja aku gelitik dengan lidah dan kukulum sejenak. Pemiliknya sampai mengerang-ngerang keenakan sambil mremasi tokedku. Ikatan cd bikiniku diurai juga sehingga dengan mudah dia bisa mengobok-obok memekku dengan jari-jarinya, liang itu pun semakin becek akibat perbuatannya, cairanku nampak meleleh keluar dan membasahi jarinya. “Enngghh.. Uuuhh.. Uhh!” desahku disela-sela aktivitas menyepong.

    Kemudian dia rebahan di matras dan dia suruh aku naik ke wajahnya, rupanya dia mau menjilati memekku, posisi 69 gitu. Kontolnya terus kukocok-kocok sambil mengemut pelirnya. Aku menyentil-nyetilkan lidah pada lubang kencingnya sehingga dia mengerang nikmat. “Ayo dong say, aku masukin ya, jangan cuma dibikin geli gitu” katanya sambil menekan kontolnya masuk ke mulutku, aku membelakak karena sesak. Aku memaju-mundurkan kepalaku mengemut kontolnya. Mulutku penuh terisi oleh batang besar itu sehingga hanya terdengar desahanku tertahan. dia menjulurkan lidahnya menyapu bibir memekku. Tangan kanannya mengelus-elus pantat dan pahaku, tangan kirinya dijulurkan ke atas memijati tokedku. pinggulku yang meliuk-liuk keenakan. Lidahnya menjilat lebih dalam lagi, dipakainya dua jari untuk membuka bibir memekku dan disapunya daerah itu dengan lidahnya. Memekku jadi tambah basah baik oleh ludah maupun cairanku sendiri. “Emmh.. Emmhh.. Angghh!” aku mendesah tertahan dengan mata merem-melek. Cairan bening meleleh membasahi memekku dan mulutnya makin mendekat ke selangkanganku dan menyedot memekku selama kurang lebih lima menit, selama itu tubuhku menggelinjang hebat dan sepongan terhadap kontolnya makin bersemangat.

    Puas menikmati memekku, dia mengambil posisi duduk dan menaikkan aku ke pangkuannya. Tangannya yang satu membuka lebar bibir memekku sedangkan yang lain membimbing kontolnya memasuki liangku. Aku menurunkan tubuhku menduduki kontolnya hingga melesak ke dalam diiringi eranganku panjang. Terasa sekali benda bulat panjang nesar itu membelah memekku yang blon perna kemasukan kont0l sebesar itu. Diapun juga melenguh nikmat akibat jepitan memekku yang kencang itu. Aku mulai naik-turun di pangkuannya, tokedku diremasi dengan gemas. Aku terus menaik-turunkan tubuhku dengan bersemangat, semakin lama makin cepat dan mulutku menceracau tak karuan. Makin kerasa desakan kontolnya yang selain besar juga panjang sehingga seakan2 meembus masuk ke perutku. “Oohh.. Aauuhh.. Aahh!” lolongku dengan kepala mendongak ke langit bersamaan dengan tubuhku yang mengejang, kudekapnya kepalanya erat-erat sehingga wajahnya terbenam di belahan tokedku. Aku ambruk di pelukannya dengan kont0l masih tertancap. Dia mendekapku dan mencumbuku mesra, lidah kami berpaut dan saling menghisap. Dia mengambil minum dari dalem rumah, diberikannya ke aku dan langsung kutenggak sehingga abis. “Wah exhausted ya say”. “iya om, kan abis kerja keras. om belon ngecret tu”.


    Aku direbahkannya kematras. Kedua pergelangan kakiku dipegangnya lalu dia bentangkan pahaku lebar-lebar. Setelah menaikkan kedua betisku ke bahu, dia menyentuhkan kepala kontolnya ke bibir memekku. Kembali memekku diregangkan maksimal untuk menampung kont0l besar yang menerobos masuk. Dia kembali mengerang nikmat akibat jepitan dinding memekku. “Uuuhh.. Uhh.. Sempit banget sih” erangnya ketika melakukan penetrasi. Dia mulai menggerakkan kontolnya pelan, aku merespon dengan rintihan. Dia menaikkan tempo permainannya, disodok aku sesekali, digoyangnya ke kiri dan kanan untuk variasi, tak ketinggalan tangannya mremasi pantatku. Aku semakin menggeliat keenakan, desahanku pun semakin mengekspresikan rasa nikmat Dia merundukkan badannya agar bisa menyusu dari tokedku, diemut-emut dan ditariknya pentilku dengan mulutnya.

    Sekitar limabelas menit kemudian aku mulai mengejang dan mengerang panjang menandai klimaksku. Tapi dia tanpa peduli terus menggenjotku hingga beberapa menit kemudian. Diapun mulai mengejang, “Crot dimana say”. “Didalem ja om biar tambah nikmat”. “hehhhh”, desahnya ketika dia menancapkan kontolnya dalam2 di memekku dan kemudian terasa sekali semburan pejunya yang banyak banget. Dia rebah menindihku. “Nikmat banget say”. aku seneng ja dipuji kaya gitu. “Sintia juga nikmat banget om, masi ada ronde kedua kan om”. Dia hanya menggangguk dan mencium bibirku. Karena lelah berbaur nikmat, aku jadi terlelap di saung itu, waktu aku bangun hari dah gelap, lampu saung blon dinyalakan. Aku segera bangun dan menuju ke rumah. aku mandi dulu menyegarkan badan. selesai mandi aku keluar hanya mengenakan t shirt kedodoran yang menjadi semacam rok mini buat aku, didalemnya tentu ja polos.

    Si om lagi ngangetin makanan di microwave oven. “Dah laper lagi ya say, kan kerja keras barusan”. Aku cuma ngangguk. Selesai ngangetin makanan, dia pergi mandi sedang aku melahap makanan. Selesai makan, si om belon kluar dari kamar. Aku duduk di sofa sambil ngeliat tv, pake parabola tentunya. Aku mencari film dari channel yang hanya memutar film, pastinya di channel filmnya puti semuanya, gak da yang blau. Tak lama lagi, si om kluar hanya dengan lilitan anduk dipinggang. dia mendekati dan memelukku, berpelukan mulut kami mulai saling memagut, lidah bertemu lidah, saling jilat dan saling belit, kugenggam kontolnyanya dan kupijati. Elusannya mulai turun dari punggungku ke bongkahan pantatku yang lalu dia remasi. Segera saja tshirt yang kukenakan sudah terlepas. dia masi ja terbengong-bengong menyaksikan keindahan tubuhku, tangannya merabai paha dan pantatku. “Say cukur jembut yah, jadi rapih deh hehehe..” komentarnya terhadap jembutku yang secara berkala kurapihkan pinggir-pinggirnya hingga bentuknya memanjang. Menanggapinya aku hanya tersenyum seraya mendekatkan memekku sejengkal dan sejajar dari wajahnya, seperti yang sudah kuduga, dia langsung melahapnya dengan rakus. “Eemmhh.. Yess!” desahku begitu lidahnya menyentuh memekku. Kurenggangkan kedua pahaku agar lidahnya bisa menjelajah lebih luas. Sapuan lidahnya begitu mantap menyusuri celah-celah kenikmatan pada memekku. Aku mendesah lebih panjang saat lidahnya bertemu itilku yang sensitif. Mulutnya kadang mengisap dan kadang meniupkan angin sehingga menimbulkan sensasi luar biasa.

    Sementara tangannya terus mremas pantatku dan sesekali mencucuk-cucuk pantatku. Aku mengerang sambil mremas rambutnya sebagai respon permainan lidahnya yang liar. Puas menjilati memekku, dia menyuruhku duduk menyamping di pangkuannya. Dengan liarnya dia langsung mencaplok tokedku, pentilku dikulum dan dijilat, tangannya menyusup diantara pahaku mengarah ke memekku. Selangkanganku terasa semakin banjir saja karena jarinya mengorek-ngorek lubang memekku.

    Selain tokedku, ketiakku yang bersih pun tak luput dari jilatannya sehingga menimbulkan sensasi geli, terkadang dihirupnya ketiakku yang beraroma parfum bercampur keringatku. Tanganku merambat ke bawah mencari kontolnya, benda itu kini telah mengeras seperti batu. Kuelusi sambil menikmati rangsangan-rangsangan yang diberikan padaku. Jari-jarinya berlumuran cairan bening dari memekku begitu dia keluarkan. Disodorkannya jarinya ke mulutku yang langsung kujilati dan kukulum, terasa sekali aroma dan rasa cairan yang sudah akrab denganku. Tubuhku ditelentangkan di meja ruang tamu dari batu granit hitam itu setelah sebelumnya dia singkirkan benda-benda diatasnya. Nafasku makin memburu ketika kontolnya menyetuh bibir vaginaku. “Cepet om, masukin dong, nggak tahan lagi nih!” pintaku sambil membuka pahaku lebih lebar seolah menantangnya. Karena mejanya pendek, si om harus menekuk lututnya setengah berjinjit untuk menusukkan kontolnya. Aku menjerit kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai membelah lubang memekku. Selanjutnya kami larut dalam birahi, aku mengerang sejadi-jadinya sambil menggelengkan kepala atau menggigit jariku. Kini dia berdiri tegak memegangi kedua pergelangan kakiku, sehingga pantatku terangkat dari meja. Tokedku terguncang-guncang mengikuti irama goyangannya yang kasar. Dalam waktu duapuluh menit saja aku sudah dibuatnya orgasme panjang sementara dia sendiri belum menunjukkan tanda-tanda akan keluar.


    Sekarang dia merubah posisi dengan menurunkan setengah tubuhku dari meja, dibuatnya aku nungging dengan kedua lututku bertumpu di lantai, tetapi badan atasku masih di atas meja sehingga kedua tokedku tertekan di sana. Dia kembali menusukku, tapi kali ini dari belakang, posisi seperti ini membuat sodokannya terasa makin deras saja. Aku ikut menggoyangkan pantatku sehingga terdengar suara badan kami beradu yaitu bunyi plok.. plok.. tak beraturan yang bercampur baur dengan erangan kami. Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku sudah menetes-netes di meja. Namun sepertinya dia masih belum selesai, nampak dari kontolnya yang masih tegang.

    Aku cuma diangkat dan dibaringkan di sofa, lumayan aku bisa beristirahat sebentar karena dia sendiri katanya kecapekan tapi masih belum keluar. Kami menghimpun kembali tenaga yang tercerai-berai. Dia kemudian menggendong tubuhku dan membawaku ke kolam. “Say, kita nyebur juga yuk, biar seger” ajaknya. Aku menganggukkan kepala menyetujuinya walaupun diluar sudah gelap, hanya diterangi lampu yang ada di saung sehingga cahaya hanya remang saja. diapun melangkah turun ke air, di sana tubuhku dia turunkan hingga terendam air. Hmm.. Rasanya dingin dan menyegarkan, sepertinya keletihanku agak terobati oleh air. Air kolam merendamku hingga dada ke atas, aku sandaran pada dinding kolam mengendurkan otot-ototku. Dia kembali menghampiri dan menghimpit tubuhku. Diciumnya aku dibibir sejenak lalu ciumannya merambat ke telinga dan leher sehingga aku menggeliat geli. Kontolnya kugenggam lalu kukocok di dalam air. Dia angkat satu kakiku dan mendekatkan kontolnya ke memekku. Dengan dibantu tanganku dan dorongan badannya, masuklah kont0l itu kembali ke memekku.

    Air semakin beriak ketika dia memulai genjotannya yang berangsur-angsur tambah kencang. Kakiku yang satunya dia angkat sehingga tubuhku melayang di air dengan bersandar pada tepi kolam. Aku menengadahkan wajah menatap langit yang sudah gelap dan mengeluarkan desahan nikmat dari mulutku. Mulutnya melumat tokedku dan mengisapnya dengan gemas membuatku semakin tak karuan. Dia memang sungguh perkasa, padahal kan sebelumnya dia sudah membuat aku klojotan. Aku sudah mulai kecapekan karena sodokan-sodokan brutalnya. Gesekan-gesekan kontolnya dengan dinding memekku seperti menimbulkan getaran-getaran listrik yang membuatku gila. Mataku mebeliak-beliak keenakan hingga akhirnya aku klimaks lagi bersamaan dengan dia. Pejunya yang hangat mengalir mengisi memekku. “Say keluar nih aku. ngentotin kamu nikmat banget deh. Mem3k kamu peret abis sehingga kerasa banget empotannya.” “abis kontol om besar si. Sintia kan baru sekali ini ngerasain kont0l segede punya om, terang ja peret banget jadinya.” Setelah napas ngos2anku mereda, kami keluar kolam, aku diajak ke kamar. Karena cape, aku sbentar saja sudah terlelap diranjangnya yang besar, masi telbul tentunya.


    Ketika aku terbangun, hari dah terang kayanya, sinar matahari kelihatan menembus gorden kamar. Si om masuk membawa nampan berisi toast, kopi dan creamernya serta gula. “Sarapannya ini aja ya say. Kamu tidur nyenyak sekali”. “Iya om, kan kemaren kerja keras ma om, baru sekali ini ada kont0l XL yang ngaduk2 mem3k Sintia sampe terkapar gini, bentar lagi maen lagi ya om”. “wah kamu hyper juga neh, makan dulu lah”. “Bukannya hyper om tapi memanfaatkan kesem0patan sebaik2nya”. Dia tertawa. Dia melapisi toast dengan mentega kemudian mengoleskan sele nanas buat aku. Kemudian dia menuangkan creamer kedalam kopi dan menambahkan sesendok teh gula, diaduknya dan diberikannya juga ke aku, “Kalo kurang manis tambah gulanya ndiri ya”. “Sintia kan dah manis om, gak perlu gula lagi”. “Kamu bukan cuma manis, tapi nikmat banget In”. Kami berdua pun melahap semua yang dihidangkannya. “Dah kenyang om, skarang….” “Waktunya have fun”. Dia duduk selonjoran di ranjang dan mendekap aku yang duduk membelakanginya bersandar pada tubuhnya. Toked kiriku segera dipencet-pencet dan dimainkan pentilnya. Pahaku terbuka lebar dan dipangkalnya tangannya bermain-main diantara kerimbunan jembutku, mengelusi dan mengocok dengan jarinya. Tak ketinggalan bahu kiriku yang dicupangi olehnya. Aku hanya mendesah dengan ekspresi wajahku menunjukkan kepasrahan dan rasa nikmat. aku kemudian menelungkup diselangkangannya.

    Akupun menggenggam kontolnya dan mulai memainkan lidahku, kuawali dengan menjilati hingga basah kepala kontolnya, lalu menciumi bagian batangnya hingga pelirnya. Kantong bola itu kuemut disertai mengocok batangnya dengan tanganku. Perlahan tapi pasti benda itu ereksi penuh karena teknik oralku. Dia menikmati sekali permainan lidahku, dia terus merem-melek dan mendesah tak henti-hentinya saat kontolnya kukulum dan kuhisap-hisap. Lama juga aku mengkaraokenya, sampai mulutku pegal.

    Kemudian dia memagut bibirku yang kubalas dengan tak kalah hot, aku memainkan lidahku sambil tanganku memijat kontolnya. Aku berbaring telungkup diranjang, dia menaikiku lalu menciumku sembari mengelusi punggungku, aku mendesah merasakan rangsangan erotis itu. Ciumannya makin turun sampai ke pantatku, disapukannya lidahnya pada bongkahan yang putih sekal itu, diciumi, bahkan digigit sehingga aku menjerit kecil. Mulutnya turun ke bawah lagi, menciumi setiap jengkal kulit pahaku. Betis kananku dia tekuk, lalu dia emuti jari-jari kakiku. Beberapa saat kemudian dia
    menekuk paha kananku ke samping sehingga pahaku lebih terbuka. Aku mulai merasakan jari-jarinya menyentuh memekku, dua jari masuk ke liangnya, satu jari menggosok itilku. Rambutku dia sibakkan dan aku merasakan hembusan nafasnya terasa dekat wajahku. Leher dan tengukku digelikitik pakai lidahnya, juga telingaku, aku tertawa-tawa kecil sambil mendesah dibuatnya. Aku suka rangsangan dengan sensasi geli seperti ini.

    Dia mengangkat pantatku ke atas, kutahan dengan lututku dan kupakai telapak tangan untuk menyangga tubuh bagian atasku. Sesaat kemudian aku merasakan benda tumpul menyeruak ke memekku. Aku terpejam menghayati moment-moment penetrasi itu. Aku tak kuasa menahan desahanku menerima hujaman-hujaman kontolnya ke dalam tubuhku. Sensasi yang tak terlukiskan terutama waktu dia memutar-mutar kontolnya dimemekku, rasanya seperti sedang dibor saja, aku tak rela kalau sensasi ini cepat-cepat berlalu, makannya aku selalu mendesah: “Terus.. Terus.. Jangan pernah stop!” Kocokannya padaku bertambah cepat dan kasar, otomatis eranganku pun tambah tak karuan, sesekali bahkan aku menjerit kalau sodokannya keras. Karena sudah tak bisa bertahan lagi, aku mengalami orgasme dahsyat, sementara dia tak mempedulikan kelelahanku, justru semakin gencar menyodokku.


    Tanpa melepas kontolnya dia baringkan tubuhku menyamping dan menaikkan kaki kiriku ke pundaknya, dengan begini kontolnya menancap lebih dalam ke memekku. Selangakanganku yang sudah basah kuyup menimbulkan bunyi kecipak setiap menerima tusukan. Sambil terus menggenjot, dia menyorongkan kepalanya ke tokedku, pentilku ditangkap dengan mulut kemudian digigit dan ditarik-tarik, aku merintih dan meringis karena nyeri, namun juga merasa nikmat. Aku merasakan sebentar lagi giliran aku klimaks, dinding memekku makin berdenyut. “Ayoo.. om, terus.. Sintia sudah mau..!” desahku dengan nafas tersenggal-senggal. Tak lama kemudian aku merasakan tubuhku makin terbakar, aku menggeliat2. Desahan panjang menandakan orgasmeku bersamaan dengan mengucurnya cairan cintaku membasahi selangkanganku. Dia melepas kontolnya dan menurunkan kakiku, pejunya dikeluarkan di dadaku, setelah itu dia ratakan cairan kental itu ke seluruh tokedku hingga basah mengkilap. Belum habis rasa lelahku, dia sudah tempelkan kepala kontolnya di bibirku, menyuruh membersihkannya. Dengan sisa-sisa tenaga aku genggam benda itu dan menyapukan lidahku dengan lemas, kujilat bersih dan sisa-sisa pejunya kutelan saja.

    Akhirnya kami pun terbaring bersebelahan, keringatku bercucuran dengan deras, dadaku naik-turun dengan cepat karena ngos-ngosan. “Napa gak dingecretin didalem om, kan lebi nikmat”. “Buat variasi ja say”. Selesai itu, kami bebenah. Terbayar deh rasanya blayku sekian lama, mulai hari ini aku gak akan jablay lagi karna ada tetangga perkasa yang bisa memuaskan aku yang selama ini ditelantarkan misua.

  • Teman Kuliahku Dipaksa ML

    Teman Kuliahku Dipaksa ML


    2563 views

    Aku memang terlahir dari keluarga yg bisa dibilang cukup berada. Aku anak laki laki satu-satuya. Dan juga anak terakhir. Dua kakakku perempuan semuanya. Dan jarak umur antara kami cukup jauh juga. Antara lima dan enam tahun. Karena anak bungsu dan juga satu-satunya laki laki, jelas sekali kalo aku sangat dimanja. Apa saja yg aku inginkan, pasti dikabulkan. Seluruh kasih sayg tertumpah padaku.

    Dari kecil aku selalu dimanja, sampai besarpun aku terkadang masih suka minta dikeloni. Aku suka kalo tidur sembari memeluk Ibu, Mbak Lisa atau Mbak Indira. Namun aku tak suka kalo dikeloni Bapak. Entah kenapa, mungkin badan Bapak besar dan tangannya ditumbuhi rambut-rambut halus yg cukup lebat. Padahal Bapak paling sayg padaku. Karena apapun yg aku ingin minta, selalu saja diberikan. Aku memang tumbuh menjadi anak yg manja. Dan sikapku juga terus seperti anak balita, meski umurku sudah cukup dewasa.

    Pernah aku menangis semalaman dan mengurung diri di dalam kamar hanya karena Mbak Indira menikah. Aku tak rela Mbak Indira jadi milik orang lain. Aku benci dgn suaminya. Aku benci dgn semua orang yg bahagia melihat Mbak Indira diambil orang lain. Setengah mati Bapak dan Ibu membujuk serta menghiburku. Bahkan Mbak Indira menjanjikan macam-macam agar aku tak terus menangis. Memang tingkahku tak ubahnya seorang anak balita.

    Tangisanku baru berhenti setelah Bapak berjanji akan membelikanku motor. Padahal aku sudaH punya mobil. Namun memang sudah lama aku ingin dibelikan motor. Hanya saja Bapak belum bisa membelikannya. Kalo mengingat kejadian itu memang menggelikan sekali. Bahkan aku sampai tertawa sendiri. Habis lucu sih.., Soalnya waktu Mbak Indira menikah, umurku sudah 21 tahun.

    Hampir lupa, Saat ini aku masih kuliah. Dan kebetulan sekali aku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta yg cukup keren. Di kampus, sebenarnya ada seorang perempuan yg perhatiannya padaku begitu besar sekali. Namun aku sama sekali tak tertarik padanya. Dan aku selalu menganggapnya sebagai kawan biasa saja. Padahal banyak kawan-kawanku, terutama yg laki laki bilang kalo perempuan itu menaruh hati padaku.

    Sebut saja namanya Lidya. Punya wajab cantik, kulit yg putih seperti kapas, badan yg ramping dan padat berisi serta dada yg membusung dgn ukuran cukup besar. Sebenarnya banyak laki laki yg menaruh hati dan mengharapkan cintanya. Namun Lidya malah menaruh hati padaku. Sedangkan aku sendiri sama sekali tak peduli, tetap menganggapnya hanya kawan biasa saja. Namun Lidya tampaknya juga tak peduli. Perhatiannya padaku malah semakin bertambah besar saja. Bahkan dia sering main ke rumahku, Bapak dan Ibu juga senang dan berharap Lidya bisa jadi kekasihku.

    Begitu juga dgn Mbak Lisa, sangat cocok sekali dgn Lidya Namun aku tetap tak tertarik padanya. Apalagi sampai jatuh cinta. Anehnya, hampir semua kawan mengatakan kalo aku sudah pacaran dgn Lidya, Padahal aku merasa tak pernah pacaran dgnnya. Hubunganku dgn Lidya memang akrab sekali, meskipun tak bisa dikatakan berpacaran.

    Seperti biasanya, setiap hari Sabtu sore aku selalu mengajak Bobby, anjing pudel kesayganku jalan-jalan mengelilingi Monas. Perlu diketahui, aku memperoleh anjing itu dan Mas Herlambang, suaminya Mbak Indira. Karena pemberiannya itu aku jadi menyukai Mas Herlambang. Padahal tadinya aku benci sekali, karena menganggap Mas Herlambang telah merebut Mbak Indira dan sisiku. Aku memang mudah sekali disogok. Apalagi oleh sesuatu yg aku sukai. Karena sikap dan tingkah laku sehari-hariku masih, dan aku belum bisa bersikap atau berpikir secara dewasa.

    Tanpa diduga sama sekali, aku bertemu dgn Lidya. Namun dia tak sendiri. Lidya bersama Mamanya yg umurnya mungkin sebaya dgn Ibuku. Aku tak canggung lagi, karena memang sudah saling mengenal. Dan aku selalu memanggilnya Tante Amanda.

    “Bagus sekali anjingnya..”, piji Tante Amanda.
    “Iya, Tante. diberi sama Mas Herlambang”, sahutku bangga.
    “Siapa namanya?” tanya Tante Amanda lagi.
    “Bobby”, sahutku tetap dgn nada bangga.

    Tante Amanda meminjamnya sebentar untuk berjalan-jalan. Karena terus-menerus memuji dan membuatku bangga, dgn hati dipenuhi kebanggaan aku meminjaminya. Sementara Tante Amanda pergi membawa Bobby, aku dan Lidya duduk di bangku taman dekat patung Pangeran Diponegoro yg menunggang kuda dgn gagah. Tak banyak yg kami obrolkan, karena Tante Amanda sudah kembali lagi dan memberikan Bobby padaku sembari terus-menerus memuji. Membuat dadaku jadi berbunga dan padat seperti mau meledak. Aku memang paling suka kalo dipuji.

    Oh, ya.., Nanti malam kamu datang..”, ujar Tante Amanda sebelum pergi.

    “Ke rumah..?”, tanyaku memastikan.
    “Iya.”
    “Memangnya ada apa?” tanyaku lagi.
    “Lidya ulang tahun. Namun nggak mau dirayakan. Katanya cuma mau merayakannya sama kamu”, kata Tante Amanda Iangsung memberitahu.
    “Kok Lidya nggak bilang sih..?”, aku mendengus sembari menatap Lidya yg jadi memerah wajahnya. Lidya hanya diam saja.
    “Jangan lupa jam tujuh malam, ya..” kata Tante Amanda mengingatkan.
    “Iya, Tante”, sahutku.

    Dan memang tepat jam tujuh malam aku datang ke rumah Lidya. Suasananya sepi-sepi saja. Tak terlihat ada pesta. Namun aku disambut Lidya yg memakai baju seperti mau pergi ke pesta saja. Tante Amanda dan Oom Joko juga berpakaian seperti mau pesta. Namun tak terlihat ada seorangpun tamu di rumah ini kecuali aku sendiri. Dan memang benar, ternyata Lidya berulang tahun malam ini. Dan hanya kami berempat saja yg merayakannya.

    Perlu diketahui kalo Lidya adalah anak tunggal di dalam keluarga ini. Namun Lidya tak manja dan bisa mandiri. Acara ulang tahunnya biasa-biasa saja. Tak ada yg istimewa. Selesai makan malam, Lidya membawaku ke balkon rumahnya yg menghadap langsung ke halaman belakang.

    Entah disengaja atau tak, Lidya membiarkan sebelah pahanya tersingkap. Namun aku tak peduli dgn paha yg indah padat dan putih terbuka cukup lebar itu. Bahkan aku tetap tak peduli meskipun Lidya menggeser duduknya hingga hampir merapat dgnku. Keharuman yg tersebar dari badannya tak membuatku bergeming.

    Lidya mengambil tanganku dan menggenggamnya. Bahkan dia meremas-remas jari tanganku. Namun aku diam saja, malah menatap wajahnya yg cantik dan begitu dekat sekali dgn wajahku. Begitu dekatnya sehingga aku bisa merasakan kehangatan hembusan napasnya menerpa kulit wajahku. Namun tetap saja aku tak merasakan sesuatu.

    Dan tiba-tiba saja Lidya mencium bibirku. Sesaat aku tersentak kaget, tak menygka kalo Lidya akan seberani itu. Aku menatapnya dgn tajam. Namun Lidya malah membalasnya dgn sinar mata yg saat itu sangat sulit ku artikan.

    “Kenapa kau menciumku..?” tanyaku polos.
    “Aku mencintaimu”, sahut Lidya agak ditekan nada suaranya.
    “Cinta..?” aku mendesis tak mengerti.

    Entah kenapa Lidya tersenyum. Dia menarik tanganku dan menaruh di atas pahanya yg tersingkap Cukup lebar. Meskipun malam itu Lidya mengenakan rok yg panjang, namun belahannya hampir sampai ke pinggul. Sehingga pahanya jadi terbuka cukup lebar. Aku merasakan betapa halusnya kulit paha perempuan ini. Namun sama sekali aku tak merasakan apa-apa.

    Dan sikapku tetap dingin meskipun Lidya sudah melingkarkan tangannya ke leherku. Semakin dekat saja jarak wajah kami. Bahkan badanku dgn badan Lidya sudah hampir tak ada jarak lagi. Kembali Lidya mencium bibirku. Kali ini bukan hanya mengecup, namun dia melumat dan mengulumnya dgn penuhl gairah. Sedangkan aku tetap diam, tak memberikan reaksi apa-apa. Lidya melepaskan pagutannya dan menatapku, Seakan tak percaya kalo aku sama sekali tak bisa apa-apa.

    “Kenapa diam saja..?” tanya Lidya merasa kecewa atau menyesal karena telah mencintai laki-laki sepertiku.

    Namun tak.., Lidya tak menampakkan kekecewaan atau penyesalan Justru dia mengembangkan senyuman yg begitu indah dan manis sekali. Dia masih melingkarkan tangannya ke leherku. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    Terasa padat dan kenyal dadanya. Seperti ada denyutan yg hangat. Namun aku tak tahu dan sama sekali tak merasakan apa-apa meskipun Lidya menekan dadanya cukup kuat ke dadaku. Seakan Lidya berusaha untuk membangkitkan gairah kejantananku. Namun sama Sekali aku tak bisa apa-apa. Bahkan dia menekan dadanya yg membusung padat ke dadaku.

    “Memangnya aku harus bagaimana?” aku malah balik bertanya.
    “Ohh..”, Lidya mengeluh panjang.

    Dia seakan baru benar-benar menyadari kalo aku bukan hanya tak pernah pacaran, namun masih sangat polos sekali. Lidya kembali mencium dan melumat bibirku. Namun sebelumnya dia memberitahu kalo aku harus membalasnya dgn cara-cara yg tak pantas untuk disebutkan. Aku coba untuk menuruti keinginannya tanpa ada perasaan apa-apa.

    “Ke kamarku, yuk..”, bisik Lidya mengajak.
    “Mau apa ke kamar?”, tanyaku tak mengerti.
    “Sudah jangan banyak tanya. Ayo..”, ajak Lidya setengah memaksa.
    “Namun apa nanti Mama dan Papa kamu tak marah, Lin?”, tanyaku masih tetap tak mengerti keinginannya.

    Lidya tak menyahuti, malah berdiri dan menarik tanganku. Memang aku seperti anak kecil, menurut saja dibawa ke dalam kamar perempuan ini. Bahkan aku tak protes ketika Lidya mengunci pintu kamar dan melepaskan bajuku. Bukan hanya itu saja, dia juga melepaskan celanaku hingga yg tersisa tinggal sepotong celana dalam saja Sedikitpun aku tak merasa malu, karena sudah biasa aku hanya memakai celana dalam saja kalo di rumah.

    Lidya memandangi badanku dan kepala sampai ke kaki. Dia tersenyum-senyum. Namun aku tak tahu apa arti semuanya itu. Lalu dia menuntun dan membawanya ke pembaringan. Lidya mulai menciumi wajah dan leherku. Terasa begitu hangat sekali hembusan napasnya.

    “Lidya..”

    Aku tersentak ketika Lidya melucuti pakaiannya sendiri, hingga hanya pakaian dalam saja yg tersisa melekat di badannya. Kedua bola mataku sampai membeliak lebar. Untuk pertama kalinya, aku melihat sosok badan sempurna seorang perempuan dalam keadaan tanpa busana. Entah kenapa, tiba-tiba saja dadaku berdebar menggemuruh Dan ada suatu perasaan aneh yg tiba-tiba saja menyelinap di dalam hatiku.

    Sesuatu yg sama sekali aku tak tahu apa namanya, Bahkan seumur hidup, belum pernah merasakannya. Debaran di dalam dadaku semakin keras dan menggemuruh saat Lidya memeluk dan menciumi wajah serta leherku. Kehangatan badannya begitu terasa sekali. Dan aku menurut saja saat dimintanya berbaring. Lidya ikut berbaring di sampingku. Jari-jari tangannya menjalar menjelajahi sekujur badanku. Dan dia tak berhenti menciumi bibir, wajah, leher serta dadaku yg bidang dan sedikit berbulu.

    Tergesa-gesa Lidya melepaskan penutup terakhir yg melekat di badannya. sehingga tak ada selembar benangpun yg masih melekat di sana. Saat itu pandangan mataku jadi nanar dan berkunang-kunang. Bahkan kepalaku terasa pening dan berdenyut menatap badan yg polos dan indah itu. Begitu rapat sekali badannya ke badanku, sehingga aku bisa merasakan kehangatan dan kehalusan kulitnya. Namun aku masih tetap diam, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya mengambil tanganku dan menaruh di dadanya yg membusung padat dan kenyal.

    Dia membisikkan sesuatu, namun aku tak mengerti dgn permintaannya. Sabar sekali dia menuntun jari-jari tanganku untuk meremas dan memainkan bagian atas dadanya yg berwarna coklat kemerahan. Tiba-tiba saja Lidya. menjambak rambutku, dan membenamkan Wajahku ke dadanya. Tentu saja aku jadi gelagapan karena tak bisa bernapas. Aku ingin mengangkatnya, namun Lidya malah menekan dan terus membenamkan wajahku ke tengah dadanya. Saat itu aku merasakan sebelah tangan Lidya menjalar ke bagian bawah perutku.

    “Okh..?!”.

    Aku tersentak kaget setengah mati, ketika tiba-tiba merasakan jari-jari tangan Limda menyusup masuk ke balik celana dalamku yg tipis, dan..

    “Lidya, apa yg kau lakukan..?” tanyaku tak mengerti, sembari mengangkat wajahku dari dadanya.

    Lidya tak menjawab. Dia malah tersenyum. Sementara perasaan hatiku semakin tak menentu. Dan aku merasakan kalo bagian badanku yg vital menjadi tegang, keras dan berdenyut serasa hendak meledak. Sedangkan Lidya malah menggenggam dan meremas-remas, membuatku mendesis dan merintih dgn berbagai macam perasaan berkecamuk menjadi satu. Namun aku hanya diam saja, tak tahu apa yg harus kulakukan. Lidya kembali menghujani wajah, leher dan dadaku yg sedikit berbulu dgn ciuman-ciumannya yg hangat dan penuh gairah membara.

    Memang Lidya begitu aktif sekali, berusaha membangkitkan gairahku dgn berbagai macam cara. Berulang kali dia menuntun tanganku ke dadanya yg kini sudan polos.

    “Ayo dong, jangan diam saja..”, bisik Lidya disela-sela tarikan napasnya yg memburu.
    “Aku.., Apa yg harus kulakukan?” tanyaku tak mengerti.
    “Cium dan peluk aku..”, bisik Lidya.

    Aku berusaha untuk menuruti semua keinginannya. Namun nampaknya Lidya masih belum puas. Dan dia semakin aktif merangsang gairahku. Sementara bagian bawah badanku semakin menegang serta berdenyut.

    Entah berapa kali dia membisikkan kata di telingaku dgn suara tertahan akibat hembusan napasnya yg memburu seperti lokomotif tua. Namun aku sama sekali tak mengerti dgn apa yg d ibisikkannya. Waktu itu aku benar-benar bodoh dan tak tahu apa-apa. Meski sudah berusaha melakukan apa saja yaang dimintanya.

    Sementara itu Lidya sudah menjepit pinggangku dgn sepasang pahanya yg putih mulus. Lidya berada tepat di atas badanku, sehingga aku bisa melihat seluruh lekuk badannya dgn jelas sekali.

    Entah kenapa tiba-tiba sekujur badanku menggelelar ketika penisku tiba-tiba menyentuh sesuatu yg lembab, hangat, dan agak basah. Namun tiba-tiba saja Lidya memekik, dan menatap bagian penisku. Seakan-akan dia tak percaya dgn apa yg ada di depan matanya. Sedangkan aku sama sekali tak mengerti. PadahaI waktu itu Lidya sudah dipengaruhi gejolak membara dgn badan polos tanpa sehelai benangpun menempel di badannya.

    “Kau..”, desis Lidya terputus suaranya.
    “Ada apa, Lin?” tanyaku polos.

    “Ohh..”, Lidya mengeluhh panjang sembari menggelimpangkan badannya ke samping. Bahkan dia langsung turun dari pembaringan, dan menyambar pakaiannya yg berserakan di lantai. Sembari memandangiku yg masih terbaring dalam keaadaan polos, Lidya mengenakan lagi pakaiannya. Waktu itu aku melihat ada kekecewaan tersirat di dalam sorot matanya. Namun aku tak tahu apa yg membuatnya kecewa.

    “Ada apa, Lin?”, tanyaku tak mengerti perubahan sikapnya yg begitu tiba-tiba.
    “Tak.., tak ada apa-apa, sahut Lidya sembari merapihkan pakaiannya.

    Aku bangkit dan duduk di sisi pembaringan. Memandangi Lidya yg sudah rapi berpakaian. Aku memang tak mengerti dgn kekecewannya. Lidya memang pantas kecewa, karena alat kejantananku mendadak saja layu. Padahal tadi Lidya sudah hampir membawaku mendaki ke puncak kenikmatan.

  • Video bokep  Konatsu Hinata disiram minyak dan diikat dikursi

    Video bokep Konatsu Hinata disiram minyak dan diikat dikursi


    2709 views

  • Foto Ngentot dengan cewek muda pirang yang luar biasa Holly Taylor

    Foto Ngentot dengan cewek muda pirang yang luar biasa Holly Taylor


    1864 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang memek berindik lagi sange memeknya dijilati pria berbadan kekar dan mendapatkan hanFoto Ngentot dengan cewek muda pirang yang luar biasa Holly Taylortaman yang keras di memeknya oleh penis gede dan mendaptkan sperma yang banyak di mukanya. MarkasJudi

  • Foto Ngentot Nika Noire dengan temannya dikamar asrama

    Foto Ngentot Nika Noire dengan temannya dikamar asrama


    1849 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang lagi sange Nika Noire mengajak teman sekamarnya yang baru didlaam asrama dan melakukan hubungan sex yang sangat hot dan menembakkan semua sperma ke toketnya yang gede.

  • Kisah Memek Selingkuh Dengan Gru Privat Anakku

    Kisah Memek Selingkuh Dengan Gru Privat Anakku


    2861 views

    Duniabola99.com – Sebut saja namaku Vina aku seorang ibu rumah tangga yang sudah memiliki seorang anak. Kini dia sudah duduk di bangku kelas 3 SD dan aku begitu menyayanginya hingga akhirnya aku berhenti bekerja sebagai sekretaris di sebuah perusahaan swasta. Aku relakan gaji yang lumayan besar demi menjaga anakku karena aku bisa di katakan telat memiliki seorang anak.


    karena aku melahirkan anakku saat usiaku sudah 32 tahun dan kini dia sudah 3 tahun berarti aku sudah 35 tahun sekarang. Sedangkan suamiku mas Anton berusia 42 tahun, dan kami sering melakukan cerita dewasa hot dengan begitu buasnya, aku begitu menyayanginya karena begitu juga suamiku begitu menyayangi aku tapi kini aku kasihan padanya karena meskipun baru usianya menginjak 42 tahun dia sudah ada penyakit diabetes.

    Awalnya aku menganggapnya biasa saja tapi lama kelamaan dia semakin menjadi laki-laki yang kurang begitu normal dia tidak lagi mampu memberikan kepuasan padaku. Hingga akhirnya aku kangen akan belaian seorang laki-laki, dan aku berusaha untuk membuang rasa itu namun akhirnya tetap saja rasa itu selalu hadir dalam benakku ingin rasanya aku membeli alat vibrator seperti yang aku lihat di medsos.

    Ingin rasanya aku mempuaskan diri seperti dalam cerita dewasa hot menggunakan alat itu. Tapi aku malu dan tidak tahu harus bagaimana lagi sampai akhirnya suamiku ada rencana untuk mencarikan anakku guru privat bahasa asing, dan aku hanya mengangguk tanda setuju selang beberapa hari kemudian datang seorang pemuda yang berusia sekitar 20 tahun ke rumahku.


    Akupun tahu kalau dia adalah guru privat putraku sampai akhirnya tiga minggu sekali dia datang kerumah. Dan aku tahu kalau dia bernama Delon seorang pemuda yang masih duduk di bagku kuliah semester awal, anaknya begitu tampan tapi terlihat dia begitu pemalu karena sampai saat ini dia jarang mengobrol denganku. Paling tidak aku hanya melemparkan senyum padanya.

    Sampai akhirnya aku pernah melihat dia sedang membersihkan kemejanya yang terkena noda oleh anakku, akupun menyuruhnya untuk mengganti kemejanya. Dia mengikuti saranku saat itu juga aku melihat dada bidangnya begitu menggoda, sampai aku kepikiran untuk melakukan adegan cerita dewasa hot dengannya tapi aku tidak tahu harus bagaimana cara menggaetnya untuk aku dekati.

    Tanpa aku duga akhirnya aku mendapat kesempatan untuk melakukan adegan layaknya dalam cerita dewasa hot bersama dengan Delon. Hari itu dia datang kerumah sedangkan anaku baru saja keluar di ajak adikku yang beru main kerumahku. Dan suamiku belum datang juga dari kantornya, dengan setengah merajuk akupun bilang untuk Delon menunggu anakku padahal aku tahu kalau dia datangnya pasti telat.


    Karena adikku sudah bilang kalau dia hendak pergi nonton juga dengan pacarnya dan memang ingin mengajak anankku. Setelah menghidangkan teh hangat pada Delon akhirnya akupun melancarkan aksiku untuk menngoda gairah sex Delon, aku dekati dirinya yang sedang duduk di sofa ruang tamu. Melihatnya terdiam akupun mencium pipinya dan tetap saja melihatnya terdiam.

    Akhirnya akupun melumat bibir Delon dan aku tidak menyangkan kalau dia akan membalas ciumanku. Sampai akhirnya kamipun sudah bergumul di atas sofa itu, aku bersikap agresif pada Delon dengan cara mencium seluruh tubuhnya dan sampai juga pada kontolnya sewaktu aku akan berjongkok di depan kontolnya Delon langsung memagng kedua pundakku sambil menggelengkan kepala.

    Dia mengangkat tubuhku ” Kenapa sayang aku ingin memuaskan kamu… ” Kataku dengan tatapan penuh nafsu, namun dia tetap menggelengkan kepalanya dan aku hanya mengikuti apa maunya. Dengan lembut Delon mencium keningku lalu turun pada bibirku saat itulah dia lama mengulum bibirku sampai akhirnya akupun terbuai sambil memejamkan mata aku rasa aku tidak akan bertahan lama.


    karena dengan hanya sentuhan bibir aku sudah merasakan kenikmatan yang menjalar pada tubuhku, apalagi ketika Delon mencoba memasukkan kontolnya pada memekku layaknya dalam cerita dewasa paling hot. Rupanya Delon sudah berpengalaman melakukan hal ini karena dia begitu paham memasukkan kontolnya dalam memekku dan dapat langsung menerobos dalam memekku yang sudah lama menunggu hal itu.

    Aku lihat diapun bergerak di atas tubuhku ” Ooouuugghh… Delon… sa…. yang… aaaaaggghh….. aaaaagggghhhh… sayang… aaaaaggghhhhh… uuuggghhh… ” Terasa nikmat hentakan kontol Delon dalam memeku, akupun memejamkan mata tidak ingin melewatkan kenikmatan pada memekku yang telah lama belum juga merasakan kontol setelah suamiku terkena impotensi.

    Sampai akhirnya akupun menyuruh Delon untuk segera menuntaskan permainannya karena aku juga sudah beberapa kali mengalami puncak kenikmatan ” Oooouuuugghhhh ….. aaaaagghhh… aaaaaaagggggghhh…. aaaaagggggggggghhhhh….. Cepat.. De…lon….. aaaagggghhh… ” Mungkin karena permintaanku akhirnya DElon menumpahkan sperma itu dalam mememku dan aku begitu horny karenanya.


    Dengan penuh kelembutan aku peluk tubuh Delon yang masih terkulai lemas di atas tubuhku. Dia terlihat begitu puas juga karena tanpa malu lagi Delon terus mencium tubuhku bahkan berkali-kali dia lumat habis bibirku, bagai dalam adegan cerita dewasa aku peluk tubuh Delon meskipun masih licin oleh keringat yang membasahi tubuhnya diapun memeluk erat aku.

  • Foto Bugil Remaja mungil Nensi B dikursi dan berposet hot

    Foto Bugil Remaja mungil Nensi B dikursi dan berposet hot


    2035 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang memakai kaus kaki panjang hitam yang sexy Nensi B mengangkang  disofa menampilakan memeknya yang tanpa bulu dan temben sambil berpose hot.

  • Kisah Memek Pengalamanku Bersama Therapy Sex

    Kisah Memek Pengalamanku Bersama Therapy Sex


    2330 views

    Duniabola99.com – Dari sebagian rekan saya yang seringkali memakai rutinitas saya ada satu yang selalu senantiasa menghubungi saya diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Reni, wanita karir, berusia lebih kurang 28 tahunan, sempat menikah lalu cerai serta belum juga dikaruniai anak.


    Masalah soal materi Reni tidak kekurangan sebab dari pendapatan kerjanya telah lebih dari cukup. Semula pertemuan saya dengannya lewat rekan wanita saya yang sempat saya therapy sex serta memberitahukan pada Reni kalau saya dapat menolong buat wanita terasa hidup kembali jauh dari stress serta kejenuhan hidup keluarga.
    Suaru sore saya memperoleh SMS dari Reni yang menyebutkan kalau ia menginginkan berjumpa dengan saya di satu diantara kedai minuman di Mall, karna saya tidak ada acara saya selekasnya pergi serta menanti sebagian menit sambih nikmati juice buah kegemaran saya.

    Tidak lama berselang ada wanita celingak celinguk mencari suatu hal, saya berfikir sesaat serta dengan berani saya berikan kode, nyatanya benar ia yaitu Reni, wanita yang tengah saya tunggulah. Dengan enjoy kami bicara panjang lebar serta saya banyak dengarkan sebagian yang dirasakan yang akhir-akhir ini dirasakannya.
    Sesudah sajian yang ada habis saya berinisiatif untuk mengajak Reni ketempat yang lebih privacy supaya saya bisa berkonsentrasi pada apa sebagai ganjalan-ganjalan dari hidupnya.
    Di satu tempat dibilangan pinggir Jakarta kami menyewa satu kamar mungil yang begitu bersih serta alami. Therapy sex juga saya kerjakan dengan tidak lakukan pelecehan-pelecehan, saya berupaya selalu untuk professional dalam lakukan kerjaan sambilan saya ini.
    Lebih kurang satu jam therapy sex saya kerjakan lalu kami beristirahat, tanpa ada berniat Reni menghidupkan TV yang ada di kamar itu, sesudah menganti sebagian chanel ada satu chanel yang melukiskan adegan-adegan sex (Film Blue) atau filem bokep.


    Reni tertegun sesaat namun dengan selalu memandang serta dengan sedikit bernafsu, hal tersebut saya dapat rasakan dari gerakkan badan serta matanya. Jadi lelaki normal saya tidak munafik saya genggam tangannya untuk meredam gelora nafsunya walau demikian Reni melihat mata saya dengan penuh makna serta birahi, bibir kami berjumpa sama-sama menghisap,
    tangan saya mulai bergerilya mencari tujuan, buah dadanya yang masih tetap sekel saya remas dengan penuh perasaan serta dengan sedikit keberanian saya susupkan lewat belahan baju serta BH, saya pilin-pilin putingnya hingga Reni mendesis, dengan tenang saya buka satu persatu baju kerjanya yang tinggal cuma Cdnya yang berwarna pink.

    saya selalu memilin-milin putingnya sembari kadang-kadang saya rengkuh buah dadanya, sesaat bibir saya selalu sama-sama berciuman dengan hotnya. Lidah saya mulai menciumi lehernya yang tahap, selalu turun ke buah dadanya bolak balik saya isap pentilnya satu persatu Reni semangkin mendesis..
    “Teruss gigit Mass…”
    Tangan saya mencari tujuan yang beda yakni kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang teratur rapi kriting, tanpa ada dikomando Cdnya saya bebaskan dengan mengkaitkan jempol kaki yang lalu diperosotkan kebawah. Reni makin mendesis,
    “Mass puaskan Reni Mass… Reni telah lama tidak rasakan kesenangan begini Mas.. Selalu Mas input jarinya Mas.. ”

    Jari saya menari-nari di bibir kemaluannya sehinga menyebabkan cairan bening yang hangat. saya mencari letak G-spotnya saya mainkan jari saya dengan mencubit-cubit kecil, selang beberapa saat Reni menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher saya, sakit saya dibuatnya. Jari serta bibir saya selalu menari-nari seakan-akan tidak kenal capek.
    Beberapat waktu lalu Reni buka semuanya baju serta celana hingga saya telanjang bulat, dibuangkannya satu persatu kelantai, bibirnya mulai mencari tujuan kebawah, sesudah Reni lihat kemaluan saya.

    Sebagian waktu Reni terbengong-bengong dengan lembut saya dorong kepalanya hingga bibirnya yang mungil menuju sarang yang dikehendakinya, dijilatnya batang kemaluan saya dari ujung atas hingga kebuah pelir lantas diisapnya ujung batang sembari dikemot-kemot seperti makan es lilin serta tangannya mempermainkan biji pelr saya. Perasaan saya melayang nikmat serta nyaris terlepas kontrol.
    saya dorong kepalanya ke belakang, gantian saya menjilati kemaluannya, saya putari bongkahan luar sembari menggigit kecil lantas saya isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karna darahnya telah turun ke bawah yang mengisyaratkan nafsu birahinya telah mencapai puncak, saya mainkan ujung lidah di dalam celah surgawi, oh indahnya, kepala Reni menggeleng-geleng sembari mendesis serta teriak kecil..
    “Mas mari Mas saya tidak tahann.. Mari Mas masukin Mas”

    Lihat kondisi sesuai sama itu lidah saya turun kebawah hingga ke duburnya saya jilati dengan penuh perasaan, mungkin saja saya juga tengah birahi hingga tak ada rasa jijik atau mencium bau yang tidak enak yang tentu uueennakk tenan. Reni alami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala saya dengan pahanya yang mulus serta tertangani sembari tangannya menjambak rambut saya sembari bibirnya bertemura.
    “Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my.. ” Merancaulah dia dengan edannya.
    Selang sebagian menit baru saya tujukan kemaluan saya keliang surganya dengan tempat ke-2 kakinya ditempatkan dipundak saya hingga bibir kemaluannya muncul serta menyempit sedikit-demi sedikit saya gerakkan betang kemaluan saya maju mundur sembari tangan saya meremas ke-2 belah buah dadanya yang makin kencang.
    Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasa-rasanya punyaku ini”


    saya tetaplah lakukan aktivitas maju-mundur serta Reni berteriak-teriak kecil sembari tangannya menarik-narik ujung sprei. Lalu saya balik badannya yang indah supaya tengkurap, saya angkat sedikit pantatnya supaya nungging, karna bibir kemaluannya muncul saya jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,
    baru saya tembak dengan meriam si jagur sebagai bebrapa dambaan beberapa wanita yang sudah rasakan kesenangan dengan saya karna kemaluan saya memiliki keunikan kepalanya besar lalu ada sedikit urat-urat yang mengerut yang menyebabkan sensasi apabila digesekkan di dalam kemaluan wanita, itupun berdasar pada pernyataan mereka.
    saya gerakkan maju mundur sembari kadang-kadang saya tepok pantatnya karena sangat enaknya. Napsu saya makin bergelora merasa kedutan diujung batang kemaluan yang mengisyaratkan juga akan menumpahkan lahar yang panas.

    “Ohh.. saya ingin keluaarr”
    Tanpa ada jawaban Reni makin menggoyangkan pantatnya makin kencang serta berputar oohh.
    Crot.. Crot.. Crot.. Crot..
    Menyemprotlah lahar kesenangan, dunia ini seakan-akan melayang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sembari kugigit punggungnya hingga menyebabkan warna merah yang riil. Sebagian waktu kami ambruk ke samping sembari tetaplah memeluk erat Reni dari belakang. Tertidur sesaat.
    saya terbangun sesudah terdengar nada gaduh yang diakibatkan oleh seekor kucing yang melompat, mungkin saja kucing itu juga birahi kali. Kami bersihkan diri semasing, belum juga pernah saya menggunakan baju serta celana saya ditubruk kembali oleh Reni,
    batangku di oralnya dengan tempat jongkok serta saya berdiri, saya berfikir biarlah Reni mencari kenikmatan sendiri supaya temukan jati dirinnya serta terlepas dari semua beban dibenaknya, tangannya menari-nari di lubang anus serta sekitar biji kemaluan ku yang menyebabkan mata saya merem meleh tidak tertahankan..
    “Oohh, selalu sayang selalu sayang untuk aku melayang-layang jauh ke dunia beda, dunia yang penuh mesteri kesenangan, oohh”


    Makin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sembari meremas-remas menahan kesenangan yang begitu, dikulumnya ke-2 biji saya smbil matanya menyorot sendu ke muka saya, ooh bidadariku merasa menginginkan terbang.
    Tempat saya duduk karna tidak tahan berdiri sembari menimati kesenangan hingga dengkul ini merasa lemas tidak bertulang. Sebagian menit lalu saya tidak tahan serta kedutan diujung kemaluan saya mulai merasa dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan saya muntahkan lahar panas saya didalam rongga mulutnya yang seksi, hingga semprotan paling akhir, ditelannya habis serta bersih, serta Reni berkata.
    “Enak Mas, spermamu gurih agar saya awet muda.. Ohh my baby”
    Memanglah sperma dapat jadikan wanita awet muda serta bisa menyingkirkan bercak-bercak pada kulit muka apabila diberi sisi yang berbecak. Sperma tidak jadi toksin karna sperma yaitu sama dengan telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, namun untuk menikmatinya butuh birahi yang tengah naik supaya tidak terasa jijik serta geli.

    Dari pertemuan itu saya sekian kali lakukan terapi sex, namun saat ini Reni dipindahkan diseberang pulau hingga kemungkinan kecil untuk berjumpa. Yang tentu kunci dari kesenangan bersetubuh yaitu keiklasan keduanya janganlah ada dusta di antara kita apabila menginginkan ngesek yang indah.
    Dari sebagian pertemuan yang sudah saya kerjakan terkecuali Reni memanglah memiliki keunikan sendiri, semuanya memanglah nyaris sama namun kesenangan berlainan, saya lebih sukai ngentot dengan wanita 1/2 baya, karna rata-rata mereka tidak tabu dan munafik,


    apabila keinginannya menginginkan lakukan yah lakukan tanpa ada berpura-pura serta yang paling saya sukai yaitu kedewasaan jadi bisa menaruh rahasia meskipun itu susah dikerjakan serta yang paling terkesan wanita 1/2 baya sudah mengetahui apa yang perlu dia perbuat apabila pasangannya telah mulai naik, serta tidak beberapa enggan lakukan oral jika memang perlu tanpa ada dipaksa maupun diminta.
    Hingga sekarang ini terkadang saya rasakan begitu enaknya therapy sex dengan wanita yang isi rongga dunia lelaki, serta yang tentu semuanya yang disampaikan wanita yang berkencan dengan saya berkomentar.. Waw besar bangett sich punyamu seperti terong bule.


  • Kisah Memek Jadi Gigolo anak SMA

    Kisah Memek Jadi Gigolo anak SMA


    3535 views


    Duniabola99.com – Digilir bersama sesama Siswi SMA lainnya, Tapi yang jelas, aku senang, dapat memek gadis dan dapat uang untuk kuliah.

    “Biar saya yang buka mas”, katanya.


    Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang sudah tegak, bergelantung ke luar.

    “Ih, wowww…!!!”, desis Non Juliet, sambil tangannya mengelus-elus penisku.

    Aku bekerja sebagai seorang sopir di Malang. Namaku Sony, umurku 24 tahun, dan berasal dari Jember. Aku sudah bekerja selama 2 tahun pada juraganku ini, dan aku sedang menabung untuk melanjutkan kuliahku yang terpaksa berhenti karena kurang biaya. Wajahku sih kata orang ganteng, ditambah dengan tubuh lumayan atletis. Banyak teman SMA-ku yang dulu bilang, seandainya aku anak orang kaya, pasti sudah jadi playboy kelas super berat. Memang ada beberapa teman cewekku yang dulu naksir padaku, tetapi tidak aku tanggapi.
    Mereka bukan tipeku.

    Juraganku punya seorang anak tunggal, gadis berumur 18 tahun, kelas 3 SMA favorit di Malang. Namanya Juliet. Tiap hari aku mengantarnya ke sekolah. Aku kadang hampir tidak tahan melihat tubuh Juliet yang seksi sekali. Tingginya kira-kira 168 cm, dan payudaranya besar dan kelihatannya kencang sekali. Ukurannya kira-kira 36C. Ditambah dengan penampilannya dengan rok mini dan baju seragamnya yang tipis, membuatku ingin sekali menyetubuhinya.

    Setiap kali mengantarnya ke sekolah, ia duduk di bangku depan di sampingku, dan kadang-kadang aku melirik melihat pahanya yang putih mulus dengan bulu-bulu halus atau pada belahan payudaranya yang terlihat dari balik seragam tipisnya itu. Tapi aku selalu ingat, bahwa dia adalah anak juraganku. Bila aku macam-macam bisa dipecatnya aku nanti, dan angan-anganku untuk melanjutkan kuliah bisa berantakan. Siang itu seperti biasa aku jemput dia di sekolahnya. Mobil BMW biru metalik aku parkir di dekat kantin, dan seperti biasa aku menunggu Non-ku di gerbang sekolahnya.


    Tak lama dia muncul bersama teman-temannya.

    “Siang, Non…, mari saya bawakan tasnya”.

    “Eh…, Mas, udah lama nunggu?”, katanya sambil mengulurkan tasnya padaku.

    “Barusan kok Non..”, jawabku.

    “Jul…, ini toh supirmu yang kamu bicarain itu. Lumayan ganteng juga sih…, ha…, ha..”, salah satu temannya berkomentar. Aku jadi rikuh dibuatnya.

    “Hus..”, sahut Non-ku sambil tersenyum. “Jadi malu dia nanti..”.

    Segera aku bukakan pintu mobil bagi Non-ku, dan temannya ternyata juga ikut dan duduk di kursi belakang.

    “Kenalin nih mas, temanku”, Non-ku berkata sambil tersenyum. Aku segera mengulurkan tangan dan berkenalan.

    “Sony”, kataku sambil merasakan tangan temannya yang lembut.

    “Niken”, balasnya sambil menatap dadaku yang bidang dan berbulu.

    “Mas, antar kita dulu ke rumah Niken di Tidar”, instruksi Non Juliet sambil menyilangkan kakinya sehingga rok mininya tersingkap ke atas memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

    “Baik Non”, jawabku. Tak terasa penisku sudah mengeras menyaksikan pemandangan itu. Ingin rasanya aku menjilati paha itu, dan kemudian mengulum payudaranya yang padat berisi, kemudian menyetubuhinya sampai dia meronta-ronta…, ahh.

    Tak lama kitapun sampai di rumah Niken yang sepi. Rupanya orang tuanya sedangke luar kota, dan merekapun segera masuk ke dalam. Tak lama Non Juliet ke luar dan menyuruhku ikut masuk.

    “Saya di luar saja Non”.

    “Masuk saja mas…, sambil minum dulu…, baru kita pulang”.

    Akupun mengikuti perintah Non-ku dan masuk ke dalam rumah. Ternyata mereka berdua sedang menonton VCD di ruang keluarga.

    “Duduk di sini aja mas”, kata Niken menunjuk tempat duduk di sofa di sebelahnya.

    “Ayo jangan ragu-ragu…”, perintah Non Juliet melihat aku agak ragu.

    “Mulai disetel aja Nik…”, Non Juliet kemudian mengambil tempat duduk di sebelahku.


    Tak lama kemudian…, film pun dimulai…, Woww…, ternyata film porno. Di layar tampak seorang pria negro (Senegal) sedang menyetubuhi dua perempuan bule (Prancis & Spanyol) secara bergantian. Napas Non Juliet di sampingku terdengar memberat, kemudian tangannya meremas tanganku. Akupun sudah tidak tahan lagi dengan segala macam cobaan ini. Aku meremas tangannya dan kemudian membelai pahanya. Tak berapa lama kemudian kamipun berciuman. Aku tarik rambutnya, dan kemudian dengan gemas aku cium bibirnya yang mungil itu.

    “Hmm… Eh”, Suara itu yang terdengar dari mulutnya, dan tangankupun tak mau diam beralih meremas-remas payudaranya.

    Kubuka kancing seragamnya satu persatu sehingga tampak bongkahan daging kenyal yang putih mulus punya Non-ku itu. Aku singkap BH-nya ke bawah sehingga tampaklah putingnya yang merah muda dan kelihatan sudah menegang.

    “Ayo…, hisap dong mas…, ahh”. Tak perlu dikomando lagi, langsung aku jilat putingnya, sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang sebelah kiri. Aku tidak memperhatikan apa yang dilakukan temannya di sebelah, karena aku sedang berkonsentrasi untuk memuaskan nafsu birahi Non Juliet. Setelah puas menikmati payudaranya, akupun berpindah posisi sehingga aku jongkok tepat di depan selangkangannya. Langsung aku singkap rok seragam SMA-nya, dan aku jilat CD-nya yang berwarna pink. Tampak bulu vaginanya yang masih jarang menerawang di balik CD-nya itu.

    “Ayo, jilatin memekku mas”, Non Juliet mendesah sambil mendorong kepalaku. Langsung aku sibak CD-nya yang berenda itu, dan kujilati kemaluannya.

    “Ohh…, nikmat sekali…”, erangan demi erangan terdengardari mulut Non-ku yang sedang aku kerjai. Benar-benar beruntung aku bisa menjilati kemaluan seorang gadis kecil anak konglomerat. Tanganku tak henti mengelus, meremas payudaranya yang besar dan kenyal itu.

    “Aduh, cepetan dong, yang keras…, aku mau keluar.., ehhmm ohh..”. Tangan Non Juliet meremas rambutku sambil badannya menegang. Bersamaan dengan itu keluarlah cairan dari lubang vaginanya yang langsung aku jilat habis. Akupun berdiri dan membuka ritsluiting celanaku. Tapi sebelum sempat aku buka celanaku, Non Juliet telah ambil alih.


    “Biar saya yang buka mas”, katanya.

    Tangannya yang mungil melepas kancing celana jeansku, dan membantuku membukanya. Kemudian tangannya meremas-remas penisku dari luar CD-ku. Dijilatinya CD-ku sambil tangannya meremas-remas pantatku. Akupun sudah tak tahan lagi, langsung aku buka CD-ku sehingga penisku yang sudah tegak, bergelantung ke luar.

    “Ih, wowww…!!!”, desis Non Juliet, sambil tangannya mengelus-elus penisku. Tak lama kemudian dijilatinya buah pelirku terus menyusuri batang kemaluanku. Dijilatinya pula kepala penisku sebelum dimasukkannya ke dalam mulutnya. Aku remas rambutnya yang berbando itu, dan aku gerakkan pantatku maju mundur, sehingga aku seperti menyetubuhi mulut anak juraganku ini. Rasanya luar biasa…, bayangkan…, penisku berwarna hitam sedang dikulum oleh mulut seorang gadis manis. Pipinya yang putih tampak menggelembung terkena batang kemaluanku.

    “Punyamu besar sekali mas Son…, Jul suka.., ehmm..”, katanya sambil kemudian kembali mengulum kemaluanku.

    Setelah kurang lebih 15 menit Non Juliet menikmati penisku, dia suruh aku duduk di sofa. Kemudian dia menghampiriku sambil membuka seluruh pakaiannya sehingga dia tampak telanjang bulat. Dinaikinya pahaku, dan diarahkannya penisku ke liang vaginanya.

    “Ayo.., masukkin dong mas… Jul udah nggak tahan nih…”, katanya memberi instruksi, aku tahu dia ingin merasakan nikmatnya penisku. Diturunkannya pantatnya, dan peniskupun masuk perlahan ke dalam liang vaginanya.

    Kemaluannya masih sempit sekali sehingga masih agak sulit bagi penisku untuk menembusnya. Tapi tak lama masuk juga separuh dari penisku ke dalam lubang kemaluan anak juraganku ini.

    “Ahh…, yeah…, sekarang masukin deh penis mas yang besar itu di memekku”, katanya sambil naik turun di atas pahaku. Tangannya meremas dadanya sendiri, dan kemudian disodorkannya putingnya untukku.

    “Yah, begitu dong mas”, Tak perlu aku tunggu lebih lama lagi langsung aku lahap payudaranya yang montok itu. Sementara itu Non Juliet masih terus naik turun sambil kadang-kadang memutar-mutar pantatnya, menikmati penis besar sopirnya ini.

    “Sekarang setubuhi Jul dalam posisi nungging… ya mas Son…?”, instruksinya. Diapun turun dan menungging menghadap ke sofa.

    “Ayo dong mas…, masukkin dari belakang”, Non Juliet menjelaskan maksudnya padaku. Akupun segera berdiri di belakangnya, dan mengelus-elus pantatnya yang padat.


    Kemudian kuarahkan penisku ke lubang vaginanya, tetapi agak sulit masuknya. Tiba-tiba tak kusangka ada tangan lembut yang mengelus penisku dan membantu memasukkannya ke liang vagina Non Juliet. Aku lihat ke samping, ternyata Niken, yang membantuku menyetubuhi temannya. Dia tersenyum sambil mengelus-elus pantat dan pahaku.
    Aku langsung menyetubuhi Non Juliet dari belakang. Kugerakkan pantatku maju mundur, sambil memegang pinggul Nonku.

    “Ahh…, Mas…, Mas…, Terus dong…, nikmat sekali”, Non Juliet mengerang nikmat. Tubuhnya tampak berayun-ayun, dan segera kuremas dari belakang. Kupilin-pilin puting susunya, dan erangan Non Juliet makin hebat.

    Niken sekarang telah berdiri di sampingku dan tangannya sibuk menelusuri tubuhku. Ditariknya rambutku dan diciumnya bibirku dengan penuh nafsu. Lidahnya menerobos masuk ke dalam mulutku. Sambil berciuman dibukanya kancing baju seragamnya sehingga tampak buah dadanya yang tidak terlalu besar, tetapi tampak padat.

    “Ohh.., terus dong mas… yang cepat dong ahhh… Jul keluar mas… ohhh…”, Non Juliet mengerang makin hebat. Tak berapa lama terasa cairan hangat membasahi penisku.

    “Non…, saya juga hampir keluar..”, kataku.

    “Tahan sebentar mas…, keluarin dimulutku…”, kata Non Juliet.

    Non Juliet dan Niken berlutut di depanku, dan Niken yang sejak tadi tampak tak tahan melihat kami bersetubuh di depannya, langsung mengulum penisku di mulutnya. Sementara itu Non Juliet menjilat-jilat buah pelirku. Mereka berdua bergantian mengulum dan menjilat penisku dengan penuh nafsu. Akupun sibuk membelai rambut kedua remaja ini, yang sedang memuaskan nafsu birahi mereka.

    “Ayo, goyang yang keras dong mas…”, Non Juliet memberiku instruksi sambil menelentangkan tubuhnya di atas karpet ruang keluarga.

    “Ayo penisnya taruh di sini mas…”, kata Non Juliet lagi. Akupun segera menaruh berlutut di atas dada Non-ku dan menjepit penisku di antara dua bukit kembarnya. Segera aku maju mundurkan pantatku, sambil tanganku mengapitkan buah dadanya.

    “Oh, nikmat sekali…”.

    Sementara Niken sibuk mengelap tubuhku yang basah karena keringat. Tak berapa lama kemudian, akupun tak tahan lagi. Kuarahkan penisku ke dalam mulut Non Juliet, dan dikulumnya sambil meremas-remas buah pelirku.


    “Ahh…, Non…, ahh”, jeritku dan air manikupun menyembur ke dalam mulut mungil Non Juliet. Akupun tidur menggelepar kecapaian di atas karpet, sementara Non Juliet dan Niken sibuk menjilati bersih batang kemaluanku.

    Setelah itu kamipun sibuk berpakaian, karena jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Orang tua Juliet termasuk orang tua yang strict pada anaknya, sehingga bila dia pulang telat pasti kena marah. Di mobil dalam perjalanan pulang, Juliet memberiku uang Rp 1.000.000,-.

    “Ambil mas, buat uang lelah, Tapi janji jangan bilang siapa-siapa tentang yang tadi ya”, katanya sambil tersenyum. Akupun mengangguk senang.

    “Besok kita ulangi lagi ya mas…, soalnya Niken minta bagian”.

    Demikian kejadian ini terus berlanjut. Hampir setiap pulang sekolah, Non Juliet akan pura-pura belajar bersama temannya. Tetapi yang terjadi adalah dia menyuruhku untuk memuaskan nafsu birahinya dan juga teman-temannya, Niken, Linda, Nina, Mimi, Etik, dll.

    Tapi akupun senang karena selain mendapat penghasilan tambahan dari Non Juliet, akupun dapat menikmati tubuh remaja mereka yang putih mulus.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Foto Ngentot Riley Reid dan Elsa Jean makan vagina di penjara sebelum threesome

    Foto Ngentot Riley Reid dan Elsa Jean makan vagina di penjara sebelum threesome


    2377 views

    Duniabola99.com – foto 2 cewek cantik Riley Reid dan Elsa Jean yang lagi dipenjara saling menjilat memek sebemul datang petugas yang berpenis besar dan mengentot threesome yang sangat hot dan saling merebut air mani. Fortunebet99