Author: dbgoog99

  • Video Bokep Eropa menyuruh ibuku berhenti ngenotin pacarku

    Video Bokep Eropa menyuruh ibuku berhenti ngenotin pacarku


    2117 views

     

  • Pembantu Muda Yang Panass

    Pembantu Muda Yang Panass


    15065 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Pembantu Muda Yang Panass ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSebulan ini kami kerepotan soalnya yang biasanya membersihkan rumah pulang kampung, aku telepon dia untuk balik lagi kesini katanya sudah tidak bisa karena dia menjaga orang tuanya yang sudah tua di kampungnya, sedikit pusing juga tidak ada pembantu dirumah.

    Tapi memang nasib sedang mujur atau beruntung tak lama kemudian satu hari orang tua mendapatkan penggantinya, sebut saja nama Sania dia berasal dari desa Jawa tengah dia tamatan SD wajahnya yang lugu tapi memberi khas wajah desa yang oriental di usianya yang masih 18 tahun wajahnya begitu cantik.

    Awalnya istri aku tidak setuju akan pembantu ini karena dia tau kalau suaminya kadang kumat menjelma menjadi buaya darat hehe, tapi dengan segala cara aku meyakinkan istriku dengan berbagai alasan yang masuk akal.

    Pembantu Muda Yang Panass Sudah sebulan Sania menjadi pembantu dirumah aku, dia cukup gesit melakukan semua pekerjaannya dari ngepel, mencuci pakain, membantu memasak dan lain sebagainya, hampir satu minggu ini aku amati terus pekerjaan sungguh teliti dia jika melakukan sesuatunya, tapi lama kelamanaan wajah Sania semakin cantik.
    Sehingga aku melihat bodynya yang seksi bibirnya yang sensual, dagunya yang lancip membuat aku betah dirumah, saat itu di bulan Agustus 2015 tepatnya hari Sabtu karena memang di kerjaanku kalau sabtu dan minggu libur aku sengaja unutk bangun ebih awal dari hari sebelumnya, dan istriku kalau hari sabtu belum tentu libur karena dia bekerja di bidang jasa.

    Aku putuskan untuk langsung mandi biar fresh aku baru ingat kalau uair PAM di tempat ku ini sudah empat hari ini mati, yang biasanya aku mandi di kamar mandi dalam terpaksa aku mandi di kamar mandi satunya, saat keluar dari kamar aku mendengar suara air yang mengacur siapa lagi kalau bukan Sania, ceritasexdewasa.org dia sedang mandi di belakang penampungan air PAM.
    Kamar mandi ke dua pun aku lihat ternyata belum ada airnya jadi aku terus berjalan menuju dapur untuk mendidihkan air untuk membuat kopi biar segar, karena letak dapur dan penampunga air pam bersebelahan hanya terutup pintu aku iseng aja unutk mengintip Sania yang sedang mandi dan Waooooww tubuhnya bugil telanjang.

    Tak disangka dia sedang asyk menyabuni tubuhnya aku lihat payudaranya yang tidak begitu besar tai menantang terlihat putingnya yang coklat masih keras dan kencang membikin rodalku yang di dalam celana langsung menunjukan kejantananya. Agen Poker

    Sayangnya karena dia mandinya jongkok, meqinya nggak begitu keliatan bro, selesai mandi doi pakai handuk sambil deg-deg an takut ketahuan Aku keluar dari dapur menuju ruang tamu dan tanpa sepengetahuan doi.
    Aku ikutin dari belakang menuju kamarnya, dan Aku intip lagi ohh… ternyata dia punya kebiasaan kalo mo Subuhan gak pake apa-apa cuma jubah luar aja(tau kan maksud Aku) yg nutupin seluruh badannya.

    Pagi hari itu juga Aku gak nahan, sambil ngebayangin si Sania, Aku paksa istri Aku ngelayanin sampai 2 kali hahaha …gak kuat bro.

    Pembantu Muda Yang Panass Hari-hari selanjutnya Aku jadi rajin bangun pagi dan walau PAM udah lancar lagi, tp Aku masih bisa ngintip Sania dikamarnya sehabis dia mandi.
    Kebiasaan ngintip itu, bikin menambah ngeres otak Aku, dan keinginan mo menyetubuhi Sania makin bertambah besar.

    Hari itu mungkin hari Naas bagi Sania, tp hari beruntung buat Aku bro… hari itu hari Minggu pagi buta, Bini Aku sepulang kerja hari sabtu ada acara di kantornya sampai malam, akhirnya bilang nggak pulang ke rumah, dia pulang ke rumah orang tuanya yang nggak begitu jauh dari kantornya.

    Kesempatan neh, setan & iblis mulai main-main di otak Aku. seperti biasa, Sania bangun pagi terus langsung mandi, kali ini Aku nggak ngintip dia mandi.

    Tapi langsung masuk ke kamarnya, sambil deg-deg an nunggu dia selesai mandi yang ditunggu akhirnya datang juga…(kayak acara di TV ). pas dia lagi buka handuk tanpa bra bre bro lagi dengan tenaga yang dipinjemin setan, Aku langsung peluk dan Aku cium, doi gelagepan dan tentunya kaget bukan kepalang.

    “hhp..hppp” Sania berusaha untuk berontak tapi tau sendiri Setan ma Iblis udah nurunin ilmunya ma Aku, jadi doi gak bisa apa2 hehehe, mula-mula Sania Aku ancam, bahwa Aku udah punya photo bugilnya dan akan Aku sebarin ke kampungnya kalo dia nggak mau diem (padahal sih bohong, mana berani Aku moto doi, ketahuan bini berabe hehehe…) dan juga Aku ancam kalo dia gak mo nurut Aku bisa keras ma dia, dan Aku janji kalo dia nurut Aku akan tambah gajinya, akhirnya dengan terpaksa doi Nurut.

    Pembantu Muda Yang Panass

    Pembantu Muda Yang Panass

    “Pak… saya mau diapain”

    “sttt diem aja … pokoknya kamu taunya enak..”

    “Jangan perkosa saya pak!” kata Sania memelas

    “Siapa yang mau perkosa kamu, saya nggak akan perkosa kamu kok…saya cuma pengen cium aja”kata Aku untuk berusaha nenangin dia.

    Karena Aku udah yakin Sania gak berontak lagi, mulai bibir Aku yang dari tadi melahap ganas bibirnya, menjelajah kesekitar buah dadanya yang putih mulus dan bagai buah mangga mengkel itu.

    Sekitar agak lama juga Aku nyiumin dan menghisap buah dada dan putingnya Sania, sambil tangan Aku membelai belai lembut bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu tidak begitu lebat.

    “Pak.. jangan pak… saya belum pernah begini” ujar Sania, walau begitu tubuhnya mulai bereaksi.

    “Udah tenang aja gak papa kok…” jari tanganku mulai masuk pelan-pelan di sekitar bibir vaginanya puting susunya bertambah tegang.
    “Pakk..jangannn.” namun tanngannya berkata lain, tangannya memegangi kepalaku yang asyik menyedot dan memainkan putting susunya, seakan didekapnya, tidak mau dilepaskan

    Setelah puas dengan buah dadanya aku dorong dia ke tempat tidur dan mulailah menjelajah vaginanya uhh.. bersih bro vaginanya (ye..abis mandi, gimana gak bersih. dengan gemas Aku lahap dan Aku isep bibir meqinya, kadang Aku sedot. Sania meracau gak jelas

    “ehmmm pakk…teruss..pak” sudah banyak cairan bening memenuhi rongga meqinya, dan lidah Aku terus bermain di dalam meqinya sambil tangan Aku berusaha untuk membuka celana Aku sendiri.

    Mr. P Aku udah tegang dari tadi, setelah Aku lihat Sania udah horny banget, pelan pelan Aku pasang pengaman di Mr. P Aku dan Aku tempelin Mr.P Aku ke Miss V nya perlahan-lahan Aku masukin, ternyata walau udah banyak cairan susah juga Bro…maklum perawan hehehe…, kirain reaksi Sania nggak mau, ternyata karena udah horny kali ya, dia malah Bantu ngepasin Punya Aku ke Ms. V nya.

    “Pak…sakit pak, perihh…”

    “iya sakit sedikit, ntar juga enaknya banyak”

    Pembantu Muda Yang Panass Akhirnya dengan perjuangan keras bobollah keperawanan Sania, beserta lumatan bibir Aku ke bibirnya yang seksi itu, Mr. P Aku maju mundur tak kenal lelah,
    “Gimana sekarang udah enak kan?”

    “Hhee.. ehh….”

    Beberapa menit kemudian. Agen Poker

    “Pak .. eh.. Pak….saya…saya mau Pipis “ sambil merem melek akhirnya kakinya mengejang dan tangannya mencegkeram pundak Aku keras banget.
    Sania mencapai orgasme, mungkin untuk yang pertama kalinya. Dan Aku lihat dia lemas, tapi Aku gak perduli Aku kocok terus Mr. P Aku di dalam meqinya yang udah banyak cairan bercampur darah.

    “Ampun pak…ampunn…Sania capek”

    “Sebentar lagi sayang…” nggak sadar Aku ngomong sayang biasanya cuam ke bini,
    Tidak lama berselang Aku juga mencapai Orgasme.

    “Surt… Bapak juga dah mau keluar nehhh…”

    “Ehmmm… crot..crot”

    Seluruh badan Aku lemas, dan Aku rebah disamping Sania yang kelihatan menangis.

    “Pak… Sania takut nih”

    “Tenang…kamu gak bakalan hamil kok, dan nggak bakalan ada yang tahu…”

    Hari berganti hari, perbuatan kayak gini Aku ulang setiap ada kesempatan dan Sania dengan rela sekarang ngelayanin Aku, dan yang pasti Aku selalu siap pakai pengaman demi keamanan Rumah tangga Aku juga tentunya.
    Gaji yang Aku janjiin juga nggak lupa Aku tepatin, jadi lah Sania pengasuh yang multi fungsi, bisa ngasuh anaknya dan Bapaknya.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Video Bokep Jepang Anne toket gede ngocok memek

    Video Bokep Jepang Anne toket gede ngocok memek


    2009 views

  • Kisah Memek Hubungan Terlarang Dengan Keluargaku

    Kisah Memek Hubungan Terlarang Dengan Keluargaku


    4547 views

    Duniabola99.com – Sebut saja Namaku Ani, mahasiswi tingkat tiga di sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung. Aku dan saudaraku empat bersaudara, aku anak nomor tiga.
    Kakakku yang paling besar, Mbak Ine sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di Jakarta. Kakakku nomor dua, Mas Doni bekerja di Batam, dan adikku Toni yang paling bungsu masih kelas satu SMU negeri di Bandung.


    Pertama kali aku melakukan hubungan seks dengan kakakku nomor dua saat aku masih kelas dua SMU. Saat itu kakakku sedang cuti dan pulang ke Bandung, aku sangat senang sekali. Kami bertiga pergi ke Cipanas dan kami menyewa sebuah pondokan di sana. Malam harinya saat aku sedang tertidur lelap di kamarku, aku merasa ada sesuatu di kemaluanku. Mula-mula rasanya enak sekali seperti ada yang membelai dan menghisapnya, tetapi tiba-tiba rasanya sangat sakit seperti ada yang menekan dan berusaha masuk, dan kurasakan juga seperti ada yang sedang menindihku.

    Saat aku membuka mataku, aku melihat kakakku sedang menindihku dan berusaha memasukkan batang kemaluannya, aku mencoba berontak tapi tenagaku kalah kuat.

    “Mas Doni jangan, aduh sakit Mas.., sakit..!”

    “Ah diem aja dan jangan coba teriak..!” kata kakakku.

    Malam itu kegadisanku diambil oleh kakakku sendiri. Tidak ada rasa nikmat seperti yang kubaca di buku, melainkan rasanya sakit sekali.

    Aku hanya bisa pasrah dan menahan sakit di bagian liang kewanitaanku saat kakakku bergerak di atas tubuhku. Gerakannya kasar seperti ingin mencabik-cabik tubuhku. Aku hanya bisa menangis tersedu-sedu. Saat kulihat tubuh kakakku mengejang dan kurasakan ada sesuatu yang hangat menyemprot ke dalam liang senggamaku, semakin hancurlah perasaan hatiku.

    Pagi harinya aku hanya terdiam di kamar, karena tubuhku rasanya lemas dan sakit. Saat kakakku mengajakku pergi, aku hanya memalingkan wajahku dan menangis. Sore harinya kakakku masuk ke kamarku, dia minta maaf atas kejadian semalam dan berusaha untuk memperbaikinya, tapi aku hanya diam saja. Malam harinya kakakku datang lagi ke kamarku. Nexiabet

    Aku sangat ketakutan, tapi dia hanya tersenyum dan mencoba mencium bibirku, aku kembali berontak. Aku memaki-maki kakakku, tapi dia tidak peduli dan kembali mencium bibirku sambil meremas payudaraku, lama-lama aku menjadi terangsang karenanya. Dan malam itu kembali aku dan kakakku melakukannya, tapi lain dari malam yang kemarin, malam ini aku merasakan kenikmatan yang luar biasa dan kami melakukannya dua sampai kali.

    Sebelum kakakku kembali bekerja di Batam, saat mengantar kakakku di Bandara, aku meminta hadiah perpisahan darinya.

    Di kamar mandi Bandara kami melakukannya lagi,
    “Ah Mas Doni.., terus Mas.. akh..”
    “Akh Ani, kamu cantik sekali, akh… Ani, Mas Doni mau keluar, akh..!”
    “Ani juga Mas.., akh… Mas, Ani keluar Mas.., akhh..!”

    Mas Doni memelukku erat-erat, begitu juga diriku. Setelah beberapa saat kami berciuman dan kembali lagi ke ruang tunggu dengan alasan habis dari kantin beli makanan. Aku hanya bisa menangis saat Mas Doni pergi, tapi aku juga sangat bahagia dengan hadiah yang diberikannya.


    Sejak saat itu aku seperti ketagihan dengan seks, dan untuk melampiaskannya aku hanya dapat melakukan masturbasi di kamar mandi.

    Aku sudah punya pacar dan kami melakukannya sampai sekarang, tapi aku jarang merasakan kenikmatan seperti yang kudapatkan dari kakakku. Dan saat adikku mulai beranjak dewasa, aku melihat sosok kakakku, tapi adikku lebih tampan dan gagah bila dibandingkan dengan kakakku. Aku sering merasa terangsang, tapi hanya bisa kutahan dan lagi-lagi hanya bisa kulampiaskan dengan jalan masturbasi. Entah berapa lama aku bisa menahan keinginan untuk melakukannya dengan adikku.

    Sampai suatu hari, saat orang tuaku sedang tidak ada di rumah, adikku baru pulang sekolah dan aku menyiapkan makan siang untuknya.

    Karena hari itu terasa panas, aku hanya menggunakan celana pendek dan t-shirt tanpa memakai BH. Saat adikku kusuruh makan, Toni menolak karena sudah makan di luar bersama teman-temannya, dan akhirnya aku makan sendiri, sedangkan adikku asyik berenang.

    Selesai makan aku buatkan jus jeruk dan kuantarkan ke kolam renang. Sambil meminum jus jeruk, aku melihat adikku berenang. Saat Toni keluar dari kolam renang dan duduk di sebelahku sambil meminum jus jeruk dan berjemur, jantungku berdetak semakin cepat dan aku sangat tidak tahan untuk memeluknya.

    Tidak kusangka adikku yang dulunya polos, sekarang sudah berubah menjadi seorang cowok yang gagah dan tampan terlebih lagi hobinya adalah berenang. Dadanya terlihat bidang dengan bentuk yang menggairahkan, tubuhnya atletis dan bisa kutebak kalau batangnya juga lumayan besar. Aku hanya dapat memandangnya, wajahnya ditutupi oleh handuk kecil yang digunakannya untuk mengeringkan tubuhnya. Aku sudah tidak tahan lagi dan aku tidak peduli apa yang akan terjadi. Aku membelai dada adikku dan Toni hanya menggelinjang kegelian.

    “Mbak Ani.., apaan sih..? Geli tau..! Kurang kerjaan, mendingan bikinin aku roti bakar…”

    Aku sedikit terkejut dan kucubit perutnya, Toni hanya tertawa.

    “Emang aku pembantumu, enak aja.” kataku agak jengkel.

    Aku sudah benar-benar tidak tahan, tanpa pikir panjang lagi kutindih tubuh adikku dan kulempar handuk dari wajahnya.


    “Mbak Ani mau ngapain sih..?” tanyanya.

    Tanpa sepatah kata pun langsung kucium mulutnya dan kuremas-remas dadanya yang bidang itu. Adikku sangat terkejut dengan apa yang kulakukan dan mendorong tubuhku. Aku tidak peduli, kucium lagi bibirnya dan kali ini adikku tidak bereaksi apa-apa dan mencoba untuk menikmatinya. Aku tahu kalau Toni mulai terangsang, karena kurasakan diantara kedua pahanya ada sesuatu yang bertambah besar.

    Kuciumi terus bibir dan lehernya, adikku sedikit kewalahan tapi Toni selalu mencoba membalas ciumanku walau terasa agak kaku.

    “Baru pertama dicium cewek ya..?” tanyaku.

    “Ah Mbak banyak omong, terusin aja Mbak..!” katanya tidak sabar lagi.

    Mendengar ucapannya aku jadi semakin bersemangat, langsung kubuka kaosku, dan adikku hanya bisa melotot melihat payudaraku yang cukup besar.

    “Wah susu Mbak bagus sekali, baru kali ini Toni melihat susu cewek.” katanya.

    Kusuruh Toni memegang dan meremasnya, “Aduh jangan keras-keras, sakit.. Coba sekarang kamu isep susu Mbak..”

    Lalu kusodorkan payudaraku ke mulutnya, Toni mengulum dan menghisap puting payudaraku, “Akh enak sekali Ton, sshs… akhh terus Ton.., enak sekali…”

    Kusuruh Toni berhenti, lalu kuciumi lagi bibir dan lehernya, kemudian kuturun ke dadanya dan kuciumi serta kugigit pelan putingnya, Toni hanya bisa mendesah lirih, “Akh.. enak Mbak, akhh…”

    Dengan tergesa aku turun kebawah, kulihat batang kejantanannya yang gagah sudah sedikit tercetak dan memperlihatkan kepalanya di celana renang adikku. Dengan penuh nafsu langsung kutarik celana renang adikku sampai ke lututnya.


    “Wah.., Ton punya kamu Oke juga nih, lebih bagus dari punya Mas Doni..”

    Adikku hanya tersenyum dan sepertinya tidak sabar dengan apa yang akan kulakukan. Aku pun lalu membuka celanaku dan sekarang aku telanjang. Toni bangun dari kursi dan duduk, lalu Toni meraba bibir kemaluanku, kemudian kusuruh Toni menjilati bibir kemaluanku. Toni kelihatannya kaget tapi langsung kutarik kepalanya ke arah kemaluanku, dan Toni mulai menjilati permukaan lubang senggamaku.

    “Akh.., Ton enak sekali terus akh… yaa disitu Ton, enak.., akhh… terus Ton terus akkhh…” desahku.

    Aku menggelinjang keenakan dibuatnya, rasanya enak sekali dan aku sangat suka jika ada yang menjilati kemaluanku. Aku sudah tidak tahan, kudorong tubuh adikku ke kursi lagi, kemudian kupegang batang kejantanannya dan kuarahkan ke liang senggamaku. Toni kelihatannya sedikit tegang saat kepala kejantanannya menyentuh permukaan bibir kemaluanku. Toni menahan nafas dan mengerang saat aku menekan tubuhku ke bawah, dan batang kejantanannya masuk seluruhnya ke liang kewanitaanku.

    “Akh… Mbak… enak sekali… hangat.. yeah… ayo Mbak terusin..!”

    Aku lalu bergerak, menggoyangkan pantatku ke atas dan ke bawah, dan kadang kuputar-putar, tangan adikku kusuruh meremas-remas payudaraku dan Toni sangat bernafsu sekali.


    Aku bergerak semakin lama semaki cepat, tanganku memegang paha adikku untuk tumpuan. Beberapa saat kemudian, nafas adikku mulau memburu dan gerakannya mulai tidak karuan, kadang memegang pantatku, kadang meremas payudaraku, dan aku tahu kalau Toni sudah hampir sampai dan berusaha menahannya.

    “Akh.. Mbak.., aduh… Toni mau keluar Mbak..!”

    “Tahan Ton.., Mbak sebentar lagi akhh..!”
    Semakin kupercepat gerakanku, aku mulai liar.

    Kuremas dadanya dan saat kurasa kenikmatan itu, aku menekan tubuh adikku, dan tubuhku menjadi tegang sambil kuremas paha adikku.

    “Toni nggak tahan lagi Mbak… akh… Mbak, Toni keluar Mbak akhh..!”

    Pantatnya terangkat ke atas seperti ingin menusuk kewanitaanku dan kurasakan semprotannya yang cukup keras beberapa kali di dalam rahimku. Begitu juga denganku, otot kemaluanku menekan batangnya dan kurasakan liangku semakin basah, baik oleh cairanku ditambah mani adikku yang menyemprot sangat banyak di lubang senggamaku.

    Tubuh kami basah oleh keringat, dan kemudian kupeluk tubuh adikku menikmati sisa-sisa kenikmatan tadi. Nafas adikku mulai teratur dan kurasakan batang kemaluannya mulai mengecil di liang kewanitaanku, namun pantatku masih tetap bergoyang di atas tubuhnya.

    “Mbak, enak sekali.., makasih ya Mbak, baru pertama kali ini Toni merasakan nikmatnya tubuh perempuan dan nikmatnya melakukan hubungan badan.”

    “Mbak yang harusnya makasih sama kamu, ternyata adik Mbak cukup hebat walau baru pertama kali, tapi Mbak sangat puas sekali dan Mbak pengen sekali lagi, bolehkan Ton..?”

    “Wah.., Toni juga mau Mbak..!”


    Kucabut batang kejantanannya dari lubang kewanitaanku dan kembali kurasakan orgasme saat mencabutnya. Batang kemaluan adikku sudah mengecil sekarang, tapi tetap telihat gagah. Toni lalu duduk di pinggir kursi dan aku kemudian menjilati batang kejantanannya, Toni kembali mendesah, “Ssshhh.., enak Mbak..!”

    Tangannya membelai rambutku dan kadang meremas payudaraku. Aku kembali terangsang dan batang kemaluan Toni dengan cepatnya kembali tegak dan kokoh. Aku lalu lari dan menceburkan diriku di kolam renang, Toni menyusul setelah membuka celana renang yang masih tertinggal di lututnya. Di kolam kembali kami berciuman, tapi sekarang Toni kubiarkan lebih agresif. Sambil duduk di tangga kolam, diciuminya bibir dan leherku, kemudian dihisapnya puting payudaraku.

    Kemudian kurasakan Toni berusaha memasukkan batang keperkasaannya, tapi selalu meleset. Aku hanya tertawa kecil, lalu kubantu dia. Kupegang batangnya dan kuarahkan ke kemaluanku. Toni hanya tertawa kecil dan kemudian dia menekan rudalnya ke sarangku. Toni lalu menggerakkan pantatnya dan memompa senjatannya keluar masuk liang surgaku, nafasnya juga mulai memburu. Aku menikmati tekanan yang diberikan Toni dan rasanya nikmat sekali.

    “Akh.., enak sekali Ton, yang keras Ton..! Akh..!”

    “Akhh Mbak.., kita pindah di kursi ya..? Di sini nggak enak.”

    Toni lalu mengangkat tubuhku, kulingkarkan kakiku di pinggangnya sehingga aku masih bisa bergerak walaupun Toni berdiri dan berjalan ke arah kursi tempat kami tadi.

    Di baringkannya tubuhku, lalu Toni mulai memompa batang kejantanannya lagi, semakin lama semaki cepat. Aku mengimbangi gerakakn Toni dengan mengerakkan pantatku ke kiri dan ke kanan, kadang kuremas-remas pantat adikku yang kenyal. Nafas Toni mulai tidak teratur.

    “Lebih cepat Ton.. akh..!”

    “Mbak.., Toni mau keluar Mbak, akh..!”


    Gerakan Toni semakin cepat, dan saat kulihat tubuh Toni mulai mengejang, kulingkarkan kakiku di pinggangnya. Toni menekan dan memasukan batang kemaluannya lebih dalam lagi.

    “Akh.., Mbak, Toni keluar Mbak, akhh.., Mbak.. ngeakhh…”

    Tubuhnya lalu rubuh di atas tubuhku. Tanpa mengeluarkan burungnya, kusuruh Toni berbalik dan aku mulai menggerakkan pantatku di atas tubuhnya. Batang kemaluan Toni memang mengecil, tapi lama-lama mulai mengembang lagi. Aku bergerak tidak karuan di atas tubuhnya, sampai beberapa saat kemudian aku orgasme, kupeluk erat-erat tubuh Toni. Setelah agak tenang, karena aku tahu kalau Toni belum keluar, kemudian aku turun dan mengulum batang keperkasaannya. Toni menggerakkan pantatnya ke kiri dan ke kanan dan kadang menusuk ke dalam mulutku. Selang beberapa waktu kemudian, batang kemaluannya seperti mengembang di dalam mulutku.

    “Akh.., Toni keluar Mbak.. akhh..!”

    Maninya menyembur di dalam mulutku dan kutelan semuanya, kemudian kami berpelukan dan berciuman. Tanpa sadar kami tertidur di kursi, kepalaku kurebahkan di dadanya dan tubuhku di atas tubuhnya.

    Sore hari kami dikejutkan oleh suara klakson mobil dan kami buru-buru bangun. Aku memakai bajuku yang berserakan di pingir kolam dan Toni buru-buru mengambil celana renangnya dan berlari ke kamarnya. Saat makan malam, kakiku mengeranyangi kakinya dan jari kakiku menekan batangnya yang mulai mengembang. Kedua orang tuaku sedikit keheranan dengan kelakuan kami, tapi mereka tidak pernah tahu dengan apa yang telah terjadi di antara kami. Malamnya seusai makan malam aku langsung masuk kamar, begitu juga Toni.


    Tengah malam aku terbangun karena Toni menciumi bibirku dan malam itu kami melakukannya lagi.
    Sejak saat itu, secara sembunyi-sembunyi kami melakukannya, bahkan setelah aku menikah dengan pacarku, kami pun masih sering melakukannya, terutama saat suamiku sedang dinas keluar kota. Rahasia ini sampai sekarang masih kami pegang dan bahkan cinta gelap kami ini membuahkan putra pertamaku yang sekarang sudah berusia 9 tahun.

    Saat pernikahan Toni aku memberikan sebuah hadiah. Setelah malam pengantinnya, kami melakukannya di gudang belakang rumah saat semua orang sudah terlelap. Toni bilang walaupun istrinya sekarang masih gadis, tapi tidak ada yang menyaingi aku. Makanya suamiku sangat betah di rumah karena servisku yang sangat memuaskan, tanpa tahu kalau aku selingkuh dengan adik kandungku sendiri.

  • Foto Bugil Cewek amatir Vanessa Rivas memamerkan pantatnya yang cantik di sekitar rumah

    Foto Bugil Cewek amatir Vanessa Rivas memamerkan pantatnya yang cantik di sekitar rumah


    2000 views

    Duniabola99.com – foto gadis Vanessa Rivas suka bermain basket dan menampilkan bodynya yang hot di sekitaran rumahnya menampakkan pantatnya yang bahenol dan memeknya yang tanpa bulu.

  • Yui Mizuna catwalk poison 77

    Yui Mizuna catwalk poison 77


    2137 views

     

  • Kisah Memek Keperjakaan ku di Renggut Pembantuku

    Kisah Memek Keperjakaan ku di Renggut Pembantuku


    2991 views

    Duniabola99.com – Namaku Asri, biasa dipanggil “Sri” saja, asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapi tidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku,bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50 kg,”kamu persis Desy Ratnasari, Sri!”, kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-laki lain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari.


    Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta,majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.Yang pertama perempuan, Aryati 28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu-satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula…

    Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata-kaki, bajuku berlengan panjang. Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat,sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas.

    Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku,aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya,sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15,mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00. Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku juga ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya.


    Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah, Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci pakaian. “Baik, Bu!”, begitu sahutku pada Ibu Sum. Ibu Sum sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul, kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggut keperjakaan Mas Har, pikirku.

    “Mas Har. Mas Har!” panggilku menggoda, “tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?”

    Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat penampilanku,”Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri… Persis Desy Ratnasari… ck, ck, ck…”

    “Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?”

    “Jadi, dong…” sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, “ayo, ayo…”,ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi….

    “Kok Wangi, Mas Har?” Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi.

    “Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,”.

    Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas berapa aku sekolah. Omongannya masih belum “to-the-point” , padahal aku sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum berpengalaman.

    “Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?”, aku mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu.

    “Mau Mbak Sri ajari?”, wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin menggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu…

    Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas-remas puting susuku yang kanan…

    “Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong…” desahku makin membuat nafasnya menderu…


    “Mbak Sri, aku cinta kamu….” suaranya agak bergetar..

    “Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah,” kubisikkan desahanku lagi…. Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku dengan lembut dan terkadang cepat…

    “Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri….” jeritnya…

    Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat. Dia membukarok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku.

    “Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr…, yang lamaaa…”, godaku lagi… Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangatnafsunya…. “Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr… ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya masHaaar”.

    “Lho, perempuan juga punya air mani..?” tanyanya blo’on. Aku tak menyahut karena keenakan…

    “Mas Haaarrr, saya mau keluaaar…” serrrrrr…. serrrrrrrrr. … membasahi wajahnya yang penuh birahi.

    “Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan MasHar….. ****** Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. …”

    Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok-gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi… Sebelum kumasukkan batang keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletku dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti..

    “Sebelum masuk, bilang ‘kulonuwun’ dulu, dong sayaaaaaang. ..”, Candaku….

    Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecildi samping ranjang….. lagunya…. mana tahaaaan….

    “Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu….. .”

    “Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. …”

    “Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..”, segera kubuka lebar-lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam-dalam. … Sreslepppppp. …….. blebessss… ..

    “Auuuuuow… .”, kami berdua berteriak bersamaan… ..

    “Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih….?”

    “Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har… Jadi nonok Mbak Sri belum pernah melar dibobol kepala bayi….. kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti nonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari-rapet, pasti SUPER-PERET. …”, kami berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan… Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat sekali….


    Sekarang giliranku yang di atas… Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilkuyang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. ….

    Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku.

    Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi… kami berguling-gulingan lagi tanpa melepaskan ****** dan nonok kami.

    Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh… sodokannya mantep sekali… terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok-plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karena orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme… benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan mantapnya oleh ****** yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung dihantam alu….. bertubi-tubi. … kian lama kian cepat…… waduuuuhhhhh. …..Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan… …

    “Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih…!!” ….

    “Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar…. Yuk kita bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg”

    “Ambil nafas panjang, Mas Har… lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya sampai kandas…… baru ditembakkan, ya Maaaasss… ssssshhhhhh. …….”

    Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkanpada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman ****** Mas Har semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh…hhhhh. …hhhhhh. …. seirama dengan hunjaman kontolnya yang semakin cepat…..

    “Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!” , Mas Har menancapkan kontolnya lebih dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku….bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har pun menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya….

    CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!!CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi….. Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan;


    “Enaaaaaaaaaakkkkk! “….. sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya… dari ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti “bonyok” rasanya….. Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. …. sambil nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan…

    “Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang… masih terasa enaknya… tunggu sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa……”pintaku memelas….. kami kembali bercipokan dengan lekatnya…. .. kontolnya masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku dulu….

    “Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya….. pengalaman pertama ini sungguh-sungguh luar biasa… Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang maha-penting untuk saya…… saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sriselamanya… .”

    “Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki… tanpa kawin pun kalau setiap pagi –setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja–, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss….. Apalagi Mas Harianto tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi…..”

    “Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru… jadi ndak ada kuliah…”, kata Mas Harianto.

    “Nah… kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss,sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?”, sahutku semakin menggelorakan birahinya.

    “Nantang ya?” Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia…..

    “aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri….”

    kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat…. setelah mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu…. radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi… lagunya masih tetap “kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu….”


    Setelah lagunya habis, “Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya…. Mbak Sriharus masak sarapan untuk Mas….”

    “Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri…. masak untuk dua porsi ya… nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?”, sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan”auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah sayang deh”.

    Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya,

    “Mas, numpang cebokan, ya…”

    Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggutdan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har… waduuuuhhh.. . benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan disumpal dengan ****** yang begitu gede dan kerasnya — hampir sejengkal-tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh….

    “Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buat Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang….”

    Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku… “Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya…” kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu…

    “Terima kasih, Mbak Sri… Mbak begitu baik sama saya… saya sangat sayang sama Mbak Sri…”.

    Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku… . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya,

    “Mas Har sayaaaang… . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratusgaya lagi lainnya, Masssss,” kataku membangkitkan lagi gelora birahinya… selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku…. dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut.

    Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu rumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti….

    Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua… hmmm…. nikmat dan mesranya… seperti penganten baru rasanya…


    Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya…

    Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya,tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan wajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya..

    “Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya… nanti bisa lecet… nanti pasti Mbak Sri kocokkan… tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi…kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!”

    Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri… Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi,

    “Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas,sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut…”

    Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi…. Hihihi…

    “Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat…. “,dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku…. wah! mesranya, Mas Har-ku ini…Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku…. Mas Har agak terkejut,

    “Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!”

    “Siapa takut!” sahut Mas Har…


    Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap… mulutnya di depan nonokku,ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku…. segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku,kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku….

    “Mbak Sri, pisangnya sudah habis…. hebat kan?” Katanya lugu…

    “Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri…” sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya.

    “Sekarang apalagi?” tanya Mas Har…

    “Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya… dan saya akan meng-emuti dan mengocok ****** Mas dengan mulut saya…. ini namanya gaya 69,Mas sayaaang… mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu ****** Mas Har…. Enaaaak kan, sayaaang?”

    “Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak……”

    “Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas…. harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi ****** Mas ngaceng…kasian dong sama saya, Mas,” suaraku kubikin seperti mau menangis…. .

    “Maafkan saya, ya Mbak Sri…. saya belum ngerti… mesti harus banyak belajar sama Mbak…..”

    Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan dalam mulutku…. sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku… ini berlangsung cukup lama…

    Pada menit kelimabelas, serrr… serrrr… serrrr…. cairan hangat nonokku meluap,sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww!

    Dan pada menit keduapuluhlima, serrr… serrrr… serrrr…. lagi, kali ini lebih enaaaaklagi, kukejangkan seluruh tubuhku…. sambil mulutku tetap terus mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. … pada waktu itu juga,kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan

    seluruhnya, sampai hampir keselek….. .

    “Enaaaakkkk. ….” Mas Har berteriak keenakan…. .

    Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. …. kujilati ****** Mas Har sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas…

    “Gimana, Mas Har sayaaang…. Enak opo ora?” godaku…


    “Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan…. “, kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu…..

    Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi…. mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya.. … Kucari kontolnya dan kupegang… wah sudah ngaceng keras lagi rupanya….. luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi…..

    “Mas Har… saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?”,

    “Mau dong, sayaaaang… . Gimana?”, tanyanya penasaran… .

    “Mas Har duduk menyender dulu…..”

    Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari belakang…. BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang….

    Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda….semuanya berlangsung dengan sangat halus…. sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada ****** Mas Har maupun nonokku…..

    “Gimana Mas?”, tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat….. .

    “Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya…..”, katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan…

    Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har… Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har….. inilah arti sesungguhnya persetubuhan. …

    Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi…membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh anggota tubuhku…. Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak…..

    “Keluar lagi ya, Mbak?” tanyanya…. . Ya! serrr… serrrr… serrrrr…., kembali cairan hangat nonokku tertumpah lagi…. kelelahan aku rasanya….. .

    lelah tapi enaaak….

    Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan dasterku supaya peret lagi… Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu,kuberi dia senyum manis….

    “Saya sudah capek, Mas…. Gantian dong… Mas Har sekarang yang goyang, ya?”

    Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang….. Mas Har kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang,

    “Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas….. tapi jangan salah masuk ke lubang pantatya… pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya….”


    “Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?” tanyanya lucuuuu….

    “memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan… .. itu kan namanya tidak adil, Mas…. Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas…. Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii…. seremmmm…. “

    Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. …. seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini….. aku tahu sekarang…. Mas Har sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku….

    “Aaaaahhhhhh. …”, aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har… dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku….. . Dia mulai menggoyangkan kontolnya maju mundur…. blep-blep-blep. …..aduuuuhhh. ….mantapnyaaaa. ….. tenaganya sangat kuat dan berirama tetap…… membuat aliran-darahku menggelepar di sekujur tubuhku….. ..

    “Enaaaak, Maaaaasssss. ……”, lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya….. . puaaaasssss sekali tiada taranya….. ..

    “aaaaaahhhhhhhh. ……… “, lenguhku…. ….

    “Lap dulu dong, Mbak Sriiii….. becek sekali nih….” pintanya…. .

    Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya….. . segera dia mengeringkan nonokku dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku…. .

    “Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ….” desahnya membuatku semakin terangsang.. ….

    “Tembakkan saja, Massss…… ..”Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. …. sampai nonokku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu…….

    “Aaaaahhhhhhhh. ……” Mas Har berteriak keenakan…. .. demikian juga dengan aku,kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat kenikmatan nonokku….. .

    “Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr….. … Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas Har…….”

    “Aku juga Mbak….. selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai didunia ini …..”, aku tahu kata-kata ini sangat jujur…. membuatku semakin menggelinjang kenikmatan.. ….

    “Terima kasih Mas Harrrrrr…. . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada saya…..” Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. … dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap… .. dengan Mas Har tengkurap di belakangku.. …


    Mulutnya didekatkan pada telingaku… . nafasnya menghembusi tengkukku… .membuatku terangsang lagi……

    “Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri….. Apa Mbak Sri juga puas?”

    “Tentu, Mas Har….. dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air hangatnya… .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!”

    “Terima kasih, ya sayaaaang… … aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri seperti ini…….”

    “Boleh, Massss…. saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari….. kecuali hari Minggu tentunya…. . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu….”

    Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku….

    Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40…… sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua… dan kami pun tertidur sampai siang…..

    Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini,

    “Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore….”

    “Mmmm…” Mas Har menggeliat, “sudah jam berapa, istriku?””Setengah-dua, suamikuuuu.. …”, jawabku genit….

    “Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi….”

    Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Har menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu.

    “Edhian tenan, koyok penganten anyar wae…..” kataku dalam hati…. (“gila benar,seperti pengantin baru saja”)….

    Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus-elus ****** Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi…..

    Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. …

    “Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya….., lebih terasa lho gesekan ****** Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti,” ajakku untuk membangkitkan rangsangan pada Mas Har….


    Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra.Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher,terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut…..

    Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah,ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesisnikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenaiitilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat…, kukejangkan seluruh tubuhku,sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr…. kubasahi tangannya yang lembutdengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku…

    “Mas, masukkan sekarang, Masssss….. Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. …..”,pintaku manja…..

    Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi,kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. …

    “aaaaahhhhhh. ……” lenguhan kami kembali terdengar lebih seru…. ****** Mas Harbaru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dankumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. ….

    “Mas sayaaaang… maju-mundurnya barengan, ya…..”, ajakku sambil mengajariteknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini “Gaya Miring”, dengan gaya inikami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja…..

    Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba…. rasanya lebih enakdibandingkan pria di atas wanita di bawah…. Kulihat Mas Har merem-melek,demikian juga dengan diriku, ****** Mas Har dengan irama teratur terusmenghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri….. nonokku mulaitersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya… ..

    “Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. …….”, aku agak berteriaksambilmendesis…. …

    Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini…..

    “Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar…. .” ajakku lagi, sambil kuputartubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat daribelakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dankuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku….. .


    “aaaaaaaaahhhhhhhhh hh…. enak, Mbak Sriiiiii…. …, gesekannya lebih terasa dariyang tadiiiiii… ..” Mas Har mendesah nikmat…..

    Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkankontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. …..

    Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini……

    “Mbak Sri, siap-siap yaaa…. rudalku hampir nembak….”

    Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya……

    “Aaah, aaah, aaahh….” Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninyadengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dindingrahimku….. setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku…..

    “Aaaaaaaa… ……” aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga airnonokku….. .

    Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa…..tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kamitertidur lagi beberapa menit… sampai semua getaran mereda……

    Jam tiga sudah lewat…. berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dankakak-kakaknya pulang dari kerja…..

    “Mas, bangun, Mas…. sudah jam tiga lewat….. saya kan mesti membereskan kamarini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu…..”

    “Mandi bareng, yok….. di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?”ajaknya….

    Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhhenaknya….. . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit danmemelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik…..Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman,merangkul kuat…. Dengan posisi berdiri kembali ****** Mas Har mengeras bagaibatu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengantubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kamibersenggama lagi…… bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnyamaju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yangperkasa…..


    “Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. …”, tanpa melepaskan kedua alat kelaminkami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka-rangsangan. …

    “Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku… ..”, MasHar melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua

    handuk baru, satu untukku satu untuknya… Selesai handukan, aku bermaksudmengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudahselesai…..

    “Eiittt, tunggu dulu, istriku….. Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi diliang hangat cinta kita……”

    Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini….. kuhitung-hitung sudah 12 kaliaku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi…

    Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang… biar Mas Har menindihkudari atas…..

    Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup….. dengan “Gaya Sederhana”pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungikepasrahan wanita…. Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. ….

    Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus denganmantapnya maju-mundur begitu kuat…..

    “Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii… …”, kukejangkan kedua kakiku dansekujur tubuhku…..

    “Mbak, aku juga mau keluar sekarang…. ..”, dalam waktu bersamaan kami salingmenyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. …..

    “Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ……”

    “Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii…. ……”


    Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jamemapat….. semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya…..

    “Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang…”

    Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya… . “

    Hari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii… Bagaimana aku tak akan sanggup melupakannya? “

    Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har…. segera aku larimenuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubangnonokku yang agak bonyok…..

    Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlenganpanjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas…. semua ini untuk”mengelabui” Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama

  • Kisah Memek Cewek bandung bermain seks dengan supir pribadi

    Kisah Memek Cewek bandung bermain seks dengan supir pribadi


    2881 views

    Duniabola99.com – Namaku Dita Putri ,usia saat ini 20 asli Bandung, dan saat ini kuliah sastra inggris semester 4 di salah satu pts Bandung, kata temen2 kampusku aku termasuk cewek cantik dan beruntung, kenapa? karena bentuk tubuhku(kata temen)bisa dibilang proporsional dan bikin terangsang kaum cowo tapi sampai sekarang aku belum punya pacar karena ga boleh sama ortu. .
    Oh ya,di rumah kami tinggal berlima aku dua bersaudara adikku cewek dan aku dan kedua orang tuaku satu lagi pembantu sekaligus supir pribadi keluargaku sebut saja mang Sardi(maaf,nama samaran)(dia itu usia nya hampir seusia papahku yaitu sekira 50 tahunan)jadi genap berlima semuanya..kejadian aneh dan mengasikan itu terjadi kira2 beberapa bulan lalu saat bulan puasa,

    Waktu itu hari jum’at (tanggalnya lupa) kami di rumah hanya berdua yaitu saya sama mang Sardi, sedangkan mamah-papah sama si Danti(nama adikku yg masih smp itu) sedang ke Bogor (berangkat hari jum’at subuh setelah makan sahur) karena papah serah terima jabatan dan mereka menginap selama 3 hari,

    Sedangkan saya mesti kuliah semester pendek, jadi ga bisa ikut, dan di rumah ditemani supir kami mang Sardi karena disuruh papah jagain aku. Jadi resmi di rumah yg besar ini kami berdua, saya dan mang Sardi di ruang bawah.

    Setelah keberangkatan mereka dan makan sahur saya kembali lanjutkan tidur sementara mang Sardi beres2 ruang bawah, nah kejadian anehnya ini berawal ketika saya mau mandi di ruang bawah (karena sowernya deket ruang tamu) saat itu saya mau kuliah jam 8.00, sedangkan saat bangun jam 7.00 saya agak santai saat itu karena selain jarak kampusku deket juga ada mobil kesayanganku itu yg selalu menemani kemanapun. .

    saat mau mandi saya langsung buka daster seperti biasa kalo pake daster saya selalu tidak pake BH dan CD, jadi hanya baju tidur aja, demi kesehatan, begitu menurut mamaku…asal tau aja kalo tubuhku seperti yg dikatakan temen2ku itu betul2 proporsional dg ukuran BH 34B dan pinggul yg agak bulat serta kulitku yang putih mulus tanpa cacat kalo disamain, kata teman2ku aku ini mirip2 sedikit dengan artis sinetron itu(bukan geer lho) ,

    setelah telanjang gitu saya mencoba buka kran sower tapi ga keluar air alias macet dan saya agak jengkel sambil setengah teriak panggil mang Sardi…..”mang Sardiiii….kesini cepat”,dan dg spontan dia datang tergopoh2, saya lupa saat itu udah telanjang dan pintu ga dikunci,

    begitu dateng dia, langsung mukanya merah padam karena melihat saya telanjang bulat di hadapannya, saya pun malu spontan tanganku menyambar kain daster di gantungan dan bilang ke dia kalo sower ga jalan, lalu dia terbata2 bilang gini “maaf neng,mamang lupa bukain jet pump di dapur, lalu saya suruh dia “cepet mang bukain udah dingin nih!!”

    lalu dia mengangguk dan setengah berlari dia ke dapur, setelah menyala sowernya itu lalu aku semprotkan sower air panas ke bathtub dan aku langsung agak loncat ke bathtub tanpa ada rasa lupa mengunci pintu toilet tersebut, dan setelah aku selesai mandi aku lupa kalo aku juga ga bawa handuk lalu aku panggil mang Sardi tapi saat itu posisiku masih didalam bathtub berbusa tentu saja telanjang,


    tak lama dia datang dan dengan meminta ijin dia masuk ke toilet dengan hati2 sekali, “mang tolong bawain handuk bunga2 yg warna merah di kamar” begitu kataku saat itu, dia menganguk dan langsung ke kamarku lalu saya tersenyum sendirian melihat tingkah laku mang Sardi barusan yg hati2 sekali dan malu2 tertunduk itu,

    sekilas ada hasrat untuk mengerjainya waktu itu, ga berapa lama dia muncul bawa handuk lalu aku keluar dari bathtub dengan posisi membelakangi dia sehingga yg dia lihat punggung mulusku saat itu(tentu saja saat itu saya masih telanjang bulat) dengan suara agak gemetar dia bilang gini “sudah ya neng ini handuknya!” lalu saya bilang “bentar dulu mang, mendingan mamang yg menghanduki saya biar tahu sekali2 rasanya menghanduki cewe(begitu awalnya saya mengerjainya,o ya asal tau aja kalo mang Sardi itu adalah duda tanpa anak sejak 7 tahun lalu)

    semula dia keliatan kikuk dan ragu2 melakukannya (saya tahu karena liat cermin didepanku walaupun membelakangi dia) dengan wajah tertunduk dan mimik muka yg malu2 lalu dia mengusapkan handuk ke punggungku yg masih berbusa sabun, dan cukup lama dia mengusap2 punggungku…lalu saya bilang “seluruhnya donk mang, dari rambut ke kaki paling bawah” dan “iya…eee..iya neng sebentar” dia terbata2 jawabnya.

    Sekilas saya sempet tertawa kecil karena merasa seneng udah kerjain dia, lalu dia mengusapkan handuk dari rambut ke leher, lembut sekali, bahu punggung dan di posisi pinggang dan bokong (belahan anus) agak lama menghandukinya, sekilas terasa seperti diusap2 lembut dan ada rasa enak ketika dia menghanduki daerah deket anus, .

    lalu ke paha belakang dan terakhir di kaki bawah. Saat itu terlintas saya mau menyudahinya karena mungkin waktu sudah jam 7.30 pikirku, namun entah setan apa yg merasuki aku saat itu sehingga ada pikiran nakal lagi mau mengerjainya lebih, dan secara refleks aku berbalik badan dan saat itu kontan dia terbelalak kaget dengan posisi tubuh telanjangku menghadap dia yg masih memegang handukku itu lalu dia tertunduk dan aku langsung berkata seperti ini “mamang sekarang membersihkan dan menghanduki bagian depan ya mang!!” begitu suruhku sambil agak setengah ketawa(habis ga tahan tingkah laku dia yg kikuk itu)


    lalu diapun menghanduki badan bagian depanku mulai dari rambut lalu wajah (aku tertawa kecil saat dia handuki wajahku) tapi yg aku tahu dia tetap tertunduk, dan setelah wajah ke leher lalu (aku agak deg2an saat itu)dia menghanduki bagian dada kiri kananku agak lama(sejenak dia agak terhenti saat menghanduki daerah dada) dan saat itu juga aku berhenti ketawa2 kecil dan ada rasa aneh yg belum pernah dirasakan saat mang Sardi menghanduki dadaku,

    soalnya selama ini kalo sama sendiri rasanya biasa2 aja, tapi pas sama orang lain yg menghandukinya jadi agak lain rasanya, ada perasaan enak dan nikmat sementara saya seperti dibius saja terpejam beberapa saat tanpa sadar berkata seperti ini “hmmm….hmmm…hmmm” kontan saja mang Sardi bertanya “kenapa neng?neng Dita marah ya sama mamang?”…

    dia mencoba untuk menegakan kepalanya yang agak melihat ke wajahku yg lebih jangkung dari dia, dan dia semakin berani malah saat itu menatap wajahku ,aku menggeleng dan berkata “ngga mang…saya ga marah cuman…” aku ga meneruskan kata2ku saat itu….lalu dia tanya lagi “cuman apa neng? bilang sama mamang?” suaranya seperti ketakutan kalo2 saya akan memarahinya..lalu saya teruskan kata2ku “cuman ada perasaan enak di elus2 gitu mang!!” jawabku polos saat itu tanpa ada rasa malu kalo ternyata saat itu adalah pertama kali terangsang secara seksual, gilanya lagi oleh pembantu sekaligus supir ku mang Sardi!!!

    Mang Sardi malah senyum setelah saya ungkapkan kepolosanku itu lalu berkata gini “nah…neng…mamang tau sebenarnya kalo neng Dita ini mau mengerjain mamang ya…dan ternyata malahan neng Dita sendiri yang mulai terangsang!!!” begitu katanya dengan logat sunda yang kental sambil tetap tangannya memutar-mutar dadaku kiri kanan dengan handuk, padahal kalo saya lihat udah kering dadaku itu, justru yg masih basah adalah bagian perut dan kemaluanku yg agak masih jarang bulu2nya hanya bulu halus seperti rambut, lalu saya memegang tangan mang Sardi dua2nya dan berkata “cukup mang, Dita kesiangan nih kuliah udah telat dari tadi”,

    lalu mamang menganguk dan melilitkan handuk itu ke tubuh saya seperti saat dia melilitkan handuk ke tubuh saya saat kecil…..dan sebelum dia keluar saya menarik tangan kirinya sambil berkata “jangan bilang sama mamah-papah ya, diem aja nanti deh pulang kuliah dihandukin lagi sama mamang seperti tadi, mau ga?” kataku cepet2, dia cuman mengangguk. .


    Lalu pas di tempat kuliah saya ga bisa konsentrasi, kepengen cepet pulang selain lapar karena puasa juga kepengen cepet mandi dan dihanduki lagi sama mang Sardi.. Setelah selesai kuliah kira2 jam 12.30 aku bergegas pulang dan sampe di rumah jam 13.00 langsung menuju kamar dan ganti pake daster dengan maksud mau mandi siang sambil membawa handuk saya lihat mang Sardi terbengong-bengong dengan tingkah lakuku itu dan sambil tersenyum saya berkata seperti ini ke dia “mamang handukin lagi Dita ya mang?” dia menganguk setengah tersenyum dan bilang gini “neng Dita mandi aja dulu nanti kalo udah selesai panggil mamang, pasti deh mamang nyamperin ke toilet”

    saya menganguk dan mandi, setelah selesai mandi saya panggil dia dan langsung masuk ke toilet tanpa permisi dan sepintas dia menyambar handukku dan tanpa basa basi saya keluar dari bathtub dan dia menghampiri, kali ini saya langsung menghadapnya dengan telanjang badan tanpa membelakanginya seperti pagi hari tadi,

    lalu dia langsung menghanduki rambutku yg basah kuyup oleh air dan saat itu kami tidak bicara satu sama lain hanya mungkin kata hati kami masing2 bicara sementara dia handukin rambut leher dan pundak saya , malah terpejam(mungkin saya sedikit menikmatinya) dan yg paling mendebarkan saat mang Sardi menghanduki dadaku kiri kanan itu benar2 lebih mendebarkan ketimbang di pagi hari itu.

    Dan saat bermenit-menit mang Sardi mengusap dadaku kiri kanan dengan handuk tiba2 dia nyeletuk seperti ini “neng Dita, kalo diusapnya tidak pake handuk seperti ini akan lebih nikmat!!!” lalu aku jawab “maksud mamang???langsung pake tangan mamang gitu!!!” dia menganguk seolah minta restu dariku, lalu saya pun menganguk tanda setuju….dan ternyata jauh dari pikiranku lebih nikmat langsung dielus pake tangan mang Sardi ketimbang dielus memakai handuk, sesaat tangan kiri dulu lalu kemudian tangan kanannya menyusul meremas lembut sambil sesekali melintir seperti memainkan volume radio tapeku.

    Dan benar saja nikmat sekali rasanya apalagi ini baru pertama kalinya seorang laki2 menyentuh langsung dengan telapak tangan ke dadaku dan lama-lama makin mengeras saja payudaraku saat itu, tidak sadar ternyata seperti mau pipis rasanya dan geli, nikmat, asik, enak campur aduk jadi satu saat mang Sardi terus mengelus buah dadaku yg belum pernah dielus itu, ternyata kejadianya hampir 1/4 jam kala dia mengelus dadaku ini.


    Semakin lama semakin tak sadar sambil terpejam saya merapatkan badan ke tubuh mang Sardi dan dia mundur ke belakang, punggungnya menyentuh dinding toilet dan saya terus semakin merapatkannya sambil tetap dia mengelus2 halus buah dada ini kiri kanan, dan posisi itu yang saya ingat,

    menimbulkan semacam gesekan benda yang mengeras hangat di balik sarungnya(o ya, saya lupa saat itu dia memakai kaos oblong dan kain sarung karena pulang Jum’atan di masjid depan rumahku) mungkin dia ga pake celana kolor karena dari gesekan tubuhku ini terasa sekali semacam kemaluan laki2(yg selama ini saya tau dari film dan cerita2 temen2)

    saat saya terpejam begitu lama2 dia berani menjulurkan lidahnya ke leher saya waktu itu, semula saya mau menghindar tapi tak kuasa untuk menghindarinya dan mencoba untuk menikmatinya, agak geli karena berkumis tapi lucunya posisi dia mendongkak ke atas karena saya lebih jangkung dari dia dan agak berjinjit kakinya dan dia menjilati leher kebawah lalu pundak dan akhirnya di dada, ini lebih nikmat rasanya ketimbang pake tangan dan ga sadar saya mengeluarkan suara ”SSSSTT…AHHH… AHHH…. HMMMMMM” mungkin begitu seingatku saat itu.

    Dan itu adalah nikmat dari segala nikmat menurutku saat itu, lalu lama2 dia seperti mau berjongkok dan ternyata berjongkok lidahnya menciumi perutku, udel, lalu ke kemaluan ku yang masih jarang berbulu ini,dan ahhhhh….saya tak sadar bersuara agak keras saat dia menciumi kemaluanku ini, karena saat itu benar2 baru pertama kali diciumin seperti itu sama laki2.

    nikmat sekali rasanya….Lalu terdengar telepon berdering, buru2 saya melepaskan pelukan mang Sardi di pinggang dan berlari ke ruang tengah sambil telanjang bulat dan agak basah tubuhku saat itu, basah karena air mandi dan liur mang Sardi, ternyata papah dari Bogor telepon mengabari kalo beliau sudah sampe disana, .

    dan setelah telepon ditutup saya membalikan badan ternyata mang Sardi sudah ada dibelakangku, dia mengikutiku sejak tadi berlari ke ruang tamu ini, dan dia bertanya dari siapa teleponnya,saya jawab dari papah di Bogor, lalu mang Sardi menyuruh saya berpakaian lagi sambil menyodorkan daster yang tadi ditanggalkan di toilet, lalu aku pakaikan dasterku saat itu dan masuk kamar.


    Sepintas saya liat jam 3.30 sore hari, lalu aku tertidur di kasur sampe terbangun dengan ketukan di pintu kamar “neng bangun neng udah magrib”begitu terdengar suara mang Sardi di balik pintu kamar, lalu aku ke bawah dan makan di meja makan sementara mang Sardi di dapur, lalu aku panggil, untuk makan sama2 di meja makan, semula dia menolak tapi akhirnya mau juga.

    Setelah makan, badan merasa gerah dan aku bermaksud untuk mandi lagi tepat jam 7.00 malam hari, lalu aku lihat mang Sardi sedang nonton tivi dan aku sengaja ajakin dia untuk sama2 ke toilet, semula dia menolak dengan alasan kalo nanti ketauan sama papah, tapi aku jawab papah di Bogor ini, jadi ga usah takut, akhirnya dia mau juga aku ajak ke toilet, entah kenapa saat itu pikiranku bener2 ngeres sejak mang Sardi supir ku siang harinya menciumi sekujur tubuhku.

    Setelah berada di toilet langsung saja aku masuk ke bathtub sementara mang Sardi saya suruh semburin air hangat yg keluar dari sower untuk disiramin ke sekujur tubuhku (tentu saja aku dalam keadaan telanjang bulat saat itu, ga ada suara , hening, yg terdengar hanya gemericik air disiramin diatas tubuh ini, sambil aku tiduran di bathub menikmati aliran air mang Sardi sepintas terlihat hanya memandang tubuh telanjangku, tapi aku pura2 ga liat, khawatir dia kabur ke luar toilet kalo tahu saya pandangin dia.

    Dan entah kenapa setelah air itu penuh di bathtub, aku punya ide gila untuk mengajak dia mandi bareng2, tapi tentu saja dia menolak(asal tau saja kalo mang Sardi ini orangnya loyal bgt sama keluarga kami)setelah tau dia menolak secara halus akhirnya saya ga kehabisan akal, saya menyuruh dia untuk menyabuni seluruh badan ini, seperti yg dilakukan mang Sardi supir ku disaat saya kecil, dan dia setuju.

    Lalu mulailah dia menyabuni mulai dari rambut,leher,bahu,punggung dada kiri kanan,dan berhenti di pinggang, saya tanya “kenapa mamang berhenti??”lalu dia jawab “takut dosa neng,neng Dita kan anak majikan saya neng!!!, nanti saya dikejar2 perasaan itu terus” saya mengerti dari raut mukanya dan menjawab seperti ini “mamang ga usah takut, kan kita cuman berdua, lagipula kalo Dita lakukan sama orang lain ga mungkin, soalnya mamang tau sendiri sifat mamah seperti apa ke Dita!!,

    sejak mamang ciumin tubuh Dita tadi siang jadi suka terbayang2 sama Dita mang” begitu penjelasanku polos saat itu, dan dia berkata”iya neng, mamang juga tadi siang bener2 khilaf, dan mamang pun udah lama ga seperti ini apalagi neng Dita sekarang ini tambah cantik,putih mulus jauh sekali dibandingkan dengan istri mamang dulu ”katanya sedih” lalu tanpa sadar saya berusaha untuk menghiburnya dengan refleks memeluknya dan ga terasa saya malah memegang kemaluannya diluar celananya dan terasa sekali sudah mengeras,tidak terlalu besar tapi saat itu benar2 pertama kali saya memegangnya, walaupun mang Sardi itu usianya 50 tahunan tapi masih keras sekali kemaluannya itu, terasa saat dipegang.

    Dan dia malah balas memelukku saat itu dalam keadaan basah kuyup dengan siraman sower kami saling memeluk sehingga baju oblong yang dipake sama mang Sardi supir ku ikut basah juga akhirnya secara diam2 saya bukakan kaos oblongnya sementara dia diam saja, dan terlihatlah dadanya yang berbulu dan kelihatan masih tegap, lebih tegap dibandingkan dengan tubuh papah,


    dia diam saja saat saya mencoba mengelus dadanya itu(seperti pada film2 porno yang saya tonton sama temen2 kampus) saya sempat bergetar kala mengelus dada yg berbulu itu, lalu secara spontan dia membelai rambut saya yg basah dan tangannya itu dua2nya mengelus pipiku lembut sekali saya cuman terpejam seakan dielus sama papah yg selama ini sibuk dengan pekerjaan kantornya.

    Dan sesaat terdiam saat dia memegang bahu saya dan turun tangannya ke dada yg kiri sementara tangan kanannya mengelus paha dan kemaluan saya, saya sempat diam dan malah memaju mundurkan tubuh saat itu seakan menikmati setiap belaiannya itu, sambil tetap mata ini terpejam dan secara refleks malah saya memeluknya erat sekali. .

    Dan tak lama dengan posisi memeluk sambil berdiri itu saya secara perlahan membuka gesper kulitnya seraya menurunkan celana panjang mang Sardi supir ku saat itu, dan setelah saya menurunkan celananya yg basah tersiram sower itu kemudian saya juga menurunkan celana kolor nya itu perlahan dan terlihatlah kemaluan laki2nya begitu mengkilat yang baru pertama kali saya lihat secara nyata dan asli di usia saya yang saat itu 19 tahun(sekarang udah 20 tahun),

    dan setelah terlihat itu dadaku tambah bergetar tak karuan ketika saya mencoba untuk memegangnya secara perlahan, dan dalam gengnggaman saya saat itu begitu hangat kemaluannya dan berdenyut seperti seekor burung, tapi menambah penasaran untuk berbuat lebih jauh tanpa memikirkan lagi yang namanya logika mana majikan mana pembantu.

    Mang Sardi supir ku saat itu juga sepintas saya lihat memejamkan mata yang pada akhirnya kami saling membelai, dimana mang Sardi membelai kemaluan saya yg semakin basah dan hangat, sementara saya pun membelai kejantanan mang Sardi yg hangat itu, lama2 saya secara naluri mengocok2nya seperti di film dan mang sardi seperti menikmati kocokan itu hampir sekira 15 menit saya mengocoknya.

    sementara saya telah mencapai puncak kenikmatan ketika mang Sardi memasukan jarinya maju mundur ke dalam kemaluan saya. Dan seperti mau pipis tapi enak dan nikmat rasanya ketika tubuh saya bergetar dan mengeluarkan suara mungkin seperti ini ini yang saya ingat

    “AAAhhhhhh..mmmmm.m.mmmmm..mm. .ennaakk mmaamang”sambil terus tanganku mengocok2 kejantanannnya itu, dan beberapa saat setelah saya merasa di puncak kenikmatan mang Sardi supir ku mengeluarkan pipis berwarna putih kental dan hangat belepotan di tanganku waktu itu yg akhirnya saya tau dari buku kalo itu adalah cairan sperma laki-laki,

    setelah itu dia melepaskan tangannya dari kemaluanku dan saya pun melepaskan kocokan di burungnya dan membersihkan tanganku yg penuh sperma dengan air sower, lalu mang Sardi menyuruhku memakai handuk dan tidur. Akupun naik ke atas dan ganti daster lalu tidur.

    Selintas di jam dinding kamarku jam 9.30 malam, saya ga bisa tidur sama sekali, yg terlintas di bayanganku saat itu hanyalah kejadian demi kejadian hari itu yang betul2 pengalaman mengasikan yg dilakukan kami berdua yaitu saya dengan mang Sardi supir ku , dan setelah kejadian itu kami seringkali melakukannya disaat adeku dan ortuku tidak ada di rumah.


    Terkadang mang Sardi saya ajak pura2 mengantarku pake mobil kesayanganku atau mobil papah dan kami melakukannya di berbagai tempat seperti dago, Lembang, Pangalengan dan tempat2 sejuk lainnya, tentu saja cari tempat yang aman tidak diketahui banyak orang, tapi sampai saat ini saya masih tulen perawan karena menurut mang Sardi, asal jangan dimasukin burungnya mamang, neng Dita akan tetap perawan, demikian tuturnya, lama-kelamaan saya jadi jatuh cinta sama mang Sardi supir ku yang terpaut jauh usia diatasku.

    Karena mungkin saya mencari figur papah yg selama ini kerap sibuk dinas di pekerjaannya. terserah pembaca mau percaya atau tidak tapi yg saya ceritakan ini benar adanya.

  • Kisah Memek Ngintip Pasutri Ngesex

    Kisah Memek Ngintip Pasutri Ngesex


    3218 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan nama aku Yudi, disni aku mau menceritakan kisahku yang terjadi saat aku masih kelas SMP dan gilanya aku mendapat pengalaman dari orang yang lebih tua jauh dariku, di usiaku yang memang menuju ke masa puber pastinya rasa ingin tau lebih dan rasa penasaran dan sudah mulai tertarik dengan lawan jenis aku mencoba untuk mencari informasi dari majalah dewasa atau situs porn.


    Dulu pertama kalinya aku mengeluarkan sperma saat aku membaca cerita dewasa yang aku pinjam dari teman sekolahku setiap malam sehabis belajar aku sering menyempatkan untuk membaca sambil tiduran di kamar dan menggosok gosok Yudiuanku sendiri sampai aku merasa klimaks keluarlah cairan yang berwarna putih tranparan , hal itu yang membuat merasa enak dan ketagihan tapi aku masih heran dengan cairan ini, kok beda dengan apa yang pernah aku tonton di film bokep bule, dimana sperma yang di keluarkannya agak kental, tapi setelah 3 tahunan aku bisa mengetahui rupanya factor umur juga mempengaruhi kekentalan spermaku.

    Pada waktu itu ada seorang pasutri yang hendak mencari rumah penginapan ditampunglah mereka berdua yang baru saja menikah di rumahku sambil mencari rumah kontrakan, untung saja ada satu kamar yang kosong sehingga sementara mereka berdua tidur di kamar tersebut, memang rumah ku besar di lengkapi dengan ruangan dapur dan tempat cuci, rasa penasaran ku timbul saat malam hari karena di dalam kamar mereka berdua sering bercanda dan pastinya ketawa seorang wanitanya sangat terdengar dari kamarku.

    Sering kali aku membayangkan mereka berdua dengan hal hal negatf karena aku habis membaca cerita dewasa dan membayangkan hal itu terjadi pada pasutri, karena kamarku dan kamar dia hanya di batasi oleh dinding yang terbuat dari papan sehingga aku bisa jelas untuk mengintip mereka lakukan aku cari dari celah celah dan menemukan tempat yang bisa mengintip mereka suatu malam saat lampu kamarku sudah aku matikan aku bergegas untuk mengetahui apa yang dilakukan benar saja mereka berdua sedang bermesraan dengan posisi sang istri sedang duduk di pangkuannya dan san suami berada di bawah sambil meremas remas buah dadanya sontak hal itu membuat aku semakin menikmati adegan ini dengan mata kepalaku sendiri.


    Langsung saja membuat penisku berdiri tegang, terlihat toket istrinya yang begitu mulus dan montok, aku yang menonton hal tersebut membuat penisku aku usap usap sendiri dengan posisi mulut suami sedang menjilati kedua toketnya sambil di hisap hisap srepp sreppp sreppp setelah puas menghisap putting istrinya dia berganti posisi dengan badan sang istri terlentang di atas ranjang, dibuka kedua kakinya terlihat gundukan memek yang di selimuti oleh bulu bulu jembutnya yang tabal dan hitam.

    Suaminya langsung mengambil posis dengan berlutut dan menghadap di Yudiuan istrinya , di angkat kaki dari sang istri dan di letetakkan di atas pundak suaminya kulihat wajah suaminya sedang berada di selakangan memeknya dan pastinya dia sedang menciumi dan menjilati memek istrinya, wajah istrinya geleng geleng menikmati sentuhan lidah dengan tanganya yang meremas rambut suaminya,

    Setalah suami merasa puas untuk memainkan memeknya , sang istri berganti posisi dengan dia untuk berdiri sebentar sambil menata selimut kulihat saat berdiri tubuh indahnya sangat menggairahkan dari bentuk toketnya yang bergelantungan dan bentuk memeknya, dari celah aku bisa melihat jelas saat istrinya mengangkang kakinya tepat diahadapanku terlihat memek yang basah rasanya ingin menyentuh memeknya yang jaraknya hanya dua tangan.

    Langsung sang suami mengambil posisi dengan dia mencopot pakaiannya dan terlihat batang Yudiuannya yang lebih besar dari punyaku dalam kondisi sudah tegang , dia mengambil posisi di depan istrinya dan dalam situasi tersebut aku hanya bisa melihat punggung suaminya yang membelakangiku saat aku mengintip, di angkat kaki sang istri dan secara perlahan bokong dari suaminya mulai menekan nekan secara teratur.dan setalah masuk penisnya ke dalam memeknya kaki dari istrinya melingkari paha dari suaminya di genjot pantat dari suaminya naik turun.

    Melihat hal itu aku mulai mengocok penisku dengan sebuh handboy agar licin, ahh ahh rasanya enak dan nikmat melihat langsung adegan ngentot di depan mata , yang biasanya aku hanya membayangkan dengan cara sehabis membaca majalah dewasa aku menghayal seperti apa yang di gambar, aku juga mengikuti ritme dari suaminya yang sedang mengempo memek istrinya, tak lama kurasakan tak kuat dan rasanya ingin mengeluarkan sebuah cairan ahhha hhhh keluarlah cairan spermaku di sekitar tanganku.


    Aku terus mengintip mereka berdua kira kira 5 menitan kulihat genjotan semakin cepat dan pantat suaminya semakin padat slupp slupp sluppp tangan dari istrinya memegang keras dari rambut suami tak lama tempo sudah mulai hilang, aku melihat seperti itu rasanya juga ingin menikmatinya dimana mereka berdua merasakan hal yang belum pantas aku lihat.

    Dengan keringat di punggung suaminya dia masih dalam keadaan menindih istrinya sambil merangkulnya, kemudian suaminya melepas penis yang tertancap dan tergeletak di samping tubuh istrinya kulihat kondisi penisnya sudah lemas tidak tegang lagi disertai cairan cairan yang mengalir wajah mereka berdua sangat puas diambil celana dalam dan selimut tadi buat alas untuk mengusap semua cairan yang tertumpah,

    Aku pun menyudahi tontonan perkempoan pasutri tersebut dengan cara berbaring di ranjang dan mengocok sekali lagi sampai klimaks aku pun langsung tidur dengan pulas, paginya aku sudah bangun dan masih bersantai di ranjang karena sekolahku itu berangkatnya siang hari dan pulangnya sore hari, kalau pagi dirumah seringnya sepi karena mamahku juga bekerja dan saudaraku juga berangkat sekolah pagi pagi, aku yang sedang berada di meja makan untuk makan pagi dan mengerjakan PR di sana, kudengar lagi suara ketawa dari kamar pasutri tersebut langsung saja aku bergegas untuk balik lagi ke kamar untuk melihat adegan yang menghibur.

    Aku pasang kedua mataku untuk menyasikkan adegan tersebut benar saja saat aku intip istrinya sedang dalam posisi menungging sedangkan suaminya yang berada di belakang sedang menjilati memeknya melihat hal itu seakan akan langsung penisku berdiri dan ingin mengeluarkan sperma lagi, lidah suaminya sungguh lihai menjilati memek , pantat yang bulat milik istrinya juga oke punya, kapan ya aku bisa merasakan untuk menikmati hal tersebut.


    Saat asyk asyk menonton adegan tersebut aku dikagetkan dengan tepukan tepat di pundakku, plukkkkk jantungku serasa berhenti aku kira orangtuaku pulang duluan dari kerjanya aduh aku tertangkap basah sedang mengintip , dan saat aku menoleh kebelakang rupanya tetanggaku yang sudah akrab dan biasanya kalau masuk memang gak pakai ketuk pintu dulu namanya Siska, di adalah tetangga sebelah rumahku yang sudah tinggal selama 3 tahun lebih,

    Dia tersenyum dan berbisik “eh kamu sedang apa” karena malu dan takut kalau di bilang sama ortuku aku pura pura tidur dan berselimut , flas back sedikit tentang kehidupan Siska di aadalah wanita yang sudah menikah dan sudah mempunyai anak 2 , dia sekarang tinggal sendiri tanpa di temani oleh suaminya karena suaminya juga ada istri mudanya di kota lain , jarang sekali suaminya menengok dia aku pernah lihat hanya 2 kali saja suaminya main di rumahnya, si Siska sering meminta bantuan pada keluargaku kadang pula dia meminjam uang dan beras untuk menghidupi anak anaknya karena suaminya juga sering terlambat dalam mengirim pesangon, dan dia jugqa akrab dengan kakakku kalau dia mau menjahit pakaiannya dan membayarnya jika sudah ada kiriman dari suaminya.

    Ada juga peristiwa aku dengan ibu Siska , dimana ini terjadi kira kira 2 bulan yang lalu dimana dia datang kerumahku dan saat itu aku sednag sendirian di rumah, katanya dia sudah ada janji pada kakaku untuk bisa mencoba pakaiannya yang sudah jadi dibuatkan kakakku, karena kakaku gak ada dirumah juga aku menemani ke ruangan jahit bersama bu Siska dia mencoba bajunya , “eh kamu keluar dulu”kata bu Siska

    Aku pun gak mau pura pura gak mendengar dia berbicara

    “eh kamu gak mau keluar ya, atau mau menemani disni untuk aku berganti pakaian??

    “ya kalau boleh sih”jawabku sekenanya

    Langsung dia mencopot pakainnya dan ingin mencoba baju yang sudah jadi, saat itu dia membelakangiku dengan posisi yang telanjang karena pada waktu itu dia tidak memakai celana dalam busyyyeettt melihat itu tanganku seakan akan bergerak sendiri untuk memegang pantatnya yang montok saat aku pegang dan mengelus , tanganku di tampar olehnya plakkkk “eh kamu kurang ajar ya “ katanya.


    Dia agak marah dan agak tersenyum jahat saat dia menampar tanganku tubuh dia berbalik dan kulihat betul bentuk toketnya yang sama sama montok di hadapanku, aku melihat itu langsung menelan ludah dan aku sangat bernafsu bentuk toket yang indah, perut yang seksi dan memek yang saat itu tanpa bulu mungkin habis di cukur bulunya sehingga warna dari memek terlihat betul dengan kecoklat coklatan.

    “eh nanti kamu aku bilangin mama kamu lho” aku pun diam saja dan dia berkata seperti dengan bentuk tubuh yang telanjang, saat dia mencoba untuk memaki bajunya dari atas karena itu kepala dan matanya tertutup oleh kain aku reflek lagi dengan tanganku mengayun memegang sebuah memeknya dengan tanganku, dia mungkin kaget dan langsung dia menjerit langsung aku berlari keluar dari kamar, disitulah awal aku bisa menyentuh tubuh bu Siska, kembali ke cerita lagi saat aku malu ketahuan oleh bu Siska aku tengkurap sambil mengambil selimut untuk menutupi wajahku karena malu ketahuan.

    Aku kira bu Siska langsung pergi dari kamarku malah dia bergantian yang mengintip adegan ngentot pasutri saat bu inta mengintip dia memegang pundakku aku menoleh ke wajah dia yang sedang duduk dia berbisik eh rupanya “mereka sedang asik ngentot” , nafas bu Siska sudah tak teratur dan aku yang masih malu masih dalam selimut , tiba tiba tangan bu Siska menyelinap dalam selimutku dan memegang penisku plekkkkk seketika membuat penisku berdiri aku pun diam saja dan bu Siska membuka celana dalamku memasukkan tangannya ke dalam sambil mengelus ngelus dan masih melihat adegan ngentotnya.

    Mungkin melihat hal itu bu Siska menjadi sange dia langsung berlutut dihadapanku dan membuka selimut langsung saja penisku yang belum besar di emutnya, gilllakkkk hal apa ini sungguh nikmat sekali dan geli rasanya, ahh ahh ahh tak lama karena merasa keenakan aku memuntahkan spermaku ke dalam mulut bu Siska crooottt crott crottt terasa sekali di bagian lututku gemetar dan dia masih mengulum penisku yang masih tegang sampai selesai dan terasa lemas lagi.

    Kemudian berganti posisi dia mencopot dasternya dan mengangkang tepat di wajahku, saat aku tiduran dia jongkong kulihat bentuk memek bu Siska yang di penuhi oleh jembut rupanya sudah basah karena melihat adegan ngentot di kamar sebelah, hmm bau nya khas agak sedikit pesing tapi membuat aku semakin bernafsu untuk mencoba menciuminya karena memang aku merasa penasaran dengan menjilati memek wanita,

    Di regangkan bibir memeknya dengan jarinya dan langsung menumpukan ke mulutku sempat aku sulit untuk bernafas hmm hmmmmhmm aku pegang pahanya untuk sedikit naik sekarang aku tak perlu iri dengan kamar sebelah karena aku juga sudah bisa menikmati memek bu Siska di hadapanku aku mencoba untuk menjilatinya slepp sleep seperti yang aku tonton tadi.

    Setelah merasa puas san basah aku minta berganti posisi sekarang tubuh bu Siska rebahan di atas ranjang, dirinya membuka selakangannya menyuruhku untuk segera memasukkan penisku yang sudah berdiri lagi, aku langsung menindih badan bu Siska ku cium juga keuda toketnya saat wajahku terbenam di antara toketnya aku memegang penisku dan mencoba untuk masuk kedalam celah memeknya bu Siska yang membantu memasukkan penisku ke dalam memek , saat bless masuk pertaman rasanya sangat weeenaaakkk sekali seperti ada yang memijat dari dalam dan hangat sekali.


    Aku langusung sedikit memompa mompa dengan naik turun, bless bless bless tak lama bu Siska merasa tubuhnya kejang dan kakinya merangkul pantatku sambil menekan lebih dalam jadinya penisku terbenam semua ke dalam Yudiuannya , dia mendesah ahhh ahhha hhhh seperti orang menangis, tak lama dia diam tapi yang aku rasakan di dalam memeknya seperti ada menyedot penisku dan diguyur oleh cairan hangat yang keluar dari memek bu Siska, tangan dia merangkul kepalaku dan menempelkan ke dua toketnya.

    Aku yang juga tak tahan menyemprotkan lagi untuk kedua kalinya tapi ini di dalam memek, ahh ahhh ahh aku bergumam di dada agar tak kedengaran suara suara desaha di samping kamar sebelah. Beberapa menit karena kami kelelahan aku masih berada di atas dadanya kemudian bu Siska melepaskan rangkulan kakinya dan menoleh ke samping sedangkan aku juga langsung mencabut penisku melhat wajah bu Siska yang memerah dan matanya sayu sayu membuat nafsuku timbul lagi, dan penisku berdiri lagi aku sempatkan untuk memasukkan lagi ke dalam memeknya dengan posisi miring, karena sudah becek terlihat jelas suara seperti aku sedang mengocok dengan sabun di kamr mandi.

    Dengan wajah yang mendesah bu Siska aku langsung masuk keluarkan penisku dan pantat dia juga bergoyang sambil merintih menggigit bibirnya cepat sekali aku terangsang dengan denyutan memeknya dan ahhh ahhh aku mengeluarkan lagi cairan sperma tapi tak banyak seperti awal tadi, kulihat waktu sudah mau jam 11 siang aku langsung bersiap siap untuk mandi dan pergi kesekolah sedangkan bu Siska juga bergegas untuk pulang ke rumahnya.


    Kira kira 3 bulan pasutri itu tinggal di rumahku dan sudha mendapatkan rumah kontrakan yang baru. Dimana aku kalau siang tidak ada temannya dan hanya sendiri dari situ bu Siska kadang maen ke rumahku mengajak untuk bersetubuh dan kami melakukan dengan sangat puas sampai 4 ronde biasanya karena memang bu Siska mempunyai nafsu yang sangat tinggi juga,

    Aku dan bu Siska tak lama kemudian keluargaku pindah ke Jakarta dan orang orang di rumah tidak mengetahui kalau aku dan bu Siska setiap hari ngentot karena memang bu Siska sudah lama tidak merasakan ini dengan suaminya aku yang masih muda juga bisa mengimbangi tubuh bu Siska yang mana sudah mempunyai anak, anak yang pertama masih kelas 1 SMP cewek namanya Friska,

  • Kisah Memek Kenangan Indah Dari Ayu

    Kisah Memek Kenangan Indah Dari Ayu


    4072 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Kenangan Indah Dari Ayu ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2018.

    Duniabola99.com – Aku punya adik ipar, Ayu namanya. Orangnya cantik, masi di SMU. Bodinya proporsional, gak toge tapi tocil juga enggak. Pinggulnya rada gede juga sehingga kalo liat dia jalan pake jins ketat dari blakang, goyangan pantatnya merangsang juga. Yang lebi merangsang lagi, Ayu punya kumis halus diatas bibir mungilnya. Pasti jembutnya rimbun deh, dan yang lebi penting lagi napsunya besar. Fastbet99

    Aku gak tau napa kok dia dikirim ortunya ke tempat kakaknya (istriku) untuk melanjutkan sekolahnya, padahal dia baru kelas 1. Biasanya kalo dah lulus SMU ya mo nerusin skolah pindah bisa dimengerti. Aku gak banyak nanya ke istri tentang kepindahan Ayu kerumahku. Yang aku tau, Ayu tu bukan adik kandung istri tapi dia diangkat anak oleh mertuaku sejak kecil, dan sudah dianggap sebagai anak sendiri. Istriku kerja sebagai tenaga marketing suatu perusahan asing sehingga sering sekali mendapat tugas keluar kota, sedang aku bekerja sebagai konsultan freelance, sehingga banyak melakukan pekerjaan dari rumah saja. Ketempat klien kalo diperlukan saja. Ya gak apa si, itung2 aku jadi penunggu rumah. Makanya aku seneng banget ketika Ayu tinggal dirumahku. Aku membantu mengurus kepindahan Ayu ke SMU yang deket dengan rumahku, repot juga birokrasinya, tapi dengan sedikti pelicin semuanya akhirnya beres dan Ayu diterima disekolah tersebut dan boleh langsung masuk. Baru 2 hari Ayu dirumah, istriku dapet tugas keluar kota lagi ke Sulawesi sehingga makan waktu 2 mingguan. Ya namanya tugas, harus dilaksanakan, baeknya kami belon punya anak, sehingga aku gak repot kalo ditinggal2 seperti itu. aku terbiasa mengurus rumahtangga, karena sejak dulu aku selalu hidup sendiri.

    Sore itu, Ayu aku ngajak ngobrol di sofa. Dia pake celana pendek yang pendek banget dan tanktop, kayanya gak pake bra, sehingga toketnya bergerak mengikuti gerakan badannya. Merangsang juga ni anak. Aku nanya kenapa kok dia pindah ketempatku. “Mangnya mas gak tau ya”, kata Ayu. “Aku gak nanya kakakmu Yu, dia juga gak crita apa2 ke aku, cuma bilang kamu mo pindah skolah kesini ja”. “ayu malu ni mas critanya”. “Napa malu, aku kan masmu sendiri”. “aku maen ma om tetangga rumah mas”. “Wah, enak dong si om dapetin kamu”. “Ah mas, Ayu serius ni”. “Ya terus?” “Si om juga yang mrawanin Ayu, tapi enak, makanya Ayu jadi ketagihan terus deh maen ma si om”. “Kamu maennya dimana Yu’. “Mula2 dirumah si om, waktu tantenya lagi pergi. Dah gitu suka janjian ketemuan di mal, trus cek in ke motel, waktu ayu pulang skolah”. “maennya brapa ronde kalo dimotel”. “Karna gak bisa lama2 ya cuma 2 ronde, kan mesti pulang sore Ayu nya”. “Gak perna sampe nginep ya Yu”. Perna mas, si om bohong ma tante katanya mo pergi keluar kota, padahal cek in ma Ayu di hotel semalem. Ayu bilang ma bonyok nginep dirumah temen. Wah si om napsu banget maennya dihotel, ampe 4 ronde mas”. “Wah mas jadi kringeten neh ngebayangin Ayu maen ma si om”. “Kok ngebayangin si mas”. “La iya lah, kamu critanya napsuin gitu”. “Trus mas ngaceng ya” “La iya lah, lelaki mana yang gak ngaceng kalo dengerin Ayu crita lagi maen. Trus kenapa kok Ayu disuru ketempat mas ma kakak?” “Ketauan juga mas ma bonyok. Ada yang bilang dia liat Ayu ma si om gandengan di ml. Ya udah deh, Ayu gak bisa ngelit lagi. Heboh juga karena bonyok mengcounter si om. Baiknya bisa didamein, tadinya bokap mo bawa kasus ini ke polisi segala. Baeknya enggak”. “Kadung malu, makanya Ayu disuru ke tempat mas ma kakak. Mas masi kringeten?” tanyanya sambil tertawa, manis sekali ni akan, seksi lagi cuma celana pendek banget dan tanktop tanpa bra. “Mas, dah nikah segini lama kok gak punya anak si, mas gak bisa ya”. “Enak aja, mo mas buktiin ma kamu kalo mas bisa?” jawabku membuka front. “Mangnya mas brani ngelakuin ma Ayu?” “Napa enggak, kalo Ayunya mau tapi”. Ayu diem saja. “Mau gak Yu, aku si mau banget lo”. “Gak enak ma kakak mas”. “Ya tapi kakakmu tu kerjanya kluar kota terus, mas ditinggal sendiri terus, gimana mo bikin anak kan”. “Kacian, mas kesepian ya, kan skarang ada Ayu yang nemenin”. Dia duduk merapat ke aku. “Mau ya Yu”, kataku sambil mengelus pipiku. Ayu noleh ke aku, aku tidak menyia2kan kesempatan ini, perlahan tapi pasti aku mengecup bibir mungilnya.

    Ayu membiarkan aku mengulum2 bibirnya, kemudian ciuman kuarahkan ke
    lehernya, terus menyusur kepipinya. Tubuhnya bergeser makin merapat, bibirnya kulumat lagi dengan lembut. Sambil kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, tangan kuslusupkan kedalam tanktopnya dan meremas lembut toketnya yang masih terbungkus bra. Ohh.., toketnya ternyata tercakup seluruhnya dalam tanganku. Dan ayu rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsunya, padahal baru awal pemanasan.


    “Kamu dah pengen ya Yu”. “Iya mas, dah lama rasanya ayu gak ngerasain nikmat lagi”. “Mau kan aku kasi kenikmatan”. “Mau banget mas”. Bibirku mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan tanktopnya, lehernya kukecup, kujilat kadang kugigit lembut. Sambil tanganku terus meremas-remas toketnya. Kemudian tanganku menjalar ke punggungnya dan melepas kaitan branya sehingga toketnya bebas dari penutup. Bibirku terus menelusur di permukaan kulitnya. Dan mulai pentil kirinya tersentuh lidahku dan kuhisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketnya akan kuhisap. Dan tangan satuku mulai turun dan memainkan pusernya, membuat ayu merasa geli tapi nikmat, napsunya makin berkobar karena elusan tanganku. Kemudian tanganku turun lagi dan menjamah selangkangannya. me meknya yang pasti sudah basah sekali. Lama hal itu kulakukan sampai akhirnya aku kemudian membuka ristsluiting celana pendeknya dan menarik celananya ke bawah. Tinggalah CD mininya yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu.

    jembutnya lebih terlihat jelas karena CDnya sudah basah karena cairan me meknya yang sudah banjir. Kubelai celah me meknya dengan perlahan. Sesekali jariku menyentuh it ilnya’ karena ketika dielus pahanya otomatis mengangkang agar aku bisa mengakses daerah me meknya dengan leluasa.

    kemudian CDnya yang sudah basah itu kulepaskan. Ayu mengangkat pantatnya agar aku bisa melepas pembungkus tubuhnya yang terakhir.
    Jariku mulai sengaja memainkan it ilnya. Dan akhirnya jariku itu masuk ke dalam me meknya. bibirku terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali kuhisap dan terus menjalar ke perutnya. Dan akhirnya sampailah ke me meknya. Kali ini kucium jembutnya yang lebat dan bibir me meknya kubuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali me meknya kumainkan dengan bibirku, kadang bibirnya kuhisap, kadang it ilnya, akhirnya lidahku masuk di antara kedua bibir me meknya sambil menghisap it ilnya. Hanya dalam beberapa menit ayu benar-benar tak tahan. Dan.. Ayu mengejang dan dengan sekuatnya ayu berteriak sambil mengangkat pantatnya supaya merapatkan it ilnya dengan mulutku, dia meremas-remas rambutku. Aku terus mencumbu me meknya, belum puas aku memainkan me meknya hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat.

    “Mas, Ayu sudah pengen dien tot.” katanya memohon sambil membuka pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit, mengangkat badannya yang sudah lemes dan kubawa ke kamar. Ayu kubaringkan di ranjang dan aku mulai membuka baju, kemudian celana. Ayu terkejut melihat kon tolku yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDku. Kemudian aku juga melepas CDku. “Mas, gede banget kon tol mas, mana panjang lagi”. “Mana gedean ma si om?” “gedean mas lah”. Sementara itu ayu terbaring menunggu. kon tolku yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Ayu merinding apakah muat kon tol segitu besarnya di me meknya. Dan saat aku pelan-pelan menindihnya, ayu membuka pahanya makin lebar, rasanya tidak sabar me meknya menunggu masuknya kon tolku yang extra gede itu. Ayu pejamkan mata. Aku mulai mendekapnya sambil terus mencium bibirnya, bibir me meknya mulai tersentuh ujung kon tolku. Sebentar kuusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir me meknya terdesak menyamping.


    Terdesak kon tol besarku itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang me meknya dimasuki kon tolku. Ayu menahan nafas. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk kon tolku. Ayu mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus..Akhirnya ujung kon tolku menyentuh bagian dalam me meknya, maka secara refleks Ayu merapatkan pahanya, aku terus menciumi bibir dan lehernya. Dan tanganku tak henti-henti meremas-remas toketnya. kon tol besarku mulai kuenjotkan halus dan pelan. supaya ayu tidak kesakitan. Ayu benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah dia alami. Nafasnya cepat sekali memburu, terengah-engah. Ayu benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kon tol besar ku. Maka hanya dalam waktu yang singkat ayu makin tak tahan. aku tahu bahwa ayu semakin hanyut. Maka makin gencar aku melumat bibir dan lehernya, dan remasan di toketnya makin kuat. Dengan tusukan kon tolku yang agak kuat dan kupepet it ilnya dengan menggoyang goyangnya, ayu menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya mencengkeram kuat-kuat sekenanya. me meknya menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah dia alami. ayu benar benar menerima kenikmatan yang luar biasa. Ayu tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Mas, Ayu nyampe maas”, teriaknya. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas. dua kali ayu nyampe dalam waktu relatif singkat, aku membelai rambutnya yang basah keringatan. Dia membuka matanya, aku tersenyum dan menciumnya lembut sekali, tak henti hentinya toketnya kuremas-remas pelan.

    Tiba tiba, serangan cepat bibirku melumat bibirbya kuat dan diteruskan ke leher serta tanganku meremas-remas toketnya lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat kembali aku mengenjotkan kon tolku semakin cepat. Uhh, sekali lagi ayu nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali ayu berteriak lebih keras lagi. Aku terus mengenjotkan kon tolku dan kali ini aku ikut menggelepar, wajahku menengadah. Satu tanganku mencengkeram lengannya dan satunya menekan toketnya. Ayu makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di dalam me meknya, menyembur berulang kali. Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi me meknya, hangat sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat.

    Setelah selesai, aku memiringkan tubuh dan tanganku tetap meremas lembut toketnya sambil mencium wajahnya. Ayu senang dengan perlakuanku terhadapnya. “Yu, kamu luar biasa, me mekmu peret dan nikmat sekali”, pujiku sambil membelai dadanya. “Mas juga hebat. Bisa membuat Ayu nyampe beberapa kali, dan baru kali ini Ayu bisa nyampe dan merasakan kon tol raksasa. Hihi..” “Jadi kamu suka dengan kon tolku?” godaku sambil menggerakkan kon tolku dan membelai belai wajahnya. “Ya mas, kon tol mas nikmat, besar, panjang dan keras banget” jawabnya jujur. “Enak mana mas, ngen totin kakak apa ngen totin Ayu”. “Nikmat ma kamu Yu, me mek kamu peret banget”. “Mangnya me mek kakak gak perert, kan kakak belon punya anak”. “Gak tau deh, aku puas banget ngen totin kamu”. “Ya udah, mas ngen totin Ayu ja kalo kakak kluar kota”. Aku tidak langsung mencabut kon tolku, tapi malah mengajak mengobrol sembari kon tolku makin mengecil. Dan tak henti-hentinya aku mencium, membelai rambutnya dan yang paling aku suka membelai toketnya. Ayu merasakan pejuku yang bercampur dengan cairan me meknya mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kon tol kucabut sambil menciumnya lembut sekali. Benar benar ayu terbuai dengan perlakuanku. Ayu tertidur dalam pelukanku, sepertinya dia merasa nyaman dan benar-benar terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya dibayangkan saja.


    Ayu bangun masih dalam pelukanku. “Kamu tidur nyenyak sekali, Yu”, kataku sambil membelai rambutnya. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Aku lalu mengajaknya mandi. Kubimbing ayu ke kamar mandi, saat berjalan ayu merasa masih ada yang mengganjal me meknya dan ternyata masih ada peju yang mengalir di pahanya, saking banyaknya aku mengecretkan peju di dalam me meknya. Dalam bathtub yang berisi air hangat, ayu duduk di atas pahaku. Aku mengusap-usap menyabuni punggungnya, dan ayupun menyabuni punggungku. Aku memeluknya sangat erat hingga dadaku menekan toketnya. Sesekali ayu menggeliatkan badannya sehingga pentilnya bergesekan dengan dadaku yang dipenuhi busa sabun. pentilnya semakin mengeras. Pangkal pahanya yang terendam air hangat tersenggol2 kon tolku. Hal itu menyebabkan napsunya mulai berkobar kembali.

    Ayu kutarik sehingga menempel lebih erat ke tubuhku. Aku menyabuni punggungnya. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tanganku terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-usap pantatnya dan kuremasnya. kon tolku pun mulai ngaceng ketika menyentuh me meknya. Terasa bibir luar me meknya bergesekan dengan kon tolku. Dengan usapan lembut, aku terus menyusuri pantatnya. Aku mengusap beberapa kali hingga ujung jariku menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan me meknya. “Mas nakal!” desahnya sambil menggeliat mengangkat pinggulnya. Walau tengkuknya basah, ayu merasa bulu roma di tengkuknya meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari me meknya. Ayu menggeliatkan pinggulnya. Aku mengecup lehernya berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir me meknya. Tak lama kemudian, tanganku semakin jauh menyusur hingga akhirnya mengusap2 lipatan bibir luar me meknya. Aku berulang kali mengecup lehernya. Sesekali kujilat, sesekali kugigit dengan gemas. “Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya berulang kali. Lalu ayu bangkit dari pangkuanku. Ayu tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di me meknya.

    Tapi ketika berdiri, kedua lututnya terasa goyah. Dengan cepat aku pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin ayu terjatuh. Aku menyangga punggungnya dengan dadaku. Lalu kuusapkan kembali cairan sabun ke perutnya. Aku menggerakkan tangan keatas, meremas dengan lembut kedua toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan jempol dan telunjuk. Pentil kiri dan kanan kuremas bersamaan. Lalu aku mengusap semakin ke atas dan berhenti di lehernya. “Mas, lama amat menyabuninya” rintihnya sambil menggeliatkan pinggulnya. Ayu merasakan kon tolku semakin keras dan besar. Hal itu dapat dirasakannya karena kon tolku makin dalam terselip di pantatnya. Tangan kirinya segera meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelerku dengan gemas. Aku menggerakkan telapak kanan ke arah pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap usap jembut lebatnya, lalu mengusap me meknya berulang kali. Jari tengahku terselip di antara kedua bibir luar me meknya. Aku mengusap berulang kali.


    it ilnya pun menjadi sasaran usapanku. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan kon tolku makin kuat menekan pantatnya. Ayu merasa lendir membanjiri me meknya.Ayu jongkok agar me meknya terendam ke dalam air. Dibersihkannya celah diantara bibir me meknya dengan mengusapkan 2 jarinya.

    Ketika menengadah ayu melihat kon tolku telah berada persis didepannya. kon tolku telah ngaceng berat. “Mas, kuat banget sih, baru aja ngecret di me mek Ayu sekarang sudah ngaceng lagi”, katanya sambil meremas kon tolku, lalu diarahkan ke mulutnya. Dikecupnya ujung kepala kon tolku. Tubuhku bergetar menahan nikmat ketika ayu menjilati kepala kon tolku. Aku meraih bahunya karena tak sanggup lagi menahan napsu. Setelah ayu berdiri, kaki kirinya kuangkat dan kuletakkan di pinggir bath tub. Ayu

    kubuat menungging sambil memegang dinding di depannya dan aku menyelipkan kepala kon tolku ke celah di antara bibir me meknya. “Argh, aarrgghh..,!” rintihnya. Aku menarik kon tolku perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar me meknya ikut terdorong bersama kon tolku. Perlahan-lahan menarik kembali kon tolku sambil berkata “Enak Yu?” “Enaak banget mas”. Aku mengenjotkan

    kon tolku dengan cepat sambil meremas bongkah pantatnya dan tanganku satunya meremas toketnya. “Aarrgghh..!” rintihnya ketika merasakan kon tolku kembali menghunjam me meknya. Ayu terpaksa berjinjit karena kon tolku terasa seolah membelah me meknya karena besarnya. Terasa me meknya sesek kemasukan kon tolku yang besar dan panjang itu. Aku dengan erat mememegang pinggulnya dan mengenjotkan kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahaku berbenturan dengan pantatnya. “Aarrgghh.., aarrgghh..! Mas.., Ayu nyampe..!” Ayu lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Aku juga tidak dapat menahan pejuku lebih lama lagi. “Aarrgghh.., Yu”, kataku sambil menghunjamkan kon tolku sedalam-dalamnya. “Mas.., sstt, sstt..” katanya karena berulangkali merasa tembakan pejuku dime meknya. “Aarrgghh.., Yu, enaknya!” bisikku ditelinganya. “Mas.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dien tot mas”, jawabnya karena nikmat ketika dia nyampe. aku masih mencengkeram pantatnya sementara kon tolku masih nancep dime meknya. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kon tolku yang masih menancap di me meknya.

    Kemudian aku membimbingnya ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat. Setelah selesai aku keluar duluan, sedang ayu masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, ayu keluar dari kamar mandi. Aku sudah menyiapkan makan seadanya. Ayu kupersilakan minum dan makan sambil mengobrol, dan diiringi lagu lembut. Setelah makan, aku lalu memintanya duduk di pangkuanku. Ayu menurut saja. Sambil mengobrol, ayu kumanja dengan belaian. Kuraih dagunya, dan kucium bibirnya dengan hangatnya, ayu mengimbangi ciumanku. selanjutnya aku mulai meremas-remas lembut toketnya, kemudian menelusuri antara dada dan pahanya. ayu sadar bahwa sesuatu yang dia duduki terasa mulai agak mengeras. Ohh, langsung ayu bangkit. Ayu bersimpuh di depanku, kon tolku sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala kon tolku sudah mulai sedikit mencuat keluar dari kulupnya lalu diraih,dibelai dan kulupnya ditutupkan lagi. sebelum penuh ngacengnya langsung ayu mengulum kon tolku. Ayu memainkan kulup kon tol yang tebal dengan lidahnya. Ditariknya kulup ke ujung, membuat kepala kon tolku tertutup kulupnya dan segera dikulum, dimainkan kulupku dengan lidahnya dan diselipkannya lidahnya ke dalam kulupku sambil lidahnya berputar masuk di antara kulup dan kepala kon tolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kon tolku makin membengkak.


    aku mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahnya dan membuat mulutnya semakin penuh. “Mas hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk mas”, katanya yang juga sudah terangsang. Aku makin tak tahan menerima rangsangan lidahnya.
    Maka ayu kuajak ke tempat tidur. kakinya kutahan sambil tersenyum, kuteruskan dengan membuka kakinya dan aku langsung menelungkup di antara pahanya. “Aku suka melihat me mek kamu yu” ujarku sambil membelai bulu jembutnya yang lebat. “Mengapa?” “Sebab jembutmu lebat dan cewek yang jembutnya lebat napsunya besar, kalau dien tot jadi binal seperti kamu, juga tebal bibirnya”. Aku terus membelai jembutnya dan bibir me meknya. Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-tarik seperti mainan.

    Ayu suka me meknya dimainkan berlama-lama, ayu terkadang melirik apa yang kulakukan. Seterusnya dengan dua jari aku membuka bibir me meknya, ayu makin terangsang dan makin banyak keluar cairan dari me meknya. aku terus memainkan me meknya seolah tak puas-puas memperhatikan me meknya, kadang kadang kusentuh sedikit it ilnya, membuat ayu penasaran. Tak sadar pinggulnya mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat ayu mengangkat pinggulnya, langsung kusambut dengan bibirku. Aku menghisap lubang me meknya yang sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk me meknya, dan saat kujilat it ilnya dengan ujung lidah, cepat sekali menggelitik ujung it ilnya, benar benar ayu tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat ayu tak sadar berteriak.. “Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia terangsang, dan ayu sudah tak tahan lagi. “Ayo dong mas, Ayu pingin dien tot lagi” ujarnya sambil menarik bantal.

    Aku langsung menempatkan tubuhku makin ke atas dan mengarahkan kon tol gedeku ke arah me meknya. Ayu masih sempat melirik saat aku memegang kon tolku untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir me meknya. saat kepala kon tolku telah menyentuh di antara bibir me meknya, ayu menahan nafas untuk menikmatinya. setelah kepala kon tolku mulai menyelinap di antara bibir me meknya dan menyelusup lubang me meknya, pelan-pelan kutekan dan aku mulai mencium bibirnya lembut. Makin ke dalam. Ayu merapatkan pahanya supaya kon tolku tidak terlalu masuk ke dalam. Aku langsung menjepit kedua pahanya hingga terasa sekali kon tolku menekan dinding me meknya. kon tolku semakin masuk. Belum semuanya masuk, aku menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulnya naik mencegahnya agar tidak lepas. Beberapa kali kulakukan sampai akhirnya ayu penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah aku puas menggodanya, tiba tiba dengan hentakan agak keras, kupercepat gerakan mengenjot hingga ayu kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, aku meremas toketnya dan menciumi lehernya. Akhirnya ayu mengelepar-gelepar. Dan sampailah ayu kepuncak. Tak tahan ayu berteriak, terus. aku menyerang dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya ayu melewati puncak kenikmatan.


    Lama sekali. Tak kuat ayu meneruskannya. Ayu memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenaganya dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatku. Ayu terkulai lemas sekali, keringatnya bercucuran. Hampir pingsan ayu menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar ayu tidak menyesal ngen tot dengan aku, aku dapat mengolah tubuhnya menuju kenikmatan yang tiada tara.

    Kemudian pahaku mulai kembali menjepit kedua pahanya dan kurapatkan, tubuhku menindihnya serta lehernya kembali kucumbu. Ayu memeluk tubuhku yang besar dan aku kembali meremas toketnya. Pelan-pelan mulai kuenjotkan kon tolku. Kali ini ayu ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhnya. Tanganku terus menelusuri permukaan tubuhnya. Dadaku merangsang dadanya setiap kali bergeseran mengenai pentilnya. Dan kon tol kupompakan dengan sepenuh perasaan, lembut sekali, bibirku menjelajah leher dan bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Ayu berusaha menggeliat, tapi tubuhnya kupeluk cukup kuat, hanya tangannya yang mulai menggapai apa saja yang dia dapat. Aku makin meningkatkan cumbuan dan memompakan kon tolku makin cepat. Gesekan di dinding me meknya makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini lehernya kugigit agak kuat dan kumasukkan seluruh batang kon tolku serta kugoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di it ilnya.

    Maka jebol lah bendungannya, ayu mencapai puncak kembali. Kali ini terasa lain, tidak liar seperti tadi. Puncak kenikmatan ini terasa nyaman dan romantis sekali, tapi tiba tiba aku dengan cepat mengenjot lagi. Kembali ayu berteriak sekuatnya menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, ayu meronta sekenanya. dia menggigit pundakku saat aku menghujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat. Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi saat itu kubalik tubuhnya hingga ayu di atas tubuhku. Ayu terkulai di atas tubuhku.

    Dengan sisa tenaganya ayu mengeluarkan kon tolku dari me meknya. Dan diraihnya batang kon tolku. Tanpa pikir panjang, kon tol yang masih berlumuran cairan me meknya sendiri dikulum dan dikocok. Dan pinggulnya kuraih hingga akhirnya ayu telungkup di atasku lagi dengan posisi terbalik. Kembali me meknya yang berlumuran cairan jadi mainanku, ayu makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kon tolku. Aku memeluk pinggulnya. Kuhisap it ilnya sambil ujung lidahku menari cepat sekali.


    Tubuhnya mengejang dan dia menjepit kepalaku dengan kedua pahanya dan dirapatkannya pinggulnya agar bibir me meknya merapat ke bibirku. Ayu gak bisa berteriak tapi karena mulutnya penuh, dan tanpa sadar ayu menggigit agak kuat kon tolku dan dicengkeramnya dengan kuat saat dia masih menikmati orgasme. “Yu, aku mau ngecret yug, di dalam me mekmu ya”, kataku sambil menelentangkan ayu. “Ya, mas”, jawabnya. Aku menaiki ayu dan dengan satu hentakan keras, kon tolku yang besar sudah kembali menyesaki me meknya. Aku langsung mengenjot kon tolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhkupun mengejang. Pantat dihentakkannya ke atas dengan kuat sehingga kon tolku nancap semuanya ke dalam me meknya dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat. Herannya, ngecret yang ketiga masih saja pejuku masi keluar banyak. Aku menelungkup diatasnya sambil memeluknya erat2. “Yu, nikmat sekali ngen tot sama kamu, me mek kamu kuat sekali cengkeramannya ke kon tolku”, bisikku di telinganya. “Ya mas, Ayu juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman me mek Ayu terasa kuat karena kon tol mas kan gede banget. Rasanya sesek deh me mek Ayu kalau mas neken kon tolku masuk semua. Kalau ada kesempatan, Ayu dien tot lagi ya mas”, jawabnya. “Ya sayang”, lalu bibirnya kucium dengan mesra.

    Kisah Seks,Cerita Sex,Cerita Panas,Cerita Bokep,Cerita Hot,Cerita Mesum,Cerita Dewasa,Cerita Ngentot,Cerita Sex Bergambar,Cerita ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Pasutri.


  • Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange

    Teman Kantor Ku Yang Montok Dan Hot Sedang Sange


    3093 views

    Duniabola99.com – Aku sudah berkeluarga dan dikaruniai anak 1 yang masih 2 tahun umurnya, perkenalkan namaku Citra usiaku saat ini 26 tahun, aku menikah dengan suamiku 4 tahun yang lalu, dimana suamiku itu sangat harmonis denganku dan pastinya romantis, kami bertemu di kantor suamiku team satu kerja denganku sampai sekarang. Dulunya aku tidak menaruh rasa simpati dengannya tapi namanya witing tresno jalaran seko kulino kata orang jawa.

    Terlalu keasikan pertemanan jadi kita memasuki area pacaran saat itu dan kami semakin kompak dalam menghadapi masalah saat waktu pacaran, aku tidak kwuatir kalau pulang malam karena suamiku itu setia setiap saat kalau aku pulang malam dia sering menjemput aku di kantor waluapun dia kadang pulang rumah dulu. Trus balik lagi untuk menjemput aku.

    Oh ya aku saat ini aku bekerja di bagian keuangan salah satu NGO asing yang menangani perpajakan sehingga banyak sekali tugasku menuntut aku harus banyak menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang pajak yang sudah menjadi rahasia umum sangat banyak tuntutan.

    Akupun jadi terbiasa menghadapi mereka dan tak jarang untuk dapat “melunakkan” hati mereka aku harus bersikap seluwes bahkan cenderung berpura-pura genit termasuk tampil agak seronok dengan tujuan supaya tugasku dapat selesai dengan mudah.

    Untungnya suamiku cukup bijaksana dan dapat memahami keberadaanku dengan memberikan kepercayaan 100% kepadaku.

    Ternyata keleluasaan ini justru membawa aku kedalam situasi yang sulit hingga akhirnya aku memasuki satu dunia yang belum pernah kukenal tapi gilanya aku jadi sulit untuk keluar dari dunia tersebut yaitu threesome sex.

    Awalnya ketika itu kantorku menjelang tutup buku dan seperti biasanya kesibukan kami di keuangan menjadi luar biasa tingginya sampai-sampai ada beberapa rekanku yang harus pulang kantor menjelang pagi.

    Aku sendiri tetap pada tugas utama yaitu merapihkan laporan-laporan pajak dengan dibantu oleh petugas-petugas pajak. Syukurlah kali ini yang ditugasi untuk konsolidasi ada 2 orang yang sudah tidak asing bagiku yaitu Iwan (26) dan Jaka (25) sehingga aku tidak perlu buang-buang waktu untuk beradoptasi dan menjelaskan kondisi kantorku.

    Kami janjian ketemu di Hertz Chicken untuk makan siang sekaligus berdiskusi awal menyepakati hal-hal apa yang harus dilakukan dan pembagian tugasnya. Karena sudah akrab kamipun menyelingi diskusi dengan senda gurau dan setelah itu kami lanjutkan pekerjaan inti di kantor mereka yang letaknya cukup jauh yaitu di Tanggerang. 3 hari pertama semua berlangsung normal, ketika memasuki hari ke 4 volume pekerjaan semakin serius sehingga tidak terasa sudah jam 8 malam.

    Sedangkan target selesai kerjaan kami hari ke 6 sudah harus dilaporkan.

    Akupun jadi gelisah sendiri dan rupanya Iwan menangkap gelagat itu dan mencoba membantuku mencari solusinya.

    “Bukan apa-apa Her, rumahku kan jauh sekali di Bogor sedangkan jam segini aku masih di Tanggerang”

    “Ya udah begini saja, bagaimana kalau Mbak Desy bermalam saja di cottage dekat kantor lalu besok pagi minta tolong suami Mbak Desy membawakan pakaian ke kantor. Tapi sekarang harus kasih tahu dulu sama suami supaya dia tidak gelisah nungguin,” usul Iwan

    “Boleh juga, usul diterima” sambutku gembira dan mengangkat tangan untuk TOSH dengan Iwan.

    Segera kutelpon suamiku R yang sedang berada di luar kota untuk minta ijin dan R menyetujui bahkan menyuruhku supaya mentuntaskan. Setelah makan malam nasi goreng di kantor akupun minta tolong Iwan mengantarku ke cottage yang dimaksud. Setiba disana ternyata tempatnya cukup menyenangkan karena tersedia ruang tamu dan 2 kamar ditambah lagi hari itu ada rate khusus berkenaan dengan ulang tahun cottage tersebut. Melihat itu spontan aku langsung setuju bahkan menyesali kenapa tidak dari awal saja disini.

    “Tahu begitu kita kerja disini saja lebih enak”

    Rupanya reaksiku ini disambut oleh Iwan, “kalau begitu bagaimana kalau kita melanjutkan tugas kita disini supaya aku dan Jaka enggak perlu repot-repot karena disini kan bisa sekalian mandi lalu tidur, mumpung kamarnya dua.. gimana Mbak?”

    “Boleh saja,” jawabku pendek tapi dalam hati menyesali spontanitasku tadi karena berarti malam ini aku akan berada bersama 2 laki-laki dalam satu atap rumah.

    Namun keraguanku pupus karena aku berusaha berpikir positif, toh kita nggak akan macam-macam karena kamar kami terpisah, kalaupun terjadi apa-apa atas diriku aku bisa berteriak. Ah, jahatnya hati ini.. kalau dilihat dari sikap dan penampilan mereka yang intelek mana mungkinlah mereka mau berbuat macam-macam.

    Tak lama kemudian Jakapun datang dengan membawa beberapa tumpuk order dan meletakkan di meja makan yang rencananya akan kami jadikan meja kerja. Untuk menghilangkan rasa lelah aku memutuskan untuk berendam di kamarku yang juga dilengkapi dengan kamar mandi.

    Tapi baru kusadar aku tidak membawa pakaian, untunglah aku membawa kaos mirip singlet dan kebetulan dibalik celana panjang yang kupakai aku juga mengenakan celana sport stretch hitam sebatas diatas lutut. Masalah lain adalah aku hanya membawa CD yang menempel.. Duh bagaimana ya..

    Akhirnya aku dapat ide untuk mencuci CD itu dan menjemur di kamar mandi dengan harapan besok pagi sudah kering. Sebagai pengganti CD aku melapisi kemaluanku dengan panty liner yang kutempelkan langsung di celana. Beress.. Kan??

    Lalu mandilah aku dengan air panas yang sudah kuatur sesuai selera. Usai mandi akupun berbusana seperti yang sudah aku pikirkan dan ketika keluar kamar kulihat Iwan dan Jaka sudah segar karena mereka juga sudah mandi dan seolah sudah janjian mereka sama-sama mengenakan celana pendek, tapi bagian atasnya hanya Iwan yang mengenakan kaos singlet sedangkan Jaka bertelanjang dada saja membiarkan dadanya yang bidang berotot dan berbulu itu terpampang membuat darahku sedikit berdesir.

    “Maaf Mbak Desy aku terpaksa tidak pakai apa-apa karena tadi waktu mau mandi bajuku jatuh dari kapstok sehingga basah”

    Jaka berusaha menjelaskan dan menutupi rasa saltingnya karena mataku menatap tajam.

    “O ya, tapi sudah dijemur kan?” tanyaku basa basi.

    “Sudah sih,” jawab Jaka sambil pura-pura sibuk dengan kerjaannya lagi.

    “Ah, bilang aja mau pamer bulu sama Mbak Desy.. ck, ck, ck.. Di kampungnya aja segitu banyak apalagi di kotanya.. ha, ha, ha” ganggu Iwan sambil melirik ke aku dan kulihat Jaka semakin malu.

    Rupanya introduksinya Iwan tidak berhenti disitu karena akhirnya kami kembali bersenda gurau yang selanjutnya topikpun beralih serius menjadi diskusi tukar pikiran seputar hal-hal yang sangat pribadi dan kamipun tenggelam asik dalam pembicaraan tentang teknik-teknik ML.

    Dari situ baru kuketahui dari kisah-kisah mereka ternyata Iwan sangat piawai dalam teknik sex. Iwan terus bercerita tentang pengalamannya dengan beberapa teman gadisnya yang menurut pengakuannya cewek-cewek itu sangat tergila-tergila dengan permainannya.

    Lain halnya dengan Jaka yang lebih banyak mendengarkan tapi tanpa sadar Jaka sudah menutupi bagian auratnya dengan bantal, mungkin malu kalau ketahuan “adik”nya sudah meronta-ronta.

    Semula aku bertahan untuk tidak menceritakan pengalamanku, tapi karena Iwan pandai memanfaatkan suasana akhirnya kuceritakan juga apa saja yang aku dan suamiku pernah lakukan tapi masih dalam batas yang sopan karena itu hal yang tabu untuk disampaikan kepada orang lain apalagi lawan jenis dan bukan suami sendiri.

    Lama kelamaan level cerita kamipun meningkat, aku sudah semakin berani menyampaikan hal yang sekecil-kecilnya tentang apa saja yang masing aku dan suamiku sukai. Begitu juga dengan Jaka yang berhasil dibuat mengaku kalau ternyata selama ini mengalami minder akibat bawaan lahir karena memiliki penis yang sangat besar. Dengan tetap berusaha keras mengendalikan hormon wanitaku aku berusaha untuk menghibur Jaka.

    “Ah, kenapa harus minder.. Justru seharusnya bangga dong. Seperti aku, maaf kata nih, aku suka minder karena memiliki rambut yang berlebihan. kalau laki-laki seperti kamu sih nggak apa-apa, tapi aku suka kuatir suamiku tidak menyukainya. Buktinya setiap aku memintanya untuk mengoral selalu ditolak halus, tapi jangan salah.. Dia selalu puas dengan coitus kami.”

    Hari semakin malam dan topik diskusi kami semakin panas dan kamipun sudah berpindah ke sofa. Ketika kami membahas threesome sex dan entah sadar atau tidak sambil bercerita posisi duduk sudah tak karuan.

    Aku bersandar di pegangan sofa dengan kaki diatas pangkuan Iwan dan kaki sebelah berjuntai ke karpet dimana Jaka duduk dilantai sambil menikmati Iwan yang memijat betis indahku dengan bulu-bulu halus yang tumbuh rapih disitu dan Jaka memijit telapak kakiku yang putih bersih dengan kuku dilapisi kutex transparan.

    Begitu nikmat sensasi pijatan yang mereka berdua lakukan akhirnya aku merasa melayang apalagi pijitan Iwan sudah naik ke arah pahaku dan aku ingat aku hanya mengangguk dengan mata terpejam ketika Iwan dan Jaka melepaskan celana sportku dengan alasan untuk memudahkan pemijitan dan lupa kalau itulah pertahananku terakhir. Ketika kubuka mata untuk mencegah upaya mereka tapi ternyata terlambat karena celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku.

    “Duh.. Kalian ini.. Aku jadi malu”

    Tapi mereka tidak menggubris sebab mereka sudah asik masing-masing dengan kakiku.. Dan aku semakin bergumul dengan diri ini antara menolak dan sebaliknya.. Yang kesimpulannya aku dengan perlahan dan sambil menggoyang-goyangkan pinggul akibat sensasi yang begitu hebat membuka kakiku terbuka lebar-lebar dan melupakan rasa malu karena telah memamerkan bagian dari wanita yang mestinya aku tutupi dan hanya dapat dibuka didepan suamiku.

    Tapi peraturan itu seolah tidak berlaku karena dibawah selangkanganku sana dua lelaki muda sedang menggeluti pahaku dan.. Oow mereka tiba-tiba berubah seperti hewan lapar sedang rebutan makanan dan begitulah mereka sedang saling dorong untuk bisa melahap kemaluanku.

    Dan akhirnya Jaka mengalah membiarkan Iwan melahap kemaluanku dengan rakusnya, selanjutnya giliran Jaka yang berbeda dari Iwan.. Lebih lembut tapi oougghh seluruh permukaan kemaluanku terasa dikunyah, penasaran mau tahu apa yang sedang Jaka lakukan, kubuka mata dan kulihat mulutnya yang ditumbuhi janggut dan kumis tebal itu telah menutupi kemaluanku membuat aku kegelian hebat serta tiba-tiba kurasakan ada sesuatu yang mendesak dari bagian bawahku yang ternyata cairan kewanitaanku mengalir deras memenuhi rongga kemaluanku.

    Setelah puas menggeluti kemaluanku Iwan mengambil handuk dan menyeka kemaluanku.. Dan mengambil sesuatu yang ternyata krim cukur jenggot dan shaver.. Aku tahu apa yang akan Iwan lakukan tapi akibat kenikmatan oral sex itu aku seperti tidak berdaya dan tetap telentang dengan posisi mengangkang.

    “Iwan apa yang mau kamu lakukan??”

    Tapi pertanyaanku tidak digubris malah Iwan memberi kode kepada Jaka yang kemudian Jaka menghampiriku dan didepan mataku dia menurunkan celana pendeknya.. Dan wow.. Batang kemaluan Jaka ternyata sudah memuai sampai sebesar tangan bayi.. Dengan tetap lembut Jaka menyodorkan Super Dicknya ke mulutku sehingga mulutku sekarang penuh sesak dengan penis milik Jaka sementara dibawah sana Iwan rupanya asik mencukuri kemaluanku.. Semua proses itu berlangsung kira-kira 15 menit dan ketika “pekerjaan” Iwan selesai Jakapun mencabut penisnya dari mulutku.

    Ketika kutengok kemaluanku sudah licin memerah.. Setelah membersihkan sofa dari bulu-buluku Iwan memulai tugas lainnya, penisnya yang tidak kalah besarnya dari milik Jaka segera melompat dari celana pendeknya.

    Sehingga yang terlihat sekarang 3 insan berlawanan jenis sudah polos tidak mengenakan apa-apa terlebih aku sudah seperti bayi karena kemaluanku sudah tidak ditumbuhi bulu lagi dan sedang digosok-gosok oleh batang kemaluan Iwan sampai cairanku keluar seolah menyatakan siap untuk menyambut penis Iwan yang besar dan penuh urat.

    “Sshh..”

    Hanya desisan itu yang keluar dari mulutku ketika kepala cendawan itu menerobos perlahan kewanitaanku yang selama ini hanya digunakan oleh suamiku R. Secara naluri mulutku terbuka lebar ketika kurasakan batang kemaluan Iwan sudah tertanam seluruhnya di dalam liang senggamaku.

    Setelah beberapa saat didiamkan yang ada dibenakku adalah betapa sesaknya kemaluanku dan gatalnya minta ampun sehingga tanpa sadar pinggulku bergoyang yang disambut dengan genjotan Iwan..

    Selang beberapa lama Iwan tiba-tiba membalikkan tubuh kami dengan penis masih tetap tertanam sehingga sekarang aku berada diatas Iwan memberiku kesempatan untuk mencari sensasi sendiri.. Hal ini berlangsung cukup lama entah sudah berapa kali aku orgasme.

    Tak lama kurasakan bokongku ada memukul-mukul pelan, ketika kutengok ternyata Jaka sedang dalam posisi tegak dibelakangku dan mengoleskan baby oil ke anusku.. Selanjutnya yang terjadi adalah kenyataan 2 penis besar mereka sudah tertanam dalam tubuhku.. Luar biasa nikmatnya sampai akhirnya merekapun ejakulasi dan menumpahkan di wajahku.

    Setelah itu kami bertiga tertidur pulas dan pagi-pagi kami bangun melanjutkan pekerjaan yang tersisa. Bedanya dengan kemarin-kemarin adalah sekarang kami bekerja tanpa sehelai benangpun dan bila sudah mulai bosan kami selingi dengan persetubuhan.. Kadang aku melayani sekaligus berdua, kadang satu-satu dan sementara salah satu dari mereka tetap bekerja.

    Lucu memang.. Tapi itulah pengalaman dahsyat yang aku alami dan membuat aku jadi sekarang jadi ketagihan.. Malah aku pernah melayani Iwan dan Jaka ditambah 3 orang temannya yang lain.

    Luar biasa.. Benar-benar aku sudah punya dunia sendiri diluar ijin suamiku.

  • Kisah Memek Ngentot Dengan Calon Tanteku

    Kisah Memek Ngentot Dengan Calon Tanteku


    3033 views

    Duniabola99.com – Ini terjadi kira-kira 2 tahun yang lalu, tapi setiap kali aku membayangkannya, seolah-olah baru saja terjadi kemarin peristiwa yang sangat indah ini.Aku mempunyai seorang paman yang belum menikah. Pamanku ini bisa dibilang banyak yang suka. Hal ini disebabkan karena pamanku adalah pengusaha kaya tapi ia terlalu cerewet dalam memilih pendamping hidupnya. Sebenarnya ia telah banyak diperkenalkan dgn wanita-wanita muda oleh keluargaku, tetapi tetap ia bilang inilah itulah, semuanya tidak cocok dgn matanya, katanya.
    Sampai pada suatu saat, ketika aku kebetulan sedang bertamu ke rumahnya, datang teman pamanku dgn seorang wanita yang sangat cantik dan Seksi, semampai, langsing, pokoknya kalau menurut saya, layak dikirim untuk jadi calon miss universe.


    Kemudian kami diperkenalkan dgnnya, wanita itu bernama Dianaa, ternyata namanya pas sekali dgn wajahnya yang memang Dianaa itu. Ia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu. Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Dianaa memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aku melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dgnnya, karena aku tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Dianaa.

    Tapi tidak demikian halnya dgn Dianaa. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aku berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aku mulai berpikir jangan-jangan Dianaa lebih menyukaiku. Tapi aku tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aku yang hendak dijodohkan. Tapi aku tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aku tidak terlalu memikirkannya.

    Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebelum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aku langsung pergi ke WC dulu karena aku sudah kebelet. Sebelum aku menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Dianaa.
    “Eh, ada apa Diana?”
    “Enggak, aku pengen kasih kartu nama aku, besok jangan lupa telpon aku, ada yang mau aku omongin, oke?”
    “Kenapa enggak sekarang aja?”
    “Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa.”

    Setelah acara makan malam itu, aku pun pulang ke rumah dgn seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Dianaa sih. Tapi aku tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aku bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.
    Besoknya saat istirahat makan siang, aku meneleponnya dan bertanya langsung padanya.
    “Eh, apa sih yang mau kamu omongin, aku penasaran banget?”
    “Eee, penasaran ya, Han?”
    “Iya lah, ayo dong buruan!”
    “Eh, slow aja lagi, napsu amet sih kamu.”
    “Baru tahu yah, napsu aku emang tinggi.”
    “Napsu yang mana nih?” Dianaa sepertinya memancingku.
    “Napsu makan dong, aku kan belum sempat makan siang!”
    Aku sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aku ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aku sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaku, karena saat itu pasti bosku pergi makan keluar, jadi aku bebas surfing di internet, gratis lagi.
    “Yah udah, aku cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment aku sore ini abis pulang kerja, soalnya aku pengen ngobrol banyak sama kamu.”
    Aku tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.
    Lalu kataku, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”
    “Karena aku mau kasih surprise buat kamu.” katanya manja.
    “Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar aku ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?”
    Lalu Dianaa bilang, “Nih catet yah, apartment XX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”
    “Bye-bye Han.”


    Setelah telepon terputus, lalu aku mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja. Apa bisa aku menyentuhnya nanti, tetapi langsung aku berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dgn pamanku. Lalu aku pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.
    Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aku pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya. Lumayan dekat dari tempat kerjaku di Roxymas. Sesampainya di sana, aku pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aku pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.

    Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, Yu..”
    Dianaa tersentak kaget, “Wah aku kira siapa, pake tepuk segala.”
    “Kamu khan kasih surprise buat aku, jadi aku juga mesti kasih surprise juga buat kamu.”
    Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal kamu yah, awas nanti!”
    Kujawab saja, “Siapa takut, emang aku pikirin!”
    “Ayo masuk Han, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.
    Ketika aku masuk, aku langsung terpana dgn apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dgn tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dgn gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.
    Sambil aku berkeliling, Dianaa berkata, “Mau minum apa Han?”
    “Apa saja lah, asal bukan racun.” kataku bercanda.

    “Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Dianaa sambil tertawa.
    Sementara ia sedang membuat minuman, mataku secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aku tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Han, kalo kamu mau nonton, setel aja langsung..!”
    Aku tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa aku enggak salah denger nih..?”
    Lalu katanya, “Kalo kamu merasa salah denger, yah aku setelin aja sekarang deh..!”
    Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aku ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.
    “Duduk sini Han, jangan bengong aja, khan udah aku bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Dianaa sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.
    Kemudian aku pun duduk dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aku pun buka mulut, “Eh iya, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”
    Dianaa tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aku tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aku pun tidak berusaha untuk melepaskannya.


    Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Kamu tau Han, sejak kemarin bertemu, kayaknya aku merasa pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Han, aku suka sama kamu.”
    “Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman aku, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman aku, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aku ke kamu..?”
    “Iya, tapi aku enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, aku pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke aku..?” kata Dianaa sambil mendesah.
    Aku pun menjawab, “Aku sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aku enggak enak sama Paman aku, entar dikiranya aku kurang ajar sama yang lebih tua.”
    Dianaa diam saja, demikian juga aku, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Dianaa tidak melepaskan genggamannya. Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaku, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dgn pelan, “Dianaa, aku cinta kamu.”
    Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Dianaa pun lalu membalasnya sambil memelukku erat-erat. Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Dianaa menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

    Kemudian aku berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudar yang masih terbungkus BRA itu.
    “Aaahh, buka aja BH-nya Han, cepat.., oohh..!”
    Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.
    “Esshh.. ouwww.. aduhh.. Han.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”
    Setelah bosan dgn pDianaadaranya, lalu kubuka seluruh pakaiannya sampai bugil total. Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan. Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aku melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dgn kedua tanganku.


    “Aouww Han, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggeliat manja melingkari leherku.
    Kemudian kuletakkan Dianaa pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aku menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dgn mesranya sambil berpelukkan erat. Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dgn lembut, Dianaa mendesah-desah nikmat. Tidak lama aku bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Dianaa menggeliat kegelian.
    “Aduh Han, kamu ngerjain aku yah, awas kamu nanti..!”
    “Tapi kamu suka khan? Geli-geli nikmat..!”
    “Udah ah, jilati aja memek aku Han..!”
    “Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

    Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele. Dianaa menggoyang-goyangkan pinggulnya dgn liar seakan-akan tidak mau kalah dgn permainan lidahku ini.
    “Oohh esshh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohh.. nikmat sekali..!”
    Agak lama juga aku bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.
    “Han, masukkin aja titit kamu ke lobang aku, aku udah enggak tahan lagi..!”
    dgn segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aku baru tahu ternyata dia masih perawan.

    “Dianaa, apa kamu tidak menyesal perawan kamu aku tembus..?”
    “Han, aku rela kalau kamu yang ngambil perawan aku, bagi aku di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”
    Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dgn kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.
    “Aduh sakit Han, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.
    Aku pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.
    “Pelan-pelan Han, masih sakit nih..!” katanya meringis.
    Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Dianaa sangat menikmati sekali permainan ini.
    Tidak lama kemudian ia mengejang, “Han, aa.. akuu.. mau keluuuaaaarr.., teruss.. terus.., aahh..!”
    Aku pun mulai merasakan hal yang sama, “Diana, aku juga mau keluar, di dalam atau di luar..?”
    “Keluarin di dalem aja Sayang.. ohh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.
    Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh.. sshh.. sshh.. sshh..”
    Ternyata dia sudah keluar, aku terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.


    “Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”
    Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan keluarlah spermaku ke dalam liang surganya.
    Saat terakhir air maniku keluar, aku pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dgn jelas aku dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.
    “Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlakuanku itu.
    Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpelukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.
    Lalu ia berkata kepadaku, “Han, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Han, aku sangat sayang pada kamu.”
    Aku diam sejenak, lalu kubilang begini, “Aku juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman aku kalo dia nyari-nyari kamu.”
    “Oke boss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memeluku lebih erat.

    Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aku datang ke tempat kerjanya dan melakukannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang. Kadang ia juga ke tempat kerjaku untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Dianaa ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Dianaa, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.
    Aku dan ia sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dgn pamanku itu. Sampai saat ini aku masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aku ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya keluarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aku dapat enaknya juga.

  • Kisah Memek Ngentot Janda Muda Pengusaha Kaya

    Kisah Memek Ngentot Janda Muda Pengusaha Kaya


    2763 views

    Duniabola99.com – Kami berdua telentang di jok kami masing-masing, dengan kemaluan kami yang masih terbuka. Kami saling berpandangan dan tersenyum puas. Tangan kanan Mbak Iin meremas tangan kiriku, saya tidak tahu apa artinya, apakah ucapan terima kasih, pujian ataukah janji untuk mengulangi lagi apa yang telah kami lakukan.


    Setelah istirahat sejenak, Mbak Iin mengambil tisue dan membersihkan cairan kental yang belepotan di perutku dan kemaluan saya. Mbak Iin memmbersihkannya dengan mesra dan terkadang bercanda dengan mencoba meremas dan membangunkan kembali rudal saya.

    “Mbak. Jangan digoda lagi lho, kalau ngamuk lagi gimana..?” kataku bercanda.
    “Coba aja kalau berani, siapa takut..!” jawabnya sambil menirukan iklan di TV.

    Setelah membersihkan kemaluanku, dia juga membersihkan kemaluannya dengan tisue, dan memakai kembali CD-nya, merapihkan rok, blus dan BH-nya yang kusut. Sementara saya juga merapihkan kembali celana saya.

    Dia menyisir rambutnya, dan merapikan kembali riasan wajahnya, sambil melirik dan tersenyum ke saya penuh bahagia.

    “Mbak.., besok tetap lho ya jam sepuluh pagi.” saya mengingatkan.
    “Pasti donk, mana sih yang nggak pengin sarang burungnya dimasukin burung.” canda dia.
    “Apalagi sarangnya sudah kosong lama ya Mbak..?” godaku.
    “Pasti enak kok kalau udah lama.” jawab dia.

    Setelah kami semua rapih, Mbak Iin aku antar pulang dengan tetap berdekapan, dia tertidur di dadaku, tangan kiri saya untuk mendekap dia dan tangan kanan saya untuk pegang stir.
    Sesampainya di rumah MBak Iin, cuaca masih gerimis. Mbak Iin menawarkan untuk mampir sebentar di rumah.
    “Vi, masuk dulu yuk..! Aku buatkan kopi hangat kesukaanmu.” ajak Mbak Iin.
    “Oke dech, aku parkir dulu mobilnya ya..?”

    Sampai di dalam rumah Mbak Iin, ternyata Tarno tidak ada. Menurut Bi Inah, pembantu Mbak Iin, katanya Tarno hari ini tidak pulang, karena diminta atasannya dinas ke luar kota.

    “Vi, ternyata Tarno malam ini nggak pulang. Kamu tidur aja disini, di kamar Tarno.” pinta Mbak Iin sambil senyum penuh arti.

    Aku tahu kemana arah pembicaraan Mbak Iin.

    “Nggak mau kalau tidur di kamar Tarno, aku takut sendirian.” godaku.
    “Emangnya takut sama siapa..?”
    “Ya takut kalau Mbak Iin nanti nggak nyusul ke kamarku.”

    “Ssstt..! Jangan keras-keras, nanti ada yang denger.” Mbak Iin cemberut, takut kalau ada yang dengar.
    “Ya udah, aku tidur sendiri di kamar Tarno, kalau nanti malam saya dimakan semut, jangan heran lho Mbak..!” saya pura-pura merajuk.


    “Nggak usah ribut, mandi sana dulu, nanti malam kalau semua orang udah pada tidur, kamu boleh nyusul aku ke kamar, nggak saya kunci kamarku.” bisik Mbak Iin pelan.
    “Siip dach..!” aku ceria dan langsung pergi mandi.

    Habis mandi, badan saya terasa segar kembali. Saya langsung pergi ke kamar, pura-pura tidur. Tetapi di dalam kamar saya membayangkan apa yang akan saya lakukan nanti setelah berada di kamar Mbak Iin. Saya akan bercinta dengan orang yang sudah bertahun-tahun saya idamkan.

    Jam di kamar saya menunjukkan pukul 12:30 malam. Kudengarkan kondisi di luar kamar sudah kelihatan sepi. Tidak terdengar suara apapun. TV di ruang keluarga juga sudah dimatikan Bi Inah kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah adalah orang yang terakhir nonton TV setelah acara Srimulat yang merupakan acara kegemaran Bi Inah. Untuk mempelajari suasana, saya keluar pura-pura pergi ke kamar mandi. setelah benar-benar sepi, saya mengendap-endap masuk ke kamar Mbak Iin.

    Lampu di kamar Mbak Iin remang-remang. Mbak Iin tidur telentang dengan mengenakan daster tipis yang semakin memperindah lekuk tubuh Mbak Iin. Tubuh Mbak Iin yang mungil tapi padat berisi, terlihat tampak sempurna dibalut daster tersebut. Dengan tidak sabar saya dekap tubuh Mbak Iin yang sedang telentang bagaikan landasan yang sedang menunggu pesawatnya mendarat.

    Mbak Iin saya dekap hanya tersenyum sambil berbisik, “Sudah nggak sabar ya..?”
    “Ya Mbak, perasaan waktu kok berjalan pelaan sekali..”

    Saya cium belakang telinganya yang mungil dan ranum, kemudian ciuman saya bergeser ke pipinya dan akhirnya ke bibirnya yang mungil dan juga ranum. Kedua tangan Mbak Iin mendekap erat di leher saya. Tangan saya yang kiri saya letakkan di bawah kepala Mbak Iin untuk merangkulnya. Sedangkan tangan kanan saya gunakan untuk membelai dan melingkari sekitar susunya. Dan dengan perlahan dan lembut, telapak tangan saya gunakan untuk meremas-remas lingkaran luar payudaranya, dan ternyata Mbak Iin sudah tidak memakai BH lagi.

    Erangan-erangan lembut Mbak Iin mulai keluar dari bibirnya, sedangkan kedua kakinya bergerak-gerak menandakan birahinya mulai timbul. Remasan-remasan tanganku di seputar susunya mendapatkan reaksi balasan yang cukup baik, karena kekenyalan susu Mbak Iin kelihatan semakin bertambah. Tangan kanan saya geserkan ke bawah, sebentar mengusap perutnya, beralih ke pusarnya, dan akhirnya saya gunakan untuk mengusap kewanitaannya. Ternyata Mbak Iin juga sudah tidak memakai CD, sehingga kemaluannya yang bulat dan mononjol, serta kelembutan rambut kemaluannya dapat saya rasakan dari luar dasternya.

    Kedua kakinya semakin melebar, memberikan kesempatan seluas-luasnya tangan saya untuk membelai-belai kewanitaannya. Ciuman saya beberapa saat mendarat di bibirnya, kemudian saya alihkan turun ke lehernya, ke belakang telinganya, dan akhirnya turun ke bawah, melewati celah di bukit kembarnya. Saya ciumi lingkaran luar bukit kembarnya, sebelum akhirnya menyiumi puting susunya yang sudah mengacung. Ketika lidah saya menyium sampai ke putingnya, nafas Mbak Iin kelihatan mengangsur, menunjukkan kelegaan.

    “Uuuccghh.. Allvii..!”

    Tali daster yang menggantung di pundaknya, saya pelorotkan sehingga menyembullah kedua bukit kembarnya yang kenyal, dengan kedua putingnya yang sudah mengacung dan tegang. Saya ciumi sekali lagi kedua bukit kembarnya, dan saya jilati putingnya dengan lidah. Sementara kedua jari dari tangan kanan saya secara bersamaan membelai-belai kedua selangkangannya, yang terkadang diselingi dengan usapan kemaluan luarnya dengan telapak tangan kanan saya. Belaian ini memberikan kehangatan di bibir kewanitaannya, selain untuk meningkatkan rasa penasaran liang senggamanya.


    Jari tengah saya gunakan untuk mebelai-belai bibir luar kemaluannya yang sudah sangat basah. Saya usap klitorisnya dengan lembut dan pelan dengan menggunakan ujung jari, membuat Mbak Iin semakin menikmati belaian lembut klitorisnya. Bibir kewanitaannya semakin merekah dan semakin basah.

    Lidahku masih menari-nari di kedua putingnya yang semakin keras, jilatan lidah saya memberikan sensasi yang kuat bagi Mbak Iin. Terbukti dia semakin erat meremas rambut saya, deru nafasnya semakin memburu dan lenguhannya semakin kencang.

    “Uuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh.. eennaaggkk..”

    Saya jilati kedua putingnya kanan dan kiri bergantian, sambil meremasi dengan lembut tetapi sedikit menekan kedua susunya dengan kedua tangan saya.

    Setelah saya puas menciumi susunya, ciuman saya geser ke arah perutnya, saya jilati pusarnya, kembali Mbak Iin sedikit menggelinjang, mungkin karena kegelian. Ciuman terus saya geser ke bawah, ke arah pahanya, turun ke bawah betisnya, terus naik lagi ke atas pahanya, kemudian ciuman saya arahkan ke rambut kemaluannya yang lebat. Mendapat ciuman di rambut kemaluannya, kembali Mbak Iin menggelinjang-gelinjang. Saya buka bibir kemaluannya yang merekah, saya ciumi dan jilati seputar bibir kewanitaannya, terus lidah saya diusapkan ke klitorisnya, dan bergantian saya gigit, terkadang saya hisap klitorisnya.

    Setiap sentuhan lidah saya menjilat pada klitorisnya, tangan Mbak Iin menjambak rambut saya. Kepalanya menggeleng-geleng, dengan dada yang dibusungkan, kedua kakinya mendekap erat leher saya, dan kicaunya semakin tidak karuan, “Uuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh.. ggeellii.. uuff.. ggeellii.. seekkaallii..”

    Cairan yang keluar dari kemaluannya semakin banyak, bau khas liang senggamanya semakin kuat menyengat. Rintihan, lenguhan yang keluar dari mulut Mbak Iin semakin kacau. Gerakan-gerakan tubuh, kaki dan gelengan-gelengan kepala Mbak Iin semakin kencang. Dadanya tiba-tiba dibusungkan, kedua kakinya tegang dan menjepit kepala saya. Saya mengerti kalau saat ini detik-detik orgasme akan segera melanda Mbak Iin.

    Untuk memberikan tambahan sensasi kepada Mbak Iin, maka kedua putingnya saya usap-usap dengan kedua jari tangan, dengan mulut tetap menyedot dan menghisap klitorisnya, maka tiba-tiba,
    “Aaauughh.. Aallvvii aakk.. kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!”

    Saya tetap menghisap klitorisnya. Dan dengan nafas masih terengah-engah, Mbak Iin bangun dan duduk.

    “Ayo Alvi.., gantian kamu tidur aja telentang..!” kata Mbak Iin sambil menidurkan saya telentang.

    Gantian Mbak Iin telungkup di samping saya. Tangannya yang lembut sudah mulai mengelus-elus batang kemaluan saya yang sudah sangat tegang. Mulutnya yang mungil mencium bibir, terus turun ke puting. Saya merasa sedikit kegelian ketika dicium puting saya. Mulutnya terus turun mencium pusar, dan akhirnya saya rasakan ada rasa hangat, basah dan sedikit sedotan sudah menjalar di rudal saya. Ternyata Mbak Iin mulai mengocok dan mengulum kejantanan saya. Mbak Iin mengulumnya dengan penuh nafsu. Matanya terpejam tetapi kepalanya turun naik untuk mengocok rudal saya.

    Kepala kemaluan saya dijilatinya dengan lidah. Tekstur lidah yang lembut tapi sedikit kasar, membuat seakan ujung jari kaki saya terasa ada getaran listrik yang menjalar di seluruh kepala. Jilatan lidah di kepala rudal memang sangat enak. Aliran listrik terus menerus menjalar di sekujur tubuh saya. Kepala Mbak Iin yang naik turun mengocok kejantanan saya yang saya bantu pegangi dengan kedua tangan.

    Kocokannya semakin lama semakin kuat, dan hisapan mulutnya seakan meremas-remas seluruh batang keperkasaan saya. Seluruh pori-pori tubuh saya seakan bergetar dan bergolak. Getaran-getaran yang menjalar dari ujung kaki dan dari ujung rambut kepala, seakan mengalir dan bersatu menuju satu titik, yaitu ke arah rudal keperkasaan saya.

    Getaran-getaran tersebut makin hebat, akhirnya kemaluan saya menjadi seolah tanggul yang menahan air gejolak. Lama-lama pertahanan kemaluanku seakan jebol, dan tiba-tiba saya menjerit.

    “Mmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu kkelluuaarr..!”


    Mendengar saya mengerang mau keluar, mulut Mbak Iin tidak mau melepaskan batang kejantanan saya, tetapi malah kulumannya dipererat. Mulut Mbak Iin menyedot-nyedot cairan yang keluar dari rudal saya dengan lahapnya, seakan tidak boleh ada yang tersisa. Batang kemaluan saya dihisap-hisapnya seakan menghisap es lilin. Sensasinya sungguh sangat dahsyat. Ternyata Mbak Iin sangat ahli dalam permainan oral.

    Nafas saya sedikit tersengal, badan sedikit lemas, karena seakan-akan semua cairan yang ada di tubuh, mulai dari ujung kaki sampai dengan kepala, habis keluar tersedot oleh Mbak Iin.

    Mbak Iin tersenyum puas sambil menggoda, “Gimana rasanya..?”
    “Waduh.., Mbak luar biasa..” jawabku sambil masih terengah-engah.
    “Nggak kalahkan dengan yang muda..?” kata Mbak Iin dengan berbangga.
    “Yaa jelas yang lebih pengalaman donk yang lebih nikmat.”

    Kami istirahat sejenak sambil minum. Tetapi ternyata Mbak Iin memang luar biasa. Baru istirahat beberapa menit, tangannya sudah mulai bergerak-gerak di perut, di paha dan di selangkangan saya, membuat rasa geli di sekujur tubuh. Tangannya kembali meremas-remasbatang kemaluan saya. Karena masih darah muda, maka hanya sedikit sentuhan, kemaluan saya langsung berdiri dengan gagahnya mencari sasaran. Melihat batang keperksaan saya dengan cepatnya berdiri lagi, wajah Mbak Iin kelihatan berseri-seri. Sambil tangannya tetap mengocoknya, kami saling berciuman.

    Bibir Mbak Iin yang mungil memang sangat merangsang semua laki-laki yang melihatnya. Ciuman yang lembut dengan usapan-usapan tangan saya ke arah putingnya, membuat birahi Mbak Iin juga cepat naik. Putingnya seakan-akan menjadi tombol birahi. Begitu puting Mbak Iin disenggol, lenguhan nafasnya langsung mengencang, kedua kakinya bergerak-gerak, pertanda birahinya menggebu-gebu. Saya usap liang senggamanya dengan tangan, ternyata liang kenikmatan Mbak Iin sudah sangat basah.

    “Gila bener cewek ini, cepet sekali birahinya..,” pikir saya dalam hati.

    Mbak Iin menarik-narik punggung saya, seakan-akan memberi kode agar senjata rudal saya segera dimasukkan ke sarangnya yang sudah lama tidak dikunjungi burung pusaka.

    “Ayo dong Vi..! Cepetan, Mbak sudah nggak tahan nich..!”

    Alat vital saya sudah semakin tegang, dan saya sudah tidak sabar untuk merasakan kemaluan Mbak Iin yang mungil. Saya sapukan perlahan-lahan kepala kejantanan saya di bibir kewanitaannya. Kelihatan sekali kalau Mbak Iin menahan nafas, tandanya agak sedikit tegang, seperti gadis yang baru pertama kali main senggama. Setelah menyapukan kepala rudal saya beberapa kali di bibir kenikmatannya dan di klitorisnya. Akhirnya saya masukkan burung saya ke sarangnya dengan sangat perlahan.

    Kedua tangan Mbak Iin meremas pundak saya. Kepalanya sedikit miring ke kiri, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka sangat seksi sekali, tandanya Mbak Iin sangat menikmati proses pemasukan batang kejantanan saya ke liang senggamanya. Lenguhan lega terdengar ketika kepala kemaluanku membentur di dasar liang kenikmatannya. Saya diamkan beberapa saat rudal saya terbenam di liang senggamanya untuk memberikan kesempatan kemaluan Mbak Iin merasakan rudal kenikmatan dengan baik.

    Saya pompakan batang kejantanan saya ke liang senggama Mbak Iin dengan metode 10:1, yaitu sepuluh kali tusukan hanya setengah dari seluruh panjang batang kejantanan saya, dan satu kali tusukan penuh seluruh batang kejantanan saya sampai membentur ujung rahimnya. Metoda ini membuat Mbak Iin merancau tidak karuan.

    Setiap kali tusukan saya penuh sampai ujung, saya kocok-kocokkan kejantanan saya beberapa lama, akhirnya saya rasakan kaki Mbak Iin melingkar kuat di pinggang saya. Kedua tangannya mencengkram punggung saya, dan dadanya diangkat membusung, seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang, “Aaacchh.. aauugghh.. Aallvvii.. aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!”

    Batang kemaluan saya terasa sangat basah dan dicengkram sangat kuat. Merasakan remasan-remasan pada rudal saya yang sangat kuat, membuat pertahann saya juga seakan makin jebol dan akhirnya, “Ccrroot.. croot.. crrot..!” saya juga keluar.


    Setelah permainan itu, saya sering melakukan hubungan seks berkali-kali, bisa seminggu dua kali saya melakukan hubungan seks dengan Mbak Iin. Ternyata nafsu seks Mbak Iin cukup besar, kalau satu minggu saya tidak bermain seks dengan Mbak Iin, pasti Mbak Iin akan main ke rumah, ataupun setelah bekerja, dia akan menelpon saya di kantor untuk meminta jatah.

    Saya melakukan hubungan seks dengan Mbak Iin bisa dimana saja, asal tempatnya memungkinkan. Baik di rumah saya, di rumah dia, di hotel, di mobil, di garasi, di kamar mandi sambil berendam di bath-tub, di dapur sambil berdiri, bahkan aku pernah bermain seks di atas kap mesin mobil saya.

    Ternyata berhubungan seks itu kalau dengan perasaan agak takut dan terkadang tergesa-gesa, memberikan pengalaman tersendiri yang cukup mengasyikkan.

  • Foto Bugil Remaja seksi menaikkan rok kotak-kotak untuk mengekspos vaginanya yang dicukur bersih

    Foto Bugil Remaja seksi menaikkan rok kotak-kotak untuk mengekspos vaginanya yang dicukur bersih


    2222 views

    Duniabola99.com – foto cewek yang duduk diatas kursi gantung purih mengangkat gaunnya menampilkan memeknya yang tanpa bulu dan merah merakah dan juga menampilkan toketnya yang padat dan bulat.

  • Kisah Memek Gesekan Memek Istri Temanku

    Kisah Memek Gesekan Memek Istri Temanku


    4002 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan namaku Irsan, umurku 30tahun, aku sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak. Aku bekerja sebagai konsultan di sebuah perusahaan kontraktor ternama di kota Jogja. Tuntutan pekerjaan yang membuat aku harus sering pergi keluar kota.


    Suatu ketika aku dapat tugas dan harus ke Kota Surabaya, pejabat disini memintaku untuk mengecek kesiapan pembangunan rumah sakit yang ada di kota tersebut, kira –kira satu minggu aku harus berada disana. Tapi hanya dalam waktu 3 hari saja pekerjaan itu terselesaikan.

    Karena kupikir masih ada beberapa hari tinggal disini jadi aku iseng-iseng buka Facebook sewaktu di kamar hotel, siapa tau ada temen SMA atau SMP yang tinggal di kota ini, ya sekalian silaturahmi ataupun ketemuan.

    Setelah kucari ternyata ada juga yang tinggal di sini, namanya Boby, dia dulu satu kelas dengan ku sewaktu duduk di bangku SMP. Segera aku message dan dia membalas serta memberikan nomor WA, biar komunikasinya lebih lancar. Langsung aja aku chat si Boby.

    “Siang Boby, ini Irsan yang tadi kita ngobrol lewat FB” sapaku lewat aplikasi WA.
    “Siang juga mas Irsan, maaf ini Santi istri mas Boby…mas Bobynya lagi keluar hpnya ketinggalan” balasnya.
    “Oh iya mbak maaf menganggu, ini aku teman SMPnya Boby dulu”
    “Iya mas, mas Boby juga pernah cerita kalo dulu punya teman akrab waktu SMP namanya mas Irsan.. ngomong-ngomong gimana kabarnya mas?”

    “Kabarku baik mbak, ayok kapan kita ketemuan sama keluarga Boby, mumpung aku di Surabaya… oya gimana kabarnya mbak Mika?”
    “Kabarku juga baik mas, eh ngomong-ngomong lagi nih mas Irsan nginep dimana, nanti saya kasih tau mas Boby”
    “Aku nginep di hotel XXX mbak, nati kalo Boby sudah pulang tolong bilangin besuk siang kita makan saiang bersama, tempatnya saya ngikut aja soalnya saya ga tahu daerah sini”
    “Oke deh mas nanti saya sampaikan sama mas Boby, sampai ketemu”.


    Santi ini adalah istri dari Boby, menurut cerita teman-teman Santi itu dulunya seorang model dan wajahnya cantik. Jadi menurut mereka lagi Boby seperti ketiban rejeki karena muaknya pas-pasan berjodo sama wanita cantik. hahahah…

    Mumpung malam ini ga ada kegiatan aku iseng ke diskotik dan karaoke yg ada disebelah hotel. Mau karaoke tapi sendirian, enaknya sih ke diskotik aja, siapa tau ada yang mau nemenin malam ini. Ternyata ramai sekali, karena hari ini ada DJ dari ibukota. Aku langsung ke bar pesen martell satu, kebiasaan di Jogja, martell sebagai umpan cewek untuk mendekat.

    Benar juga tak berapa lama ada cewek yang mengambil tempat duduk di sampingku, tingginya 165 cm,wajahnya manis, rambutnya sebahu, umurnya sekitar 20an, dia pakai pakaian ketat dan toketnya kelihatan menyembul, rok mini yg dia pakai membuat pahanya yang mulus terlihat jelas, bikin horny aja nih.

    Iseng-iseng aku tawarin minum bareng, Eh dia pun mau, kami berkenalan tapi pas musiknya berisik aku ga begitu dengar namanya siapa jadi aku panggil dia mbak aja. Karena dj nya asyik kita pun terbawa suasana, ngobrol kesana kemari sampai 2 botol kita minum bareng. Sengaja aku hentikan minum karena takut jackpot dan bikin buyar.

    Kelihatan dia udah mabok, aku mencoba tawarin stay dulu di hotel tempatku menginap. Meskipun waktu itu baru jam 11 malam. Dia ga kuat berjalan, jadinya aku papah dia masuk ke kamar dan kubaringkan di ranjang. Toketnya yang montok dan kencang semakin bikin aku terangsang, dia pun tersenyum ketika aku melihatnya.


    “Mas lihat apa?…horni ya?”
    “Iya nih, habis minum jadi horni, boleh ga aku minum susunya biar ga mabok…hehehhe”
    “Boleh tapi nyusu aja ya jangan yang lainnya”

    Karena sudah mendapat persetujuan darinya aku langsung peluk dia, aku mulai mencium bibir merahnya yang menggoda, diapun membalasnya dengan ciuman, hisapan dan lumatan yang ganas. Lidah kami saling menggelitik dan memilin. Kuciumi belakang telinganya, sektika bulu kuduknya berdiri, tanda dia sangat horni.

    Secara pelan aku pelorotin pakaiannya, ternyata dia tak memakai Bra, toket yang momtok itu kini menggelantung bebas keluar. Dengan segera putingnya yang berwarna coklat muda aku jilatin dan kuhisap pelan-pelan. Putingnya yang tadinya ga keliatan kini jadi menyembul dan mengeras, kuhisap terus putingnya secara bergantian sambil tangan kananku mencoba menurunkan CDnya.

    Setelah CDnya aku buang, jari tengahku aku masukkan di sela-sela pahanya, kuraba memeknya yang ternyata sudah basah. Perlahan lahan kugesek itilnya, dia pun mendesah kenikmatan dan semakin lama semakin menggelinjang.

    Sepertinya tak mau kalah diapun meraih celanaku, memintaku untuk berganti posisi aku berada di bawahnya. Segera dia membuka resleting celanaku, dan mengeluarkan kontolku dari dalamnya. Diremanya secara lembut kontolku sambil kadang sesekali dia mengocoknya dengan agak kasar dan membuatku melenguh, menikmati setiap kocokannya.


    Dijilati dan dihisapnya kontolku membuatku semakin melayang, hisapannya dan sedotan di kepala kontolku membuatku keenakan, sambil terus dikocok dengan cepat membuat tubuhku serasa di awan, sensasi yang dihadirkan berbeda dengan istriku di rumah memang jauh lebih nikmat.

    Merasa akan segera keluar, aku segera tarik rambutnya dan menindihnya memposisikan dia di bawah lagi, kini wajahku tepat berada di depan lubang memeknya. Kubuka pahanya dan mulai menjilati memeknya, kusedot sedot memeknya yang sudah sangat basah, sambil aku pilin-pilin putingnya, dia mendesah dan semakin bergelinjang tak karuan,

    “AAHH…AHHH, ENAK MASSS… ADUHHH AMPUUUN ENAAAK SEEEKALIIII MASSS…. AAAH UUUUH”

    Tak lama kemudian tubuhnya tiba-tiba mengejang “OOOHHH MAS…AKU KELUAAAAR…” aku pun lalu menghisap memeknya lebih kuat, sehingga dia menggelinjang lebih dahsyat.

    Cairan yang keluar dari memeknya itu aku sedot rasanya nikmat, gurih. Tanpa berlama-lama aku langsung masukkan kontolku ke lubang memeknya, dia sedikit protes karena ga ada jeda, “BLESSSS…” kontolku masuk ke dalam luabng memeknya.

    “AAAAHH… ENAAAK BANGEEET MASSS…OOOHH YEESSS…” desahnya. Kugoyangkan pantatku sehingga kontolku semakin masuk ke dalam memeknya yang sudah basah dibanjiri oleh cairan kenikmatan.

    “UUH… AAAH… UUUH… AAAH… KONTOOOOLMU ENNAAAAK BANGEEEEt MASSSS…..UUUHH AAAH” rancunya sambil matanya merem wajahnya mendongak keatas, tanda dia menikmati persetubuhan ini. Aku semakin bergairah, aku genjot memeknya lebih kencang lagi, toketnya ikut bergoyang tak karuan sesuai irama genjotanku, sementara mulutnya terus mendesah kenikmatan.

    “OOOHHH MAASS AKU MAU KELUAR LAGI NIIHH AAHHH….”
    “TAHAN SEBENTAR YAA KITA KELUAR BERSAMAAAN…MEMEKMU ENAK BANGEEETTT…AAHHHH…”
    “KELUAARIIN DII DALAM YAAAA MASS, JANGAAN DI PUUUTUUUSSS AAAAH…”


    Aku semakin terpacu untuk menggenjotnya lebih cepat,

    “AAAHHH, AKUUUU KELUAAAAR MAAAAS” jeritnya dengan tubuh mengejang hebat. Kontolku semakin ditarik ke dalam rasanya berkedut kedut dan itu membuatku semakin blingsatan jadinya, akhirnya ga bisa ditahan lagi,
    “AAAH KITAAA BAREEENG YAAA, CROOOTTT…CROOOTTT… CROOTTT” bersamaan spermaku muncrat di lubang memeknya.

    kemudian kubaringkan tubuhku disampingnya, sekali kali kita berciuman, sangat puas sekali malam ini. Kita istirahat sejenak melepas lelah sambil berpelukan.

    Sekitar jam 1 malam hpnya berbunyi, dia segera mengambil hp itu di tasnya. Samar-samar ketika menjawab terlihat ada tulisan HUSBAND…. wtf, ternyata dia dah punya suami…

    “Maaf mas, aku harus pulang ya ga bisa nemenin. Suamiku ternyata dalam perjalanan pulang ke rumah, aku kira dia ga pulang malam ini”

    “Iya gapapa kog say, aku panggilkan taksi ya”

    “Iya mas makasih, kapan kapan kita lanjut lagi ya…kontolmu enak banget…ini nomerku 081392111xxx” katanya sambil menuliskan no hpnya di kertas memo hotel.

    Dia lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setangah jam kemudian dia pergi denagn taksi yang sudah aku pesan lewat resepsionis tanpa aku anterin ke lobby, akupun melanjutkan tidur karena kecapekan dan efek alkohol yang masih tersisa tanpa baju yang menempel.


    Aku tak tau tidur sampai berapa jam, sampai aku terbangun, gara-gara merasa geli karena kontolku seperti ada yang memijat –pijat. Begitu aku buka mata, ternyata kontolku sedang di kulum oleh cewek yang memakai seragam cleaning service hotel ini, dia masih muda dan berparas cantik.

    Aku pura-pura ga tau, takut dia kaget, tapi memang ga bisa dibohongi, sangat nikmat, sehingga aku meleguh, cewek itu pun kaget dan wajahnya pucat begitu melihatku bangun, tapi segera aku pegang kepalanya supaya ga melepas kulumannya.

    “AAAHHH ENAK MBAAA TERUUUSSS MBAAA…” desahku. Dengan sigap Yani, liat namanya di seragam, mengocok kontolku lebih cepat. Kocokannya itu membuatku semakin terangsang, tapi aku ga mau cuman di kocok doang.

    Kubimbing Yani tidur di ranjang, aku lucutin semua seragamnya, mungkin karena Kina sange, maka dia diam aja ketika aku melucuti seragamnya. Kuciumi dan kulumat bibirnya, dan Yani pun membalas ciumanku dengan ganasnya. Perlahan aku buka Bhnya, aku remas-remas toketnya.

    Putingnya yang sedari tadi sudah mengeras aku pilin pilin sehingga dia tambah mendesah keenakan. Kuciumin lehernya semakin ke bawah kearah toketnya. Ukuran toket Yani tak kalah montok dengan milik cewek yang tadi malam aku entotin membuat aku jadi tambah bergairah. Kujilati dan sesekali kuhisap putingnya, Yani pun mendesah nikmat.

    Tangankupun bergelirya di selangkangannya, memeknya tembem bersih, tanpa rambut. Aku raba dan lugesek lembut dengan tanganku, terasa memek Yani sudah sangat basah, ketika aku hendak menjilati memeknya dia menarik kepalaku sambil berkata,

    “PAAAK JANGAAN… JIJIIIK”

    Aku ga peduli dengan apa yang dia ucapkan, pahanya kubuka lebar dan aku jilatin memeknya, dia semakin menggelinjang. Aku pun menjilati itilnya yang membuat Yani makin mendesah, karena sudah basah sekali akupun lalu mengarahkan kontolku ke memeknya.


    Terasa masih sangat sempit, aku sedikit memaksa kontolku supaya bisa masuk. sambil pelan-pelan aku goyang, “BLEEESS….”
    Kini gilranku yang mendesah nikmat serasa kontolku di pijat-pijat enak, masih rapet sekali memek Yani ini aku genjot agak cepat karena keenakan. Yani semakin blingsatan, akhirnya tubuhnya mengejang, bergetar dan tiba-tiba dia teriak,

    “AAAHHH… AKUUUU KELUAAAR PAAAA…EEENNAAAAK SEKALI PAAAAKKK”

    Memeknya tambah licin, karena cairan kewanitaannya, akupun mempercepat sodokan kontolku, hingga akhirnya aku orgasme “CROOOTtt…CROOOTTT..CROOOTTT…” enak sekali rasanya, meskipun sudah keluar, kontolku masih aku tancepin di memeknya, pelan pelan aku cabut kontolku dan kurebahkan tubuhku di sampingnya, aku liatin wajahnya yang nampak kecapekan, tapi ada kepuasan di matanya.

    “Maaf pak, kamar bapak tadi saya ketok ga ada jawaban, saya memberanikan diri untuk masuk dan liat bapak telanjang, kebetulan saya lagi kepengin, saya janda pak suami saya sudah lama meninggal… saya terangsang liat bapal bugil.. sekali lagi maaf pak kalo saya lancang” katanya lirih

    “Iya gapapa Yani, aku senang kog, oya panggil saja aku Irsan, kalo kamu kepingin lagi langsung kesini aja, aku disini masih beberapa hari kog, rumah Yani dimana, jauh dari sini ga?” kataku.

    “Lumayan mas… deket pasar rumahku kapan-kapan mampir ya mas”

    “Iya nanti aku main ke tempatmu, boleh nginep ga di rumahmu”

    “Boleh aja kog mas, tapi syaratnya harus puasin saya lagi ya hehhe..” katanya sambil tersenyum.

    Aku pun tersenyum dan kemudian mencium bibirnya dengan lembut, maksud hati iingin mengajaknya ke ronde ke dua, tapi dia menolak, karena takut di cari supervisornya. Akhirnya kita mandi bareng mesra aja berdua.

    Sebelum Yani pergi aku kasih dia uang Rp 500.000,- awalnya dia menolak tapi aku paksa supaya dia menerima, dan diapun menciumku dengan horni lagi, tapi karena HT-nya sudah berisik mencari namanya, akhirnya Yani keluar meninggalkan kamarku.


    Setelah Yani pergi, kunyalakan HPku, banyak sekali WA yang masuk, dari Istri, Ortu, Kantor, dan Boby. Seperti yang di janjikan kemari, Anto menanyakan apakah hari ini jadi ketemuan.

    “Hy bro kita ketemuan dimana nih” tanyaku

    “Di rumah makan padang aja yang dekat dengan hotel tempatu menginap, setengah jam lagi bisa soalnya entar sore aku harus ke Jakarta” jawab Boby.

    “Siap bro”

    Aku segera mempersiapkan diri untuk ketemu Boby dan keluarganya, kuambil mobil CRV ku di parkiran menuju ke lokasi yang telah ditentukan. Tak berselang lama, aku berada di lokasi yang dimaksud, karena sudah lama ga ketemu, aku lupa sekarang wajah Boby seperti apa, aku telpon dia, di sebelah ujung restoran ada seorang pria kurus memakai baju putih melambaikan tangannya. Aku pun menuju ke meja tersebut.

    “Hy bro kamu sendirian?” sapaku

    “Ga bro aku sama istriku dia lagi ke toilet” jawab Boby.

    Akupun duduk dan memesan makanan di restoran itu.

    “Awet muda ya kamu, oya katanya istrimu seorang model ya.. maaf aku ga dateng ke nikahanmu”

    “Hehehe…iya bro. Aku nikah umur 25 tahun dan istriku saat itu baru 18 tahun… ketiban rejeki bro… hahahaha…”

    Kami pun ngobrol kesana kemari mengingat kejailan-kejailan kita semasa SMP dulu. Tak berselang beberapa lama ada seorang wanita datang dari belakangku dan langsung duduk disebelah Boby. Wanita itu menunduk begitu kita saling bertatap muka. Wajahnya dia sembunyikan tak berani memandang ke arahku.

    Boby memperkenalkan wanita itu bernama Santi, istrinya. Deg… Aku terkejut sampai batuk, jantungku terasa mau copot. Santi ternyata wanita yang di ranjangku semalam. Kita bersalaman agak lama, berlagak tidak kenal, untung situasinya bisa terkendalikan layaknya tak terjadi apa-apa antara kita. Makan siangpun berjalan lancar, dan akhirnya aku balik lagi ke hotel. Di Hotel HP berbunyi, ada WA dari nomer tak dikenal.

    “mas Boby sore ini ke Jakarta lagi, nanti aku ke hotel kamu ya”




    content/uploads/2018/10/233049_15big_cr.jpg” alt=”” width=”1024″ height=”635″ />

  • Foto Ngentot Chloe Cherry dengan ayah tirinya saat temannya tidur

    Foto Ngentot Chloe Cherry dengan ayah tirinya saat temannya tidur


    2475 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang toket kecil dientot oleh ayah tirinya disaat teman tidur disamping ranjangnya dan mendapatkan hantaman keras oleh kontol ayah tirinya yang keras dan besar dimemeknya yang berbulu tipis tipis dan menembakkan sperma yang banyak diatas perutnya.

  • Video bokep Marley Brinx dibawah lampu sorot dan ruangan gelap

    Video bokep Marley Brinx dibawah lampu sorot dan ruangan gelap


    2199 views

  • Video Bokep Eropa cewek cantik tidak mampu bayar taxi bayar dengan ngentot

    Video Bokep Eropa cewek cantik tidak mampu bayar taxi bayar dengan ngentot


    2554 views

  • Kisah Memek ngajakin ML pacar yang alim dan lugu

    Kisah Memek ngajakin ML pacar yang alim dan lugu


    3345 views

    Duniabola99.com – Kenalkan nama saya Andra (nggak nama sebenarnya). Umur 24 tahun dan sekarang lagi kuliah di sebuah PTS di Kediri. Aku termasuk cowok yang populer di kampus (sekeren namaku). Tapi aku punya kelemahan, saat ini aku udah nggak perjaka lagi (emang sekarang udah nggak jamannya keperjakaan diutamakan). Nah, hilangnya perjakaku ini yang pengin aku ceritakan.


    Aku punya banyak cewek. Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Rere. Tapi dalam kisah ini bukan Rere tokoh utamanya. sebab hilangnya perjakaku nggak ada sangkut pautnya sama Rere. Malah waktu itu aku aku lagi marahan sama doi.

    Waktu itu aku nganggap Rere nggak bener-bener sayang sama aku. Aku lagi jutek banget sama dia. Habisnya udah lima bulan pacaran, masak Rere hanya ngasih sun pipi doang. Ceritanya pas aku ngapel ke tempat kostnya, aku ngajakin dia ML. Habis aku pengin banget sih. (keseringan mantengin VCD parto kali yee…). Tapi si Rere menolak mentah-mentah. Malahan aku diceramahin, busyet dah!

    Makanya malam minggu itu aku nggak ngapel (ceritanya ngambek). Aku cuman duduk-duduk sambil gitaran di teras kamar kostku. Semua teman kostku pada ngapel atau entah nglayap kemana. Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi.

    Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan. Putri tertua mereka, Murni sudah dijemput pacarnya sejam yang lalu. Sedang Maidy, adiknya Murni entah nglayap kemana. Yang ada tinggal Maya, si bungsu dan Ersa, sepupunya yang kebetulan lagi berkunjung ke rumah oomnya.

    Terdengar irama lagu India dari dalam rumah induk, pasti mereka lagi asyik menonton Gala Bollywood. Nggak tahu, entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik, Maya datang menghampiriku.

    “Lagi nggak ngapel nih, Mas Andra?” sapanya ramah (perlu diketahui kalau Maya memang orangnya ramah banget)
    “Ngapel sama siapa, May?” jawabku sambil terus memainkan Sialannya Cokelat.
    “Ah… Mas Andra ini pura-pura lupa sama pacarnya.”

    Gadis itu duduk di sampingku (ketika dia duduk sebagian paha mulusnya terlihat sebab Maya cuman pakai kulot sebatas lutut). Aku cuman tersenyum kecut.

    “Udah putus aku sama dia.” jawabku kemudian.

    Nggak tahu deh, tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Maya. Gadis itu nampaknya senang mendengar aku putus. Tapi dia berusaha menutup-nutupinya.


    “Yah, kacian deh… habis putus sama pacar ya?” godanya. “Kayaknya bete banget lagunya.”

    Aku menghentikan petikan gitarku.

    “Yah, gimana ya… kayaknya aku lebih suka sama Maya deh ketimbang sama dia.”

    Nah lo! Kentara benar perubahan wajahnya. Gadis berkulit langsep agak gelap itu merah mukanya. aku segera berpikir, apa bener ya gosip yang beredar di tempat kost ini kalo si Maya ada mau sama aku.

    “May, kok diam aja? Malu yah…”

    Maya melirik ke arahku dengan manja. Tiba-tiba saja batinku ngrasani, gadis yang duduk di sampingku ini manis juga yah. Masih duduk di kelas dua SMA tapi kok perawakannya udah kayak anak kuliah aja. Tinggi langsing semampai, bodinya bibit-bibit peragawati, payudaranya… waduh kok besar juga ya.

    Tiba-tiba saja jantungku berdebar memandangi tubuh Maya yang cuman pakai kaos ketat tanpa lengan itu. Belahan dadanya sedikit tampak diantara kancing-kancing manisnya. Ih, ereksiku naik waktu melirik pahanya yang makin kelihatan. Kulit paha itu ditumbuhi bulu-bulu halus tapi cukup lebat seukuran cewek.

    “Mas, daripada nganggur gimana kalo Mas Andra bantu aku ngerjain peer bahasa inggris?”
    “Yah Maya, malam minggu kok ngerjain peer? Mendingan pacaran sama Mas Andra, iya nggak?” pancingku.
    “Ah, Mas Andra ini bisa aja godain Maya..”

    Maya mencubit pahaku sekilas. Siir.. Wuih, kok rasanya begini. Gimana nih, aku kok kayak-kayak nafsu sama ini bocah. Waduh, penisku kok bangun yah?

    “Mau nggak Mas, tolongin Maya?”
    “Ada upahnya nggak?”
    “Iiih, dimintai tolong kok minta upah sih…”

    Cubitan kecil Maya kembali memburu di pahaku. Siiiir… kok malah tambah merinding begini ya?

    “Kalau diupah sun sih Mas Andra mau loh.” pancingku sekali lagi.
    “Aah… Mas Andra nakal deh…”

    Sekali lagi Maya mencubit pahaku. Kali ini aku menahan tangan Maya biar tetap di pahaku. Busyet, gadis itu nggak nolak loh. Dia cuman diam sambil menahan malu.


    “Ya udah, Maya ambil bukunya trus ngerjain peernya di kamar Mas Andra aja. Nanti tak bantu ngerjain peer, tak kasih bonus pelajaran pacaran mau?”

    Gadis itu cuman senyum saja kemudian masuk rumah induk. Asyik… pasti deh dia mau. Benar saja, nggak sampai dua menit aku sudah bisa menggiringnya ke kamar kostku. Kami terpaksa duduk di ranjang yang cuman satu-satunya di kamar itu. Pintu sudah aku tutup, tapi nggak aku kunci. Aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer, aku ajak aja dia ngobrol.

    “Sudah bilang sama Ersa kalo kamu kemari?”
    “Iya sudah, aku bilang ke tempat Mas Andra.”
    “Trus si Ersa gimana? Nggak marah?”
    “Ya enggak, ngapain marah.”
    “Sendirian dong dia?”
    “Mas Andra kok nanyain Ersa mulu sih? Sukanya sama Ersa ya?” ujar Maya merajuk.
    “Yee… Maya marah. Cemburu ya?”

    Maya merengut, tapi sebentar sudah tidak lagi. Dibuka-bukanya buku yang dia bawa dari rumah induk.

    “Maya udah punya pacar belum?”tanyaku memancing.
    “Belum tuh.”
    “Pacaran juga belum pernah?”
    “Katanya Mas Andra mau ngajarin Maya pacaran.” balas Maya.
    “Maya bener mau?” Gayung bersambut nih, pikirku.
    “Pacaran itu dasarnya harus ada suka.” lanjutku ketika kulihar Maya tertunduk malu.
    “Maya suka sama mas Andra?”

    Maya memandangku penuh arti. Matanya seakan ingin bersorak mengiyakan pertanyaanku. tapi aku butuh jawaban yang bisa didengar. Aku duduk merapat pada Maya.

    “Maya suka sama Mas Andra?” ulangku.
    “Iya.” gumamnya lirih.

    Bener!! Dia suka sama aku. Kalau gitu aku boleh…

    “Mas Andra mau ngesun Maya, Maya nurut aja yah…” bisikku ke telinga Maya

    Tanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat. Maya menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku bener-bener bersorak sorai). Kemudian bibirku menyentuh bibirnya yang seksi itu, lembut banget. Kulumat bibir bawahnya perlahan tapi penuh dengan hasrat, nafasnya mulai berat. Lumatanku semakin cepat sambil sekali-sekali kugigit bibirnya.


    Mmm..muah… kuhisap bibir ranum itu.

    “Engh.. emmh..” Maya mulai melenguh.

    Nafasnya mulai tak beraturan. Matanya terpejam rapat seakan diantara hitam terbayang lidah-lidah kami yang saling bertarung, dan saling menggigit. Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya.

    Kuperas-peras payudara Maya penuh perasaan. ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku. Bibirku merayap menyapu leher jenjang Maya. Aku cumbui leher wangi itu. Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat. Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Maya.

    “Engh.. Masss… jangan… aku uuuh…”

    Ketika kulepaskan maka nampaklah bekasnya memerah menghias di leher Maya.

    “May… kaosnya dilepas ya sayang…”

    Gadis itu hanya menggangguk. Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum. Nafasnya memburu. Sambil menahan birahi, kubuka keempat kancing kaos Maya satu persatu dengan tangan kananku. Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Maya bergantian dari balik kaos.

    Tak tega rasanya membiarkan Maya kehilangan kenikmatannya. Jemari Maya menggelitik di dada dan perutku, membuka paksa hem lusuh yang aku kenakan. Aku menggeliat-geliat menahan amukan asmara yang Maya ciptakan.

    Kaos pink Maya terjatuh di ranjang. Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis. Kupeluk tubuh Maya dan kembali kuciumi leher jenjang gadis manis itu, aroma wangi dan keringatnya berbaur membuatku semakin bergairah untuk membuat hiasan-hiasan merah di lehernya.Perlahan-lahan kutarik pengait BH-nya, hingga sekali tarik saja BH itupun telah gugur ke ranjang. Dua gundukan daging itupun menghangat di ulu hatiku.

    Kubaringkan perlahan-lahan tubuh semampai itu di ranjang. Wow… payudara Maya (yang kira-kira ukuran 34) membengkak. Ujungnya yang merah kecoklatan menggairahkan banget. Beberapa kali aku menelan ludah memandangi payudara Maya. Ketika merasakan tak ada yang kuperbuat, Maya memicingkan mata.


    “May… adekmu udah gede banget May…”
    “Udah waktunya dipetik ya mass…”
    “Ehem, biar aku yang metik ya May…”

    Aku berada di atas Maya. Tanganku segera bekerja menciptakan kenikmatan demi kenikmatan di dada Maya. Putar… putar.. kuusap memutar pentel bengkak itu.

    “Auh…Mass.. Aku nggak tahan Mass… kayak kebelet pipis mas..” rintih Maya.

    Tak aku hiraukan rintihan itu. Aku segera menyomot payudara Maya dengan mulutku.

    “Mmmm… suuup… mmm…” kukenyot-kenyot lalu aku sedot putingnya.
    “Mass… sakiit…” rintih Maya sambil memegangi vaginanya.

    Sekali lagi tak aku hiraukan rintihan itu. Bagiku menggilir payudara Maya sangat menyenangkan. Justru rintihan-rintihan itu menambah rasa nikmat yang tercipta. Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Maya menahan kencing. Jadi aku lorot saja celananya. Dan ternyata CD pink yang dikenakan Maya telah basah.

    “Maya kencing di celana ya Mass?”
    “Bukan sayang, ini bukan kencing. Cuman lendir vaginamu yang cantik ini.”

    Maya tertawa mengikik ketika telapak tanganku kugosok-gogokkan di permukaan vaginanya yang telah basah. Karena geli selakangnya membuka lebar. Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat. Lubang kawin itu mengkilap oleh lendir-lendir kenikmatan Maya.

    Merah merona, vagina yang masih perawan. Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu. Segera aku keluarkan penisku dari sangkarnya. Kemudian aku jejalkan ke pangkal selakangan yang membuka itu.

    “Tahan ya sayang…engh..”
    “Aduh… sakiiit mass…”
    “Egh… rileks aja….”
    “Mas… aah!!!” Maya menjambak rambutku dengan liar.

    Slup… batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Maya yang masih sempit. Untung saja vagina itu berair jadi nggak terlalu sulit memasukkannya. Perlahan-lahan, dua centi lima centi masih sempit sekali.

    “Aduuuh Masss… sakiiit…” rintih Maya.

    Aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga.

    “Jruub…”

    Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Maya. Batang penisku berdenyut-denyut sedikit sakit bagai digencet dua tembok tebal. Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat. Aku tarik kembali penisku. Lalu masukkan lagi, keluar lagi begitu berkali-kali. Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.


    Aku tuntun penisku bergoyang-goyang.

    “Sakit sayang…” kataku.
    “Enakkk…eungh…” Maya menyukainya.

    Ia pun ikut mengggoyang-goyangkan pantatnya. Makin lama makin keras sampai-sampai ranjang itu berdecit-decit. Sampai-sampai tubuh Maya berayun-ayun. Sampai-sampai kedua gunung kembar Maya melonjak-lonjak. Segera aku tangkap kedua gunung itu dengan tanganku.

    “Enggh.. ahhh..” desis Maya ketika tanganku mulai meremas-remasnya.
    “Mass aku mau pipis…”
    “Pipis aja May… nggak papa kok.”
    “Aaach…!!!”
    “Hegh…engh…”
    “Suuur… crot.. crot.. “

    Lendir kawin Maya keluar, spermaku juga ikut-ikutan muncrat. Kami telah sama-sama mencapai orgasme.

    “Ah…” lega.

    Kutarik kembali penisku nan perkasa. Darah perawan Maya menempel di ujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya. Kupeluk dan kuciumi gadis yang baru memberiku kepuasan itu. Mayapun terlelap kecapaian.

  • Cerita Sex Sahabat Suami

    Cerita Sex Sahabat Suami


    4737 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sahabat Suami ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexSaat itu Citra yang sedang meletakkna bayinya di atas ranjang, karena wajah lelahnya dia rebahan di atas sofa ruang tamu suaminya Citra yang bernama Dhika berbicara katanya nanti ada temanku yang mau datang kesini dan rencanya dia mau menginap. Jadi pekerjaan Citra selain menjaga bayi dia harus mempersiapkan kamar untuk sahabat suaminya bernama Galih.

    Galih adalah sahabat lama suaminya saat kuliah dulu. Dia cukup akrab dengan mereka. Citra sudah cukup mengenal Galih, lebih dari cukup untuk menyadari bahwa hatinya selalu berdesir bila bertatapan mata dengannya.

    Sebuah perasaan yang tumbuh semakin besar yang tak seharusnya ada dalam hatinya yang sudah terikat janji dengan Dhika waktu itu. Dan perasaan itu tetap hidup di dasar hatinya hingga mereka berpisah, Citra akhirnya menikah dengan Dhika dan sekarang mereka mempunyai seorang bayi pria.
    Ada sedikit pertentangan yang berkecamuk dalam hatinya.

    Di satu sisi meskipun dia dan suaminya saling menjunjung tinggi kepercayaan dan berpikiran terbuka, tapi dia tetap merasa sebagai seorang istri yang wajib menjaga kesucian perkawinan mereka dan kesetiaannya pada sang suami.

    Tapi di sisi lain Citra tak bisa pungkiri bahwa ada rasa yang lain tumbuh di hatinya terhadap Galih hingga saat ini. Seorang pria menarik berumur sekitar tiga puluhan, berpenampilan rapi, dan matanya yang tajam selalu membuat jantungnya berdebar kencang saat bertemu mata. Sosoknya yang tinggi tegap membuatnya sangat menawan. Agen Maxbet

    Citra seorang wanita ayu yang bisa dikatakan sedikit pemalu dan selalu berpegang teguh pada sebuah ikatan. Dan dia tak kehilangan bentuk asli tubuhnya setelah melahirkan. Mungil, payudara yang jadi sedikit lebih besar karena menyusui dan sepasang pantat yang menggoda.

    Rambutnya lurus panjang dengan mata indah yang dapat melumerkan kokohnya batu karang. Semua yang ada pada dirinya membuat dia mempunyai daya tarik seksual terhadap lawan jenisnya meskipun dia tak pernah menunjukkannya.

    Ah… seandainya saja dia mengaenal Galih jauh sebelum suaminya datang dalam kehidupannya!
    Citra pejamkan matanya mencoba meredam pergolakan dalam hatinya dan hati kecilnya menuntun tangannya bergerak ke bawah tubuhnya.

    Vaginanya terasa bergetar akibat membayangkannya dan saat dia menyentuh dirinya sendiri yang masih terhalang celana jeansnya, sebuah ombak kenikmatan menerpa tubuhnya. Jemarinya yang lentik bergerak cepat melepas kancing celananya lalu menurunkan resleitingnya.

    Cerita Sex Sahabat Suami Tangannya menyelinap di balik celana dalam katunnya yang berwarna putih, melewati rambut kemaluannya hingga sampai pada gundukan daging hangatnya. Nafasnya terasa terhenti sejenak saat jarinya menyentuh kelentitnya yang sudah basah, membuat sekujur tubuhnya merasakan sensasi yang sangat kuat.

    Dia terdiam beberapa waktu. Dhika pulang 2 jam lagi, dan Galih juga datang kira-kira dalam waktu yang sama. Kenapa tidak? Dia tak bisa mencegah dorongan hati kecilnya.

    Toh dia tak menghianati suaminya secara lahiriah, hanya sekedar untuk memuaskan dirinya sendiri dan 2 jam lebih dari cukup, sisi lain hatinya mencoba beralasan membenarkan kobaran gairahnya yang semakin membesar dalam dadanya.

    Citra menurunkan celana jeansnya dan mengeluarkan kakinya satu persatu dari himpitan kain celana jeansnya. Melepaskan celana dalamnya juga, lalu dia kembali rebah di atas sofa. Dari pinggang ke bawah telanjang, kakinya terbuka.

    Pejamkan matanya lagi dan tangannya kembali bergerak ke bawah, menuju ke pangkal pahanya, membuat dirinya merasa se nyaman yang dia inginkan.

    Dia nikmati waktunya, menikmati setiap detiknya. Dia membayangkan Galih sedang memuaskannya, deru nafasnya semakin cepat. Citra tak pernah berselingkuh selama ini, membayangkan dengan pria lain selain Dhika saja belum pernah, semua fantasinya hanya berisikan suaminya. Tapi sekarang ada sesuatu dari pria ini yang menyeretnya ke dalam fantasi barunya.

    “Ups! Maaf!” terdengar sebuah suara. Matanya langsung terbuka, dan dia tercekat. Dia melihat bayangan seorang pria menghilang di sudut ruangan. Dia baru sadar kalau dia sudah melakukan masturbasi selama lebih dari 10 menit, dan dia benar-benar tenggelam dalam alam imajinasinya hingga tak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam rumah.

    Dan dia sadar kalau bayangan pria itu adalah Galih, dengan terburu-buru dia mengambil pakaiannya dan segera memakainya lagi.

    “Mafkan aku Citra,” kata Galih, “Nggak ada yang menjawab ketukanku dan pintunya terbuka.” dia berada di sudut ruangan jauh dari pandangan, tapi dia sudah melihat banyak! Pemandangan yang disaksikannya saat dia memasuki ruangan ini membakar pikirannya.

    Istri sahabatnya berbaring dengan kaki terpentang lebar di atas sofa itu, tangannya bergerak berputar pada kelentitnya. Pahanya yang lembut dan kencang tebuka lebar, rambut kemaluannya yang hitam mengelilingi bibir vaginanya. Penisnya mengeras dengan cepat dalam celana jeansnya.

    “Nggak apa-apa,” jawab Citra dari ruang keluarga,

    “Kamu boleh masuk sekarang.” dia sudah berpakaian lengkap sekarang, dan dia berbaring di atas sofa, menyembunyikan wajahnya dalam telapak tangannya.

    “Aku sangat malu.” katanya kemudian.

    “Ah, kita semua pernah melakukannya, Citra!” jawab Galih. Agen Judi Maxbet Terpercaya

    Dia berdiri tepat di samping Citra, seperti ingin agar Citra dapat melihat seberapa A?a,?EskerasnyaA?a,?a”? dia.

    Cerita Sex Sahabat Suami Dia tak dapat mencegahnya, wanita ini sangat menggoda. Dia merasa kalau dia ingin agar wanita ini bergerak padanya!!!

    “Tetap saja memalukan!” katanya, menyingkirkan tangannya dari wajahnya. Vaginanya berdenyut sangat hebat, dia hampir saja mendapatkan orgasme tadi! Sebuah desiran yang lain terasa saat dia melihat tonjolan menggelembung pada bagian depan celana Galih.

    Dengan cepat dia memalingkan wajahnya, tapi masih saja pria ini memergokinya. Sekarang Galih menjadi lebih terbakar lagi, ini lebih dari cukup.

    “Nggak ada yang harus kamu permalukan, setidaknya itu pendapatku setelah apa yang sudah aku lihat tadi!” katanya tenang. Citra menatapnya penuh dengan tanda tanya.

    “Aku jadi benar-benar terangsang melihatmu seperti itu,” dia menjelaskan, “Sebuah perasaan yang belum pernah ku alami sebelumnya.” kata-katanya, adalah kenyataan bahwa dia sangat menginginkannya, membuat Citra semakin basah.

    Dia menyadari betapa istri sahabatnya ini A?a,?EstertarikA?a,?a”? akan perkataannya tersebut dan Galih memutuskan untuk lebih menekannya lagi.

    “Lihat akibatnya padaku!” katanya, tangannya bergerak mengelus tonjolan pada bagian depan celananya. Ini masih dalam batas yang bisa dikatakan A?a,?EswajarA?a,?a”?, belum ada batas yang dilanggar.

    Saat Galih melihat A?a,?EsnodaA?a,?a”? basahnya di atas permukaan sofa itu dan mata Citra yang tak berpaling dari seputar pinggangnya, Galih memutuskan akan melanggar batas tersebut.

    Citra hanya melihat dengan diam saat sahabat suaminya ini membuka kancing dan menurunkan resleiting celananya. Citra tak bisa mengingkari bahwa dia menjadi lebih terangsang, dan dia tak menemukan kata yang tepat untuk mencegah pria ini.

    Dan saat dia menyaksikan pria di depannya ini memasukkan tangannya dalam celana dalamnya sendiri, vaginanya terasa semakin basah. Galih mengeluarkan penis kedua dalam hidup Citra yang dilihatnya secara nyata, disamping penis para bintang film porno yang pernah dilihatnya bersama suaminya dulu.
    Nafas Citra tercekat, matanya terkunci memandangi penis dihadapannya. Dia belum melihat keseluruhannya, dan ini benar-benar sangat berbeda dengan milik suaminya. Tapi ternyata A?a,?EsperbedaanA?a,?a”? itulah yang semakin membakar nafsunya semakin lapar.

    “Suka apa yang kamu lihat?” tanyanya pelan. Citra mengangguk, memberanikan diri memandang ke atas pada mata Galih sebelum melihat kembali pada penisnya yang keras. Galih mengumpat betapa beruntungnya sahabatnya. Dia ucapkan sebuah kata.

    “Sentuhlah!”

    Ragu-ragu, dengan hati berdebar kencang, Citra pelan-pelan menyentuh dengan tangannya yang kecil dan melingkari penis pria di depannya ini dengan jarinya. Penis pertama yang dia pegang dengan tangannya, selain milik suaminya, dalam enam tahun belakangan.

    Perasaan dan emosi yang bergolak di dadanya terasa menegangkan, dan dia inginkan lebih lagi. Galih melihat penisnya dalam genggaman tangan istri sahabatnya yang kecil, dan dia hanya melihat saat Citra pelan-pelan mulai mengocokkan tangannya.

    Terasa sangat panas dan keras dalam genggaman tangannya, dan Citra tak dapat hentikan tangannya membelai kulitnya yang lembut dan berurat besar itu. Galih bergerak mendekat dan membuat batang penisnya menjadi hanya beberapa inchi saja dari wajah Citra.

     

    Galih menyentuh tubuh Citra, tangannya meremas pahanya yang masih terbungkus celana jeans. Tanpa sadar Citra membuka kakinya sendiri melebar untuknya, dan tangan Galih bergerak semakin dalam ke celah paha Citra.

    Terasa desiran kuat keluar dari vaginanya saat tangan Galih mulai mengelusi dari luar celana jeansnya, Citra menggelinjang dan meremas penisnya semakin kencang.

    Dengan tangannya yang masih bebas, dipegangnya belakang kepala Citra dan mendorongnya semakin mendekat. Citra tak berusaha berontak. Matanya masih terpaku pada penis Galih, dia menunduk ke depan dan dengan lembut mencium ujung kepalanya.

    Lidahnya terjulur keluar dan Citra kemudian mulai menjilat dari pangkal hingga ujung penis barunya tersebut.

    Sekarang giliran Galih, tangannya bergerak melucuti pakaian Citra. Citra yang sedang asik dengan batang keras dalam genggaman tangannya tak menghiraukan apa yang dilakukan Galih. Diciumnya kepala penis Galih, menggodanya seperti yang disukai suaminya (hanya itulah seputar referensi yang dimilikinya).

    Tangan Galih menyelinap dalam celana dalam Citra, tangannya meluncur melewati rambut kemaluannya. Citra melenguh pelan saat tangan Galih menyentuh kelentitnya. Dia membuka lebar mulutnya dan memasukkan mainan barunya tersebut ke dalam mulutnya, lidahnya berputar pelan melingkari kepala penis dalam mulutnya.

    Galih mengerang, merasakan kehangatan yang membungkus kejantanannya. Dia menatapnya dan melihat batang penisnya menghilang dalam mulut Citra, bibirnya mencengkeram erat di sekelilingnya dan matanya terpejam rapat.

    Galih menjalankan jarinya pada kelentit Citra, menggoda tombol kecilnya, mulut Citra tak bisa bebas mengerang saat tersumpal batang penis Galih. Dorongan gairah yang hebat membuat Citra semakin bernafsu mengulum naik turun batang penis Galih. Pinggulnya dengan reflek bergerak memutar merespon tarian jari Galih pada kelentit sensitifnya.

    Jari Galih mengeksplorasi lubang hangatnya Citra, membuat lenguhannya semakin sering terdengar dalam bunyi yang aneh karena dia tak juga mau melepaskan mulutnya dari batang penis Galih. Citra tak lagi memikirkan apa yang dia perbuat, dia hanya mengikuti nalurinya.

    Ini benar-benar lain dengan dia dalam keseharian, sesuatu yang akan membuat suaminya mati berdiri bila dia melihatnya saat ini. Semuanya meledak begitu saja.

    Sesuatu yang dimiliki pria ini yang membuka pintu dari sisi lain dirinya dan Galih sangat menikmati perbuatannya. Masing-masing masih tetap asik dengan kemaluan pasangannya. Dan Citra menginginkan lebih dari ini. Mereka berdua menginginkan lebih dari sekedar begini.

    Citra menelan seluruh batang penis Galih, menahannya di dalam mulutnya untuk memenuhi kehausan gairahnya sendiri. Hidungnya sampai menyentuh rambut kemaluan Galih, ujung kepala penisnya menyentuh langit-langit tenggorokannya, hampir membuatnya tersedak.

    Galih mengeluarkan tangannya dari balik celana dalam Citra yang membuatnya sedikit kecewa, ada sesuatu yang terasa hilang. Diraihnya tepian celana jeans Citra dan dengan cepat Citra mengangkat sedikit pantatnya dari atas sofa, yang mau tak mau membuatnya melepaskan batang penis itu dari mulutnya, dan mempermudah sahabat suaminya ini melepaskan celananya dari kakinya yang halus.

    Nafasnya tercekat, dada terasa berat saat dia melihat Galih menarik celana dalamnya. Dengan sedikit memaksa dia menurunkannya melewati kakinya dan Citra menendangnya menjauh dari kakinya sendiri. Membantu Galih menelanjangi tubuh bawahnya. Galih sekarang berlutut di lantai dan menatap takjub pada segitiga menawan dari rambut kemaluan Citra.

    Dia menyentuh vagina Citra dengan tangan kirinya, menjalankan jari tengahnya pada kelentitnya sambil tangan yang satunya menggenggam batang penisnya sendiri.

    Citra mendesah pelan, pinggulnya bergetar. Matanya terpejam rapat, dia sangat meresapi rasa yang diberikan selangkangannya. Galih mengoleskan kepala penisnya pada pipi dan hidung Citra. Saat sampai di mulutnya, Citra membuka mulutnya segera dan Galih langsung mendorong penisnya masuk.

    Tangannya yang kecil menggenggam buah zakarnya dan Citra membuka matanya perlahan saat dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun pada batang penisnya.

    Galih semakin melesakkan jarinya ke dalam vagina Citra, membuat Citra memejamkan matanya lagi, mengerang. Vaginanya terasa sangat basah! Jarinya bergerak di seluruh rongga lubang itu, bergerak keluar masuk saat ibu jarinya mengerjai kelentit Citra.

    Kini, celana jeans dan celana dalam Galih sudah jatuh merosot di atas lantai, Galih menarik penisnya keluar dari mulut Citra dan langsung menendang pakaian bawahnya menjauh.

    Dia menunduk, tangannya bergerak ke bawah bongkahan pantat Citra, mengangkatnya dari atas sofa agar bagian bawah tubuh istri sahabatnya ini lebih terekspose ke atas. Citra meraih penisnya dan segera memasukkannya kembali ke dalam mulutnya. Galih mendekatkan kepalanya pada daging nikmat Citra.

    Masih tetap menahan pantat Citra ke atas, mulutnya mencium bibir vagina Citra, mencicipi rasa dari istri sahabatnya untuk pertama kalinya. Mulut Citra langsung mengerang merespon, sejenak menikmati sensasi yang diberikan Galih sebelum kembali meneruskan A?a,?EspekerjaanA?a,?a”? mulutnya. Lidah Galih melata pada dinding bagian dalam dari vagina Citra, menjilati sari buah gairah yang dikeluarkannya.

    Citra merasa bibir Galih menjepit tombol sensitifnya dan lidahnya bergerak pelan pada sasarannya. Erangan semakin tak terkendali lepas dari mulutnya akibat perlakuan Galih kali ini. Batang penisnya terlepas keluar dari cengkeraman mulut Citra. Galih semakin menaikkan pantat Citra, menekan vagina Citra pada wajahnya dan lidahnya semakin bergerak menggila.

    Jantung Citra serasa mau meledak, nafasnya terasa berat… sangat dekat…

    Jantungnya berhenti berdenyut, orgasmenya datang. Pinggulnya mengejat di wajah Galih dengan liar. Citra merasa jiwanya melayang entah kemana! Pria ini memberinya sebuah oral seks terhebat yang pernah didapatkan dalam hidupnya!

    Akhirnya, Citra kembali ke bumi. Galih melepaskan pantatnya, mengangkat kepalanya dari selangkangan Citra. Batang penisnya terasa sangat keras, dan nafasnya terdengar memburu tak beraturan.

    Citra pikir dia tak mungkin dapat menghentikan pria ini sekarang meskipun dia menginginkannya. Galih naik ke atas sofa, menempatkan dirinya diantara paha Citra, yang tetap Citra biarkan terbentang lebar hanya untuknya.

    Terlintas dalam pikirannya jika dia tetap meneruskan ini terjadi, milik Galih adalah penis kedua yang akan memasuki tubuhnya dalam hidupnya.

    Sedikit gelembung rasa bersalah melayang dalam benaknya. Yang dengan cepat meletus menguap saat ujung kepala penis Galih menyentuh bibir vaginanya, membuat sekujur tubuhnya seakan tersengat aliran listrik.

    Dengan perlahan Galih memasukkan penisnya menembus ke dalam tubuh Citra. Pada pertengahan perjalanannya dia menghentikan sejenak gerakannya, menikmati gigitan bibir vagina Citra pada batang penisnya dan tiba-tiba dia menghentakkan kedalam dengan satu tusukan.

    Dinding vaginanya terbuka menyambutnya, dan pelan-pelan Citra dapat merasakan dirinya menerima sesuatu yang lain memasuki tubuhnya kini. Tubuhnya merinding, perasaan menakjubkan ini merenggut nalarnya.

    Galih mengeluarkan separuh dari batang penisnya dan menghujamkannya kembali seluruhnya ke dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan dan Galih menahan penisnya sejenak di dalam vagina Citra, meresapi sensasinya. Manahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya, dia menatap ke bawah pada istri sahabatnya ini sambil menggerakkan penisnya keluar masuk dalam vagina Citra dengan gerakan lambat.

    Citra pejamkan matanya, mendesah lirih saat dia rasakan kejantanan Galih keluar masuk dalam tubuhnya. Galih melihat batang penisnya menghilang lalu muncul kembali dalam daging hangat basah milik Citra lagi dan lagi, dan gerakannya perlahan semakin cepat.

    Nafas keduanya semakin berat, Galih bergerak semakin cepat, Citra menggelinjang, mengerang, kakinya terangkat keatas.

    Kedua kakinya akhirnya jatuh dibelakang pantat Galih yang mengayun keluar masuk. Tubuh Galih menindih tubuh kecil wanita di bawahnya saat dia mengocok vaginanya semakin keras. Dia menciumi leher Citra, dan menghisap lubang telinganya dengan mulutnya, erangan keduanya terdengar mengiringi setiap gerakan tubuh mereka.

    Lengan Citra melingkari tubuh Galih, kukunya tertancap pada punggung Galih saat kakinya terayun-ayun oleh gerakan pantat Galih. Mulut Citra menyusuri leher Galih, mencari bibirnya. Saat bibir mereka bertemu, mereka berciuman untuk pertama kalinya.

    Lidah Citra merangsak masuk ke dalam mulut Galih mengiringi batang penisnya yang menggenjot tubuhnya berulang-ulang. Bibir keduanya saling melumat, saling mengerang dalam mulut masing-masing di atas sofa di ruang tengah itu. Sofa itu sedikit berderit akibat gerakan Galih yang bertambah liar.

    Citra dapat merasakan orgasmenya mulai tumbuh, dan dia menghentikan ciumannya, tak mampu menahan erangannya lagi. Mulut mungilnya mengeluarkan erangan yang sangat keras dan semakin keras saat penis keras Galih semakin melebarkan vaginanya dan Galih memasukinya bertambah dalam.

    Seorang pria baru! Citra tak pernah melakukannya dengan pria lain selain Dhika sebelumnya dan pria baru ini melakukannya dengan sangat hebat! Semuanya terasa bergerak cepat. Orgasmenya meledak, Citra mencoba menahan erangannya dengan menggigit bibir bawahnya.

    Dinding-dinding vaginanya berkontraksi mencengkeram batang penis pria baru ini dengan kuat, dan Citra menghentakkan pinggulnya keatas berlawanan dengan gerakan Galih di atas tubuhnya, berusaha agar batang penis Galih tenggelam semakin dalam pada tubuhnya saat ombak orgasme mengambil alih kesadarannya.

    Galih memandangi Citra saat dia dilanda orgasme, masih tetap mengocok penisnya dengan kecepatan yang dia mampu. Dia tak menyangka wanita pemalu dan pendiam ini akan begitu mudah ditaklukannya! Dia merasakan miliknya juga segera tiba, gerakannya semakin dipercepat.
    Dalam beberapa tusukan kemudian, dan lalu meledaklah. Sejenak setelah orgasme Citra mereda, orgasme Galih datang.

    Tusukan terakhirnya membuat penisnya terkubur semakin jauh dalam vagina Citra. Dia menggeram, penisnya berdenyut hebat. Semburan demi semburan yang kuat keluar dari ujung penisnya mendarat dalam rahim Citra seakan tanpa jeda.

    Citra menggoyangkan pantatnya naik ke atas, memeras semua sperma dari penis Galih. Galih tak bisa menahan tubuhnya lebih lama, dia jatuh menindih tubuh Citra di bawahnya, mencoba bernafas dengan susah payah.

    Tangan Citra membelai punggung Galih saat sperma terakhirnya keluar dari penisnya menyirami vaginanya. Keduanya masih berusaha untuk mengatur nafas.

    Kedua bibir mereka merapat, berciuman dengan lembut. Lidahnya menggelitik rongga mulut Citra dan ciuman mereka berubah menjadi liar saat penis Galih mulai mengecil dalam vagina Citra. Tangan dan paha Citra mencengkeramnya erat, menahannya agar tetap berada dalam tubuhnya.

    Dia mendapatkan pengalaman lain dengan pria ini. Pria kedua yang bercinta dengannya dalam 29 tahun usianya. Akhirnya mereka hentikan ciumannya. Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi dari vagina Citra.

    Keduanya mengenakan pakaiannya masing-masing tanpa saling berkata-kata. Citra terlalu malu untuk mengucapkan sesuatu dan Galih tak tahu harus berkata apa.

    Dhika pulang 30 menit kemudian A?a,?aEs dia pulang lebih awal, tapi tak lebih awal (beruntunglah mereka). Ketiganya lalu makan malam, dan Citra tak dapat menyingkirkan pikirannya dari bayangan Galih sepanjang waktu itu.

    Dhika dan Galih kemudian sibuk dengan urusan pria yang tak begitu dimengerti oleh Citra. Dan malam berikutnya, mereka berdua duduk di meja makan bersama Citra. Para pria sedang bermain catur. Citra menghabiskan sepanjang harinya mengasuh bayi mereka.

    Kapanpun saat dia sedang sendiri, dia tak mampu hentikan dirinya memikirkan pengalamannya bersama Galih kemarin. Dia merasa gairahnya menyala-nyala sepanjang hari itu, dan dia mempunyai beberapa menit untuk memuaskan dirinya dengan tangannya sendiri.

    Saat menuangkan minuman pada suaminya dan Galih malam itu, dia sangat bergairah, dan sangat basah. Setiap kali dia melirik Galih, ada desiran halus pada vaginanya. Sekarang dia telah mencoba seorang pria lain, dan dia merasa ketagihan!

    Galih tak jauh beda. Dia bermasturbasi mebayangkan istri sahabatnya ini kemarin malam, sebelum tidur. Bayangan tubuh telanjangnya memenuhi benaknya sepanjang hari. Saat Dhika pergi ke kamar mandi, Galih beringsut mendekati Citra.

    “Apa kamu menikmati waktu kita kemarin?” tanyanya berbisik.

    “Ya.” Citra tersenyum manis. Sifatnya yang malu-malu membuat birahi Galih terbakar.

    “Apa kamu menginginkannya sekarang?” dia bertanya memastikan. Penisnya sudak mengeras sekarang. Citra terkejut dengan pertanyaannya yang sangat berani itu, malu-malu, lalu mengangguk.

    Galih memutuskan akan sedikit menggodanya. Membuat Citra semakin menginginkannya agar kesempatan mendapatkannya lagi semakin terbuka lebar. Dia menurunkan resleiting celananya dan melepaskan kancingnya, tangannya masuk ke dalam pakaian dalamnya.

    Dia mengeluarkan penisnya, yang sudah ereksi penuh. Nafas Citra tercekat di tenggorokan, denyutan di vaginanya memberinya sebuah sensasi. Batang penis itu berada dalam tubuhnya kemarin. Dia menginginkannya lagi sekarang.

    Mereka mendengar pintu kamar mandi terbuka dan Galih segara memasukkan penisnya kembali ke dalam celananya. Dhika masuk ke dalam ruangan, tak mengira sahabatnya baru saja memperlihatkan penisnya yang ereksi pada istrinya.

    Tak lama berselang, entah kenapa dewa kemujuran selalu berpihak pada mereka, Dhika lagi-lagi mau ke kamar mandi. Saat dia berdiri dan bergegas ke kamar mandi, vagina istrinya berdenyut membutuhkan penis Galih.

    Begitu Dhika menghilang dari pandangan keduanya, Galih langsung bangkit dari kursinya. Mata Citra berbinar terfokus pada tonjolan di celana Galih saat mereka mendengar pintu kamar mandi ditutup.

    Dia langsung menurunkan resleitingnya, dan mengeluarkan batang penisnya. Dengan cekatan Galih mengocok penisnya sampai ereksi penuh, sangat dekat di wajah Citra. Galih berdiri dei depan Citra, dan Citra langsung berlutut di hadapan sahabat suaminya.

    Kepala penisnya menyentuh kulit pipinya, dan perlahan bergerak ke mulutnya. Saat Galih merasa bibir lembut Citra menyentuh ujung kepala penisnya, dia merasa mulut itu membuka.

    Segera saja kepala penis itu lenyap ke dalam mulut Citra, dan Galih melihat bibir itu bergerak membungkus seluruh batang penisnya.

    Tangannya membelai rambut panjang Citra dengan lembut, menahan kepalanya saat seluruh bagian batang penisnya lenyap dalam mulut Citra.
    Kepalanya segera bergerak maju mundur pada batang penis itu, suara basah dari hisapan mulutnya segera terdengar.

    Kembali, mereka mendengar pintu kamar mandi dibuka, dan Galih mengeluarkan penisnya dari mulut Citra dengan cepat. Agak kesulitan dia memasukkan penisnya kembali dalam celananya dan segera duduk kembali di kursinya, menutupi perbuatan mereka. Dhika duduk dan memberi Citra ciuman kecil, tak tahu kalau istrinya baru saja mendapatkan sebuah batang penis yang lain dalam mulutnya.

    Mereka kembali mendapatkan kesempatan sekali lagi di malam itu, dan mereka berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin.

    Bayi mereka menangis di lantai atas, Dhika berinisiatif untuk pergi melihatnya. Citra lebih dari senang mengijinkannya. Dia sangat menginginkan penis itu, tapi dia tak mampu berbuat apa-apa. Meskipun mendapatkannya di dalam mulutnya tak mampu meredakan gairahnya.

    Mereka dapat mendengar bunyi langkah kaki Dhika yang menaiki tangga, dan Citra langsung berdiri. Dia tak pernah se agresif ini! Tapi keA?a,?a”?hausannyaA?a,?a”? akan penis itu mampu merubah tabiatnya. Hanya sekedar untuk segera melihatnya lagi! Dia langsung berlutut di antara paha Galih, dan Galih segera membukanya untuknya…

    Tangan mungilnya dengan cekatan melepaskan kancing dan resleitingnya, dan dia langsung membukanya dalam sekejap. Citra meraih ke dalam celana dalam Galih dan mengeluarkan penis kerasnya.

    Vaginanya langsung basah hanya dengan memandangnya saja. Tangannya yang kecil mengocoknya, saat lidahnya menjilati dari pangkal batang penis Galih hingga ke ujung.

    Sekali lagi, dia kembali memasukkannya ke dalam mulutnya. Menghisapnya dengan rakus hingga mengeluarkan bunyi, tak menghiraukan resiko kepergok suaminya. Galih mendengarkan dengan seksama gerakan dari lantai atas, memastikan Dhika tidak turun ke bawah.

    Galih menatapnya. Bibirnya membungkus batang penisnya dengan erat, kepala penisnya tampak bekilatan basah terkena lampu ruangan ini saat itu keluar dari mulutnya, mata Citra terpejam menikmati. Dia ternyata begitu pintar memberikan blow job! Galih sangat ingin menyetubuhi wanita ini, meskipun hanya sesaat.

    Gairahnya sudah tak terbendung lagi, dan dia memegang pipi Citra, batang penisnya keluar dari mulutnya. Galih berdiri, penisnya mengacung tegang, dan Citra berdiri bersamaan, memandangnya dengan api gairah yang sama.

    Galih menciumnya, lembut, melumat bibirnya. Dia menciumnya lagi, dan lidah mereka saling melilit. Lalu ciuman itu berakhir. Galih memutar tubuh Citra membelakanginya. Citra merasakan tangan Galih berada pada vaginanya, berusaha melepaskan kancing celananya.

    “Jangan…” desahan lirih keluar dari mulutnya. Dia tak tahu kenapa kata itu keluar dari mulutnya saat dia ingin mengucapkan kata A?a,?EsyaA?a,?a”?. Celananya jatuh hingga lututnya, memperlihatkan pantatnya yang dibungkus dengan celana dalam katun berwarna putih.

    Galih merenggut kain itu dan langsung menyentakkannya ke bawah, membuat pantat Citra terpampang bebas di hadapannya. Galih masih dapat mendengar suara gerakan di lantai atas jadi dia tahu dia aman untuk beberapa saat, dia hanya perlu memasukkan penisnya ke dalam vaginanya, walaupun untuk se detik saja!

    Nafas keduanya memburu, dan Citra sedikit menundukkan tubuhnya ke depan, tangannya bertumpu pada meja makan, membuka lebar kakinya. Galih jauh lebih tinggi darinya, penisnya berada jauh di atas bongkahan pantatnya.

    Dia sedikit menekuk lututnya agar posisinya tepat. Dia semakin menekuk lututnya, sangat tidak nyaman, tapi dia sadar kalau dia terlalu tinggi untuk Citra. Dia tahu dia akan merasa kesulitan dalam posisi ini, tapi hasratnya semakin mendesak agar terpenuhi segera.

    Dia menggerakkan pinggulnya ke depan, ujung kepala penisnya menyentuh bibir vaginanya. Citra sudah teramat basah! Dan itu semakin mengobarkan api gairah Galih. Saat bibir vagina Citra sedikit mencengkeram ujung kepala penisnya, Galih tahu jalan masuknya sudah tepat.

    Dia mendorong ke depan. Citra menghisapnya masuk ke dalam, separuh dari penisnya masuk ke dalam dengan cepat.

    Citra mendesah, merasa Galih memasukinya. Galih mencengkeram pantat Citra dan memaksa memasukkan penisnya semakin ke dalam. Batang penisnya sudah seluruhnya terkubur ke dalam cengkeraman hangatnya.

    Galih mulai menyetubuhinya dari belakang, menarik penisnya separuh sebelum mendorongnya masuk kembali, lagi dan lagi. Serasa berada di surga bagi mereka berdua. Galih berada di dalam vaginanya hanya beberapa detik, tapi bagi keduanya itu sudah dapat meredakan gelora api gairah yang membakar.

    Tiba-tiba Galih mendengar gerakan dari lantai atas. Citra tak menghiraukannya, dia sudah tenggelam jauh dalam perasaannya. Galih mengeluarkan penisnya dari vagina Citra. Sebenarnya Citra ingin teriak melampiaskan kekesalannya, tapi segera dia sadar akan bahaya yang mengancam mereka berdua, segera saja dia menarik celana dan celana dalamnya sekaligus ke atas. Saat Dhika datang, mereka berdua sudah duduk kembali di kursinya masing-masing, gusar.

    Galih dan Citra menghabiskan sisa malam itu dengan gairah yang tergantung. Saat malam itu berakhir, Galih segera bergegas pergi ke kamarnya dan langsung mengeluarkan penisnya. Hanya dibutuhkan 3 menit saja baginya bermasturbasi dan legalah.

    Tapi bagi Citra, tidaklah semudah itu. Kamar tidurnya berada di lantai yang berlainan dengan kamar tamu yang dihuni Galih, dan dia tak punya kesempatan untuk melakukan masturbasi. Bahkan Dhika tak mencoba untuk bercinta dengannya malam itu! Seperempat jam ke depan dilaluinya dengan resah. Citra memberi beberapa menit lagi untuk suaminya sebelum dia tak mampu membendungnya lagi.

    Dia turun dari tempat tidur, setelah memastikan suaminya sudah tertidur lelap. Dia mengendap-endap menuju ke kamar tamu. Malam itu dia hanya memakai kaos putih besar hingga lututnya dan celana dalam saja untuk menutupi tubuh mungilnya.

    Dengan hati-hati dia membuka pintu kamar Galih, menyelinap masuk, dan menutup perlahan pintu di belakangnya. Galih sudah tertidur beberapa menit yang lalu. Citra berdiri di samping tempat tidur, memandang pria yang tertidur itu, memutuskan bahwa dia akan melakukannya. Ini tak seperti dirinya! Dia tak pernah seagresif ini! Dia tak pernah berinisiatif! Tapi sekarang, terjadi perubahan besar.

    Ditariknya selimut yang menutupi tubuh Galih, Galih tergolek tidur di atas kasur hanya memakai celana dalamnya. Citra mencengkeram bagian pinggirnya dan dengan cepat menariknya turun hingga lututnya, membebaskan penis Galih yang masih lemas. Dengan memandangnya Citra merasakan desiran halus pada vaginanya. Dia tak percaya Galih tak terbangunkan oleh perbuatannya tadi! Yah, baiklah, dia tahu bagaimana cara membangunkannya.

    Citra duduk di samping Galih, dengan perlahan membuka kaki Galih ke samping. Tangan mungilnya meraih penis Galih yang masih lemas menuju ke mulutnya. Rambut panjangnya jatuh tergerai di sekitar pangkal paha Galih. Galih setengah bangun, merasa nyaman. Penisnya membesar dalam mulut Citra, dan sebelum ereksi penuh, dia akhirnya benar-benar terjaga. Tak membutuhkan waktu lama baginya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi A?a,?aEs istri sahabatnya sedang menghisap penisnya!

    Dia mendesah, tangannya meraih ke bawah dan mengelus rambut panjang Citra saat dengan pasti penisnya semakin mengeras dalam mulut Citra. Merasakan penisnya yang semakin membesar dalam mulutnya membuat celana dalam Citra basah, dan dia mulai menggerakkan kepalanya naik turun. Dia menghisap dengan berisik, lidahnya menjalar naik turun seperti seorang professional.

    Galih dapat mendengar bunyi yang dikeluarkan mulut Citra saat menghisap penisnya, dan dia dapat melihat bayangan tubuh Citra yang diterangi cahaya bulan yang masuk ke dalam kamarnya yang gelap. Citra sedang memberinya blow job yang hebat. Untunglah dia bermasturbasi sebelum tidur tadi, kalau tidak pasti dia tak akan dapat bertahan lama.

    Citra tak mampu menahannya lagi. Dia ingin vaginanya segera diisi. Dia sangat terangsang, dia sangat membutuhkan penis itu dalam vaginanya seharian tadi. Dikeluarkannya penis Galih dari dalam mulutnya, dan berdiri dengan bertumpukan lututnya di atas tempat tidur itu.

    Tangannya menarik bagian bawah kaosnya ke atas dan menyelipkan kedua ibu jarinya di kedua sisi celana dalamnya dan mulai menurunkannya.

    Diangkatnya salah satu kakinya untuk melepaskan celana dalam itu dari kakinya. Kaki yang satunya lagi dan kemudian merangkak naik ke atas kasur setelah menjatuhkan celana dalamnya ke atas lantai. Nafasnya sesak, menyadari apa yang menantinya.

    Diarahkannya batang penis Galih ke atas dengan tangannya yang kecil dan bergerak ke atas Galih, memposisikan vaginanya di atasnya. Galih dapat merasakan bibir vagina Citra yang basah menyentuh ujung kepala penisnya saat Citra mulai menurunkan pinggulnya.

    Daging dari bibir vaginanya yang basah membuka dan kepala penis Galih menyelinap masuk. Citra mengerang lirih, tubuhnya yang disangga oleh kedua lengannya jadi agak maju ke depan. Citra semakin menekan ke bawah, membuat keseluruhan batang penis Galih akhirnya tenggelam ke dalamnya.

    Erangan Citra semakin terdengar keras. Dia merasa sangat penuh! Galih benar-benar membukanya lebar! Citra semakin menekan pinggulnya ke bawah dan dia mulai menciumi leher Galih, berusaha menahan Galih di dalam tubuhnya.

    Bibir mereka bertemu dan saling melumat dengan bernafsu. Lidah Citra menerobos masuk ke dalam mulut Galih, menjalar di dalam rongga mulutnya saat dia tetap menahan batang penis Galih agar berada di dalam vaginanya.

    Galih membalas lilitan lidah Citra, tangannya bergerak masuk ke balik kaos yang dipakai Citra, bergerak ke bawah tubuhnya hingga akhirnya tangan itu mencengkeram bongkahan pantat Citra. Tangannya mengangkat pantat Citra ke atas, membuat tubuhnya naik turun di atasnya A?a,?aEs Citra tetap tak membiarkan batang penis Galih teangkat terlalu jauh dari vaginanya!

    Tak menghiraukan keberadaan Dhika yang masih terlelap tidur di kamarnya, mereka berdua berkonsentrasi terhadap satu sama lainnya. Tangan Galih naik ke punggung Citra, menarik kaos yang dipakai Citra bersamanya.

    Ciuman mereka merenggang, Citra mengangkat tubuhnya, tangannya mengangkat ke atas saat Galih melepaskan kaosnya lepas dari tubuhnya. Payudaranya terbebas. Galih melihatnya untuk pertama kalinya. Di dalam keremangan cahaya, Galih masih dapat menangkap keindahannya. Payudaranya yang tak begitu besar dengan putting susu yang keras menantang, dan dia menggoyangkannya dihadapan Galih, menggodanya.

    Galih mengangkat tubuhnya, tangannya yang besar menahan punggung Citra saat dia menghisap putingnya ke dalam mulutnya. Citra menggelinjang kegelian saat lidahnya bergerak melingkari sebelah payudaranya sebelum mencium yang satunya lagi.

    Pada waktu yang bersamaan Galih mengangkat pantatnya, masih berusaha agar tetap tenggelam dalam vaginanya, tapi bergerak keluar masuk dengan pelan. Tangannya meremas payudara Citra yang bebas, sedangkan mulutnya terus merangsang payudara yang satunya dengan mulutnya.
    Citra memandang Galih yang merangsang payudaranya, tangannya membelai rambut Galih dengan lembut. Citra merasa penis Galih bergerak keluar sedikit tapi tak lama kemudian masuk kembali ke dalam vaginanya. Dia merasa sangat nyaman, sangat berbeda di dalam tubuhnya. Dia mulai menggoyang, mengimbangi kocokan Galih yang mulai bertambah cepat.

    Galih melepaskan mulut dan tangannya dari payudara Citra dan rebah kembali ke atas kasur. Citra mulai mengangkat pinggulnya naik ke atas hingga batang penis Galih nyaris terlepas ke luar seluruhnya sebelum menghentakkan pinggulnya ke bawah lagi.

    Tangan Galih kembali pada pantat Citra, meremasnya sambil memandangi wanita yang telah menikah ini menggoyang tubuhnya tanpa henti. Dengan tanpa bisa dibendung lagi erangan demi erangan semakin sering terdengar keluar dari mulut Citra.

    Orgasme yang sangat dinantikannya seharian ini mulai terbangun dalam tubuhnya. Dengan meremas pantatnya erat, Galih menggerakkan tubuh Citra naik turun semakin keras dan keras. Hentakan tubuh mereka saling bertemu. Nafas Citra semakin berat, Penis Galih menyentak dalam tubuhnya berulang kali.

    Dengan cepat orgasmenya semakin mendekat. Citra mempercepat kocokannya pada penis Galih, menghentakkan bertambah cepat seiring orgasmenya yang mendesak keluar. Citra tak mampu membendungnya lebih lama lagi, pandangannya mulai menjadi gelap.

    Jantungnya berdegup semakin kencang, otot vaginanya berkontraksi, seluruh sendi tubuhnya bergetar saat dia keluar dengan hebatnya. Mulutnya memekik melepaskan himpitan yang menyumbat aliran nafasnya.

    Melihat pemandangan itu gairah Galih semakin memuncak, dia tak memberi kesempatan pada Citra untuk menikmati sensasi orgasmenya. Diangkatnya tubuh mungil wanita itu, dan membaringkan di sampingnya. Dia bergerak ke atas tubuh Citra dan Citra membuka pahanya melebar menyambutnya secara refleks.

    Galih memandangi kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra. Dengan pelan dia mulai masuk, dan mendorongnya masuk ke dalam lubang hangatnya. Citra mengangkat kakinya ke udara, membukanya lebar lebar untuknya.

    Galih menahan berat tubuhnya dengan kedua lengannya. Galih memberinya satu dorngan yang kuat. Citra memekik, ombak kenikmatan menggulungnya saat batang keras itu memasuki tubuhnya. Galih mulai menyetubuhinya tanpa ampun, Citra telah sangat membakar gairahnya. Galih mengocokkan penisnya keluar masuk dalam vagina istri sahabatnya yang berada di bawah tubuhnya dengan cepat, kedua kaki Citra terayun-ayun di atas pantatnya yang menghentak.

    Tempat tidur sampai bergoyang karena hentakan Galih. Citra menggigit bibirnya untuk meredam erangannya yang semakin bertambah keras.

    Galih mulai kehilangan kontrol. Penisnya keluar masuk dalam vagina Citra sebelum akhirnya, dia menarik keluar batang penisnya dengan bunyi yang sangat basah.

    Galih mengerang, batang penisnya berdenyut hebat dalam genggaman tangannya. Sebuah tembakan yang kuat dari cairan kental putih keluar dari ujung kepala penisnya dan menghantam perut Citra, beberapa darinya bahkan sampai di payudaranya.

    Citra menarik nafas, dadanya terasa sesak saat dia melihat tembakan demi tembakan sperma yang kuat keluar dari penis Galih, dan mendarat di atas perutnya. Terasa sangat panas pada kulit perutnya, tapi semakin membakar gairahnya menyadari bahwa itu bukan semburan sperma suaminya, tapi dari seorang pria lain.

    Akhirnya, sperma terakhir menetes dari penis Galih, menetes ke atas rambut kemaluan Citra yang terbaring di depannya dengan kaki terpentang lebar. Dengan mata yang terpejam, Citra tersenyum puas.

    “Aku membutuhkannya” bisiknya. Mereka terdiam beberapa saat meredakan nafas yang memburu sebelum akhirnya mulai membersihkan tubuh basah mereka. Galih mencium dengan lembut bibir Citra yang tersenyum.

    Citra memakai kaosnya dan menggenggam celana dalamnya dalam tangan, melangkah keluar dari kamar itu dengan perasaan yang sangat lega.

    Galih bangun di keesokan harinya. Peristiwa semalam langsung menyergap benaknya, penisnya mulai mengeras. Dikeluarkannya batang penisnya dan perlahan mulai mengocoknya.
    Dia merasa sangat senang saat mendengar ada seseorang yang sedang mandi. Dimasukkannya penisnya kembali kedalam celana dalamnya, bergegas memakai celana jeansnya dan bergegas keluar kamar dengan bersemangat, turun ke lantai bawah.

    Dia berharap yang sedang mandi adalah Dhika dan Citra ada di lantai bawah. Dia mendengar seseorang sedang membuat kopi di dapur. Dia segera ke sana dan ternyata.

    Citra masih dengan pakaian yang dikenakannya malam tadi, sebuah kaos besar hingga lutut, dan sebuah celana dalam saja di baliknya. Dia menoleh saat mendengar ada yang mendekat, dan langsung tersenyum saat mengetahui siapa yang datang. Terasa ada desiran halus di vaginanya saat memandang Galih.

    Citra terkejut saat tangan Galih melingkar di pinggangnya memeluknya erat dan mencium bibirnya. Lalu Citra sadar ada seseorang yang sedang mandi di lantai atas dan Dhika lah yang sedang berada di kamar mandi itu. Bibirnya membalas lumatan Galih dengan menggebu saat tangan Galih menyusup ke dalam kaosnya untuk menyentuh payudaranya.

    Citra melenguh di dalam mulut Galih yang memeluknya merapat ke tubuhnya. Desiran gairah memercik dari payudaranya langsung menuju ke vaginanya, membuatnya basah. Wanita mungil itu tak berdaya dalam dekapan Galih, tangan Citra melingkari leher Galih.

    Mereka berciuman dengan penuh gairah, lidah saling bertaut, perlahan Galih mendorong tubuh Citra merapat ke dinding. Tangannya meremas bongkahan pantat Citra di balik kaosnya. Dan Citra sangat merasakan tonjolan pada bagian depan celana jeans Galih yang menekan perutnya.

    Ciuman Citra turun ke leher Galih, lidahnya melata menuju putting Galih. Citra membiarkan Galih mengangkat tubuhnya ke atas meja, memandangnya dengan pasif saat Galih menyingkap kaosnya hingga dadanya. Citra mengangkat kakinya bertumpu pada tepian meja, mempertontonkan celana dalam putihnya.

    Vaginanya berdenyut tak terkontrol, menantikan apa yang akan terjadi berikutnya. Galih berlutut di hadapannya, dia dapat mencium aroma yang kuat dari lembah surganya saat hidungnya bergerak mendekat.

    Perlahan diciumnya vagina Citra yang masih tertutupi kain itu, Citra mendesah, kenikmatan mengaliri darahnya. Untuk pertama kalinya, Citra merasa gembira saat Dhika berada lama di dalam kamar mandi!

    Dengan tak sabar, tangannya menuju ke pangkal pahanya. Galih hanya menatapnya saat tangan Citra menarik celana dalamnya sendiri ke samping, memperlihatkan rambut kemaluannya, dan kemudian bibir vaginanya yang kemerahan.

    Citra menatap pria yang berlutut di antara pahanya, api gairah tampak berkobar dalam matanya, menahan celana dalamnya ke samping untuknya. Galih menatap matanya seiring bibirnya mulai mencium bibir vaginanya. Membuat lebih banyak desiran kenikmatan mengguyur tubuhnya dan dia mendesah melampiaskan kenikmatan yang dirasakannya.

    Lidah Galih mulai menjilat dari bagian bawah bibir vagina Citra sampai ke bagian atasnya, mendorong kelentitnya dengan ujung lidahnya saat dia menemukannya. Diselipkannya lidahnya masuk ke dalam lubang vaginanya, mersakan bagaimana rasanya cairan gairah Citra.

    Dihisapnya bibir vagina itu ke dalam mulutnya dan dia mulai menggerakkan lidahnya naik turun di sana, membuat Citra semakin basah.

    Desahannya terdengar, menggoyangkan pinggulnya di wajah Galih. Galih melepaskan bibirnya, lidahnya bergerak ke kelentitnya. Dirangsangnya tonjolan daging sensitif itu menggunakan lidahnya dalam gerakan memutar.

    Citra menaruh kakinya pada bahu Galih, duduknya jadi tidak tenang. Tiba-tiba, Galih menghisap kelentitnya ke dalam mulutnya, menggigitnya diantara bibirnya.

    Citra memekik agak keras saat serasa ada aliran listrik yang menyentak tubuhnya. Lidah Galih bergerak berulang-ulang pada kelentit Citra yang terjepit diantara bibirnya, tahu bahwa titik puncak Citra sudah dekat. Dilepaskannya kelentit itu dari mulutnya dan tangannya menggantikan mengerjai kelentit Citra dengan cepat.

    “Oh Tuhan… ” bisiknya mendesah, merasakan orgasmenya mendekat. Jari Galih bergerak tanpa ampun, pinggul Citra terangkat karenanya. Citra menggigit bibirnya berusaha agar suara jeritannya tak terdengar sampai kepada suaminya yang berada di kamar mandi saat orgasmenya datang dengan hebatnya. Dadanya sesak, nafasnya terhenti beberapa saat, dinding-dinding vaginanya merapat.
    Kedua kakinya terpentang lebar di belakang kepala Galih. Citra mendesah hebat, akhirnya nafasnya kembali mengisi paru-parunya mengiringi terlepasnya orgasmenya.

    Galih berdiri dan langsung mengeluarkan penisnya. Citra memandang dengan lapar pada batang penis dalam genggaman tangan Galih. Sebelah tangan Citra masih memegangi celana dalamnya ke samping saat tangannya yang satunya lagi meraih batang penis Galih. Tangan kecil itu menggenggamnya saat Galih maju mendekat.

    Dengan cepat Citra menggesek-gesekkannya pada bibir vaginanya yang basah, berhenti hanya saat itu sudah tepat berada di depan lubang masuknya. Mereka berdua mendengarkan dengan seksama suara dari kamar mandi di lantai atas yang masih terdengar.

    Galih melihat ke bawah pada kepala penisnya yang menekan bibir vagina Citra.

    Galih mendorong ke depan dan menyaksikan bibir itu membuka untuknya, mengijinkannya untuk masuk. Desahan Citra segera terdengar saat dia mersa terisi. Galih terus mendorong, vagina Citra terus menghisapnya sampai akhirnya, Galih berada di dalamya dalam satu dorongan saja.

    Citra sangat panas dan mencengkeramnya, dan Galih membiarkan penisnya terkubur di dalam sana untuk beberapa saat, meresapi perasaan yang datang padanya. Tangan Citra masih menahan celana dalamnya ke samping, tangan yang satunya meraih kepala Galih mendekat padanya.

    Lidahnya mencari pasangannya dalam lumatan bibir yang rapat. Dengan pelan Galih menarik penisnya. Dia mendorongnya masuk kemabali, keras, dan Citra mengerang dalam mulutnya seketika. Tubuh mereka saling merapat, kaki Citra terjuntai terayun dibelakang tubuh Galih dalam tiap hentakan.

    Dhika yang masih berada di kamar mandi tak mengira di lantai bawah penis sahabatnya sedang terkubur dalam vagina istrinya.

    Sementara itu Citra, sedang berada di ambang orgasmenya yang lain. Penis pria ini menyentuhnya dengan begitu berbeda! Terasa sangat nikmat saat keluar masuk dalam tubuhnya seperti itu! Dia orgasme, melenguh, melepaskan ciumannya.

    Galih mundur sedikit dan melihat batang penisnya keluar masuk dalam lubang vaginanya yang kemerahan, tangannya yang kecil menahan celana dalamnya jauh-jauh ke samping yang membuat Galih heran karena kain itu tak robek. Dia mulai menyutubuhinya dengan keras, menyadari kalau mungkin saja dia tak mempunyai banyak waktu lagi.

    Jika Dhika masuk ke sudut ruangan itu, dia akan melihat ujung kaki istrinya yang terayun dibelakang pantat Galih. Celana jeans Galih merosot hingga mata kakinya, celana dalamnya berada di lututnya, dan pantatnya mengayun dengan kecepatan penuh diantara paha Citra yang terbuka lebar. Dhika mungkin mendengar suara erangan kenikmatan istrinya.

    Galih terus mengocok, dia dapat merasakan kantung buah zakarnya mengencang dan dia tahu itu tak lama lagi. Dia menggeram, memberinya beberapa kocokan lagi sebelum dilesakkannya batang penisnya ke dalam vagina wanita bersuami itu dan menahannya di dalam sana.

    Dia menggeram hebat, penisnya menyemburkan spermanya yang panas di dalam sana. Begitu banyak sperma yang tertumpah di dalam vagina Citra.

    Erangan keduanya terdengar saling bersahutan untuk beberapa saat hingga akhirnya mereka tersadar kalau suara dari dalam kamar mandi sudah berhenti, dan tak menyadari sudah berapa lama itu tak terdengar.

    Bibir Galih mengunci bibirnya dan mereka saling melumat untuk beberapa waktu seiring kejantanan Galih yang melembut di dalam tubuhnya. Kemudian mereka saling merenggang dan Galih mengeluarkan penisnya yang setengah ereksi itu dari vagina Citra. Dengan cekatan dia mengenakan pakaiannya kembali.

    Citra membiarkan celana dalamnya seperti begitu. Dia merasa celananya menjadi semakin basah saat ada sperma Galih yang menetes keluar dari vaginanya saat dia berdiri.
    Dhika turun tak lama berselang, siap untuk sarapan.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Kisah Memek Ngentot Pramugari Garuda

    Kisah Memek Ngentot Pramugari Garuda


    3105 views


    Duniabola99.com – Aku lahir dari keluarga yang kaya, di Singapura, Usaha ayahku di bidang eksport/import makanan beku mengharuskanku untuk sering keluar negeri bertemu dengan klien.
    Suatu waktu, aku harus terbang ke LA. Dan perjalanan selama 15 jam dari Singapura direct ke LA sangatlah panjang dan membosankan. Aku sudah menonton tiga film, makan dua kali dan masih ada sisa 7 jam perjalanan.

    Karena aku duduk di bussiness class di upper deck, aku bisa leluasa turun ke lower deck. Karena dua-duanya adalah zone Bussiness Class. Sekitar lima menit, aku melihat pemandangan awan dari jendela kecil.

    ” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku. ” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.

    Yuliana Sastri… wah nama indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan. ” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku. ” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi. ” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ” ” Oh… saya Lia… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tigapuluh menit.

    Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.


    ” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ” ” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

    Lia tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng. ” Lagi ga ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia ga fun dan old fashion… ”

    Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang ga suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita. ” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia ga tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

    ” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Daritadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine. ” Masa? Kamu boong ya… Joe… aku kan ga seksi. Toketku aja cuma 34B, hmmm ga seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku liat, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

    Lia tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Lia memberi isyarat agar aku mengikutinya. Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.


    Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu. ” Lia… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Lia membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Lia mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya. Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

    Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Lia mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah. Lia mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kont*lku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Lia ke westafel dan kubuka celana dalamnya. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya. Kujilati mem*knya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

    Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar. Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya. ” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Lia benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

    Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kont*lku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Lia melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kont*lku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.


    Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Lia tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel sexy… ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Lia makin terangsang. kont*lku terus memompa mem*knya dengan cepat, dan kurasakan mem*knya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Lia… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang. Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur mem*knya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kont*lku keluar masuk mem*knya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Lia merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

    ” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Lia orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kont*lku dari mem*knya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Lia tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kont*lku ke mem*knya dari belakang. Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

    Aku mulai memompa mem*knya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fu*k me real hard… please… ”

    Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kont*lku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Lia naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kont*lku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang. Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kont*lku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

    “Lia… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Lia langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kont*lku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Lia menyedot kont*lku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kont*lku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kont*lku dengan gerakan makin pelan.

    Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Lia berlutut dan menjilati seluruh kont*lku dengan rakus. ” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!


    Setelah Lia menjilat bersih kont*lku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

    Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

    ” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

    Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Lia sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu bucat 2 kali sehari. Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.
    Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, deh…

    Kisah Seks, Cerita Sex, Cerita Panas, Cerita Bokep, Cerita Hot, Cerita Mesum, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot, Cerita Sex Bergambar, Cerita ABG, Cerita Sex Tante, Cerita Sex Sedarah, Cerita Sex Pasutri

  • Kisah Memek Malam Naas Sepasang Gadis Berjilbab

    Kisah Memek Malam Naas Sepasang Gadis Berjilbab


    2941 views

    Duniabola99.com – Waktu sudah larut malam saat Wiwin dan Anisya pulang larut malam karena keasyikan berbelanja hingga lupa waktu ketika jalan-jalan dari sebuah mall di kota Bandung, kota tempat mereka menuntut ilmu pada sebuah PTN terkemuka. Saat itu kampus mereka sedang liburan semester yang lumayan lama, sehingga banyak di antara teman-teman mereka yang memilih pulang kampung, namun bagi Wiwin dan Anisya lebih memilih untuk tetap tinggal di kota Bandung karena tidak banyak yang dapat mereka kerjakan untuk mengisi waktu liburan di Jakarta kota asal mereka.


    Sampai di tempat kost mereka kira-kira jam 10 malam. Saat itu daerah di sekitarnya sudah sepi begitupula di dalam kost-kostan karena semua penghuninya pulang ke kampung atau kota asal mereka masing-masing untuk memanfatkan waktu liburan kuliah mereka, dan kini tinggallah mereka berdua saja yang masih bertahan di dalam areal kost yang luas dan besar itu. Walau usia mereka terpaut jauh, mereka berdua sangatlah akrab karena selain mereka tinggal sekamar dan berasal dari, di Palembang, kampus mereka juga satu fakultas.

    Wiwin saat ini berusia 26 tahun, sementara Anisya baru berusia 18 tahun. Keduanya memiliki wajah yang cantik, Wiwin dengan kulit yang kuning langsat serta bentuk badan yang tingggi sekitar 170 cm, dengan ukuran bra 34B nampak anggun dengan penampilan kesehariannya yang berjilbab tetapi selalu modis, sedangkan Anisya yang juga selalu berjilbab memiliki tubuh yang mungil yang tinggi badannya hanya sekitar 156cm dan wajah yang imut-imut tetapi memiliki ukuran payudara yang besar 36C dengan tubuh yang proporsional toge pasar (toket gede pantat besar) serta kulit yang sangat putih sampai urat2 nadinya terlihat transparan. Banyak pria yang tertarik kepada mereka berdua, karena bukan saja mereka cantik dengan jilbab yang mereka kenakan, namun mereka juga pandai dalam bergaul dan ringan tangan. Akan tetapi dengan halus pula mereka menolak berbagai ajakan yang ingin menjadikan mereka sebagai kekasih atau pacar dari para pria yang mendekati mereka.

    Wiwin saat ini lebih memilih berkonsentrasi untuk menghadapi sidang skripsinya, sedang Anisya yang baru menamatkan tahun pertamanya di kampus tersebut lebih memilih untuk aktif di organisasi keagamaan di kampus dari pada pacaran atau bersenang-senang layaknya remaja pada umumnya.

    Sesampainya di kost, Wiwin langsung menuju ke kamar kost dan membuka pintu, sedangkan Anisya mampir dulu ke kamar mandi yang terletak agak jauh dari kamar kost mereka. Setelah membuka kamar, Wiwin begitu terkejut ketika dilihatnya kamar mereka sudah berantakan seperti habis ada pencuri. Belum lagi sempat memeriksa segalanya, tiba-tiba kepala Wiwin sudah dipukul dari belakang sampai pingsan.

    Wiwin tidak tahu apa-apa sampai tubuhnya digoncang-goncang seseorang hingga tersadar dan menemukan dirinya sudah dalam keadaan terikat di kursi tempat biasanya dia duduk untuk belajar dan mulutnya disumpal kain, sehingga tidak dapat bersuara. Belum lagi lama dia siuman, matanya terbelalak ketika melihat pemandangan di sekitarnya, ia melihat dua pria di depannya. Yang menyuruhnya bangun, orangnya berbadan tinggi besar dan kepalanya berambut gondrong dia hanya mengenakan celana jeans kumal, badannya telanjang penuh dengan tatto. Dan satu orang lagi juga berbadan agak gemuk, berambut acak-acakan juga hanya mengenakan celana jeans.


    Wajah mereka khas, usia mereka sekitar 40 tahunan. Sementara kamar kost mereka dalam keadaan tertutup rapat, jendela pun yang tadinya agak sedikit terbuka kini telah tertutup rapat. Tidak beberapa lama kemudian mata Wiwin kembali terbelalak dan ingin menjerit, karena kedua orang itu ternyata dikenalnya. Yang membangunkan dia bernama Asan dan satu lagi bernama Thomas atau sering dipangil Liem. Mereka berdua adalah teman dari Henry pemilik kost yang sering nongkrong di tempat itu, pekerjaan mereka tidak jelas.

    Memang beberapa waktu yang lalu Wiwin dan Anisya dikenalkan oleh Henry kepada Asan dan Liem. Karena dengan setengah memaksa Henry, Asan dan Liem ingin dikenalkan dengan Wiwin dan Anisya yang waktu itu baru pulang dari kampus. Rupanya mereka berdua tertarik dengan kecantikan Wiwin dan Anisya yang selalu berjilbab dan menyimpan misteri (karena tidak pernah pacaran). Akan tetapi rupanya cinta mereka bertepuk sebelah tangan, Wiwin dan Anisya lebih sering menghindar untuk bertemu dengan Asan dan Liem. Dan yang membuat hati Wiwin menjerit dan panas adalah begitu sadar sepenuhnya dan mengetahui Asan sedang duduk di pinggir ranjang mereka sambil memangku Anisya yang saat itu sudah tinggal memakai BH dan celana dalamnya saja yang berwarna putih dan berjilbab biru.

    Anisya sambil menangis memohon-mohon minta dilepaskan, air matanya telah membasahi wajah berjilbabnya yang cantik itu. Tapi si Asan yang badannya jauh lebih besar itu tidak menghiraukannya, dia mulai meremas-remas payudara Anisya yang memang sangat besar itu yang masih terbungkus BH itu, kemudian menjilati leher Anisya dengan menyingkap jilbabnya.

    Pria itu lalu berkata, “Diam, jangan macam-macam atau kupatahkan lehermu, nurut saja kalau mau selamat..!”

    Setelah itu dilumatnya dengan rakus bibir indah Anisya dengan bibirnya, “Hmp.., cup.., cup..,” begitulah bunyinya saat kedua bibir mereka beradu.

    Air liur pun sampai menetes-netes keluar, rupanya lidah Asan bermain di dalam rongga mulut Anisya.

    Sementara itu Liem yang berada di samping Wiwin berkata kepada Wiwin, “Hei, elo sudah bangun ya, teman elo ini boleh juga, gue pake dia dulu ya, baru setelah itu giliran elo, nah sekarang elo perhatikan gue baik-baik kalo sampe elo nanti engga bisa muasin nafsu gue, mampus deh elo..!” sambil mengelus-elus kepala Wiwin yang berjilbab.

    Wiwin mau berontak tapi tidak dapat berbuat apa-apa, Wiwin pun mulai pucat.

    Lalu Asan yang masih memangku Anisya menyudahi serbuan bibirnya dan berkata, “Ok Sayang, ini waktunya pesta, ayo kita bersenang-senang!”

    Dia menyuruh Anisya berlutut di depannya dan menyuruhnya membukakan celana jeans kumalnya, lalu mengulum batang kemaluannya.

    Sambil menangis Wiwin memohon belas kasih, “J.. ja.. angan… tolong jangan perkosa saya, ambil saja semua barang di sini!”

    Belum selesai berkata, tiba-tiba, “Pllaakkk..!” si Asan menampar pipinya dan menjambak jilbab birunya.


    Dengan paksa Anisya dibuat berlutut di depannya, “Masukkan ke dalam mulut elo, hisap atau gue bunuh elo..!”

    Terpaksa dengan putus asa dan wajah yang pucat dan gemetar, Anisya membuka celana Asan dan begitu dia menurunkan celana dalam Asan tampaklah kemaluan Asan yang telah membesar dan menegang. Tanpa membuang waktu Asan segera memasukkan kemaluannya itu ke mulut Anisya yang mungil itu. Batang kemaluannya tidak dapat sepenuhnya masuk karena terlalu besar, dengan kasar dia memaju-mundurkan kepala Anisya yang berjilbab.

    “Hhmppp.., emphh.. mpphh..!” begitulah suara Anisya saat mulutnya dijejali dengan kemaluan Asan.

    Liem juga tidak tinggal diam, rupanya nafsu telah memenuhi otaknya, setelah dia melepas celana jeansnya dia berdiri di samping Anisya, menyuruh Anisya mengocokkan batang kemaluannya yang juga telah membesar dengan tangannya yang sangat putih dan halus. Batang kemaluan Liem tidak sebesar temannya, tapi diameternya cukup lebar sesuai dengan tubuhnya. Sekarang Anisya yang masih berjilbab itu dalam posisi berlutut dengan mulut dijejali kemaluan Asan dan tangan kanannya mengocok batang kemaluan Liem.

    “Emmhh.. benar-benar enak emutan gadis cantik berjilbab ini, lain dari cewek kebanyakan..!” kata Asan.

    “Iya, kocokannya juga enak banget, tangannya halus nih..!” timpal Liem.

    Beberapa lama kemudian nampak tubuh Asan menegang, seluruh badannya mengejang, dan, “A.. akh..!” Asan akhirnya berejakulasi di mulut Anisya.

    Cairan putih kental memenuhi mulut Anisya menetes di pinggir bibirnya hingga mengenai pinggir jilbabnya yang lebar, dan Anisya terpaksa meminum semuanya karena takut ancaman mereka dan juga kuatnya pegangan tangan Asan di kepalanya yang berjilbab.

    Setelah itu mereka melepas BH dan CD Anisya, sehingga dia benar-benar telanjang bulat sekarang dengan hanya menyisakan jlilbab penutup kepalanya, tampaklah payudara dan bulu-bulu kemaluannya yang masih halus dan jarang.

    “Waw cantik sekali cewek berjilbab ini.” ujar Liem sambil memandangi tubuh bagian dada dan bawah Anisya yang sedang terisak-isak ketakutan.

    Kali ini Liem duduk di pinggir ranjang dan menyuruh Anisya berjongkok di depannya sambil terus memijati dan mengocok batang kemaluan dengan tangannya. Anisya terpaksa menuruti kemauan Liem itu sambil sesekali dipaksa untuk menjilati ujung batang kemaluannya, sehingga Liem mendengus keenakan. Sementara itu si Asan mengambil posisi berbaring di bawah kemaluan Anisya dan menjilati liang vaginanya sambil sesekali menusuk-nusukkan jarinya ke liang kemaluan itu.

    Seketika itu Anisya kaget dan, “Ehhgh.., iihh… iih.. eggmhh..!” Anisya pun merintih-rintih jadinya, badannya menggeliat-geliat akibat tusukan jari-jari serta jilatan lidah Asan di kemaluan Anisya.

    “Ayo jilbab binal.., kocok terus barang gue..!” bentak Liem sambil menampar kepala Anisya.

    Kembali Anisya mengocok kemaluan Liem sambil badannya terus meliak-liuk karena kemalunnya mendapat serangan dari tangan dan lidah Asan. Dari bibirnya pun terus terdengar suaranya merintih-tintih.


    Sekitar 10 menit dikocok, Liem memuncratkan maninya dan membasahi jilbab, wajah serta rongga mulut Anisya. Kali ini Anisya sudah tidak tahan dengan rasa cairan itu, sehingga dia memuntahkannya. Melihat itu Liem jadi gusar, dia lalu menjambak jilbab biru Anisya dan menampar pipinya sampai dia jatuh ke ranjang.

    “Pelacur berjilbab..! Kurang ajar, berani-beraninya membuang air maniku. Kalo sekali lagi begitu, kurontokkan gigi elo, dengar itu..!” bentaknya.

    Asan pun terpaksa menyudahi aktifitasnya dan ikut-ikutan menampar Anisya.

    “Goblok..! Gue lagi asyik nikmatin memek elo. Elo jangan macem-macem ya..!” bentak Asan.

    Anisya hanya dapat menangis memegangi pipinya yang merah akibat dua kali tamparan itu. Nampak kemarahan Wiwin bangkit karena teman dekatnya diperlakukan begitu. Wiwin meronta-ronta di kursinya, tapi ikatannya terlalu kencang sehingga hanya dapat membuat kursi itu bergoyang-goyang. Melihat reaksi Wiwin si Asan berkata, “Kenapa? Elo tidak terima ya pacar elo gue pinjam, tapi sayang sekarang elo nggak bisa ngapa-ngapain, jadi jangan macem-macem ya, ha.. ha.. ha..! Abis ini giliran elo yang gue entot..! Hahaha..!”

    Mereka kembali menggerayangi tubuh Anisya, kali ini Asan merentangkan tubuh Anisya di tempat tidur dan membuka lebar kedua pahanya, dan segera mulai memasukkan batang kejantanannya ke liang kemaluan Anisya.

     

    “J.. jangan. Aduh.., tto.. long.., Mbak Wiwin. Ampun Bang..!” pinta Anisya sambil mencoba berontak tapi dengan sigapnya Liem membantu Asan dengan memegangi kedua tangan Anisya.

    Batang kemaluan yang ukurannya besar itu dimasukkannya dengan paksa ke liang kemaluan Anisya yang masih sempit, sehingga dari wajah Anisya yang berjilbab itu terlihat dia menahan sakit yang amat sangat, tangisannya pun semakin keras.

    Setelah hampir seluruh batang kemaluannya terbenam di dalam liang kemaluan Anisya, Asan mulai memaju-mundurkan pantatnya, mulai dengan irama pelan hingga dengan cepat. Keringat pun dengan deras membasahi kedua tubuh itu. Beberapa saat kemudian dari sela-sela kemaluan Anisya mengucur darah segar bercampur dengan cairan bening hingga warnanya berubah menjadi merah muda meleleh membasahi paha Anisya.

    “Aakkh.. aahh.. aaa. ouhh.. ss.. aakit. ooh. aampuun.. ohh..,” begitulah erangan dan teriakan Anisya merasakan sakitnya.

    Rupanya teriakan dan erangan Anisya menambah nafsu dan semangat Asan untuk terus memompakan kemaluannya dengan keras dan cepat hingga badan Anisya pun terbanting-banting dan terguncang-guncang keras. Anisya kini hanya pasrah mengikuti irama Asan dan kedua tangan Anisya pun kini sudah dilepas oleh Liem.

    Selama beberapa menit disetubuhi oleh Asan, tiba-tiba badan Anisya menegang sampai secara refleks dia yang masih berjilbab tetapi telah disetubuhi pertama kali oleh orang tak dikenalnya denganbaik itu malah memeluk kepala Asan yang sedang asyik menggenjotnya. Dia rupanya mengalami orgasme sampai akhirnya melemas kembali. Asan pun menyudahi gerakan memompanya namun kemaluannya masih tetap tertanam di dalam liang vagina Anisya.

    “He… he… he… Baru kali ini kan loe ngerasain pria cokin, gimana rasanya enak engga, jawaabb..!” bentak si Asan sambil menarik jilbab biru Anisya yang lebar.

    Karena takut mereka semakin gila, terpaksa dengan berlinang air mata Anisya menjawab, “E.. e.. enak, enak sekali..!”

    “Jawab lebih keras supaya teman loe dengar pengakuan loe suka dientot meski pake jilbab..!” kata Liem.


    “I.. iya, s.. saya suka sekali bercinta meski.. pun sa.. saya berjilbab. Saya cewek berjilbab yang suka dientot” jawabnya dengan suara terbata-bata.

    “Tuh, kamu dengar kan, apa kata teman elo, dia meski pake jilbab tapi suka dientot, ha.. ha.. ha..!” ejek mereka pada Wiwin yang hanya dapat meronta-ronta sambil menangis di kursinya.

    Hatinya benar-benar serasa mau meledak tapi dia tidak dapat berbuat apa-apa.

    Kemudian si Asan mencabut kemaluannya dan membuat posisi badan Anisya gaya posisi anjing hingga jilbabnya yang lebar itu tertarik ke depan menampakkan sebagian rambutnya yang agak panjang itu, dia kemudian memasukkan kejantanannya yang berukuran 20 cm lebih itu ke pantatnya Anisya hingga terbenam seluruhnya.

    Karena rasa perih dan sakit yang tidak terhingga, maka Anisya berteriak memilukan, “Aaakkhh.. sakiiiiit jangggaaaaaaan!”

    Lalu dia menariknya lagi, dan dengan tiba-tiba sepenuh tenaga dihujamkannya benda panjang itu di pantat Anisya hingga membuatnya tersentak kaget dan kesakitan sampai matanya membelalak.

    “Ooughh.. Uuaaaggghhhhh!” Anisya mendengus keras menahan rasa perih dari lubang duburnya, seluruh badannya kembali mengeras lolongannya pun kembali terdengan memilukan, “Aahh… ouh.. aah..! Aa.. mpun.., ssakit. Aakhh.. Ampuuun baaaanng!”

    Kini Asan meyodomi Anisya dengan irama yang keras dan cepat hingga Anisya menggelepar-gelepar hingga jilbabnya pun berkibar-kibar terlempar ke sana kemari, dan badannya kini mulai melemah dan lemas akibat digenjot habis2an secara brutal lewat lupang pantat oleh Asan. Seorang gadis yang telanjang bulat dan hanya mengenakan jilbab sebagai penutup keaplanya kini disodomi lewat lubang pantat oleh lelaki yang tidak dikenalnya…

    Tidak beberapa lama Asan akhirnya mencabut kemaluannya dari lubang dubur Anisya dengan kasar. Kembali darah segar mengucur deras dari liang dubur Anisya yang masih berjilbab itu meski telah telanjang bulat, sementara Anisya tertelungkup jatuh ke kasur disertai rintihan panjang melemah, “Aahh..!”

    Namun Asan belum juga puas, kemaluannya masih garang. Kini ditelentangkannya Anisya dan kembali Asan meniduri Anisya dan memasukkan kembali batang kemaluannya ke lubang vagina Anisya yang telah lemas itu, dan kembali Asan menggenjot tubuh lunglai berjilbab tu.

    Tidak lama Asan pun berejakulasi di rahim Anisya. Lolongan kepuasan keluar dari mulut Asan disaat menyemprotkan spermanya yang jumlahnya banyak itu hingga meluber keluar dari sela-sela kemaluan Anisya. Anisya yang berjilbab lebar itupun merintih lirih, dan akhirnya bersamaan dengan itu Anisya pun pingsan karena kehabisan tenaga dan rasa sakit yang tidak terhingga.

    Dengan perasaan puas Asan pun merebahkan badannya di samping Anisya yang tergeletak tidak bergerak.


    “Akhirnya gue perawanin juga elo. Dasar cewek berjilbab sombong..!” ujarnya sambil mengehela napas dan memotret Anisya yang masih berjilbab tetapi penuh dengan keringat dan ceceran sperma lelaki itu dengan hape berkamera.

    Sesudah itu kini Liem yang tadi menjadi penonton mulai mendekati Wiwin yang masih terikat lemas di kursinya.

    “Hei, teman elo boleh juga tuh. Nah, sekarang giliran elo yang servise gue. Asal elo tau gue itu naksir berat ama elo, tapi elo menghindar melulu. Gue tau gue jelek dan gue beda ama yang elo bayangkan jadi pacar elo. Buat gue itu engga soal, sekarang gue cuma mau perkosa elo. Udah gitu elo bebas, tapi kalo elo berontak, Mati elo..!”

    “PLAAK..!” sebuah tamparan keras menghantam kepala Wiwin hingga Wiwin yang masih diikat di kursi itu terjatuh bersama kursinya.

    “Hmmph..!” dengan mulut tersumbat Wiwin berteriak.

    Kemudian dia menarik dan meletakkan tubuh Wiwin mengembalikan ke posisi semula. Dengan pisau dapur milik kedua mahasiswi itu dia merobek-robek baju kaos lengan panjang yang dikenakan oleh Wiwin. Nafas Wiwin tersentak ketika dengan cepat Liem dengan pisaunya melucuti BH dan celana panjang bahan kain nilon yang dikenakannya. Sekarang Wiwin hanya memakai celana dalamnya yang berwarna merah model g-string yang sangat seksi serta sepasang kaos kaki putih setinggi lutut yang selalu dikenakannya dan jilbab berwrana merah maneyala. Payudaranya yang penuh bulat terbuka, tubuhnya putih mulus masih dalam posisi terikat di tempat duduknya.

    “Hmph.., hmph..!” Wiwin meronta sambil memandang Liem dengan putus asa, matanya memerah dan air matanya mengalir deras membasahi pipinya, wajahnya yang berjilbab pucat pasi.

    Karena dia menyadari yang akan terjadi pada dirinya, yaitu sebagai pemuas nafsu bejat.

    “Diem brengsek..!” kata Liem, “PLAK..!” sekali lagi tamparan kuat mendarat di pipi Wiwin, membuat kepala Wiwin tersentak. “Pake jiulbab tapi lihat cdnya aja seksi abnget gini pasti di luar alim tapi dalemnya basah terus nich akrena gatel”. Sambil memotert wiwin yang kini hanya berjilbab, cerkaos kaki dan bercelana dalam sangat seksi itu serta payudaranya btepampang dengann jelsaanya.

    Kemudian ia membuka ikatan Wiwin dan membantingnya ke tempat tidur dalam posisi telungkup, dan setelah itu dia merentangkan kedua tangan Wiwin serta melebarkan kedua kaki Wiwin hingga posisi Wiwin kini seperti orang merangkak. Wiwin hanya dapat pasrah mengikuti kemauan Liem. Tepat di hadapannya terdapat kaca rias, setinggi tubuh manusia. Kaca itu biasanya digunakan Wiwin dan Anisya untuk berdandan sebelum pergi kuliah.

    Leim lalu menarik tali string celana dalam Wiwin dengan kasar dan menjatuhkannya ke lantai. Sekarang Wiwin dapat melihat dirinya melalui cermin di depannya telanjang bulat, dan jhanya mengenakan jilbab dengan di belakang dilihatnya Liem sedang mengagumi dirinya.


    “Gila bener! Gue suka pantat cewek berjilbab. Lo bener-bener oke karena gak pernah disentuh cowok!”

    Liem menampar pantat sekal Wiwin yang sebelah kiri yang membuat Wiwin menjerit kaget.

    Lalu tanpa menunggu lagi, Liem yang mulai dirasuki nafsu sex memperlihatkan penisnya yang sudah keras. Liem hanya membiarkan jilbab merah yang masih tetap membungkus kepala Wiwin dan sepasang kaos kaki putih yang masih dikenakan Wiwin, mungkin ini dapat membuat nafsu Liem semakin menjadi. Karena memang dengan mengenakan jilbab, wajah Wiwin jadi nampak cantik dan seksi seperti komentar kebanyakan teman-temannya.

    Kemudian Liem menyelipkan penisnya di antara kedua kaki Wiwin lewat belakang.

    “Ooh.., ampun Pak Liem. Ampunn.., jangann.. jangan! Ampun, jangan..!” Wiwin mulai menangis dan rasa tegang menyeliputi hatinya.

    Sambil menoleh ke belakang dan memandang Liem, Wiwin mencoba untuk meminta belas kasihan. Terlihat air mata meleleh dari matanya. Namun Liem terus mengancam dengan pisau dapur yang masih digenggamnya.

    Liem tidak perduli Wiwin memohon-mohon. Kepala penisnya kemudian menyusuri belahan pantat Wiwin, terus menuju ke bawah, kemudian maju mendekati bibir vaginanya. Setelah tangan si Liem memegang pinggul Wiwin, dengan satu gerakan keras penisnya bergerak maju.

    “Arrgghh.., ahh.., Ampun..!” Wiwin menjerit-jerit ketika penis Liem mulai membuka bibir vaginanya dan mulai memasuki lubang kemaluannya.

    Kaki Wiwin mengejang menahan sakit ketika penis Liem terus menembus masuk tanpa ampun menusuk-nusuk selaput daranya.

    Dari wajah berjilbabnya bibirnya yang seksi menganga membentuk huruf O dan mengeluarkan rintihan-rintihan, “Oohhh.., oouugghh.., aa.. ampuun Bangg..! Aakkhh..!”

    Badannya pun tersodok-sodok. Liem terus bergerak memompa maju mundur memperkosa Wiwin. Ketika kepala Wiwin terjatuh lunglai kesakitan, dia menarik jilbab di kepala Wiwin sehingga kepalanya kembali terangkat dan Wiwin kembali dapat melihat dirinya yang hnaya mengenakan jilbab disetubuhi oleh Liem melalui cermin di depannya.


    Kadang-kadang Liem menampar pantat Wiwin berulang kali, juga dilihatnya payudara Wiwin yang lumayan padat dengan puting mononjol itu tersentak-sentak setiap kali Liem menyodok penisnya ke dalam vagina Wiwin dan dia hanya dapat pasrah mengerang-ngerang dan merintih. Tiba-tiba Liem mengeluarkan penisnya dari vaginanya. Wiwin langsung meronta dan berlari menuju pintu, berharap seseorang akan melihatnya minta tolong, biarpun dirinya telanjang bulat dan hanya berjilbab.

    Tapi tiba-tiba Asan yang ternyata sudah pulih terlebih dahulu menyambar pinggangnya sebelum Wiwin sampai ke pintu depan.

    “Ahh, tolong! Tolompphh..,” teriakan Wiwin dibungkam oleh tangan Asan, sementara itu Liem mendekat dan memukul Wiwin dengan keras.

    Wiwin pun jatuh terjelembab ke lantai.

    “Dasar Bandel ya..!” ujar Liem.

    Kemudian Liem mengikat tangan Wiwin menjadi satu ke depan dengan jilbabnya yang ujungnya lumayan panjang. Setelah itu, Wiwin didorong hingga terjatuh di atas lutut dan sikunya. Sekarang Liem memasukkan penisnya ke mulut Wiwin.

    “Mmpphh..!” Wiwin mencoba berteriak dengan penis yang sudah masuk di dalam mulutnya.

    Sementara itu Liem dengan tenang terus menggerakkan penisnya di mulut Wiwin. Kedua tangan Liem memegang jilbab di kepala Wiwin dengan kencangnya menggerak-gerakkan maju dan mundur. Mata Wiwin tertutup dan wajahnya memerah, air matanya masih meleleh turun di pipinya, baru pertama kali dalam seumur hidupnya dia diperlakukan seperti ini.

    Setelah beberapa lama mengocok kemaluannya di rongga mulut Wiwin, terlihat tanda-tanda Liem akan mencapai klimaksnya, gerakan memaju-mundurkan kepala Wiwin yang berjilbab semakin cepat.

    Dan, “Akkh… Croot.., croot..!” Liem berejakulasi di mulut Wiwin, sperma yang keluar jumlahnya cukup banyak sehingga meluber keluar dari mulut Wiwin dan turut membasahi jilbabnya.

    Wiwin hanya dapat mendengus-dengus dan dengan terpaksa menelan semua sperma yang dimuntahkan Liem tadi, sementara pegangan tangan Liem di kepala Wiwin yang berjilbab semakin kencang, sehingga sulit bagi Wiwin untuk menarik kepalanya.

    Setelah semprotan sperma yang terakhir, barulah Liem mencabut kemaluan dari mulut Wiwin yang kini mulutnya terlihat penuh dengan lendir memenuhi rongga mulutnya hingga ke bibirnya dan pinggir jilbabnya. Dengan napas puas Liem mencapakkan Wiwin hingga telentang di kasur.


    “Siap, siap Sayang. Gue musti ngerasain pantat lo yang putih mulus dan sekal ini..!” tiba-tiba terdengar suara Asan yang sudah berada di samping Wiwin.

    Wiwin memandang Asan dengan wajah ketakutan. Dia tahu bagaimana Asan memperlakukan Anisya hingga pingsan.

    Kemudian Asan menoleh ke Liem yang duduk di belakangnya untuk istirahat setelah klimaks tadi.

    “Ja.. jangan, jangann.. Bang Asan.. saya nggak mau diperkosa di situ Bang..! Ampun Bang. Rasanya ssakit.., kasihani saya Bang..! Saya bersedia jadi pacar abang dan emlayani abang” ujar Wiwin memelas kepada Asan.

    “He Anjing. Gue tetep nggak perduli lo mau apa nggak..! Yang jelas loe harus terus melayani kami akalau akmi namua kalau ngagk foto-foto dan rekaman di hape ini akan akmi sebar”

    Asan menarik tubuh Wiwin hingga dia terjatuh di atas sikunya lagi ke lantai, dan mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi. Kemudian dia menempatkan kepala penisnya tepat di tengah liang masuk anusnya.

    Setelah itu dia membuka belahan pantat Wiwin lebar-lebar.

    “Ampun, jangan..! Sakit..! Ampun Bang Asan. Ampun..! Aakkhh..!”

    Asan mulai mendorong masuk, sementara Wiwin mejerit-jerit minta ampun. Wiwin meronta-ronta tidak berdaya, matanya terbelalak, hanya semakin menambah gairah Asan untuk terus mendorong masuk penisnya. Wiwin terus menjerit, ketika perlahan seluruh penis Asan masuk ke anusnya.

    “Ampun..! Sakit sekali! Ampun! Ooughh.. iihh..!” jerit Wiwin, ketika Asan mulai bergerak pelan-pelan keluar masuk anusnya.

    “Buset! Pantat cewek berjilbab emang sempit banget! Cewek berjilbab emang cocok buat beginian!” kata Asan sambil mengusap-usap buah pantat Wiwin.

    Sementara itu darah segar terlihat mulai mengalir menetes-netes membasahi paha dan kasur.

    “Bener-bener pantat kualitas nomer satu!” omel Asan sambil terus memompa kemaluannya.

    Tangisan Wiwin makin keras, “Sakit! Sakit sekali! Ampun, sakit! Sakit Pak, ampun..!”

    Sementara itu badannya mengejang-ngejang menggelepar-gelepar menahan rasa sakit yang teramat sangat, tubuhnya semakin basah oleh keringatnya.


    “Gila, gue bener-bener seneng sama pantat Ceqwek berjilbab!” ujar Asan sambil terus menyodomi Wiwin.

    Hingga akhirnya tubuh Asan mengejan keras, kepalanya menengadah ke atas, cengkraman tangan di pinggang Wiwin pun semakin keras dan urat-uratnya pun kini terlihat pertanda sebentar lagi dia akan mencapi klimaksnya.

    Asan berejakulasi di lubang pantat Wiwin yang semakin kepayahan dan tubuhnya melemah. Asan pun dengan menghela napas lega kembali menjatuhkan tubuhnya ke samping tubuh Wiwin yang juga terjatuh telungkup badannya lemas dan menahan rasa sakit yang tidak terhingga di lubang duburnya yang kini mengalami pendarahan.

    Suara yang terdengar dalam kamar kost itu hanya tangisan Wiwin, tangisan yang benar-benar menyayat hati, yang membuat Liem kembali bangkit nafsunya. Liem berjongkok membalikkan tubuh Wiwin yang tadinya telungkup menjadi telentang. Kemudian menarik kaki Wiwin, lalu membukanya dan menekuk hingga kedua pahanya menyentuh buah dadanya.

    Kini posisi Wiwin yang dari tadi telah diagauli dengan segala macam p[sisi tetapi teruis mengenakan jilbabtelah siap untuk disetubuhi lagi, Liem meraih penisnya yang telah kembali tegang dan memeganginya, memandang ke arah Wiwin yang memalingkan wajahnya dari Liem, matanya terpejam erat-erat wajahnya yang masih mengenakan jilbab merah nampak cantik walau penuh dengan keringat, spema dan air mata. Liem mengarahkan penisnya ke vagina Wiwin, cairan yang keluar dari penisnya membasahi vaginanya, membantu membuka bibir vagina Wiwin. Wiwin mengerang dan merintih, tubuhnya kembali meronta-ronta, giginya menggeretak, Liem nampak menikmati jeritan Wiwin ketika dia menghunjamkan penisnya ke vaginanya yang telah basah oleh darah dan cairan vaginanya.

    “Aahhgghh..!” Liem mulai memperkosa Wiwin.

    Kaki Wiwin terangkat karena kesakitan dan rintihan terdengar dari tenggorokannya. Tubuhnya mengejang berusaha melawan ketika Liem mulai bergerak dengan keras di vagina Wiwin. Liem menarik penisnya sampai tinggal kepalanya di vagina Wiwin sebelum didorong lagi masuk ke dalam rahimnya. Liem semakin bersemangat mompakan batang kemaluannya di dalam rahim Wiwin.


    Nafsu telah membakar dirinya sehingga gerakannya pun semakin keras, sehingga semakin cepat tubuh Wiwin pun lemas tergoncang-goncang dan tersodok-sodok. Dan suatu ketika dengan kasarnya dicampakkannya jilbab yang menutupi kepala Wiwin oleh Liem, sehingga tergerailah rambut indah seukuran bahu milik Wiwin. Kini pada setiap hentakan membuat rambut indah Wiwin tergerai-gerai menambah erotisnya gerakan persetubuhan itu. Sambil terus menggenjot Wiwin, bibir Liem kini dengan leluasa melumat dan menjilati leher jenjang Wiwin yang tidak tertutup jilbab dan menyedot salah satu sisi leher Wiwin.

    Gerakan dan hentakan-hentakan masih berlangsung, iramanya pun semakin cepat dan keras. Wiwin pun hanya dapat mengimbanginya dengan rintihan-rintihan lemah dan teratur, “Ahh.. ohh.., ooh.. ohh.. oohh..!” sementara tubuhnya telah lemah dan semakin kepayahan.

    Akhirya badan Liem pun menegang dan tidak beberapa lama kemudian Liem berejakulasi di rahim Wiwin. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak. Liem nampak menikmati semburan demi semburan sperma yang dia keluarkan, sambil menikmati wajah Wiwin yang telah kepayahan dan sudah tidak mengeanakn jilbab itu.

    Liem mengerang kenikmatan di atas badan Wiwin yang sudah lemah yang sementara rahimnya menerima semburan sperma yang cukup banyak.

    “Aauughh.. oh..!” Wiwin pun akhirnya tersentak tidak sadarkan diri dan jatuh pingsan menyusul Anisya temannya yang terlebih dulu pingsan tetapi masih berjilbab.

    Badan Liem menggelinjang dan mengejan disaat melepaskan semburan spermanya yang terakhirnya dan merasakan kenikmatan itu. Batinnya kini puas karena telah berhasil menyetubuhi dan memperkosa serta merengut keperawanan Wiwin gadis mahasisiwi cantik yang selalu berjilbab dan ditaksirnya itu.

    Senyum puas pun terlihat di wajahnya sambil menatap tubuh lunglai Wiwin yang tergelatak di bawahnya. Liem pun ibarat telah memenangkan suatu peperangan, akhirnya terjatuh lemas lunglai tertidur dan memeluk tubuh Wiwin yang tergolek lemah.


    Begitulah malam itu Asan dan Liem telah berhasil merenggut kegadisan dua orang gadis cantik berjilbab yang ditaksirnya. Waktu pun berlalu, fajar pun hampir menyingsing, kedua tubuh gadis itu masih tidak bergerak. Bekas keringat, cairan sperma kering dan darah mulai kering nampak menghiasi tubuh telanjang tidak berdaya kedua gadis cantik berjilbab itu.

    Pagi itu saat Asan dan Liem sudah rapih mengenakan pakaian mereka, tiba-tiba Henry sang pemilik kost mendatangi kamar kedua gadis itu. Saat itu dia bersama Acong teman Henry yang juga teman Asan dan Liem.

    “Hei.., kalian disini rupanya.” ujar Henry.

    Dan seketika matanya terbelalak ketika melihat ke dalam kamar kost dan melihat tubuh kedua gadis berjilbab itu telah telanjang tergeletak tidak bergerak.

    “Wah elo-elo abis pesta disini ya..? Aku kira mereka gadis baik-baik karena selalu pake jilbab ternyata doyan ngentot juga” tanya Henry yang berpikir kalau pesta sex ini dilakukan suka sama suka.

    Tanpa menjawab, Liem dan Asan dengan tersenyum hanya berlalu meninggalkan Henry dan Acong yang terbengong-bengong.

    Saat Liem dan Asan berjalan meninggalkan kamar kost, mereka sempat melirik ke belakang. Rupanya Henry dan Acong sudah tidak terlihat lagi dan kamar kedua gadis itu kembali rapat terkunci. Kini rupanya giliran Henry dan Acong yang tidak mengira kalau wiwin dan anisya diperkosa sehingga mereka ikut berpesta menikmati tubuh kedua gadis berjilbab yang malang itu (mereka mengira kalau wiwin dan anisya lagi teler).

    Memang rupa-rupanya Henry juga memendam cinta kepada gadis-gadis itu dan kali ini dia dibantu oleh Acong dapat leluasa menikmati tubuh gadis-gadis itu. Kembali tubuh Anisya dan Wiwin yang sudah tidak sadarkan diri menjadi bulan-bulanan. Henry dan Acong pun leluasa berejakulasi di mulut dan rahim gadis-gadis berjilbab itu sepuas-puasnya.

  • Cerita Sex Si Montok Datang Ke Hotelku

    Cerita Sex Si Montok Datang Ke Hotelku


    2730 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Si Montok Datang Ke Hotelku ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – tok tok tok aku membuka pintu kamar dan mendapati sesosok cewek ABG berseragam putih abu-abu dengan memakai helm pink. Yah dia adalah Shanty, bertubuh sangat sempurna melebihi usianya. Berkulit putih, berwajah cantik khas wanita Sunda, tinggi 170an dan bodinya sangat yahuuuud.

    Maklum Shanty suka dance dan mahir tari jaipong yang otomatis membentuk tubuhnya menjadi singset dengan pantat yang sintal, semok, montok dan suka nungging. Tanpa Malu dia masuk dan sama sekali tidak terkejut dengan keadaanku yang hanya memakai CD Gtman saja. Ternyata dia bispak bisyar dan itu dia lakukan untuk membiayai sekolahnya karena disini dia ikut pamannya dan tidak pernah dikirimi uang oleh ortunya.
    ‘aku harus memanggil bapak, Om atau Mas? Tanya Shanty si bisyar membuka obrolan
    “Mas aja biar mesra! Jawabku
    ‘aku mandi dulu ya Mas?? Katanya sambil melepaskan seragam SMAnya.

    Cerita Sex Montok Ke Hotelku Oooooohhhh indahnya tubuh Shanty, kulitnya mulus tanpa cela, payudaranya membulat sempurna dan Ooo eeemmmm. Geeeee belahan pantatnya seperti buah apel australia. Aku sampai menelan ludah mengagumi keseksianya, penisku mengeras dan nafasku memburu ingin segera menikmati tubuhnya. Shanty masuk ke kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan semprotan shower tanpa menutup pintu.
    Layaknya sebuah pertunjukan striptease, Shanty si bisyar melenggak-lenggok menari sambil memainkan shower bagaikan sebuah mik. Aku sudah tidak tahan dan langsung membuang handuk serta CD yang sebenarnya baru aku kenakan saat membuka pintu. Aku menghampirinya dan langsung memeluk tubuh basahnya.
    ‘gak kuat ya Mas?? Katanya memanja
    “kamu nakal Ya, mempermainkan aku? Tanyaku
    ‘gantian dong, kemarin Mas ngerjain aku lari sampai lemes! Jawabnya
    “Oooo ingin membalas ya? Kataku sambil mencubit putingnya yang mengacung
    Kami langsung berpelukan erat dan beradu bibir dengan hot sambil meraba menjelajahi tubuh halusnya, sangat nikmat dan busa sabun cair membuat suasana semakin mesra. Membuat elusanku semakin lembut, licin dan nyaman.

    Aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhh.pantatnya menggeliat menggelitik penisku membalas perlaakuanku yang terus-terusan meremas dan memainkan payudara bulatnya. Ooooooooohhhhhhhhh.. aku tidak kuat jika harus terus bercumbu, apalagi staminaku sudah sempat terkuras oleh Cristine dan Melly. Buru-buru aku menggendong tubuhnya dan melemparnya keatas kasur serta langsung menindihnya. Agen Maxbet Terpercaya

    aaaaahhhh…Mas jorok, Shanty kan masih penuh busa sabun?? Protesnya
    “udah biarin aja…ntar juga dibersihkan orang hotel! Jawabku
    Aku melumat habis kedua payudaranya, meremas dan terus memilin putingnya yang merah mengacung. Shanty terus melenguh dan memejamkan mata menikmati setiap detik cumbuanku. Kebawah aku terus mencium dan menjilat lembut kulitnya, menyusuri perut hingga ke selangkanganya.
    Jembutnya begitu lembut, tidak terlalu keriting bahkan hampir lurus… aku tergoda sekali dan melahapnya. Aku cium bibir vaginanya sambil menggigit mesra dengan bibirku. Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhh….Shanty menjambak rambutku sambil merintih lirih.
    ‘geli Mas…jangan begitu aku maluuuuuuu….uuuuuhhhhhhh! rengeknya
    “haemmmm..haemmmmmm…tapi enak kan?! Jawabku sambil sengaja menggigitnya agak kuat dan memasukkan ujung jari telunjukku kedalam memeknya.
    AAAAAAAAUUUUW…AH..AH..AH…UUUUUUUUUUUUUUUUUHHHH HHHH…. gumamnya sambil membelai rambutku. Tidak ada amis atau asin di Vaginanya, sangat bersih dan terawat semakin terasa lezat dan memikat. Aku mulai memaju mundurkan jariku, mengocoknya dan menggelitik ruang di Vaginanya dengan memutar-mutar jariku.

    Cerita Sex Montok Ke Hotelku ‘aaaaaaaaaaaahhh…Mas…buruan masukin aja! pintanya
    “bentar lagi ya?? Jawabku
    Aku mempercepat kocokanku dan semakin dalam, terus hingga jariku tidak tersisa. Mendadak gerakan tubuhnya menjadi liar dan binal, pantatnya naik turun dengan kepala mendongak keatas serta kaki menendang-nendang tubuhku. Aku tetap mengocoknya, terus dan teruuuuuuuuuuuuuuuss hingga muncratlah lendir orgasmenya ke bibirku.
    Hemmmmm… Shanty si bisyar bergumam dan terengah dengan tubuh yang semakin basah, basah oleh air dan bercampur dengan keringat. Tak ingin kehilangan momen, aku langsung membuka paahanya lebar-lebar, mengganjal pantatnya dengan bantal kemudian langsung menyerangnya dengan penisku.
    AAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUWWWWWWW…
    OOOOOOOOOOOOOOOOO HHHHH….
    BLESSSSSSSSSSSS…BLES…
    BLESSSSSSSSSSSSSS…
    BLESS SSSSSS…

    penisku melengkung memasuki memeknya, menandakan memeknya masih sempit dan butuh dorongan ekstra untuk menerobosnya. Maju…munduuuurrr…majuuuuuuuu…mundur berulang kali dan semakin cepat. Kedua bola kenyal di dadanya berayun naik turun dengan indahnya, menggoda aku untuk meremasnya. Aku kunci posisi pahanya dengan kakiku dan aku arahkan kedua tanganku untuk menjamah dan memerah susunya. Aku remas kuat sekalian untuk berbegangan….
    AAAAAAAHHH… OOOHHH.. OOH.. OOOHHH.. OOOOHHH… AAAAAH H..AH..AH…AH….AH…
    “mmmmm… enak banget goyanganmu Mas! Pujinya sambil meringis dan mendesis
    “aku mau kok sering-sering memuaskan kamu! Rayuku
    “kenapa gak dari dulu, aku kan sudah lulus!! Jawabnya
    “lebih enak kalau kamu bukan muridku, bisa bebas! Jawabku
    Aku menggenjot goyanganku, semakin keras mendorong maju hingga membuat pantatnya terangkat dan melengkung dibagian perut. Sangat dalam… memek Shanty si bisyar lebih dalam daripada memeknya Melly, sangat nikmat menelan penisku hingga tanpa sisa.
    Cerita Sex Montok Ke Hotelku UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUHHHH… cruuuuuuuuuuuuuuttt. ..crut…memek Shanty menyemburkan lava hangat yang membuat memeknya terasa semakin licin dan nikmat. Markas Judi Online Dominoqq
    ‘Maaaaaaaaaaaaasssssssssss…aku diatas doooooooong! Rengeknya
    “iya…bentar lagi! Jawabku
    Aku benamkan semakin dalam, terus naik-turun dan aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…. palkonku berdenyut kencang seakan mau menyemprotkan sperma. Buru-buru aku kembali mengatur tempo seranganku, sejenak berhenti dengan alasan memberinya kesempatan berposisi WOT.

    Cerita Sex Si Montok Datang Ke Hotelku

    Cerita Sex Si Montok Datang Ke Hotelku

    Hemmmmmmmmmm…gumam Shanty saat mulai menelan penisku dengan memeknya. dengan tangan bertumpu di dadaku, Shanty langsung menggoyangkan pantatnya dengan cepat. Memutar ke kiri dengan cepat, seperti goyangan ngebor Inul… sangat ahli memutar pantat, pujiku dalam hati. Jujur aku belum pernah merasakan goyangan ngebor yang secepat goyanganya. Aku sangat terangsang, merasa geli sekali dan cenut-ceut di palkonku. Spontan aku memencet putingnya dan menariknya….
    AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAHHH…ADUUUUUUUUUUUUUUHHH… sakit Mas! Teriaknya
    “sori Ning…aku reflek!! Jawabku

    Shanty tahu bahwa aku tidak tahan diperlakukan demikian, setelah mengatur posisi Shanty kembali bergoyang cepat tetapi dengan gerakan naik-turun. Ah..ah..ah..ah…desahnya penuh semangat! Kembali kami bergulat dengan goyangan yang berimbang, terus dan teruuuuuuuuusss…. hingga lima belas menit kemudian, palkonku kembali berkedut kencang dan tak kuasa menahan nikmat yang teramat sangat.
    CROT…CROOOOTTTTTTTT…
    CROOOOOOOOOOOTTTTTTTTTTTT. ……..
    AHHHHHHHHHHHHHHHH…
    “uuuuuuuuuuuuuhhh…nikmat sekali goyanganmu! Pujiku
    ‘mmmmmm…kok gak bilang-bilang sih Mas… kok disemprotin di dalam! Jawabnya
    “aku gak kuat Ning,…maaf! jawabku
    “berdoa aja supaya aku tidak hamil…” jawabnya centil sambil mencubit hidungku.
    Tubuh Shanty ambruk menindihku, nafasnya terengah dengan detak jantung yang berdetak kencang. Kami berbincang mesra sambil saling berpelukan. Mendadak Shanty terperanjat begitu melihat jam sudah menunjukkan angka 16:20 Wib. Buru-buru dia mencuci muka, memakai seragamnya dan berpamitan pulang karena tidak mau dimarahi ibunya yang cerewet. Aku tidak sempat mengucapkan terima kasih atau apalah…

    Cerita Sex Montok Ke Hotelku Malam itu Elvine tidak datang menemuiku di hotel, membuatku menunggu dan semalaman tanpa kegiatan. Aku tidak tahu mengapa, tetapi aku sangat kecewa dan geregetan. Di sekolah diapun tidak ada, saat aku tanya pada Melly dan yang lainya mereka kompak menjawab tidak tahu. Sialan aku dikerjain sama elvine. Gumamku dalam hati!! Disiang harinya, saat hampir semua guru dan murid sudah pulang tiba-tiba Elvine menghampiriku di ruang guru. Daftar Maxbet

    Dia memintaa maaf karena semalam tidak bisa datang dan baru bisa menemuiku siang ini karena mendadak harus kerumah neneknya yang sedang sakit keras. Dan dia memohon untuk memberikan nilainya dulu serta berjanji akan menggantinya dilain waktu. Karena tidak tega aku mengiyakan saja karena kebetulan staminaku sedang loyo kecapean menunggu!
    Pengalamanku ini hanya sebuah awal yang membuat kehidupanku berubah total, terutama dalam bidang sex dan cewek bisyar.

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Liar Dan Suka Berhubungan Intim Secara Bebas

    Cerita Sex Berhubungan Dengan Mahasiswi Liar Dan Suka Berhubungan Intim Secara Bebas


    7442 views

    Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik dengan Saya seorang mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Panggil saja saya Borris. Narasi ini adalah cerita riil saya yang hingga kini tetap berjalan walaupun saya mengakui saya jemu dan ingin cari pengalaman lain sama wanita yang berlainan juga.

     

    Cersex Stw  –  ini bermula dari cerita berpacaran saya dengan Mia, seorang mahasiswi yang berlainan universitas dengan saya. Sesudah saya pacaran dengannya sepanjang 2 bulan, baru Mia memperlihatkan segi kehidupan aslinya, jika ia pengikut sex bebas. Kondisi itu saya kenali dari perkataannya sendiri saat saya usai makan dengannya dalam suatu warung mahasiswa ciri khas Yogyakarta. Saat itu ia narasi jika sepanjang 3 bulan ia sebelumnya tidak pernah disentuh lelaki termasuk saya.

    Kelompok Sex Bebas, narasi seks bebas, mahasiswi sukai sex bebas, narasi mahasiswi pengikut sex bebas, narasi seks mahasiswi elok ngentot
    Narasi Sex Bebas Tujuannya sudah pasti rasakan kepuasan seksual yang sejauh ini disanggupinya dari bekas kekasihnya yang sebelumnya saat sebelum saya. Kontan saya terkejut berat dengar hal tersebut. Tangkai kemaluan saya segera tegak dan seolah ingin loncat keluar.
    “Mengapa kamu mendadak menjadi horny ini..?” bertanya saya.
    “Saya 3 hari ini habis menonton BF bersama teman- teman kosku..,” jawabannya, “Ayolah.., kamu ingin ya..?” pintanya.

    Saya makin tidak karuan dengar permohonannya itu sekalian menggelayut pada lenganku dengan manja. Pada akhirnya kuputuskan untuk melayaninya, walaupun saya tidak pernah melakukan benar-benar sama wanita mana saja. Ia terlihat suka sekali dengar ketersediaanku melayaninya malam tersebut. Di kepalaku mulai muncul beberapa pikiran yang kotor sekalian berimajinasi dengan kemolekan badannya yang sintal, langsing dan berisi itu (payudaranya memiliki ukuran 34 A, kurang lebih begitu dech). Saat itu juga saja motorku langsung kubawa ke tempat kost-nya yang bebas, dan lelaki bisa masuk, karena tetangga sekitaran memiliki jarak cukup jauh dengan rumah tersebut. Sampai di kost-nya, saya memarkirkan motorku dan secara langsung digandeng masuk ke kamarnya.

    Beberapa teman satu kost-nya langsung menghina kami saat kami barusan masuk, “Waaahh, telah kepingin ya.. setelah yang tempo hari tersebut..?” kata salah seorang pada mereka dan secara langsung disongsong teriakan yang lain.

    Saya cuma diam saja, sedang Mia ketawa kecil sekalian berbicara, “Biarin..! Orang saya ingin kok..!”

    Sesampai di dalam kamar, Mia segera mengamankan pintu dan secara langsung menabrakku sampai saya tersuruk di atas kasurnya. Ia mulai menangkap bibirku dengan kecupannya yang penuh gairah. Saya tidak ada pikiran untuk hentikan perbuatannya tersebut. Saya segera melayani kecupannya yang garang itu dengan garang juga. Tangan Mia mulai merayap di kemaluanku yang tetap tertutup celana. Saya tidak ingin kalah , kusergap payudaranya dengan remasan yang halus sekalian kulepaskan satu-satu kancing pakaiannya.

    Pada akhirnya ia juga berdiri karena melihatku mulai bergairah dan mulai buka pakaiannya. Ia mulai menolongku buka bajuku sampai celana dan sekalian celana dalamku lepas dari badanku dan dilemparnya saja ke pinggir tempat tidurnya. Demikian demikian sebaliknya, kulucutkan pakainnya sampai kami sama telanjang bundar. Tanpa berpikir panjang, saya direbahkannya di kasur dalam sikap duduk, dan sekarang mukanya telah ada pas di muka tangkai kejantananku yang telah tegak berdiri.

    “Saya rindu sama kemaluan lelaki..!” ucapnya sekalian mengocak-ngocok halus tangkai kemaluanku.

    Saya makin menggelinjang. Baru pertama kalinya tangkai kemaluanku dikocak dengan cewek. Kocokannya makin berasa dan saya makin mendesah luar biasa. Tidaklah sampai dua menit ia mengocak, mendadak mulutnya ditujukannya ke tangkai kejantananku dan dia mulai mengulumnya. Edan..! Kesan yang hebat. Saya berkesan dengan permainan mulutnya, kadang-kadang disedot, dimainkan memakai gigi, dikulum, dijilat dan banyak dech.

    Sesudah cukup lama dan saya mulai benar-benar terangsang, kuangkat ia ke sebelahku dan saat ini saya yang berlutut di lantai, sedang Mia yang saat ini duduk di atas kasur. Saya tidak tahan ingin coba rasakan menjilat-jilati kepunyaannya yang gundul tidak ada selembar bulu juga itu, karena nampaknya Mia telah cukurnya. Saya mengawali dengan permainkan vaginanya lebih dulu memakai jari- jariku.

    “Sssttt… aaahhh… terus..!” rintihnya saat jariku mulai masuk daerang lubang senggamanya.

    Saya mulai permainkan gairahnya dengan jari-jariku, ia mulai meronta dengan mengusung-angkat bokongnya. Sesaat sesudah itu saya mulai menjilat-jilati dengan semua jenis langkah di lembah yang gersang itu, dimulai dari kumasukkan lidahku ke lubangnya sampai kuputar-putar di lipatannya yang membuat Mia makin meronta seperti orang yang kerasukan birahi. Sekitaran 10 menit saya mainkan lubang senggamanya, Mia mulai tidak kuat.

    “Maaass… akuuu.. maauu.. keluarr… aaahhh… masukkan saja pake… batangmu… Mass.., uuuhh… aaahh..!” rontanya sekalian mengusung-angkat terus bokongnya, dan kepalaku tetap ditekannya, seolah ia meminta jangan dilepaskan lidahku pada lembahnya.

    Saya tidak memedulikan rintihannya sampai satu saat, “Seerr… haaahh… haaahh..!” Mia mengelinjang luar biasa rasakan orgasmenya. Lubang kemaluannya tidak kubiarkan tidak bekerja, saya tetap permainkan lubangnya itu dengan jariku. Mia tetap meronta. Langsung ia tangkap batanganku, dikocaknya dan dikulumnya penuh semangat. Saya sedikit meronta karena seolah Mia membalasnya tindakanku kepadanya.

    Pada akhirnya saya segera saja merebahkannya dalam posisi terlentang, saya mulai menuntun tangkai kejantananku yang tegang luar biasa itu ke lubang senggamanya, dan, “Slepp..!” batangankusudah masuk penuh. Saat rudalku itu masuk penuh, Mia mendesah, ” Haaahh.. Maaasss.. goyang..!” rintihnya manja. Kuturuti saja ucapannya, saya mulai menggoyang pinggulku dan menyikat- nyodok lubang kepuasannya dengan tangkai kejantananku.

    Rintihan untuk rintihan berganti-gantian keluar mulut kami. Hingga kemudian Mia makin menggelenjang tidak pasti, saya tahu jika ia mau orgasme kembali. Menyaksikan tanda-tanda itu,langsung kupercepat pergerakanku hingga kemudian, “Serr.. serr.. serr..!” keluarlah cairan kepuasan itu dari lubangnya.

    “Stop… Stoop dulu… hhuuhhh… huuhh.. haaahh, jangan.. ditarik Mas..! Biarin saja..” pintanya. Aku juga tidak mengambil kemaluanku dan saat itu juga kurasakan tangkai kejantananku dihisap-hisap lubang vaginanya, gilaa..! sangat nikmat. Selang beberapa saat saya dibaringkan ke kasur dengan posisi terlentang. Sekarang posisi Mia berada di atas pada kondisi duduk sekalian mengocak batanganku dan menuntun kembali ke lubang kemaluannya.

    “Sleepp..!” “Oohh.. lubangmu sedap sekali Say..!” kataku.
    “Punyai kamu membuat saya edan Mas..!” ucapnya sekalian menaik-turunkan badannya di atas badanku.

    Tanganku tidak diam saja, kuraih payudaranya dan kukulum, kuhisap payudaranya berganti-gantian sambilkumulai meremas berganti-gantian tanpa stop. Rontaan Mia makin luar biasa dan makin kelojotan ia. Aku juga mulai tidak kuat, karena posisi berikut yang paling kusukai, karena tangan dan mulutku tidak stop hinggap di anggota badan wanita yang paling kusukai, yakni payudara. Sesudah sekitaran 15 menit kami sama-sama memacu birahi, pada akhirnya rasanya saya tidak bisa kembali meredam kemauanku ledakkan laharku.

    “Saayy… saya maauuu keluar Saayy..!” rintihku.
    “Nantikan saya Massss… nanti keluarnya saya kocokin saja..!” kata Mia yang membuatku terkejut 1/2 mati dan secara langsung memikirkan bagaimana enaknya dikocakin tangannya saat ingin orgasme.

    Sesaat kemudian, saya rasakan capitan pangkal paha Mia makin keras, dan rontaannya makin tidak teratur, dan saya sedikit mulai rasakan ingin keluar. Saat itu juga tangkai kemaluanku rasakan ada cairan yang mengguyuri dari dalam rahimnya sekalian Mia kelihatan kelojotan tidak teratur. Saya belum rasakan ingin keluar waktu itu.

    “Mia, keluarin saya donk..!” pintaku mendesah sekalian meremas buah dadanya yang ranum tersebut. Saat itu juga ia telah mengocak tangkai kejantananku dan secara langsung membasahinya dengan ludahnya,disedotnya dan dikulumnya seperti sedang makan es cream. Tidak ada satu menit saya telah menumpahkan air maniku ke lehernya sekalian kocokannya jalan terus tidak stop. Setelahitu ia bersihkan tangkai rudalku dengan jilatannya.

    “Saya nanti malem ingin kembali ya..?” pintaku.
    “Saya ingin kembali kok Mass..!” ucapnya dengan dibarengi kecupan halus di bibirku.

    Semenjak waktu itu saya mulai suka hubungan seksual dan kami berdua sebelumnya tidak pernah sungkan-sungkan kembali jika sedang pengin lakukan hubungan seksual. Sebelumnya pernah kami melakukan satu hari 3x. Bahkan juga kami sebelumnya pernah cuma lakukan 10 hari dengan oral sex saja, ingat waktu itu Mia baru menstruasi. Tetapi penjelajahan seksku belum stop sampai disana.

    Sebelumnya pernah sesuatu saat, permainan hubungan seksual kami dilihat Ibu kos Mia dan 2 orang rekan kost-nya. Sampai saat Mia telah lulus dan kembali lagi ke kota aslinya, saya tetap bermain ke kos Mia karena sesudah keperginya Mia, saya menjadi simpanan Ibu kos Mia dan seorang rekan kos Mia yang sempat juga melihat kami lakukan hubungan seksual itu sampai sekarang ini.Narasi Seks Riil Mahasiswi Pengikut Sex Bebas

    Awalnya ada pula cerita cabul yang membuat birahi seksual anda segera naik dengan Saya seorang mahasiswa dalam suatu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Panggil saja saya Borris. Narasi ini adalah cerita riil saya yang hingga kini tetap berjalan walaupun saya mengakui saya jemu dan ingin cari pengalaman lain sama wanita yang berlainan juga.

    Narasi cersex ini bermula dari cerita berpacaran saya dengan Mia, seorang mahasiswi yang berlainan universitas dengan saya. Sesudah saya pacaran dengannya sepanjang 2 bulan, baru Mia memperlihatkan segi kehidupan aslinya, jika ia pengikut sex bebas. Kondisi itu saya kenali dari perkataannya sendiri saat saya usai makan dengannya dalam suatu warung mahasiswa ciri khas Yogyakarta. Saat itu ia narasi jika sepanjang 3 bulan ia sebelumnya tidak pernah disentuh lelaki termasuk saya.

    Kelompok Sex Bebas, narasi seks bebas, mahasiswi sukai sex bebas, narasi mahasiswi pengikut sex bebas, narasi seks mahasiswi elok ngentot
    Narasi Sex Bebas Tujuannya sudah pasti rasakan kepuasan seksual yang sejauh ini disanggupinya dari bekas kekasihnya yang sebelumnya saat sebelum saya. Kontan saya terkejut berat dengar hal tersebut. Tangkai kemaluan saya segera tegak dan seolah ingin loncat keluar.
    “Mengapa kamu mendadak menjadi horny ini..?” bertanya saya.
    “Saya 3 hari ini habis menonton BF bersama teman- teman kosku..,” jawabannya, “Ayolah.., kamu ingin ya..?” pintanya.

    Saya makin tidak karuan dengar permohonannya itu sekalian menggelayut pada lenganku dengan manja. Pada akhirnya kuputuskan untuk melayaninya, walaupun saya tidak pernah melakukan benar-benar sama wanita mana saja. Ia terlihat suka sekali dengar ketersediaanku melayaninya malam tersebut. Di kepalaku mulai muncul beberapa pikiran yang kotor sekalian berimajinasi dengan kemolekan badannya yang sintal, langsing dan berisi itu (payudaranya memiliki ukuran 34 A, kurang lebih begitu dech). Saat itu juga saja motorku langsung kubawa ke tempat kost-nya yang bebas, dan lelaki bisa masuk, karena tetangga sekitaran memiliki jarak cukup jauh dengan rumah tersebut. Sampai di kost-nya, saya memarkirkan motorku dan secara langsung digandeng masuk ke kamarnya.

    Beberapa teman satu kost-nya langsung menghina kami saat kami barusan masuk, “Waaahh, telah kepingin ya.. setelah yang tempo hari tersebut..?” kata salah seorang pada mereka dan secara langsung disongsong teriakan yang lain.

    Saya cuma diam saja, sedang Mia ketawa kecil sekalian berbicara, “Biarin..! Orang saya ingin kok..!”

    Sesampai di dalam kamar, Mia segera mengamankan pintu dan secara langsung menabrakku sampai saya tersuruk di atas kasurnya. Ia mulai menangkap bibirku dengan kecupannya yang penuh gairah. Saya tidak ada pikiran untuk hentikan perbuatannya tersebut. Saya segera melayani kecupannya yang garang itu dengan garang juga. Tangan Mia mulai merayap di kemaluanku yang tetap tertutup celana. Saya tidak ingin kalah , kusergap payudaranya dengan remasan yang halus sekalian kulepaskan satu-satu kancing pakaiannya.

    Pada akhirnya ia juga berdiri karena melihatku mulai bergairah dan mulai buka pakaiannya. Ia mulai menolongku buka bajuku sampai celana dan sekalian celana dalamku lepas dari badanku dan dilemparnya saja ke pinggir tempat tidurnya. Demikian demikian sebaliknya, kulucutkan pakainnya sampai kami sama telanjang bundar. Tanpa berpikir panjang, saya direbahkannya di kasur dalam sikap duduk, dan sekarang mukanya telah ada pas di muka tangkai kejantananku yang telah tegak berdiri.

    “Saya rindu sama kemaluan lelaki..!” ucapnya sekalian mengocak-ngocok halus tangkai kemaluanku.

    Saya makin menggelinjang. Baru pertama kalinya tangkai kemaluanku dikocak dengan cewek. Kocokannya makin berasa dan saya makin mendesah luar biasa. Tidaklah sampai dua menit ia mengocak, mendadak mulutnya ditujukannya ke tangkai kejantananku dan dia mulai mengulumnya. Edan..! Kesan yang hebat. Saya berkesan dengan permainan mulutnya, kadang-kadang disedot, dimainkan memakai gigi, dikulum, dijilat dan banyak dech.

    Sesudah cukup lama dan saya mulai benar-benar terangsang, kuangkat ia ke sebelahku dan saat ini saya yang berlutut di lantai, sedang Mia yang saat ini duduk di atas kasur. Saya tidak tahan ingin coba rasakan menjilat-jilati kepunyaannya yang gundul tidak ada selembar bulu juga itu, karena nampaknya Mia telah cukurnya. Saya mengawali dengan permainkan vaginanya lebih dulu memakai jari- jariku.

    “Sssttt… aaahhh… terus..!” rintihnya saat jariku mulai masuk daerang lubang senggamanya.

    Saya mulai permainkan gairahnya dengan jari-jariku, ia mulai meronta dengan mengusung-angkat bokongnya. Sesaat sesudah itu saya mulai menjilat-jilati dengan semua jenis langkah di lembah yang gersang itu, dimulai dari kumasukkan lidahku ke lubangnya sampai kuputar-putar di lipatannya yang membuat Mia makin meronta seperti orang yang kerasukan birahi. Sekitaran 10 menit saya mainkan lubang senggamanya, Mia mulai tidak kuat.

    “Maaass… akuuu.. maauu.. keluarr… aaahhh… masukkan saja pake… batangmu… Mass.., uuuhh… aaahh..!” rontanya sekalian mengusung-angkat terus bokongnya, dan kepalaku tetap ditekannya, seolah ia meminta jangan dilepaskan lidahku pada lembahnya.

    Saya tidak memedulikan rintihannya sampai satu saat, “Seerr… haaahh… haaahh..!” Mia mengelinjang luar biasa rasakan orgasmenya. Lubang kemaluannya tidak kubiarkan tidak bekerja, saya tetap permainkan lubangnya itu dengan jariku. Mia tetap meronta. Langsung ia tangkap batanganku, dikocaknya dan dikulumnya penuh semangat. Saya sedikit meronta karena seolah Mia membalasnya tindakanku kepadanya.

    Pada akhirnya saya segera saja merebahkannya dalam posisi terlentang, saya mulai menuntun tangkai kejantananku yang tegang luar biasa itu ke lubang senggamanya, dan, “Slepp..!” batangankusudah masuk penuh. Saat rudalku itu masuk penuh, Mia mendesah, ” Haaahh.. Maaasss.. goyang..!” rintihnya manja. Kuturuti saja ucapannya, saya mulai menggoyang pinggulku dan menyikat- nyodok lubang kepuasannya dengan tangkai kejantananku.

    Rintihan untuk rintihan berganti-gantian keluar mulut kami. Hingga kemudian Mia makin menggelenjang tidak pasti, saya tahu jika ia mau orgasme kembali. Menyaksikan tanda-tanda itu,langsung kupercepat pergerakanku hingga kemudian, “Serr.. serr.. serr..!” keluarlah cairan kepuasan itu dari lubangnya.

    “Stop… Stoop dulu… hhuuhhh… huuhh.. haaahh, jangan.. ditarik Mas..! Biarin saja..” pintanya. Aku juga tidak mengambil kemaluanku dan saat itu juga kurasakan tangkai kejantananku dihisap-hisap lubang vaginanya, gilaa..! sangat nikmat. Selang beberapa saat saya dibaringkan ke kasur dengan posisi terlentang. Sekarang posisi Mia berada di atas pada kondisi duduk sekalian mengocak batanganku dan menuntun kembali ke lubang kemaluannya.

    “Sleepp..!” “Oohh.. lubangmu sedap sekali Say..!” kataku.
    “Punyai kamu membuat saya edan Mas..!” ucapnya sekalian menaik-turunkan badannya di atas badanku.

    Tanganku tidak diam saja, kuraih payudaranya dan kukulum, kuhisap payudaranya berganti-gantian sambilkumulai meremas berganti-gantian tanpa stop. Rontaan Mia makin luar biasa dan makin kelojotan ia. Aku juga mulai tidak kuat, karena posisi berikut yang paling kusukai, karena tangan dan mulutku tidak stop hinggap di anggota badan wanita yang paling kusukai, yakni payudara. Sesudah sekitaran 15 menit kami sama-sama memacu birahi, pada akhirnya rasanya saya tidak bisa kembali meredam kemauanku ledakkan laharku.

    “Saayy… saya maauuu keluar Saayy..!” rintihku.
    “Nantikan saya Massss… nanti keluarnya saya kocokin saja..!” kata Mia yang membuatku terkejut 1/2 mati dan secara langsung memikirkan bagaimana enaknya dikocakin tangannya saat ingin orgasme.

    Sesaat kemudian, saya rasakan capitan pangkal paha Mia makin keras, dan rontaannya makin tidak teratur, dan saya sedikit mulai rasakan ingin keluar. Saat itu juga tangkai kemaluanku rasakan ada cairan yang mengguyuri dari dalam rahimnya sekalian Mia kelihatan kelojotan tidak teratur. Saya belum rasakan ingin keluar waktu itu.

    “Mia, keluarin saya donk..!” pintaku mendesah sekalian meremas buah dadanya yang ranum tersebut. Saat itu juga ia telah mengocak tangkai kejantananku dan secara langsung membasahinya dengan ludahnya,disedotnya dan dikulumnya seperti sedang makan es cream. Tidak ada satu menit saya telah menumpahkan air maniku ke lehernya sekalian kocokannya jalan terus tidak stop. Setelahitu ia bersihkan tangkai rudalku dengan jilatannya.

    “Saya nanti malem ingin kembali ya..?” pintaku.
    “Saya ingin kembali kok Mass..!” ucapnya dengan dibarengi kecupan halus di bibirku.

    Semenjak waktu itu saya mulai suka hubungan seksual dan kami berdua sebelumnya tidak pernah sungkan-sungkan kembali jika sedang pengin lakukan hubungan seksual. Sebelumnya pernah kami melakukan satu hari 3x. Bahkan juga kami sebelumnya pernah cuma lakukan 10 hari dengan oral sex saja, ingat waktu itu Mia baru menstruasi. Tetapi penjelajahan seksku belum stop sampai disana.

    Sebelumnya pernah sesuatu saat, permainan hubungan seksual kami dilihat Ibu kos Mia dan 2 orang rekan kost-nya. Sampai saat Mia telah lulus dan kembali lagi ke kota aslinya, saya tetap bermain ke kos Mia karena sesudah keperginya Mia, saya menjadi simpanan Ibu kos Mia dan seorang rekan kos Mia yang sempat juga melihat kami lakukan hubungan seksual itu sampai sekarang ini.

  • Hot busty wife fuck hubbys friend

    Hot busty wife fuck hubbys friend


    2425 views

  • Blonde milf fuck a hard cock in jail

    Blonde milf fuck a hard cock in jail


    2288 views

  • Video bokep Gadis pirang Haley Reed penetrasi ganda

    Video bokep Gadis pirang Haley Reed penetrasi ganda


    6807 views

  • Video Bokep Asia ngentot perawat Ai Suzuki dirumah gede

    Video Bokep Asia ngentot perawat Ai Suzuki dirumah gede


    2109 views

  • Video bokep Jepang Rika Anna suka dengan kontol kecil

    Video bokep Jepang Rika Anna suka dengan kontol kecil


    2109 views

  • Kisah Memek Keperawanan Memek Sepupuku Sendiri

    Kisah Memek Keperawanan Memek Sepupuku Sendiri


    2760 views

    Duniabola99.com – Sebagai remaja yang sering berkumpul dengan teman-teman yang sering bermain sex layaknya dalam cerita seks, akupun akhirnya menginginkan menikmati permainan sex seperti cerita mereka, namun aku masih malu jika harus melakukan hal itu dengan pacarku yang masih satu kelas juga denganku di sekolah yang sama. Dia juga masih seumuran denganku yakni 18 tahun.


    Namaku Arya dan pacarku Tyas kami menjalin hubungan sudah 6 bulan lamanya. Tapi tidak pernah melakukan adegan layaknya cerita seks yang sering menjadi perbincangan teman-temanku, karena Tyas memang begitu pendiam di tambah dia memang tidak suka bergaul seperti gadis-gadis lainnya tapi aku begitu menyukainya karena dia begitu cantik dan juga pintar, karena aku memang suka sama cewek yang memiliki otak pintar.

    Selain dekat dengan pacarku aku juga dekat dengan sepupuku Merry namanya, dia seumuran denganku tapi sekolah kami beda. Merry sering bermain di rumahku bahkan dia sering menginap pula, Merry mempunyai wajah yang begitu cantik bahkan banyak dari temanku yang tertarik padanya dan sering pula mereka mereka titip salam buat Merry sepupuku yang cantik dan seksi itu.

    karena memang sudah aku anggap saudara sendiri maka aku begitu dekat dengan Merry malah dia sering tidur di kamarku. Dan orang tuaku menganggap hal itu biasa saja karena memang dari kecil aku begitu dekat dengan Merry sampai akhirnya aku tidak menyangka kalau akhirnya aku akan melakukan adegan dalam cerita seks dengan Merry yang notabene adalah sepupuku sendiri.


    Kejadian itu bermula ketika kami sedang bermalas malasan tiduran di kamarku sambil membuka laptop. Sampai akhirnya aku membuka situs duniabola99, kamipun membacanya bersama dan entah siapa yang memulai kami mendekat perlahan sampai akhirnya bibir kami sudah saling mengulum dengan mesranya. Dan tidak perlu waktu lama akhirnya kamipun sudah dalam keadaan telanjang bulat.

    Dengan lembutnya aku berbisik pada merry karena aku lihat dia masih gugup sedangkan aku sudah dalam keadaan sange sekali ” Tenang Mer… nggak ada siapa-siapa kok…. ” Kataku dengan lembutnya kemudian aku mendekatkan bibirku kembali pada bibir Merry layaknya pemain dalam cerita seks aku melumat bibir Merry dan aku mainkan lidahku dalam mulutnya yang begitu merekah.

    Kemudian tanganku mulai menggerayangi tubuhnya yang sudah telanjang bulat, sampai akhirnya aku lumat juga teteknya ” Ooouugghh… Arya… aaagggghhh… nik… mat…. aaaagggghh… terus…. aaaggggggghhh…. uuuugghhhh… ” Desah Merry saat itu dan hal itu membuatku semakin aktif memainkan lidahku dalam teteknya, dengan tanganku yang sebelahnya aku pilin puting Merry.


    Diapun semakin menggelinjang manja sambil terus mendesah layaknya pemain cerita seks ” Ooouuugghhh… ooooouuugghhhh… aaaaghhhh.. terus.. Arya….. aaagggghhhh… ” Desah Merry semakin menjadi dan akupun memberinya sedikit sentuhan yang membuatnya kelimpungan bahkan dengan jelas dia memintaku untuk segera naik ke atas tubuhnya yang mulai memanas.

    Namun aku tidak mengindahkan permintaan Merry malah aku semakin menyusuri bagian bawah tubuh Merry. Aku kecup setiap lekuk tubuhnya sampai akhirnya aku temukan memek Merry masih dalam keadaan ranum dengan rambut halus di sekitarnya, aku daratkan bibirku pada memeknya sampai akhirnya dia menggelinjang sambil mendorong kepalaku karena tidak kuat dengan permainan ini.

    Tapi aku pegang dengan kuat pinggangnya dan melumat habis memek Merry, aku lihat dia mendesah berulang kali dan juga menggelinjang bagai cacing kepanasan yang siap untuk di perlakukan apa saja. Kemudian aku menemukan klitorisnya dan aku lumat juga sesekali aku hisap klitoris Merry hingga akhirnya lama-kelamaan aku merasakan kalau memeknya yang awalnya kering.


    Akhirnya basah juga mungkin dia sudah merasa horny dengan permainan lidahku dalam memeknya itu. Tatkala aku hisap memeknya diapun menggelinjang ” Ooouughh… Arya… aaaaggghhh… nikmat… ya… aaaagghh….. aaagggghhhhh…… ” Dan akupun tidak tahan juga untuk segera menuntaskan permainan ini, dengan kontol yang sudah siap mengacung dari tadi.

    Akupun merangkak dan menindih tubuh Merry lalu aku acungkan kontolku pada lubang memek Merry namun meleset dari perkiraanku. Karena beberapa kali aku coba namun tidak bisa juga padahal akupun sudah melakukan dengan sekuat tenaga namun yang ada Merry merintih bahkan dia menjerit keras ketika aku paksa kontolku masuk dalam memeknya sampai akhirnya aku merasa capek juga.

    Namun Merry memberika semangat padaku ” Ayo Arya coba lagi siapa tahu bisa… ” Aku menatap mata Merry dan berbisik lirih padanya ” Apa kamu belum melakukan ini sebelumnya … ?” Bukannya menjawab Merry malah menangis sambil berkata ” Kamu pikir aku cewek apaan sembarangan melakukan hal ini… ” Kasihan juga mendengarnya mengucapkan kata itu.


    Akhirnya akupun kembali mencoba memasukkan kontolku dengan perlahan namun aku tuntun kontolku dengan tanganku. Dan setelah beberapa kali akhirnya masuk juga kontolku dengan perlahan aku gerakan pantatku sambil terus menatap wajah cantik Merry, sampai akhirnya aku semakin cepat juga bergoyang malah kini aku yang mengerang karena nikmatnya dalam kontolku.
    Aku bergoyang layaknya dalam cerita seks dan mengerang ” Aagghh… yaaaaaaccchhhh… yaaaaaacchhh… nik.. mat.. say… aaaaggghh…. aaagggghh… ” Desahku sambil terus menggoyang pantatku dan aku lihat Merry juga sudah melupakan kesedihan dari perkataanku dia mendesah sambil memejamkan matanya menikmati gerakan pantatku di atas tubuhnya.

    Sampai akhirnya akupun merasakan semakin panas kontolku, dan bergerak dalam memek Merry. Tidak lama kemudian aku memuncratkan spermaku dalam memek Merry dan aku rasa dia juga begitu menikmatinya ” Sayang… aaaaggggghhh… aaaaaggggggghh… aaaggghh…. ” Tubuh kami berdua benar-benar terkulai lemas tapi aku peluk dengan mesra tubuh Merry tanpa takut ketahuan orang tuaku.

  • Video bokep Loredana, memberi pejantan yang muda

    Video bokep Loredana, memberi pejantan yang muda


    6104 views

  • Cerita Sex Sales Properti

    Cerita Sex Sales Properti


    6494 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Sales Properti ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita SexPerkenalkan namaku Andi, saat ini aku bekerja di salah satu pengembang perumahan ibukota . Karena
    tugasku banyak berhubungan dengan transaksi akad kredit perumahan jadi aku lebih banyak di tugaskan
    stay di salah satu bank yang mengurusi transaksi perumahanku.

    Aku hanya ingin berbagi pengalamanku yang sulit untuk dilupakan he..he..he…
    Seperti biasa setiap hari senin setelah kami melakukan rapat, saya langsung meluncur ke salah satu
    bank yang biasa kami lakukan transaksi akad kredit, dan hampir semua pengembang yang melakukan
    transsaksi akad kredit di bank tersebut selalu menempatkan orangnya seperti saya . sampai sampai
    diantara kami sudah saling kenal.
    Saat kami sedang mengurus beberapa dokumen KPR saya melihat ada seorang wanita cantik dan yang sedang
    duduk di bangku antrian karena saat itu tidak terlalu padat pengunjung saya mencoba mendekati wanita
    itu….. dan dengan sedikit basa basi akhirnya terjadilah percakapan kami berdua. Ternyata dia pun sama
    seperti aku merupakan salah satu utusan dari salah satu pengembang perumahan di daerah bekasi.
    Sex Hot 2016 | Santi namanya hidung yang mancung dengan bentuk muka yang oval serta warna kulit sawo
    matang di tambah dengan Alis matanya yang tebal membuat aku betah berlama lama ngobrol sama dia. Apa
    lagi saat itu dia menggunakan pakaian semacam kemeja putih yang di padu dengan renda renda sehingga
    nampak jelas dadanya yang padat ber isi menonjol kedepan , dia mengenakan rok yang cukup pendek dengan
    warna sedikit gelap , sehingga nampak jelas pahanya yang mulus dengan sedikit di tumbuhi bulu bulu
    halus membuat mataku berkali kali mencuri pandang ………pahanya …..
    Jujur yang paling bikin hati ini bergetar adalah pada saat dia melirikkan matanya yang manja sambil
    sedikit tersenyum …..waoow….. rasanya jantung ini terhenti kawan…..
    Dari sejak pertemuan pertama itulah akhirnya kami sering ketemuan dan semakin akrab …. Dan terkadang
    akupun sering membantu dia kalo mengalami kendala karena dia ternyata masih baru bekerja di bidang
    ini.
    Dari seringnya kami mengobrol akhirnya sayapun tahu bahwa dia ternyata seorang janda yang baru satu
    tahun di tinggal suaminya dan masih belum punya anak ….
    “Santi udah beres kerjaanya “ sapaanku saat itu
    “udah mas, hanya tinggal menunggu satu SP3 lagi katanya sih sedang nunggu di tanda tangan kepala
    cabang, itu pun kalo di ambil besok ga apa apa ko, emang kenapa mas “
    “kita hang out yuuuuk “ jawabanku sekenanya ……..
    “hayuuuuk’’ jawabanya mengagetkanku …….
    “ cius nih ti……. “

    “ Iya serius, Aku juga udah suntuk nihh pengen penyegaran… udah lama kaga pernah hang out “
    Tak kusia siakan kesempatan ini dan langsung aku ambil tasku dan kunci mobilku ….dan kami berdua
    langsung meluncur ke salah satu Mal yag ada di daerah kelapa gading….
    Rasanya waktu itu cepat sekali berlalu …. Setelah kami keliling keliling dan melihat lihat sekeliling
    mall akhirnya kamipun mencari food court untuk mengganjal perut ini yg sudah keroncongan. Sambil makan
    kami terlibat lagi obrolan yg cukup mengasikann…. Dan terkadang sayapun menggoda dia ……..
    ”Ti …apa.ga bosan hidup sendirian terus….. apa kaga kangen sama …… “
    “ hayo sama apaan ….? ” Sambil mengerlikan matannya yang manja dan sedikit tersenyummmm……
    ”nganu he..he..“ jawabku seenaknya ……
    “ Emang mas juga kaga kangen ya …. Mas juga kan ketemu istrinya sebulan sekali he..he..he.. “
    “ Iya sih ….. terkadang bête juga Ti …. Istrika tinggal di semarang, dan kami ketemunya sebulan
    sekali, nasib kita sama ya ti….. xii..xii…xii..’
    “ Ti … kaya nya masih siang nih… kita nonton aja yu …… “
    ‘Boleh mas, tapi mas yg teraktir ya ….. he..he..he ‘ ‘siap…. Jawabku
    Saya tak pedulikan film apa yang kami tonton, yang ada di fikiranku aku ingin berlama lama sama
    Santi…….

    Pas masuk studi 21 ruangannya sudah mulai gelah pertanda film kan segra di mulai ….dan kami pun dapat
    tempat duduk di barisan kedua dari belakang……
    Samabil makan Pop Corn kami berdua asik menikmati film, saat aku mau ambil pop korn aku coba pegang
    tangan Santi ……. Eh dia malah memgang balik tanganku dengan lebih erat, ….. sambil kubisikan
    ketelinganya ……
    ‘ti tangannya dingin banget ……. “
    “ iya mas AC nya dingin banget, bikin dong aku hangat ……….”
    Tak pikir pajang lagi karena mendapat lampu hijau dari santi ….. aku semakin berani memegang dia … dan
    aku coba peluk dengan melingkarkan tanganku ke bodynya …..dia malah semakin merapatkan tubuhnya ke
    dadaku ……..ujung susunya yang padat nyempat bersentuhan dengan tubuhku …….aku malh semakin berani dan
    semakin konak …..
    Aku sudah ga pedulikan lagi apa cerita filmnya…. Aku malah lebih sibuk …. Tanganku bergerilya di
    sekitar dada nya …. Aku coba kecup keningnya …… terus aku ciumin belakang tlinganya sambil tanganku
    meremas remas susunya …. Dan ketika ku gesek kesekan putinganya dia sedikit menggerinjal dan sedikit
    mendesah ……. Ohhhh…mas ….. terus mas …….

    Cerita Sex Sales Properti sambil bibirku saling berpangutan tanganku yg satunya negelus ngelus pahanya yang sedikit di tumbuhi
    bulu itu … menambah kami …..semakin liar ….. waktu tak terasa begitu cepat…….tak terasa film sudah
    berakhir …. Padahal kami saaat itu sedang asyik asyiknya menikmati …dan membuat nanggung .permainan
    itu….. takut ketahuan penonton lain…… kami berdua buru buru merapikan pakaian kita masing masing … ….
    Aku tatap muka santi … nampaknya dia merasa tanggung permainannya … mungkinn karena sudah terlalu
    lamanya dia hidup sendirian he..he…..
    Karena waktu sudah menunjukan hamper jam 9 malam, aku coba tawarkan sama santi untuk tinggal saja di
    apartemenku …. Dan santipun mengganggukan kepala tanda setuju …..
    Sampai di apartemen aku langsung mandi dulu karena tubuhku seperti sudah kaga enak, dah bau keringat ,
    dan bergantian sama santi. Krna santi kaga bawa baju ganti ku berikan kaos kebtulan kaosku emang aga
    tipis tipis ..maklum Jakarta panas man….. Markas Judi Online Dominoqq
    Keluar dari kamar mandi aku sedikit terbelalak melihat santi hanya peke kaos yang kupinjamkan, Nampak
    sekli pucuk putingnya menonjol …. Ke atas… kerena santi tanpa pake BH lagi…….
    “Gimana seger ti…. Udah mandi …..” aku pura pura kaga kaget liat dia ….
    “Iya mas seger bangetttttt ….. dan rasanya pikiran lebih fressss he..he… “..
    Aku duduk di sofa nonton TV …sambil mengunyah makanan ringan yang kami beli saat pulang dari nonton
    tadi..
    “boleh aku ikut nonton mas “ santi langsung duduk di sofa di sampingku ……
    “ ya boleh lah ….. wuih Nampak cantik sekal malam ini ti “
    “ah bisa aja massss “ sambil melirikan matanya yang manja membuat jantungku berdetak kencang ….
    Sambil mengobrol kesana kemari aku rapatkan duduku ke sampingnya, dan diapun semakin merapatkanya. Aku
    pegangin tangannya , diapun diam saja seperti pasrah …. Da aku tatap matanya, dari tatapan matanya
    yang lembut seperti menyimpan kerinduan untuk di dekap karena sudah terlalu lamanya dia menjanda…….
    Aku coba memeluk dia ….. dan kukecup keningnya……dia malah smakin merapatkan tubuh …….susunya yang
    mulai menegang di tambah putting susunya yg sudah mulai mengeras ….beradu dan bersentuhan dengan
    dadaku …… membuat jantungku berdegup semakin …. Kencang …., aku jadi semakin berani …… aku jilatin
    belakang kupingnya … sambil tanganku bergerilya di sekitar susunya …aku remas …wow ww dia sedikt
    mengerinjal sambil mengeluarkan lenguhan ….
    “ahhhhh… nikmat mas ..terusss masss’’ terus aku jilatin pipinya dan bibirnya dia pun balas mencium
    bibirku… aku permainkan lidahnyaa…. Bergantian saling melumat dan mengisap lidahnya masing…..
    Di tengah pergumulan yang semakin seru aku bisikan ke telinganya …
    “Sayang aku sangat menikmati saayyy luar baisa …… boleh aku buka bajumu sayang” dia mengagukan
    kepalanya tanda setuju … langsung aku angkat kaosnya ke atas, aku sedikit tertegun melihat sususnya
    yang indah ditambah putingnya yg kecil yang sedikit kemerehan dengan sedikit mendongak ke atas sudah
    mualai mengeras menandakan diapun sudah sangat terangsang… dia balas membuka bajuku.
    Aku langsung jilati lehernya …setelah aku puas menjilati sekitar leher aku terus… turun ke bawah aku
    jilatin susunya sambil tanganku meremas remas susu yang sebalahnya …. Dia mulai mengerinjal gerinjal
    sambil mengeluarkana suara suara indah …

    Cerita Sex Sales Properti

    Cerita Sex Sales Properti

    ”.ohh..nikmat mas….” aku terus jilatin ssusunya aku sengaja aku tidak jilatin dulu putingnya… untuk
    memberikan kenikmatan yang lebih lama padanya…..
    Setelah puas aku jilatin sekitar susunya … aku langsung jilatin putingnya sambil ku isap isap
    putingnya …. Dia menekan kepalaku ke putingnya sambill mengeluarkan suara yang semakin merancu kaga
    karuann……
    “OHhhhhh …masss terus mas …. Aku dah lama tidak merasakan kenikmatan iniii Ohhhhhhh………….. ‘ setelah
    puas aku jialtin susunya aku dekap tubuhnya..diapuan membalas mendekapku…susunya yang sudah menegang
    ditambah putingnya yang indah semakin mengeras terasa di dadaku, aku coba gesk gesekkan tubuhku ke
    putingnya dia semakin erat mendekapku …..
    ohh sungguh ini kenikmatan yang luar baisa …..aku lama mendekap dia, sampai akhirnya aku bisikan ke
    telinganya
    “Sayang bolehkan aku bergerilya ke bagian memekmu aku smakin konak saying ….” Dia hanya tersenyum
    menandakan dia setuju…
    Tak kubuang kesempatan itu aku langsung membaringkannya aku buka celananya dia terlentang di depanku
    tanpa selembar benagpun…. Aku langsung tindih dia di tasnya …aku dekap sambil ku jilati bibirnya,
    dadanya dan sekali lagi kuisap isap putingnya sambil tanganku mengelus ngelus sekitar pahanya …..aku
    semakin liar dan bernafsu…… aku terus menjelitatinya… terus turun ke bawah… ke sekita perutnya…..dan
    akhirnya aku jilati pahanya …….yang mulus yang sediit di tumbuhi bulu bulu harus membuat torpedoku
    langsung melambai lambai minta jatah……
    Aku sengaja aku jilati dulu sekitar paha dan sekiatar memeknya … dia terkadang mengelepar gelepar
    seperti ikan yg di lempar kdaratann.. bau harum memeknya yang mulai mengeluarkan pelumasnya membuat
    aku semakin menikmati… aku ciumi bulu memeknya ohhh ….betapa nikmatnya…. Dan aku terus jialti memeknya
    dan dia pun mengelapar gelepar sambil mengeluarkan erangan erangan kenikmatannn…..
    aku jilatin terus memeknya sambil ku isap isap… aku sentuh klotorisnya dengan lidahku sambil ku isap
    isap … dia semakin meronta kenikamtann… aku terus jilatin dan ku isap isapp sambil ku pegangin pahanya
    …..aku isap terus … sampai akhirnya kepalaku di tekanya ke memeknya sambil mengeluarkan erangangan
    kenikamatan …
    ” OHHHHH sayangg … nikamt sekali sayang… aku sudah kaga tahan sayangg sudah lama aku sudah di masukin
    kontol…ayo sayangg aku sudah tidak tahann….”
    “Ok sayang…. Akupun sudah kaga than lagi sayang kontoku pun sudah tegak berdiri ini… “ aku kecup dulu
    keningnya ….. dan aku gesek gesek an dulu kontolku di sekitar memeknya … dia semakin mengeliat geliat
    …. Dia memegangin kontolku membantu memasukan ke liang memeknya ……
    “Pelan pelan yah sayang aku dah lama kaga di pakai sayang “ “ ya syangg…”
    Aku coba tekan pelan pelan ….aku angkat lagi sedikit dan aku tekan lagii
    “..ohhh… nikamtt sayangg… terus sayan tekann sayangku sudah kaga sakit lagi sayang ..dan sudah kaga
    tahan….ohhhh” Aku langsung tekan kontolku ke memeknya yang sudah mulai licinnn….
    Dan blesss blesss kontolku keluar masuk memeknya ……sambil di barengin suaranya yang sedikit menjerit
    “Awwwwww….Nikmatnya …. Kontolmu gede bangett sayangg… baru kali ini aku sangat manikamati… terus
    sayangg ..”

    Cerita Sex Sales Properti sampai beberapa kali aku masukan kontolku sama memeknya … sampai akhirnya
    “ Ohh sayang terus sedikit lagi sayang aku sudah mulai mu keluar sayang sambil menaik turunkan
    pantatnya.”
    “Sama sayang aku pun sudah mu keluar …. Aku semakin terangsang dan aku terus tekan memeknya sama
    kontolku … “OHhhhhhhhhhh kita sama sam berbarenagn sayang keluarkan sayang “
    “ iya sayangg “ dann akhirnya ……..
    “Wawwwwwww crooot crot “ kami berdua mencapai klimatknya…….
    “Ohh sayang ini luar biasa, nikamanya luar biasa sayang’ sambil dia memeluk saya…. Akupun senang sudah
    biasa mebuatnya dia bahagia…. … he..he… setelah aku kelelahan aku bopong dia ke kamar tidur, kami
    tidur berdua tanpapa selembar benangpun sambil kami perpelukan menandakan kebahgian yg luar biasa ……

    cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,

  • Amateur – Enthusiastic Mature Bareback CIM

    Amateur – Enthusiastic Mature Bareback CIM


    2088 views

  • Hiromi Hello Titty

    Hiromi Hello Titty


    2256 views

  • Kisah Memek Tukar Pasangan Yang Menggairahkan

    Kisah Memek Tukar Pasangan Yang Menggairahkan


    2742 views

    Duniabola99.com – Bahkan jika aku dan Triyono pergi mancing ketengah laut dengan sewa perahu, tak jarang istriku menginap dirumah menemani istrinya atau sebaliknya (karena anak kami sudah remaja dan mereka kuliah dikota lain).


    Begitu akrabnya kami sehingga tak jarang kami melakukan yang menurut pandangan orang ketiga adalah hal yang aneh, misalnya ditengah gurauan, kadang kadang Triyono memeluk istriku dan menciumi pipinya berkali kali, didepanku maupun didepan istrinya. Demikian pula sebaliknya ketika kami bercengkarama berempat kadang kadang Atik dengan manja tiduran berbantal pahaku. Tentunya sikap kami ini tidak didepan anak anak yang sudah berangkat remaja.

    Bahkan pernah didapur rumahku aku memergoki Triyono mencolek pantat istriku, dan kulihat istriku pura pura marah, aku tahu itu dari raut wajahnya, tentu saja sebagai lelaki normal kadang aku dilanda cemburu. Tetapi kami selalu lebih memegang persahabatan, apalagi akupun sering melakukan hal yang sama terhadap istrinya.

    Tentu saja keadaan ini tidak terjadi begitu saja, kami menjalin hubungan kekeluargaan sejak kami menikah. Namun sejauh itu kami tidak pernah melakukan hal hal yang terlalu jauh. Sampai suatu hari terjadilah apa yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, setidak tidaknya olehku. Tapi aku yakin ini adalah rencana Triyono dan istrinya yang sudah dipersiapkan (ini kusadari setelah cukup lama peristiwa itu terjadi)

    Seperti yang sering kami lakukan, pada hari jumat yang kebetulan hari libur kami berempat ber week end di Villaku didaerah Ciloto. Walaupun tidak terlalu mewah namun villaku ini cukup luas dan cukup nyaman untuk beristirahat di akhir pekan. Kami selalu rutin mengunjunginya paling tidak sebulan sekali, biasanya hanya aku dan istriku, kadang kadang anak anak ikut, atau famili lain.

    Kali ini aku mengajak Triyono dan istrinya, tidak ada yang istimewa kami hanya ingin menikmati liburan dan seperti biasanya selesai makan siang dijalan, istriku mampir untuk beli pepes ikan Mas kesukaanku. Sampai di villa sekitar jam jam 2 siang, aku tidur pulas, sampai akhirnya dibangunkan istriku untuk makan malam. Kami makan malam berempat dengan nasi hangat dan pepes ikan.

    Selesai makan malam kami menonton TV sambil ngobrol kesana kemari diruang keluarga. Setelah bosan ngobrol, Triyono mengambil inisiatif mengambil kasur dikamarnya dan dihamparkan didepan TV dia dan istrinya menonton TV sambil tiduran, dan akupun berbuat hal yang sama. Atiek masuk kamarnya dan mengganti dasternya dengan baju tidur yang amat tipis tanpa BH dan CD, ini terlihat jelas dari bayangan tubuhnya dibalik gaun tidurnya.

    Kulihat dia sangat atraktif mempertontonkan tubuhnya didepanku dan didepan istriku. Kulihat Triyono acuh saja melihat tingkah istrinya. Kamipun menonton TV sambil tiduran, istriku dan Atiek tidur berdampingan ditengah sedangkan aku berada disamping istriku dipinggir. Acara TV terasa membosankan mungkin karena aku tidak bisa konsentrasi, aku lebih terpesona menikmati tubuh yang menggairahkan yang tergolek disamping istriku dan itu membuat adik kecilku dibalik sarung setengah ereksi.

    “Pah.., puterin film yang hot.. dong.., aku kedinginan nih..” Atiek menyuruh suaminya memutar film porno.


    Aku tahu mereka sering muter film porno karena kami sering tukar menukar film, tapi selama ini kami belum pernah nonton bersama sama.

    Sebelum beranjak mengambil film, Triyono basa basi minta ijin istriku “Rin..muter film blue ya..”

    “Terserah aja ” jawab istriku.

    Filmnya cukup bagus dengan latar belakang jaman kekaisaran romawi, adegan sexnya tidak vulgar, dan ini membuat gairahku cepat bangkit. Sarungku sudah terdongkrak keatas sementara kulihat Atiek sering mencuri padang kearah sarungku yang memang sengaja tidak kusembunyikan. Sementara itu istriku sudah memindahkan kepalanya diatas lenganku dan jari tangannya meremas remas jari tanganku. Aku sudah hapal sekali, istriku pasti sudah terangsang.

    Triyono menonton film itu dengan memeluk istrinya secara ketat dan tangannya mengusap usap payudara Atiek dari luar baju tidurnya, sesekali diciumnya bibir istrinya dalam dalam. Sementara itu kaki kanan Atiek ditekuk dan pahanya menindih paha istriku, sehingga tak terhindarkan baju tidurnya yang memang pendek makin tersingkap sehingga akupun makin leluasa melahap pahanya yang putih mulus, dan sebagian rambut dipangkal pahanya dengan sudut mataku.

    “Mbak Rin,.. Aku jadi pengen nih..” Atiek bicara kepada istriku.

    “Ya nggak apa apa, wong Mas nya nyanding koq.” Istriku menyahut sambil senyum penuh arti.

    Aku makin terangsang, kumiringkan tubuhku menghadap istriku sehingga aku bisa melihat paha mulus Atiek, dan kuselusupkan tanganku dibalik blouse istriku yang tidak ber BH untuk meremas remas buah dadanya, sementara tangannya sudah masuk kesarungku untuk mengelus elus penisku yang sudah berdiri keras. Ia menutup tanganku dengan bantal sehingga gerilya yang kulakukan tidak terlihat oleh Triyono dan Atiek. Walaupun itu sebenarnya hal itu tidak perlu dilakukan, karena mereka sudah tidak memperhatikan kami lagi, keduanya sudah mulai tenggelam dalam percintaan.

    Ketika Atiek melepaskan seluruh pakaiannya dan mencopoti pakaian suaminya, Triyono menggeser posisinya merapat keistriku, sedangkan Atiek menindihkan tubuhnya yang bugil dari sebelah kanan, sehingga Triyono berdampingan dengan istriku.

    Mereka berciuman sambil saling saling mengelus penuh nafsu, kulihat istriku sering melirik mereka dengan gairah, ikut terhanyut dengan adegan panas persis satu jengkal disampingnya.

    Tiba tiba Atiek menghentikan pergulatan dengan suaminya dan tangannya meraih blouse depan istriku dan melepas kancingnya.

    “Biar adil dong Mbak..” sambil tangannya terus melolosi seluruh pakaian istriku.

    Walaupun wajah istriku protes, tapi usaha mencegah tangan Atiek yang nakal, tidak serius sehingga dengan mudah Atiek melucuti pakaian istriku. Sekelebat kulihat mata Triyono melahap seluruh tubuh indah istriku, bahkan ia segera mengeser posisinya merapat ketubuh istriku, sehingga lengannya menempel pada pinggir payudara istriku.

    Aku tak sempat berfikir macam macam, nafsuku mendominasi pikiranku, kucopot seluruh pakaianku sehingga kami berempat sudah bugil, kuciumi istriku, sambil jariku mengelus vaginanya yang sudah basah. Istriku mendesis desis keenakan tangan kanannya mendekap punggungku erat erat, sedangkan tangan kirinya tertindih tangan Triyono.

    Kurasakan elusan lembut sebuah tangan halus menelusuri bokongku, bahkan kemudian mengarah keselangkangan dan mengelus buah zakarku. Aku sudah menduga pemilik tangan itu, dan hatiku berdesir ketika kulihat tangan Atiek lah yang sedang mengelus batang penisku, sambil mulutnya menciumi dada suaminya. Aku yakin Triyono melihat tangan istrinya yang sedang beroperasi di batangku yang keras seperti kayu, tapi dia tampak acuh saja, bahkan kini lengan kanannya telah mendidih susu istriku.

    Istriku tidak menyadari atau pura pura tidak tahu bahwa tangan Triyono sudah menindih payudaranya, dan wajahnya dipalingkan kearah yang berlawanan.

    Atiek sambil berubah posisi dengan setengah duduk dipaha suaminya dengan selangkangan yang terbuka lebar memperlihatkan vagina merah basah yang sangat indah, sementara tangan kanannya menggosokan gosokkan kemaluan suaminya ke klitorisnya, sementara buahdadanya menggantung diremas remas suaminya.


    Posisinya tersebut membuat tubuh Triyono merenggang dari tubuh istriku sehingga tangan kiri istriku yang tertidih menjadi bebas. Dari padangan matanya yang sayu dan pahanya sudah direntangkan, aku tahu baha istriku sudah memberi lampu hijau. Dituntunnya penisku kearah lubang vaginanya, dan dalam tempo singkat aku sudah melayang menikmati jepitan lobang kemaluan istriku. Sementara aku mengocoknya perlahan lahan, istriku mendesis desis keenakan, kini wajah istriku menghadap kearah Triyono bahkan hanya berjarak sejengkal dengan wajah Triyono namun matanya terpejam.

    Atiek sudah terlengkup ditubuh suaminya, sementara pinggulnya naik turun, mengocok batang suaminya yang sudah melesak ditelan liang kenikmatannya. Sekali kali tangannya meremas bokongku dan istriku melihat aktifitas tangan Atiek ini, tapi rupanya diapun tak ambil peduli. bahkan beberapa kali Triyono mencium mulut istriku yang tengah mendesis, istriku diam saja, walaupun tidak meresponnya. Entah kenapa aku tidak cemburu melihat istriku diciumi oleh Triyono saat sedang kusetubuhi, bahkan aku makin terangsang. Karena kulihat ciuman itu membuat istriku makin bergolak gairahnya. Ini kurasakan dari gerakan dan nafasnya mendengus tidak seperti adat biasanya.

    Dalam waktu yang tidak terlalu lama gerakan istriku tak terkendali, bahkan ia membalas menyedot ciuman Triyono, dan pada saat itulah istriku menghentak hentakkan pinggulnya keatas, mulutnya menghisap mulut Triyono dalam dalam sambil merintih. Dia telah orgasme. Ini diluar kebiasaan, istriku biasanya cukup tahan lama, tapi kali ini dia cepat selesai, padahal aku merasa masih tahan lama.

    Kuhentikan kocokanku, kucabut penisku, aku masih tanggung tetapi aku memang tidak ingin selesai sekarang, aku masih berharap istriku bangkit lagi setelah istirahat. Kutatap wajah istriku yang penuh kepuasan. Disampingnya kulihat Triyono menggengam tangan istriku.

    Melihat aku tegeletak disamping istriku, dengan kemaluan yang masih tegar, Atiek segera tahu bahwa aku belum ejakulasi. Tiba tiba Atiek menghentikan goyangan pinggul, dicopotnya penis suaminya dari vaginanya. Dengan melangkahi tubuh istriku, Atiek segera menghampiriku, kemudian dengan dasternya yang diambil dari sisi kasur dibersihkannya penisku yang penuh lendir istriku.

    Dia menindihku dan menciumku. Aku sempat kaget, aku tak menduga kejadian itu, kulirik Triyono tetapi dia hanya melihat tingkah istrinya tanpa reaksi. Istriku juga hanya melirikku sebentar kemudian memejamkan mata kembali, menikmati sisa orgasme yang ia dapat dariku.

    Kubalas ciuman Atiek dengan nafsu, tangan kiriku mengelus bokongnya sedangkan tangan kanan meremas buah dadanya. Atiek menjulurkan lidahnya menyambut lidahku, sementara vaginanya yang basah digesek gesekan ke diatas kemaluanku. Tampak Atiek sudah sangat terangsang, sehingga ciuman kami hanya berlangsung sebentar, segera dia menghentikan ciumannya, ditariknya badannya sehingga sekarang posisinya duduk diatas pahaku, sementara belahan kemaluannya menidih pada batang penisku yang rebah diatas perut.


    Kulihat belahan kemaluannya yang merah penuh lendir, aku sudah tidak sabar lagi, kuangkat pinggangnya dengan kedua tanganku, Atiek cepat tanggap, sambil mengangkat pantatnya, diambilnya penisku dan diarahkan kelobang vaginanya. Dalam hitungan detik, kemaluanku sudah menyelusup kedalam vagina Atiek. Atiek melenguh pelan, badannya ambruk kedadaku dan wajahnya menempel disamping kepalaku sambil mendesis desis. Kuangkat pinggulku berusaha mengocok kemaluan Atiek, dan diapun mengikuti gerakanku tetapi pinggulnya digoyang memutar sedangkan otot vaginanya menjepit kemaluanku, jepitan dan putaran pinggulnya tidak akalh dengan istriku, kenikmatan menjalar keseluruh penisku.

    Sepuluh menit telah berlalu dan kurasakan Atiek mulai mempercepat goyangannya, mulutnya menciumku dan lidahnya menerobos masuk ke mulutku. Nafasnya tersengal, aku segera mengerti bahwa sedang mulai masuk kemasa orgasme. Tanpa menunggu waktu lagi kupercepat kocokanku, karena kemaluankupun sudah berdenyut denyut enak, dan segera akan keluar.

    Ketika kurengkuh bokongnya, Atiek merengkuh pundakku makin kencang, dari mulutnya keluar erangan kenikmatan yang panjang dan kemaluannya ditekan keras ke kemaluanku, dia sedang orgasme. Dan segera kulepas pula air maniku menyemprot didalam vaginanya. Kenikmatan yang luar biasa.

    Walaupun permainanku sudah berakhir tetapi Atiek tidak mau mencopot kemaluanku dari vaginanya, dia hanya mengeser tubuhnya dari dadaku untuk meringakan tindihan tubuhnya diatas tubuhku. Kesadaranku mulai pulih, kulihat istriku sedang bergumul dengan Triyono. Dengan tubuh yang bugil dia menindih tubuh istriku, mereka berciuman dengan pelan dan dalam, tangan meremas remas buah dada istriku yang tergolong besar dan montok, sementara tangan istriku mengelus bokong Triyono, dan kudengar desahan halus dari mulutnya itu pertanda istriku sudah mulai terangsang lagi.

    Melihat istriku terangsang, tiba tiba akupun terangsang kembali. Aku sangat senang istriku menikmati sexnya, Kuhadapkan tubuhku kearah istriku, dan Atiek segera merangkul pinggangku dengan kakinya dari belakang, sambil menikmati sisa orgasme yang kuberikan padanya.

    Triyono sedikit mengeser tubuhnya dan tangan yang tadinya meremas tetek istriku turus kebawah, kearah kemaluan istriku, dan istriku mengangkat pinggulnya ketika jari tengan Triyono memutar mutar clitorisnya. Desahan dari mulutnya makin keras.. Triyono mengangkat tubuhnya dan dibukanya lebar lebar paha istriku.

    Istriku menoleh kearahku, matanya sayu memandangku seolah minta ijin padaku. Kupandangi dia, dia sangat cantik tak kuasa aku menghalanginya. Kukecup bibirnya kuusap rambutnya tanda bahwa aku menyetujuinya. Dan ketika penis priyono melesak kedalam vaginanya, istriku memejamkan mata keenakan, dan tangannya mengelus elus penisku seirama dengan kocokan yang diberikan Triyono.

    Kuciumi bibirnya, pipinya lehernya, atau mana saja yang kudapat karena istriku dalam kenikmatan, selalu kepalanya tidak bisa diam, menoleh kekiri kekanan sambil menjilat jilat bibirnya sendiri. Sementara tangan kanannya mengocok penisku tangan kirinya merangkul pundak Triyono. Tangankupun tak henti hentinya meremas remas buah dadanya. Kudengar pula desisan Triyono menambah suasana jadi makin mengairahkan.

    Tiba tiba istriku berhenti menggelengkan kepalanya, dahinya berkerut dan giginya menggigit bibr bawahnya, dia menoleh kearahku, istriku akan selesai dan sebentar lagi pasti akan melenguh panjang.

    “Pah.. aku sudah nggak tahan.. Pahaahh.. eghh.. eegghh”

    pada saat itu dia mendongakkan wajahnya keatas, matanya menatap mata Triyono dengan sayu.

    Pada saat yang sama, aku tak tahan menahan ejakulasi, digenggaman tangannya. Kulihat Triyono menekan kemaluannya dalam dalam kevagina istriku untuk berejakulasi.. Ketika dia mencabut kemaluanya, kulihat sisa air mani meleleh keluar dari bibir vagina istriku, yang berwarna kemerahan.


    Malam ini adalah malam pertama dimana istriku merasakan penis orang lain selain punyaku apalagi dia merasakannya sekaligus dalam selang beberapa menit, sebuah pengalaman yang sangat memuaskan kami berempat.

    Sejak itu kami sering melakukannya, sedikitnya sebulan sekali, dan kami berkomitmen ini hanya dilakukan berempat, Bahkan kini muncul ide baru dari Atiek untuk menambah menjadi tiga pasangan. Hanya saat ini kami belum menemukan pasangan yang bisa diajak main. Pengalaman ini ditulis juga atas persetujuan kami semua.

  • Video Bokep Asia Kotone Amamiya squirt dikocokin diatas meja

    Video Bokep Asia Kotone Amamiya squirt dikocokin diatas meja


    2178 views