Author: dbgoog99

  • Foto Bugil Remaja pirang, Piper Perri, sedang berpose solo

    Foto Bugil Remaja pirang, Piper Perri, sedang berpose solo


    1820 views

    Duniabola99.com – foto cewewk pirang cantik Piper Perri memakai bikini merah  berpose hot menampilkan toketnya yang kecil dan ngangkang diatas meja menampilkan memeknya yang tanpa bulu dicukur botak.

  • Foto Bugil Emma Scarlett melepas pakaian memamerkan memek

    Foto Bugil Emma Scarlett melepas pakaian memamerkan memek


    1789 views

    Duniabola99.com – foto gadis cantik pirang manis Emma Scarlet Link Alternatif HokiJudi99 melepasnkan semua pakaianny yang sexy dan memperlihatkan memeknya yang tembem dan memainkan jari jarinya di memeknya yang temben dan berwana pink. HokiJudi99

  • Foto Bugil menggemaskan Gia pamer vaginanya dan payudara besar yang sempurna

    Foto Bugil menggemaskan Gia pamer vaginanya dan payudara besar yang sempurna


    2036 views

    Duniabola99.com – foto gadis rambut kriting bugil diatas tempat tidurnya menampilkan toketnya yang gede dan memainkan memeknya yang tembem dan berbulu lebat dengan jari-jarinya.

  • Kisah Memek ngentot tentangga keturunan china hypersex

    Kisah Memek ngentot tentangga keturunan china hypersex


    4293 views

    Duniabola99.com – Aku punya seorang tetangga yang tinggal di seberang rumah. Namanya Ana, dan kupanggil Ci Ana, karena ia seorang wanita keturunan Chinese. Sebenarnya aku tidak suka pada gaya dan cara hidupnya yang menurutku ‘ngegampangin’ apa-apa. Ia suka memandang ringan pada semua hal. Termasuk hubungan dengan tetangga sekitarnya. Ci Ana ini sudah menikah dan punya anak satu, Rachel namanya.

    Wanita tetanggaku ini memang orang yang bertipe mudah bergaul dan ia gampang akrab dengan siapa saja, termasuk dengan isteriku, Rini. Kadang aku muak bila Ci Ana ini sering memanggil orang dari kejauhan seperti memanggil seekor anjing.


    Tapi tidak apalah, pikirku, mungkin udah jadi kebiasaannya. Kalo denganku, aku sengaja tidak mau akrab. Entah kenapa. Mungkin karena aku tidak mau bergaul dengan sembarang orang atau karena memang aku tidak suka dengan tetanggaku yang tergolong baru pindah sekitar dua bulan yang lalu itu.

    Sekitar seminggu yang lalu, saat hendak berangkat ke kantor aku tanpa sengaja menengadah dan memperhatikan seseorang berjalan mendekati isteriku yang akan naik mobil kami. Kebetulan saat itu aku sudah ada dalam mobil dan hendak menginjak pedal gas. Ternyata si Ci Ana.

    Kebetulan ia hendak pergi ke arah yang berlawanan. Waktu lewat, kulihat ia mengenakan kaos hadiah dari produk cat “CATYLAC” dengan tulisan merah dan kaosnya itu amat tipis dengan warna dasar putih. Wah.. Buah dadanya itu lho. Tidak kusangka ia punya payudara yang besar. Kayaknya lebih besar dari punya isteriku.

    Sepanjang perjalanan ke kantor, badanku terasa panas dingin memikirkan payudaranya itu. Oh.. andaikata aku punya kesempatan.. aku ingin tidur dengannya.. atau paling tidak kalo dia tidak mau, aku akan memaksanya. Aku ingin menikmati payudaranya.


    Orangnya memang cantik, tinggi dan putih. Walau berkacamata, dapat kulihat wanita itu kelihatannya memiliki gairah seks yang tinggi seperti hiperseks. Entah hanya khayalanku saja atau memang dia hiperseks. Rupanya kesempatan itu akhirnya datang juga.

    Dua hari yang lalu, saat lingkungan tempat tinggal kami sedang sepi, terjadilah hal yang tidak kusangka-sangka. Saat aku pulang beristirahat pada sekitar pukul dua belas, seseorang wanita memanggilku. Waktu itu aku hendak menutup dan mengunci pintu pagar.

    “Win..! Sini bentar, Win.”

    Ternyata Ci Ana. Kudekati dia di pintu pagar rumahnya lalu aku bertanya padanya dengan hati dag-dig-dug tak karuan.

    “Ada apa Ci?”

    Sambil membuka pintu pagar ia menjawab, “Masuklah dulu.. ada sesuatu yang hendak aku bicarakan..”

    Tanpa bertanya lebih lanjut, aku mengikutinya masuk ke dalam rumah (tentunya setelah pagar itu aku tutup dan kunci). Di ruang tamu, aku kemudian duduk dengan perasaan deg-degan. Sementara ia berjalan masuk ke kamarnya. Beberapa menit kemudian ia muncul dengan membawa sebuah kotak berukuran sedang.

    “Aku mau tanya ini, Win.. kamu ‘kan pintar bahasa Inggris. Terjemahin ya, untuk aku. Kotak ini isinya kamu lihat sendiri aja deh..” ujarnya dengan wajah bersemu merah. Entah kenapa.

    Kuraih kotak dan kertas yang berisi petunjuk tentang cara pemakaian benda di dalamnya. Kotaknya memang masih terbungkus rapih. Saat kubuka bungkusnya, aku kaget bukan kepalang. Tidak pikir benda apa, eh tidak tahunya itu alat kelamin pria alias penis palsu terbuat dari semacam plastik yang dapat digerakkan sesuai dengan kemauan pemakainya. Alat itu harus menggunakan arus listrik. Setelah kubaca petunjuknya, lalu kujelaskan pada Ci Ana.


    “Ci.. daripada Cici pakai alat ini, mendingan pake yang aslinya aja gimana.. Maaf, Ko Teddy (nama suaminya) ‘kan pasti mau tiap malam..” jawabku sambil memandangnya.

    “Wah, Win.. dia jangan diharapin deh.. pulang malam terus.. Datang-datang pengennya tidur aja.. jadi gimana mau melakukan hubungan intim, Win.. sementara wanita kayak aku ‘kan butuh dicukupin juga dong kebutuhan biologisnya..” jawabnya enteng namun wajahnya masih terlihat bersemu merah. Ia pun tertunduk setelah itu.

    “Gimana kalo.. aku aja yang mencoba memuaskan Ci Ana..?” tanyaku tiba-tiba.

    Aku tidak percaya dengan suaraku sendiri. Beraninya aku berkata begitu pada wanita tetangga yang sudah bersuami. Bisa repot nih jadinya.

    “Apa kamu bilang? Enak aja kamu ngomong. Emang kamu mau dilemparin tetangga lain. Berselingkuh seperti itu nggak boleh tahu..!” jawab Ci Ana dengan nada tinggi.

    Baru sekarang aku melihatnya benar-benar marah. Menyesal juga jadinya. Beberapa lama kami pun berdiam diri. Lalu Ci Ana bangkit dari duduknya dan sepertinya ia hendak mengambilkan minum untukku.

    “Nggak usah repot-repot, Ci.. Sebentar lagi juga aku pulang..” ujarku mencoba merebut kembali hatinya.


    Tidak kusangka ia malah membalas, “Ngaco.. siapa yang mau ngambilin minum buat kamu.. aku mau minum sendiri kok.. Udah sana, pulang aja. Dan terima kasih udah terjemahin petunjuk alat itu..” jawabnya masih dengan nada ketus.

    Aku pun bangkit dari dudukku. Namun saat aku hendak berjalan keluar, tiba-tiba muncul ide jahatku. Dengan berjalan berjingkat-jingkat, kuikuti ke arah mana si Ci Ana berjalan. Rupanya ia menuju kamar tidurnya. Kebetulan jalan menuju pintu kamar, dibatasi oleh korden.

    Aku pun bersembunyi dibalik korden itu. Untunglah ia tidak menutup pintu kamar itu sama sekali. Kulihat ia membelakangiku, lalu pelan-pelan menarik kaos ketatnya ke atas dan menurunkan celana panjangnya. Rupanya ia mau mandi.

    Lalu perlahan-lahan kudekati pintu kamar itu. Ci Ana mulai membuka BH dan celana dalamnya yang berwarna krem. Kemudian ia meraih jubah mandinya yang tergeletak di tempat tidur. Sebelum ia sempat menutupi tubuhnya yang telanjang, aku segera berlari dan menubruknya. Buk..! Ia terjatuh dengan keras ke tempat tidurnya yang besar.

    “Aduh..! Lepaskan..! Win.., kok kamu belum pulang, hah..? Mau apa kamu..?” ujarnya kaget setengah mati.
    “Aku mau buktikan bahwa alat punyaku lebih hebat dari penis buatan itu, Ci..” jawabku dengan tegas.
    “Nggak.. nggak mau.. nanti kalo suamiku pulang gimana..?” tanyanya lagi dengan nada ketus.

    Karena sudah berada di atas tubuhnya yang telanjang, tanpa buang waktu lagi, aku mengangkangkan kakinya, dan terlihatlah lubang vaginanya yang berwarna merah muda. Dengan cepat kumasukkan jari tengahku ke dalamnya.

    Ci Ana perlahan-lahan mengendurkan perlawanannya. Dari tadi ia terus mendorongku supaya aku segera terjatuh dari tempat tidur. Kepalanya mulai bergerak ke sana kemari. Aku langsung mengincar buah dadanya yang besar dan padat. Putingnya kuhisap dan kujilat. Kanan dan kiri.. kanan dan kiri.

    Suara tanda ia mulai terangsang mulai terdengar.


    “Ah.. ah.. ah..” erangnya.
    “Masukkan sekarang Win.. aku sudah tidak tahan lagi.” ujarnya di tengah-tengah kenikmatan yang ia alami.
    “Tapi kontolku belum tegang, Ci.. dihisap, ya..!” ujarku sambil menyodorkan senjataku ke mulutnya.

    Kebetulan mulutnya sedang terbuka. Kaget juga jadinya dia. Aku memaju mundurkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya. Luar biasa hisapan mulutnya. Walaupun punyaku jadi basah, namun senjata andalanku itu langsung mengeras. Segera kutarik dari mulutnya. Sebenarnya, Ci Ana tidak rela melepaskan senjataku dari hisapan mulutnya. Ia mungkin ingin terus mengulumnya sampai air maniku muncrat ke dalam mulut dan kerongkongannya.

    Beberapa menit kemudian, aku menyibak rambut kemaluannya yang tebal serta hitam. Bibir kemaluannya kusingkap dengan perlahan. Setelah mengetahui persis letak lubang senggamanya, kuarahkan penisku ke sana, dan dengan sekali hujaman, amblaslah penisku ke lubang surga dunia itu.

    Aku terus menghujamkan senjataku. Maju-mundur-maju-mundur.., bless.. ceplak.. cepluk.. memang lain rasanya bila bersetubuh dengan wanita yang sudah pernah melahirkan. Sepertinya penisku tidak menghadapi halangan berarti. Sementara Ci Ana mulai bereaksi dengan menggerakkan pantatnya secara memutar. Senjataku seperti dikocok-kocoknya dalam vaginanya.


    Sudah lima belas menit, namun pertarungan birahi kami belum juga usai. Kami pun kemudian berganti posisi. Ci Ana sekarang dengan posisi menungging. Aku bersiap menusuknya dari belakang. Kuarahkan senjataku ke mulut kemaluannya sekali lagi. Sementara tangan kanannya membuka mulut vaginanya dengan lebar.

    Bless.. bless.. bles.., penisku masuk dengan lancar dan pasti. Tangan kananku meraih pinggangnya, sementara tangan kiriku memain-mainkan payudara kirinya. Tampak kepalanya menengadah setiap kali tusukanku kuulangi. Tiba-tiba ia menjerit sambil kedua tangannya memegang kepala ranjang dengan kuat.

    “Ah.. ah.. ah.. ah..!” rupanya ia orgasme, namun aku belum juga mencapai puncak. Memang aku lumayan perkasa kali ini.

    Beberapa menit berlalu.

    Ci Ana akhirnya bilang, “Win, kamu tiduran sok.. aku yang aktif sekarang.. biar sama-sama dong orgasmenya.”

    Setelah aku berbaring, ia yang hiperseks meraih penisku yang amat keras dan tegak dan dihisapnya sambil jongkok di sebelah kananku. Ia juga menjilat dan mengulum batanganku. Duh.. duh.. duh.. seperti melayang di awan-awan aku dibuatnya.

    “Wah, sebentar lagi kalau kuteruskan bisa-bisa aku nyemprotin mani di mulutnya nih.” pikirku.


    Lalu buru-buru aku menyuruhnya duduk di atas penisku. Ia pun memegang penisku dan dengan pelan-pelan duduk di atasnya sambil mengarahkan ke bibir vaginanya. Dan.. bles.. jeb.. bless.. jeb! Kulihat penisku seperti tenggelam dalam vaginanya.

    Aku hanya dapat merem melek jadinya. Ci Ana terus saja bergerak ke sana kemari. Naik-turun, kanan-kiri dan setelah beberapa saat ia melakukannya, aku merasakan ada sesuatu yang akan meledak dalam tubuhku. Segera saja aku bangkit sambil memeluk tubuhnya yang masih ada di atas selangkanganku.

    “Ah.. ah.. ah.. ah.. crot..! Crot! Crot! Crot..! Crot..!” sebanyak sembilan kali semprotan maniku masuk ke dalam vaginanya.

    Sesudah itu kami tiduran karena kelelahan. Ci Ana si hiperseks masih memeluk tubuhku.

    “Win, aku sebenarnya sudah lama ingin berhubungan intim denganmu.. aku tahu kau punya senjata yang hebat. Jauh lebih hebat dari suamiku yang loyo. Cuma aku belum mendapatkan kesempatan untuk itu. Makanya aku pancing kau dengan alat penis buatan itu. Jadi jangan marah ya. Tadi aku bersuara ketus seolah-olah menolak kamu hanya permainan saja.

    Aku mau tahu seberapa tahan kamu melihat tubuh wanita sepertiku. Makanya aku tadi tidak menutup pintu kamar. Karena kutahu pasti kamu belum pulang dan kamu tidak akan pulang sebelum kamu bisa menaklukkanku..” ujarnya tiba-tiba sambil tangannya membelai pelan penis kebanggaanku yang sudah mulai mengecil.


    Tidak kusangka ia mengatakan itu. Memang benar dugaanku. Ternyata Ci Ana memang hiperseks. Ia mau dengan siapa saja dan kapan saja memuaskan hasrat seksnya yang menggebu-gebu. Duh gusti, enaknya punya tetangga seperti dia.

    Bonus FOTO

  • Jitu Dan Sukses PDKT Sampai Tina Agresif Sering Ketagian Minta Bersetubuh

    Jitu Dan Sukses PDKT Sampai Tina Agresif Sering Ketagian Minta Bersetubuh


    2453 views

    Duniabola99.com – Dulu aku punya teman semasa duduk di SD, namanya Tina Maharani. Sebenarnya anaknya cukup manis dengan tubuh mungil, namun centilnya minta ampun. Ia pindah ke sekolahku saat aku duduk di kelas 5. Sejak pertama bertemu aku memang kurang suka kepadanya karena kecentilannya itu. Sewaktu melanjutkan sekolah di SMP dan SMA kami berpisah. Namun sikapku terhadapnya tidak berubah. Aku tetap saja tidak suka kepadanya. Apalagi ketika SMA, aku merasa pergaulannya tidak baik. Tapi itu dulu, kalau sekarang tentu lain cerita. Sampai ketika aku melanjutkan kuliah dan saat libur semester aku pulang kampung. Malamnya aku nongkrong dengan teman masa kecilku di sebuah warung gadogado. Tinapun ada di sana sambil berbisikbisik genit. Ia tibatiba duduk di sebelahku. Hai Anto, apa kabar? Kelihatan gemuk sekarang deh, katanya sok akrab. Aku menjawab sekenanya saja, masih belum ada interestku kepadanya. Namun ia tidak menyerah dan bertubitubi bertanya tentang keadaan diriku sekarang ini.

    Akhirnya aku yang menyerah dan meladeni pertanyaannya. Ternyata sebenarnya asyik juga anak ini sekarang. Hanya mungkin image yang tertanam sejak kecil membuatku mengambil jarak terhadapnya. Ia perlahan merapatkan duduknya ke arahku tanpa menarik perhatian orang lainnya. Ketika warung mulai sepi, maka tangannya mulai nakal mengusap pahaku dan memainkan bulu kakiku. Tentu saja penisku langsung berontak, membesar di balik celana pendekku. Ia tersenyum melihat bagian depan celanaku yang sedikit menggembung. Tak lama kemudian ia pulang karena sudah malam..

    Akupun pulang dengan penis yang mengembang karena elusan tangan Tina di pahaku tadi. Karena tensi sudah terlanjur naik ke ubunubun, maka malam itu kusemprotkan sperma dengan bantuan tanganku.

    Malammalam berikutnya aku jadi rajin ke warung gadogado untuk nongkrong dan menikmati elusan Tina di pahaku. Suatu ketika Tina pulang dan minta kuantarkan. Aku tentu saja dengan senang hati mengantarnya pulang. Sampai di rumahnya disuruhnya aku masuk dulu dan duduk di ruang tamu. Ruang tamunya kelihatan sepi, tapi dari arah ruangan dalam kudengar pelan suara TV. Tak tama kemudian Tina keluar lagi dan kami ngobrol sampai lama. Aku sudah mulai mengantuk dan beberapa kali menguap. Tian kemudian membuatkanku segelas kopi. Sambil menunggu kopi agak dingin kami kembali ngobrol. Ia duduk di depanku hanya memakai celana pendek dan kaus oblong.

    Tangannya mulai iseng mengusap lututku. Dengan refleks kutangkap tangannya dan kutarik ke arahku. Ia tidak melawan tarikan tanganku dan akibatnya sebentar kemudian ia sudah duduk dipangkuanku dan bibirku langsung melumat bibirnya. Ia terkejut sebentar, namun kemudian membalas lumatanku dengan ganas. Beberapa detik ia masih duduk dipangkuanku dan kami berciuman. Kurasakan ia tidak memakai BH. Aku terangsang dan napasku menjadi berat. Mendadak kami sadar dengan keadaan kami. Ia melepaskan pelukanku dan kembali duduk di tempatnya semula. Suasana menjadi kaku. Kami berdua samasama merasa kikuk dengan apa yang telah kami perbuat baru saja. Begitu kopi habis, maka aku segera berpamitan pulang. Ia mengantarku sampai ke sudut rumahnya. Di sana kupeluk dan kucium lagi bibirnya. Sekitar lima menit kami masih berpelukan di sana. Untung lampu di sudut rumahnya putus sehingga kami leluasa bercumbu di sana.

    Akupun pulang dengan tersenyum. Kembali sampai di rumah dengan bantuan tangan kukeluarkan lagi sperma sedari tadi yang sudah sampai di ujung penisku. Kubayangkan Tina di bawahku sedang memekikmekik menerima penisku. Tiga malam berikutnya kami selalu bercumbu di sudut rumahnya. Ia mulai berani mengusap bulu dadaku dan menciumi putingku. Akibatnya tiap malam sepulang dari rumahnya spermaku kumuntahkan. Malam terakhir kami bercumbu lagi. Ia merebahkan badannya melintang telentang di atas kedua pahaku. Kubuka kancing kemejanya dan seperti biasa ia tidak memakai BH. Kuisap putingnya yang kecil berwarna kemerahan itu. Tanganku menggesek bagian depan celana dalamnya. Kepalanya sudah mendongak pasrah, giginya menggigit bibir dan mengeluarkan desahan lirih yang sangat menggoda. Kubisikkan, Kamu mau ini kita lanjutkan? Kalau kamu mau kita lakukan di belakang rumah saja. Sepi dan gelap di sana, katanya. Tibatiba saja aku bisa menguasai diri dan berkata,Tidak Tin. Cukup sudah sampai di sini. Aku tidak mau menanggung resikonya.

    Akhirnya aku pulang.

    Setelah kejadian itu maka setiap libur semester aku pulang kampung dan tak lupa lupa bercumbu dengannya. Meskipun aku sebenarnya sudah berpengalaman (setelah diajari Ibu Heni, alias Hanny), namun dengan Tina paling jauh hanya sebatas petting. Sebenarnya kalau aku mengendaki lebih jauh Tina mau saja, karena iapun sudah sering melakukannya dengan orang lain. Ia pernah mengajaknya bersetubuh. Kukatakan kalau akupun mau dengan syarat pakai kondom. Ia menolaknya. Sampai suatu ketika kudengar kabar kalau ia menikah dengan seorang PNS. Selentingan yang beredar suaminya itu hanyalah korban dari permainannya. Sebenarnya banyak yang sudah mencicipi tubuhnya tetapi si PNS tersebut yang masuk terjebak dalam perangkapnya.

    Waktupun berlalu dan aku sudah lulus dan bekerja di Jakarta. Ketika ada libur tiga hari berturutturut aku pulang. Aku berjalanjalan dan tak terasa lewat di samping rumahnya. Kulihat ia ada di teras dan melihatku serta menyuruhku mampir ke rumahnya. Kami duduk di teras sambil bercerita. Mana suamimu? tanyaku. Nggak ada. Dia jarang pulang ke sini. Ia lebih banyak di kantor dan pulang ke rumah istri tuanya, katanya. Ternyata suaminya terkena kasus indisipliner dan sekarang disuruh untuk menjadi sopir atasannya. Aku baru tahu kalau Tina menjadi istri muda. Ia mengingatkanku tentang apa yang dulu kami lakukan. Akupun mulai terangsang ketika dengan genit ia menceritakan kembali peristiwa beberapa tahun yang lalu. Kamu benarbenar mau? Kalau mau sejam lagi kita ketemu di terminal dan check in ke luar kota! kataku. Kulihat matahari masih berada di atas kepalaku, berarti sekitar tengah hari.

    Akhirnya kamipun bertemu di terminal dan meluncur ke luar kota untuk mencari tempat menyalurkan hasrat kami. Di dalam bis sepanjang jalan ia terus mengusap pahaku dan sekalisekali mencengkeram lulutku dengan kukunya. Aku menjadi terangsang sekali dengan ulahnya. Kubalas dengan menekan sikuku ke dadanya dan kuputarputarkan. Kami saling merangsang dengan cara kami. Aku mau nanti kita main dengan posisi nungging dan 69, kataku menggodanya. Ia mencubitku lalu berkata,Kita lihat saja nanti. Kamu masih ikut KB? kataku lagi. Nggak, untuk apa. Dia belum tentu sebulan datang tidur di rumah. Dua jam kemudian kami sampai di kota tujuan kami. Turun dari bis aku langsung masuk ke apotik di depan terminal bis. Ngapain ke apotik? tanyanya. Hussh. Untuk pengamanan, kamu kan tidak ikut KB, kataku. Sambil berjalan mencari hotel terdekat, para tukang becak di depan terminal berlombalomba menawarkan diri. Mari Pak, saya antar ke tempat yang bersih dan murah.

    Mereka ini langsung tahu saja. Aku jadi berpikir apakah kami ini kelihatan sekali sebagai pasangan selingkuh yang sedang mencari tempat berkencan. Akhirnya kami mendapatkan sebuah hotel tidak jauh dari terminal. Kamarnya cukup bersih dengan satu ranjang king size. AC kamar kunyalakan dan udara dingin mulai menyebar di dalam kamar ini. Karena perjalanan tadi cukup jauh maka tubuh kami rasanya lengket dengan debu bercampur keringat. Kuajak Tina untuk mandi bersama. Ia menolak dan menyuruhku mandi duluan. Aku melepas semua pakaianku di depannya dan masuk ke kamar mandi. Aku belum selesai mandi Tina menyusulku ke kamar mandi dengan berbalut handuk sebatas dada. Segera kutarik handuk yang melilit tubuhnya dan segera bibirku menyerang bibirnya dengan gencar. Ia membalas dengan ganas.
    Hmmhh. Masih pintar juga kamu bersilat lidah, godaku. Heehh. Kan kamu juga dulu yang ngajarin. Susumu masih kencang seperti dulu. Tapi sekarang agak lebih besar, kataku setelah meremas payudaranya dan mengecup putingnya. Sambil mandi kami masih terus berciuman. Ketika aku akan berbuat lebih jauh lagi ia mendorongku. Nanti saja di ranjang. Kalau sudah selesai, sana ke kamar duluan, katanya.

    Aku mengeringkan tubuhku dan langsung berbaring di atas ranjang. Udara kamar terasa dingin. Aku menarik selimut dan menutupi badanku sampai ke dada. Tak lama kemudian Tina pun menyusulku masuk ke bawah selimut. Ia berbaring menyamping di sebelahku dan tangannya mengusap bulu dada dan menggelitik putingku. Penisku yang sudah lama menantikan saat ini segera saja langsung berdiri. Kubuka selimut yang menutup tubuh kami, dan kutindih tubuh mungilnya. Tina membuka lebar kedua kakinya sehingga penisku bisa menggesek rambut kemaluan di selangkangannya. Mulutnya setengah terbuka menantikan serangan bibirku. Belum lagi bibirku menempel di bibirnya, kepalanya sudah naik menyambut serangan bibirku. Kami saling menikmati rujak bibir ini beberapa saat. Sementara itu penisku sudah tak sabar ingin segera melakukan penyerangan. Sejak di perjalanan tadi Tina tak hentinya merangsangku di bagian paha dan lutut. Tidak disangka. Dari dulu sudah mengarah namun baru kali ini kita bisa kenthu, bercinta, desahnya. Kenthu adalah bahasa slank di daerah Jawa untuk bersetubuh. Tin, doggy dan 69nya nanti saja ya. Kita nikmati dulu babak pertama dengan cepat! bisikku. Ihh.. sudah nggak sabar lagi ya, katanya sambil mencium telinga, leherku dan kemudian singgah di putingku. Habisnya, sejak di bis tadi kamu sudah membuatku kepanasan.


    Kuraih kotak kondom yang sudah kusiapkan, kubuka dan dengan cepat kupasang pada penisku yang sudah tegak menantang. Kutindih lagi tubuhnya dan kubuka kakinya lebarlebar. Kuarahkan penisku untuk menembus vaginanya. Rasanya sulit sekali untuk menembus liang vaginanya. Penisku sepertinya kehilangan arah untuk menemukan jalan masuk liang kenikmatannya. Padahal dengan memakai kondom, kuharap permukaan kondom yang licin akan mempermudah pekerjaanku. Ia semakin melebarkan kakinya dan tangannya membantu penisku menemukan lubang vaginanya. Dorong To.. Yaahkk.. Tekan.. Tekan kuat. Kudorong degan kuat dan peniskupun meluncur dengan mulus di lorong vaginanya. Meskipun memakai kondom, namun desakan dan gesekan dinding vagianya masih dapat kurasakan. Tin.. Ouhh nikmat Tin.. aku mendesis. Kamu tidak mau dikasih enak dari dulu, ia menjawab dengan napas memburu. Mukanya kelihatan memerah dadu. Aku merasa bahwa ronde ini akan berlangsung dengan cepat, maka kubisikkan lagi untuk memastikan supaya ia juga bermain dengan cepat. Kita main cepat Tin. Rasanya aku sudah tak tahan lagi. Tina menganggukan kepalanya. Aku akan mengimbangimu. Akupun rasanya ingin segera menikmati ledakan kenikmatan itu. Aku segera menggenjotnya dengan tempo sedang dan semakin lama semakin cepat. Ia mengimbanginya dengan menggerakkan pinggulnya.

    Sementara itu mulut kami saling berpagut dan melumat sampai menibulkan bunyi kecipak yang cukup keras. Kadang juga kusedot putingnya dengan keras dan ia menggelitik lubang telingaku dengan lidahnya. Ketika ia menjilati putingku, kubalas sama dengan perlakuannya tadi padaku. Kugelitikin lubang telinganya dan kuhembuskan napasku yang memburu di sana. Gairah kami semakin memuncak dan gerakan kami semakin cepat dan liar. Aku tak mau menahan lebih lama lagi. Ketika kulihat mulut Tina terbuka seperti mulut ikan yang kekurangan air akupun tahu sebentar lagi ia juga akan sampai ke puncak. Hah.. Hh.. Hh.. Huuhh.. Ouhh Tina nikmat sekali milikmu, kataku terengahengah. To.. Ayo lebih cepat lagi To..

    Genjotan demi genjotan, desah napas yang semakin memburu bercampur dengan keringat yang menitik akhirnya membawaku untuk segera mencapai puncak kenikmatan. Erangan kami saling bersahutan memenuhi seluruh sudut kamar. Tina.. Tin.. Ahhk sekarang.. Ouhhkk To.. Lakukan.. Ayo tekan sekuatnya Kepalanya mendongak dan tangannya meremas rambutku. Kupeluk pinggangnya dan kuangkat ketika aku dengan cepat menghentakkan serangan terakhirku. Akhh.. Yeahh.. Arrghkk.. Ouhh. Ia melenguh panjang ketika lahar kepuasanku menyemprot keluar. Dinding vaginanya berdenyut menyedot penisku. Matanya terpejam dan remasan tangannya pada rambutku semakin kuat. Aku terkapar lemas di atas tubuhnya dengan tubuh basah oleh keringat dan napas yang seakanakan mau putus. Ketika penisku akan kutarik ia menahan pinggangku dan memberikan sebuah denyutan kuat di vaginanya. Aku kembali tersentak dan mengejang merasakan remasan dinding vaginanya.

    Setelah membersihkan diri kami berbaring dan rasanya badanku lelah sekali setelah menyelesaikan ronde ini. Kukatakan padanya, Sorry Tin, rasanya aku capek sekali. Aku mau tidur dulu sebentar untuk memulihkan tenagaku. Bukankan nanti masih ada babak berikutnya? Ia mencubit pinggangku dan aku mulai memejamkan mata. Kurasakan tangan Tina memeluk dan mengusap pinggangku. Kurang lebih sejam kami tertidur. Aku bangun dan merasakan badanku mulai segar kembali. Kulihat Tina masih memejamkan mata dengan tarikan napas teratur. Kuberikan usapan dengan ujung jariku mulai dari tengkuk hingga belahan pantatnya. Tina tersadar dan menggeliat. Uppss.. Mulai nakal ya. Sekali dikasih maunya nambah terus. Kenapa sih dari dulu nggak mau? Aku nggak siap mental waktu itu? kataku.Dulupun kalau kita bercinta dengan memakai sarung karet pengaman tentu saja aku mau. Buktinya suamimu sekarang terjebak dalam permainanmu, kataku lagi dalam hati.

    Ujung jariku masih melakukan gerakan memutar di punggungnya. Ia membalas dengan melakukan sentuhan ringan di pinggangku dan turun ke buah zakarku. Penisku perlahan mulai mengeras seiring dengan naiknya gairahku. Aku bergerak sehingga posisi dadanya sekarang di depan mulutku. Putingnya yang kecil berwarna coklat kemerahan digesekkannya di ujung hidungku dan segera kutangkap dengan bibirku. Mulutku bergerak ke bawah perutnya, ia membuka pahanya agar memudahkan aksiku. Aku menggesekkan hidungku ke bibir vaginanya. Lakukan To.. Teruskan. Ahkk!! Ia menghentakkan kepalanya dengan keras ke atas bantal meluapkan kekecewaannya. Belum Tin.. Nanti pasti kulakukan. Aku belum ingin melakukannya sekarang, hanya sekedar memberikan fantasi dan membuatnya penasaran. Kepalaku kembali bergerak ke atas dan menciumi sekujur dadanya. Tangannya berada di atas kepala sambil meremas ujung bantal.

    Kami berguling sedikit dan sebentar kemudian ia sudah berada di atasku. Bibirnya dengan lincah menyusuri wajah, bibir, leher dan dadakuku. Tina mendorong lidahnya jauh ke dalam mulutku, kemudian menggelitik dan memilin lidahku. Kubiarkan Tina yang mengambil kendali penyerangan. Sesekali lidahku membalas mendorong lidahnya. Kujepit putingnya dengan jariku sampai kelihatan menonjol kemudian kukulum dan kujilati dengan lembut. Auhh, Ayolah Anto.. Teruskan.. Lagi, ia merintih pelan. Kemaluanku mulai menegang dan mengeras. Kukulum payudaranya semuanya masuk ke dalam mulutku, kuhisap dengan kuat, dan putingnya kumainkan dengan lidahku. Napas kami memburu dengan cepat dan badan kami mulai hangat oleh darah yang mengalir deras. Ayo puaskan aku sayang.. Ahh.. Auuh! Tina mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya. Tangan kiriku mulai menjalar di pangkal pahanya, kumasukkan jari tengahku ke belahan di celah selangkangannya dan kugesekgesekkan ke bagian atas depan vaginanya. Ahh.. Kamu pandai sekali. Sementara itu tangan kananku meremas buah dadanya dengan lembut. Tangannya membalas dengan memegang, meremas dan mengocok penisku. Dengan liar kuciumi seluruh bagian tubuhnya yang dapat kujangkau dengan bibirku. Beberapa saat kemudian penisku mengeras maksimal. Kepalanya memerah dan berdenyutdenyut.

    Jari tengah kiriku kugerakkan lebih cepat dan tubuhnya kemudian berputarputar menahan rasa nikmat. Pinggulnya naik dan bergoyanggoyang. Kupelintir puting payudara kirinya dan dan mulutku menjilati puting kanannya. Sementara itu jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat dan liar gerakan pinggulnya. Kepalaku bergerak turun perlahan sampai di selangkangannya dan segera mengambil alih pekerjaan jariku. Kubuka bibir vaginanya dengan jariku dan dinding vaginanya yang mulai basah oleh lendir agak kental dan lengket segera kujilati. Bibir vaginanya kugaruk dengan kumisku. Ia menggelinjang tidak karuan. To.. Anto.. Aku juga mau merasakan penismu,

    Aku bergerak memutar sehingga penisku berada di depan mulutnya. Ia kemudian mengecup kepala penisku. Lidahnya membelah masuk ke lubang kencingku. Aku merasakan sensasi kenikmatan yang tidak terkira dan secara refleks aku mengencangkan otot kemaluanku. Buah zakar yang menggantung di bawahnya kemudian diisapnya dan dijilatinya sampai titik Kundaliniku. Aku hanya menahan napasku setiap ia menjilati titik sensitif ini. Kami seakan berlomba untuk memberikan rangsangan pada alat kelamin. Kami bergantian menikmatinya. Ketika ia mengulum, mengisap dan menjilat penisku aku menghentikan aksi lidahku dan menikmatinya demikian juga sebaliknya ketika klitorisnya kujilat dan kutekan dengan lidahku ia berdesis keras menahan rasa nikmat. Tangannya kadang menekan kepalaku dengan keras ke selangkangannya. Putar To. Berguling, aku ingin di atas, pintanya dengan manja. Aku berguling dan kembali kami melanjutkan aktivitas kami. Kini mulutnya dengan leluasa beraksi di penis dan area sekitar pangkal pahaku. Penisku sudah mulai terasa ngilu menahan sedotan mulutnya yang sangat kuat. Tina, ayo kita masuk dalam permainan berikutnya..


    Kembali kuambil kondom dan Tina membantu tanganku memasang dengan baik pada penisku yang sudah berdiri keras. Dengan gerakan perlahan Tina berjongkok di atas selangkanganku dan mulai menurunkan pantatnya. Sebentar kemudian dengan mudah aku sudah menembus guanya yang hangat dan lembab. Kembali kurasakan sempitnya alur vaginanya. Pinggulnya bergerak naik turun dan aku mengimbanginya dengan memutar pinggul dan menaik turunkan pantat. Kakinya menjepit pahaku dan kadang dikangkangkan lebarlebar. Kuciumi bahu dan dadanya. Beberapa kali kugigit sampai meninggalkan bekas kemerahan. Tangannya menekan dadaku sekaligus menahan berat badannya. Gerakan pinggulnya berubah menjadi berputar cepat dan semakin cepat lagi. Tak lama kemudian ia merebahkan tubuhnya merapat di atasku dan mulai menghujaniku dengan ciuman dan gigitan. Kini dadaku yang berbekas kemerahan di beberapa tempat.

    Aku mengambil posisi duduk dan kubalikkan tubuhnya ke arah berlawanan dengan arah kepalaku tadi. Kini aku berada di atasnya. Jepitan dan sempitnya vagina membuatku kadang melambatkan tempo dan berdiam untuk lebih rileks. Namun ketika aku diam jepitan dinding vaginanya ditingkatkan sehingga aku tetap saja didera oleh rasa nikmat luar biasa. Kucabut penisku dan kubalikkan tubuhnya. Sekarang doggy Tin, bisikku. Ia mengerti maksudku. Segera ia menaikkan pantatnya yang bulat dan masih kencang. Kuposisikan diriku di belakang pantatnya dengan berdiri pada lututku. Diraihnya penisku dan segera diarahkan untuk masuk ke dalam vaginanya kembali. Kuterjang vaginanya dengan gerakan lembut. Tanganku memegang pantatnya dan membantu menggerakkan pantatnya maju mundur. Ia mulai menggelinjang dan mengejang tertahan, kedua tangannya mencengkeram dan meremas sprei. Kepalanya ditekankan ke atas bantal. Ouhh.. Sudah To.. Aku tak kuat.. ia merintih ketika pantatku kugerakkan kebelakang sampai penisku hampir terlepas dan kumajukan dengan cepat. Kuulangi beberapa kali lagi dan iapun menekankan kepalanya miring di atas bantal. To.. Kita kembali posisi.. Kita.. Aku.. ia menjerit dengan katakata yang tidak jelas. Ia menginginkanku kembali dalam posisi konvensional.

    Kembali kucabut penisku dan segera kurebahkan kembali dalam posisi konvensional. Aku merasa ia ingin segera mengakhiri babak kedua ini. Vaginanya kugenjot semakin cepat dan kuangkat kaki kirinya dan melipatnya sampai lututnya menempel di perutnya. Aku setengah berdiri di atas lututku. Dengan satu kaki terangkat dan satu lagi dikangkangkannya lebarlebar ia semakin meracau tidak jelas, Ouahh..Hhuuhh!.Dinding vaginanya mulai berdenyut dan akupun sudah mencapai titik ideal untuk mencapai garis finish. Kakinya yang tadi kulipat kukembalikan lagi dan segera kedua pahanya menjepit pinggangku. Sekarang Tina.. Uuughh, aku menggeram keras. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalamdalam di vaginanya. Ouhh Anto.. Aaiihh! iapun memekik kecil.

    Jepitan kakinya semakin ketat dan denyutan di vaginanya terasa meremas penisku. Ditekannya pantatku ke bawah dengan betisnya. Setelah beberapa saat kami samasama terkulai lemas Udara sejuk dari AC sangat membantu kami untuk beristirahat dan memulihkan tenaga. Tina masih mengusap dan mempermainkan bulu dadaku. Ia berbaring miring di sebelahku dengan sebelah kakinya ditumpangkan di atas kakiku. Kupeluk tubuhnya dan kuusapusap dengan lembut.Aku masih ingin bersamamu sekali lagi untuk berbagi kenikmatan, katanya sambil mengecup lenganku.

    Setelah beberapa saat kemudian, maka napas dan detak jantung kamipun kembali normal dan kami tidur berpelukan. Ketika kulihat keluar dari lubang ventilasi di atas pintu langit sudah tampak gelap. Kuajak Tina untuk makan malam. Kami keluar dari hotel dan makan di rumah makan terdekat. Aku memesan sate yang dibakar setengah matang dan gulai kambing sementara Tina memesan soto ayam. Setelah makan kuajak Tina untuk kembali ke hotel. Begitu kamar terkunci Tina langsung memelukku dan menyerbuku dengan ganas. Kulucuti pakaiannya satu persatu dan setelah itu ia gantian melucuti pakaianku. Mandi dulu Tin biar segar, kataku. Enggh.. Nggak usah To, nanti saja sekalian. Kuangkat tubuhnya yang mungil dan kubawa ke kamar mandi. Ia merontaronta, namun tidak dapat melepaskan diri dariku. Di bawah segarnya guyuran air hangat dari shower terasa badanku menjadi lebih segar.Tanpa mengenakan apaapa lagi kubawa Tina kembali lagi ke ranjang. Ia sudah merengek genit minta untuk masuk babak berikutnya. Aku masih menatap dan menikmati pemandangan indah di depanku. Tina yang sedang dalam keadaan telanjang terlentang mengangkang di atas ranjang. Rambut hitam tipis menghiasi celah pahanya.

    Kutarik kakinya sampai melewati tepi ranjang dan dalam posisi membungkuk aku segera menghisap dan mencium vaginanya. 69 lagi To. Aku masih ingin bermain dengan penismu, rengeknya. Kuikuti kemauannya dan kini kembali kami bermain dalam posisi 69 sampai ia benarbenar puas memberi dan menerima rangsanganku. Aku berjongkok di depannya. Jari tengah dan Ibu jariku membuka vaginanya. Dengan penuh nafsu, aku menciumi kemaluannya dan kujilati seluruh bibir luar dan sampai bibir dalamnya. Oh.., teruss.. An.. To.. Aduhh.. Nikmat… Aku terus mempermainkan klitorisnya yang sebesar biji kacang tanah. Seperti orang yang sedang berciuman, bibirku merapat di belahan vaginanya dan lidahku terus berputarputar di dalamnya. Anto.., oh.., teruss sayamgg.. Oh.. Hh!!. Desis kenikmatan yang keluar dari mulutnya, semakin membuat gairahku berkobar. Kusibakkan bibir kemaluannya tanpa menghentikan aksi lidahku. ooh.. Nikmat.. Teruss.. Teruss.., teriakannya semakin merintih.

    Ia menekan kepalaku dan menjepit dengan pahanya. Ia mengangkat pinggul, cairan lendir yang keluar dari dinding vaginanya semakin membanjir. Vaginanya sudah basah terkena ludah bercampur lendirnya. Aku jilat lagi, terasa sedikit asin dan beraroma segar yang khas. Sudah Anto.. Sudah.. Ayo kita..!! Kulepaskan mulutku dari selangkangannya dan aku berbaring di sampingnya. Ia naik ke atas tubuhku dan menciumi bibir dan telingaku. Mulutku menghisap kedua payudaranya, kugigit putingnya bergantian. Ia hanya melenguh panjang dan gairah kami berduapun semakin memuncak.

    Tangannya menyusup di sela pahaku, kemudian mengelus, meremas dan mengocok penisku. Pantatku sesekali kunaikkan dan menahan napas. Bibirnya mengarah ke leherku, mengecup, menjilatinya. Napasnya dihembuskan dengan kuat ke dalam lubang telingaku. Kini dia mulai menjilati putingku dan tangannya mengusap bulu dadaku kemudian menjalar sampai ke pinggangku. Aku semakin terbuai kenikmatan. Kupeluk dan kuusap pungungnya dengan lembut dari leher sampai pantatnya. Ketika sampai di pantatnya kuremas bongkahan pantatnya dengan gemas. Tangan kiriku dibawanya ke celah antara dua pahanya. Jari tengahku masuk, mengusap dan menekan bagian depan dinding vaginanya dan bersama Ibu jari menjepit dan memilin sebuah tonjolan daging sebesar kacang. Setiapkali aku mengusap dan memilinnya Tina mendesis keras seperti orang yang kepedasan SShh.. Ouhh.. Sshhss


    Tangannya masih memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak. Kembali kami berciuman. Buah dadanya kuremas dan putingnya kupilin dengan jariku sehingga dia mendesis perlahan dengan suara merintih. SShh hhiihh.. Sshh.. Ngghh.. Ayo To.. Antokhh. Perlahan lahan diturunkankan pantatnya sambil memutarmutarkannya. Kepala penisku dipegang dengan jemarinya, kemudian digesekgesekkan di mulut vaginanya. Terasa sudah mulai lembab karena cairan dinding vaginanya. Aku tersadar belum mengenakan kondom. Kudorong badannya perlahan dan kubisikkan, Kondom… Kuambil kondom yang tinggal satu dan mulai menyobek bungkusnya. Namun sebelum kupasang ia merebutnya dan membuangnya jauh ke sudut kamar. Kutatap mukanya, ia balas menatapku lembut dan berbisik,Kali ini aku ingin naturally. Tapi.. Aku tak sempat melanjutkan katakataku karena dia telah menyumbat mulutku dengan bibirnya. Tangannya kembali meremas dan mengocok penisku sampai membesar dengan maksimal. Dia membawa penisku untuk segera masuk ke dalam vaginanya. Ketika sudah menyentuh bibir guanya, maka ditekannya pantatnya perlahan. Akupun menaikkan pantatku menyambutnya.

    Tina merenggangkan kedua pahanya dan segera kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. Ayolah Tina.. Tekan sekuatmu.. Dorong.. Aku akan menusuk dari bawah..!! Tina semakin menekan pantatnya dan peniskupun semakin dalam masuk ke lorong nikmatnya yang sempit. Tanpa memakai kondom jelas sekali bahwa kenikmatan yang ia berikan jauh di atas apa yang kurasakan dalam dua babak terdahulu. Ouhh.. Tina, tanpa sadar aku setengah berteriak. Ditutupnya mulutku dengan telapak tangannya dan dimasukkan jarinya ke dalam mulutku. Kukulum jarinya dengan lembut.

    Tina bergerak naik turun dan memutar. Perlahanlahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya maka penisku seperti disedot sebuah kompresor yang lembut. Tina mulai mempercepat gerakannya namun aku mengatur kecepatan gerakan pantatku dari bawah perlahan. Tina membuat denyutandenyutan di dalam lubang vaginanya. Tina.. Pelan saja. Kita nikmati babak terakhir ini desisnku sambil mengulum payudaranya. Buah dadanya yang sedang putih mulus dengan puting yang coklat kemerahan terasa menantang untuk kulumat. Kuremasremas lembut payudaranya yang semakin mengeras. Ohh.. Teruss To.. Teruss..! desahnya. Kuhisaphisap putingnya yang keras seperti biji kelengkeng, sementara tangan kiriku meremas pinggang dan buah pantatnya. Desahan kenikmatan semakin keras terdengar dari mulutnya.

    Kemudian ciumanku beralih ke ketiaknya. Tina mengangkat lengannya untuk memberikan kesempatan padaku menciumi ketiaknya. Ia kegelian sambil mendesah, matanya terpejam dan kepalanya menengadah. Oh.., ennaakk.., terussh..! Rambutnya sudah awutawutan. Ternyata, wanita bertubuh kecil ini benarbenar sangat ekspresif dalam menyalurkan gairahnya. Gairah kami semakin bergelora dan kini saatnya untukku kembali menimba kenikmatan. Kugulingkan badannya dan dengan posisi setengah kutindih ia menjilat leher kemudian dada dan putingku. Aku menumpukan berat tubuhku pada kedua lenganku. Sementara gerakan pantatku sedikit kukurangi justru Tina menggerakkan pantatnya dengan cepat.

    Aku merasakan nikmat yang luar biasa. Tina tersenyum. Lalu kucium bibirnya. Kami berciuman kembali. Lidahnya dimasukkan ke dalam mulutku, menari dalam rongga mulutku dan menjilati langitlangit mulutku. Aku membalas dengan mengulum dan menghisap lidahnya. Kutarik biji penisku sehingga terasa semakin keras dan memanjang. Pinggulnya naik menyambut hunjamanku. Kumasukkan penisku ke dalam vaginanya sampai terasa menyentuh dinding rahimnya. Oh.., Gimana.. Rasanya sayang.., Ouuh!! aku berbisik. Hhahh!! Ooh.., enakk… Kini Tina yang membuat gerakan peristaltik di sepanjang lorong vaginanya. Batang penisku seperti dipilinpilin. Tina terus menggoyangkan pinggulnya. Oh.. Tinaku.. Terus.. Sayang.. Mmhhkk… Pinggulku kuhujamkan lagi lebih dalam. Tina dengan gerakan pinggulnya yang naik turun dan berputar semakin menenggelamkan kontolku ke liang kenikmatannya. Oh.. Isap dadaku.. Sayaangg, remass.. Terus.. Oh.. Uhhu..! Erangan dan rintihan kenikmatan terus memancar dari mulutnya. Oh.. Tina.., terus lebih cepat.., teriakku menambah semangatnya.

    Goyangan pinggulnya semakin di percepat. Tangannya memeluk erat leherku. Ahh.. Ah.., aku.. Cepat.. Aku.. Maa.. Uuu.. Keluuaarr, .. Oh..! ia mendesah. Jangan.. Dulu aku masih ingin menikmatimu! kataku terengahengah. Aku tahu wanita ini hampir mencapai puncak kepuasan tertinggi, namun aku masih ingin menikmati tubuhnya. Kuberikan isyarat agar ia menghentikan gerakannya dulu sambil beristirahat sejenak. Kami hanya berdiam dengan saling memeluk. Kali ini tidak ada erangan atau pekikan. Yang ada hanya desisan kecil dan desahan lembut. Hanya otot kemaluan kami yang saling berkontraksi yang satu mendesak dan yang satu lagi menjepit. Rasanya penisku seperti diisap oleh sesuatu seperti lumpur hidup. Tangannya terus mengelus punggung dan pinggangku.

    Setelah beberapa saat berdiam, maka dengan perlahan aku mulai menggenjotnya lagi. Aku menggenjotnya dengan pelan tujuh kali dan pada hitungan ke delapan kuhempaskan seluruh berat tubuhku di atas tubuhnya. Hhgghhkk… Ia menahan napas menahan berat tubuhku. Bibirnya mengejar putingku dan mengulumnya. Ohh.. Tina.. Geli.. Desahku lirih. Namun Tina tidak peduli. Ia terus mengecup, mengulum putingku kanan kiri bergantiganti. Karena rangsangan pada putingku maka kupercepat genjotanku sehingga ia memekikmekik kecil. Oh.. Anto.. Nikmatnya.. Jantanku.. Kuda liarku.. Kamu..! Ia diam hanya menunggu dan menikmati gerakanku. Beberapa saat ia hanya diam saja, seolaholah pasrah. Aku menjadi gemas, kutarik rambutnya kebelakang. Dadanya naik dan kugigit putingnya. Kukecup gundukan payudaranya kuat sampai memerah Ouhh.. Sakit.. Ped.. Dih. Ouhh..!

    Kurasakan aku tidak akan kuat lagi menahan desakan dalam saluran kencingku. Kutatap matanya dan kubisikkan, Sekarang.. Yang.. Sekarang. Ia mengangguk lemah, Yyachh.. Eghhkk. Begitu semprotan pertama kurasakan sudah di ujung lubang kencingku, maka kembali kuhempaskan tubuhku ke bawah. Tina menyambutnya dengan menaikkan pinggulnya kemudian memutar dengan cepat dan kembali turun. Tangannya menjambak rambutku dan kemudian memukulmukul punggungku. Kutarik rambutnya dan kutekan kepalaku di lehernya. Oh.. To.. Anto.., kau begitu liar dan pintar memuaskanku., ujarnya. Denyutan demi denyutan berlalu dan semakin lama semakin melemah. Kukecup bibirnya dan menggelosor di sampingnya. Kalau begini rasanya aku tidak mau pulang malam ini To katanya mesra sambil mengusapusap dadaku. Jangan, nanti kamu dicari keluargamu.

    Setelah beberapa lamanya berpelukan dan beberapa kali ciuman ringan. Hembusan udara dingin dari AC kembali terasa menggigit kulitku. Jam sembilan malam kami check out dan jam sebelas kami sudah sampai di rumah. Kami turun di terminal dan naik ojek ke rumah. Ia melarangku untuk mengantarnya. Nggak usah To, nanti nggak enak sama tetangga. Kalau aku pulang sendirian orang tidak akan curiga. Besok kamu pulang ya? Jangan lupa nanti kalau pulang kampung beritahu aku. Kita berangkat pagipagi agar mempunyai waktu lebih lama. Kalau perlu menginap dua atau tiga malam, katanya sambil tersenyum. Menginap dengan Tina? Ada yang mau?

  • Kisah Memek Bercinta Dengan Dua Tante

    Kisah Memek Bercinta Dengan Dua Tante


    2244 views

    Duniabola99.com – Pukul 20:00 WIB bel pintu rumah kontrakanku berdering, ketika itu aku di dapur sedang membuat mie rebus kesukaanku Dengan berlari kecil menuju pintu depan, lalu aku membuka pintu, ternyata yang datang ke rumahku adalah Tante Sally berserta temannya, aku belum kenal siapa dia

    “Hi Jaka apa kabar Sayang,” kata Tante Sally
    “Ooo Tante, Silakan masuk Tan,” balasku sambil mempersilakan mereka duduk di sofa panjang di ruang tamu
    “Tan, maaf yach di tinggal dulu mo matiin kompor soalnya lagi masak mie nich ” kataku
    “Oh ya Ded silakan ” balasnya


    Seketika itu juga aku beranjak ke dapur Dua menit kemudian aku kembali ke ruang tamu lagi Lalu aku di kenalkan dengan temannya oleh Tante Sally

    “Ded, kenalin nich temen tante,” katanya
    “Vina ” katanya
    “Jaka ” balasku

    Lalu terjadilah perbincangan antara kami bertiga, hingga akhirnya Tante Sally mengajakku untuk ML bersama-sama

    “Ded, puasin kita dong mau khan?” kata Tante Sally
    “Boleh kapan?” tanyaku pura-pura bodoh
    “Yach sekarang dong masa tahun depan sich,” kata Tante Vina
    “Ded Tante Sally udah cerita tentang kamu, dan Tante Vina tertarik mau nyobain permainan kamu Ded,” katanya
    “Ah, Tante Vina ini ada-ada aza,” candaku

    Kemudian aku berdiri menuju sofa, dan aku duduk di tengah-tengah mereka, tanganku mulai memegang dan meremas-remas payudara Tante Vina dari luar bajunya, dan kulihat Tante Vina mendesis, dan dia hanya diam saja sewaktu tanganku memainkan payudaranya

    Lalu aku mulai mencium bibirnya, bibirku dibalas oleh Tante Vina dengan ganasnya Lidah kami saling berpautan dan air ludah kami saling telan Melihat aku dengan Tante Tining sedang asyik bercumbu, tangan Tante Sally mulai bergerilya, meremas-remas batang kejantananku dari luar celanaku

    3 menit setelah aku selesai menikmati bibir dan aksi remasanku di payudara Tante Vina, lalu aku mengajak mereka masuk ke dalam kamar tidurku Lalu kami bertiga masuk ke kamarku Di dalam kamarku mereka berdua melepaskan pakaiannya masing-masing hingga bugil


    Alamak aku sempat tertegun melihat kedua tubuh mereka dan kedua payudara serta liang kewanitaan mereka yang indah itu Payudara mereka sama besarnya, cuma perbedaan dari mereka adalah bulu kemaluannya, bulu kemaluan Tante Sally sangat lebat dan hitam, sedangkan kewanitaan Tante Vina bersih tanpa bulu

    Setelah mereka bugil, lalu mereka melucuti seluruh pakaianku satu-persatu serta celanaku hingga bugil Lalu aku naik ke atas tempat tidurku Aku mengatur posisi, posisiku tiduran terlentang, Tante Vina kusuruh naik ke atas wajahku dan berjongkok lalu aku mulai mejilat-jilat liang kewanitaannya dengan lidahku, sesekali jariku memainkan klitorisnya dan memasukkan jariku ke dalam liang kewanitaannya yang sudah basah itu, sedangnkan Tante Sally kusuruh mengerjai batang kejantananku

    Batang kejantananku di kocok-kocok, dijilat-jilat dan dikulum ke dalam mulutnya hingga semua batang kejantananku masuk ke dalam mulutnya Terasa nikmat sekali ketika batang kejantananku dikenyot-kenyot oleh Tante Sally

    Selang 10 menit aku melihat Tante Sally mulai mengubah posisinya, dia berjongkok di atas selangkanganku dan batang kejantananku diarahkan ke liang kewanitaannya dengan tangannya dan , “Bleess bleess ” masuklah batang kejantananku ke liang senggamanya dan terasa hangat dan sudah basah

    Lalu Tante Sally menaik-turunkan pantatnya, terdengar suara desahan-desahan nikmat yang keluar dari mulut Tante Sally, “Hhhmm aakkhh aakkhh hmm ” Tante Sally terus menaik-turunkan pantatnya dan sesekali memutar-mutar pantatnya


    Saat menikmati hangatnya liang kewanitaan Tante Sally, aku masih terus menjilat-jitat dan mengocok jariku ke liang kewanitaan Tante Vina Ketika sedang asyiknya menjilat liang kewanitaan Tante Vina, lidahku merasakan suatu cairan kental yang keluar dari liang kewanitaan Tante Vina, lalu kusedot dan kutelan air kenikmatan Tante Vina itu dan kubersihkan liang kewanitaannya dengan lidahku

    Sepuluh menit kemudian kulihat Tante Sally sudah tidak tahan lagi dan akhirnya, “Crreett crreett ” air maninya mangalir deras membasahi batang kejantananku, seketika itu Tante Sally kerkulai lemas di sampingku dan kini batang kejantananku sudah terlepas dari liang senggamanya

    Lalu aku mngubah posisi, kini Tante Vina kusuruh menungging dan dari belakang kuarahkan batang kejantananku ke liang senggamanya, “Bleess bleess ” aku mulai mengocok-ngocok batang kejantananku di liang kewanitaannya dari belakang, aku terus memaju-mundurkan batang kejantananku, sembari tanganku meremas-remas payudara yang menggantung dan bergoyang-goyang itu

    Rintihan nikmat pun terdengar dari mulutnya, “Aakhh aakkhh terus sayang enak aakkh hhmm ” Ketika batang kejantananku keluar masuk di liang kewanitaannya, di balas juga oleh Tante Vina dangan memaju-mundurkan pantatnya

    Selang 20 menit aku merubah posisi lagi, kini kuatur posisi Tante Vina tiduran terlentang lalu kuangkat kedua kakinya ke atas, kubuka lebar-lebar pahanya, lalu kuarahkan kembali batang kejantananku ke liang kewanitaannya dan , “Bleess bless ” batang kenikmatanku masuk ke liang kewanitaannya lagi, aku mulai mamaju-mundurkan pinggulku

    10 menit kemudian dia sudah tidak tahan lagi ingin keluar, “Aakhh akhh Say, Tante udah nggak tahan lagi pengen keluar ” rengeknya “Jaka belom mo keluar nich Tan kalo mo keluar keluarin aza,” kataku dan akhirnya, “Creet creett creett ” dia sudah mencapai puncak kenikmatannya


    Dan dia pun terlihat lelah karena puas Karena aku belum mencapai puncak kenikmatan lalu aku merubah posisi dengan gaya “side to side”, (satu kaki Tante Vina diangkat ke atas sedangkan kaki satunya tidak diangkat, sedangkan posisi tubuh miring)

    Kukocok-kocokkan batang kejantananku dengan tempo sedang di liang senggamanya, dan 20 menit kemudian aku merasakan sepertinya aku akan menemui puncak kenikmatan, lalu aku mempercepat gerakanku, kukocok dengan tempo cepat dan agak kasar di liang kewanitaannya dan terdengar rintihan kesakitan dan rasa nikmat yang terdengar dari mulutnya

    “Ouw aahhkk aakkhh aakhh ” kemudian kucabut dan kuarahkan batang kejantananku ke wajah Tante Vina dan, “Creet creett creett ” spermaku muncrat di wajahnya Lalu batang kejantananku kuarahkan ke mulutnya minta dibersihkan oleh Tante Vina dengan lidahnya dan aku pun terkulai lemas di tengah kedua tante itu

    Lima belas menit setelah mengatur nafas dan melihat kemolekan kedua tubuh tante itu, batang kejantananku sadah mulai berdiri lagi dan mengeras, kini sasaranku adalah Tante Sally. Kuangkat tubuh Tante Sally dan aku menyuruhnya menungging, lalu batang kejantananku kuarahkhan ke lubang pantatnya dan,


    “Bleess bleess ” batang kejantananku sudah masuk ke dalam lubang pantatnya, aku mulai mengocok-ngocok kembali batang kejantananku di pantatntya, “Aaakkhh aakkhh hhmm ” cuma itu yang keluar dari mulut Tante Sally saat aku menusuk-nusuk pantatnya

    Selang 5 menit aku kembali merubah posisi, aku duduk di pinggir ranjang dan Tante Sally duduk di atas selangkanganku menghadapku Lalu, “Bless bleess ” kini batang kejantananku bukan di lubang pantatnya lagi tetapi dimasukkan ke liang kewanitaannya

    Tante Sally mulai menaik-turunkan pantatnya di atas selangkanganku dan sambil menikmati gerakan dari posisi itu aku meremas-remas kedua payudaranya dan kusedot-sedot bergantian, kugigit-gigit puting susunya dan dari payudara itu keluar suatu cairan dari putingnya

    Ternyata yang keluar itu adalah air susunya, langsung saja kusedot dan rasanya nikmat sekali Ketika aku menyedot air susunya semakin kuat desahan Tante Sally Setengah jam kemudian aku dan kedua tante tante kesepian itu sama-sama mencapai puncak kenikmatan dan,


    “Creett crreett creett ” kami berdua keluar dan terkulai lemas di tempat tidur dengan batang kejantananku yang masih menancap di liang kewanitaannya. Aku dan kedua tante tante kesepian akhirnya tertidur kelelahan, keesokan paginya kami pun melakukan hubungan lagi bertiga di kamar tidur maupun di kamar mandi saat kami mandi bersama.

  • Foto Bugil Mira D menjilati jari-jarinya setelah masturbasi di tempat tidurnya

    Foto Bugil Mira D menjilati jari-jarinya setelah masturbasi di tempat tidurnya


    1837 views

    Duniabola99.com – foro cewek pirang cantik bugil Mira D memainkan jarinya ke memeknyanya hingga puas maximal sebelum tidur.

  • Video Bokep Asia Saya Fujiwara mastrubasi dengan alat getar dan hisap kontol kecil

    Video Bokep Asia Saya Fujiwara mastrubasi dengan alat getar dan hisap kontol kecil


    1912 views

  • Kisah Memek Begitu Nafsu Merasakan ML Anak Perawan

    Kisah Memek Begitu Nafsu Merasakan ML Anak Perawan


    2890 views

    Duniabola99.com – Aku pulang kerumah sekitar jam 4 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Santi keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

    Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Santi duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.


    Sesampainya dibioskop, aku ijin memeluk pinggangnya, dan dia pun tidak menolak. sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Santi merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya.

    Santi meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton nggak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati. Kita segera duduk dengan tangan masih saling meremas.

    Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya,dan kupandangi wajahnaya kemudian aku dekatkan ke mukaku, dan kita segera berciuman dan saling menikmati
    Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya.

    Dan karena tidak sabar,aq langsung saja selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang sebelah kiri aku remas dengan perlahan. Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Santi. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Santi mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

    Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya.

    Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Indah berpindah menciumi telingaku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya.


    Aku elus-elus, pelan-pelan, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin cepat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.

    “Anton.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah ajaa..”, rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.

    “Anton.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh..”, katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.
    “Anton.., ini sudah basah.., cairannya licin..”, rintihnya dikupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.
    “Santi.., teruskan sayang..”, kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Santi meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

    “Santi.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..”, kataku dengan suara yang nggak yakin, karena masih keenakan.
    “Waahh.., Santi belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes..”, rengeknya
    “Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?!” ajakku, dan ketika Santi mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Santi, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai.
    Di mobil tangan Santi kembali mengusap-usap celanaku. Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh nyium itunya yah..”. Aku pengin segera sampai ke rumah.


    Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Santi membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Santi aku bimbing ke ruang keluarga.

    Sambil berdiri aku ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya. Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH.

    Dengan tak sabar BH-nya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turunkan dan semuanya teronggok di karpet.
    Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Santi yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya.

    Semuanya sekarang ada di depan mataku. Kemudian tangan Santi juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Santi melakukannya sambil memeluk badanku.

    Penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat dengan nafas yang semakin memburu. Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian.

    Tangan Santi juga sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Santi bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.


    Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Santi mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka.

    Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku. Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku.

    Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku. Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku.

    Aku semakin mengerangsang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya. Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin terasa nikmat.
    Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Santi melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

    Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya.

    Tapi Santi menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa.

    Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali. Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya.


    Meskipun spermaku sudah habis, mulut Santi masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

    “Thanks ya San, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik
    “Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu..”.

    Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri.

    Santi mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya. Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai mulutnya menciumi telingaku.

    Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga.

    Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris serta liang kewanitaannya, membuat Santi semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.

    “Ahh.., Antonnn.., aahh.., teruss.., aahh.., sayaangg..”, mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akupun segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya. Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka di depan mukaku.


    Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya. Cairan surganya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan ganas, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya.
    Aku jilati terus, clitorisnya aku putar dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Santi meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

    “Anton.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii..”, rintihnya berulang-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya.

    Sekarang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Indah juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

    “Santi.., aahh.., enakk.., aahh..”
    “aahh.., iya.., eennaakk sekalii..”.
    Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Santi semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.

    “Aduuhh.. Nton.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann..”, rintihnya
    “Tahan dulu sebentar.., Nanti juga ilang sakitnya..”, kataku membujuk.


    Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluarkan lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Santi sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara.

    Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya ke dalam. Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras.

    Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya.

    Mulut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka akupun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin cepat, makin cepat, dan goyangan pantat Santi juga semakin cepat.

    “Anton.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh..”, rintihnya.
    “Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa..”, kataku sambil terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penisku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangkat dari karpet.
    Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat..”.
    “Santi.., aku mau keluar niihh..”.

    “Iyaa.., keluarin saja.., Santi juga keluar sekarang niihh”.
    Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Santi yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras.


    Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.

    “aahh.., aahh.., aahh..”, kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas.

    Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir. Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.

    “aahh.., aahh.., aduuhh..”, kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

    Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Santi dengan penis masih di dalam liang senggamanya. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Santi sedang menangis.


    Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput daranya telah robek oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku. Kami terus saling membelai, dan Santi masih mengisak di dadaku, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

  • Video Bokep Eropa baru belajar ngentot semprot kemuka

    Video Bokep Eropa baru belajar ngentot semprot kemuka


    2260 views

  • ngentot Yuri Honma cantik toked gede pantat besar bahenol

    ngentot Yuri Honma cantik toked gede pantat besar bahenol


    2449 views

  • Video Bokep Gina Gerson mastrubasi dikamar mandi

    Video Bokep Gina Gerson mastrubasi dikamar mandi


    1860 views

  • Japanese Teen Like To Fuck Me

    Japanese Teen Like To Fuck Me


    2226 views

  • Video bokep Honoka Orihara pamer toket gede dan mastrubasi

    Video bokep Honoka Orihara pamer toket gede dan mastrubasi


    1804 views

    Judi Online

  • Kisah Memek ngentot bertiga aku,mama,dan kakak kandungku

    Kisah Memek ngentot bertiga aku,mama,dan kakak kandungku


    5341 views

    Duniabola99.com – Namaku boy,aku tinggal di medan. Aku mau menceritakan pengalaman seksku dirumahku sendiri. Kejadian ini baru terjadi dua bulan yang lalu. Aku mempunyai seorang kakak,namanya dewi. Kak dewi orangnya cantik. Dia mempunyai tinggi badan 171cm,kulit putih bersih,dadanya kira2 36 dan pantatnya sangat montok. Aku sangat terangsang jika melihatnya. Suatu hari,tepatnya malam minggu.Waktu itu mama dan papaku sedang pergi.

    Aku sendiri juga lagi malas dirumah.Lalu aku pergi kerumah teman kuliahku.Jadi dirumah hanya kak dewi sendirian yang lagi nungguin pacarnya.Tapi dasar sial temanku juga lagi keluar.Lalu untuk ngilangin suntuk aku mutar-mutar(jalan2) sendirian.setelah puas jalan jalan aku pun pulang.sampai dirumah kulihat ada kenderaan pacar kak dewi didepan rumah.aduh..jagain orang pacaran nih..pikirku.Aku langsung masuk keteras.Tapi aku terkejut.Kulihat kak dewi sedang ditunggangin oleh pacarnya(ngentot).Kubatalkan niatku dan aku terus mengintip permainnan mereka.Aku benar2 terangsang melihat adegan tersebut.


    Apalagi melihat kak dewi yang sedang bugil dan mendesah desah.Aku memperhatikan mereka dan mengeluselus penisku.Terpaksa aku bersolo seks dan memuntahkannya di pot bunga.Lalu aku pergi lagi meninggalkan mereka berdua.setengah jam kemudian aku kembali dan kulihat mereka sedang duduk mesra diruang tengah.Kutegur mereka dan aku langsung masuk kekamarku.dikamar aku terus membayangkan kak dewi.selang beberapa menit aku keluar kamar dan kulihat cowoknya sudah pulang.Kulihat kak dewi masuk kekamarnya.lalu aku duduk sendirian di ruang tengah.Aku benar benar terangsang. Aku lalu bangkit dan masuk kekamar kak dewi. Rupanya kak dewi sedang ganti baju.Dia terkejut melihatku.ngapain kamu?tanyanya. tadi kakak ngapain sama cowok kakak?aku balik bertanya. Dia hanya diam.emang kamu tahu?tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. Jangan bilang siapa-siapa ya..!katanya lagi. oketapi kakak harus mau begituan juga sama aku!ujarku. kamu mau juga yakatanya manja Dia lalu menarikku ketempat tidur. Dibukanya bajunya,lalu dibukanya juga bajuku.

    Langsung dilumatnya penisku. Rasanya enak sekali. Diisapnya penisku sampai kusemprotkan spermaku didalam mulutnya. Aku cukup puas atas perlakuannya.Lalu dia menyuruhku menjilati vaginanya .oohh.. ahh.. erangnya. Lalu aku pindah meremas dan menjilati payudaranya. mmhh.. terus. nggh.. Kujilati payudaranya, perutnya sampai kujilati lagi vaginanya. oh ahena..k erangnya. Nafsuku naik lagi. Penisku mulai berdiri lagi. Masu..kin aja pintanya. Lalu kumasukin penisku dan memompanya. Rasanya enak sekali,penisku dijepit oleh otot vaginanya. ahh. terus. sayang. jeritnya. Lalu dibaliknya tubuhku. Dengan posisi diatas,dia menggoyangkan pantatnya turun naik. Tangan ku meremas pantatnya yang montok. Payudaranya bergoyang-goyang. Aku mau keluar erangku. Tahann sayang. ujarnya. Lalu ahh. agh. oh kak dewi mengerang panjang pertanda orgasme. Dia terus bergoyang dan crot.. crot crot kusemburkan spermaku didalam vaginanya. Lalu dia mencium bibirku. Kami pun tergeletak bersampingan.


    maksih kak.. betul-betul nikmat ujarku sambil meremas payudaranya. iya. kamu hebat juga katanya maukan kakak beginian lagi..?tanyaku Kapan aja kamu pengenujarnya sambil tersenyum. Aku langsung keluar dan masuk kekamarku.

    Aku senang sekali.Aku terus minta jatah sama kak dewi.Kapan ada kesempatan kami pasti melakukannya dengan berbagai macam gaya. Aku juga sudah merasakan pantatnya yang montok. Waktu itu kak dewi lagi haid,jadi kusorong aja pantatnya.Rasanya sama-sama enak kok. Sampai pada suatu hari, Waktu itu aku pulang kuliah,kulihat pintu kamar kak dewi terbuka dan dia berbaring mengenakan handuk. Aku terangsang melihatnya. Aku masuk dan kubuka bajuku lalu kupeluk dan kucumbu.ah jangan sekarang ! ada mama tuh! Ujarnya. Tapi aku tak perduli dan terus merangsangnya. Akhirnya dia pasrah. Kubuka handuknya dan kujilati payudaranya.Kak dewi mendesah. Lalu dia bangkit,menimpaku sambil berbalik.

    Kami melakukan gaya 69, Dikocoknya dan diisapnya penisku .Aku pun menjilati vaginanya sambil meremas pantatnya. Lagi asyik menjilat,tiba2 pintu kamar dibuka. Kami sangat terkejut.Ternyata mama sedang memergoki kami berbuat mesum. Mama masuk dan menutup pintu. Muka mamaku tampak marah melihat perbuatan kami. Aku dan kak dewi hanya bisa terdiam. Matanya menatap kami tajam. maafin kami ma!, ini salah boy. Boy yang ngajak kak dewi. Soalnya boy lagi terangsang! ujarku. Kenapa harus kak dewi ?tanya mamaku. Daripada dengan psk lebih baik dengan aku ma! sambung kak dewi Lagi pula aku juga mau kokujar kak dewi membelaku. terserah mama mau marah,kami kan udah gede dan punya hasrat seks yang harus disalurkanujarku. Mamaku terdiam sejenak ya..udah terserah kalian.


    Tapi perbuatan kalian jangan sampai ketahuan papa!ujarnya. satu hal lagi boy,jangan sampai kak dewi hamil katanya sambil menatapku. yaudah sebagai hukumannya mama mau lihat bagaimana kalian melepaskan hasrat seks kalian itu ujarnya lagi.

    Aku dan kak dewi saling pandang.Lalu kami lanjutkan permainan kami.Aku mulai merangsang kak dewi lagi.Kujilati payudaranya.Lalu kujilati vaginanya.Ahssst..mmmh..desahnya. Tanpa lama2 kumasukkan penisku keliang vaginanya dan kugoyang. Akkhohhngghhah..ahdesahnya.

    Aku makin mempercepat kocokanku. Dan akhhhhhhhahhhhh .akhhkhhh.jeritnya panjang. Kurasakan kak dewi sudah mencapai orgasme. Semakin cepat goyanganku.ck.ckk..cksuara kocokan penisku divaginanya yang sudah basah bercampur cairan orgasmenya. mau keluar nih..jeritku dimulut ku aja!ujarnya sambil menahan sodokan penisku Kucabut penisku. Kak dewi langsung menggenggam penisku dan mengocoknya dalam mulutnya.

    Crott..crotcrotcrot kusemburkan spermaku kemulutnya sebanyak 8 kali. Mulutnya penuh dengan spermaku. Sampai menetes keluar dari sela mulutnya. Dan ditelannya semua. Aku terbaring puas,dan kak dewi menjilati penisku membersihkan sisa sperma. Kulihat mama menggelengkan kepalanya. Lalu mama pergi keluar dari kamar. Aku dan kak dewi hanya tersenyum. Kami akan lebih bebas melakukannya dirumah,walaupun mama mengetahuinya. Kami saling berpelukan dan berciuman. Aku lalu berpakaian dan masuk kekamarku.


    Dikamar aku masih memikirkan kejadian tadi. Mama tidak melarang aku ngeseks dengan kakakku sendiri. Berarti aku juga bisa ngeseks dengan mama pikirku. Lagian body mama masih sip abis. Soalnya mamaku ikut fitnes. Walaupun usianya udah 44 tahun tapi masih oke(bukan membanggakan).Lagi pula mama pasti lebih berpengalaman. Aku berpikir lama mengenai ide gilaku ini. Kuputuskan,aku harus bisa merasakan ngeseks dengan mamaku sendiri.

    Lalu aku keluar dan masuk kekamar mamaku.Kulihat mamaku berbaring membelakangiku. Kulihat pantatnya yang montok dan pahanya yang mulus. Kubuka bajuku semuanya. Dan sambil menelan ludah aku naik ketempat tidur dalam keadaan bugil. Kupeluk mamaku dari belakang dan kugesek penisku yang sudah tegang. Tiba2 mama terbangun ngapain kamu,boy?tanyanya. pengen ngeseks sama mamajawabku manja Aku langsung memeluknya dan menciumnya. Mamaku diam saja. Kubuka kimononya. Wow ..mama tidak pakai bh dan cd. Payudaranya besar(lebih besar dari kak dewi.kak dewi aja 36B) dan masih kencang.Vaginanya merah merekah. Pantas papa sayang terus sama mama.

    Aku langsung meremas payudaranya,menjilatinya dan menggigitnya. Mama hanya mendesah kecil. jilatin anu mama ya.kayak kak dewi tadipintanya sambil meraba vaginanya. Aku lalu menjilati vagina mama sambil memainkan klitorisnya dengan gigi dan lidahku.

    Ahhterus.sayang.okh..e.na.kdesah mama.Kepalaku dijepitnya dengan kedua pahanya dan rambutku dijambaknya.Agar aku terus menjilati vaginanya.10 menit lidahku menari divagina mamaku akhirnya mamaku orgasme juga.

    Kurasakan cairan hangat di lidahku.Lalu mama bangkit dan menyuruhku telentang.Mama lalu mengambil baby oil dan mengoleskan kepenisku.Lalu dikulumnya penisku dengan nikmat.ohhhrasanya benar2 nikmat sampe ubun2. Isapan mama jauh lebih enak dari kak dewi. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Mama mengulum semua penisku beserta bah zakarku.Yang paling sensasi kurasakan saat mama mengocok penisku sambil menjilati lubang duburku.Wow benar2 asik dan nikmat.Aku sampai merinding kenikmatan.

    Sekitar 10 menitan kesemprotkan spermaku di depan wajah mamaku.Mama ku sibuk menjilati spermaku yang muncrat kemana mana. wah..benarbenar nikmat maujarku. mama jago istong(isap totong)pujiku Kamu juga jago jilatannya,mama sampe merindingujarnya Papa kalo jilat kurang nikmat,lagian papa jarang mau jilatujarnya lagi Gimana, mau dilanjutkan?tanya mamaku iya dongaku kan mau ngerasain anunya mama!ujarku sambil melihat vaginanya. mama juga mau ngerasain sodokan penismu!jawabnya manja. Lalu mama mengajakku kekamar mandi,untuk membersihkan vaginanya dan penisku.Kuhidupkan air dibathtub setinggi mata kaki. Kami berdua masuk dan kucumbu mama,kucium bibirnya dan kuremasremas payudaranya. Kami berdua sangat bernafsu,terutama aku. Padahal aku sudah main sebelumnya dengan kak dewi.

    Aku sudah gak tahan untuk memasukkan penisku kevagina mama. Kutusukkan penisku dan bless..amblas semuanya terbenam. Kurasakan jepitan liang surga mama masih kuat. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Kaki mama menjepit sisi bathtub.Ohhhyeahh.ahhh.jerit mama.Sekitar 3 menit mama minta ganti posisi nyamping dengan posisi kaki belipat kearah samping dan aku menggoyang dari atas menyodok vagina mama. Mama tampak sangat menikmatinya. Lalu mama minta gaya doggie style. Kami bangkit dan mama nungging bertumpuan dengan sisi bathtub.Kusodok vagina mama dari belakang.Mama mendesah campur menjerit kecil. Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku.Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan.meremas payudaranya.


    Mamasukin ke lubang anus yabisikku pelan2 mama belum pernah .jawabnya Kucabut penisku dan kumasukkan pelan pelan kelubang anus mamaku. Mamaku merintih kecil menahan sakit. Lubang anus mama memang belum pernah dijamah. Masih terasa ketat. Kugoyang perlahanlahan sambil tanganku mengusapusap bibir vaginannya dari belakang .Oh ahhhk oh nikmat mama mendesah.Sekitar 4 menit kucabut penisku kubalikkan tubuh mama dan satu kakinya kuangkat dan kuletakkan diwashtafel.Kumasukkan penisku lagi dan kugoyang lagi.sekitar 1 menit,kuangkat mama dan kutidurkan di lantai kamar mandi.Kakinya mengangkang dan aku mulai mengenjotnya lagi. ahh.. ohhh. akhh.. mama terus menjerit merasakan nikmatnya.Dan ohhh.. ahh. mama melenguh sambil memejamkan matanya menikmati orgasmenya.

    Aku terus bergoyang.Lalu aku mengakhiri permainanku dengan semprotan spermaku didalam rahim mama tempat aku dikandung dulu.

    Aku benar-benar puas. Aku mencium mama. makasih ma. permainan mama sangat hebatpujiku mama mau kanngeseks sama boy lagi?tanyaku mamaku tersenyum dan mengangguk asal jangan tahu papa ya..!katanya Aku Cuma tersenyum. Lalu kami mandi bersama dalam bathtub.Malamnya aku terlelap tidur. Esok paginya,aku bangun pukul 7 pagi dan bersiap mandi.Kulihat papa dan kak dewi sedang sarapan,sedangkan mama sedang didapur.Kudatangi mama dan kuremas pantatnya. aduh. kamu nakal yaujarnya. Kubuka celanaku dan kukelurkan penisku yang tegang.Kugesekkan ke pantat mamaku.

    maayo.. dongbujukku gak..ahntar dilihat papa!tolaknya please..rayuku isap aja ya.tawar mamaku ya..deh..!sahutku lalu mama jongkok dan mengisap penisku.Mataku meram melek menahan nikmatnya.Sampai kusemburkan lahar hangat kemulut mama.Lalu aku mandi dan berangkat kuliah.Dikampus aku rasanya pengen cepat pulang. Pukul 2 siang aku tiba dirumah.Kupanggil kak dewi dan mama kekamarku. Gimana.kalo kita main bertigausulku hah..!!!jawab mama dan kak dewi serentak.

    Aduh.. nihanak.. nafsu amat yaujar mamaku kayaknya asyik juga tuh.sahut kak dewi Kak dewi langsung membuka bajunya.Dan menimpaku.Bibirku dilumatnya sambil tangannya melucuti pakaianku. Mama akhirnya membuka bajunya dan ikut bergabung. Mama langsung mengisap penisku sambil menjilatinya.S edangkan aku menjilati vagina kak dewi.Lalu kusuruh mama tidur telentang sambil mengangkang.Kujilati vagina mama dan kak dewi menjilati dan meremas remas payudara mama. sssst.. enaaak. ahhh.. erang mama.

    Lalu gantian,kujilati vagina kak dewi dan mama menjilati payudara kak dewi. Aku mulai memasukkan penisku kevagina kak dewi dan memompanya. Sedangkan mama menjilati payudara kak dewi sambil menggosok2 vaginanya sendiri.aahhhohhh..oh.kak dewi menjerit kecil berbarengan dengan deru napasnya yang tidak teratur.Kupercepat goyanganku.Aku harus membuat kak dewi orgasme terlebih dahulu .
    Beberapa saat kemudian kak dewi mengerang puas ah.a.h..ah.

    ah.ah.ahhhhhhhhhhhh.. ha.. sambil nafasnya agak tersenggal.Penisku terasa dijepit otot vagina kak dewi yang yang berkontraksi.Kucabut penisku dan kutarik mamaku.Lalu kumasukkan penisku ke liang surganya dan kugoyang.Mama ku hanya mendesah kecil.Aku menikmati goyanganku.Aku lalu membalikkan tubuh mama keatas.Mama bergoyang bagai menaiki kuda.Tanganku meremasremas pantat mama dan membantunya turun naik. oooo ahhhh.. yehhh erang mama sambil memejamkan matanya.


    Payudaranya bergantung dan bergoyang. ohhhhhahhhhhhhhh.. kudengar erangan mamaku sambil memejamkan mata dan menahan ludah.Kurasakan mama sudah orgasme.Kupeluk mama dan kubalikkan badannya.Kak dewi langsung mendekat dan menjilati payudara mama.Aku langsung menggenjot mamaku lagi dengan posisi mama telentang.Sekitar dua menitan, kurasakan aku mau mencapai puncak.Langsung kucabut penisku dan kusemburkan ke mulut kak dewi dan mama.

    Mereka berebutan.spermaku muncrat kewajah mereka berdua.Aku lalu terduduk lemas.Kulihat mama dan kak dewi saling menjilati spermaku yang muncrat kewajah mereka.Setelah 10 menit kak dewi keluar dari kamarku.Dan aku memainkan satu ronde lagi dengan mamaku.Dan kuakhiri dengan semburan sperma didalam lubang anusnya.Setelah itu mama keluar dan mandi.

    Sekarang aku benar-benar betah dirumah,kapan saja ada saja yang melayaniku(mama dan kak dewi).Hampir tiap pagi aku mendapat jatah istong dari mama.Tapi semua udah kuatur.Kalo siang aku mainnya sama mama,dan kalo malam malam lagi pengen,aku mainnya sama kak dewi.Tapi kadang ngak tentu juga,yang mana aja.Kalo papa gak ada kami main bertiga.Apalagi kalo papa keluar kota kami makin bebas tidur sama.Bahkan aku pernah bolos kuliah karena kecapekan melayani mama dan kak dewi.Kejadian ini membuatku betah dirumah.Rumahku bagaikan surga bagiku.

  • Foto Ngentot anal Taylor Sands dengan kontol gede

    Foto Ngentot anal Taylor Sands dengan kontol gede


    1918 views

    Duniabola99.com – foto cewek cantik Taylor Sands dientot anal oleh pria berkontol besar dan gemuk diatas sofa hingga becek.

  • Kisah Memek ngentot pembantu saat istri dinas keluar negeri

    Kisah Memek ngentot pembantu saat istri dinas keluar negeri


    4035 views

    Duniabola99.com – Aku adalah seorang kepala keluarga yang boleh di bilang bahagia, karena aku mempunyai seorang anak yang lucu dan seorang isteri yang setia, seksi dan cantik, lengkap sudah kehidupanku karena aku ditunjang oleh pekerjaan yang cukup mapan.

    Anakku masih kecil kurang lebih berusia 3 tahun, istriku juga seorang pekerja yang ulet namun tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai isteri, dalam mengasuh anak, memasak dan tentu memanjakan saya, suaminya. Isteriku dibantu oleh 1 orang perawat (baby sitter) dan 1 orang pembantu wanita, keduanya masih muda, si baby sitter berusia 24 tahun dan bernama Nani seorang janda ditinggal mati kecelakaan. Tingginya sekitar 160 cm, badannya berkulit putih bersih dan agak seksi, kalau menggunakan rok suster agak ketat dan berwajah manis, sedangkan si pembantu berusia sekitar 20 tahun bernama Srimiatun, dengan panggilan Sri, dia masih gadis, tingginya kurang lebih 150 cm berkulit agak gelap wajahnya, yah.. biasa saja seperti orang desa kebanyakan.


    kisah ini berawal dari ketika isteriku ditugaskan oleh kantornya ke Belanda untuk mengikuti suatu pendidikan management (karena kantor pusat isteriku ada di sana) selama kurang lebih 2 pekan. Awalnya isteriku agak keberatan karena harus meninggalkan si kecil selama itu, namun setelah dukunganku akhirnya dia rela meninggalkan anakku, dan juga dia merasa yakin karena Nani menguasai penuh keinginan anakku.

    Hari pertama setelah kepergian isteriku, aku pulang lebih awal karena aku harus menggantikan isteriku untuk mengawasi si kecil. Pada saat aku sampai di rumah, langsung aku menuju kamar anakku, kutengok dia ternyata sedang tidur berpelukan dengan Nani, karena aku selalu gemes dengan anakku, aku langsung mencium anakku. Pada saat aku mencium anakku, tanganku secara tidak sengaja menyenggol badan Nani, sehingga dia bangun.

    Oh.. Bapak, maaf Pak tadi saya bobo sama Donny karena dia minta dikeloni.. saat itu wajahku sangat dekat dengan Nani, kuperhatikan bibirnya yang basah dan hembusan nafasnya sangat terasa.
    Pada saat itu bangkit naluri kelaki-lakianku, Nan.. kamu cantik! itu ucapanku yang terlontar begitu saja.
    Ah.. Bapak bisa aja..
    Tanpa dikomando, aku langsung merengkuh bahunya dan langsung kuhisap bibirnya dengan ganas.
    Mmmph.. Pak.. ntar Donny bangun..
    Ayo kita pindah aja ke kamarku.. langsung kutarik tangannya.
    Pak jangan gandeng begini, ada Sri lho! dia mengingatkanku.
    Iya deh aku tunggu ya di kamar..
    Aku langsung ke kamar, masuk ke kamar mandi, cuci-cuci seadanya, buka baju dan celana serta melilitkan handuk.


    Tidak lama kemudian Nani mengetok dan membuka pintu.
    Sini, dekat saya sini.. kupeluk Nani. Nani membalas pelukanku, aku sangat tidak sabar, kucium, kulumat bibirnya yang basah, Pak.. udah lama.. Pak nggak ciuman.. suaranya gemetar menahan gejolak.
    Nan.. buka bajumu, aku pingin tidur sama kamu.. pintaku.
    Nani juga mau kok Pak..
    Tubuhnya begitu indah, dadanya yang kencang tidak terlalu besar, pantatnya ranum bulat, kulitnya bersinar berkeringat menahan nafsu, kemaluannya bersih dengan bulu lembut namun jarang. Aku tidak tahan, kurebahkan dia di tepian ranjangku, kujangkau pahanya, dan aku berlutut di depan kemaluannya, langsung kujulurkan lidahku, Oooh.. agh.. erangannya membuatku semakin gila menghisap klitorisnya. Achh.. Pak.. terus Pak.. ahh.. dia mulai berteriak kecil, tangannya meraih kepalaku dan ditekannya terus ke lubang kenikmatannya. Pada saat itu juga dia berteriak sambil melingkarkan pahanya di pundakku, Achh.. achh.. achh.. lidahku terus menjilat dan menusuk, walau air asin mengalir ke dalam tenggorokanku.

    Saat yang tepat sekarang adalah mengeluarkan batang kemaluanku dari mulutnya. Aku mulai naik ke ranjang berusaha untuk menghadapkan kemaluanku ke bibirnya lalu kuoleskan ujung kemaluanku pada bibirnya yang basah. Pada saat itu pula Nani langsung meraih batang kemaluanku dan memasukkannya ke mulutnya. Oh, hangat sekali mulutnya, dia mulai mengulum kepala kemaluanku, dengan penuh semangat kuraih kepalanya untuk terus mengulum naik turun.

    Sekitar 10 menit aku dikulum dengan berbagai gaya, saat aku akan mencapai klimaks, kulepas penisku dari mulutnya, dan kuarahkan pada vaginanya, Achh.. Pak, besar sekali Pak.. sakit.. aku tidak perduli, kuakui memang walau dia janda namun vaginanya sempit, kupaksa terus dan, Bless.. aku berhasil masuk, dengan kondisi sudah agak basah, agak mudah jadinya mengayun keluar masuk penisku.

    Lima menit kami bersenggama secara konvensional, saat aku akan orgasme, dia berteriak lebih dahulu.
    Pak.. achh.. achh.. ouhgghh.. uff..
    Mulai terdengar kecipak ayunan penisku, selang 5 detik, aku semprotkan maniku ke dalam tubuhnya, Ahh.. oohh..
    Pak.. enak sekali Pak.. suaranya masih bergetar, langsung kupeluk dan kucium dahinya.
    Sudah, kamu keluar sana nanti Donny bangun kamu nggak tau, langsung dia masuk kamar mandi dan keluar dengan menggunakan bajunya.
    Makasih.. Pak..

    Pada keesokan harinya, aku sengaja tidak masuk kerja untuk mencari kesempatan lagi, namun baru ingat ternyata Donny harus pergi ke Play Group tentu bersama Nani. Ketika aku keluar kamar, Nani sudah siap pergi bersama Donny. Yach, tinggal aku dengan perasaan menyesal tidak pergi ke kantor.


    Selesai mandi aku ke meja makan, Sri mengantar kopi manisku, dengan tersenyum dia berkata, Pak, ini kopi manisnya. Maaf Pak.. celana dalam Bapak kemarin terbawa mungkin sama Mbak Nani ke kamar.. tadi pagi saya bersihkan kamar nemu ini Pak. sambil dia menunjukkan celana dalamku yangku gantung di kamar mandi kemarin.
    Wajahku merah, Kok bisa sampe sana? tanyaku.
    Kan kemarin siang Mbak Nani di kamar Bapak agak lama, mungkin waktu itu..
    Sudah.. sudah.. potongku.
    Kamu ngintip ya..? tanyaku menuduh.
    Maaf Pak, kemarin pintunya nggak dikunci, saya liat pas Bapak di atas Mbak Nani, saya liatnya juga karena Mbak Nani teriak, saya pikir Mbak Nani kenapa gitu.. seperti petir di siang bolong jawabannya menyesakkanku.
    Ya udah kalo kamu udah liat.. apa kamu pingin digituin kayak Nani? tanyaku kesal.
    Bapak mau sama saya? Saya kan jelek Pak!
    Nggak.. kamu nggak jelek, sekarang bersihin dulu kamar, terus kamu tiduran di kamar saya ntar saya susul, saya mau minum kopi dulu, jangan lupa buka baju ya.

    Setelah minum kopi aku beranjak menuju kamar, kulihat dia bersandar di tempat tidur bertelanjang badan, kulitnya bersih walau gelap, dadanya tidak seindah milik Nani, namun bulu kemaluannya lebat sekali, dan yang jelas sangat merangsang.

    Kenapa kamu pingin juga? tanyaku memancing.
    E.. anu Pak.. ee.. Mbak Nani sering cerita kalo orang udah kawin itu enaknya waktu tidur bareng, waktu barangnya suami kita masuk ke lobang kita.. wah Pak, Mbak Nani sering cerita yang gitu-gitu, saya jadi pengen, tapi kan saya belon kawin.. jadi ya cuman denger aja, pas kemaren saya lihat Bapak, kan Bapak bukan suami Mbak Nani, tapi bisa dimasukin juga, lha saya kan juga pengen Pak..
    Ya udah.. sini emut nih barang Bapak. sambil kusodorkan penisku yang sudah mengembang keras.

    Ohh.. enek juga kamu.. mulutnya monyong ketika penisku kutarik, lalu kumasukkan lagi. Sengaja aku tidak mau melumat kemaluannya karena terus terang aku tidak begitu suka rambut tebal.

    Jariku mulai memainkan klitorisnya, lalu kuhisap puting susunya, benar-benar gadis, dadanya padat, keras, mancung, baru sebentar kumainkan klitorisnya dan kuhisap susunya dia menggelinjang. Achh.. Pak enak banget.. dijepitnya tanganku dengan menyilangkan kedua belah pahanya. Penisku sudah licin dengan ludahnya, aku tidak sabar lalu kusodokkan penisku ke dalam vaginanya yang juga sudah dibasahi air klimaksnya. Pelan-pelan kusodok, dia berteriak kecil, sempit sekali, lalu kedua pahanya kuangkat dengan tanganku hingga berada di atas pundakku, mulailagi kusodok, dia menangis kesakitan. Sambil menggigit bibir aku mulai mengayun berputar di permukaan agar lubrikasinya bertambah banyak. Lalu dengan hentakan tiba-tiba kudorong ke depan dan, Achh.. ampun Pak.. teriakan tadi sempat mengejutkanku namun penisku sudah tertanam dengan hangat di dalam vaginanya. Kubiarkan penisku diam tertanam, aku mulai nafsu tinggi dengan pembantuku yang satu ini, dengan penuh rangsangan aku mulai mencium dan melumat bibirnya, lehernya, dadanya, kuhisap dan kujilat seluruh wajahnya. Terus terang dengan suara rintihan tadi aku bernafsu sekali dengannya, tidak terasa penisku mulai ada sambutan dari vaginanya, ototnya mulai menjepit penisku, aku yakin dia pun sudah tidak merasakan nyeri, mulai aku mengayun naik turun, ternyata Sri sangat basah vaginanya, karena aku merasakan licin di sekitar penisku.

    Tibatiba.. Pak.. enaak.. Pak.. Pak.. achh.. uhh.. Pak.. terus.. achh.. dia orgasme dengan cairan yang hangat membasahi lagi penisku. Aku pun tidak kuat menahan gejolak spermaku. Kutumpahkan semua dalam vaginanya. Sri.. oh.. oh.. ach.. Sri.. kusemprotkan berulang-ulang. Aku merasa puas meskipun aku lebih puas dengan Nani, tapi aku lega bisa diberikan pelayanan yang sempurna oleh Sri, pembantuku.


    Nani dan Sri selalu bergantian melayaniku selama istriku pergi, aku selalu menggauli Nani saat malam hari ketika sedang menidurkan Donny, dan Sri selalu melayaniku setiap pagi di kamar pada saat aku minta diantarkan baju kantor yang telah disetrika. Keduanya mempunyai ciri khas yang hampir sama, pada saat orgasme mereka selalu menutupi wajahnya dengan bantal, takut teriakannya terdengar.

    Setelah istriku pulang, aku selalu berharap agar dapat dilayani Sri dan Nani pada saat aku pulang siang dari kantor.

  • Kisah Memek Mesum Dengan Clara Mahasiswi Jilbab Cantik Di Kampus

    Kisah Memek Mesum Dengan Clara Mahasiswi Jilbab Cantik Di Kampus


    2641 views

    Duniabola99.com – “Tolong ke ruangan saya sebentar” sebuah pesan singkat dari dosen sekaligus pembimbing gw dulu. Dari ruang kerja kecil di sudut gedung dosen, gw beranjak ke sekretariat jurusan, menemui Bu Laras di ruangannya. “kamu, masih sibuk penelitian? Kelas banyak?” hardik bu Laras ketika gw sedang menutup pintu ruang sekre. “enggak sih bu, kenapa ya?” gw masih bingung dengan situasi ini. “saya boleh minta tolong, ambil alih kelas saya. Saya harus ke aussie” pinta beliau kemudian. ya, setahun setelah lulus gw masih mengabdi di kampus, membantu dosen penelitian dan mengajar di mata kuliah dasar. Bu Laras adalah satu dosen senior di jurusan gw, idealisme membuatnya dimusuhi jurusan. Dan gw bisa dibilang mahasiswa kesayangannya. Ia sendiri bukan hanya mengajar di kampus ini, namun juga memiliki status dosen di salah satu universitas di Adelaide.


    Pembicaraan memakan waktu hingga 3 jam, karena gw harus mengajar di fakultas sebelah, dan bukan mata kuliah dasar, melainkan mata kuliah tingkat 3 dan menjadi bahan skripsi gw dulu. Bu Laras menunjuk gw sebagai penggantinya karena beliau menganggap gw kompeten untuk mengajar ini. perkuliahan baru dimulai minggu depan. Jatah 2 kelas tambahan diberikan, membuat waktu istirahat dan penelitian gw berkurang, walau pundi keuangan bertambah. Mungkin di kampus ini gw terbilang satu dari beberapa dosen muda yang bengal (ga nurut peraturan). Mengajar dengan gaya urakan macam mahasiswa. Beliau sendiri yang pernah bilang kalo dosen dilihat dari otaknya, bukan gayanya. Nah, mata kuliah yang beliau berikan ini ada di fakultas sebelah, yang aturannya lebih ketat. Mengharuskan gw berpakaian lebih sopan (sedikit).

    Selasa, 9.30

    Gw telat di hari pertama gw masuk. Kemeja pendek dilapis blazer untuk menutupi tattoo di tangan kiri gw menjadi style andalan. Masih stereotip kalo orang bertattoo itu urakan, walau di fakultas asal, gw bisa seenaknya ngajar make lengan pendek. Pintu gw buka, gw duduk di meja dosen sambil mengeluarkan daftar kehadiran. Beberapa mahasiswi agak tercengang, melihat dosen dengan jenggot tebal, rambut sebahu dan diikat.

    “selamat siang, bu Laras ga bisa menghadiri kuliah ini karena harus penelitian, sy wapol akan menggantikan beliau” kata gw membuka kelas. Dari total 23 orang di kelas, mayoritas adalah pria, sial. Namun ada satu mahasiswi yang mencuri perhatian gw, dari daftar kehadiran gw tau namanya Clara. Duduk di baris tengah, dengan rambut sebahu yang digerai, perawakan tinggi padat. Mengenakan kemeja merah tipis dengan jeans. kulit kuning langsat cenderung putih dengan wajah khas metropolitan (muka anak gaul)

    Suasana hening perlahan cair ketika gw mulai materi. Gw bukan tipikal dosen serius karena selama kuliah gw belajar kalo dosen terlalu serius Cuma bikin setres. Mahasiswa juga menyadari kalo gw ga seseram penampakannya. Kelas ini termasuk kelas yang kooperatif. Saling lempar pertanyaan yang kadang berbalut canda.

    Minggu kedua

    Seperti biasa gw masuk dan menyampaikan materi. 15 menit berlalu dan pintu tetiba diketuk. Clara masuk dengan muka agak panik, “maaf mas telat, boleh masuk?” ya menjadi aturan kelas kalo haram hukumnya manggil gw pak. Sekilas gw melihat jam tangan, telatnya belum terlalu jauh mengingat kelas memiliki durasi 3 jam, jadi gw persilahkan dia masuk tapi duduk di row paling depan. Clara duduk tepat berseberangan dengan gw.


    1 jam berlalu, materi hampir selesai, gw memberikan beberapa soal latihan untuk dikerjakan, kemudian duduk kembali di meja dosen. Saat itu Clara menggunakan kemeja biru muda berbahan semacam satin yang cukup menerawang, ditambah keringat yang masih bercucuran dan membuat kemejanya sedikit basah. Sambil sesekali menjawab pertanyaan dari mahasiswa lain, gw mencuri pandang ke arah Clara. Gw baru menyadari di balik kemejanya ia hanya mengenakan bra, ketika ia menoleh ke belakang dan terpampang jelas garis bra dari balik kemejanya.

    15 menit berselang, ia tetiba membuka kancing paling atas kemejanya dan mengipas-kipaskan kerah kemejanya. “panas banget ih” gerutunya. Gw berusaha mencuri pandang ke balik kemejanya. Belahan dada yang sekilas terlihat, mencilat di karena keringat yang masih membasahi tubuhnya. Berharap kelas lebih lama berlangsung agar gw lebih lama memperhatikan tubuh Clara.

    Kelas ini agak unik, walau setelah jam selesai, banyak yang belum membubarkan diri. Dan pada akhrinya gw mulai menyatu. Di kelas profesional, di luar kelas ngerokok bareng. Rian, salah satu mahasiswa bilang sangat jarang dosen di fakultas ini ga ngasih jark ke mahasiswanya ampe mau ngerokok bareng. Menurut gw sih yang penting di kelas profesional, di luar kita teman.

    Minggu ke-5

    Minggu ini presentasi beberapa kelompok. Clara menggunakan kaos putih berbalut kardigan biru tua. Sambil menunggu kelompoknya maju, ia duduk di baris depan. Setelah gw suruh ia duduk di baris depan, ia cenderung memilih baris depan bersama dua temannya. Kaos yang ia pakai memiliki belahan rendah dan cukup menerawang. Samar terlihat bra berwarna hitam dari balik kaosnya. Ukuran font presentasi yang kecil membuat clara harus memicingkan matanya dan sedikit condong ke depan. Gw yang duduk di meja depan mendapat suguhan belahan dada yang cukup terlihat dari balik kaosnya yang memang kendor. Satu momen ketika ia bertanya dan kardigannya agak turun, gw baru menyadari bahwa bukan kaos yang ia pakai, tapi tanktop dengan belahan samping yang lebih rendah dari belahan depannya. Membuat bra hitamnya terlihat jelas. Ditambah gumpalan dada yang mencuat seperti bra tidak mampu menahannya.


    Clara seperti sadar kalo gw lihat, tapi gw Sengaja ga mengalihkan pandangan gw dan tetap memandang belahan dadanya. Ia sedikit melihat ke bawah, ke arah dadanya dan sadar kalo agak sedikit terbuka, namun bukannya menarik ke atas tanktopnya, ia malah membiarkannya dan berlaga seperti ga ada yang terjadi. Untuk beberapa menit sampai presentasi selesai gw bebas untuk terus melihat dadanya. Satu momen ia bahkan sengaja menekan dadanya ke tengah dengan merapatkan kedua tangannya.

    “iya kan mas?… mas?” pertanyaan dari seorang mahasiswa yang lagi presentasi seperti membangunkan gw. “ah, iya kurang lebih seperti itu” jawab gw sekenanya sambil melihat ppt dan mencoba mengikut apa yang sedang dipertanyakan. Sekilas gw melihat ke arah Clara, iya tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangannya. “jadi, dia sengaja?” pikir gw.

    Minggu ke 7

    Seminggu sebelum UTS, hubungan gw dan kelas ini semakin dekat. Beberapa anak ada yang menghubungi gw, mulai dari nanya materi, sampai nanya mata kuliah lain. Hari ini, seperti berbeda, Clara menggunakan rok sepan pendek hitam, dengan kemeja merah (berbeda dengan beberapa minggu lalu), dan blazer. “mau lamaran kerja?” canda gw ke Clara. Gw sadari beberapa anak juga berpakaian lebih rapi dari biasanya. “ada presentasi buat UTS mas abis ini, harus rapi” jawab Clara. Make sense.

    Seperti biasa, Clara duduk di row depan, berhadapan dengan meja gw. berhubung ini hampir materi terakhir sebelum UTS, gw merekap beberapa materi yang gw ajarkan. Posisi Clara yang berada di pojok, membuatnya harus duduk agak menyamping agar melihat papan tulis. Awalnya biasa, namun tetiba Clara melebarkan kakinya. gw masih berpikir positif bahwa itu hanya kebiasaan duduknya. Namun beberpa lama ia tidak merubah posissinya. Gw yang berdiri di sisi papan tulis yang dekat meja gw, menjadi dekat dengan Clara. Penasaran gw ngetes apa Clara benar-benar pamer buat gw, gw menulis lagi beberapa poin materi. Ketika membalikan badan seperti ingin menjelaskan, dengan sengaja gw menjatuhkan spidol gw. gw kemudian jongkok mengambil spidol sambil melihat ke arah Clara, lebih tepatnya ke arah roknya. Keadaan ini harusnya Clara segera merapatkan kakinya, tapi ia tetap membuka lebar kakinya sehingga gw melihat bagian dalam paha mulusnya. Kalo gw lebih jongkok atau melihat lebih lama harusnya gw bisa melihat celana dalamnya, tapi suasana ga memungkinkan.Sambil menjelaskan mata gw memandang seluruh mahasiswa, dan sampai akhirnya melihat Clara. Ia tersenyum sebentar, senyuman penuh kode, kemudian baru merapatkan kakinya. apa artinya ini? Kelas selesai dengan kepala gw penuh pertanyaan apa maksud Clara. tapi gw gak berusaha untuk memikirkannya terlalu dalam, mungkin ia Cuma menggoda.

    Siang menuju sore itu gw kembali ke sekre untuk mengambil beberapa data. Daripada mengerjakan di kantin atau di kosan, gw lebih milih ngerjain di kantin sebelah. Sekitar jam 5 tetiba ada yang dateng nyapa gw “mas, ngapain?” Clara tetiba duduk di samping gw, dengan dua orang temannya. “ah ini, nugas” jawab gw sekenanya. Ia memperhatikan laptop dan setumpuk kertas di samping gw, “banyak ya?” tanyanya penasaran. “yah lumayan, namanya juga kerja” jawab gw sambil menghisap rokok gw kembali. Gw menutup laptop dan merapikan dokumen yang menumpuk. Kerjaan ini bisa nanti lagi, toh deadline masih jauh. “yaah kok dimatiin? Ganggu ya mas?” tanya Clara, “enggak kok, emang udah selesai” jawab gw. Clara kemudian mengajak gw ngobrol, mulai dari hal-hal sepele, sampai ke materi kuliah. Setengah jam berlalu, langit mulai gelap. Pembicaraan lagi menyenangkan, Clara menanyakan banyak hal tentang gw, dan tentang bu Laras. Ia penasaran seperti apa bu Laras, karena beliau terkenal di fakultasnya sebagai dosen yang menyeramkan.

    “Clar, balik yuk” bisik temannya namun cukup keras sampai gw denger. “lo duluan dah, gw ntar aja” tolak Clara halus. Temannya pergi, Clara mulai menanyakan gw lagi. Gw gabisa kabur dari matanya, dan setiap ia tersenyum mata gw seperti ditarik paksa untuk terus melihatnya. Dan akhirnya langit berubah gelap. “laper ga? Makan yuk” tanya gw yang mulai berasa laper. “mau siih… tapi boseen mas di sini mulu” jawab Clara dengan muka manja. “ah saya 6 tahun di sebelah ga ada bosennya”. Pernyataan ini memicu rasa penasaran Clara, “kok ga bosen? Bukannya kantinnya gitu-gitu aja ya?” tanya dia kemudian, “suasananya enak, jawab gw”. ia memutar matanya, agak bingung mungkin. “mau nyoba makan di sana?” tawar gw kemudian. “boleh boleh, yuuk!” Clara bersemangat sambil menarik tangan gw. kemudian ia sadar, melepaskan tangan gw, agak tertunduk malu, “eh, maaf mas”. Gw mengenakan tas gw, dan memegang jemari Clara, “yuk, santai aja kali”. Clara menyambut dengan menggenggam tangan gw.


    Ga lama emang kami bergandengan, gw langsung melepas tangannya karena takut dengan regulasi kampus dan masalah profesionalitas. 10 menit berjalan akhirnya kami sampai ke kantin fakultas gw. suasana masih sama, banyak anak yang main gitar sambil nyanyi ga jelas. Kami duduk di pojok, agak jauh dari keramaian. Sambil mengunyah makanan masing-masing, Clara nampak bersenandung mengikuti lagu. “enak ya ampe malem masih rame, pantes betah” celetuknya di tengah makan. “ya gtulah makanya betah”. Kami selesai makan dan melanjutkan obrolan. “mas, kenapa make blazer terus dah?” tanya Clara tetiba. Sebenarnya gw males buka-bukaan, tapi yaudalah. Gw ga menjawab tapi malah membuka blazer gw. “ini kan ngelanggar aturan” jawab gw kemudian sambil menunjukan tattoo di pergelangan tangan kiri gw. “cool!” Clara nampak antusias sambil memegangi kedua tangan gw. “arti gambarnya apa mas?” tanya Clara yang gw jawab dengan arti tattoo pohon yggdrasil di tangan kiri gw. ia masih antusias dan menanyakan tentang tattoo, ia juga menceritakan beberapa temannya yag memiliki tattoo.

    Perbincangan kami makin seru. Dan tetiba, “panas ya” seru Clara kemudian sambil mengibas-kibaskan blazernya. “buka aja sih, ya panas lah, kantin” jawab gw sekenanya. Awalnya Clara nampak menolak, ia sedikit berpikir kemudian membuka blazernya, ternyata kemeja yang dipakainya adalah kemeja tanpa lengan. Lengan putih mulus dan siluet bagian samping dadanya yang bulat membusung terlihat jelas. Mata gw gabisa lepas dari dua bukit yang menjulang dan terlihat jelas. Ga terasa waktu menunjukan jam 9. Clara mengajak gw pulang. Gw menawari dia untuk diantar pulang.

    Gantian ia bangkit, menjulurkan tangannya, “yuk” ajak Clara sambil tersenyum. Gw bangkit dan meraih tangannya. Berbeda dari gw tadi, ia tidak melepaskan pegangan tangannya. Kami berjalan bergandengan hingga sampai ke parkiran dosen. sebenarnya,dari kata-kata Clara, jarak kosannya dari kampus Cuma sebatas tembok kampus, tapi harus muter karena make mobil. Di jalan tetiba Clara merangkul tangan kiri gw yang emang steady di tuas gigi, “dingin banget sih mas mobilnya” kata Clara manja. Gw bisa merasakan dadanya menempel di lengan gw, tepat di atas sikut. “ya mau gimana, malem, buka jendela aja?” tanya gw kemudian dijawab dengan gelengan manja Clara. sepintas gw rasakan bra yang ia gunakan bukan tipe bra yang bergabus tebal, jadi bisa terasa empuk-empuk dadanya. Sengaja gw naik turunin gigi, biar lengan gw bergerak menyenggol-nyenggol dada Clara. gw berpikir awalnya ga sengaja ia menyentuhkan dadanya, tapi beberapa senggolan hingga yang sengaja gw bergerak buat nyenggol, Clara ga mengubah posisinya. 15 menit dan kami sampai di depan kosan Clara yang ternyata Cuma berjarak 4 rumah dari kosan gw. Malam itu gw kepikiran, sebenarnya kenapa Clara? apa dia suka ama gw? atau ini kisah lain mahasiswa menjilat dosen demi nilai? Entahlah.

    Kamis malam, 2 hari setelahnya

    Sekitar jam 10 malam di kosan, gw baru menyelesaikan beberapa input data, dan bersiap streaming anime. Tetiba hape gw berbunyi, telpon dari Clara ternyata. “mas, maaf mengganggu, lagi di kosan ga?” tanyanya dengan suara yang agak bergetar seperti habis nangis. “iya di kosan ni, kenapa ya?” balas gw agak bingung. “Clara boleh ke sana ga? Plis banget mas plis, nanti Clara jelasin” gw gak tega dengan suara bergetarnya, pun karena kosan gw bebas campur jadi ga masalah. Akhirnya gw iyain permintaan dia. Bakar rokok sebatang dan gw turun (kamar gw di lantai 3). Baru gw sampai pagar, terlihat sesosok gadis berjalan cukup cepat. Menggunakan Celana pendek kain sepaha, kaos bali gombrong, dan jaket yang ga diresleting, dengan tas ransel di punggungnya. Clara berjalan tergopoh, gw langsung mengajaknya masuk ke kamar gw.

    “laptop Clara tetiba mati mas, ga mau nyala lagi, padahal ada UTS dikumpulin besok pagi, boleh pinjem laptop mas ga? Plis, Clara kerjainnya di sini deh” begitu masuk kamar, Clara langsung menjelaskan maksudnya. Gw langsung mempersilahkannya make laptop gw. perlu dijelaskan, kosan gw emang agak gede, kasur single di pojok, laptop gw taro di lantai, nyangkut ke speaker luar karena speaker laptop udah mati, dan Cuma dengan kipas laptop sebagai alasnya, praktis kalo mau ngerjain sesuatu ya tiduran, atau dipangku laptopnya.

    “emang warnet seberang kosan mu penuh?” tanya gw membuka perbincangan saat Clara sibuk ngeluarin buku catetannya. “ga ada aplikasi statistik mas, Clara panik banget. Pinjem ya” balas Clara dengan nada masih panik. Awalnya Clara mengerjakan dengan memangku laptop, karena emang gw larang untuk narik ke manapun, lagi nyetel lagu. Ia nampak sedikit kesulitan mencocokan data di catatannya dengan yang dimasukan ke laptop, jdi gw ambil inisiatif ngebantu. Gw langsung pasang mode kerja, tengkurep menghadap layar.

    “mas, agak panas ya?” tanya Clara tetiba sambil mengibas-kibaskan jaketnya. “yah emang kosanmu ada AC-nya, di sini mah makenya kipas” jawab gw seadanya. “boleh Clara lepas jaket?” ia meminta izin kemudian, gw hanya menjawab anggukan. Clara menaruh laptop di lantai, bangkit dan melepas jaketnya. Lengan putih itu nampak lagi. Baju yang ia kenakan ternyata hampir tanpa lengan. Clara kemudian malah tengkurap di samping gw, “pegel mas lehernya nunduk mlu, sambil tiduran gapapa ya?” tanyanya yang seperti ga butuh jawaban gw.


    Gw seperti mendengar beberapa kali samberan petir, yang kemudian disertai guyuran hujan yang cukup deras. Tapi keseriusan kami ga terganggu karena deadline semakin dekat. Jam setengah 12, akhirnya Clara selesai mengerjakan UTSnya dan mengirimkannya ke email dosen. “yah ujan mas?” tanyanya baru sadar kalo udah setengah jam lebih hujan deras. “kamu kemana aja? Fokus banget” jawab gw sambil noyor kepalanya. “yaah gimana dong, punya payung mas?” tanyanya agak cemas. “gapunya, lagian kosan kamu kan deket, ujan-ujanan dikit gapapa” jawab gw sekenanya. “Clara sih gapapa, datanya basah gimana, masih buat uas ini” serunya sambil menunjuk setumpukan kertas yang daritadi kami pelototin angka-angka di dalamnya. “yaudah tunggu reda aja dulu, ngapain kek” jawab gw sambil bangkit duduk. Clara masih asyik tengkurap. Tekanan dari badannya membuat dadanya mencuat ke samping tertahan bra, bokongnya membusung berani, bulat dan seperti minta dicubit. Dalam hati uda muncul pikiran selama ini Clara memamerkan badannya, boleh gw jamah nih. Tapi gw buang jauh-jauh pikiran itu,gw Cuma dosen pengganti, kalo sampe Clara ngadu ke bu Laras selesai semua karir nama baik gw.

    “mas punya film ga? Nonton aja yuk” tanyanya tetiba. “film apa? bokep?” tanya gw mencoba mancing. “yee jangan, kalo itu entar Clara ga pulang”. Jawaban itu aneh, apa itu berarti kalo gw buat dia terangsang dia rela gw tiduri? Ah setan makin merasuk. “tadi lagi mau nonton anime sih, tuh liat aja di tab” jawab gw kemudian. “wah mas ngikutin ini juga? Ih episode baru uda keluar ya? Mau dong mau dong” jawab Clara antusias ketika melihat tab anime yang lagi gw streaming. Akhirnya kami tonton lah itu film. “mas kok duduk? Clara tiduran aja gapapa kan?” tanyanya tetiba di setelah memulai film. “pegel, sakit keteken gaenak” jawaban gw masih terus memancing. Pikiran gw udah mulai kotor terus ngeliat bokong dan dada yang terjepit itu. “hah sakit? Ooh dedeknya yaa… ahahaha” Clara seperti paham dan malah bercanda. Kenapa pancingan gw terus-terusan disambut, hmmm. “iya lah, gede sih jadi ketindihan kan sakit,hahaha” jawab gw terus memancing. “hmmm sombongnya, segede apa sih?” tanya Clara nantang. Gw udah mulai frontal dan menjurus. “gede deh, masuk mulut kamu mah ga muat” jawab gw sekaligus menantang. “dih, iya deh, mulut Clara yang kecil mas itu sih” jawabannya ternyata ga seperti yang gw harapkan. Gw kira dia bakal nantangin. Gw patah akal, gw kembali nanya ke Clara, “kamu sendiri tengkurep gitu ga sesek?” gw nanya sekaligus tangan gw nunjuk ke arah dadanya. “hah?ini? engga sih, ga sesek Cuma ngganjel ajah” kata Clara sambil tangannya memegang dada bagian sampingnya.

    Clara kemudian bangkit, duduk di sebelah kanan gw. katanya sesek lama-lama tiduran. Ya okelah, kami kemudian mulai menonton episode baru anime tersebut. Baru berlalu 15 menit tetiba petir menyambar keras, dan listrik langsung padam. “hiyaaaah gelap mas” sontak Clara tetiba. “trafo kesamber petir kali” jawab gw santai. “mas kok suaranya ilang juga? Speaker laptopnya kemana?” tanya Clara yang menyadari film yang kami tonton tetiba mute. “rusak speakernya, makanya make speaker luar” jawab gw. “oh” Clara menjawab seperti kehabisan stok pertanyaan. Ruang gelap gulita, cahaya Cuma dari layar laptop. Kami berdua diam menyisakan berisik guyuran hujan menghujam talang air dan atap mobil.

    Gw memandang Clara, ya hanya wajahnya yang terlihat jelas disinari layar laptop. Clara seperti sadar pandangan gw ga bergerak dari wajahnya, “kenapa mas? Liatin aja” tanyanya. “cakep juga kamu ya” jawab gw sambil memandang lurus matanya. “dih kemana aja sebulan lebih tiap selasa ngeliat?” candanya sambil sedikit tertawa. “selama ini ada pengalih terus kan, sekarang Cuma kamu yang keliatan, ternyata cantik” jawaban gw bernada serius, meredakan tawa kecil Clara. ia juga memandang lurus mata gw. perlahan tangan gw merangkul Clara, tak ada perlawanan.

    Kami berdua diam saling berpandangan. Tangan gw naik hingga ke belakang kepalanya, sedikit membelai rambutnya dan perlahan menarik kepalanya mendekati gw. sementara tangan kiri gw perlahan menutup layar laptop. Cahaya semakin meredup karena mengarah makin ke bawah, temaram gw bisa melihat mata Clara perlahan tertutup ketika kepalanya semakin mendekati kepala gw. tak ada perlawanan sama sekali. Dan layar laptop sudah sepenuhnya tertutup, ruangan ini gelap gulita tepat ketika bibir gw menyentuh bibir Clara. tarikan napas cukup panjang sayup terdengar di antara guyuran hujan ketika bibir kami bersentuhan. Tak ada penolakan, gw mulai melumat bibir Clara. bibir mungil tersebut sedikit terbuka, memberi ruang untuk lidah gw bergerilya masuk, yang langsung disambut oleh lidahnya yang seperti sudah tidak sabar.


    Di tengah silat lidah ini, tangan Clara perlahan merangkul gw. tangan kanan gw masih menahan kepalanya untuk ga berhenti berciuman. Napasnya terdengar makin cepat. Tangan kiri gw yang sudah bebas tugas perlahan membelai perutnya, sangat perlahan naik hingga bagian bawah dadanya. Mencari lampu hijau, gw colek-colek sedikit dadanya. Bukan penolakan yang gw dapat, tapi tarikan napas cepat ketika gw menyentuh dadanya. Ini pertanda yang gw cari. Jemari gw langsung terbuka lebar, gw angkat sedikit dan langsung meremas dada kanan Clara. “mmmmhhhhhh” Clara melenguh di tengah ciuman kami yang semakin intim. Gw menyedot paksa lidah Clara masuk ke rongga mulut gw.

    “ngghh nghhh nghhh” Clara mendesah teratur ketika gw meremas dadanya dari luar kaos. Tangan kiri gw berhenti meremas dada Clara dan mulai bergerilya ke balik kaos. Perlahan gw sentuh perutnya, terus naik ke atas. Niat gw mau masuk langsung ke balik bra, ternyata sempit banget, sangat sulit untuk dijamah. Clara tetiba sedikit mendorong gw, hingga melepaskan ciuman kami. “susah ya?” tanyanya sambil sekelebat gw melihat tangannya mengarah ke punggungnya. Ia kemudian menurunkan tali bra dari lengannya. setelah melepaskan kedua sisi tali bra dari tangannya, Clara langsung merangkul gw dan melumat liar bibir gw. tangan kanan gw merangkul punggung Clara, dan tangan kiri gw kembali bergerilya masuk ke balik kaosnya. Ketika gw mendapati bra Clara sudah turun, langsung gw tarik keluar dan gw lempar sembarangan. Tangan kiri gw langsung bergerilya masuk kembali dan meremas dadanya. “aaaaahhhhhh” seketika Clara melepas ciumannya untuk melenguh panjang. Kemudian ia kembali melumat bibir gw, lidahnya liar menari di dalam mulut gw ketika tangan kiri gw bermain di dadanya, meremasnya hingga mencubit putingnya. Clara merangkul gw erat, membuat tangan kiri gw terjepit di antara dadanya, gabisa berbuat apa-apa kecuali meremasi kedua dadanya. Sementara mulut kami terkunci dalam satu ciuman yang kian memanas.

    Perlahan gw melepaskan ciuman kami, kepala gw turun. Clara melepaskan rangkulannya. Kedua tangan gw meremas dada Clara sambil menampik kaosnya ke atas. Kepala gw perlahan mengarah ke dada kirinya. Clara nampak paham, ia langsung menaikan kaosnya melewati kepalanya dan membuangnya entah kemana. Gw gigit kecil puting kirinya sambil gw remas dada kanannya. Bergantian perlakuan ini ke dua dadanya sambil sesekali gw isap putingnya kuat-kuat. “aahhh maaaas, enak banget siih…aaaaahh” Clara melenguh, meracau sejadinya ketika putingnya gw isap kuat-kuat. Di tengah permainan ini, tetiba listrik kembali menyala. Mata gw seperti kena blitz, terang sesaat baru kemudian jelas gw lihat puting pink yang sudah mencuat dari dada putih bulat membusung. Gw kemudian menyelesaikan permainan, hendak melihat ekspresi Clara.

    Clara nampak agak malu, mungkin listrik yang menyala seperti menyadarkan dia sesaat, namun libidonya sudah sangat tinggi, wajahnya sayu. “kenapa mas?” hardik Clara ketika gw melihat wajah cantiknya dalam suasana terang benderang. Semua terlihat jelas, bra putih dan kaosnya yang bergeletakan juga kembali terlihat. “ga Cuma mukanya cantik, dadanya juga bagus banget sih kamu” puji gw. Clara sedikit tersipu, “ah bisa aja mas”. Beberapa detik kami kembali saling diam, agak kikuk harus melanjutkan permainan atau bagaimana. Hingga tetiba tangan Clara mengarah ke selangkangan gw, dan langsung mengusap-usap penis gw dari luar celana. “mana yang katanya ga muat di mulut, Clara mau coba dong” goda Clara sambil tangannya mengusap-usap penis gw. matanya sangat sayu, ia kemudian juga menggigit bibir bawahnya setelah bicara. Libidonya jelas sudah sangat tinggi.

    Gw langsung melempar badan gw telentang di lantai, memberi kebebasan pada Clara untuk ngapa-ngapain gw. ia kemudian duduk di samping gw, tangannya mengelus-elus penis gw dari luar celana. Ia kemudian menurunkan sedikit celana dan cd gw, membut kepala penis gw muncul dan batang penis terjepit celana. Kemudian menjilati perlahan kepala penis gw. sesekali Clara ngeliat gw sambil tersenyum menggoda. Seperti puas ngebuat gw kentang, baru ia kemudian menurunkan celana gw, dan melemparkannya sembarangan. Ia juga menaikan sedikit baju gw biar ga menghalangi penis. Penis gw tegak berdiri, dan Clara agak terbelalak. “gede ya, muat ga nih” entah ini ekspresi kaget asli atau semacam lip service. Ia kemudian beranjak duduk di antara paha gw.

    Tangannya mengocok pelan penis gw sambil perlahan Clara mendekatkan wajahnya. Kembali ia menjilati kepala penis gw. baru kemudian mulutnya terbuka lebar dan perlahan memasukan penis gw ke mulutnya sambil tangannya tetap mengocok pelan batang penis gw. Clara mengulum perlahan, kepalanya naik turun. Ketika kulumannya kian dalam, tangannya beranjak turun dan mengaduk-aduk kedua biji gw. 3 menit berlalu, kepalanya makin cepat bergerak naik turun. Tangannya bertopang di panggul gw. penis gw berasa hangat walau sesekali terantuk gigi. sekeras apapun Clara berusaha, kapasitas mulutnya hanya sampai ¾ penis gw. “phuaaaahh, susaaah” seru Clara sambil melepaskan kulumannya. gw tersenyum ngocol, “ga muat kan”. Clara nampak sedikit cemberut, merasa dirinya gagal menerima tantangan. Rautnya tetiba berubah tersenyum, “Clara tau caranya, pasti muat ampe ujung”. “gimana?” tanya gw sekaligus nantang. “mas tutup mata dulu, rahasia ini, pokoknya ampe ujung” pinta Clara sambil menaikan kaos gw. tepat ketika leher kaos melewati hidung ia berhenti. Membuat mata gw ketutup dan kedua tangan gw mengarah ke atas. “janji gaboleh liat, pokoknya Clara marah kalo mas liat” rajuknya. “iya, coba mana trik rahasianya” tantang gw. emang mata gw ketutup sama sekali, gw gabisa ngeliat apa-apa seperti saat gelap tadi. Gw bisa ngerasain tangan Clara mengocok perlahan penis gw. kemudian melepasnya. Kok gw jadi ga diapa-apain gini? “Clara mana triknya?” tanya gw sambil memastikan Clara ga pergi. “sebentar mas” jawab Clara sambil gw rasakan tangannya kembali mengocok penis gw tapi dengan posisi yang aneh. Gw merasakan genggamannya aneh.


    tetiba bleeesss…”hhhhaaaaahhhh”Clara melenguh kencang bersamaan dengan gw merasakan penis gw masuk ke sebuah goa yang sangat sempit, hangat, berlendir dan berdenyut di seluruh sisinya. Gw langsung menaikan kaos gw dan membuangnya, sedikit bangkit dan gw lihat Clara berjongkok menghadap gw, telanjang bulat tanpa apapun menutupinya lagi. nampak vagina berwarna coklat muda yang dipenuhi bulu-bulu halus. Penis gw sepenuhnya tertanam ke dalam vagina Clara. ia kemudian tersenyum puas dengan wajah yang sudah sangat sange. “muat kan mas ampe ujung” katanya sambil perlahan bergoyang naik turun. “iya muat ampe ujung, tapi curang, itu bibir bawah, bukan bibir atas” gw masih berusaha bicara di tengah kenikmatan luar biasa ini. “sshhh…ahhh… gapapahhhh…lebih enak juga kan, ahhhh” Clara berusaha menggoda gw sambil bergoyang naik turun. “ahhh, iya enaak” gw udah gabisa nahan lagi, dinding vagina Clara terus menekan penis gw, membuat sensasi yang sangat nikmat.

    Setiap kali Clara bergerak turun, gw hentakkan bokong gw ke atas, menjadikan gerakan gw dan Clara saling berlawanan. Setiap hentakkan yang terjadi Clara selalu melenguh kencang. “aaahh…uuhhh… mhhh…enaak maaas”. Kedua tangan gw juga meremas dada Clara yang berguncang liar, sambil sesekali mencubit putingnya. 10 menit berlalu, “ahh maasss keluaaar” Clara melenguh kencang, dan satu hentakkan keras terakhir membuat tubuhnya membusung dan bergetar. penis gw berasa dimandikan oleh cairah hangat yang mengguyur di dalam vagina Clara. Clara langsung tumbang ke depan, gw menahannya dan langsung memeluknya. “enaak banget mas…enak banget” bisik Clara. gw peluk dia dan membalik posisi, ia kini di bawah. Kakinya gw topang di bahu gw. perlahan gw pompa Clara. “ahh iya mas teruss…ahhh” Clara meracau sejadinya ketika gw mempercepat gerakan gw. bermain di rpm tinggi membuat Clara meracau semakin aneh, “ahhh teruss… fuck..yess..ahhh…” lengkingan, racauan, dan lenguhan menyatu dengan napas yang kian cepat dan hujan yang masih deras.

    Sekitar 10 menit sampai gw merasakan gw hampir keluar. “ahhh mas mau keluar lagi” Clara bersiap untuk orgasme keduanya, pun gw merasakan udah di ujung. Kaki Clara tetiba turun dan menyilangkannya di punggung gw, mengunci posisi gw sekarang. “terus maas Clara mau keluaar” Clara meracau makin liar ampe gw harus nyium dia untuk menutup mulutnya. Kakinya mengunci di punggung gw, tangannya mengikat leher gw untuk ga melepaskan ciuman, dan tubuhnya bergetar hebat. Gw merasakan penis gw seperti dipijat, seluruh dinding vaginanya berdenyut, membuat vaginanya makin sempit dan memberi pijatan hebat ke seluruh penis gw. “sssshhhaaaaaahhhh”Clara mendesah lemas disertai dengan guyuran cairan hangat. Dan gw mencapai ujungnya, “ra, mau keluaar” gw memperlambat gerakan gw, bersiap mencabut penis gw. tapi kaki Clara mengikat gw makin kuat, bokongnya bergoyang seperti minta untuk gw pompa lebih cepat. Tangannya mengunci di tengkuk gw. ia melepaskan ciumannya, berbisik di telinga kiri gw “ga mau,ahhh… ga boleeeh,ahh… entot teruus…jangan dilepas…ahhh” gw hilang akal, gw pompa Clara secepat dan sekeras yang gw bisa. “aaahhhh iyaaaahhhh…teruuus” Clara kian meracau. Gw gabisa nahan muatan penis gw lagi. Satu hentakan terakhir penis gw masuk sedalam mungkin ke vagina Clara, dan langsung memuntahkan lava putih hangat di liang rahim Clara. tubuh gw bergidik, 7 semprotan bersarang dalam vaginanya. “aaaaaahhhh enaaaaak” Clara mendesah dan meracau ketika ia gw rangkul erat sambil penis gw memuntahkan seluruh muatannya.

    Setelah yakin semua muatannya keluar,Clara baru melepas seluruh kunciannya dan baru gw cabut penis gw. gw duduk di antara paha Clara, melihat lava putih perlahan meleleh keluar bercampur cairan hangat dari vagina yang menganga. Tangan Clara menengadah ke atas minta gw memeluknya. Gw tidur di sampingnya dan memeluk Clara erat. Kami kembali berciuman sebentar. “enak banget mas, sumpah demi apapun enak” puji Clara. gw hanya menjawab dengan senyuman. Beberapa menit mengisi tenaga, Clara kemudian bangkit dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan vaginanya. gw pindah tiduran di kasur. Pikiran gw baru agak jernih, inget kalo gw buang muatan di dalam. Deg-degan juga sih. Clara keluar dari kamar mandi, gw masih ga berani bilang apa-apa. ia kemudian duduk di bibir ranjang. Melihat gw dengan mata penuh kepuasan, kemudian pandangannya perlahan turun ke penis gw yang sudah menyusut. Ia kemudian membelai penis gw. “ntar kalo udah gede, ngentot lagi ya… Clara ketagihan” goda Clara. “itu, peju, gapapa?” gw panik sampe gabisa ngomong kalimat lengkap. Clara tersenyum, “kondom itu proteksi lemah, sering sobek, kalo KB 99% aman”. Dan gw bisa napas lega atas jawaban itu, pantas Clara pede banget untuk gw keluar di dalam.


    Hujan masih mengguyur deras, dan waktu sudah menunjukan tengah malam. Clara merebahkan dirinya di samping gw, di kasur yang sempit ini sehingga kami harus tidur miring agar muat. Clara tiduran membelakangi gw. “mas, Clara boleh nginep aja ga? Udah tengah malem” ujarnya tetiba. Gw merangkul perutnya sambil membalas, “baru mau minta kamu nginep aja daripada tengah malem pulang, hahaha”. Clara tetiba membalikan tubuhnya sehingga tidur miring menghadap gw. “iya mas boleh? Asyik” serunya kemudian mengecup bibir gw, lalu tersenyum manja. Tangan gw beranjak naik dan mengusap rambutnya. Gw kemudian tidur telentang, tangan kiri gw menjadi bantal Clara, ia tidur sambil memeluk gw. tangan kiri gw mengusap-usap rambutnya. Malam kian larut, kami tidur tanpa mengenakan apapun yang menutupi tubuh kami. ga butuh waktu lama hingga Clara terlelap, mungkin ia sudah kelelahan.

    Pagi menjelang, gw bangun dan melihat jam, baru jam 6. Clara sudah tidur berubah posisi, miring membelakangi gw. perlahan gw rangkul perutnya, berbisik di telinganya. “Clara, udah pagi, bangun”. Ia masih pulas tertidur. Beberapa kali gw membangunkannya dan tidak ada respon. Perlahan gw berbisik, kemudin iseng gw mengendus di lehernya. Clara bergidik namun masih pulas. Tangan kanan gw naik perlahan dari perutnya, menuju dadanya yang tumpah ruah. Gw elus perlahan, masih ga ada respon. Gw kemudian cubit pelan putingnya. “mmhh…” Clara bergidik sambil sedikit mendesah. Beberapa kali gw cubit perlahan putingnya, kemudian gw remas pelan dadanya, kiri kanan bergantian. “mhhh, aaahhhh” Clara mendesah sambil masih terlelap, jadi seperti mengigau. Gw mainkan kedua putingnya, sambil gw jilati lehernya. Clara semakin mendesah, namun belum ada tanda ia bangun. Tangan gw turun dari dadanya menuju bokongnya. Gw cubit bokongnya, dan ia masih juga belum bangun. Kemudian tangan gw turun sedikit ke selangkangannya, gw elus vagina yang mengintip di antara kedua belah bokongnya. “ahhhh…ahhh” Clara mendesah, bokongnya bergoyang mengikuti pola elusan jari gw di bibir vaginanya. gw kemudian memainkan Clitorisnya yang terjepit di antara bibir vagina dan pahanya. “aaahhhh…mmmmm” desahan Clara makin mejadi, tubuhnya bergoyang, namun masih seperti orang mengigau. Vaginanya perlahan basah, dan bahkan sudah hampir banjir.

    Penis gw udah berdiri tegak, antara sange dan berdiri ketika pagi. Gw selesaikan gesekan jemari gw di vagina Clara. gw kemudian memegang penis gw, mengarahkannya ke antara dua bokong Clara. gw gesekan perlahan penis gw di bibir vagina yang mengintip tersebut. “mmhhh” Clara mendesah kembali, disertai bokongnya yang bergoyang perlahan. Gw mengira-ngira di mana letak lobang vaginanya, gw arahkan kepala penis gw tepat di depan lobang vaginanya, dan perlahan gw memasukan penis gw ke dalam vagina Clara. kepala penis gw kini sudah masuk, menyisakan batang penis yang sudah keras di luar. Tangan kanan gw kemudian meremas melebarkan bokong Clara dan dengan kekuatan penuh gw benamkan seluruh penis gw ke dalam vagina Clara. “huaaaaahhh” Clara sedikit berteriak ketika sodokkan gw langsung membenamkan seluruh penis gw ke dalam vaginanya yang sudah basah. Langsung gw sodok cepat Clara. posisi ini membuat vaginanya terasa lebih sempit. Penis gw seperti dijepit oleh ruang hangat yang telah basah. Tangan kanan gw naik dan langsung meremas dada Clara.

    Beberapa lama gw menggoyang Clara barulah ia bangun, “mmhhh aaahhh maas enaaaak, teruuus” Clara bangun langsung meracau. Tangannya langsung merangkul kepala gw. tangan gw kemudian mengangkat kaki kanan Clara, membukanya lebar, kemudian tangan gw langsung menyusup ke perutnya dan turun ke vaginanya. di balik rambut-rambut halus vagina itu gw mainkan Clitoris Clara sambil masih memompanya. Kepala Clara menengadah sambil terus meracau “hhhaaaahhh teruus… teruus mas teruus, Clara mau pipis”. Beberapa sodokan kencang membuat tubuh Clara membusung, tangannya kencang merangkul kepala gw, tubuhnya bergetar, sesaat kemudian gw merasakan penis gw diguyur cairan hangat yang begitu deras disertai lenguhan panjang Clara. memastikan ia selesai orgasme baru gw cabut penis gw, dan cairan putih mengalir keluar vaginanya, membasahi bulu-bulu halus yang sudah lembab. Gw kemudian membalik tubuh Clara, memeluknya erat dan mencium bibirnya mesra, “selamat pagi Clara”. Clara tersenyum manja, ia memeluk gw erat sehingga penis gw yang masih berdiri tegak menempel di perutnya. “pagi mas, pagi-pagi Clara udah dientot aja mas” timpalnya sambil tersenyum manja. “ya kamu dibangunin ga bisa, memek udah basah, tusuk aja lah, hehehe. Marah ya?” balas gw kemudian. Clara menggeleng, “enggak, alarmnya enak banget mas. Clara biasa bangun sebel kalo bunyi alarm, kalo ini enak”. Jawaban diiringi dengan tawa kami pagi itu. “kamu enak, mas kentang nih” timpal gw. “uuu kaciaan dedeknya belum keluar yaa” canda Clara sambil tangannya perlahan mengocok penis gw yang masih berdiri tegak. “masukin lagi ya?” tanya gw minta ijin. Clara bangkit duduk sambil tangannya masih memegang penis gw. “bukan ga mau mas, Clara lemes entar gabisa kuliah, disepong aja yaa?” jawabnya. Yang tanpa menunggu balasan gw, wajahnya mengarah ke penis gw dan langsung menjilati kepala penis gw. perlahan Clara mengulum penis gw sambil tangannya mengocok batang penis gw. kuluman yang penuh gairah disertai lenguhan-lenguhan yang bisa gw dengar di sela-sela kulumannya.


    Clara kemudian memposisikan tubuhnya berlutut di antara paha gw. ia melepas kulumannya, menegakkan penis gw, kemudian menjepitnya di antara kedua dadanya. Ya, dada Clara cukup besar untuk bisa benar-benar menjepit penis gw dan mengocoknya. Namun posisi ini keliatan susah buat dia. Jadi gw minta ia berhenti dan tidur telentang di tempat gw. kemudian gw berlutut di atas perutnya, ia kembali menjepitkan dadanya di penis gw. gw bergerak maju mundur beraturan dengan pola Clara mengocokkan dadanya. Sesekali kepalanya berusaha menjangkau kepala penis gw. agak susah keliatannya tapi ia berhasil mengulum kepala penis gw sambil dadanya mengocok penis gw. sensasi unik ini membuat gw sangat bergairah. Dan tak perlu waktu lama untuk gw sampai ke puncaknya. “ahhh mau keluaar” dan *crot crot crot crot* empat semburan bersarang ke wajah cantik Clara. ia menjilati sperma gw yang mendarat di sekitar mulutnya. Clara tersenyum puas dengan wajah belepotan sperma.

    Rehat sejenak baru kami kemudian mandi. Jujur kamar mandi gw ga cukup lebar untuk bisa dipakai berdua. Sehingga tak banyak yang bisa kami lakukan. Setelah Clara membersihkan sperma gw yang mulai mengering di wajahnya, kami mengguyur badan masing-masing. Clara menuangkan sabun di dadanya, dan menggunakan dadanya untuk menyabuni gw. ia menempelkan dadanya di seluruh tubuh gw, kemudian berlutut dan membenamkan penis gw yang masih tertidur di dadanya. “dedek bangun dedek” candanya sambil menggosok-gosokan dadanya yang penuh sabun di penis gw. “jangan ganggu dedek tidur, ntar kalo bangun kamu lemes” balas gw disertai tawa Clara. selesai menyabuni gw. Setelah sedikit membilasnya, gantian gw menuangkan sabun di telapak tangan gw dan mulai menyabuni tubuh Clara. ia berdiri membelakangi gw. gw oleskan ke seluruh tubuhnya, dan terakhir dadanya. Gw mengolesi sambil meremas-remas dadanya. Tubuhnya mencilat, air bercampur sabun diterpa cahaya. Membuat perlahan penis gw bangkit kembali. Gw kemudian mencoba mengambil sikat gigi, namun sengaja menjatuhkannya. “yah ambilin dong tolong” pinta gw. Clara membungkuk berusaha mengambil sikat gigi yang terjatuh, dengan cepat gw arahkan penis gw yang sudah meninggi ke vagina clara, “aaaaahhhhhhh” Clara melenguh kencang ketika penis gw menyeruak masuk ke dalam vaginanya. tangannya yang semula ingin mengambil sikat gigi langsung bertopang ke tembok. Gw memegang panggul Clara sebagai tumpuan dan langsung memompanya perlahan. “sshhh aahhh alibi banget ngambil sikat gigi maas…ahhh” Racau Clara menyadari permintaan gw Cuma alibi. “ahh mas, enak…ahhh, udah jam segini mas…ahh” Clara meracau keenakan namun juga menyadari jam kuliahnya hampir tiba. Baru sekitar 3 menit gw cabut penis gw. ga enak juga kalo dia ampe ga masuk kuliah, kentang sebenernya sih, tapi mau gimana lagi. Clara bangkit, membilas tubuhnya. Kemudian berbalik dan langsung mencium gw. lidahnya langsung liar menyeruak. Gw membalas pelukannya, sambil meremas bokongnya. Cukup lama kami berciuman, hingga Clara yang melepaskan ciuman kami. ia kemudian menggenggam penis gw, “sabar ya dedek, nanti Clara puasin kamu deh” ujar Clara. “janji?” tanya gw kemudian. Clara membalasnya dengan senyuman nakal, lalu memeluk gw.

    Selesai mandi kami bergantian handukan. Keluar kamar mandi gw duduk di bibir ranjang. Gw memandanginya yang sedang mengeringkan tubuhnya. Ia sadar kalo pandangan gw tertuju padanya ketika ia akan memakai celana dalamnya, “kenapa mas?” tanyanya. “yah kamu make baju, mau liat kamu telanjang lebih lama” jawab gw sambil terus memandangi dadanya yang berguncang liar. “iya mas entar kita main lagi, puasin deh liat Clara telanjang” jawabnya sambil berpakaian. “masih lama ya? Pengen terus liat kamu telanjang aja boleh?” tanya gw diselingi sedikit tawa. “yeeh masuk angin dong clara kalo telanjang terus” jawab Clara setengah bercanda. Selesai berpakaian, kami kemudian turun. Gw mengantar Clara ke kosannya, untuk berganti baju dan menyiapkan bawaan kuliahnya. Kemudian berangkat menuju kampus.


    *tambahan
    cerita ini berpotensi menjadi kisah seri karena gw dan Clara menjadi semakin intim, tergantung respon trit dan ingetan gw tentang cerita yang berkesan dengan Clara.

  • Kisah Memek Ngentot 3 IN 1 Dengan Mahasiswi

    Kisah Memek Ngentot 3 IN 1 Dengan Mahasiswi


    3090 views

    Duniabola99.com – Suatu waktu, pas aku lagi kluar kota, malemnya gak adakegiatan. Kebetulan hotel tempat aku nginep dekat ma kampus universitas terkenaldi kota itu. Malemnya, karena gak ada kegiatan, aku iseng menuju ke warnet yangterletak dekat hotel, persis disebrang universitas tersebut. Biasanya kalo malem gini, pasti banyak mahasiswa dan mahasiswi yang lagi di warnet. Cuma ketika aku ke warnet dah cukup larut, dah ampir jam 10 malem. Kata bellboy hotel, warnet tu buka 24 jam.


    Sampe disana, warnet dah sepi, tapi aku lihat dipojokan masih ada prempuan abg lagi didepan komputer. aku minta petugas warnet komputer disebelah tu abg, dibolehin ma yang jaga. Aku duduk disebelahnya, aku senyum ketika dia noleh ke aku. Manis juga ni anak, dia pake jins dan blus tengan panjang. Karena blusnya ketat, tercetaklah sepasang toket yang lumayan besar. Dia juga senyum.

    “Sendirian aja nih”, sapaku.

    “Berdua ma om kan”. Aku senyum, brani juga ni anak.

    “Tumben si kesini om”.

    “Aku dari luar kota, malem gini gak ada kerjaan, ya aku mampir ja ke warnet, kan bisa browsing”.

    “Om suka browsing apaan”.

    “Yang seru2.

    “apaan tu om”.

    “Ya udah kamu logout ja, kita browsing bareng, pake 1 komputer ja, nanti aq cari situs2nya”.

    Dia mematikan sambungan internetnya, dan duduk disebelahku. Karena tempatnya sepit, jadi agakberdesakan.

    “Kamu namanya siapa ? aku edo”.

    “ayu om”. “Kamu sekola disini juga ya”.

    “Iya om”.

    “Dah semester brapa”.

    “Baru masuk”.

    “Wah masi abg banget ya”.

    “La iyalah om, kan baru lulus smu, skarang kuliah disini”. Aku membuka satu situs dewasa,

    “Kamu mo liat gambar atau video?”

    “Video lah om, kan lebih live”.

    “Cuman donlodnya suka lama”.

    “Ya gak apa, nunggunya kan bisa ngobrol”.

    “Mang nya gak dicariin”.

    “Dicariin sapa om, aku kos kok”. Aku membuka situs dan mengklik movie, aku milih satu thread dan mulai donlod. Karena kebetulan warnet dah tinggal kita ber2, ditambah petugasnya, donlodnya jadi lumayan cepet. Abg lagi maen ma om2. HokiJudiQQ

    “Gede banget ya om kontolnya”, kata ayu tanpa tedeng aling2.

    “Pernah gini Yu”.

    “Om mo tau aja”.

    “Kayanya pernah ya Yu”.

    Ayu diam saja, matanya menatap layar monitor. Aku tidak menyia2kan kesempatan ini, ku elus pahanya.

    “Om, geli ah”,

    Ayu menggeliat tapi tetep saja menatap layar monitor. Pahanya terus saja kuelus2, tangan kuselipkan diantara ke 2 pahanya, tanpa sadar Ayu membuka pahanya. Aku menggosok pahanya makin keatas kearah selangkangannya. Karena tempatnya sempit, Ayu gak bisa mengangkangkan pahanya lebar2.


    Tanganku pindah sasaran, kuelus toketnya yang membusung. Ayu kaget karena aku meremas perlahan toketnya, “Om…” dia melenguh tetapi tetep saja matanya menatap layar komputer.

    “Wah abis om, cari yan lan lagi dong om, yang seru kaya gini”.

    Aku mengklik film brikutnya. Sembari nunggu donlod, aku meremes toketnya lagi.

    “Toket kamu besar dan kencang Yu, sering diremes2 ya”.

    “Om iseng ih”.

    “Tapi kamu suka kan”, jawabku sembari terus meremes toketnya.

    Ayu membiarkan ulahku, kebetulan donlod dah selesai, Ayu kembali menatap tayangan di monitor tv, aku makin gencar merems2 toketnya.

    “Yu, aku ngacengnih”, bisikku sembari mencium pipinya.

    “ke hotelku yuk”.

    “Tanggung om, ampe filmnya abis ya”. Wah asik juga nih, ajakanku dia iyakan.

    Aku terus saja meremas2 toketnya, Ayu mulai terangsang karena ulahku, lagian pengaruh film bokep mulai merasuk pada dirinya. Akhirnya filmnya slesai juga.

    “Jadi Yu, ikutaku ke hotel”.

    “Yuk om, aku juga pengen neh”. Aku menyelesaikan bayaran 2 komputer yang Ayu dan aku pake, aku menggandengnya kluar warnet dan berjalan menuju ke hotel. Gak jauh si jaraknya dari warnet. Ketika lewat resto yang masih buka,

    “Kamu laper gak Yu, kalo laper cari makan dulu yuk”.

    Ayu mengiyakan ajakanku, mampirlah kita diresto itu, dah sepi, kami pesan makanan dan minuman. Karena sepi, pesanan cepet dihidangkannya. Sembari makan Ayu cerita lebhi banyak tentang dirinya. Rupanya dia sering ngentot sama cowoknya, mahasiwa kakak kelasnya. Ya dikosnya bebas, jadi mudah aja cowoknya nginep dan ngentotin Ayu.

    “Kamu kok mau aku ajak ke hotel Yu”.

    “Kata temenku, ngentot ma om2 lebih nikmat dari pada sama cowok sendiri. Makanya aku penasaran, pengen nyobain ngentot ma om. Bener ya om bisa bikin aku nikmat”.

    “Ntar kamu rasain sendiri ja”. Kami makan santai saja sembari ngobrol, becanda.

    Makin dilihat Ayu makin bikin napsu aku. kalo dia tertawa, toket montoknya ikut berguncang2, padahal kliatan dia pakebra.

    “Toket kamu besar ya Yu, kalo kamu ketawa sampe ikutan bergerak. Keseringan diremes ya”.

    “Iya om, hobi banget cowokku ngeremes dan ngemut pentilaku”.

    “Kamu gak ada jadwal ngentot ma cowok kamu malem ini”.

    “dia lagi keluar kota om, kebetulan ketemu ma om, aku suka ngeliat om, ganteng, atletis lagi badannya, mudah2an ja kontol om perkasa”.

    Selesai makan, aku membayar billnya, trus kita menuju ke hotelku. Di kamar, Ayu kurangkul. Sebuah ciuman mendarat dipipinya. Aku menggandengnya dan duduk di sofa empuk yang ada di kamar. Kamar hotelnya cukup besar, berisi satu tempat tidur besar dan seperangkat sofa, selain meja rias. Aku mengambil minuman kaleng dari minibar, kubuka dan kuberikan kepadanya.


    “Ayo minum, santai saja, mau mandi dulu enggak, kan tadi panas diluar”, kataku sambil menepuk2 pahanya.

    Sambil tersenyum-senyum aku berlalu ke kamar mandi. Gak lama kemudian, aku keluar dari kamar mandi hanya dengan bersarungkan handuk dipinggang.

    “Gantian deh mandi biar segar”.

    Di kamar mandi, di bawah shower, Ayu mengelus2 toketnya dengan busa sabun, demikian pula dengan jembut dan memeknya, sehingga napsunya menjadi ber kobar2. Selesai mandi Ayu kluar hanya pake daleman yang seksi, bra dan CD mini yang tipis model bikini, sehingga bra hanya ditalikan di belakang leher dan punggungnya, sedang CD mininya ditalikan di kiri dan kanannya. Karena branya tipis, otomatis pentilnya yang sudah mengeras menonjol sekali, demikian juga jembutnya yang lebat sangat berbayang dengan CD tipis itu. Karena bentuknya yang mini, jembutnya menyembul di bagian atas, kiri dan kanan CD nya. aku yang sedang duduk di sofa membelalakkan mata ketika melihat dia keluar dari kamar mandi hanya berbalut bikini tipis dan seksi itu.

    “Lama sekali sih mandinya, pasti deh ngelus2 diri sendiri, ya. Kamu cantik sekali Yu, seksi sekali”.

    Diaduduk disebelahnya dan menjawab “Habis om sih mandinya gak ngajak2, sehingga terpaksa Ayu ngelus2 sendiri. Om suka kan ngeliat Ayu pakai bikini seperti ini”.

    “Suka banget, kamu napsuin deh Yu”.

    “Udah ngaceng dong om”.

    Ayu yakin melihat pemandangan yang menggairahkan ini pasti mengungkit nafsuku. Kontolku terlihat mulai bergerak-gerak dibalik handuk yang disarungkan dipinggangku.

    ”Ayutahu, pasti om suka, tak usah khawatir, kan malem ini sepenuhnya milik kita.”Aku lalu mencium pipinya.

    Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Ayu kurengkuh dengan ketat kedalam pelukanku. Tanganku mulai bergerilya me remas2 toketnya. Pentilnya yang sudah mengeras kupelintir2 daribalik bra tipisnya, Ini membuat rangsangan yang lebih hebat lagi buat Ayu. Ayumenggeliat-geliat sambil mulutnya terus menyambut permainan bibir dan lidahku .Lidahnya menerobos mulutku dan bergulat dengan lidahku. Tangannya pun aktifmenerobos handuk yang kukenakan dan me remas2 kontolku yang sudah mulai ngacengitu.

    “Om gede banget kontol nya, pasti om kuat deh ngentotnya. Kita all nitelong ya om”.

    Membalas gerakannya itu, tangan kananku mulai merayapi pahanya yang mulus. Aku menikmati kehalusan kulitnya itu. Semakin mendekati pangkal pahanya, Ayu membuka pahanya lebih lebar, biar tanganku lebih leluasa bergerak. Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan memeknya yang masih tertutup CD bikini tipis. Jariku menelikung ke balik CDnya dan menyentuh bibir memeknya dan menggosok2 itilnya. Ayu mengaduh tetapi segera kubungkam oleh permainanlidahku. Badannya mulai menggeletar menahan nafsu yang semakin meningkat. Tangannya terus menggenggam kontolku yang besar dan panjang itu.

    “Om, besar banget sih kontol nya, dipakaiin obat apa sih sampai besar begini”, katanya sambil mengocok lembut kontolku.

    “Kamu sukakan sama kontolku”, bukan menjawab dia malah balik bertanya.

    “Suka banget om, kalau sudah masuk semua rasanya memek Ayu sesak deh kemasukan kontol om, apalagi kalau udah om enjot, gesekan kontol om ke memek Ayu terasa banget. Ayu udah gak sabar nih om, udah pengen ngerasain kontol om nggesek memek Ayu”. jawabnya penuh napsu.

    Kocokan lembutjari-jarinya itu membuat kontolku semakin ngaceng mengeras. Aku mengerang-ngerang nikmat. Aku mulai menjilati dagu dan lehernya dan sejalan dengan itu bibir mungilnya itu menyentuh pentilku. Lidahnya bergerak lincah menjilatinya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Tangannya makin cepatmengocok kontolku yang semakin berdenyut-denyut ngaceng.

    “Ayo ke ranjang”,bisikku, “Kita tuntaskan permainan kita.”


    Ayu bangkit berdiri, aku memeluknya. Kuangkat tubuhnya dan lidahku yang terus menerabas lehernya membuat nafasnya terengah-engah nikmat. Toketnya lembut menempel lekat di dadaku. Ayu kurebahkan di tempat tidur yang lebar dan empuk, aku menarik pengikat bra dan CDnya. Ayu biarkan aku melakukan semuanya sambil ber desah2 menahan napsunya yang makin menggila. Setelah tak ada selembar benangpun yang menempel di tubuhnya, aku mundur dan memandangi tubuhnya yang telentang bertelanjang bulat, bersih danwangi sabun karena habis mandi. Aku memandangi rambutnya yang kepirangan tergerai sampai kepundak, toketnya yang padat dengan pentil yang sudahmengeras, perutnya yang rata dengan lekukan pusernya, pahanya yang mulus dengan pinggul yang bundar digantungi oleh dua bongkah pantat yang bulat padat dan disela paha itu terlihat gundukan hitam lebat jembutnya.

    “Ngapain om hanya dilihatin saja,” protesnya.

    “Aku kagum akan keindahan tubuhmu Yu”, jawabku.

    “Semuanya ini milik om malem ini”, katanya sambil merentangkan tangannya.

    Aku mendekat dan duduk dipinggir tempat tidur. Ayu kupeluk dengan erat.

    “Om, Ayu mau menjilati om, gantian ya”, katanya.

    Aku berbaring, kemudian mulutnya mulaimenjelajahi seluruh dada termasuk pentilku dan perutku, terus menurun ke bawahmendekati pusar dan pangkal pahanya. Dengan lincah Ayu melepaskan belitan handuk dipinggangku. kontolku yang sudah tegang itu mencuat keluar dan berdiritegak. Dengan mulut ditangkapnya kepala kontolku itu. Lidahnya dengan lincahmemutar- mutar kontolku dalam mulutnya. Aku mengerang-ngerang nikmat menahan semua sensasi itu. Puas mempermainkan kontolku Ayu merebahkan diri disampingku.

    Aku mulai beraksi. Kusergap toket kanannya sembari tangan kanan kumeremas-remas toket kirinya. Bibirku mengulum pentil toketnya yang mengeras itu. Toketnya juga mengeras diiringi deburan jantungnya. Puas toket kananmulutku beralih ke toket kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku turun keperutnya. Ayu menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan kujulurkan lidahku ke dalampusarnya.

    “Auu..” Ayu mengerang, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

    Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. Perlahan-lahan pahanya membukadengan sendirinya, menampakkan memeknya yang telah merekah dan basah. Jembut yang hitam lebat melingkupi memek yang kemerah-merahan itu. Aku mendekatkan mulutku ke memeknya dan dengan perlahan lidahku menyuruk ke dalam memeknya yang telah basah membanjir itu. Ayu menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliatseperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakinlebar membuka.

    “Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

    Aku terus mempermainkanitilnya dengan lidah. Ayu menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalakuerat-erat. Ayu melolong keras. Pada saat itu kurasakan banjir cairan memeknya. Ayu sudah nyampe yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan Ayu menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya. Kembali erangannya terdengar tanda napsunya mulai menaik lagi. Tangannya menjulur mencari-cari batang kontolku. kontolku telah ngaceng sekeras beton. Ayu meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubunbutuh penyelesaian. Ayu kudorong sehingga rebah ke kasur empuk.

    Perlahan-lahanaku naik ke atasnya. Ayu membuka pahanya lebar-lebar siap menerima masuknya kontolku. Kepalanya bergerak-gerak, mulutnya terus menggumam. Matanya terpejam menunggu. Aku menurunkan pantatku. kontolku berkilat-kilat dengan kepalanya yang memerah siap menjalankan tugasnya. aku mengusap-usapkan kontolku di bibir memeknya. Ayu semakin menggelinjang.

    “Cepat om. Ayu sudah nggak tahan!”jeritnya.


    Aku menurunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESS! kontolkumenerobos memeknya diiringi jeritannya. Ayu tidak perduli apakah tamu disebelah kamar mendengar jeritannya atau tidak. Aku berhenti sebentar membiarkan Ayu menikmatinya. Lalu kutekan lagi dengan keras sehingga kontolku yang panjang danbesar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang memekku. Ayu menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar kontolnya masuk lebih dalam lagi. Ayu terdiam sejenak merasakan sensasi yang luar biasa ini. Lalu perlahan-lahanaku mulai mengenjotkan kontolku. Pantatnya diputar-putar untuk memperbesar rasanikmat. Toketnya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di memeknya.Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis menahankan rasa nikmat. Desisan itu berubah menjadi erangan dan kemudian akhirnya menjadi jeritan. Akumembungkam jeritannya dengan mulutku. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara dibawah sana kontolku leluasa bertarung dengan memeknya.

    “OH..”, erangnya, “Lebihkeras om, lebih keras lagi.. Lebih keras.. Oooaah!”

    Tangannya melingkar merangkul ketat. Kuku-kukunya membenam di punggungku. pahanya semakin lebarmengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir memeknya seirama dengan enjotan kontolku.

    “Aku mau ngecret, Yu”, bisikku di sela-sela nafasnya memburu.

    “Ayujuga om”, sahutnya, “Di dalam aja om ngecretnya. Ayu ingin om ngecret didalam.”

    Aku mempercepat enjotan kontolku. Keringatku mengalir dan menyatudengan keringatnya. Bibirku kutekan ke bibirnya. Kedua tanganku mencengkamkedua toketnya. Diiringi geraman keras aku menghentakkan pantatku dan kontol kuterbenam sedalam-dalamnya. Pejuku memancar deras. Ayu pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima kontolku sedalam-dalamnya. Kedua pahanya naik dan membelit pantatku. Ayu pun mencapai puncaknya. kontolku berdenyut-denyut memuntahkan pejuku ke dalam memeknya.

    Sekitar sepuluh menit kami diam membatu mereguk semua detik kenikmatan itu. Lalu perlahan- lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena napsu yangtelah terpuaskan. Aku tersenyum dan membelai wajahnya.

    “om hebat sekali”,katanya, “Rasanya lebih nikmat dari dien tot cowokku deh”.

    “Kamu juga luarbiasa Yu, aku sungguh puas karena kamu lebih binal dari cewek abg laen yang pernah aku entotin, itu yang membuat napsuku juga berkobar2. Kamu tidak menyesal kan Yu ngen tot denganku?”

    “Tidak, Ayu malah pengen dipuasin lagi”

    “Jangan kawatir, stok pejuku masih banyak” .

    Aku mencabut kontolku dan rebah disampingnya. Kami beralih ke kamar mandi. Aku memandikannya di shower. Keduatanganku menyabuni seluruh tubuhnya, toket, puser, jembut dan memeknya menjadi sasaran elusan tanganku yang dipenuhi busa sabun. Gesekan, rabaan dan remasantanganku akhirnya merangsang napsunya kembali.


    “om, Ayu sudah napsu lagi, pengen ngerasain kontol om keluar masuk dimemek Ayu lagi”, katanya sambilmeremas2 kontolku yang juga mulai mengeras.

    “Iya Yu, sambil ngeremas2 toketmu,aku juga napsu, main lagi yuk, tapi di kamar mandi ya”. jawabku.

    dalam waktu singkat Ayu sudah membuat kontolku ngaceng lagi, keras sekali kontolku ketika dikocok2nya. Aku duduk di atas closet dengan kontolku yang sudah ngaceng mengacung tegak ke atas. Ayu mengangkangkan pahanya dan mendekatinya dari depan, siap-siap untuk dientot. Ayu sudah duduk merapat di pahaku. kontolku yang sudah ngaceng tanpa halangan langsung menerobos memeknya, bersarang sedalam-dalamnya. Ayu kusuruh segera menggoyang pantatnya. Terasa nikmat sekali. Kedua toketnya kuremas2 dengan penuh napsu. Aku juga mengenjotkan kontolku kedepan kebelakang, walaupun dalam gerakan yang terbatas, tapi ini membuat ayu mengerang keras dan sudah terasa mau nyampe lagi. Hebat benar napsunya, baru sebentar goyang sudah mau nyampe saking nikmatnya. Ayu menjadi semakin liar dalam menggoyang pantatnya. Ayu sudah makin terangsang sehingga akhirnya badannya mengejang-ngejang diiringi erangan kenikmatan.

    “Auu.. om!”jeritnya.

    Untuk beberapa saat kami terdiam. Aku memeluknya erat-erat.

    “Yu, akubelum ngecret kok kamu udah nyampe”.

    “Habis, nikmat banget sih rasanya kontol om nyodok2 memek Ayu”.

    “Kita terusin ya Yu”, ayu hanya mengangguk lemas.

    Aku mengajaknya berdiri dan menyuruhnya membungkuk di wastafel dan membuka pahanya lebar2. Aku mendekat dari belakang. Tanganku menyapu lembut pantatnya yang mulus tapi padat. Ayu menggigit bibirnya dan menahan napas, tak sabar menanti masuknya kontolku yang masih keras. Tanganku melingkari kedua pahanya lalukuarahkan kontolku ke memeknya. Perlahan-lahan kepala kontolku yang melebar dan berwarna merah mengkilap itu menerobos memeknya. Ayu mendongak dan mendesis kenikmatan. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya, lalu mendadak kuhentakkan pantatku keras ke depan. Sehingga terbenamlah seluruh kontolku dimemeknya.

    “Aacchh..!!”, ayu mengerang keras.

    Rambutnya kujambak sehingga wajahnya mendongak ke atas. Sambil terus menggenjot memeknya, aku meremas2 kedua toketnya yang berguncang2 karena enjotanku yang keras, seirama dengankeluar masuknya kontolku di memeknya. Terdengar bunyi kecipak cairan memeknya, ayu pun terus mendesah dan melenguh. Mendengar itu semua, aku semakin bernafsu. Enjotan kontol kupercepat, sehingga erangan dan lenguhannya makin menjadi2.

    “Oohh..! Lebih keras om. Ayo, cepat. Cepat. Lebih keras lagii!”

    Keringatku deras menetesi punggung dan dadanya. Wajahnya pun telah basah oleh keringat. Rambutnya semakin keras kusentak. Kepalanya semakin mendongak. Dan akhirnya dengan satu sentakan keras, aku membenamkan kontolku sedalam-dalamnya. Ayu menjerit karena kembali nyampe untuk yang kedua kalinya. Aku terus meremas2 toketnya dengan penuh nafsu. Aku pun makin keras menghentakkan kontolku keluar masuk memeknya sampai akhirnya pejuku menyemprot dengan derasnya di dalam memeknya. Rasanya tak ada habis-habisnya. Dengan lemas ayu rebah di wastafel dan aku menelungkup di atas punggungnya.Beberapa saat kami diam di tempatd engan kontolku yang masih menancap di memeknya. Kemudian aku membimbingnya keshower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.

    Akhirnya terasa juga perut lapar yang sudah minta diisi, padahal dah makan besar sebelum ke hotel. Kembali lagi enersiku terkuras ngentotin Ayu. Aku keluar lebih dulu, aku menelpon room service untuk memesan makanan kecil dan minumannya. Kemudian aku kembali ke kamar mandi dan memeluknya yang masih berada dibawah shower air hangat.

    “Yu, nikmat sekali ngentot dengan kamu”.

    “iya om, Ayu juga nikmat sekali, masih ada ronde ketiga kan om?”.

    “Pasti dong”.


    Terdengar bel pintu, aku menyarungkan handuk di pinggangku dan keluar kamar mandi, ternyata room service. Setelah itu aku kembali ke kamar mandi, shower dah dimatikan dan ayu lagi mengeringkan badannya dengan handuk. Aku pun keluar dari kamar mandi bersama dengan ayu, terbungkus handuk. Kita duduk di sofa. Kami makan makanan kecil sambil berpelukan. Nyaman rasanya dalam keadaan yang hampir telanjang berpelukan (kaya teletubies aja ya). Ayu menyandar di dadaku yang bidang.

    “om, Ayu bahagia sekali dengan om, mau rasanya Ayu jadi istrinya om, supaya bisa ngerasaain dientot sampai lemas”,

    sambil engelus2 pentilku. Aku mengangkat dagunya dan mencium bibirnya dengan mesra sekali. Selesai makan, kembali kamu berpelukan di tempat tidur walaupun seprei sudah kucel akibat pertempuran seru tadi, toh sebentar lagi kami akan membuat seprei itu lebih kucel..lagi. Ayu berbaring dipelukanku, rambutnya yang basah kuelus2. Karena kenyang,lemas dan nyaman, ayu sampai tertidur dipelukanku. Setelah kubiarkan beberapa lama, ayu terbangun karena keningnya kucium dengan lembut.

    “Kamu tidur pules sekali Yu, gimana masih mau lagi tidak?” tanyaku sambil tersenyum.

    Ayumenggeliat, terbangun dan menuju ke kamar mandi karena ingin kencing. Selesainya ayu kembali ke pelukanku. Handphoneku berbunyi, aku bangun dan mengambil hp. Terus aku duduk disebelahnya di tempat tidur, sambil tersenyumaku bertanya

    “Yu, mau main bertiga enggak ?”

    “om, dien tot sama om saja Ayu udah lemas begini, apalagi kalo dientot sama 2 cowok”.

    “Bukan 2 cowok yang, tapi 2cewek, gimana, tadi ada cewek yang kirim sms nanyain kenapa kok aku belum jemput dia. Memang sih aku ngebook dia untuk malem ini, gak tau si bakalan ketemu kamu di warnet. Dina namanya” jawabku menerangkan.

    “Ya terserah om aja deh”. “Ya udah, sekarang kamu tidur2an aja lagi, aku mau jemput Dina, enggak jauh kok tempatnya dari hotel”, kataku sambil keluar kamar.

    Aku kembali dengan Dina, sepertinya Ayu ketiduran dikamar, lama baru pintunya dibuka. Ayu kuperkenalkan dengan Dina, Dina terbelalak melihat ayu yang sudah bertelanjang bulat, dan membuka jaketnya. Dina hanya pakai tanktop ketat dan celana pendek yang mini. Toketnya besar. Bulu tangannya panjang2 dan kelihatan ada kumis tipis diatas bibirnya.

    “Sori ya mbak, Dina enggak tahu sih kalau si oom sudah janjian dengan mbak”, kata Dina ke Ayu.

    “Gak apa2 kok Din, kan si oom yang menentukan dia mau sama siapa”, jawab Ayu.


    Aku keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk, aku sudah tidak sabar lagi untuk segera ngentot dengan Dina. Dina segera duduk disebelahku di sofa. Aku merangkul Dina dan mencium bibirnya. aku mulai mengelus toket Dina yang montok itu, desah nafas nikmat terdengar dari mulut Dina. Dina pun tidak tinggal diam, tangannya menerobos handuk dan menggenggam kontolku yang sudah ngaceng sekeras tank baja.

    “Besar banget kontol oom”, kata Dina.

    “Memangnya kamu enggak pernah ngelihat kontol segede ini Din”, kataku sambil meringis2 kenikmatan karena Dina mulai meremas2 kontolku.

    “Ngelihat yang gede sih sering oom, tapi yang segede ini sih Dina belum pernah lihat. Memek Dina sudah empot2an ngelihat kontol oom segede ini, udah pengen dienjot oom”, kata Dina yang juga sudah mulai napsu.

    Aku makin getol meremas2 toket Dina dari luar tanktopnya. Dina segera melepas lilitan handukku sehingga kontolku yang besar panjang itu langsung tegak menantang. Mulut Dina langsung menyergapnya, kontolku yang sudah tegang itu langsung diemutnya. Cukup lama Dina mengemut kontolku, sampai akhirnya aku sudah tidak dapat menahan napsuku lagi. Segera tanktop Dina dan celana pendeknya kulepas, kemudian menyusul bradan CDnya sehingga Dina sudah bertelanjang bulat. Toket Dina besar dan kencang, dihiasi dengan sepasang pentil hitam yang besar juga, mungkin karena sering dihisap oom oom yang mengkontolinya. Jembutnya lebih lebat dari jembut Ayu ,mengitari memeknya, sehingga memeknya tertutup oleh lebatnya jembut hitam itu. Aku menarik Dina ke tempat tidur, ayu memberi tempat untuk kamu. Aku berbaring merapat ke Dina. Kaki kuangkat dan kugesek-gesekkan diatas paha Dina, sementara aku kembali meremas toket Dina yang pentilnya sudah menonjol keras. Perlahan aku turun menciumi leher Dina dan memutar-mutarkan lidahku di pentil toketnya, sementara tanganku menjelajah ke pangkal paha Dina, menyibak jembutnya yang hitam lebat. Aku mengusap bibir memek Dina sehingga Dina menggelinjangkan pinggulnya. Dina memejamkan matanya menikmati sentuhan dan rangsanganku sambi lmeremas2 perlahan kontolku. Aku memainkan ujung jarinya menyapu bibir memek Dina yang sudah membasah. Pentil Dina terus kujilati bersamaan dengan menggosok perlahan itil Dina dengan ujung jari telunjukku. Serta merta Dina menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggeleparkan dan membuka lebar pahanya dan membusungkan dadanya, sementara tangannya menggenggam erat kontolku yang mengeras dan berdenyut-denyut.

    “Uuff oom, diapakan tubuhku ini,” Dina mengerang menahan kenikmatan.

    Tubuhnya menggelinjang keras sekali, paha Dina bergetarhebat dan kadang menjepit tanganku dengan erat saat jarinya masih menyentuh itil Dina. kontolku terus dicengkeram Dina dengan keras. Aku juga terus meremas perlahan toket Dina yang tambah mengeras dan membusung itu dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku terjepit diantara kedua paha Dina. Dina terus meremas kontolku, tangan satunya memelukku erat sementara paha dan kakinya menggelepar keras sekali hingga sprei putih itu berserakan makin tak karuan, Dina sudah nyampe sebelum dientot. Tanpa berhenti itil Dina terus kumainkan pelan. Ayu yang menonton adegan itu menjadi sangat terangsang sehingga memeknya juga sudah kuyup, tetapi gilirannya belum tiba sehingga ayu harus bersabar sambil menonton adegan super hot itu. Pentil Dina terlihat menonjol keras kecoklatan,

    Dina sudah terangsang kembali. Pahanya telah dibuka lebar-lebar. Memek nyabasah, demikian pula jembut hitam lebat di seputarnya. Aku segera menaiki Dina, kontolku yang sudah menegang diarahkan ke memek Dina. Ujung kontolku menguak perlahan-lahan bibir memek Dina. Dina mendesah nikmat ketika aku perlahan-lahan menyuruk memasukkan kontol yang besar itu menerobos memek Dina yang telah basah berlendir. Ketika separuh kontolku telah menerobos memek Dina, aku berhenti sejenak dan membiarkan Dina menikmatinya. Kulihat ekspresi wajah Dina yang menggelinjang kenikmatan. Tangannya meremas-remas kain seprei. Dari mulutnya keluar desah-desah nikmat. Ketika aku menikmati ekspresi penuh kenikmatan wajah Dina di saat itulah Ayu mencium pantatku. Aku terkejut karena geli. Karena itu aku menyodokkan kontolku dengan keras ke arah Dina. kontolku yang besar dan panjang itu langsung menerobos memek Dina sehingga tertanam sepenuhnya. Dina tersentak dan membelalakkan matanya sambil mengerang hebat.

    “Aaoohh oom”, erang Dina penuh kenikmatan.


    Dina menhentak2kan pantatnya ke atas untuk menerima kontolku sepenuhnya. Pahanya membelit pinggangku. Setelah berhenti sejenak dan memberi kesempatan kepada Dina untuk menikmati sensasi ini, aku mulai bergerak. kontol kuenjotkan maju mundur. Mula-mula perlahan-lahan, lalu bergerak makin cepat. Tubuh Dina bergetar-getar seirama dengan enjotan kontolku. Mulut Dina terbuka dan mendesis-desis. Aku segera melumat bibir Dina dan Dina membalasnya. Tubuhku mulai berkeringat, menetes dan menyatu dengan keringat Dina. Dina membuka pahanya lebar-lebar sehingga aku dapat leluasa menggenjot memeknya.Terdengar kecipak bunyi cairan memek Dina karena sodokan kontolku.

    “Aku mau nyampe oom” erang Dina. “Ayo, oom.. Lebih keras! Auu!!” .

    Aku mempercepat gerakanku dan dalam hitungan dua menit, Dina menjerit sekeras-kerasnya sambil menghentak-hentakkan pantatnya ke atas. Tubuhnya menggeletar karena rasa nikmat yang luar biasa. Pahanya ketat membelit pinggangku dan tangannya memelukku dengan eratnya. Desah puas terdengar dari mulutnya.

    “Ayu masih menunggu Din”, kataku mengingatkan.

    Dina mengangguk dan melepaskan pelukannya. Aku mencabut kontolku yang masih tegak keras dan berkilat-kilat karena dilumuri lendir memek Dina. Dari memek Dina kulihat aliran lendir memeknya. Dina tetap berbaring dengan paha terbuka dan mata tertutup. Toketnya membusung ke atas, agak memerah karena remasan dan gigitanku. aku menoleh ke arah Ayu,

    “Sekarang giliranmu Yu”. Aku tahu bahwa ayu sudah sangat bernapsu.

    Langsung aku menyuruh ayu menungging, aku ingin melakukan lagi doggie style seperti yang kulakukan di kamar mandi beberapa saat yang lalu.

    “Ayo,om, ayu udah nggak sabar, nih. Pengen cepat dienjot kontol om yang gede itu.”

    “Siapa takut!” sahutku.

    Karena ayu sudahsangat terangsang, aku tidak menunggu lama-lama. Langsung saja kuarah kankontolku ke arah memeknya. Jembutnya yang hitam lebat itu kusibak, tampaklah bibir memeknya yang berwarna merah muda dan basah berlendir. Ayu menurunkan kepalanya hingga bertumpu ke bantal. Pantatnya terangkat. Ayu meremas ujung-ujung bantal dengan nafasnya berdesah tak teratur. Bulu-bulu halus tubuhnya meremang, menantikan saat-saat sensasional ketika kontolku akan menerobos memeknya. Aku makin merapat. Aku mengelus-elus kedua belahan pantatnya. Perlahan-lahan aku mempermainkan jembut lebat disekitar memeknya yang sudah basah itu dan kemudian menggesek itilnya. Ayu mengerang-erang menahan napsunya yang semakin menggila. Pantatnya bergetar menahan rangsangan tanganku.

    “Ayo, om”, erangnya. “Udah nggak tahan nih!” .

    Aku mengarahkan kontolku yang masih sangat keras itu ke arah memeknya. Kuselipkannya kepala kontolku di antara bibir memeknya. Ayu mendesah. Kemudian perlahan tapi pasti aku mendorong kontolku ke depan. kontolku menerobos memeknya. Ayu menjerit kecil sambil mendongakkan kepalanya keatas. Sejenak aku berhenti dan membiarkan ayu menikmatinya. Ketika ayu tengah mengerang-erang dan menggelinjang-gelinjang, mendadak aku menyodokkan kontolku ke depan dengan cepat dan keras sehingga kontolku meluncur ke dalam memeknya. Ayu tersentak dan menjerit keras.

    “Aduh om, enak!” jeritnya.

    Aku mempercepat enjotan kontolku di memeknya. Semakin keras dan cepat enjotanku, semakin keras erangan dan jeritannya.

    “Aa..h.!” jeritnya nyampe.

    Ayu terkapar di tempat tidur telungkup, sementara aku belum juga ngecret. Kemudian ayu kutelentangkan dan aku menaiki tubuhnya, pahaku menempel erat dipahanya yang mengangkang. Kepala kontolku ditempelkan ke itilnya. Sambil menciumi leher, pundak dan belakang telinganya, kepala kontol kugerak-gerakan mengelilingi bibir memeknya yang sudah basah. Ayu merem melek menikmati kontolku di bibir memeknya, akhirnya kuselipkan kontolku.

    “Aah”‘ jeritnya keenakan.

    Ayu merasa kenikmatan yang luar biasa dan sedikit demi sedikit kumasukkan kontolku. Ayu menggoyangkan pantatnya sehingga kontolku hampir seluruhnya masuk.

    “om enjot dong kontolnya, rasanya nikmat sekali”.


    Perlahanaku mulai mengenjot kontolku keluar masuk memeknya. Ayu menarik2 sprei tempat tidur saking enaknya, sementara paha nya dikangkangin lebar-lebar, hingga akhirnya kakinya melingkar di pantatku supaya kontolku masuk sedalam-dalam kememeknya. Ayu berteriak-teriak dan merapatkan jepitan kakinya di pantatku, sambil menarik kuat-kuat sprei tempat tidur. Aku membenamkan kontolku seluruhnya didalam memeknya.

    “om, aku nyampe lagi..Ahh.. Ahh.. Ahh,” jeritnya.

    Beberapa saat kemudian, ayu membuka sedikit jepitan kakinya dipantatku, pahanya kubuka lebar2dan akhirnya dengan cepat kuenjot kontolku keluar masuk memeknya. Nikmat sekali rasanya. setelah delapan sampai sembilan enjotan kontolku di memeknya dan akhirnya kurasakan ada sesuatu yang meledak dari dalam kontolku. Croot..Croot..Croot.. Croot..

    “Yu, Aku keluar”, erangku.

    Pejuku muncrat banyak sekali memenuhi memeknya. Tanganku mencekal pahanya dan menarik erat-erat kearah kontolku, sehingga kontolku terbenam makin dalamnya di memeknya. Ayu bersimbah keringat, keringatnya yang bercampur dengan keringatku sendiri. Ayu mencengkam seprei kuat-kuat, menahan rasa nikmat yang melanda sekujur tubuhnya. Aku membiarkan kontolku tetap menancap di memeknya dan mendaratkan bibirku dibibirnya. Kami berpagutan erat.

    “Oh! nikmatnya!” katanya. “om luar biasa ya, udah ronde ketiga, bisa bikin aku 2 kali nyampe, dan ngecretnya tetap banyak”.

    Aku mencabut kontolku dari memek nya. Pejuku bercampur cairan memeknya, menetes membasahi pahanya. Kami bertiga rebah di tempat tidur. Aku ditengah diantara Dina dan ayu. Aku mencium pipi mereka, kami hanya berbaring diam merasakan kenikmatan yang masih membekas. Akhirnya kami terlelap karena kelelahan. Pagi harinya ayu terbangun karena tempat tidur bergoyang dengan keras dan terdengar erangan Dina, aku sudah memulai aktivitas pagi dengan mengentoti Dina. Dina yang telentang mengangkang menjerit keenakan

    “Aa..”, jeritnya.

    kontolku yangbesar dan panjang itu menerobos ke luar masuk memeknya. Dina menghentak-hentakkan pantatnya ke atas sehingga kontolku menyuruk lebih dalam lagi. Aku berhenti dan membiarkan Dina menikmatinya. Dina terus mendesis-desisdan mengerang-erang nikmat. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk. Erangan Dina semakin keras. Toketnya bergoncang-goncang seirama dengan enjotanku. Dina mencengkam kedua lenganku sementara aku tetap saja mengocok kontolku keluar masuk dengan cepat.

    “Cepat.. oom..” gumam Dina, “Dina mau nyampe..”

    Aku lebih mempercepat tempo enjotanku. Tiba-tiba Dina menarik tubuhku hingga aku rebah sepenuhnya di atas tubuh Dina.

    “Aaahh..”, jeritnya.

    Tubuh Dina bergetar hebat. Pantatnya dihentak- hentakkannya ke atas. Pahanya terangkat dan membelit pantatku sehingga menyatu sepenuhnya. Nafasnya terengah-engah. Aku mencabut kontolku yang berlumuran dengan cairan memek Dina, masih keras karena belum ngecret.

    “Sekarang giliranmu Yu”, bisikku.

    Tubuh Ayu kuraihnya dantoketnya menjadi sasaran remasanku. Tanganku satunya merambah jembutnya yang lebat.

    “Aah om”, erang Ayu. “om kuat sekali ya”.

    Aku tidak menjawab, hanya terus saja meremas2 toketnya. Ayu bangun dan segera mengemut kontolku, dijilati cairan yang melumuri kontol itu, dan kemudian kepalanya yang besar itu terbenam didalam mulutnya. Ayu mengangguk2kan kepalanya sehingga kontol besar itu keluar masuk di mulutnya. Aku mengerang keenakan. Jari2ku terbenam di dalam memeknya yang sudah basah karena menonton adegan syur antara aku dan Dina, napsuku juga sudah berkobar2 dari tadi. Ayu telentang dengan mata tertutup dan pahanya sudahmengangkang lebar siap untuk dientot. Ayu menyudahi emutannya. Aku menaiki ayu dan mengarahkan kontolku yang masih keras ke memeknya. kontolku diusap-usap dibibir memeknya. Ayu mendesis dan mulai menggelinjang. Kepala kontolku perlahan-lahan mulai menguak bibir memeknya yang telah basah. Aku menekan kontolku sedikit demi sedikit dan kurasakan kontolku mulai memasuki memeknya. Ayu mulai mendesah-desah. Tiba2 aku menyurukkan kontolku ke dalam memeknya.

    “Aaa..” jeritnya keras.


    Matanya membelalak. kontolku menancap dalam sekali dimemeknya. Kemudian aku mulai menggerak-gerakkan kontolku keluar masuk. Tanganku menyusup ke punggungnya dan memeluknya erat. Mulutku terbenam di lehernya.

    “Lebih keras lagi om”, erangnya.

    Aku memompa kontolku keluar masuk semakin bersemangat. Keringat mengucur dari seluruh tubuhku, bercampur dengan keringatnya. Aku mengangkat sedikit dadanya. Mulutku segera menerkam toketkirinya yang berguncang-guncang itu. Dari toket kiri dia beralih ke kanan.

    ”om, aku mau nyampe lagi”, katanya terputus-putus. “Aku juga”, sahutku.

    Aku meningkatkan kecepatan genjotan kontolku . Ayu menjerit-jerit semakin keras,dan merangkulku erat-erat. Ayu sudah nyampe. Akhirnya dengan satu hentakan keras aku membenamkan kontolku dalam-dalam. Ayu menjerit keras. Pantat dihentak- hentakkannya ke atas. Paha diangkat membelit pinggangku mengiringi muncratnya pejuku ke dalam memeknya. Sungguh pagi yang meletihkan tapi sangat nikmat. Sekitar sepuluh menit aku diam membiarkan kenikmatan itu mengendur perlahan-lahan. Aku melepaskan kontolku dan terhempas ke atas kasur empuk diantara Ayu dan Dina. Setelah beberapa saat beristirahat, kami beralih ke kamar mandi dan membersihkan tubuh. Kami saling menyirami dengan air hangat. Ayu danDina menggosokkan body foam ke badanku. Tidak dengan tangan tetapi dengan toket masing-masing. Diperlakukan seperti itu aku terangsang kembali. Perlahan-lahan kontolku mulai bangun lagi.

    “Wuii.. Si ujang sudah bangun nih”, goda Ayu sambil mengelus kontolku,

    “Sesudah ini kita makan dan mulai ronde berikutnya”, lanjutnya.

    Acara mandi selesai dan aku memesan makan pagi untuk kita bertiga. Ketika pesanan makan pagi datang, Ayu dan Dina bergegas kembali ke kamar mandi karena masih bertelanjang bulat. Aku menerima pesanan makan itu hanya dengan berlilitkan handuk di pinggang. Makanan yang tersedia disantap dengan lahap, setelah selesai kembali kami berbaring di tempat tidur yang sudah acak2an sepreinya. Ayu segera memulai aksinya, dengan penuh napsu segera kontolkudiemutnya, dikocok2nya dikeluar masukkan ke mulutnya sehingga keras kembali.

    “Ayo”, kataku, “Sekarang kalian menungging. Aku mau doggy-style”.

    Tanpa berkata-kata Ayu dan Dina segera melaksanakan perintahku. Aku memandang pantat mereka, tanganku mengelus2 memek mereka dari belakang. itilnya kugesek2.

    “Ayo oom”, kata Ayu, “sudah nggak sabar nih!”.

    Aku mengarahkan kontolku yang sudah mengeras ke arah memek Ayu. Tanpa kesulitan, kontolku menembus memek Ayu yang telah basah itu. Beberapa menit mengenjot memek Ayu, aku lalu beralih ke Dina. Dina menjerit kecil ketika kontolku menerobos memeknya. Aku mengenjot perlahan lalu semakin cepat. Dina mengerang keras. Beberapa menit kemudian aku beralihke Ayu. Begitu seterusnya berkali2. Akhirnya aku mengenjot memek Ayu dengan keras. Ayu menjerit keras dan terus mengerang-erang ketika kontolku bergerak keluar masuk memeknya. Aku mempercepat gerakan kontolku dan menghentak keras. Ayu menjerit keras, nyampe dan rebah ke atas tempat tidur. Melepaskan diri dari Ayu, aku beralih ke Dina. Dengan cepat aku menelentangkan Dina, kemudian menghujamkan kontolku ke dalam memeknya. Dina juga menjerit keras. toketnya berguncang2 seirama dengan enjotan kontolku.

    “Aaauu, om” jeritnya, “Dina mau nyampe!” “Aku juga”, balasku sambil menghentakkan kontolku keras-keras.


    Aku rubuh ke atas tubuh Dina, dina kutindih. Di saat itu kurasakan deras pejuku memancar ke dalam memeknya. Aku letih, juga Dina dan Ayu. Ayu merangkak mendekat dan aku mengelus-elus kepalanya. Aku bangun. dina dan Ayu juga. Aku duduk di tempat tidur. Dari memeknya pejuku bercampur dengan ciranku menetes keluar. Aku merangkul bahu mereka.

    “Terima kasih Din, terima kasih yu”, kataku,

    “Harusnya ayu yang berterima kasih ke om, karena om sudah memberikan kenikmatanyang sangat buat ayu”.

  • 1-Ruka Kanae Kirari 77 rental girl

    1-Ruka Kanae Kirari 77 rental girl


    2243 views

  • Kisah Memek Aku jadi Liar Karena diPerkosa

    Kisah Memek Aku jadi Liar Karena diPerkosa


    4330 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Aku jadi Liar Karena diPerkosa ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Ayahku sudah sekitar 3 tahun meninggal dunia, meninggalkan ibu dan anakanak, aku dan adikku Charles yang masih kecil. Kini Charles sudah duduk di kelas 8 SD sedang aku sudah tamat SMU, mulai kuliah di Akademi Pariwisata dan Perhotelan. Meski mendapat dana pensiun tetapi amat kecil jumlahnya. Maklum, ayahku hanya pegawai kecil di Pemda KMS. Bandar Slot online


    Untuk menyambung hidup dan biaya sekolahku dan Charles, ibuku terpaksa membuka toko jamu di samping rumah. Lumayan, sebab selain jualan jamu ibu juga menjual rokok, permen, alatalat tulis, pakaian anakanak dan sebagainya. Tentu saja, aku membantu ibu dengan sekuat tenaga. Siapa lagi yang bisa membantu beliau selain aku?

    Charles masih terlalu kecil untuk bisa membantu dan mengerti tentang kesulitan hidup. Meski usia ibu sudah berkepala 4 tetapi masih cantik dan bentuk tubuhnya masih bahenol dan menarik. Maklum ibu memang suka memelihara tubuhnya dengan jamu Jawa. Selain itu, sejak muda ibu memang cantik. Ibuku blasteran, ayahnya belanda dan Ibu Sunda. Ayahku sendiri dari suku Ambon tetapi kelahiran Banyumas. Ia lebih Jawa ketimbang Ambon, meski namanya Ambon. Selama hidup sampai meninggal ayah bahkan belum pernah melihat Ambon.

    Ayah meninggal karena kecelakaan bus ketika bertugas di Jakarta. Bus yang ditumpanginya ngebut dan nabrak truk tangki yang memuat bahan bakar bensin. Truk dan bus samasama terbakar dan tak ada seorang penumpangpun yang selamat termasuk ayahku.

    Sejak itu, ibuku menjanda sampai tiga tahun lamanya. Baru setahun yang lalu diamdiam ibu pacaran dengan duda tanpa anak, teman sekantor ayahku dulu. Namanya Sutoyo, usianya sama dengan ibuku, 42 tahun. Sebenarnya aku sudah curiga, sebab Pak Herman (aku memanggilnya Pak karena teman ayahku) yang rumahnya jauh sering datang minum jamu dan ngobrol dengan ibuku. Lamalama mereka jadi akrab dan lebih banyak ngobrolnya daripada minum jamu. Kecurigaanku terbukti ketika pada suatu hari. ibu memanggilku dan diajaknya bicara secara khusus.

    Begini Cyn, kata ibu waktu itu.


    Ayahmu kan sudah tiga tahun meninggalkan kita, sehingga ibu sudah cukup lama menjanda.

    Aku langsung bisa menebak apa yang akan dikatakan ibu selanjutnya. Aku sudah cukup dewasa untuk mengetahui betapa sepinya ibu ditinggal ayah. Ibu masih muda dan cantik, tentunya ia butuh seseorang untuk mendampinginya, melanjutkan kehidupan. Aku sadar sebab aku juga wanita meski belum pernah menikah.

    Ibu tak bisa terus menerus hidup sendiri. Ibu butuh seseorang untuk mendampingi ibu dan merawat kalian berdua, kamu dan adikmu masih butuh perlindungan, masih butuh kasih sayang dan tentu saja butuh biaya untuk melanjutkan studi, kalian demi ibu sudi menikah kembali dengan Pak Herman dengan harapan masa depan kalian lebih terjamin.

    Kamu mengerti? begitu kata ibu.

    Ibu mau menikah dengan Pak Herman? aku langsung saja memotongnya.

    Tidak apaapa kok Bu, Pak Herman kan orang baik, duda lagi. Apalagi dia kan bekas teman ayah dulu!.

    Rupanya kamu sudah cukup dewasa untuk bisa membaca segala sesuatu yang terjadi sekelilingmu, Cyn, ibu tersenyum.

    Kamu benarbenar mirip ayahmu.

    Tak berapa lama kemudian ibu menikah dengan Pak Herman dengan sangat sederhana dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat. Sesudah itu ibu diboyong ke rumah Pak Herman , dan rumah kami, kios dan segala isinya menjadi tanggung jawabku. Ibu datang pagi hari setelah kios aku buka dan pulang sore hari dijemput Pak Herman sepulangnya dari kantor.

    Kehidupan kami bahagia dan biasabiasa saja sampai pada suatu hari, sekitar empat bulan setelah ibu menikah, suatu tragedi di rumah tangga terjadi tanpa setahu ibuku. Aku memang sengaja diam dan tidak membicarakan peristiwa itu kepada ibuku, aku tidak ingin melukai perasaannya. Aku terlalu sayang pada ibu dan biarlah kutanggung sendiri.


    Kejadian itu bermula ketika aku sedang berada di rumah ibuku (rumah Pak Herman ) mengambil beberapa barang dagangan atas suruhan ibu. Hal tersebut biasa kulakukan apabila aku sedang tidak kuliah. Bahkan aku juga sering tidur di rumah ibuku bersama adik. Tak jarang sehari penuh aku berada di rumah ibu saat ibu berada di rumah kami menjaga kios jamu.

    Kadangkala aku memang butuh ketenangan belajar ketika sedang menghadapi ujian semester. Rumah ibu Sepi di siang hari sebab Pak Herman bekerja dan ibu menjaga kios, sementara di rumah itu tidak ada pembantu. Siang itu ibu menyuruhku mengambil beberapa barang di rumah Pak Herman karena persediaan di kios habis. Ibu memberiku kunci agar aku bisa masuk rumah dengan leluasa. Tetapi ketika aku datang ternyata rumah tidak dikunci sebab Pak Herman ada di rumah.

    Aku sedikit heran, kenapa Pak Herman pulang kantor begitu awal, apakah sakit?

    Lho, Bapak kok sudah pulang? tanyaku dengan sedikit heran.

    Sakit ya Pak?.

    Ah tidak, jawab Pak Herman .

    Ada beberapa surat ketinggalan. kamu sendiri kenapa kemari? Disuruh ibumu ya?.

    Iya Pak, ambil beberapa barang dagangan, jawabku biasabiasa saja.

    Seperti biasa aku terus saja nyelonong masuk ke ruang dalam untuk mengambil barang yang kuperlukan.

    Tak kusangka, Pak Herman mengikutiku dari belakang. Ketika aku sudah mengambil barang dan hendak berbalik, Pak Herman berdiri begitu dekat dengan diriku sehingga hampir saja kami bertubrukan. Aku kaget dan lebih kaget lagi ketika tibatiba Pak Herman memeluk pinggangku. Belum sempat aku protes, Pak Herman sudah mencium bibirku, dengan lekatnya.

    Barang dagangan terjatuh dari tanganku ketika aku berusaha mendorong tubuh Pak Herman agar melepaskan tubuhku yang dipeluknya erat sekali. Tetapi ternyata Pak Herman sudah kerasukan setan jahanam. Ia sama sekali tak menghiraukan doronganku dan bahkan semakin mempererat pelukannya. Aku tak berhasil melepaskan diri. Pak Herman menekan tubuhku dengan tubuhnya yang besar dan berat. Aku mau berteriak tetapi tibatiba tangan kanan Pak Herman menutup mulutku.

    Kalau kamu berteriak, semua tetangga akan berdatangan dan ibumu akan sangat malu, katanya dengan suara serak.

    Nafasnya terengahengah menahan nafsu.

    Berteriaklah agar kita semua malu!

    Aku jadi ketakutan dan tak berani berteriak. Rasa takut dan kasihan kepada ibu membuat aku luluh. Pikirku, bagaimana kalau sampai orang lain tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang diperbuat suami ibuku terhadapku.


    Belum lagi aku jernih berpikir Pak Herman menyeretku masuk ke kamar tidur dan mendorongku sampai jatuh telentang di tempat tidur. Dengan garangnya Pak Herman menindih tubuhku dan menciumi wajahku. Sementara tangannya yang kanan tetap mendekap mulutku, tangan kirinya mengambil sesuatu dari dalam saku celananya. Benda kecil licin segera dipaksakan masuk ke dalam mulutku. Benda kecil yang ternyata kapsul lunak itu pecah di dalam mulut dan terpaksa tertelan.

    Setelah menelan kapsul itu mataku jadi berkunangkunang, kepalaku jadi berat sekali dan anehnya, gairah seksku timbul secara tibatiba. Jantungku berdebar keras sekali dan aliran darahku terasa amat cepat. Entah bagaimana, aku pasrah saja dan bahkan begitu mendambakan sentuhan seorang lelaki. Gairah itu begitu memuncak dan menggebugebu itu datang secara tibatiba menyerang seluruh tubuhku.

    Samarsamar kulihat wajah Pak Herman menyeringai di atasku. Perlahanlahan ia bangkit dan melepaskan seluruh pakaianku. Kemudian ia membuka pakaiannya sendiri. Aku tak bisa menolak. Diriku seperti terbang di awangawang dan meski tahu apa yang sedang terjadi, tetapi sama sekali tak ada niat untuk melawan.

    Begitu juga ketika Pak Herman yang sudah tak berpakaian menindih tubuhku dan menggerayangi seluruh badanku, aku pasrah saja. Bahkan ketika aku merasakan suatu benda asing memasuki tubuhku, aku tak bisa berbuat apaapa. Tak kuasa untuk menolak, karena aku merasakan kenikmatan luar biasa dari benda asing yang mulai menembus dan bergerakgerak di dalam liang kewanitaanku. Kesadaranku entah berada di mana. Hanya saja aku tahu, apa yang sedang terjadi pada diriku, Aku telah diperkosa Pak Herman !

    Ketika siuman, kudapati diriku telentang di ranjang Pak Herman (yang juga ranjang ibuku) tanpa busana. Pakaianku berserakan di bawah ranjang. Sprei moratmarit dan kulihat bercak darah di sprel itu. Aku menangis.., aku sudah tidak perawan lagi! Aku sudah kehi1angan apa yang paling bernilai dalam hidup seorang wanita. Aku merasa jijik dan kotor. Aku bangkit dan bagian bawah tubuhku terasa sakit sekali.., nyeri! Tetapi aku tetap berusaha bangkit dan dengan tertatihtatih berjalan ke kamar mandi.

    Kulihat jam dinding, Wah.., Sudah 3 jam aku berada di rumah itu. Aku harus segera pulang agar ibu tidak menunggununggu. Aku segera mandi dan membersihkan diri serta berdandan dengan cepat.

    Kuambil barang dagangan yang tercecer di lantai dan segera pulang. Pak Herman sudah tidak kelihatan lagi, mungkin sudah kembali ke kantor. Kubiarkan ranjang moratmarit dan sprei berdarah itu tetap berada di sana. Aku tak peduli. Hatiku sungguh hancur lebur. Kebencianku kepada Pak Herman begitu dalam. Pada suatu saat, aku akan membalasnya.

    Kok lama sekali? tanya ibu ketika aku datang.

    Bannya kempes Bu, nambal dulu! jawabku sambil mencoba menutupi perubahan wajahku yang tentu saja pucat dan malu.

    Kuletakkan barang dagangan di meja dan rasanya ingin sekali aku memeluk ibu dan memohon maaf serta menceritakan apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku.


    Tetapi hati kecilku melarang. Aku tak ingin membuat ibu sedih dan kecewa. Aku tak ingin ibuku kehilangan kebahagiaan yang baru saja didapatnya. Aku tak kuasa membayangkan bagaimana hancurnya hati Ibu bila mengetahui apa yang telah dilakukan suaminya kepadaku. Biarlah Untuk sementara kusimpan sendiri kepedihan hati ini.

    Dengan alasan hendak ke rumah teman, aku mandi dan membersihkan diriku (lagi). Di kamar mandi aku menangis sendiri, menggosok seluruh tubuhku dengan sabun berkalikali. Jijik rasanya aku terhadap tubuhku sendiri. Begitu keluar dan kamar mandi aku langsung dandan dan pamit untuk ke rumah teman. Padahal aku tidak ke rumah siapasiapa. Aku larikan motorku keluar kota dan memarkirnya di tambak yang sepi. Aku duduk menyepi sendiri di sana sambil menguras air mataku.

    Ya Tuhan, ampunilah segala dosadosaku ratapku seorang diri.

    Baru sore menjelang magrib aku pulang. Ibu sudah dijemput Pak Herman pulang ke rumahnya sehingga aku tak perlu bertemu dengan lelaki bejat itu. Kios masih buka dan adik yang menjaganya. Ketika aku pulang, aku yang menggantikan menjaga kios dan adik masuk untuk belajar.

    Untuk beberapa hari lamanya aku sengaja tidak ingin bertemu Pak Herman . Malu, benci dan takut bercampur aduk dalam hatiku. Aku sengaja menyibukkan diri di belakang apabila pagipagi Pak Herman datang mengantar ibu ke kios. Sorenya aku sengaja pergi dengan berbagai alasan saat Pak Herman menjemput ibu pulang.

    Namun meski aku sudah berusaha untuk terus menghindar, peristiwa itu toh terulang lagi. Peristiwa kedua itu sengaja diciptakan Pak Herman dengan akal liciknya. Ketika sore hari menjemput ibu, Pak Herman mengatakan bahwa ia baru saja membeli sebuah sepeda kecil untuk adikku, Charles. Sepeda itu ada di rumah Pak Herman dan adik harus diambil nya sendiri.

    Tentu saja adikku amat gembira dan ketika Pak Herman menyarankan agar adik tidur di rumahnya, adik setuju dan bahkan ibu dengan senang hati mendorongnya. Bertiga mereka naik mobil dinas Pak Herman pulang ke rumah mereka. Karena tidak ada orang lain di rumah, sebelum Pukul sembilan kios sudah kututup.

    Rupanya, setelah sampai di rumah dan menyerahkan sepeda kecil kepada adik, Pak Herman beralasan harus kembali ke kantor karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya malam itu juga. Ibu tidak curiga dan sama sekali tidak mengira kelau kepergian suaminya sebenarnya tidak ke kantor, melainkan kembali ke kios untuk nemperkosaku.

    Waktu itu sudah pukul sepuluh malam dan kios sudah lama aku tutup. Tibatiba saja Pak Herman sudah ada di dalam rumah. Rupanya Ia punya kunci milik ibu sehinga ia bisa bebas keluar masuk rumah kami. Aku amat kaget dan ingin mendampratnya, tetapi kembali dengan tenang dan wajah menyeringai, Pak Herman mengancamku

    Ayo, berteriaklah agar semua tetangga datang dan tahu apa yang sudah aku lakukan terhadapmu! ancamnya serius.

    Ayo berteriaklah agar ibumu malu dan seluruh keluargamu tercoreng! tambahnya dengan suara serak.


    Sekali lagi aku terperangah. Mulutku sudah mau berteriak tetapi katakata Pak Herman sekali mengusik hatiku. Perasaan takut akan terdengar tetangga, ketakutan nama ibuku akan menjadi tercoreng, kecemasan bahwa tetangga akan mengetahui peristiwa perkosaanku, aku hanya berdiri terpaku memandang wajah penuh nafsu yang siap menerkamku. Aku tak bisa berpikir jernih tagi. Hanya perasaan takut dan takut yang terus mendesak naluriku.

    Sebelum aku mampu mengambil keputusan apa yang akan kulakukan, Pak Herman sudah maju dan mendekap tubuhku. Sekali lagi aku ingin berteriak tetapi suaraku tersendat di tenggorokan. Entah bagaimana awalnya namun yang aku tahu lelaki itu sudah menindih tubuhku dengan tanpa busana. Yang jelas, malam itu aku terpaksa melayani nafsu suami ibuku yang menggebugebu.

    Dengan ganas ayah tiriku itu memperlakukan aku seperti pelacur. Ia memperkosaku berkalikali tanpa belas kasihan. Dengus nafasnya yang berat dan tubuhnya yang menindih tubuhku apalagi ketika ada sesuatu benda keras mulai masuk menyeruak membelah bagian sensitif dan paling terhormat bagi kewanitaanku membuat aku merintih kesakitan. Aku benarbenar dijadikannya pemuas nafsu yang benarbenar tak berdaya.

    PakToyo kuat sekali. Ia memaksaku berbalik kesana kemari berganti posisi berkalikali dan aku terpaksa menurut saja. Hampir dua jam Pak Herman menjadikan tubuhku sebagai bulanbulanan nafsu seksnya.

    Bukan main! Begitu ia akan selesai kulihat Pak Herman mencabut batangannya dari kemaluanku dengan gerakan cepat ia mengocokngocokkan batangannya yang keras itu dengan sebelah tangannya dan dalam hitungan beberapa detik kulihat cairan putih kental menyemprot dengan banyak dan derasnya keluar dari batang kejantanannya, cairan putih kental itu dengan hangatnya menyemprot membasahi wajah dan tubuhku, ada rasa jijik di hatiku selain kurasakan amis dan asin yang kurasakan saat cairan itu meleleh menuju bibirku, setelah itu ia lunglai dan terkapar di samping tubuhku, tubuhku sendiri bagai hancur dan tak bertenaga.

    Seluruh tubuhku terasa amat sakit, dan air mata bercucunan di pipiku. Namun terus terang saja, aku juga mencapai orgasme. Sesuatu yang belum pernah kualami sebelumnya. Entah apa yang membuat ada sedikit perasaan senang di dalam hatiku. Rasa puas dan kenikmatan yang sama sekali tak bisa aku pahami.

    Aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa terjadi, tetapi kadangkala aku justru rindu dengan perlakuan Pak Herman terhadapku itu. Aku sudah berusaha berkalikali menepis perasaan itu, tetapi selalu saja muncul di benakku. Bahkan kadangkala aku menginginkan lagi dan lagi! Gila bukan?

    Dan memang, ketika pada suatu sore ibu sedang pergi ke luar kota dan Pak Herman mandatangiku lagi, aku tak menolaknya. Ketika ia sudah berada di atas tubuhku yang telanjang, aku justru menikmati dan mengimbanginya dengan penuh semangat. Rupanya apa yang dilakukan Pak Herman terhadapku telah menjadi semacam candu yang membuatku menjadi kecanduan dan ketagihan. Aku kini mulai menikmati seluruh permainan dan gairah yang luar biasa yang tak bisa kuceritakan saat ini dengan katakata.

    Pak Herman begitu bergairah dan menikmati seluruh lekuklekuk tubuhku dengan liarnya, akupun mulai berani mencoba untuk merasakan bagianbagian tubuh seorang lelaki, akupun kini mulai berani untuk balas mencumbui, membelai seluruh bagian tubuhnya dan mulai berani untuk menjamah batang kejantanan ayah tiriku ini, begitu keras, panjang dan hangat. Aku menikmati dengan sungguhsungguh, Luar Biasa!

    Pada akhir permainan Pak Herman terlihat amat puas dan begitu juga aku. Namun karena malu, aku tak berkata apaapa ketika Pak Herman meninggalkan kamarku. Aku sengaja diam saja, agar tak menunjukkan bahwa aku juga puas dengan permainan itu. Bagaimanapun juga aku adalah seorang wanita yeng masih punya rasa malu.

    Akan tetapi, ketika Pak Herman sudah pergi ada rasa sesal di dalam hati. Ada perasaan malu dan takut. Bagaimanapun Pak Herman adalah suami ibuku. Pak Herman telah menikahi ibuku secara sah sehingga ia menjadi ayah tiriku, pengganti ayah kandungku.

    Adalah dosa besar melakukan hubungan tak senonoh antara anak dan ayah tiri. Haruskah kulanjutkan pertemuan dan hubungan penuh nafsu dan maksiat ini?


    Di saatsaat sepi sediri aku termenung dan memutuskan untuk menjauh dan Pak Herman, serta tidak melakukan hubungan gelap itu lagi. Namun di saatsaat ada kesempatan dan Pak Herman mendatangiku serta mengajak bermain aku tak pernah kuasa menolaknya. Bahkan kadangkala bila dua atau tiga hari saja Pak Herman tidak datang menjengukku, aku merasa kangen dan ingin sekali merasakan jamahanjamahan hangat darinya.

    Perasaan itulah yang kemudian membuat aku semakin tersesat dan semakin tergilagila oleh permainan Pak Herman yang luar biasa hebat. Dengan penuh kesadaran akhirnya aku menjadi wanita simpanan Pak Herman di luar pengetahuan ibuku.

    Sampai sekarang rahasia kami masih tertutup rapat dan pertemuan kami sudah tidak terjadi di rumah lagi, tetapi lebih banyak di losmen, hotelhotel kecil dan di tempattempat peristirahatan. Yah, disana aku dan Pak Herman bisa bermain cinta dengan penuh rasa sensasi yang tinggi dan tidak kuatir akan kepergok oleh ibuku, kini aku dan ayah tiriku sudah seperti menjadi suami istri.

    Untuk mencegah halhal yang sangat mungkin terjadi, dalam melakukan hubungan seks Pak Herman selalu memakai kondom dan aku pun rajin minum jamu terlambat bulan. Semua itu tentu saja di luar sepengetahuan ibu. Aku memang puas dan bahagia dalam soal pemenuhan kebutuhan biologis, tetapi sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiaku sungguh terguncang. Bagaimana tidak? Aku telah merebut suami ibuku sendiri dan memakannya secara bergantian.

    Kadangkala aku juga merasa kasihan kepada ibu yang sangat mencintaiku. Kalau saja sampai ibu tahu hubungan gelapku dengan Pak Herman , Ibu pasti akan sedih sekali. Hatinya bakal hancur dan jiwanya tercabikcabik. Bagaimana mungkin anak yang amat disayanginya bisa tidur dengan suaminya? Sampai kapan aku akan menjalani hidup yang tak senonoh dan penuh dengan maksiat ini?

    Entahlah, sekarang ini aku masih kuliah. Mungkin bila nanti sudah lulus dan jadi sarjana aku bisa keluar dan lingkugan rumah dan bekerja di kota lain. Saat ini mungkin aku belum punya kekuatan untuk pergi, tetapi suatu saat nanti aku pasti akan pergi jauh dan mencari lelaki yang benarbenar sesuai dan dapat kuandalkan sebagai suami yang baik, dan tentunya kuharapkan lebih perkasa dari yang kudapatkan dan kurasakan sekarang.

    Mungkin dengan cara itu aku bisa melupakan Pak Herman dan melupakan peristiwaperistiwa yang sangat memalukan itu.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.

  • Moms Teach Sex how to make a sex tape

    Moms Teach Sex how to make a sex tape


    2312 views

  • Cerita Sex Sekretaris Favorit 1

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1


    7121 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sekretaris Favorit 1 ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSuara pintu terketuk tok tok tok “iya silakan masuk.

    “Gini pak apakah hari ini bapak free untuk meyeleksi calon sekretaris yang baru”, kalau iya ini ada
    yang melamar di posisi tersebut pak.

    “Ya ya ya suruh masuk saja dia dan bawa lamarannya perintah Yosep tanpa melihat bawahannya.
    Setelah kemudian terdengar suara ketukan lagi di ruangan Yosep.

    “ya silahkan masuk, tanpa melihat kedepan dan memperdulikannya karena saat itu Yosep sedang asyk
    membaca majalah cerita dewasa.

    “dengan nada tegasya masih membaca cerita tersebut Yosep memberi kesempatan pelamar untuk menyebutkan
    nama , umur kamu, tempat tinggal dan pendidikan terakhir anda.

    “Nama saya Agni Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum,
    Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab
    Agni dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.

    Saat itu Agni mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra
    yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada
    pakainannya.

    Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan
    untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi
    wanita seperti gni.

    Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang
    sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Agni memiliki segala kriteria seorang model papan
    atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata
    sepunggung, kulit putih bersih.

    Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang
    mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang
    memandangnya bila sedang berjalan.

    Memang selama ini Agni sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis
    Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Sepintas Yosep tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali
    memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Cerita dewasa

    Tatapannya bagaikan menelanjang Agni, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Agni saat itu.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1 “Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan
    dengan pakaian ini.” Tutur Agni setelah menyadari tatapan Yosep yang menatapnya dari ujung kaki
    hingga ujung rambut.

    “Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah
    berkeluarga saat ini.” Tanya Yosep yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.

    “Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin
    menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Agni dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah
    karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Yosep yang terus menatapnya.

    “Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak
    mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”

    “Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak…
    namun bila bapak juga mengingginkannya.”

    Perlahan Agni berjalan mendekati tempat Yosep , dengan menampilkan paras muka nakalnya Agni membuka
    retsleting celana Yosep dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang
    kemaluan Yosep dengan jari jari lentiknya.

    Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang
    tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.

    Dengan lidah nakalnya Agni memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu.
    Memasukkan kemaluan Yosep dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu
    ke dalam mulutnya.

    Dengan lahap Agni menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan
    sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Yosep .

    Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Agni dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Yosep pun turun
    mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar
    berotot itu.

    Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Yosep melepaskan genggaman buah dada Agni yang kini telah
    mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa
    untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Agni sebagai
    sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Agni
    tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.

    Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Yosep kembali mencari mainannya yang tadi sempat
    tertunda.

    Kemudian Agni melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Yosep mengingginkan sensasi
    yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk
    berkerja di perusahaan ini.

    Agni duduk di atas meja kerja Yosep dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Yosep yang
    menampilkan celana dalam putih dengan model renda.

    Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Yosep
    yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.

    Tak ingin berlama lama memandangnya. Yosep langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Agni
    dan melahap harumnya liang kemaluan Agni yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya.
    Agni juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal
    dari ibunya yang keturunan orang Jawa. Markas Judi Online Dominoqq

    Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Yosep .

    “Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Agni mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan
    Irawan terhadap vaginanya.

    Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Yosep yang sedang menikmati.

    “Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Agni saat Yosep memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta
    menekan nekan kepala Yosep tanpa memperdulikan bahwa Yosep adalah atasannya saat itu.

    Jilatan demi jilatan menjelajahi vagina Agni, hingga tak sanggup lagi Agni menahan lebih lama rasa
    yang ingin meledak didalam dirinya.

    Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Yosep
    kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.

    Beberapa menit kemudian Agni mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang
    jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Yosep yang sedang terbenam menjilati bongkahan vagina
    Agni.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1 Akhirnya Agni mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun
    Agni masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini
    menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.

    Masih dengan posisi Agni duduk di atas mejanya. Yosep membuka seluruh celana serta celana dalamnya
    dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.

    Menyadari hal itu Agni menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan
    merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.

    Yosep mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vagina Agni yang telah basah
    bercampur liur Yosep dan mani Agni yang tadi keluar.

    Perlahan Yosep menekan kepala kemaluannya ke dalam vagina Agni yang menantang ingin segera di ganjal
    oleh batang kemaluaan besar berurat Yosep . vagina yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V
    diatas liangnya.

    Semakin membuat gemas Yosep yang memandangnya. Dengan dibantu Agni yang membuka kedua pahanya semakin
    lebar, mempermudah kemaluan Yosep untuk segera menerobos masuk.

    “Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Agni ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera
    dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Agni yang mengigit bibir sensualnya.

    “Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan
    ditempat lain selain dengan saya.

    Agni hanya mengangguk kecil kepada Yosep yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu
    surganya yang masih rapat tertutup itu.

    Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Yosep , Agni menahan dorongan Yosep yang terus
    berusaha.

    Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vagina Agni perlahan lahan dan semakin
    dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Yosep tak langsung menariknya
    kembali.

    Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vagina sempit Agni yang perawan itu. Menikmati
    remasan remasan otot vagina Agni terhadap batang kemaluannya.

    Sensasi wajah Agni yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Yosep semakin meluap birahinya
    untuk lebih lanjut menyetubuhi Agni.

    Pelan pelan Yosep menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vagina Agni dan hanya menyisakan
    kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Agni merasakan birahinya
    kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Yosep kepada liang kewanitaannya.

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1

    Cerita Sex Sekretaris Favorit 1

    “Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Agni meminta agar Yosep semakin cepat memompa
    vaginanya.

    Setiap tekanan yang dilakukan Yosep terhadap vagina Agni, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan
    menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.

    Merasa vagina Agni telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan
    Yosep pun semakin genjar keluar masuk kedalam vagina Agni.

    Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Agni telah keluar sebanyak 4
    kali.

    “Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Agni semakin
    mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.

    “Paaaakkk… Agni tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih

    Cerita Sex Ngentot Sebuah Keinginan Nentot Dengan Si Kecil Kekasih


    586 views

    Cersex TerbaruCerita Hot Dewasa Terkini, Koleksi Cerita Cabul Siswa, Cerita Sex Amoy Elok, Narasi Cabul Paling langka, Narasi Seks Terbaru, Narasi Abg Binal Ngentot, Ungkap Narasi Ngentot Tersembunyi, Tante Riang Bisyar, Mahasiswi Sange Nakal, Sekitar Seks Terhits, Birahi Tinggi Remaja, ABG IGO Bispak Horny, Seks Pemerkosaan Terganas, Seks Sedarah Terhits, Kasus Cabul Tante Riang, Cerita Acara pesta Seks Remaja, Photo Syur Hot, Photo Bugil Terbaik, Panduan Seksual Terkomplet dan Paling dipercaya.

     

    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih – Bacaan seks, bacaan dewasa, bacaan ngentot, bacaan panas, narasi sex terkini 2023. Sdh tiga tahun ini saya, Indra (21) pacaran dgn seorang wanita elok, tinggi, putih bersih, seimbang yang sdh saya peroleh hatinya sejak kami duduk dibangku SMA. Ia ialah Yulia (19), wanita yang sdh saya luluhkan hatinya untuk isi ruangan hatiku. Sdh tiga tahun ini kami lalui semua sukai atau duka, orangtua Yulia juga telah mengenalku dgn baik.
    tiga tahun ini saya jalaninya dgn bersama tidak ada yang terlwatkan. Tp saya tetap rasakan ada yang kurang, saya ingin jalinan ini mengambil langkah ke cara selanjutnya, seperti yang dilaksanakan beberapa orang lain waktu pacaran.
    Kelompok Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    “yank, jalan yok..” ajakku,
    “jalan ke mana yank?” Bertanya Yulia,
    “ke mana saja cari angin saja..” jawabku,
    “ya sudah yok kita jalan”. Lantas kami juga jalanan kesebuah taman dan duduk di suatu bangku di dekat danau sekalian melihati panorama sekitaran.
    Saya rangkul Yulia,

    “sayaannkkk sekali dengan kamu” kataku sekalian merengkuhnya,
    “saya jg sayank dengan kamu..hhhmmmm..” jawabannya sekalian menyandar kepalanya di bahuku dan tangannya memutari pinggangku.
    “sayank, saya ingin tanya dech” sahutku,
    “apa sayank?” jawabannya,
    “kamu merasa ada yang kurang tidak sich dalam jalinan kita?” sahutku.

    “hhhmmm..tidak ada kok yank..memang mengapa?” jawab Yulia,
    “tidak apa apa sich..saya merasa ada yang kurang saja..” jawabku,
    “memang apa sich yang kurang? Oohhh jangan-jangan kamu ingin kita..” berpikir Yulia dan aku juga cuma dapat diam saja.
    “saya tidak ingin..saya tidak sepakat kalau kita ngelakuin free seks..” jawab Yulia,
    “bukan ML kok sayank” jawabku,
    “terus apa?” jawabannya,
    “kamu tahu bondage?” tanyaku,
    “bondage? Apa itu? Baru denger saat ini jg saya..” jawabannya.

    Lantas aku juga memberi sebuah video bondage di hndponeku,
    “seperti begini yank..” kataku sekalian memberikan video dan foto mengenai bondage.
    “di iket-iket begitu? Memang apa nikmatnya?” tanyanya bingung,
    “ya kelak jg kamu tahu rasanya..hehehe..” jawabku,
    “mmmm..” Yulia juga terus melihati video dan foto dari hapeku.

    “ingin ya sayank?” tanyaku, “tp jangan macem-macem..” jawabannya,
    “iya janji tidak akan macem-macem..” jawabku,
    “yaudah kelak saya kabarin kembali kalau ingin..” jawab Yulia, dan aku juga berpikir sesaat.
    “kriiinnggg kriiinnggg..” hape Yulia berdering lantas dia juga bicara.
    “sayank, kita pulang yok..mama sama papah ingin pergi ke rumah nenek 2 hari ini..ucapnya ada masalah” sahut Yulia, “ya sudah yok kita jalan pulang..” ajakku, lantas kami juga pulang.
    Sesampai di rumah, orangtua Yulia sdh bersiap-sedia pergi dan merangkumun memercayakan Yulia padaku. Sesudah ortu Yulia pergi kerumah neneknya, aku juga cuma berduaan saja dgn Yulia.
    “kamu berani kalau sendiri di rumah?” tanyaku,
    “memang kamu ingin ke mana?” Bertanya Yulia,
    “ya pulanglah..” jawabku,

    “iihh kok sampai hati sich ninggalin saya sendiri? Ucapnya ingin coba bondage?” jawabannya,
    “memang kamu mau bermain begituan?” tanyaku,
    “kalau kamu tidak macem-macem, saya ingin..” jawab Yulia,
    “saya tidak akan macem-macem kok..hehehe..” kataku sekalian merengkuhnya dan cium keningnya, Yulia juga tersenyum.
    “siapin alat-alatnya yank..” sahutku,
    “apa saja emangnya?” tanyanya,
    “tali, saputangan, sama lakban saja” jawabku,
    “oke dech..kita bermain dikamar saja yok yank” jawabannya,
    “mari dech bisa” jawabku,
    “yaudah kamu lebih dulu saja kekamar, saya ingin ngambilin alat-alatnya dahulu..” sahut Yulia.
    lantas Yulia juga pergi ambil perlengkapannya.
    “ini yank alat-alatnya..” jawabannya.
    Lantas saya mengambil tali dan saya mulai ikat pergelangan tangan Yulia kebelakang, lantas saya ikat jg lengan dan sisi bawah dan atas payudaranya.
    “aadduuhhh yaanngg jangan kenceng-kenceng dong..sakit tahu..” erangnya,
    “tahan dong sayank..ini jg tidak kencang kok..” jawabku.
    Lantas saya ikat pergelangan kaki, lutut, paha dan jempol kakinya,
    “iiihhhh kok diiketnya semua sich? Tidak dapat gerak yaanngg..” erang Yulia sekalian meronta-ronta.
    Bacaan Seks Ngentot Sebuah Keinginan Kecil Si Kekasih
    Saya gumpalkan saputangan yang Yulia mengambil, lantas saya sumpalkan ke mulutnya, lantas saya aku lakban mulut Yulia 3x selanjutnya saya mengambil kembali saputangan dan saya lipat segi panjang dan saya kenakan tutupi hidung dan mulutnya sampai dagu.
    “mmmpphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia dalam sumpalan,
    “nach saat ini proses akhir..hehehe..” saya tengkurapkan Yulia dikasur, lantas saya ikat tali dipergelangan kaki Yulia, lantas saya gabungkan dgn ikatan di pergelangan tangan Yulia sampai kaki dan tangan Yulia bersinggungan.
    “mmmppphhhh mmmppphhhh..” erang Yulia karena diikat hogtied.
    “mmmmppphhh uggggghhhh uggggghhhh..” erang Yulia,
    “mari sayank coba lepasin iketannya..hehehehe” ledekku,
    “eeemmmpphhh uggggghhhh..” erang Yulia coba melepas dianya dari ikatanku.
    “kamu meronta-ronta dahulu ya, saya ingin membuat kopi dahulu..” kataku sekalian mencium bibirnya yang saya sumpal berlapis. “eemmmppphh mmppphhhhhh..” erang Yulia.
    Lantas aku juga pergi ke dapur membuat kopi dan juice untuk Yulia, sedangkan itu Yulia terus meronta berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “hai sayank bagaimana ikatannya? Hehehehe..” ledekku sekalian masuk kamar dan bawa minuman,
    “eeeeemmmpppphhhhh..” erang Yulia yang sdh lemas karena capek berusaha melepas ikatan ditubuhnya, lantas saya lepas sapu tangan dan lakban yang tutup mulutnya,
    “fffuuuaahhhh..iihhh sayank, kok saya diiket begini sich? Lepasiinn doonnkk yaanngg, pegel nihh..” rengeknya,
    “kelak dong sayank, kalau ingin lepasnya saat ini, ya lepasin sendiri dong..hehehehe” jawabku sekalian menolongnya duduk diranjang,
    “iihhh kok begitu sich, kamu sudah tidak sayank kembali ya dengan aku? Eerrrgghhh..” sahut Yulia,
    “ya sayank lah..kok begitu sich bicaranya?” jawabku,
    “ya habisnya kamu tidak ingin lepasin saya..” jawabannya,
    “saya sayank kok dengan kamu..mmuuuaahhhh..” jawabku sekalian mencium bibirnya dan Yulia juga membalas.
    “yaudah nih minum dahulu..” kataku sekalian memberi minuman gunakan sedotan,
    “sudah yank..sayaaaaank lepasin dahulu dong, kaki saya keram nih..” sahut Yulia, lantas saya lepas ikatan hogtied dan ikatan di kaki Yulia.

    “nnggghhhhh legaa..” sahutnya, lantas saya pijit-pijit kaki Yulia supaya peredaran darahnya mengucur lagi.
    “habis ini kita kembali berlanjut ya? Hehehe” sahutku,
    “kembali sayank? Adduuhh saya masih lelah nih..” jawabannya,
    “ya kamu istirahat dahulu sayank..mmuuaahhh..” saya cium bibirnya,
    “uuummmhhh..iya..” jawab Yulia.
    Saya terus pijit-pijit kakinya sampai merasa pegalnya lenyap.
    “sudah sayank, sudah lebih enak” sahutnya,
    “oke dech..kita kembali berlanjut ya..” kataku sekalian mengambil tali dan ikat pergelangan kaki, lutut dan pahanya kembali.
    Lantas tali yang di lutut saya ikat kembali dgn tali pendek dan saya ikat kembali ke tali yang berada di bawah dan atas payudaranya, jadilah Yulia saya ikat terduduk diranjang dgn dgn lutut yang sentuh payudaranya,
    “mari sayaannkk membuka mulutnya kembali..saya ingin sumpal kamu kembali..hehehe..” sahutku, lantas Yulia juga menurut dan buka mulutnya.
    Lantas saya aku sumpal mulut Yulia dgn saputangan yang baru,
    “uuuuuggggghhhh..” lantas saya tutup mulutnya dgn saputangan yang yang lain,
    “mmmmpphh mmmpphhhh..” erang Yulia, dan Yulia mulai meronta-ronta coba melepas ikatannya.
    Saya rangkul badan Yulia sekalian melihat tv dan Yulia juga terus berusaha melepas ikatan ditubuhnya.
    “mmppphhh oooggghhhhh mmmppphhh..” Yulia juga repot berusaha melepas ikatanh ditubuhnya.
    “mmmmppphhh oooggghhhhh mmmppphhhh..” leguh Yulia karena kecewa tidak dapat melepas ikatannya.
    “kamu mengapa sayank? Kaya geram-marah begitu? Hehehehe..” tanyaku,
    “mmmppphhhhh oooggghhhhh..” jawab Yulia dgn mengeluh,
    “kamu bicara apa sich sayank? Yang terang dong bicaranya..hehehe” ledekku,
    “mmmppphhhh aaaaggghhhhhh..” erang Yulia sekalian memberikan mulutnya yang tersumpal,
    “apa sayank? Yang terang dong..” jawabku jahil,
    “mmmmmmppphhhh..” Yulia juga mengambek dgn buang muka,
    “hehehe..jangan ngambek dong sayank..bergurau doank..” jawabku sekalian melepas sumpalannya.
    “ffuuaahhh..kamu ini masih sempat saja jahilin saya..hhuuuuuhhhh..” Yulia juga cemberut ngambek,
    “hehehehe..jangan cemberut begitu dong sayank..” kataku sekalian merengkuh badannya.
    “aadduuhhh sayaaannnkkk saakkitt tubuhku..” jawabannya karena ikatan ditubuhnya semakin kuat karena saya dekap badannya,
    “eh maaf ya sayank..hehehe..” jawabku sekalian saya kecup keningnya.
    “sayaaanklepasin dong..tangan saya keram nih..” sahutnya, lantas saya lepas ikatan di pergelangan tangan dan lengannya. “sini saya pijitin kembali..” kataku, lantas saya pijit-pijit tangan dan lengan Yulia lantas saya ikat kembali pergelangan tangannya ke depan lantas saya ikat kembali bersatu dgn pergelangan kakinya,
    “lho sayank, mengapa diiket kembali? Iiiiggghhhhh..” protesnya, Simak juga: Bacaan Seks Ngentot Eva Ponakanku yang Menarik
    “hehehe..tidak apapun sayank, kan diiketnya ke depan” jawabku,
    “kalau kamu dapat lepasin semua ikatannya, saya kasih hadiah dech..hehehe..” tambahku,
    “benar ya? Oke saya coba..eegghhhh iiiggghhhhh..” erang Yulia coba melepas ikatan dipergelangan tangannya. “aahh sudah kendur nih..siapin hadiahnya ya..” sahutnya,
    “iya lepasin dahulu saja ikatannya..hehehehe..” jawabku, lantas Yulia juga terus coba buka ikatan di pergelangan kakinya.
    “yeeehh sudah terlepas dari kaki..sedikit kembali..eeggghhh eegghhhh..” sahut Yulia sekalian coba melepas ikatan di pergelangan tangannya,
    “yyeee sukses..tinggal lepas semua dech ikatannya” lantas Yulia juga melepas tali yang menjadikan satu lutut dan dadanya, lantas dia lepas semua ikatan yang berada di paha, lutut, dan pergelangan kakinya.
    “yeee sukses..hayooo mana hadiahnya?” tagih Yulia,
    “iyaa kelak kita ke mall membeli yang kamu ingin..” jawabku,
    “betulan? Terima kasih ya sayank..” jawab Yulia sekalian merengkuhku.
    Sesudah permainan itu, kami juga pergi ke mall untuk beli hadiah untuk Yulia. Dan sejak hari itu, Yulia juga jadi terlatih dgn bondage. Malah, seringkali Yulia sendiri yang meminta untuk diikat.

  • Foto Bugil Model pirang dengan payudara bagus melepas celana pendek dan celana dalamnya

    Foto Bugil Model pirang dengan payudara bagus melepas celana pendek dan celana dalamnya


    1975 views

    Duniabola99.com – foto cewek bugil berambut pirang melepas rok dan celana dalmanya memamerkan toketnya yang gede dan memeknya yang dicukur botak sambil baring dilantai dan mengangkang. Starbet99

    Kumpulan foto gadis, kumpulan foto cewek cantik Tumblr, Foto-foto Cewek Cantik karyawan Indomaret Imut Banget, Gudang Foto Cewek Cantik & seksi, Kumpulan Foto Cewek2 Cantik Berjilbab Terbaru 2019, Kumpulan Foto Cewek Cantik,

  • Foto Bugil Gadis berambut cokelat membelai vaginanya yang dicukur

    Foto Bugil Gadis berambut cokelat membelai vaginanya yang dicukur


    2238 views

    Duniabola99.com – foto sexy toket kecil melepaskan pakaiannya memamerkan memeknya yang tembem dan hot yang habis dicukur tanpa bulu dan pantantnya yang behenol.

  • Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK


    3584 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Arisan ibu-ibu selalu saja memiliki gosip yang berbagai ragam. Mulai dari gosip berlian, gosip hutan piutang, bahkan gosip seks. Kali ini aku terkejut sekali, ketika seorang teman membisikkan padaku, kalau Ibu Wira itu, suka rumput muda. Justru yang dia sukai adalah laki- laki belasan tahun. Rasany aku kurang percaya. Ap ia? Bu Wira yang sudah berusia lebih 50 tahunmasih doyan laki-laki belasan tahun?

    “Woalaaah…Bu Tuty masya enggak percaya sih?” kata Bu Lina lagi. Aku sudah janda hampir 10 tahun, sejak perkawinan suamiku dengann istri mudanya. Aku tak nuntut apa-apa, keculi Julius putra tunggalku harus bersamaku dan rumah yang kami benagun bersama, menjadi milikku. Aku sakit hati sekali sebenarnya. Justru perkawinan suamiku, karena katanya aku tidak bisa melahirkan lagi, sejak peranakanku diangkat, ketika aku dinyatakan terkena tumor rahim. Suamiku mengakui, kalau permainan seksku masih sangat Ok. Dalam usia 37 tahun, aku masih keliahatan cantik dan seksi.

    “Lihat tuh, Bu Tuty. Matanya asyik melirik anak bu Tuty terus tuh,” kata Bu Salmah tetanggaku itu. Kini aku jadi agak percaya, ketika aku melihat dengan jelas, Bu Wira mengedipkan matanya ke putra tunggalku Julius. Rasanya aku mau marah, kenapa Bu Wira mau mengincar putraku yang masih berusia hampir 15 tahun berkisar 12 hari lagi.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Sepulang dari arisan, aku sengaja mendatangi tetangga yang lain dan secara lembut menceritakan apa yang diceritakan Bu Salmah kepadaku. Tetanggaku itu tertawa cekikikan. Dari ceritanya, suami bu Wira sudah tak sanggup lagi, bahkan suaminya sudah tahu kelakuannya itu. Bu Wira memang suka burung muda, kata mereka. Bahkan putra tetanggaku titu pernah digarap oleh Bu Wira. Karean malu ribut- ribut, lagi pula anaknya yang sudah berusia 18 tahun dibiarkan saja.

    “Laki-laki kan enggak apa-apa bu. Kalau anak perempuan, mungkin perawannya bisa hilang. Kalau anak laki-laki, siapa tahu perjakanya hilang,” kata tetanggaku pula. Bulu kudukku berdiri, mendengarkan celoteh tetanggaku itu. Aku kurang puas denga dua informasi itu. Aku bertandang lagi ke tetanggaku yang lain masih di kompleks perumahan …..(Dirahasiakan) Indah. Tetangku itu juga mengatakan, kalau itu soal biasa sekarang ini. Malamnya aku ngobrol-ngobrol dengan putraku Julius. Julius mengatakan, kalau Tante Wira sudah mengodanya. Bahkan sekali pernah menyalaminya dan mempermainkan jari telunjuknya di telapak tangan putraku. Pernah sekali juga, kata putraku, Tante Wira mengelus burung putraku dari balik celananya, waktu putraku bermain ke rumah Tante Wira.

    Aku sangat terkejut sekali mendengar pengakuan putraku Julius menceritakan tingkah laku Bu Wira. Tapi tetanggaku mengatakan, itu sudah rahasia umum, dan kini masalah itu sudah biasa. Bahkan tetanggaku mengajakku untuk berburu burung muda bersama-sama.

    Malamnya aku tak bisa tidur. AKu sangat takut, kalau putraku akan menjadi korban dari ibu-ibu di kompleks itu. Sudah sampai begitu? Semua sudah menjadi rahasia umum dan tak perlu dipermasalahkan? Lamat-lamat aku memperhatikan putraku. Trnyata dia memang ganteng seperti ayahnya. Persis fotocopy ayahnya. Walau masih 15 tahun, tubuhnya tinggi dan atletis, sebagai seorang pemain basket. Gila juga pikirku.

    Rasa takutku marah-marah kepada Bu Wira, karean aku juga mungkin pernah dia lihat berselingkuh dengan teman sekantorku. Mungkin itu akan jadi senjatanya untuk menyerangku kembali, pikirku. Hingga aku harus menjaga anak laki-lakiku yang tunggal, Julius.

    Ketika Julius pergi naik sepeda mootr untuk membeli sesuatu keperluan sekolahnya, aku memasuki kamarnya. Aku melihat majalah- majalah porno luar negeri terletak di atas mejanya. Ketika aku menghidupkan VCD, aku terkejut pula, melihat film porno yang terputar. Dalam hatiku, aku haru semnyelamatkan putraku yang tunggal ini.

    Sepulangnya dari toko, aku mengajaknya ngobrol dari hati ke hati.

    “Kamu kan sudah dewasa, nak. Mami tidak marah lho, tapi kamu harus jawab sejujurnya. Dari mana kamu dapat majalah-majalah porno dan CD porno itu,” kataku. Julius tertunduk. Lalu menjawab dengan tenang dan malu-malu kalau itu dia peroleh dari teman-temannya di sekolah.

    “Mama marah?” dia bertanya. AKu menggelengkan kepalaku, karena sejak awal aku mengatakan, aku tidak akan marah, asal dijawab dengan jujur. AKu harus menjadikan putra tunggalku ini menjadi teman, agar semuanya terbuka.

    “Kamu sudah pernah gituan sama perempuan?” tanyaku. “Maksud mami?” “Apa kamu sudah pernah bersetubuh dengan perempuan?” tanyaku lagi. Menurutnya secara jujur dia kepingin melakukan itu, tapi dia belum berani. Yang mengejutkan aku, katanya, minggu depan dia diajak kawan- kawannya ke lokalisasi PSK, untuk cari pengalaman kedewasaan. Aku langsung melarangnya secara lembut sebagai dua orang sahabat. Aku menceritakan bagaimana bahaya penyakit kelamin bahkan ***-AIDS. Jika sudah terkena itu, maka kiamatlah sudah hidup dan kehidupannya.

    “Teman-teman Julius, kok enggak kena ***, MI? Padahal menurut mereka, merekaitu sudah berkali-kali melakukannya?’ kata putraku pula. Ya ampun….begitu mudahnya sekarang untuk melakukan hal sedemikian, batinku. “Pokoknya kami tidak boleh pergi. Kalau kamu pergi, Mami akan mati gantung diri,” ancamku. “Tapi Mi?” “Tapi apa?” “Julius akan kepingin juga. Katanya nikmat sekali Mi. Lalu bagaimana dong? Julius kepingin Mi. Katanya kalau belum pernah gituan, berarti belum laki-laki dewasa, Mi?” putraku merengek dan sangat terbuka. Aku merangkul putraku itu. Kuciumi keningnya dan pipinya denga penuh kasih sayang. Aku tak ingin anakku hancur karean PSK dan dipermainkan oleh ibu-ibu atau tante girang yang sering kudengar, bahkan oleh Bu Wira yang tua bangka itu.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Tanpa terasa airmataku menetes, saat aku menciumi pipi putraku. Aku memeluknya erat-erat. Aku akan gagal mendidiknya, jika anakku semata wayang ini terbawa arus teman-temannya ke PSK sana.

    “Kamu benar-benar merasakannya, sayang?” bisikku. “Iya Mi,” katanya lemah. Aku merasakan desahan nafasnya di telingaku. Yah…malam ini kita akan melakukannya sayang. Asal kamu janji, tidak mengikuti teman-temanmu mencari PSK, kataku tegas. “Berarti aku sama dengan Tony dong, Mi?” “Tony? Siapa Tony?” tanyaku ingin tahu, kenapa dia menyamakan dirinya dengan Tony. Menurut cerita Julius putraku, Tony juga dilarang mamanya mengikuti teman-temannya pergi mencari PSK, walau Tony sudah sempat juga pergi tiga kali bersama teman-teman sekelasnya. Untuk itu, secara diam-diam Tony dan mamanya melakukan persetubuhan. Katanya, Tony memakai kondom, agar mamanya tidak hamil. Aku terkejut juga mendengarnya.

    “Kamu tidak perlu memakai kondom, sayang. Mami yakin, kalau mami tidak akan hamil,” kataku meyakinkannya. Seusai makan malam, Julius tak sabaran meminta agar kami melakukannya. AKu melihat keinginan putra begitu mengebu-gebu. Mungkin dia sudah pengalaman melihat CD Porno dan majalah porno pikirku. AKu secepatnya ke kamar mandi mencuci paginaku dan membuka BH dan CD ku. AKu memakai daster miniku yang tipis.

    Di kamar mandi aku menyisiri rambutku serapi mungkin dan menyemprotkan parfum ke bagian-bagian tubuhku. Aku ingin, putraku mendapatkan yang terbaik dariku, agar dia tidak lari ke PSK atau tante girang. Putraku harus selamat. Ini satu-satunya cara, karea nampaknya dia sudah sulit dicegah, pengaruh teman-temannya yang kuat. Jiwanya sedang labil-labilnya, sebagai seorang yang mengalami puberitas. Begitu aku keluar dari kamar mandi, putraku sudah menanti di kamar. Dia kelihatan bingung melihat penampilanku malam ini. Tidak seperti biasanya.

    “Kamu sudah siap sayang,” kataku. Putraku mengangguk. Kudekati dia. Kubuka satu persatu pakaiannya. Kini dai telanjang bulat. AKua melapaskan dasterku. Aku juga sudah telanjang bulat. Aku melihat putraku melotot mengamati tubuhku yang telanjang. Mungkin dia belum pernah melihat perempuan telanjang sepertiku di hadapannya. Aku duduk di tempat tidur. Kutarik tangannya agar berdiri di sela-sela kedua kakiku. Aku peluk dia.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Aku kecip bibirnya dengan mesara. Pantatnya kusapu-sapu dengan lembut, juga punggungnya. Dengan cepat terasa burungnya bergerak-gerak di perutku. Kujilati lehernya. dia mendesah kenikmatan. Liodahku terus bermain di pentil teteknya. Lalu menjalar ke ketiaknya dan sisi perutnya. Aku merasakan tangan anakku mulai memagang kepalaku. Kuperintahkan dia untuk duduk di pangkal pahaku. Kini dia duduk di pangkal pahaku, dengan kedua kakinya bertumpu ke pinggir tempat tidur. Tiba-tiba aku merebahkan diriku ke tempat tidur. dia sudah berada di atasku. Kuminta agar dia mengisap puting susuku. Mulutnya mulai beraksi. Sementara burungnya terasa semakin keras pada rambut paginaku. Dengan cepat pula, kurebahkan dirinya. Kini aku yang balik menyerangnya. Kujilati sekujur tubuhnya. Batang burungnya, telur yang menggantung di pangkal burungnya. Ku kulum burungnya dan kupermainkan lidahku pada burung itu.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan Ibu PKK

    “Mami…geli,” putraku mendesah. “Tapi enakkan, wayang,” tanyaku. “Enak sekali Mi,” katanya. Aku meneruskan kocokanku pada burungnya. Dia menggelinjang-gelinjang. Kuteruskan kucokanku. Kedua kakinya menjepit kepalaku dan…croot.croot.crooooooot! Spermanya keluar. Kutelan sepermanya dan kujilati batangnya agar spermanya tak tersisa. Aku senagaja memperlihatkannya kepadanya.

    Kini dia menjadi lemas. Terlalu cepat dia keluar. Mungkin sebagai pemula, dia tak mampu mengontrol diri. Kuselimuti dirinya. 20 menit kemudian, setelah nafasnya normal, aku memberinya air minum segelas. Lalu aku membimbingnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Kusabuni burungnya dan kulap pakai handuk. Kini kami sudah terbaring berdua di tempat tidur.

    “Enak sayang?” tanyaku. Dia menagngguk. “Tapi Mi, kita kan belum begituan. Katanya kalau begituan, burung Julius masuk ke lubang mem*k Mami,” katanya polos. Aku menganguk. Kamu harus segar dulu. Nanti kita ulangi lagi. Nanti kamu boleh memasukkannya ke lubang Mami, kataku. “Kenapa nanti Mi? Kenapa tidak sekarang?” dia mendesak. Dia sudah begitu menginginkannya pikirku. Langsung kulumat bibirnya. Kujulurkan lidahku ke dala mulutnya. Dia langsung meresponsnya. Kini dia berganti memberikan lidahnya padaku. Aku mengemutnya dengan lembut. Tanganku terus membelai-belai tubuhnya dan burungnya kuelus- elus. Sebentar saja burung itu bangkit.

    “Naiki Mami, sayang,” kataku. Dia naik ke tubuhku. “Masukkan,” pintaku. Dia mencari-cari lubangku. Kuarahkan burungnya dengan tanganku. Setelah burung itu terasa di tengah bibir paginaku, kuminta dia menekannya. Dia menakan burungnya dan langsung masuk, karean paginaku sudah basah. Aku memang sudah sangat lama merindukan ada burung memasuki paginaku. Setelah terhenti 5 tahun perselingkuhanku dengan seorang duda teman sekantorku (sejak dia pindah) aku tak pernah lagi selingkuh. Burung yang besarnya cukup itu, terasa sudah mengganjal di liang paginaku. KUkangkangkan kedua kakiku. Aku membiarkan burung itu tenggelam di dalamnya. Tak lama kemudian, aku merasakan putraku sudah mulai menarik-cucuk burungnya. Aku biarkan saja, walaupun sebenarnya aku sudah agak gatal ingin meresponsnya. Lama kelamaan, aku tak tahan juga. Aku pun meresponnya dengan hati-hati, seakan aku hanya melayaninya saja, bukan karean kebutuhanku. Sambil memompa burungnya, kuarahkan mulutnya untuk mengisap-isap pentil payudaraku. Dia melakukannya. AKu sudah melayang di buatnya. Sudah lama sekali aku tidak merasakan kenikmatan itu, sementara usia yang 37 tahun, masih membutuhkannya. Kujepit kedua kakiku ke tubuh putraku. Aku orgasme dengan cepat. Aku tidak memperlihatkan, kalau aku sudah orgasme. Perlahan-lahan aku tetap meresponsnya, sampai aku normal kembali.

    Cerita Sex Hadiah Terindah Dari Arisan “Jangan digenjot dulu, sayang. Mami Capek. Isap saja tetek mami, sayang,” pitaku. Aku tak ingin dia sudah orgasme, sementara aku masih jauh. Dia menjilati tetekku dan mengisap-isapnya. Atas permintaanku, sekali-sekali dia juga menggigit putingku. Libidoku bangkit. Aku mulai melayang. Aku mulai menggoyang tubuhnya dari bawah. Dia merespons dengan kemabli menggejotku, menarik dan mencucuk burungnya ke dalam liang paginaku. Aku mendengar, suara begitu becek pada paginaku. Aku sedikit malu, karena selama ini, aku sudah tidak merawat lagi paginaku. Tapi dia semakin semangat mengocokkan burungnya.

    “Mami…aku sudah mau keluar nih…” katanya. Saat itu aku juga sudah mau muncrat. Aku percepat goyanganku, agar aku lebih dulu sampai pada puncak kenikmatan itu. Dan…dia memelukku erat sekali. Bahuku digigitnya dan sebelah tangannya mencengkeram rambutku. Ternyata kami bisa sama-sama sampai. Aku masih mampu mengatur irama permainan ini, pikirku.

    Aku keringat dan putraku juga berkeringat. Perlahan dia ku baringkan ke sisiku dan aku menyelimuti tubuh kami dengan selimut tipis, sekaligus melap tubuh kami dari keringat. Setelah 15 menit aku bangkit dan meneguk segelas air putih. Segelas kuberikan kepdanya. Julius berjanji untuk merahasiakan ini kepada siapa saja, termasuk kepada teman dekatnya. Walau menurut Julius, temannya sudah berhubungan dengan beberapa wanita di lokalisasi PSK, namun behubungan dengan ibunya jauh lebih nikmat. Aku juga memberi yang terbaik buat putraku, demi keselamatan hidupnya, terhidar dari PSK dan tante giang.

    Aku menyangupi, memberinya cara lain bermain seks, seperti yang dia lihat di CD porno dan majalah-majalah, seperti doggystyle dan sebagainya. Malam itu, Julius juga bersumpah, tidak akan pergi mencari PSK, walau pun teman-temannya menuduhnya laki-laki Kuper dan ketinggalan zaman, karea dia sudah mendapatkannya dariku dengan baik. Sejak saat itu, kami selalu melakukannya secara teratur, tidak serampangan. Tenatu saja di tempat tidur, di dapur, di sofa dan tempat-tempat lai di rumah kami dengan suasana yang indah. Bahkan kami pernah juga melakukannya di hotel, ketika kami wisata ke bogor. Semua orang memuji kegantengan putraku yang wajahnya imut-imut dan manja itu.

    Kini putraku sudah SMA, AKu sudah persis 40 tahun. Orang bilang aku masih tetap cantik, karean aerobik. Sebeanranya, selain aerobik, aku juga melakukan hubungan seks yang sangat terataur.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek ibu ku untuk mu, ibumu untuk aku

    Kisah Memek ibu ku untuk mu, ibumu untuk aku


    5343 views

    Duniabola99.com – Telepon yang anda tuju tidak dapat dihubungi. Silahkan ulangi beberapa menit lagi ”. Begitu yang kudengar setiap kupencet namanya pada memori HP ku. Lagi ada di mana si penjahat seks itu sampai HP nya dimatikan? Aku sampai lupa meminum es juice dan menyantap pisang keju yang terhidang di mejaku karena terus mencoba menghubungi Roni, temanku. “ Tumben sendirian. Biasanya sama Roni, ” kata Bu Tiwi, pemilik kantin. “Iya nih Bu, HP nya dimatikan. Nggak bisa dihubungi, ” ujarku setelah menghirup es juice yang terhidang dan mengunyah pisang keju. Sebenarnya telah hilang selera makanku pada makananan dan minuman favoritku itu karena tak berhasil menghubungi Roni.
    “Kalau mau dateng ke pesantren kilat bareng mestinya janjian yang mateng. Jadi nggak manyun begitu,” ujar Bu Tiwi lagi sambil melayani pembeli yang lain. Benar juga omongan Bu Tiwi. Ini memang salahku. Semestinya, semalam atau tadi sebelum berangkat kontak Roni dulu hingga bisa janjian. Kalau sudah begini, aku yang repot. Mau ngikut pesantren udah kesiangan dan pasti pintu pagar udah ditutup sementara Roni tidak bisa dihubungi. Atau bisa jadi ia berangkat tanpa bawa HP. Gagasan untuk ngikut pesantren kilat ini memang murni ide kita daripada nganggur mendingan ngikut and bisa kenalan ma cewe-cewe pengajar yang katanya dari universitas muslim, katanya kakak- kakak pengajarnya banyak yang cantik-cantik. Joker1788

    Lagian ada juga yang ngikut dari sekolah laen. Sewaktu mau berangkat, Rizal, temanku yang lain datang ke rumah dan meminjamkan sejumlah VCD porno yang pernah ia janjikan dahulu. Lalu muncul gagasan untuk membolos dan nonton bareng Roni di rumahnya. Aku yakin Roni pasti tak menolak. Karena seperti kata Rizal diantara film-film yang dipinjamkan, ada yang bercerita tentang hubungan seks antara seorang anak laki-laki dengan ibunya. Thema seperti itu, atau setidaknya yang menggambarkan hubungan seks antara pria muda dengan wanita yang lebih dewasa bahkan yang lebih pantas menjadi ibunya, adalah yang sangat digemari Roni. Bahkan dalam pengalaman nyata, seperti pengakuan dan cerita Roni, ia sering menyetubuhi pembantunya, wanita yang telah berusia 43 tahun. Roni juga mengaku sering terangsang saat mengintip ibunya sendiri yang tengah telanjang. Itulah kenapa aku sering menyebutnya sebagai penjahat seks.

    Di luar itu Roni juga yang mengajari dan memperkenalkanku pada kebiasaan onani. Menurutnya, aku tergolong pria puritan karena hingga berumur 18 tahun belum tahu dan tidak pernah melakukan onani. Dan ketika ia menggagas untuk membuat lubang rahasia untuk mengintip aktivitas ibuku dari kamarku yang memang bersebelahan dengan kamar ibu, aku tak kuasa menolaknya. Menurut Roni, tubuh ibuku sangat menggairahkan dan merangsang. Sama seperti tubuh ibunya yang memang usianya tak jauh berbeda karena usia ibu 47 sedang ibunya Roni lebih muda setahun. Dan seperti ibunya Roni, ibuku juga sudah menjanda cukup lama. Hanya Roni punya kakak perempuan yang sudah menikah dan hidup terpisah. Sedangkan aku, anak tunggal dan hanya hidup berdua dengan ibu sejak kecil. Bahkan konon, sebenarnya aku bukan anak ayahku yang meninggal saat usiaku masih balita. Tapi buah perselingkuhan ibu dengan pemuda tetangganya setelah menikah cukup lama dan tidak punya anak. Aku gak terlalu percaya ma omongan itu karena keluargaku adalah keluarga muslim yang taat, ibuku saja sudah lama memakai jilbab begitu juga denga ibunya Roni, kita jadi dekat dari kecil karena ibuku dan ibunya Roni sama-sama ngikut pengajian di tempat yang sama, buat ngisi kesibukan dan nambah kenalan juga kekayaan batin gitu alasan ibuku. Tapi memang si Roni lebih nekat dariku, kita sama-sama penasaran ama body perempuan-perempuan berjilbab, sapa tahu korengan kali,ha..ha.. “Sam memek ibumu besar dan membusung banget. Mau deh aku menjilati lubangnya. Ah, pasti enak banget kalau dientotin, ” ujar Roni berbisik ketika ia menginap di kamarku suatu malam dan mengintip ke kamar ibu dari lubang rahasia yang kami buat. Saat itu, ibu tidur mengangkang tanpa mengenakan celana dalam dan dasternya tersingkap.

    Malam itu Roni memuaskan diri beronani sambil sambil mengintip dan membayangkan menyetubuhi ibuku. Dan lucunya, aku juga melakukan yang sama. Hanya aku melakukan secara diam-diam setelah Roni tertidur pulas. Benar seperti kata Roni, wanita seusia ibu memang lebih matang dan merangsang. Sejak itu, aku sering mengintip ke kamar ibu di saat terangsang dan hendak beronani. Aku juga ingin merasakan nikmatnya bersetubuh dengan ibu kendati sejauh ini belum pernah melakukan sekali pun dengan wanita lain. Satu jam lebih duduk tercenung sendiri di kantin Bu Tiwi akhirnya membuatku jenuh. Setelah sekali lagi mencoba menghubungi HP Roni tak tersambung, akhirnya kuputuskan untuk pulang. Paling ibu sudah berangkat ke Puskesmas tempatnya bekerja hingga nggak bakalan tahu kalau aku gak jadi ngikut, pikirku. Setelah membayar makanan, aku langsung keluar dan menyetop angkutan kota yang rutenya melewati jalur jalan dekat rumah. Motor memang sengaja tak kubawa karena tadinya berniat membolos dengan Roni. Sampai di rumah, seperti biasa aku masuk lewat pintu belakang. Kunci rumah bagian depan memang selalu dibawa oleh ibu karena dia yang berangkat belakangan setiap hari. Aku membawa kunci pintu belakang agar tak repot mampir ke kantor ibu untuk mengambil kunci saat pulang sekolah. Namun di dalam, saat masuk ke ruang tengah, aku dibuat kaget. sepeda motor Roni ada di sana terparkir di dekat motorku. Sementara tas hitam yang biasa dibawa ibu ke kantor teronggok di atas meja makan. Jadi ibu belum berangkat? Dan kenapa motor Roni ada di sini? Aku jadi curiga. Jangan- jangan Roni juga ada di sini dan lagi berdua dengan ibuku di kamarnya. Memikirkan kemungkinan itu, kuperlambat jalanku. Dengan berjingkat kumasuki kamarku sendiri. Setelah mengunci pintu kamar dari dalam, langsung kutuju lubang rahasia yang biasa kugunakan untuk mengintip ke kamar ibu.


    Dugaanku tidak meleset. Roni ada di kamar itu berdua dengan ibuku. Di atas ranjang besar tempat tidur ibu, keduanya tengah melakukan perbuatan yang selayaknya tidak pantas dilakukan. Kulihat Ibu sudah tidak berpakaian, tapi masih mengenakan jilbabnya, seragam putih panjang khas puskesmas sudah teronggokdi lantai dan satu-satunya penutup tubuh yang dikenakan hanya celana dalam warna hitam, duduk menyandar di dinding kamar. Ia terlihat sangat menikmati apa yang tengah dilakukan Roni pada dirinya. Ya Roni menghisapi salah satu pentil susu ibu di bagian kiri dengan mulutnya. Sementara payudaranya yang sebelah kanan, sesekali dibelai dan diremas gemas oleh pemuda teman akrab dan kawan sekolahku itu. Seperti bayi yang kehausan, Roni menetek dengan lahap di payudara ibu yang besar, 36B, kutahu waktu kulihat di jemuran dulu. Pasti hisapannya sangat kuat pada puting susu ibu yang coklat kehitaman hingga ibu tampak menggelinjang menahan nikmat. Terlebih tangan Roni juga tak mau berhenti meremasi buah dadanya yang lain sambil sesekali memilin putingnya. “Ah… ah.. terus hisap Ron, ah enak banget. Tetek tante enak banget kamu begitukan Ron, ah.. sshh …ahh …aaahhh,” suara ibu terdengar mengerang dan melenguh menahan nikmat. Mungkin seharusnya aku merasa jengah atau stidaknya memprotes atas apa yang tengah dilakukan Roni pada ibuku. Tetapi tidak, aku malah menikmati permainan mereka. Bahkan ingin rasanya aku menggantikan peran Roni. Karena sudah cukup lama aku ingin menyentuh dan menghisap tetek ibu bahkan sekaligus menyetubuhinya. Aku memang sangat terangsang setiap mengintip dan mendapati ibu tengah telanjang. Hanya selama ini aku hanya bisa menyetubuhi dalam angan-angan yakni beronani sambil membayangkan menyetubuhinya. Aku makin terangsang ketika Roni mulai menciumi kemaluan ibu dari luar CD hitam yang dikenakannya.

    Kulihat ujung hidung Roni disentuhkan di bagian tengah memek ibu yang masih tertutup CD. Sesekali Roni juga menggunakan mulutnya untuk mengecup. Ah kenapa Roni tidak segera melepas saja CD hitam itu. Terus terang aku jadi tidak sabar untuk melihat bentuk sejelasnya vagina ibu. Selama ini, setiap mengintip, aku hanya bisa melihatnya sepintas. Kini, dengan posisi duduk mengangkang seperti itu, kalau CD nya dibuka pasti memek ibu bisa terlihat detilnya. Ternyata harapanku tidak sia-sia. Hanya, bukan Roni yang mengambil insiatif tetapi malah ibuku. “Kamu sudah kangen sama memek tante ya Ron? Tante buka deh celana dalamnya biar kamu bisa melihat sepuasnya atau melakukan apa saja sesuka kamu. Tetapi baju dan celana kamu dibuka juga dong, ” kata ibu sambil memelorotkan dan melepas celana dalamnya. Saat ibuku mau melepas jilbabnya ditahan sama Roni, “Jangan dilepas tante, tante lebih cantik kalo pake jilbab, sumpah”, rayu Roni Dan ibuku senyum-senyum saja mendengar kata-kata Roni, kini ibuku benar-benar telanjang tanpa sehelai benang yang menutupinya setelah CD warna hitamnya dilepas dan dilemparkan sekenanya, hanya jilbab yang masih menutupi kepalanya dan itu membuatku lebih terangsang karena Roni pernah bilang pengen ngentotin cewe yang masih pake jilbab, lebih bikin nafsu katanya dan bener banget karena kurasakan ada sensasi yang luar binasa kalo bisa ngentotin cewe yang masih pake jilbab. Dan yang membuatku kaget, memek ibu yang biasanya terlihat lebat ditumbuhi rambut hitam, telah dicukur gundul. Padahal tiga hari lalu, saat aku mengintipnya dari kamar seusai mandi, vagina ibu masih tertutup oleh kerimbunan rambut hitam keritingnya. Tetapi memek yang telah tercukur kelimis itu lebih merangsang karena seluruh detilnya jadi terlihat jelas.

    Dalam posisi duduknya yang mengangkang, kemaluan ibuku membentuk busungan besar yang terbelah di bagian tengahnya. Hanya, bibir bagian luarnya yang berwarna coklat kehitaman terlihat tebal dan berkerut. Kontras dengan warna di bagian dalam yang agak kemerahan. Sedangkan kelentitnya yang berada di ujung celah bagian atas, terlihat cukup besar ukurannya. Mungkin sebesar biji jagung dan tampak mencuat. Ah .. merangsang banget. Bibir bagian luar memek ibu yang berwarna coklat kehitaman, tebal dan berkerut itu, kemungkinan terbentuk akibat seringnya tergesek kejantanan milik laki-laki. Baik milik almarhum suaminya semasa hidup atau milik ayah kandungku yang menjadi teman selingkuh ibu. Bahkan mungkin kontol beberapa pria lain yang pernah singgah dalam hidupnya karena beberapa tahun lalu sempat pula kudengar kabar ibu ada main dengan salah seorang atasannya hingga sebagai PNS ia sempat dipindahtugaskan ke daerah terpencil selama beberapa waktu. Roni menghampiri ibuku setelah melepas baju kokonya dan semua yang dikenakannya. Kontolnya tampak tegak mengacung dan keras. Hanya, soal ukuran, kuyakin setingkat di bawah punyaku yang lebih panjang dan besar,palingan Cuma 13 cman dibanding punyaku yang kalo ngaceng banget bisa sampai 17cman. Tadinya kukira Roni akan langsung menindih dan menancapkan rudalnya di memek ibu yang memang telah menunggu untuk disogok. Namun dengan santai, bak lelaki dewasa yang sudah berpengalaman dengan perempuan, direbahkannya tubuhnya dekat tubuh ibu mengangkang. Posisi kepalanya persis berada diantara kedua paha ibu yang terbuka lebar atau persis berhadapan dengan memek ibuku.


    Posisi itu dipilihnya, nampaknya agar ia dapat dengan mudah menatapi memek ibuku dari jarak sangat dekat dan sekaligus menyentuhnya. Ibuku kian membuka lebar kangkangan pahanya ketika tangan Roni mulai menjamah bagian paling sensitif miliknya. Diusap-usapnya bibir luar memek ibu yang tebal dan berkerut dengan telapak tangannya dan sesekali diselipkannya ujung jari tengah tangan Roni ke lubang di antara celahnya. Disentuh sedemikian rupa oleh tangan Roni, terlebih ketika jari tengah teman sekolahku itu menyentuh kelentitnya, mulut ibu mulai mendesis dan melenguh. Roni tak hanya menggunakan tangan untuk menyentuhnya tetapi mulai menggunakan lidahnya untuk menjilat dan mengkilik lubang kenikmatannya, maka desahan yang keluar berubah menjadi erangan. Bahkan tubuh ibuku terlihat menggelinjang dan tergetar ketika Roni mengecupi dan menghisapi kelentit ibuku. “Aauuw.. oh.. oh.. Ron kamu apakan memek tante. Ssshh.. sshh oh enak banget Ron. Ya.. ya ahh enak banget Ron, terus sayang ya terus aahhh , ” erangnya menahan nikmat. Suara yang keluar dari mulut ibuku, bukannya membuat Roni menghentikan aksinya. Tetapi malah memberinya semangat untuk membuat aksi jilatan dan hisapan dengan mulutnya lebih efektif. Agen Joker1788

    Lidahnya makin dalam dijulurkan ke dalam lubang kemaluan itu dan hisapannya pada kelentit ibu dilakukannya dengan lebih keras dan gemas. Hingga tubuh ibuku berkali- kali meronta dan menggeliat namun terlihat sangat menikmatinya sambil meremas sendiri ujung jilbabnya. Puncaknya, Roni tak hanya menjilati lubang memek ibuku. Lidahnya yang kuyakin telah terlatih untuk menjilati lubang kemaluan Bik Suti, wanita yang bekerja sebagai pembantu di rumahnya yang sering diceritakannya, mulai mencari sasaran lain. Itu kuketahui karena setelah ia meremas-remas pantat besar ibuku dan membukanya hingga lubang anusnya terlihat, lidahnya kembali dijulurkan dan diarahkan ke sana. Dan tanpa rasa jijik sedikitpun ia mulai menyapu-nyapukan lidahnya di lubang anus yang berwarna senada dengan memek ibu yang coklat kehitaman. Tidak hanya menyapu dan menjilat, lidah Roni pun dicolokkan bagian ujungnya seolah berusaha menerobos ke bagian dalam lubang anus itu. Diperlakukan seperti itu ibu memekik keras menahan nikmat. “Iiiihhhh diapakan lagi tante Ron. Okh.. okh.. sshh … aahh enak banget Ron. Kamu pintar banget sayang. Tante nggak pernah merasakan yang seperti ini, ” ungkapnya terbata di sela-sela rintihan dan lenguhan yang keluar dari mulut ibuku. Mungkin karena sudah tak tahan menahan gairah yang kian memuncak, ibu akhirnya menggeser tubuh. Melepaskan pantatnya dari mulut Roni yang terus mencengkeram menyerang anusnya dengan jilatan lidahnya. Tadinya ibu bermaksud melakukan serangan balik yakni mengerjai kontol Roni dengan mulutnya. Namun Roni memaksa ingin tetap dapat mengerjai bagian bawah tubuh ibu. Hingga akhirnya disepakati untuk melakukan posisi 69 yang memungkinkan keduanya dapat menjilat dan menghisap bagian paling peka milik keduanya.

    Dengan posisi merangkak di atas tubuh Roni yang telentang, ibu memulai aksinya dengan melakukan sapuan dan jilatan pada kepala penis Roni yang tegak mengacung. Lalu, dikulum dan dimasukkannya batang penis Roni ke dalam mulutnya sambil dihisap-hisapnya. Merangsang banget, melihat ibuku yang masih berjilbab mengeluar masukkan kontol Roni. Perlakuan serupa dilakukan ibu pada kedua biji pelir kemaluan Roni. Maka kini Roni dibuatnya seperti cacing kepanasan. Tubuh Roni terlihat mengejang. Ia juga mengerang melampiaskan rasa nikmat yang diterimanya dengan meremasi bongkahan pantat besar ibuku. Menikmati adegan panas yang dilakukan ibu dan Roni dari tempatku mengintip, tanpa sadar aku mengeluarkan sendiri kontolku yang juga telah tegak mengacung dan mulai meremasinya sendiri. Nafasku memburu menahan gairah yang kian membakar. Ah, kapan aku bisa menyentuh dan menikmati keindahan tubuh ibu seperti yang tengah dilakukan Roni saat ini, keluhku membatin. Bahkan sempat pula menyelinap dalam anganku untuk menikmati kehangatan tubuh Tante Romlah, ibunya Roni. Kocokan pada penisku makin kupercepat ketika adegan di kamar ibu mendekati klimaks.


    Kulihat ibu telah dalam posisi berjongkok di atas pinggul Roni dan mengarahkan lubang memeknya ke tonggak kontol Roni yang tegak mengacung. Maka ketika pantat ibu diturunkan perlahan, masuk dan amblaslah batang kontol itu ke dalam kehangatan kemaluan ibuku. “Kamu diam saja Ron, kini giliran tante yang memberi kenikmatan, ” kata ibu sambil mulai menaik-turunkan pinggulnya. Tidak hanya gerakan naik turun yang dilakukan ibu di atas tubuh Roni. Sesekali, sambil membenamkan lebih dalam kontol Roni di dalam lubang memeknya, pinggul ibu memutar-mutar sambil meremas- remas rambutnya yang berjilbab sehingga agak longgar juga jilbab ibu dan tangan Roni kadang ikut meremas tetek ibu yang besar itu, hingga keduanya merasakan kenikmatan yang ditimbulkan. “Ah.. sshhh oh.. oh.. memek tante enak banget seperti menghisap. Oh.. oh enak banget tante, ah.. ah punya Roni mau keluar tan, akkhhhh … oouugghhh,” “Tahan dulu Ron jangan dikeluarkan dulu. Kita ganti posisi ya? Biar keluarnya sama-sama enak, ” ujar ibu sambil merubah posisi. Tanpa menunggu lama, setelah ibu kembali dalam posisi mengangkang, Roni yang terlihat sudah tidak mampu lagi mengontrol gairahnya langsung mengarahkan ujung kontolnya ke lubang memek ibuku. Dan entah disengaja atau karena tak mampu menahan gairah yang menggebu, Roni menurunkan pinggulnya dengan sentakan yang cukup kuat. Akibatnya, di samping batang kemaluan Roni langsung amblas terbenam, ibu jadi memekik tertahan. “Auw .. pelan-pelan dong sayang,” “Maaf tente. Habis Roni gemes sih sama memek tante, ” kata Roni sambil terus menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh ibuku. Awalnya hanya perlahan. Namun ketika ibu mulai meningkahi dengan menggoyang-goyang memutar pinggulnya, hunjaman kontol Roni di memek ibuku semakin cepat. Akibatnya peluh nampak berleleran pada pasangan berlainan jenis sekaligus berbeda usia cukup jauh yang tengah melampiaskan hasratnya itu. Sesekali tangan Roni kulihat ikut menarik, meremas kuat jilbab ibu, menjamah dan meremasi tetek ibuku yang terguncang- guncang. Memilin-milin putingnya dan juga menghisap dengan mulutnya.

    Tenda-tanda keduanya hendak mencapai klimaks terlihat ketika gerakan Roni terlihat kian tidak terkontrol. Begitu pun ibu, goyangan pinggulnya tidak berirama lagi. Puncaknya, keduanya sama-sama memekik dan mengerang dengan tubuh mengejang. “ Hhaakh..akkhhh..mmm..ssssstt….. nnhhikkhhmmaaat …… bbhhaannggeetthh…. Rrrhhonn” erang ibuku, “Tante Mmmhhoo ssshhaammmppp….oouugggghhh……” teriak ibuku sambil meremas kuat jilbabnya yang sudah mulai terlepas. “ Iiiyyyaahhh… tttthhaannn… ssshhhaaamm…mmaa…aaahhhh……” tukas Roni sambil ngeremes tetek ibu kuat-kuat. Maka jebolah pertahanan Roni, maninya tercurah menyembur di lubang nikmat memek ibuku “ Nnnikkhmatt… banget tantee.. haakh..hakh..aaaarrrggghhhh …… cccrooottt….crrrooott ……sssssttttt…..hhhooookhhhhh….” ceracau Roni. Sedangkan ibuku, puncak orgasmenya ditunjukkan dengan belitan kakinya ke pinggang Roni dibarengi tubuh yang mengejang hebat. “Oookkhhhhh……yyyyaaahhhhh ……eemmmmhh……ssssttthhhh…… “ Pagi itu, setelah ibu kembali ke kamar seusai membersihkan diri di kamar mandi, sebenarnya Roni mencoba melakukan pemanasan kembali. Saat ibu berdiri di depan meja rias dan hendak memakai celana dalam, Roni mencegahnya. Ia berjongkok di depannya dan mulai mengecupi memek ibu. Bahkan salah satu kaki ibu diangkatnya dan ditempatkannya di kursi meja rias hingga memudahkannya menjilati memek ibu. Namun kendati ibu terlihat kembali terangsang oleh hisapan mulut Roni pada kelentitnya, ia menolak melanjutkannya lebih jauh. Menurut ibu, hari ini ada rapat penting di kantornya yang tidak dapat ditinggalkan. Maka Roni terpaksa harus menahan diri untuk kembali melampiaskan gairah mudanya yang masih menggebu. Keduanya meninggalkan rumah setelah berdandan rapi. Sedangkan aku, terpaksa meneruskan onaniku yang belum tuntas sambil membayangkan hangatnya tubuh ibuku. Bagian II Sejak peristiwa itu, aku jadi tahu kemana perginya Roni tiap membolos sekolah tanpa mengajakku. Belakangan memang Roni sering membolos tetapi tidak memberitahu dan mengajakku. Rupanya dia punya acara asyik ngentot dengan ibuku.

    Tetapi yang membuatku kagum dan mengundang rasa ingin tahuku, bagaimana awal mulanya hingga ia bisa berselingkuh dengan ibuku? Untuk bertanya langsung padanya aku tidak berani. Takut dia jadi tahu bahwa sebenarnya perbuatannya dengan ibuku telah diketahui olehku dan pertemananku dengannya jadi renggang. Lagian terus terang, kalau diberi kesempatan, aku juga ingin banget bisa bisa menikmati memek ibu. Juga ngentot dengan ibunya Roni yang bodi dan keseksiannya nyaris sama dengan ibuku jadi aku harus membina keakraban dengan Roni. Hanya untuk melangkah ke arah itu aku belum berani dan tidak punya pengalaman seperti Roni. Belakangan, sejak mengetahui antara ibu dan Roni ada hubungan khusus, aku sering memberi kesempatan agar mereka bisa menyalurkan hasratnya secara lebih leluasa. Saat Roni main ke rumah, aku pura-pura punya acara dengan teman lain dan meninggalkan mereka. Padahal, aku malah ke rumah Roni dengan berpura-pura pada ibunya hendak menemui dia. Hingga belakangan hubunganku dengan ibunya Roni makin akrab dan aku bebas melakukan apa saja di rumahnya seperti halnya Roni di rumahku. Seperti sore itu, di saat Roni main ke rumah, aku berpura-pura udah janjian dengan teman kampungku untuk menghadiri acara ulang tahun. Padahal aku langsung ke rumah Roni. “ Tadi katanya ke rumah kamu Did? Padahal udah dari tadi lho, ” kata ibunya Roni saat aku masuk. Saat membukakan pintu, ibunya Roni rupanya habis mandi. Tubuhnya kelihatan masih basah, terlihat dari baju kurung terusan yang dipakenya, tercetak teteknya yang menggunung. Tetek ibu Roni lebih manteb dari punya ibu, karena keliatan lebih runcing. Tapi jilbab yang dipakenya sudah tampak rapi, keliatan mau pergi. “Hemm…” dengusku agak kesal juga. Seperti halnya ibuku, ibunya Roni juga berbodi tinggi besar. Pantatnya besar membusung dengan pinggul yang mengundang. Hanya, kulit Tante Romlah (nama ibunya Roni) agak sedikit gelap. Tetapi kesemua bagian tubuhnya benar-benar merangsang hingga membuatku terpana menatapinya. Namun anehnya, kendati tatapanku terang-terangan tertuju pada dadanya yang agak tercetak dan bagian lain tubuhnya yang mengundang selera, ia seperti tak menghiraukannya. Setelah mempersilahkanku masuk dan menutup pintu, dengan santai ia membereskan koran dan majalah yang terserak di ruang tamu.


    Posisinya yang agak membungkuk saat melakukan aktivitasnya itu menjadikan gairahku terpacu lebih kencang. Betapa tidak, karena baju kurungnya yang lebih mirip kayak daster Cuma ga tipis-tipis banget membuat bongkahan pantat besarnya kini ikut-ikutan tercetak di bajunya dan keliatan ibu Roni belum sempat memakai CD. “Fiuh… sayang mo pergi.., sial” umpatku dalam hati Kuyakin itu disengaja. Karena ia seperti berlama-lama dalam posisi itu kendati koran dan majalah yang dibereskan hanya sedikit. Ah ingin rasanya meremas pantat besar yang menggunung itu. Kalau Roni, mungkin ia sudah nekad melakukan apa yang diinginkan. Tetapi aku tidak memiliki keberanian hingga hanya jakunku yang turun naik menelan ludah. “Eh Did, kamu ada acara nggak? Kalau nggak ada acara, tolong antar tante ya. Tante harus menagih ke orang tapi tempatnya jauh dan sulit kendaraan, ” ujarnya setelah semua koran dan majalah tertata rapi di tempatnya. “Eee.. ee bi.. bisa tante. Nggak ada acara kok, ” kataku agak tergagap. “Kalau begitu tante ganti baju dulu. Oh ya kalau kamu haus ambil sendiri di kulkas, mungkin masih ada yang bisa diminum, ” ujarnya sambil tersenyum. Senyum yang sangat manis namun sangat sulit kuartikan. Satu buah teh botol dingin yang kuambil dari kulkas langsung kutenggak dari botolnya. Rupanya, tontonan gratis yang sangat menggairahkanku tadi membuat tenggorokanku jadi kering hingga teh botol dingin itu langsung tandas. Belakangan baru kusadari, ternyata Tante Romlah tidak menutup kembali pintu kamarnya. Dengan bertelanjang bulat, karena baju kurungnya tadi telah dilepas, dengan santai ia memilih-milih baju yang hendak dikenakan. Maka kembali suguhan mengundang itu tersaji di hadapanku. Bukan hanya pantatnya yang besar membusung. Buah dada Tante Romlah juga besar tapi keliatan kencang dan meruncing, mungkin 36C lah. Putingnya yang berwarna coklat kehitaman, terlihat mencuat. Ah ingin banget bisa membelai dan meremasnya atau menghisapnya seperti yang dilakukan Roni pada tetek ibuku.

    Sebenarnya aku ingin banget melihat bentuk memek Tante Romlah secara jelas. Namun karena posisinya membelakangiku, aku tak dapat melihatnya. Tetapi benar seperti kata Roni, tubuh ibunya yang berambut sebahu itu masih belum kehilangan pesonanya sebagai wanita. Setelah menemukan baju yang dicari dan berniat dipakainya, Tante Romlah berbalik dan memergokiku tengah menatapi tubuh telanjangnya. Tetapi sepertinya ia tidak marah. Bahkan dengan santai, ia kenakan celana dalam di hadapanku. Hanya karena merasa tidak enak dan takut dianggap terlalu kurang ajar, aku segera meninggalkannya menuju ke ruang tamu untuk menunggunya. Ibunya Roni meski telah bergelar hajah dan setiap keluar rumah selalu membungkus rapat tubuhnya dengan busana muslimah, namun masih menjalankan usaha yang tercela. Di samping bisnisnya sebagai pedagang perhiasan berlian, ia juga meminjamkan uang dengan bunga tinggi atau rentenir, bahkan temenku Roni sempat beberapa kali memergoki ibunya jalan bareng sama laki-laki di luar. Hanya kalau di rumah, pakaian yang dipakainya agak lebih santai dan lebih tipis, menurutku lebih seperti daster ibu- ibu tetangga cuman lebih panjang dan berlengan dan tidak sungkan- sungkan memamerkan tubuh indahnya seperti yang barusan dilakukan di hadapanku. Rumah orang yang ditagih Tante Romlah ternyata memang cukup jauh dan kondisi jalannya juga jelek. Untung orangnya ada dan memenuhi janjinya membayar hutang hingga Tante Romlah terlihat sangat senang. Saat pulang, karena sudah malam dan kondisi jalan sangat jelek, beberapa kali motorku nyaris terguling. Karena takut terjatuh, Tante Romlah membonceng dengan memeluk erat tubuhku. Dengan posisi membonceng yang terlalu mepet, sepasang gunung kembar Tante Romlah terasa menekan punggungku. Aku jadi membayangkan bentuknya yang kulihat saat ia telanjang di rumahnya. Hal itu membuatku terangsang dan menjadikan konsentrasiku mengendarai sepeda motor agak terganggu. Bahkan nyaris menabrak pengendara sepeda yang ada di hadapanku. Untung Tante Romlah segera mengingatkannya. “Did karena kamu sudah mengantar tante, tante akan memberi hadiah istimewa. Tapi kamu harus menjawab dulu pertanyaan tante dengan jujur, ” kata Tante Romlah saat perjalanan hampir sampai rumah. “Pertanyaan apa Tan?” “Tadi waktu lihat tante telanjang di kamar, kamu terangsang kan ?” katanya berbisik di telingaku sambil kian merapatkan tubuhnya.

    Aku tak menyangka ia akan bertanya seperti itu. Aku jadi bingung buat menajawabnya. Harusnya kujawab jujur bahwa aku sudah sangat terangsang. Tetapi aku nggak berani takut salah. Sampai akhirnya, kurasakan tangan Tente Romlah meraba bagian depan celana dan meraba kontolku yang telah tegang mengacung. “Ini buktinya punyamu tegang dan mengeras. Pasti karena terangsang membayangkan tetek tante yang menempel di punggungmu kan ?” “I..i.. iya tan,” kataku akhirnya menyerah. “Nah gitu dong ngaku. Makanya cepet deh bawa motornya biar cepet sampai rumah. Kalau Roni belum pulang, nanti kamu boleh lihat punya tante sepuasmu, ” ujarnya lagi sambil terus mengelus kontolku. Penawaran ibunya Roni adalah sesuatu yang paling kudambakan selama ini. Maka langsung saja kupacu kencang laju sepeda motor seperti yang diperintahkannya. Mudah-mudahan saja Roni belum pulang hingga tidak membatalkan niat Tante Romlah untuk memberi hadiah istimewa seperti yang dijanjikannya. Mudah-mudahan ia masih terus asyik menikmati kehangatan tubuh ibuku seperti yang pernah kulihat. Sampai di rumah, setelah tahu Roni belum pulang, aku diminta memasukkan sepeda motor dan menutup pintu. “Setelah itu tante tunggu di kamar,” ujarnya. Namun setelah semua perintahnya kulaksanakan, aku ragu untuk masuk ke kamar Tante Romlah seperti yang diperintahkannya. Tidak seperti Roni yang telah berpengalaman dengan wanita setidaknya dengan pembantu di rumahnya dan dengan ibuku, aku belum pernah melakukannya meskipun sering beronani dan membayangkan menyetubuhi ibuku maupun ibunya Roni. Hingga aku hanya duduk mencenung di ruang tamu menunggu panggilan Tante Romlah. Sampai akhirnya, mungkin karena aku tak kunjung masuk ke kamarnya, Tante Romlah sendiri yang keluar kamar menemuiku. Hanya yang membuatku kaget, ia keluar kamar bertelanjang bulat tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya. “Katanya suka melihat tante telanjang, kok nggak cepet masuk ke kamar tante ?” katanya menghampiriku. Ia berdiri tepat di hadapan tempatku duduk seolah ingin mempertontonkan bagian paling pribadi miliknya agar terlihat jelas olehku. Tak urung jantungku berdegup lebih kencang dan jakunku turun naik menelan ludah. Betapa tidak, tubuh telanjang Tante Romlah kini benar-benar terpampang di hadapanku. Diantara kedua pahanya yang membulat padat, di selangkangannya kulihat memeknya yang menggunduk.


    Licin tanpa rambut karena habis dicukur. Dan seperti memek ibuku, bibir luar kemaluannya yang berwarna coklat kehitaman tampak berkerut-kerut. Seperti kebanyakan wanita seusia dengannya, perut Tante Romlah sedikit membuncit dan ada lipatan- lipatan di sana. Namun buah dadanya yang menggantung dengan putingnya yang menonjol nampak lebih besar ketimbang milik ibuku. Ibu temanku itu hanya tersenyum melihat ulahku yang seperti terpana menatapi bukit kemaluannya. Entah darimana datangnya keberanian itu, tiba-tiba tanganku terulur untuk meraba memek Tante Romlah. Hanya sebelum berhasil menyentuh, keraguan seperti menyergap hingga nyaris kuurungkan niatku. “Ayo Did pegang saja. Kamu ingin merabanya kan? Sudah lama punya tante nggak ada yang menyentuh lho, ” rayu Tante Romlah melihat keraguanku. Hangat, itu yang pertama kali kurasakan saat telapak tanganku akhirnya mengusap memek wanita itu. Permukaannya agak kasar, mungkin karena bulu-bulu rambutnya yang habis dicukur. Sedangkan di bagian tengah, di bagian belahannya, daging kenyal yang berkerut-kerut itu terasa lebih hangat. Aku mengelus dan mengusapnya perlahan. Ah, tak kusangka akhirnya aku dapat menjamah kemaluan Tante Romlah yang sudah lama kudambakan. Sambil tetap duduk, aku terus merabai memek ibu temanku itu. Bahkan jariku mulai mencolek-colek celah diantara bibir vaginanya yang berkerut. Lebih hangat dan terasa agak basah. Sebenarnya aku ingin sekali melihat bentuk kelentitnya. Namun karena Tante Romlah berdiri dengan kaki agak merapat, jadi agak sulit untuk dapat melihat kelentitnya dengan leluasa. Untungnya, Tante Romlah langsung tanggap. Tanpa kuminta, kaki kanannya diangkat dan ditempatkan di sandaran kursi tempat aku duduk. Dengan posisinya itu, memek ibunya Roni jadi lebih terpampang di hadapanku dalam jarak yang sangat dekat. Kini bibir kemaluannya tampak terbuka lebar. Di bagian dalam warnanya kemerah-merahan. Dan kelentitnya yang ukurannya cukup besar juga terlihat mencuat. “ Pasti kamu ingin lihat itil tante kan? Ayo lihat sepuasmu Did. Atau jilati sekalian. Tante ingin merasakan jilatan lidahmu, ” ujar Tante Romlah lagi. Ia mengatakan itu sambil memegang kepalaku dan menekannya agar mendekati ke selangkangannya. Jadilah wajahku langsung menyentuh memeknya karena tarikan Tante Romlah pada kepalaku memang cukup kuat. Saat itulah, aroma yang sangat asing yang belum pernah kukenal sebelumnya membaui hidungku.

    Bau yang timbul dari lubang memek ibunya Roni. Bau yang aneh tapi membuatku makin terangsang. Aku jadi ingat segala yang dilakukan Roni pada memek ibuku. Maka setelah menciumi dengan hidungku untuk menikmati baunya, bibir kemaluannya yang berkerut langsung kulahap dan kucerucupi. Bahkan seperti menari, lidahku menjalari setiap inci lubang nikmat Tante Romlah. Sesekali lidahku menyodok masuk sedalam yang bisa dicapai dan di kesempatan yang lain, ujung lidahku menyapu itilnya. Hasilnya, Tante Romlah mulai merintih perlahan. Tampaknya ia mulai merasakan kenikmatan dari tarian lidahku di lubang kemaluannya. “Ahhhh… sssshhhhh … aakkkhh enak banget Did. Terus sayang, aakkkhh .. ya.. ya enaaakhh sayang ahhhhh, ” suara Tante Romlah mulai merintih dan mendesis. Ia juga mulai merabai dan meremasi sendiri buah dadanya. Aku jadi makin bersemangat karena yang kulakukan telah membuatnya terangsang. Itil Tente Romlah tidak hanya kujilat, tetapi kukecup dan kuhisap-hisap. Sementara bongkahan pantat besarnya juga kuraih dan kuremasi dengan tanganku. “Auuww … enak banget itil tante kamu hisap sayang! Aahh …. sssshhhhh ..oookkkhhhh… enak banget. Kamu pinter banget Did,… aaakkkhhh ….ssshh …aaarrrggghhh,” rintihanya makin menjadi. Cukup lama aku mengobok-obok memek Tante Romlah dengan mulut dan lidahku. Memeknya menjadi sangat basah karena dibalur ludahku bercampur dengan cairan vaginanya yang mulai keluar. Akhirnya, mungkin karena kecapaian berdiri atau gairahnya semakin memuncak, ia memintaku untuk menghentikan jilatan dan kecupanku di liang sanggamanya. “Kalau diterusin bisa bobol deh pertahanan tante,” ujarnya sambil memintaku untuk berganti posisi. Namun sebelumnya, ia memintaku untuk membuka semua yang masih kukenakan.

    Bahkan seperti tak sabar, saat aku tengah melepas bajuku ia membantu melepas ikat pinggang dan memelorotkan celana jins yang kukenakan. Termasuk celana dalamku juga dilolosinya. ”Wow… kontol kamu gede banget Did! Keras banget lagi, ” seru Tante Romlah saat melihat kontolku telah terbebas dari pembungkusnya. Diremas-remas dan dibelainya kontolku, membuatku tambah ngaceng saja dan saat lidahnya mau menyentuh kontolku aku minta Tante Romlah mengenakan jilbabnya lagi, ku bilang rayuan yang sama punyanya Roni, “Tante keliatan cantik kalo masih pakai jilbab” rayuku, sambil senyum-senyum geli ibu Roni memakai jilbabnya kembali dan saat Tante Romlah sibuk memakai jilbabnya, aku gak sabar ngeliat tetek tante yang menganggur, seketika aku jilat-jilat sambil ku hisap pelan putting teteknya bergantian sehingga Tante Romlahpun agak menggelinjang, “ Oouukkhh…udah gak sabar ya, lidah kamu pinter juga… eemmmhhh……” desah Tante Romlah. “Sekarang giliran lidah tante Did” kata tante yang langsung jongkok dan mencaplok kepala kontolku dengan mulut dan lidahnya. “Uuukkhhh…… aaaakhhhhh…..” desahku saat lidah basah tante menyentuh kontolku,hangat banget. Mulut tante keliatan kesulitan menggelomoh kontolku yang lumayan besar diameternya, tapi meliat mulut tante bekerja keras mengenyot kontolku apalagi dengan masih pakai jilbab membuat aku sangat terangsang karena baru kali ini akau merasakan lidah perempuan menari-nari di kontolku. “ Mulut tante gak muat sayang, panjang dan gedhe banget sih, emm..emm… tapi tante suka banget…” Sambil menghisap, tante juga mengocok- ngocok kontolku hingga makin tambah panjang dan keras saja kontolku. Dengan gemas, tante mengulum juga biji kontolku sambil tangannya tetap mengocok kontolku dengan kencang. “Aaakkhhhh…… eennaakk …banget tante, mulut tante hhaaahh … ngaatthhh banget…oohh” ceracauku merasakan kenyotan mulut Tante Romlah yang luar biasa nikmat, kontolku seperti di sedut-sedut dan pintarnya mulut dan lidah Tante Romlah hanya bermain di kepala kontolku yang notabene itu bagian paling peka di kontol laki-laki sambil tangannya mengocok, meremas dan memilin-milin batang kontolku dengan cepat dan teratur.


    Aku makin gak tahan dengan perlakuan Tante Romlah tersebut, “Ennakkhh… sssaaayyyhhaaa….. dah gak kuaaat …tttaaann…” teriakku sambil ku remas- remas kepala tante yang berjilbab. “ Eemmm….mmmm……. sssllluuurrrpp….slluurrppp….iiyyahh… keluarin di mulut tante aajahh Did, tante pengen banget minumm ppeejuhh kkkaammuu ….” Jawab Tante Romlah sambil makin kenceng ngocok dan ngenyotin kontol ku. Saat kurasakan kenikmatan sudah di ubun-ubun dan aku gak mampu nahan lagi, kutembakkan seluruh maniku ke dalam rongga mulutnya sampai ada 8 kali tembakan tapi yang pertama bercecer di wajah tante sampai jilbabnyapun kena tembakan maniku saking kencengnya, “ Aaaaarrggghhhhhh……hhhhaaaaakkkhhhh ……cccrrootttt…… issseepp… tttaanttheee….aakkkhhhhh….. crrooott …crrottt…ccrroott……sserrrrr…… ookkhhhh….sssstttt…” teriakku sambil ngeremas jilbab tante dengan kuatnya. Dan Tante Romlahpun mengulum kontolku dengan kuat saat kutembakkan maniku sambil meremas gemas kontolku, “ eemmm….eemmmmmmhhh…. sslluurrrppp…. Enak banget pejuh kamu Did… ahhhhhh” desah tante sambil menelan semua maniku, sempat kulihat maniku lumayan banyak di mulutnya. Sesaat aku merasa lemas banget, sambil mengatur nafas aku tiduran di kasur tante. Ternyata memang luar biasa, bisa ngecrotin maniku di wajah perempuan berjilbab, sensasinya luar biasa. “Kok belum turun-turun juga nih kontol?” kata tante melihat kontolku yang masih lumayan ngaceng walaupun udah ngecrot berulang-ulang. Dan memang kurasakan kontolku masih lumayan keras. “Sekarang, tante pengen ngajak kamu ngerasain kemutan tante yang bawah, mau gak Did ” tanya tante manja, membuatku mulai bergairah dan gak sabar pengen bener-bener ngentotin Tante Romlah. Dibelai dan di elus-elusnya kontolku sesaat. Ia sepertinya mengagumi ukuran kontolku. Lalu ia duduk di kursi tempat aku duduk sebelumnya dengan posisi mengangkang. Kedua kakinya dibukanya lebar-lebar hingga memeknya yang membusung terpampang dengan belahan di bagian tengahnya membuka.

    Kelentitnya yang mencuat nampak mengintip di sela-sela bibir luar kemaluannya yang berkerut-kerut. Tante Romlah yang nampaknya jadi tak sabar langsung menarikku mendekat. Dibimbing tangan wanita itu kontolku diarahkan ke lubang memeknya. “Dorong dan masukkan Did kontolmu. Ih gemes deh, punya kamu besar banget, ”. Tanpa menunggu perintahnya yang kedua kali, aku langsung menekan dan mendorong masuk kontolku ke lubang memeknya. Tapi, “Aaauuww,.. jangan kencang-kencang Did. Bisa jebol nanti memek tante, ” pekik Tante Romlah. Aku jadi kaget dan berusaha menarik kembali kontolku namun dicegah olehnya. “Jangan sayang, jangan ditarik. Biarkan masuk tetapi pelan-pelan saja ya, ” pintanya. Seperti yang dimintanya, batang kontolku yang baru masuk sepertiga bagian kembali kudorong masuk. Namun dorongan yang kulakukan kali ini sangat perlahan. Hasilnya, bukan cuma Tante Romlah yang terlihat menikmati sodokan kontolku di memeknya. Tetapi aku pun merasakan sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa. Kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kenikmatan yang sulit kulukiskan. Terlebih ketika kontolku mulai kukeluarmasukkan ke dalam lubang nikmat itu. Ah, luar biasa nikmat. Jauh lebih enak menikmati kehangatan memek Tante Romlah daripada mulut Tante tadi, kemutannya sangat terasa, peret banget. Bagian dalam dinding memek Tante Romlah seperti menjepit dan menghisap hingga menimbulkan kenikmatan tiada tara. “Ttteeerrrhhhussss…… Did,.. uuukkhhhhh… uuuuukkkhhhh……. kontolmu enak banget. Gede dan marem banget. Aakkhhh iiii …yyyyhhhaaa Diddd, terus sogok memek Tante ssshhayaaannggg. Aaakkkhhhh,.. aaakkkhhhhhh … aaaakkkkhhhh…. Ssshhhhhh……,” Tante Romlah mengerang nikmat. Mendengar erangannya, aku jadi kian bersemangat mengentotinya. Apalagi aku melakukannya sambil terus memandangi memeknya yang tengah diterobosi kontolku. Ternyata, di bibir luar kemaluan Tante Romlah ada sebentuk daging yang menggelambir. Saat batang penisku kudorong masuk, daging menggelambir itu ikut terdorong masuk.

    Namun saat aku menariknya, bagian tersebut juga ikut keluar. Melihat itu sodokan kontolku pada lubang nikmat wanita itu kian bersemangat. “Memek Tante nggak enak ya Did? Kok dilihatin begitu ?” Kata Tante Romlah. Rupanya ia memperhatikan ulahku. “Eee. enak bangat Tante. Sungguh. Memek tante bisa meremas. Saya sangat suka, ” ujarku tanpa berterus terang perihal bagian daging yang menggelambir dan menarik perhatianku. “Bener Did? Kalau kamu suka, kapanpun kamu boleh entotin terus tante. Tante juga suka banget kontol kamu. Aaaahhh ….. ssssskkkhhhhhh… aaaaakkkkhhhhhhh… eeennnaaaaakkkkkhhhhh bangat sayang. Ooouuggghhhhhhh terus Did, aaayyyooo sayang ssssshhhoooo …….gggghhhooookkkkhhh…… teruuuu..ssshhhhh. Aaaaakkkkhhhhhh… aaaahhhhhh …mmmmpphhhh ……sssssshhhhhh….aaaakkkhhhhh,” erang nikmat Tante Romlah sampai menggelinjang tak karuan. Sambil terus melakukan sodokan ke liang sanggamanya, perhatianku juga tertarik pada buah dada Tante Romlah yang terlihat terguncang- guncang seiring dengan guncangan tubuhnya. Maka langsung saja kuremas-remas teteknya yang berukuran besar dan kencang itu. Sesekali kedua putingnya yang mencuat, berwarna coklat kehitaman kupilin-pilin dengan jari- jariku. Alhasil Tante Romlah kian kelojotan, desah nafasnya semakin berat dan erangannya semakin menjadi. Aku menjadi keteter ketika wanita itu mulai melancarkan serangan balik dan menunjukkan kelihaiannya sebagai wanita berusia matang. Ia yang tadinya mengambil sikap pasif dan hanya menikmati setiap sogokan kontolku di memeknya, mulai menggoyangkan pinggulnya. Goyangannya seakan mengikuti irama sodokan kontolku di memeknya.


    Maka yang kurasakan sungguh di luar perhitunganku. Jepitan dinding vaginanya pada kemaluanku terasa semakin menghimpit dan putarannya membuat batang kontolku serasa digerus dan dihisap. “Ooookkkhhhhh… ooohhhhhh… sshhh ..sshhh ahahh enak bangat tante. Mmmhheee … mmeeekkkhh tante enak banget. Sssshh ….. sssaaa.. ..saya ngggaaakkhh.. tahan tante. Ooohhhhh… ooouuukkhhhhhhh,” ucapku menahan kemutan memek tante yang sangat nikmat. “Ttthhhaaaaa……hhhhaaaannnn Did, tante jjjuuugggaaahh…. hampir sampai. Aakkkkhhhhh……nnniiiikkkkhhh…. mmaaatt banget… kkkhhhooo…nnntthhooollll…. kamu eeeennnaaakkkhhh banget Did. Aaaarrrgggggghhhhh.. sshhhhhh …. aaahhhhh sssssshh…. Mmmmppphhhhh…….ookkhhh……akkhh aakhhh…aakkhhh….,” Erang Tante Romlah sambil tangannya meremas kuat pinggulku. Seperti yang diinginkannya, aku berusaha keras menahan jebolnya pertahananku. Namun saat goyangan pantat Tante Romlah kian menjadi, berputar dan meliuk-liuk lalu disusul dengan melingkarnya kedua kaki wanita itu ke pinggangku dan menariknya, akhirnya ambrol juga semua yang kutahan. Seperti air bah, air maniku kini memancar lebih deras dan lebih banyak dari ujung kontolku mengguyur bagian dalam memek ibu temanku itu diantara rasa nikmat yang sulit kulukiskan. “ Ssssaaa….yyyyhhaaaa nggaaaakkhhh…. tahan tanteeee, aaakkkkkhhhhhh… ooookkhhhh……… sssshhhhhh ..aaakkkhhh… aaaaakkkkhhhhhh..aakkhhhhhhh …… cccrrootttttt….crroott …cccrroottt….ccccrrootttt….sseerrrrr ……hhhoooookkhhh……….,” lolongku panjang sambil meremas kuat-kuat tetek Tante Romlah. Kenikmatan yang kudapat semakin berlipat ketika beberapa detik berselang, memek Tante Romlah berkedut-kedut menjepit, meremas dan seperti menghisap dengan keras kontolku. Rupanya, ia juga telah sampai pada puncak gairahnya. “ Ttttaaaannn…..tttteeeee….. jjjjuuu …gggaaa nyampaaaaiiii…… Did. Aaaaaaarrrrggghhhhhhh.. aaakkhhhh …… ssshhhh… ohhh …oookkhhhhhh … aaaakkkhhhhh……,. Enak… eenaakkkhhh…. bangat Did,… hhhaaahhh…. Hhhaaaakkhhhh.. aaaakkhhhh….. …..aaaakkkkhhhhhhhh,” ia merintih keras dan diakhiri dengan erangan panjang sambil jilbab yang sudah awut-awutan di kapalanya dia remas kuat-kuat. Tante Romlah menciumiku dan memeluk erat tubuhku dalam dekapan hangat tubuhnya yang bermandi keringat setelah puncak kenikmatan yang kami rasakan. “ Tante sangat puas Did. Sudah lama tante tidak merasakan yang seperti ini. Kalau kamu suka, pintu rumah tante selalu terbuka kapan saja, ” katanya sambil terus memeluk dan menciumiku sampai akhirnya ia mengajakku mandi bersama.

    Di kamar mandipun, aku nggak mau menyia-nyiakan kesempatan, melihat tubuh ibu temanku basah membuatku sangat bergairah. Aku hajar Tante Romlah dari belakang dengan tiba-tiba dan cepat, kontolku masuk lebih dalam, ku genjot ibu temanku ini dengan lebih ganas dan kuat sambil teteknya yang menggantung indah aku remas-remas dari belakang. Kebetulan di kamar mandinya ada cermin di dinding untuk berhias jadi aku bisa melihat wajah ibu temanku ini megap-megap, kelojotan menerima sogokan kontolku yang besar. “Aaaaauuwwwww……. Aaaaaarrggghhhh…..aaakkkhhh…aakkhh aakkhh…aakkhhh…. Aarrrggghhhh… pppee…. Llhannn Dddiiiddd….” Jeritnya, tapi aku tetap saja menyogoknya dengan buas bahkan dengan ritme yang lebih cepat. Dan Tante Romlah hanya bisa menggelinjang-gelinjang dan tubuh ibu temanku ini berguncang- guncang dengan hebatnya. “Hhaahh …kenapa tante? Sakit tante?” godaku sambil tetap menyogokkan kontolku ke memeknya. “Nnggghh …ggggaaakkkhhh… Hhhooookkhhhh… nikmat bangat Did… kontolmu… manteb bangat…. Aakhh…aakkhh…aakkhh…akkhhh… Mmmmpphh… sssshhhhhh…” “Sssooo…dddooookkhhhh….. ttteruuss…. Dddiidddd… ooouugghhhh…..” “Tantteee…. Ddaaahhh …nnngggaaaakkhhhhh…. Tttaaahhhannn…. Aaaaakkkhhhhhhh…… oooouugghhhh…… ssshhhhhh….” Jerit orgasme ibu temanku ini sambil meremas-remas teteknya, badanya bergetar hebat, melenguh dan menjepit kontolku dengan sangat kuat serta menyedut-nyedutnya membuat aku juga nggak kuat, akhirnya kutembakkan maniku ke liang memeknya dengan masih aku sogok- sogokkan kontolku dan saat tembakan terakhir-akhir aku masukkan semua kontolku ke dalam memeknya, “Aaaaakkhhhhh…nnniikkkkhhh …mmmaattthhh….bbaannggaattt…. ttaaantteee…. Ookkkhhhh…… ccrrooott….crrott…ccrrottt …aaaahhhhhhhh………” Tubuh kita sama-sama ambruk di lantai kamar mandi dan kontolku masih tetap kubenamkan di liang memek ibu temanku ini sambil terengah-engah merasakan guyuran air shower kamar mandi. Luar biasa nikmatnya.


    Malam itu setelah makan bersama, aku dan Tante Romlah mengulang beberapa kali permainan panas yang tidak sepantasnya dilakukan. Berkali- kali air maniku muncrat membasahi lubang memeknya dan membuat lemas sendi-sendiku. Namun, berkali- kali pula Tante Romlah mengerang dan merintih oleh sogokan kontol besarku. Baru saat menjelang pagi kami sama-sama terkapar kelelahan.






  • Kisah Memek Gara-gara SPP – 4

    Kisah Memek Gara-gara SPP – 4


    2998 views


    Duniabola99.com – Kuminta ia menanggalkan roknya, yang merupakan satu satunya pakaian yang masih melekat di tubuhnya. Kemudian kuminta ia melanjutkan aksinya sebagai objek fotoku, sampai malam hari, tapi terlebih dulu, kuminta ia untuk mengabari orang tuanya, bahwa ia akan pulang agak larut malam, untuk belajar di rumah Widi. Sehingga orang tuanya tidak khawatir.
    Orang tuanya malah menyarankan, bila terlalu malam, lebih baik Lia menginap saja. Karena memang selama ini Lia sering menginap di rumah temannya, terutama Widi yang sudah ia mereka kenal sejak kecil. Sehingga orang tuanya tidak curiga.

    Setelah Lia benar-benar telanjang bulat, kuminta ia turun untuk mengambil tali dan rokok yang tertinggal di meja ruang tamu, dengan tanpa sehelai benangpun Lia turun ke bawah menuju ruang tamu, tapi tetap kupantau dari semacam balkon di lantai atas setelah mematikan handycamku terlebih dulu setelah Lia keluar dari kamar. Aku ingin ia melakukan semua aktifitas di rumahku ini tanpa mengenakan pakaian secuilpun.

    Setelah ia kembali ke atas, kuutarakan niatku padanya, bahwa sampai ia pulang nanti malam atau kalau perlu besok (karena hari ini hari Sabtu) ia harus terus bertelanjang bulat, apapun yang terjadi. Lia pun menyanggupi karena merasa sudah kepalang tanggung bahwa aku sudah melihat keindahan tubuhnya secara keseluruhan dan takut akan ancamanku tadi jika tidak menuruti permintaanku. Lagi pula ia merasa hanya kami berdua saja yang ada di rumah kala itu.


    Aku hanya diam saja, kala ia berkata begitu, karena memang benar bahwa saat itu memang hanya kami berdua saja yang ada di rumah, tapi aku yakin menjelang maghrib nanti pasti para pembantu di rumahku akan pulang dari mengunjungi pacar mereka yang juga bekerja sebagai pembantu di sekitar rumahku ini. Dan memang itu sudah ada dalam pikiranku.

    Mereka sebenarnya bukan seratus persen pembantu, karena sebenarnya mereka masih ada hubungan saudara dengan ayah dan ibuku, tapi tepatnya adalah saudara jauh, yang hubunganya juga tidak aku fahami benar, saking jauhnya, maka aku memangil mereka dengan sebutan Mas, karena sebetulnya usia mereka paling-paling masih seumuran dengan kakakku.

    Mas Slamet ada hubungan saudara dengan keluarga ayahku, sedang Mas Muji ada pertalian saudara dari keluarga ibuku. Mereka hanya membantu kami untuk urusan yang memerlukan tenaga kasar mereka, sedang untuk masak dan bersih-bersih rumah secara umum sudah dikerjakan oleh pembantu perempuan, yang kemudian pulang siang harinya jika pekerjaannya sudah beres. Biasanya mereka menggunakan pintu kecil di halaman belakang untuk keluar masuk rumah.


    Maka kuminta Lia berpose di samping kolam renang yang letaknya di halaman belakang, dan melanjutkan aktivitasku memotretnya dan kali ini dengan kamera digitalku. Tampaknya Lia tidak mengerti jika kali ini aku menggunakan kamera digital. Tapi itu tak penting bagiku, karena aku hanya ingin membiasakan Lia telanjang di depan orang yang belum ia kenal.

    Seperti yang sudah aku perkirakan, setelah beberapa lama aku mengambil gambar Lia dengan pose bugilnya yang sexy, tiba-tiba muncullah Mas Slamet dan Mas Muji dari balik tembok. Lia pun berteriak terkejut sambil secara refleks menutupi bagian tubuhnya yang tak tertutupi sama sekali, tampak ia shock dan bingung antara menutupi dadanya atau daerah di sekitar lubang kewanitaannya.

    Mas Muji dan Mas Slamet pun tadinya juga terkejut, tapi kemudian tampak bersikap biasa, karena tidak mau mengganggu aktivitasku, tapi aku tahu mereka juga pasti sangat terangsang melihat tubuh indah dan sintal milik Lia, yang kini dapat mereka tonton dengan gratis langsung di hadapan mereka tanpa terhalang apapun. Tubuh mulus Lia yang tanpa tertutup oleh apapun kini menjadi santapan liar mata mereka.

    Agar suasana kaku yang terjadi diantara mereka mencair, akupun segera memperkenalkan mereka pada Lia.


    “Oh.. Mas Slamet dan Mas Muji sudah datang, Perkenalkan Mas.. Ini Lia temanku, dia tadi ingin berenang, tapi nggak bawa pakaian renang, jadi kusuruh aja berenang tanpa pakaian sekalian!” kataku sekenanya pada Mas Slamet dan Mas Muji.
    “Oh.. Lia namanya.., cantik ya! Mirip Dina Lorenza”, kata Mas Muji dengan sangat wajar.
    “Nama saya Wijianto, biasa di panggil Muji” katanya lagi sambil mengulurkan tangan mengajak bersalaman.

    Lia yang kikuk dan bingung menutupi bagian tubuh tertentu. Kedua tangannya masih menutupi dadanya dan bagian selangkangannya. Lia tidak segera mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Mas Muji. Maka akupun segera berkata..

    “Ayo dong Lia, kenalin ini Mas Muji, dia juga tinggal disini” ujarku pada Lia.

    Lia pun terpaksa melepaskan tangan kanannya yang menutupi dadanya dan mengulurkan tangannya, menjabat tangan Mas Muji.

    “Li.. Li.. Lia” ucapnya tersendat karena malu.
    “Lia, nama yang cantik dan indah, secantik wajahmu dan seindah tubuhmu” kata Mas Muji tanpa melepaskan tangannya yang terus menjabat tangan Lia dengan erat.


    Sehingga kini Lia tidak bisa lagi menutupi keindahan buah dadanya yang mencuat menantang, dengan puting susunya yang tampak mengeras, mungkin karena gugup dan malu.

    “Kenalkan juga ini, Mas Slamet, ia juga tinggal di sini seperti saya”, kata Mas Muji pada Lia, sambil menuntun tangan Lia untuk menjabat tangan Mas Slamet, yang sudah terlebih dahulu, terjulur.

    Dan kembali Lia tidak dapat menutupi dua payudaranya yang bergoyang ketika mendekatkan diri ke arah Mas Slamet untuk berkenalan dan berjabatan tangan. Tampak sangat indah payudara Lia yang bergoyang-goyang ketika Mas Slamet berjabatan tangan dengan berkali kali menggerakkan tangannya ke atas dan ke bawah selama bersalaman.

    Dalam hati aku berkata, cerdik juga cara Mas Slamet bersalaman, sehingga tampak Lia tambah malu dibuatnya. Lama juga Mas Slamet bersalaman, sehingga payudara Lia makin bergoyang kencang.

    Walaupun mereka statusnya seperti pembantu, tapi sebenarnya lebih tepat kalo dikatakan sebagai orang kepercayaan keluarga kami, kadang merangkap sebagai supir pribadi dan di saat tertentu jika dibutuhkan bisa dijadikan ajudan jika Papa keluar kota untuk urusan yang lebih bersifat pribadi.


    Jadi tak heran jika aku cukup dekat dengan mereka, dan akupun tahu kesukaan mereka, yang suka nonton film porno yang bersifat eksibisi dan humiliated atau mempermalukan pasangan sexnya. Demikian juga aku. Sehingga makin akrab saja hubungan antara kami, walaupun aku tetap menunjukan bahwa aku yang lebih berkuasa dibanding mereka, dan mereka mengakuinya.

    “Begini Mas Slamet dan Mas Muji, malam ini Lia akan bermalam disini” kataku memecahkan keheningan di antara mereka.
    “Dan selama di sini, Lia tadi telah meminta padaku agar dia diperbolehkan untuk tidak mengenakan penutup tubuh sedikitpun, Iya kan Lia..?!!”, Tanyaku pada Lia, sambil tersenyum dan menggoyangkan kameraku sebagai isyarat padanya.

    Lia yang mengerti isyarat goyangan kameraku, hanya bisa mengangguk.

    “Jadi kalian harus menuruti keinginannya dan kalian tidak boleh menjamah tubuhnya, kecuali kuijinkan!” kataku untuk menunjukan siapa yang berkuasa di situ.
    “Jadi kalian juga harus merelakan Lia tidak berpakaian selama tinggal disini. Kalian baru boleh menjamah tubuhnya jika Lia melanggar apa yang kuperintahkan padanya, kalian mengerti!!”, Tanyaku sedikit keras, untuk kembali menunjukan pada mereka siapa yang berkuasa di situ.
    “Baik Mas”. Kata mereka serempak hampir berbarengan.
    “Nah sekarang sepertinya Lia ingin berfoto bareng dengan kalian!?” kataku pada mereka
    “Iya kan Lia..?!” tanyaku padanya.


    Dan Lia pun hanya bisa mengangguk, yang disambut sorak gembira Mas Slamet dan Mas Muji.

    “Nah selama pemotretan kalian boleh menjamah tubuh Lia!” kataku pada mereka. Yang kembali disambut teriakan gembira para pembantuku,

    Maka tampak kemudian mereka berpose di kiri-kanan Lia yang telanjang bulat, sambil sesekali tangan mereka meremas, membelai, tubuh Lia, terutama buah dada dan pantat Lia, bahkan kadang sesekali mereka menjambak rambut Lia yang tergerai ke belakang, sehingga Lia terdongak ke atas sambil meringis kesakitan, sambil membungkukkan badan Lia bagaikan menunggangi Lia dari belakang. Itu pose yang aku sukai dari Lia.

    Sangatlah kontras kulit tubuh Lia yang putih mulus, dengan warna kulit mereka yang gelap, walaupun Mas Muji dan Mas Slamet tidak telanjang, tapi mereka membuka seluruh kancing baju mereka, sehingga tampaklah tubuh berisi dan berotot mereka. Wajah keras mereka makin menimbulkan kesan sangar.


    Agar pose mereka menggambarkan mereka sedang memperkosa Lia, aku menyuruh mereka membuka resleting celana mereka, atau membuka bagian atas celana mereka, tanpa menjatuhkannya ke tanah, sehingga makin kontras saja, mereka yang bertubuh gelap tapi masih berpakaian lengkap, sedang Lia yang berkulit putih mulus, bertelanjang bulat.

    Agar tampak seperti dua orang pekerja kasar yang sedang memperkosa Lia, sengaja aku mengatur agar wajah Lia selalu tampak jelas ke arah kamera, dengan matanya yang seolah melirik Mas Muji yang sedang memperkosanya dari belakang, atau berekspresi sedang melakukan oral pada Mas Slamet yang ada di depannya. Sedang wajah Mas Muji atau Mas Slamet sengaja aku samarkan dengan hanya menunjukkan siluet wajah mereka dari samping, kala sedang tertunduk, ataupun menengadah. Sehingga bila orang melihat foto-foto itu, maka hanya tampak jelas wajah Lia dari segala arah, tapi wajah, Mas Muji dan Mas Slamet hanya terlihat dari arah samping atau belakang saja.

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Vdeo Bokep Adriana Chechik dan Kylie Kalvetti mengomentari filmnya

    Vdeo Bokep Adriana Chechik dan Kylie Kalvetti mengomentari filmnya


    2038 views

  • Kisah Memek Ngentot Memek Sempit Adik Pacarku

    Kisah Memek Ngentot Memek Sempit Adik Pacarku


    2816 views

    Duniabola99.com – Aku seorang cowok yang masih sekolah di SMU faforit di kotaku, dan saat ini aku masih duduk di kelas 2 SMU. Namun sudah hampir dua tahun ini aku menjalin hubungan dengan Aulia teman satu kelasku, kami begitu mesra sampai-sampai di juluki rome and julie oleh teman satu kelas bahkan satu sekolahpun tahu kalau kami sepasang kekasih karena seringnya kami jalan berdua.


    Aku begitu mencintai Aulia karena dia begitu cantik di tambah dengan tubuh sintalnya. Yang membuat kami menjadi pusat perhatian di sekolah karena Aulia yang bertubuh seksi dan juga aku yang merupakan salah satu murid cowok terkeren di sekolah. Namaku Jordan dan merupakan anak kebanggaan mamaku karena aku satu-satunya anak cowok di rumahku karena kedua kakakku peremuan semua.

    karena itu mama begitu memanjakan aku tidak jarang dia memberikan apapun yang aku mau. Sehingga aku menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab, seperti halnya aku sering melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot. Baik itu dengan gadis yang sudah aku anggap pacar atau hanya sekedar pelampiasan nafsu saja tanpa satu ikatan apapun dan aku tidak terlalu memikirkan hal itu.

    Karena bagiku melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot seperti sudah menjadi keharusan. Bagaimanapun juga aku lelaki yang sudah beranjak dewasa, dan sudah lumrah juga jika harus melakukan hal itu. Begitu juga dengan Aulia pacarku kami sering melakukan hubungan intim seperti pasangan suami istri baik itu di rumah Aulia ataupun di rumahku sendiri.

    Karena mama memberikan kebebasan padaku untuk membawa setiap teman ke kamarku baik itu teman cowok maupun teman cewek. Apalagi Aulia yang memang sudah aku kenalkan sebagai pacarku, jadi Aulia sudah akrab dengan keluargaku bahkan dengan mama mereka sudah seperti teman sendiri. Karena mamaku juga begitu gaul layaknya anak muda hingga begitu supel setiap bertemu dengan teman-temanku.


    Begitupun aku sering kali main kerumah Aulia, dia merupakan anak sulung dari dua bersaudara. Aulia memiliki adik yang tidak terpaut jauh umurnya Nadia namanya, tapi Nadia sekolah di SMU yang lain dengan Aulia namun dia memang satu tingkat di bawah Aulia, karena Nadia merupakan adiknya meski hanya beda umur satu tahun dan kalau di lihat Nadia lebih putih daripada Aulia.

    Tapi dia kalah seksi jika di banding dengan Aulia yang berbody montok sedangkan Nadia tubuhnya begitu langsing dan lebih tepatnya kurus. Aku juga suka melihat nadia jika aku bermain ke rumah Aulia dan dia juga begitu suka bercanda denganku bahkan dia tidak segan-segan untuk mencubit bahkan dengan manja memukul ringan padaku dan akupun sering membalasnya.

    Hingga pada suatu hari aku sedang main ke rumah Aulia hari itu tepatnya hari minggu. Saat itu Aulia sedang tidak berada di rumahnya karena ada kepentingan keluarga dan dia yang ikut dalam rombongan keluarganya sedangkan di rumah Aulia hanya tinggal Nadia. Kamipun mengobrol dan bercanda hari itu, sampai akhirnya aku semakin dekat dengan Nadia.

    Namun bukannya berusaha untuk menghindari Nadia juga semakin manja mendekatkan tubuhnya padaku. Saat itulah kami dengan penuh nafsu saling melumat bibir kami masing-masing, layaknya pemain dalam adegan cerita ngentot kami semakin liar bermain lidah dalam mulut bahkan Nadia begitu fasih membuatku semakin bergairah saja dia memberikan permainan sex yang baru bagiku.


    Dengan melumat bibirku sampai dengan mengocok kontolku yang masih berada di dalam celana dalamku, dan aku menikmatinya ” Ooouuuggghh… eeeeuuummppphhh….. eeeeuuuummmppphh…. aaaaaggggghhh… ” Terasa bergetar seluruh tubuhku kala itu, sedangkan nadia semakin liar memainkan tanganya dalam memegang kontolku yang sudah semakin menegang.

    Karena tidak tahan juga menikmati aksi tangan Nadia akupun membuka celanaku sambil mengacungkan kontolku pada memeknya. Saat itu juga aku masukkan kontolku dalam lubang memek tersebut ” OOouuwww…. pelan.. dong… kak… aaaaaggggghhhhh… ” Teriak Nadia begitu aku masukkan kontolku dan aku tahu kalau hal ini bukan pertama kali dia lakukan.

    Terlihat Nadia memejamkan mata ketika aku bergerak di atas tubuhnya ” OOooouuuuggghh…. oooooouuuggghh… aaaaaaggggghhh… aaaaaaggggghhhh…. aaaaagggggghh… oooouuuggghh… ” Kini dia mendesah sambil terus memejamkan mata sambil memegang lenganku yang mulai basah oleh keringat yang mengucur dari dalam pori-poriku karena gerakan yang aku lakukan.

    Semakin lama aku semakin cepat bergerak di atas tubuh Nadia yang terlihat mengimbangi permainanku dengan cara ikut bergerak sesuai dengan gerakan yang aku lakukan ” OOouuggghh…. oooouuuggggghhhh…. oooouuuuggghhh… aaaaaaaggggghhh… ” Kini aku tidak lagi melambatkan gerakanku tapi aku terus bergoyang dengan cepat hingga bergetar seluruh tubuhku.

    Begitu juga Nadia yang berada di bawah tubuhku dia semakin menggelinjang sambil terus mendesah panjang ” OOoooouuuuggghhh…. oooouuugghhh…. oooouuuggghhhh…. aaaaagggghhh….. aaaaagggghhh… aaaagggghhh… ” Dan aku juga tidak lagi dapat menahan larva hangat yang seolah akan segera tumpah dari dalam tubuhku dan akupun mengerang saat itu.


    Dengan gerakan cepat akupun menekan kontolku lebih dalam layaknya pemain dalam cerita ngentot ” OOoouuuggghh… aaagggghh… aaaaagggghhh… aaaaaggghh… ” Saat itulah tumpah sperma dari dalam kontolku memenuhi lubang memek Nadia yang saaat itu langsung memeluk tubuhku lebih erat bahkan dia tidak mau ketika aku hendak turun dari tubuhnya setelah aku merasa lelah, akhirnya akupun lunglai di atas tubuhnya.

  • Video bokep Jepang seketaris yang lagi sange baru pulang kerja

    Video bokep Jepang seketaris yang lagi sange baru pulang kerja


    4566 views

    Fortunebet99

     

  • Video Bokep Elle Alexandra dan Charlotte Stokely bermain didepan kamera dan lampu

    Video Bokep Elle Alexandra dan Charlotte Stokely bermain didepan kamera dan lampu


    1758 views

    Daftar Poker

     

     

  • Foto Ngentot cewek kaca mata imut Elle Rose dengan kontol keras diatas meja

    Foto Ngentot cewek kaca mata imut Elle Rose dengan kontol keras diatas meja


    1968 views

    Duniabola99.com – foto cewek berkaca bata lucu imut cantik Ella Rose ngentot dengan kontol gede yang menhantam keras ke memeknya diatas meja dan menelan sperma yang ditembakkan.

  • Kisah Memek Si Body mulus membuatku terpersona

    Kisah Memek Si Body mulus membuatku terpersona


    2333 views

    Duniabola99.com – Aku telah bekerja selama hampir 6 tahun di bagian akuntansi dan juga masih menempuh kuliah semester 4 di sebuat PTS ternama di Surabaya. Aku selalu mengendarai motor bututku ke mana aku pergi, baik itu ke kantor maupun aku ke kampus.


    Pada suatu hari, waktu itu jumat pagi aku akan berangkat senam di kantor, aku mengendarai motorku dengan agak tergesa-gesa, maklum sudah agak terlambat. Sesampainya di jalan Ahmad Yani aku terperanjat hebat karena ada mobil yang memotong di depanku,

    Tanpa dapat aku kuasai akhirnya akupun menabraknya dan terjatuh dengan luka yang lumayan parah, kemudian aku pingsan. Aku sadar saat aku sudah di rumah sakit AL di dekat kawasan itu, aku membuka mataku pelan-pelan dan seorang cewek cantik sudah tersenyum kepadaku.

    “Mas, maafkan saya”, dia mengucapkan kata dengan penuh pesona.
    “Nggak pa-pa..”, kataku lirih.
    “Nama saya Rina”, kata cewek itu.
    “Saya Dimas”, jawabku singkat.

    Kamipun ngobrol kesana kemari, aku sudah agak enakan dengan kehadirannya aku bersemangat sekali untuk segera sembuh. Sejak peristiwa itu aku dirawatnya hingga aku pulang, kedua orang tuanya pun selalu menjengukku tiap sore hari, maklumlah aku anak perantauan yang jauh dari keluarga.

    Setelah seminggu dirawat aku diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh keluarga Rina termasuk motorku yang rusak. Aku diberi motor baru sebagai gantinya dengan harapan aku akan lebih baik, aku selalu dianggap sebagai keluarga Rina sehingga aku diminta tinggal di rumahnya. Akupun sangat berterima kasih sebab akan banyak mengurangi biayaku. Rina di rumah itu adalah anak tunggal dan selalu dimanja.


    Setelah hampir 6 bulan aku tinggal aku mulai merasakan bahwa Rina mulai menyukaiku, memang sih usia kami tidak jauh terpaut aku masih 24 tahun sedang Rina 20 tahun. Rina kuliah pagi di PTN semester 4 juga. Rina adalah cewek yang sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sangat seksi, sehingga banyak cowok yang ingin jadi kekasihnya.

    Singkat cerita, pada hari jumat sore aku di telepon ke kantor untuk segera pulang sore karena ayah dan ibunya akan ke Jakarta. Aku segera pulang setelah jam 14.30. Sesampainya di rumah aku mendapati rumah dalam keadaan sepi. Aku pencet bel dan Rina hanya berteriak dari dalam bahwa pintu tidak dikunci. Aku masuk ke kamarku di atas, aku yakin orang tua Rina sudah berangkat, akupun mandi dan bermaksud istirahat, akan tetapi dari bawah Rina berteriak.

    “Mas, sudah saya bikinkan kopi cream di meja belajarku”, teriak Rina.
    “Ya…”, aku turun dan mengetuk kamar Rina.
    “Masuk saja tidak dikunci, aku lagi mandi”, jawab Rina.

    Dadaku berdebar kencang ketika aku lihat di sudut ruangan ada bayangan body mulus Rina yang seksi itu diguyur air dan hanya terhalang partisi plastik tipis (seperti di hotel-hotel). Aku duduk di meja belajar Rina dan menikmati kopi buatannya.

    “Mas, udah mandi belum”, tanya Rina.
    “Udah, emang kenapa?, tanyaku balik.
    “Mau mandi lagi?”, kata Rina.
    “Nggak”, jawabku singkat.

    Aku membuka majalah di meja Rina, ketika tiba-tiba Rina berteriak, “Mas, tolong ada kecoak”, dengan tanpa pikir panjang aku melompat ke kamar mandi itu. Jantungku berdegub kencang ketika aku melihat Rina hanya tertutup daster kecil jauh di atas lutut.

    “Kecoaknya udah pergi”, Rina berkata sambil tersenyum.

    Aku terdiam dan terpana, Rina tidak merasa malu sedikitpun dia malah menyemprotkan shower yang dia pegang ke arahku, akupun basah kuyup. Kamipun bercanda, aku ambil shower kloset dengan tak kalah cerdik aku menyemprot bagian tubuh Rina yang aku rasa bikin geli. Rina menggeliat-geliat ketika air itu menyemprot ke payudaranya, seolah ia menikmatinya, aku kaget ternyata Rina tidak mengenakan BH.


    Aku semakin turun dan melihat Rina juga tidak mengenakan celana dalam, darah laki-lakiku memuncak, tanpa kami sadari kami berpelukan dan aku mencium serta mengulum bibir Rina yang merah dan seksi itu, Rina sangat menikmatinya, tangankupun mulai meraba daerah sensitif Rina, Rina semakin menggeliat-geliat dan daster kecil itupun luruh ke lantai kamar mandi, aku sangat terpesona melihat body mulus Rina tanpa sehelai benang pun, Rina semakin menantang, akupun mulai mencumbuinya.

    Sedikit demi sedikit pakaiankupun dilucuti Rina dengan tangan halusnya. Aku bopong body mulus Rina ke tempat tidur, Rina memamerkan vaginanya yang kelihatan rapat dan cekung memerah. Aku semakin tidak sabar, aku lepas celana dalamku cepat-cepat. Aku mulai menjilati paha Rina yang mulih halus itu. Rina menggeliat-geliat menahan nafsu birahi.

    Saat lidahku menjilati vagina Rina, Rina berteriak-teriak menahan kenikmatan. Aku semakin ke atas dan mengulum payudaranya serta menindihnya, semakin ke atas aku mengulum bibirnya dan aku rasakan penisku menyentuk benda lembut tapi panas.

    Aku coba menekan tapi susah sekali. Rina semakin meregangkan selangkangannya, aku menekan pinggangku dan aku rasakan penisku mulai panas (karena penisku menyeruak masuk ke dalam vagina Rina), semakin panas saat aku menekannya dengan keras dan Rina menjerit sembari mendekapku erat. Sesaat kami terasa tidak sadar, kemudian aku mulai memainkan pinggulku, kami sangat menikmatinya hingga sesaat lamanya penisku mengejang dan cairan menyeruak di dalam vagina Rina, Rina memelukku erat sekali.

    Kami kelelahan namun Rina kembali menggoyangkan pinggulnya, akupun seolah enggan untuk mencabut penisku yang dijepit vagina Rina yang sangat kuat itu, kami memainkan lagi pinggul kami sangat lama. Kemudian kembali penisku mengejang dan cairan itu menyemprot diding rahim Rina. Dia memejamkan matanya sembari memelukku erat. Kamipun tertidur dengan posisi penisku masih menancap di vaginanya.


    Setelah bangun aku merasa penisku sakit dan panas sekali, akan tetapi saat aku mau mencabut penisku, Rina kembali memelukku. Rina sungguh hebat, kamipun melakukan lagi. Setelah itu Rina melangkah ke kamar mandi, aku mengikutinya dari belakang. Rina mencuci vaginanya dan aku mencuci penisku.

    “Mas, aku lapar”, kata Rina.
    “Aku juga”, jawabku samabil kucium bibir Rina.

    Rina mengenakan pakaian seperti saat mandi tadi, tanpa BH dan celana dalam, aku membalut tubuhku dengan handuk. Kami melangkah ke dapur untuk masak, kami bercanda dan tanpa aku sadari penisku telah menegang, Rinapun begitu.

    Rina duduk di meja dapur dan mengangkat kakinya, vaginanya kelihatan begitu indah dan kecil. Aku pegang penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya, gesekan-gesekan lembut kami lakukan dengan tenang dan mesra. Setelah beberapa lama cairan spermaku menyemprot di dalam vagina Rina. Rina tersenyum puas.

    Kami melanjutkan lagi masak dan makan malam. Mulai saat itu setiap pagi penisku menegang, aku turun dan melakukan perbuatan itu dengan Rina, ya hampir setiap pagi. Kami sangat menikmatinya dan aku bicara kepada orang tua Rina untuk meminangnya, mereka setuju.

    Kami sangat bahagia dan semakin gila-gilaan melakukan perbuatan mesum tersebut tanpa kenal waktu dan ruang.



  • Bercinta Sama Seorang Ibu Di Kereta Api

    Bercinta Sama Seorang Ibu Di Kereta Api


    4072 views


    Duniabola99.com – Hari minggu pagi dibulan februari 2010 aku menunggu kereta ekspress yang akan mengantarku kembali ke kota Y karena esok hari aku harus masuk kuliah lagi. Sebelumnya perkenalkan namaku d idit berumur 22 tahun, menurut mantan mantanku dan sahabat sahabat cewekku aku ini orangnya berwajah menarik, supel, ramah, misterius, dan tinggi (sekitar 180cm) sehingga banyak yang tertarik denganku. aku mahasiswa semester atas di sebuah universitas ternama di kota Y. Aku berasal dari kota S, jadi bisa disimpulkan aku seorang perantau. Saat kereta mulai bergerak aku menyegerakan tidur karena badanku sudah lelah akibat begadang semalaman bersama teman teman lamaku.

    Aku terbangun beberapa kali selama perjalanan yaitu saat pengen kencing (dikamar kecil aku sempat sedikit bingung karena kamar kecilnya tidak ada batang selotnya tapi akhirnya teratasi dengan diselipin pulpen) dan saat berhenti di beberapa stasiun besar untuk menaikkan penumpang. Saat itu seingatku di stasiun kota M naiklah pasutri muda dan anaknya yang masih balita.

    Aku terperangah karena sang suami tidak cakep dan cenderung jelek akan tetapi istrinya cantik berambut lurus panjang, tinggi sek itar 170cm (lebih tinggi suaminya sedikit). Tapi yang paling membuatku shock adalah meski tinggi tapi tubuhnya montok dengan payudara yang ukurannya lumayan besar, pantat yang sekal dan pinggang yang ramping bak biola spanyol.tubuh bagus itu terbungkus dengan celana panjang ketat dan kemeja agak ketat yang paduan warnanya bagus.

    Sesaat setelah mereka duduk dibangku sebelah bangku yang aku tempati kereta mulai kembali berjalan dan sang suami dan anak langsung terlelap seperti aku tadi setelah perjalanan dilanjutkan kembali sekitar setengah jam. Karena sang istri tinggal sendirian, aku memberanikan diri menyapa dan mengajak ngobrol. Yah sekedar basa basi agar tidak boring selama perjalanan (kebiasaanku sejak aku SMA).
    mbak, mau kekota apa? sambil tersenyum ramah aku menegurnya.
    mau ke ke kota Y karena mertua sakit dik. Adik sendiri? jawabnya sambil tersenyum manis.
    oh, aku juga sama mbak tapi karena aku emang kuliah di kota Y. Oy a nama mbak siapa? Kenalkan namaku didit kuulurkan tangan untuk berjabat tangan.
    aku ani dik, ini suamiku rudi dan anakku sandi dia menyambut jabat tanganku sambil memperkenalkan suami dan anaknya.
    Cerita Dewasa :Bercinta Di Kereta Api
    Perbincanganpun mengalir dengan hangat selama kurang lebih 1 jam karena kelihaianku mengolah suasana. Kami juga sempat bercanda hingga dia tertawa terkikik karena lucunya. Menurutku mbak ani orangnya terbuka dan supel, buktinya dia tidak marah saat leluconku mulai menjurus kearah sex bahkan dia malah membalas dengan lelucon yang lebih menjurus. Selama ngobrol mataku sesekali melirik bongkahan dadanya yang terlihat sedikit dari celah kemejanya yang tanpa dia sadari 1 kancingnya terbuka di bagian dada persis. Mbak ani mulai salah tingkah dalam duduknya (dugaanku dia terangsang) saat menjawab pertanyaanku seputar tips menyenangkan wanita di ranjang. Dari pertanyaan pertanyaanku mbak ani bukan tipe wanita y ang suka tentang variasi seks seperti oral dan anal. Tapi dia sudah beberapa kali mencoba berbagai variasi gaya bersetubuh selama menikah 2 tahun ini.

    Perbincangan terpaksa diputus dulu karena dia permisi ke kamar kecil. Niat isengku muncul mengingat selot kamar kecil itu. Beberapa saat setelah dia pergi, aku membuntuti kekamar kecil. Rupanya dia tidak sadar bahwa pintunya tidak terkunci dan hanya tertutup, buktinya dia dengan santai telanjang bagian bawah membelakangiku. Hal itu membuatku mulai terangsang, segera kubuka resleting celana dan cd lalu keluarin si boy dari sarang. Ukuran si boy emang biasa aja (panjang 15cm dan diameter 3,5cm) tapi lumayanlah. Kudekati mbak ani perlahan, saat tangan kirinyanya mau meraih celana dan cdnya kuberanikan diri memegang tangannya dengan tangan kiriku sedangkan tangan kananku membekap mulutnya. Dia sempat kaget tapi ketika mbak ani menoleh siapa dibelakangnya dia terdiam.

    mbak, jangan teriak ya kumoh on. Aku hanya ingin diajari muasin cewek dalam sex..plis kataku sambil menampakkan wajah memelas.

    Awal mulanya dia hanya menggelengkan kepala dan tetap memberontak. Aku bisa membuat mataku sendiri berkaca kaca seperti mau menangis, kulakukan itu sambil terus memohon dan pura pura terisak. Akhirnya dia luluh dan menganggukkan kepala lemah. Kulepaskan tanganku, kena kau batinku.

    didit udah pernah ciuman? tanyanya.
    sudah mbak,kenapa mbak? balasku dengan wajah polos.
    coba cium aku dit perintahnya.
    aku mulai memeluknya dan menciunmya, pada awalnya biasa saja lalu lidahku berusaha menyeruak kedalam mulutnya dan ternyata dia membalas dengan lebih agresif. Akhirnya kupakai teknik back door yang memanfaatkan lidahku yang panjang hingga aku bisa mengimbanginya.
    ciuman didit mantap juga ya aku hanya tersenyum pura pura malu.
    sekarang coba rangsang aku dit semampumu tapi hanya sebatas sampai leher saja
    d alam hati aku bersorak.

    Aku mulai menciumnya lagi lalu menggerayangi dan menciumi bagian belakang telinga dan menjilati telinganya. Aaahhgsssttteeeenggghh desahnya saat kulakuin itu,ciumanku mulai turun ke leher. Kujilat dan kucium leher putihnya, harum parfumnya membuatku bersemangat. Uuuugghh.aaaahhhh.eeemmghh.sssstttt dit enak dit terus dit aaaaaahhheeeeennnggghh dit jangan ada bekasnya bisiknya. Aku sadar bahwa mbak ani takut ketahuan suaminya. Kucoba menelusupkan tanganku kedalam bajunya saat kedua tangannya terangkat memeluk leherku. Terlambat buat mbak ani untuk merespo n karena kedua tanganku sudah masuk kedalam baju dan meremas remas payudaranya dari luar BH. Yang bisa dia lakukan hanyalah mengerang dan mendesah karena kuserang leher dan kedua payudaranya secara bersamaan.

    diditaaaaahhhhggkamu nakalssssttt.eeeennggghh rancaunya tapi tanpa penolakan karena rangsangan yang mbak ani alami begitu kuat. Secara mendadak kuangkat bajunya sebatas leher hingga mempertontonkan 2 bongkah gunung kembar dibungkus BH kuning menyala. Beruntungnya aku karena kancing Bhnya ada di depan. Sekilas kulihat ukurannya 36C (besar cuy), seketika itu pula kubuka kancin bhnya dan terpampanglah payudaranya tanpa penutup apapun. Langsung aku kenyot putting kanannya dan kupilin pilin putting kirinya. Aaaaaaahhhheeeemmngghditkamu apakan putingkuuuggghh erangnya sambil bersandar di dinding. Geli ditaaaaaggghhditcukupsssttditenak bangetmmmnngghh..melayang aku rasanyaaaahhh ranc aunya makin keras.

    Karena takut ada yang mendengar langsung aku cium lagi mbak ani dengan ganas sambil tangan kananku meremas payudara kanannya dan tangan kiriku mengocok kemaluannya yang ternyata sudah banjir. mmmpphhnnnggghhssslllurrpp yang keluar dari mulutnya yang sedang kuajak french kiss lagi. Kedua tangannya tidak berdaya karena terjepit punggungnya sendiri sedang tubuh mbak ani terjepit antara tubuhku dan dinding. Tapi tubuhnya semakin menggelinjang kuperlakuin seperti itu. Tidak lama kemudian kemaluan mbak ani makin lembab, disini aku lagi lagi memasang perangkap. Kuhentikan semua cumbuanku hingga mbak ani termangu.

    lho dit kok berhenti?! Jangan dong..lanjutin ya dit..aku jadi ngambang dan aneh nih rasanya..lanjutin dong ampe mbak keluar.. pintanya.
    ya mbak..tapi sekarang boleh ya aku masukin si boy? Dari tadi berdiri ampe sakit nih rayuku.
    jangan dit, aku sudah bersuami tolaknya.
    cuma digesek gesekin aja deh mbak enggak papa ampe aku juga keluar biar sama sama enak. Boleh ya mbak? Plis rengekku sambil mulai kembali membelai belai payudaranya dan tanganku satunya mengelus elus si boy yang sedari tadi menganguk angguk karena sudah tegang.
    Mendapat serangan psikologis seperti itu terus menerus akhirnya dia luluh.
    cuma digesek gesek aja ya ga lebih pintanya sambil kududukkan dia ke kloset.
    makasih ya mbak ani sayang ucapku dan kukecup singkat bibirnya sambil ku posisikan tubuhku sedemikian rupa hingga penisku terhimpit diantara pangkal pahanya persis di mulut vaginanya (bayangin aja duduk berhadapan dan aku terlihat seperti memangku mbak ani dan kakinya memeluk pinggangku sedang tubuh kami seperti berpelukan).

    Aku mulai menggoyang pantatku sehinnga kemaluan kami bergesekan. Hal ini membuat kami sama sama merasakan nikmat. Tak lupa kami tetap berciuman dan saling meraba. Saat kembali kuserbu lehernya, mb ak ani mulai mendesah dan merancau lagi. Desahannya makin sering saat kumulai menggesek dengan cepat. Hal ini membuatku semakin terangsang dan ingin segera memasukkan penisku kedalam hangatnya liang vaginanya.

    Saat asyik saling menggesek hingga kurasakan cairan vaginanya makin membanjiri penisku, tanpa mbak ani sadari kumasukkan penisku secara mendadak dan cepat hingga mentok. Ugh meski sudah pernah melahirkan tapi vaginanya masih ketat menjepit penisku. Kelihatannya leher rahimnya dangkal, buktinya pangkal penisku masih diluar sekitar 12cm saat kurasakan ujung penisku membentur bagian terdalam vaginanya. aaaaauuuuhhh.dit kok dimasukin??!! cabut dit!! aku udah bersuami!! perintahnya tapi tak ku gubris dan malah melanjutkan menggonyang pantatku sehingga penisku mulai bergerak menikmati jepitan kuat, hangat dan lembab vaginanya sambil menciumnya agar tidak bisa berteriak. Posisiku yang sedikit menindih mbak ani membuatnya tidak bisa berkutik. Pad a awalnya mbak ani terus meronta, tapi karena kondisinya yang mendekati orgasme saat kumasukkan penisku membuat mbak ani akhirnya menyerah dan malah menikmati goyanganku.

    Kugoyang pantatku dengan semangat dengan beberapa variasi goyangan. Kadang maju mundur, kadang kiri kanan, kadang memutar. Hal ini membuatnya semakin melayang. auuuhhdit..kamu apakan vaginaku?? enak banget eeemmmggghhhssstttditaku udah ga tahan aaaahhhaku ingin keluar rintihnya kira kira 15 menit setelah kemasukan penis. keluarin saja mbak ani sayangenggghh..vagina mbak enak sekali.. pujiku sambil mempercepat goyanganku. Ditaku keluar sayang!!! aaahhhh..enggghh ssssttt..uuunngghh.. lenguhnya menikmati orgasme panjang yang dirasakan. Suuurrr.Suuuurrrr.. penisku merasakan siraman air surganya. dit..nikmat sekali sayangmakasih ya..aku baru kali ini merasakan orgasme karena bersetubuh..suamiku hanya peduli diri sendiri..kamu belum keluar ya?? ucapnya sambil kembali menciumku. sebentar lagi mbak masih boleh kan kugoyang?? tanyaku. boleh dong sayangkamu sudah membuatku melayangsekarang nikmati tubuhku semaumutapi sekarang kamu yang duduk ya dit katanya sambil berganti posisi. Mbak ani sekarang duduk dipangkuanku berhadapan.

    sekarang biar mbak yang puasin kamu sayang didit haus ga??? mau minum susu?? tanyanya sambil menyodorkan payudaranya untuk kukenyot lagi sembari mulai menggoyang pantatnya maju mundur. Ternyata mbak ani membalas perlakuanku kepadanya yaitu dengan kardang merubah arah goyangan pantatnya. Aku hanya menikmati itu semua sambil menjilati dan ku kenyot payudaranya serta mendesah sesekali di telinganya. Hal ini membuat mbak ani makin bersemangat dan kembali terangsang. Aaaahhhdit.penismu enak sekali..uunggghheemmmhhhggrancaunya. vagina mbak juga enakssssttt. aahhmbak..enak mbak bentar lagi rintihku yang disambut makin menggilanya goyangan mbak ani.

    Tak lama kemudian aku yang hampir mencapai puncak merasakan bahwa mbak ani juga merasakan yang sama karena vaginanya makin ketat menjepit penisku dan rintihannya makin sering dan merangsang. ditaku ingin keluar lagienak banget ditaaahhhsssttt.. baru saja mbak ani berkata seperti itu aku sudah tidak tahan ingin orgasme. mbak aku keluar!!! aaaahhh..eeengggghhsssttttuuungggghh lenguhku mengiringi muncratnya spermaku kedalam rahimnya. Merasakan semburan lahar panasku membuat mbak ani juga orgasme. aaahhh dit!!!! aku keluar sayang!!! segera saja kami kembali berciuman dengan rakus sambil menikmati orgasme berpelukan.

    Selama beberapa saat kami terus berciuman hingga akhirnya melepaskan pagutan mesra kami. Mbak ani berbisik terima kasih ya sayangdidit sudah membuatku menikmati surga dunia yang belum pernah kurasakan. mbak ga takut hamil karena aku keluar didalam??? tanyaku r agu. tenang sajaaku sedang tidak subur ucapnya tersenyum dan menciumku singkat. Lega rasanya mendengar hal itu hingga akupun tersenyum dan membalas dengan meremas gemas payudaranya sejenak. Kami cepat cepat merapikan pakaian dan keluar dari kamar mandi bergantian lalu duduk kembali di kursi masing masing. Suami dan anaknya masih tertidur pulas padahal saat itu kulihat sudah memasuki kota Y. Kami saling berpandangan dan tersenyum. Mbak ani kemudian memberikan nomer handphonenya kepadaku dan berkata kapan kapan lagi ya sambil mengedipkan mata. Kujawab dengan senyuman dan kami berpisah di stasiun kota Y. Benar benar beruntung aku bisa menikmati tubuh semantap itu.

    Ini adalah cerita pertamaku meski bukan pengalaman pertamaku jadi mohon maaf jika kurang seru atau apalah. Lain kali kusambung dengan cerita pengalamanku bersama mantan mantanku atau sahabat sahabatku atau adik adik kelasku atau yang lain. Kita lihat saja ntar aku mood nu lis yang mana.