Author: dbgoog99
-
Vidio bokep Antonia Sainz, Belle Claire, danTracy Delicious threesome lesbi
-
Foto Bugil Vanessa Veracruz memamerkan payudara besar dan di luar ruangan
Duniabola99.com – foto cewek cantik Vanessa Varacruz melepaskan pakaiannya yang pendek diluar ruangan menampilkan toketnya yang gede dan megangkang sambil duduk dilantai menempilkan memeknya yang bulunya lebat tercukur rapi dan tembem. Situs Judi Bola
-
Kisah Memek Bayi adikku dalam rahimku
Duniabola99.com – Sudah ada tiga bulan suamiku mengikuti pendidikan untuk mendapatkan alih golongan. Terasa aku begitu gersang. Aku butuh sentuhan seorang laki-laki, terlebih pada malam seperti ini. Haruskah aku mencarinya? Tapi bagaimana caranya?Malam itu aku tak bisa berbuat apa-apa selain berusaha menghilangkan kebutuhanku akan seks. Jam sudah.menunjukkan pukul 01.00. Sebentar lagi ayam akan berkokok. Tapi mataku belum juga terpejam. Aku keluar dari kamarku, hanya mengenakan daster miniku. Aku ke kamar mandi karean kamar mandi kami hanya satu dari type rumah 45 itu. Karean udara sangat gerah, aku hanya memakai daster mini yang tipis, tanpa celana dlaam dan Bra. AKu mau keluar dari kamar mandi, aku mendengar ada orang menuangkan air dari termos. Mungkin mau membuat teh atau kopi. Dari suaranya aku tau, dia adalah Marwan. Adikku yang tingal bersamaku sejak setahun lalu.
“Kamu belum tidur, Mar..?” tanyaku.
“Belum. Masih banyak tugas yang belum selesai. Besok harus kumpul,” jawabny tenang. Tatapannya tenang, namun terasa sangat tajam ke sekujur tubuhku. Marwan memakai celana pendek saja, bertelanjang dada. Aku terkesiap melihat dadanya yang bidang. Marwan berusia 20 tahun, mahasiswa arsitektur. Usiaku lima tahun di atasnya.Lampu memang terang berderang di dapaur kami. Pakaianku yang tipis tanpa kusadari, membuatnya terus tak berkedip. Saat aku sadar kalau tubuhku dari balik daster mini yang tipis pelepas gerah itu, membuatnya matanya tak berkedip, justru sebaliknya aku menjadi semakin bergairah. Tapi…
Marwan adalah adikku. Adik kandungku. Tapi aku sangat membutuhkan sentuhan laki-laki. Tiga hari ini, aku begitu membutuhkannya. Tapi kali ini, aku begitu sangat dan sangat membutuhkannya. Tubuhku sedikit menghangat. Gairah seks ku sangat tinggi malam itu.
Tanpa ragu kudekati adikku. Kurangkul dia dari belakang dan merapatkan tetekku ke punggungnya. Entah darimana datangnya keberanianku itu.
“Mbaaakkk….”
Hanya itu yang terdengar dari mulutnya. Aku meneruskan elusanku ke dadanya dari belakang, sembari menggesek-gesekkan tetekku ke pungungnya. AKu begitu menikmatinya. Dasterku memang sangat tipis dan longgar. Kuciumi tengkuknya dan Marwan hanya mendesah saja, tidak menolakku.udah tak perduli, apakah dia menolak atau tidak.
Tanganku terus meraba perutnya dan menyelusup ke dalam celananya. Baeru saja tanganku memasuki celana pendeknya, aku mengetahui, kalau Marwan tidak memakai celana dalam. Langsung tanganku menyentuh jembutnya dan terus makin ke bawah mengelus kontolnya.“Mbaaakkk…”
Kulepaskan kancing celana dan memelorotkan celana itu sampai ke bawah.
“Ayo lepaskan dahagi Mbak, dik. Mbak sangat membutuhkannya malam ini,” [pintaku menghiba. Kulepas peljukanku sesaat dan kulepas dasterku. AKu sudah bertelanjang bulat dihadapannya dan celananya sudah kulepas dari tubuhnya.Kuhadapkan tubuhnya dan aku memaluknya. Tetekku begitu rapat ke dadanya. Kujilati tengkuknya dan kubelai-belai tubuhnya dengan lembut.
“Ayo…dong…”
“Di sini?” tanyanya. Aku mengerti apa maksudnya. Dengan cepat kutarik tangannya ke kamarnya, agar dua anakku yang masih sangat kecil tidur bersamaku di kamar tidurku tidak terganggu. Cepat kututup pintu. Langusng kupeluk dirinya dan kulumat bibirnya dengan buas. AKu sudah tak perduli siapa dia, adik kandungku sendiri.
Aku tahu, vaginaku sudah sangat basah. Kuraba kontolnya yang juga sudah mengeras.
Marwan membalas ciumanku. Lidahku diisapnya dengan lembut dan dipermainkannya dalam mjulutnya. Aku senang sekali. Ternyata aku tidak bertepuk sebelah tangan. Aku merasakan sekujur tubuhnya menghangat.
“Ayo Mar, dimasukkan cepat. Aku sudah sangat….”
Adikku secepatnya membimbingku ke tempat tidurnya berukuran 3 kaki. Aku sudah terlentang. Ingin aku kontolnya yang keras itu menghunjam-hunjam vaginaku dengan kuat. Tapi Marwan, justru mengangkangkan kedua pahaku dan mulutnya menjilati vaginaku. Lidahnya bermain-main di lubang vaginaku. Aku tak mampu menahan rasa nikmatku. Kujepit kepalanya dengan kedau kakiku dengan sekuat-kuatnya. Aku orgasme. Kuremas kepalanya sekuat-kuatnya dan aku mendesah panjang. Lidahnya masih juga terus bermain di vaginaku.
Tak lama aku lemas. Kuserahkan segalanya kepadala adikku, apa maunya. Marwan melapas jilatannya dari vaginaku. Kini aku sudah ditindihnya. Perlahan dan pasti, dia mencucukkan kontolnya yang keras ke dalam vaginaku.
Oh…terasa kontol itu memenuhi rongga vaginaku. Hangat dan keras. Gesekannya begitu mengairahkan. Leherku dijilatinya dan tetekku dielus-elusnya. Perlakuannya itu, membuatkua bergairah kembali. Perlahan, kuimbangi permainannya.“Sudah lama aku menginginkan ini…” bisik Marwan adikku ke telingaku.
“Kenapa kamu tidak bilang…?” bisikku pula di sela-sela ayunan kedua kakiku menggoyang kontolnya dalam vaginaku.
“Aku takut, Mbak…”
“Ya…sudah, mulai malam ini aku menjadi milikmu. Kita boleh melepaskan keindahan dan kenikmatan ini sepuas-puasnya jika ada kesempatan,” bisikku.Marwan terus mempermainkan kontolnya keluar-masuk dalam liag vaginaku. Aku merasakan tubuhku berada di awang-awang. Tinggi dan penuh sensasi.
“Mbaaakkk…” rintihnya.
“Terus sayang. Mbak sudah mau sampai,” bisikku memohon.
Adikku memompa tubuhku lebih cepat dan lebih agresif lagi.
Dipeluknya aku kuat-kuat dan ditekannya sekuat-kuatnya ke dalam vaginaku. AKu merasakan ujung kontol itu, sudah kandas di ujung lubang vaginaku. AKu menjepit kembali pinggangnya dengan kedua kakiku sekuat-kuatnya dan membalas pelukannya sekuat-kuatnya pula.
“Ah….. Mbaaaakkkkk…”
“Diiiikkkkk…. kita sampaiiiii,” balasku. AKu merasakan begitu hangatnya semprotran spermanya ke dalam tubuhku. Begitu jauh semprotan itu.“Dik… Mbak pasti hamil ni. Mbak merasakan spermamu begitu jauh ke dalam liangku. Ke dalam peranakanku. Ini pasti anakmu dik,” kataku penuh optimis. Aku tahu, beratus kali aku bersenggama dengan Mas Dibyo suamiku. Saat aku akan hamil, aku tahu sperma itu akan membuahiku. Aku merasakan saat tubuhku hangat dan terasa seperti meriang, tapi nafsu seks ku sangat tingi, saat itu aku pasti hamil. Terlebih ketika sperma itu menyemprot ke dalam tubuhku, aku merasakan jauh ke dalam dan tubuhku menerimanya dengan kehangatan dan rasa nikmat yang tiada tara.
“Mbak pasti hamil dik…” kataku pula.
“Lalu bagaimana, Mbak…?”
“Tak apa, seminggu lagi mas mu akan pulang, dik. Begitu pulang, kami akan bersetubuh. Tapi pasti aku hamil karean persetubuhan kita malam ini,” kataku.
“Kalau begitu, aku gak perlu takut dong, Bak. Anak ini, buah cinta kita dan rahasia kita,” katanya membujukku. Aku tersenyum. Aku setuju. Aku sangat menikmatinya. Ternyata dia sudah lama menginginkan persegtubuhan denganku. Berarti aku tidak berdosa.
Malam itu, sebelum tidur, kami melakukannya sekali lagi. Menunggu suamiku datang beberapa hari lagi, akhirnya kami memutuskan, setiap malam kami melakukannya.Benar apa yang kurasakan. Begitu aku periksa ke didokter, dokter menyalami suamiku.
“Isteri pak dibyo hamil dua minggu,” kata dokter. AKu tersenyum seakan kehamilan itu adalah kehamilan dari suamiku. Suamiku juga tersenyum.
Ketika pulang, di atas mobil sumiku berkata:” kamu sudah tau kalau aku adalah lelaki sejati. Baru saja aku pulang, ternyata aku menghamilimu, ” katanya bangga dan tersenyum.
Kubalas senyumannya dengan manis menunjuukan rasa simpatiku atas kebanggannya.
“Mas memang seorang suami yang hebat,” kataku bangga dan tersenyum semakin mungkin. Di tariknya terngkukku sembari menyetir dan diciumnya bibirku. Aku membalas ckiumannya.
“Jaga bayi kita baik-baik,” katanya mengingatkan. Kembali aku tersenyum.
Di rumah, secara diam-diam aku menyerahkan hasil tes ku kepada adikku Marwan.
“Anakmu berada dalam rahumku,” bisikku dan aku tersenyum sembari mengedipkan mata.
Marwan mebaca hasil tes ku. Dia tersenyum dan dengancepat dia kecup bibirku.
-
Kisah Memek exebisi bersama adik iparku tersayang nana
Duniabola99.com – Salah satu pengalaman Daku yg terbilang spesifik adalah bersama adik iparku yg Jablai semampai, sensual dan sedikit agresif. serta cukup vulgar bila berpakaian di rumah.
Awalnya seeh Daku ekstra Muna dan agak Jaim dengan Adik Iparku yg kerap Caper ke Daku.
Kelembutannya yg utama bukanlah dati tutur kata dan busananya tetapi justeru dari kulitnya yg bersih, putih Harum Mewangi.. yah pegimana ngak wangi kalo setiap hari mandi pake sabun, keramas dengan sampo lanjut pake parfumSejak menikah, selama beberapa tahun Daku tinggal di Mertua Indah dengan seorang Adik ipar wanita yg masih lajang serta seorang Kakak Ipar Wanita yg bercerai dan beberapa keponakan cewek menjelang ABG. Ditengah kerumunan wanita-wanita itulah Daku berada.
Karena kebiasaanku yag pulang kantor pada malam hari, maka biasanya Daku pulang kerumah pada situasi yag sudah cukup sepi jadi karena kondisi maka Daku pun kerap bercinta dengan isteri pada tengah malam. kadang kita bercinta didalam kamar tidur, kadang bercinta di ruang utama rumah karena memang sudah sepi.
Suatu kali sehabis Daku puas bergumul cumbu dengan isteriku saling meremas-remas dan menjilati penuh nafsu seluruh bagian tubuh yg sensitif.. tanpa sengaja Daku tiba-tiba nelihat pintu kamar tidur adik iparku ternyata terkuak sedikit. Entah sudah berapa lama pintu itu terbuka.. walau sedikit Daku sempat berfikir apakah adik iparku tadi sebetulnya bangun dan melihat Diriku bercumbu nafsu dengan kakaknya . atau terlintas dalam benakKu apakah memang baru kali ini pintu itu terkuak sedikit jangan-jangan ah sudahlah Daku tak peduli
HubunganKu dengan Nana, adik iparKu itu memang cukup AIYSS (Aik Ipar Yg Saling Sayang) cenderung lebih manja ketimbang isteriKu sendiri dia sugnguh gaul, pintar menyanyi dan banyak kawan, pacar pun punya malah cenderung punya lebih banyak kawan lelaki daripada wanitanya tapi entah mengapa dia tetap saja sering caper ke diriKu yaah Daku sih happy azza mungkin Daku betul-betul Zantan kali yaa.. ha..ha..haha.. bisa aja yaah namanya juga karangan hihihi.
Lanjut ah, ini bener kok pengalaman nyata ngapain boong ama orang lain entar Daku kalo pembohong kan kagak bakalan punya kawan banyak .. tul ngak ?
Beberapa hari kemudian Ceillah seperti biasa Daku mengajak isteri bercinta di ruang tamu pada malam hari saat seisi rumah sudah tidur. Tapi kali ini sebelum bercumbu, terlebih dahulu Ku perhatikan pintu kamar tidur adik iparKu Ooohh. ternyata tertutup rapat berrati aman.. karena letak kamar tidur adik iparku berhadapan dengan sofa ruang tamu maka walaupun terkuat hanya sedikit tentunya Nana, sang adik iparku dapat mengintip dengan leluasa permainan cumbu nafsu diriku dengan isteri tersayang..
Karena kita berdua sudah yakin semuanya yg ada di rumah telah tertidur pulas di kamarnya masing-masing maka Daku berbegas mengatur posisi . untuk memulai percumbuan dengan isteriku dimana Daku lebih suka duduk dibawah sofa sementara isteriku duduk di atas sofa. Permainan langsung di seputar wilayah Paha dan Memek adalah kegemaran utamaKu.
Menciumi menjilat-jilat sambil mengigit-gigit lembut sepasang paha sekel istaeriKu adalah menu pembukaan cumbu nafsu diriKu yg paling sering Ku lakukan.. disaat menggelinjang antara geli-geli nikmat menahan sentuhan bibir dan lidahKu di sepasang pahanya, biasanya isteriKu tdk sabar untuk menanti hisapan Ku pada Memeknya.. tapi disitulah letak permainannya Daku sering menahan diri untuk berlama-lama di sekitar paha hingga mendekati Memek sesekali saja menjilati kelentit dan liang memek IsteriKu sekedar mengecek apakah IsteriKu sudah mulai mencapai orgasme melalui cairan genitalnya atau belumBila ternyata memek isteriKu sudah mulai basah tanda-tanda orgasme .. maka Daku mulai lebih sering menjilat-jilati dan menghisap kelentit dan daging memek isteriku secara perlahan-lahan dengan cara seperti ini
Daku bisa berlama-lama menyenangkan Isteriku megngigil menahan nikmat.. terlebih saat cairan memeknya yg mulai mengalir deras keluar Ku reguk hingga tak bersisi eehhhmmm memainkan lidah di ujung kelentit dan di didnding Memek bisa membuat tubuh isteriku bergetar kuat . semakin dia bergerak menjauh dari kepalaku.. semakin kukejar dan kutempel permukaan memek isteriku. aahhh. Aaauuww di saat Isterku mulai bangkit berdiri karena tak tahan menerima hisapan Diriku pada Memeknya semakin Ku kencangkan cengkeraman lingkaran tanganKu pada sepasang pantat Isteriku sementara kepalaku kutempelkan eraterat kehadapan memeknya..
Paa Papa udah aaauuhhh ooohhh.. Paa ngak tahan .. Jerit lirih terlontar dari isteriKu.kalau sudah seperti ini. apa boleh buat dari pada membangun kan orang se isi rumah yah kulepaslah dekapan Ku di Memeknya
Setelah Daku puas bercumbu nafsu dengan isteriku selama satu jam lebih akhirnya aku beristirahat menonton tv sementara isteriKu cepat berlalu masuk ke kamar..
Namun, belum lama aku menonton teve . kulihat pintu kamar Nana, adik iparKu itu yg tadinya tertutup rapat ternyata sudah terkuak kembali, sedikit hanya terbuka beberapa cm. Ku perhatikan, kali ini kamar tidurnya gelap .. tdk biasanya ..
Setelah menunggu beberapa saat, karena penasaran Daku menghampiri kamar tidur Nana. oouu memang terbuka, lalu dengan hati-hati, perlahan-lahan Ku buka pintu kamar tidur Nana ku intip dengan seksama uugghh. samar-samar dalam keremangan kamar Kulihat Nana tertidur dengan tertelungkup. tapiii Ammbbooiii Nana tidur tdk mengenakan bad cover sementara daster mininya terserak menyembulkan sepasang paha dan pantat yg padat. saking penasaran ingin melihat apakah Nana tertidur dengan sepasang pantat yg terbuka menantang maka kuhampiri kasur dimana Nana tertidur
Aaahh baru duatiga langkah memasuki kamarnya kaki kanan ku menyentuh sepotong kain segera kuambil kain itu ouwwah..aahh ternyata celana dalam mungil milik Nana berwarna gelap yg berserak dilantai saat kuambil dan kupegang mmmhhhh. CD Nana basah.. tanpa sadar kucium CD Nana . uugghhhh wangi khas cairan Memek.
Kini Daku semakin curiga. jangan-jangan Nana memang mengintip percumbuan Daku dengan IsteriKu dari balik pintu kamarnya yg gelap.. ah.. aku pun betul-betul penasaran segera kudekati Nana dikasurnya dia masih tertidur menelungkup dengan wajah menghadap pintu. kearah diriku tapi setelah kuperhatikan dengan teliti sepasang pantatnya yg terbuka penuh memang tdk mengenakan celana dalam alias polos..
Antara penasaran sekaligus terangsang kemontokan paha dan pantat Nana. dengan spoantan kunyalakan lampu meja belajarnya. emmhh benar-benar mulus, kenyal, putih nian sepasang pada dan pantat Nana ooohhh Daku berdecak kagum sambil menelusuri lekuk liku daging Paha dan Pantat Nana sambil terus memegangi dan sesekali menciumi CD Nana yg basah dengan cairan Memeknya..
Tibatiba saja terlintas dibenakKu untuk mengecek apakah Nana betul-betul sudah tertidur pulas dari tadi ataukah dia berpura-pura tidur karena tadi dia sebenarnya mengintip KU bercumbu.. maka CD dan sarung yg kukenakan sengaja Ku lepaskan . dalam jarak dekat didepan wajah Nana . hanya dengan mengenakan kaus singlet ditubuh sementara perutku ke bawah sudah polos Daku pun berEksibisi.
Sembari menelusuri pemandangan Indah sepasang Paha dan Pantat Nana yg putih montok, Daku pun berOnani dalam jarak teramat dekat dihadapan wajah Nana. mmmhhh.. aaaahhhh sengaja Daku bergumam lirih. menikmati Keindahan dan kenikmatan berOnani di Depan Nana sambil tdk lepas memperhatikan lekuk-lekuk daging Paha dan Memek Nana. oooohhhh saaat K0ntolKu mulai menegangkencang dengan ujung yg Mengkilau..kulirik wajah Nana kuperhatikan Mata Nana ooohhhh. ternyata bulu matanya yg lentik .. bergerak-gerak dan bergetar-getar lembut tanda dirinya tdk tidur dan sedang aktif melilhat Daku berOnani di hadapannya dengan K0ntol yg semakin panjang, besar, menonjolkan uliran urat yg kencang dengan daging ujung K0ntol yg berwarna pink mengkilat..
Karena sudah terlanjur .. juga karena sudah terlalu nikmat melakukan Onani jarak dekat di wajah Nana. Daku pun semakin semangat memainkan tangan kananKu mengocok-ngocok lembut batang K0ntolKu .
Mengetahui bahwa Adik Iparku Tersayang juga terkesima mengintip K0ntolKu dari balik bulu matanya yg lentik.. Daku benar-benar bergairah melakukan Onani.. Aahhhh. oouuuwww. Nana desahKu lembut.. tanpa sadar Syeer-syeer. kutahan dan kukendalikan aliran spermaKu yg keluar dari ujung k0ntolKu. Dengan menengadahkan telapak kanan kualirkan tetesan air maniKu ketangan lalu cairan tersebut ku oleskan ke batang K0ntolku sehingga seluruh K0ntolku hingga daging Ujungnya semakin mengkilat licin..
Dengan olesan cairan spermaKu yg kental dan licin maka tangan kananKu semakin lincah leluasa berOnani mmmhhh.. Daku pun semakin hot berOnani mengeluar masukkan ujung batang K0ntolku dalam genggaman tangan.. sembari menggoyang-goyangkan pantatku layaknya bersenggama. ooouuuuuu. kukperhatikan bulu mata Nana semakin terbuka agak lebar jelas sudah kalau Nana sedang menikmati keindahan Batang K0ntolKu dan Goyangan-Goyangan Erotis senggamaKu . oohh ouw kulihat gerak bibir senyum manis terpancar dari wajah Nana karena dirinya tampak senang sekali memandangi buah zakar dan Ujung Batang K0ntolKu. yg terus besar, tegang dan mengkilat.Baru kusadari kemudian, tangan kiri Nana ternyata bergerak-gerak perlahan dari balik tubuhnya yg mengarah pada
Memeknya ooouuu.. Nana juga sedang bermasturbasi rupanya. mengetahui hal itu.. Daku semakin bernafsu melakukan Onanai dengan Hot ku percepat gerakan Onani K0ntolKu keluar masuk Genggaman tangan den . Crott. crrott crottt syyerr.. Air ManiKu keluar Deras dari Ujung K0ntolKu lalu kutumpajkan ketelapak tangan kiriKu. tanpa bisa dicegah Tubuh Nana pun ikut yg tidur tertelungkup mengigal bergetar cukup kuat saat dirinya melihat dengan jelas pancaran SpermaKu yg mengalir muncrat ke telapak tangan . aaahhhh Nana.Dengan seluruh Sperma yg ada kubasuh lagi batang K0ntolKu yg tetap tegang. crrekcreekk.. crreekk suara onani terdengar dari gesekan tangan kananku yg penuh air mani . sementara itu kuperhatikan Nana sudah lebih aktif menggerak-gerakkan tangan kirinya ke tengah-tengah pangkal pahanya seluruh badan Nana kini sudah terlihat bergerak-gerak sebagai tanda dirinya sangat terangsang. ooouuu Nikmatnya..
Setelah puas berOnani sampai spermaKu habis kering secara demonstratif Daku mencium celana dalam Nana yg basah yg dari tadi kupegang terus.. dalam posisi tidurnya yg pura-pura itu kulihat Nana tersenyum lebih lebar dari sebelumnya tanda dirinya pun ikut senang menikmati eksibisi sensual yg membahagiakan.
Tanpa kuduga . baru sekitar 15 menit Daku beritirahat tidur-tiduran sambil memejamkan mata di sofa ruang tamu. dari kamar tidurnya Nana keluar dengan mengenakan handuk saja yg dililitkan ditubuhkan. kulirik dari balik mataku yg pura-pura terpejam. Nana menghampiri diriku di Sofa daannnn aaiiihhhh. aku terkejut.. saat Nana membuka handuknya lalu dihampar di meja dan dia duduk di tepi meja tepat dihadapan wajahku ..
Di ruang tamu yg terang benderang tentunya Daku dapat melihat jelas seluruh Tubuh Nana yg Aduhai Indahnya.. sepasang daging Payudara Nana tampak kenyal montok dengan puting susunya yg mencuat kencang kemerahan .. Pinggangnya yg ramping serta kulit pahanya yg putih, halus sintal.
Setelah duduk begitu dekat didepan wajahku tanpa ragu sedikit pun Nana duduk mengangkang . kedua pahanya dibuka lebar-lebar dengan ujung kaki jarinya yg menjinjit Nana mulai memperlihatkan Keindahan pangkal paha, daging Memek dan kelentinya ygn mengkal merekah berwarna merah muda dengan posisi duduk mengangkang dekat wajahku Nana dengan atraktif membuka bibir Memekya Oooohhh Kekagumanku semakin bertambah terhadp bagian Genital Nana. yg mempertontonkan kelembutan, kelenturan, grunjulan daging bagian dalam Memek Nana.
syyeerrr sekujur tubuhku mulai memanas. tegang..Seolah sudah tahu kalau diriKu sedang menonton peragaan Memek Nana,,,, Dia pun lantas dengan lembut mempermainkan bibir-bibir Memeknya yg kadang di kuak lebar .. lalu digesek-gesekkan dengan kedua tangannya . aahhhh ooohhh Nana . aku berdesah dalam hati. menahan rangsangan yg luas biasa
Dengan gerakan-gerakan yg sangat mesra dan erotis Nana mengelus-elus dengan cepat ujung kelentitnya diselangseling dengan gerakan-gerakan tangannya dilipatan pangkal pahanya lalu dia pun mengingal-ngigal sambil menguakkan Memeknya lebar-lebar . mmhhh ingin sekali rasanya Daku mengelus-elus Memek Nana yg merekah Indah itu aauuuhh
Seolah tahu akan niatku itu, Nana tanpa Ku duga meraih tangan kananKu lalu telapak tangan kanan ku di elus-eluskannya secara lembut ke Daging Memeknya . sssyyyeeerrr. K0ntol ku menegang tinggi .. sehingga Nana melihat dengan jelas dari sembulan sarungKu
Dengan tersenyum manis Nana lantas berdiri semakin dekat dengan wajah ku Dalam posisi berdiri mengangkan tangan kananKu diselipkan di jepit di antara kedua pahanya tepat di tempelkan di daging Memeknya .
Dengan posisi itu, Daku yg pura-pura tiduran di sofa tetapi tangan kanan Ku di kepit Pangkal Paha Nana yg berdiri di depanku . tanpa bisa ku tebak .. Nana melakukan surprise . seperti naik kuda-kudaan Pangkal Paha Nana Memek Nana degesek-gesekkan di sepanjang pergelangan tangan hingga ke lengan Ku mendekati pangkal lengan .
Aaauuuwww tubuh ku tanpa bisa dicegah ikut bergetar .. K0ntol Ku pun kian Menegang
Sementara Nana semakin Asyik masyuk menikmati gesekan-gesekan lembut pangkal Memeknya ke sepanjang lengan kananku Ssyyyeerrrr Ssyyyeeerrr.. Ssyyyeerrr. tiba-tiba dari memek Nana keluar cairan agak kental yg hangat .. Ooooooo Crreettt..Creeettt..Crreeettt.. dari ujung K0ntol Ku keluar cairan sperma ..
Melihat Ujung k0ntolku yg mengeluarkan Sperma dan membasahi sarung . Nana pun mengecup-ngecup menyerup cairan yg membasahi sarungKu . tindakan Nana ini seolah hendak melakukan revanche atas Diriku yg menciumi Celana Dalamnya yg basa..
Oooo sungguh-sungguh kejutan yg kudapat dari Nana Adik Iparku TersayangngSetelah selesai mengecup-ngecup dan menyerup-nyerup sarungku yg basah oleh Sprema
Nana dengan lembut membersihkan sisa-sisa cairan Memeknya yg masih membasahi legnanku.
Lagi-lagi Nana membuat kejutan dengan tiba-tiba dia menggesek-gesekkan Payudara dan Puting Susunya
kenyal dan kencang ke Bibir Ku. Oooouuuwwww. Nanaii..Aaahh Gilanya Nana mencium Bibir Ku bukan dengan Bibirnya tetapi dengan Memeknya yg di oles-oles kan ke Mulut Ku. mmmhhhhooohhh Nanaiii. Harum Mewangin Nian Memek Mu Naaa..
demikian Al kisah Awalku ber Eksibisi dan BerEksibisionis dengan Nana Adik IparKu tersayang.
-
Kisah Memek Besetubuh dengan Hartini istri bawahanku
Duniabola99.com – Walaupun sebagai staff, karena sebelumnya perumahan sudah diisi oleh sebagian karyawan yg sudah duluan
menempati, saya menempati rumah kopel kayu (dua rumah dempet menjadi satu bangunan) ketiga dari
ujung dan agak kecil yg sebenarnya fasilitas untuk karyawan biasa. Manager pabrik sendiri menganjurkan
agar memindahkan karyawan yg sudah menempati fasilitas rumah (rumah single beton) yang sebenarnya
diperuntukkan bagi staff bujangan maupun keluarga, tapi untuk mengambil hati para karyawan yang mana
nantinya juga akan menjadi bawahan saya. Akhirnya sayapun minta agar diijinkan menempati rumah kopel
ketiga dari pinggir menghadap ke timur berhadapan dengan rumah yang menghadap ke barat dibatasi oleh
jalan besar belum diaspal tapi sudah dikerasin. HokibetRumah tetangga sebelah kiri yang agak berjarak tanah kosong selebar satu rumah ditempati oleh karyawan
laki-laki yang sudah berkeluarga teapi istrinya masih tinggal di rumah orangtuanya , jauh dari lokasi
perkebunan. Biasanya dia pulang sekali sebulan untuk mengantarkan gaji bulanan untuk nafkah anak
istrinya.Rumah sebelah kanan yang merupakan pasangan rumah kopelku ditempati oleh karyawan laki-laki berumur
35 tahun, sebut saja namanya bersama Nardi bersama istrinya yang berumur 33 tahun, sebut saja namanya
Hartini. Hartini walaupun bukan termasuk wanita kota, tapi sangat modis dan mengikuti kemajuan jaman
disesuaikan dengan kondisi ekonomi. Yang paling membuat saya sangat kagum adalah bentuk payudara
yang sangat berisi dan body yang cenderung montok. Dengan kondisi rumah kopel kayu seperti itu biasanya
sepelan apapun pembicaran ataupun gerakan dalam rumah akan terasa di rumah sebelah. Dan saat itu
kebetulan Nardi masuk dalam shift-1 dibawah pimpinan saya.Karena saya masih bujangan dan memang bukan tipe yang rajin ngurus rumah, untuk makan biasanya saya
makan di warung yang berada di luar lingkungan perumahan berjarak sekitar 500 meter dari perumahan
pabrik dan 50 meter dari pabrik. Untuk cuci pakaian, aku usahakan cuci sendiri walaupun hanya satu kali
seminggu. Seringkali kalau udah malam atau hujan, terpaksa aku tidak makan nasi, hanya mengandalkan mi
instant yang direbus seadanya. Karena mungkin kasihan, pada suatu sore sepulang kerja shift-1 pagi, kami
bertiga, aku, Nardi dan Hartini ngobrol di teras, dan saat itu Nardi yang menjadi bawahanku itu
menyarankan agar makan di rumahnya saja setiap hari dengan membayar secukupnya kepada istrinya.
Akhirnya terjadi kesepakatan untuk makan setiap hari sekalian cuci pakaian ditanggung jawabi oleh Hartini.
Karena setiap hari berdekatan dan makan bersama semakin lama hubungan kamipun semakin akrab dan
tidak sungkan lagi ngobrol berdua tanpa suaminya.
Awal kejadian pada suatu sore sepulang kerja sekitar jam 16.00, dan Nardi masih lembur di pabrik untuk
mencari tambahan aku dan Hartini duduk ngobrol di teras. Saat itu aku menanyakan kenapa mereka yang
sudah menikah 9 tahun belum punya anak. Dia dengan malu-malu bercerita bahwa mereka sudah sangat
menginginkan anak dan sampai saat ini Hartini sudah periksa ke dokter dan dinyatakan tidak ada masalah,
dan suaminya sendiri katanya tidak mau periksa karena merasa tidak ada kelainan dalam hal fisik, dan
kebutuhan batin istrinya sanggup terpenuhi. Dari situ, semakin lama pembicaraan kami semakin bebas
sampai saya bercerita bahwa aku pernah mempunyai bekas pacar yang fisiknya agak montok seperti
Hartini, dan iseng-iseng aku mengatakan bahwa biasanya wanita yang cenderung gendut mempunyai
payudara yang lembek dan turun dan rambut vagina sedikit dan jarang-jarang. Hartini membantah bahwa
tidak semuanya begitu, dan dia sendiri mengatakan bentuk kepunyaan dia sangat bertolak belakang dengan
yang saya katakana. Karena saya penasaran saya katakana bahwa Hartini pasti bohong, tapi dia menyangkal,akhirnya dengan jantung berdebar keras takut kalau Hartini marah saya minta tolong apabila bersedia ingin
melihatnya. Tapi mungkin demi menjaga agar dia tidak dianggap murahan, dia menolak keras, lama
kelamaan saya memohon dengan muka pura-pura dibuat kasihan ditambah alasan bahwa sudah kangen
banget sama pacar yang saat itu berada di Jakarta yang biasanya sekali seminggu bertemu, akhirnya dia
mengatakan dengan pipi merah bahwa saya boleh melihat dia tapi dari jauh dan tidak boleh menyentuhnya.
Saya tentu saja dengan cepat menyetujuinya. Dengan gerak malas-malasan atau dibuat pura-pura berat hati,
dia berjalan menuju kamar belakang yang berdampingan dengan kamar depan dan tak lupa menutup jendela
belakang yang berhadapan dengan lahan perkebunan masyarakat untuk menjaga apabila secara kebetulan
ada orang yang bekerja di lahan tersebut. Kemudian dia berdiri sambil tersenyum malu-malu kepada saya
yang tak mau melepasakan pemandangan indah tersebut dari jendela depan yang sengaja saya atur posisi
saya masih di teras tetapi kepala saya melongok ke dalam rumah seakan-akan kalau orang melihat dari
halaman ataupun lewat dari jalanan kami sedang berbicara dengan orang yang berada di dalam rumah. Jarak
antara posisi duduk saya (diperbatasan teras rumah saya dengan rumah dia) hanya berjarak sekitar empat
meter saja keposisi dia berdiri di kamar belakang.
Dengan lagak seorang model dia bergerak pelan-pelan membuka kaos birunya sambil jalan ke kiri dan
kanan secara perlahan sampai ke balik pintu kamar sampai mata saya kadang tidak mampu melihat
pemandangan yang mengasyikkan, tetapi setiap mau ke arah balik pintu saya perlahan teriak
“Tin, jangan sampai kesitu dong, gua nggak bisa lihat nih.”.Sepertinya Hartini memang sengaja membuat saya penasaran. Kaos yang ditarik ke atas lalu dijepit olejh
ketiaknya dan kelihatan BH berwarna merah menyala seakan-akan tidak mampu menutupi semua payudara
montok putih yang menyembul keluar dari bagian atas BH nya seakan-akan protes mengapa dia dijepit
terlalu keras. Setelah didiamkan sekitar 30 detik, sambil tersenyum mengedipkan mata sebelah kepada saya,
dia pun mulai membuka kancing depan BH dan membiarkan cup BH nya menjuntai kebawah.(Akhirnya saya ketahui bahwa Hartini mempnyai ukuran 36 dan cupnya saya kurang tau, yang jelas satu telapak tangan saya masih belum bisa menutupi sebelah payudaranya dan dia mempunyai BH yang tidak mempunyai kancing di belakang). Mata saya seakan-akan mau keluar melihat pemandangan tersebut, sedangkan dia sendiri seakan-akan bangga menatap bagaimana saya sangat terpesona dengan payudaranya dengan puting sebesar puntung rokok Sampoerna Mild dan berwarna coklat kemerahan . Dalam 30 detik seakan-akan saya
tidak bernafas tidak mau melepaskan pandangan saya sampai akhirnya dia berseru pelan “Udah ya, ntar lagi suamiku pulang” Saya tidak dapat berkata apapun saat itu dan sesudah merapikan pakaiannya, Hartini kembali ke teras seakan-akan tidak terjadi apa-apa kecuali berdiam diri dan duduk diteras rumahnya sedangkan saya sudah pindah duduknya kembali ke teras rumah saya. Setelah beberapa lama, perlahan berkata, “Jangan bilangin sama siapa-siapa ya?” kelihatannya Hartini sangat ketakutan apabila diketahui orang lain.
“Jelas dong, masak gua bilangin sama orang, kan gua juga menanggung resiko” Sesaat kemudian dari jauh sudah kelihatan bahwa Nardi sudah pulang bersama teman-temannya yang ikut lembur. Kami pun berusaha berbicara normal tidak perlahan lagi tetapi membicarakan yang lain.Setelah menaiki tangga, Nardi langsung menyerahkan tas bekalnya kepada Hartini dan Hartini langsung
membawa masuk sambil memberesi tempat bekal suaminya. Saya dan Nardi ngobrol sebagaimana layaknya
bertetangga walaupun dia tetap menaruh hormat karena bagaimanapun kalau di pabrik dia menjadi bawahan
saya.
Malamnya saya terus memikirkan persitiwa tadi sore, kenapa dia bersedia menunjukkan sesuatu yang
harusnya hanya boleh dilihat oleh suaminya, padahal dia mengatakan dalam hal kepuasan batin dia
mengakuinya. Dalam hati saya berniat untuk lebih jauh., lagi mengingat bahwa Hartini tidak marah.
Besoknya kira-kira dalam situasi yang sama sepulang kerja kami ngobrol kembali, dan saya beranikan untuk
memancing lagi.
“Kemarin memang benar ya, punya kamu memang bagus sekali bukan karena BH”.
Dia tersenyum manis sedikit malu mungkin merasa bangga dengan pujian yang keluar dari mulut saya.
“Tapi saya nggak yakin bahwa rambut bawah kamu bukan seperti yang saya lihat punya bekas pacarku
dulu”Dengan masih tertawa kecil dia memperbaiki rambutnya dengan kedua tangannya.
“Kan kemarin aku bilang apa, sekarang minta itu, sekarang ini, besok minta yang lain lagi dong Awas lho
nanti ketahuan pacarmu yang sekarang di Jakarta, tau rasa deh.”
“Nggak mungkin dia tahu, kecuali kamu yang bilanginnya”Walaupun saya menjawab mengatakan tidak perlu khawatir, tapi dalam hati saya bertanya kenapa justru
pacar saya yang dia khawatirin bukannya diri sendiri atau suaminya. Berkat bujukan dan rayuan seorang
laki-laki walaupun bukan seorang ahli, dia berkata perlahan“Tapi ingat ya, hanya sebentar dan sekali ini saja ya. Aku takut nanti ketahuan sama suamiku, bisa dibunuh
aku nanti. Sekalian awasi orang lain mana tau ada yang mau kesini”
Saya hanya mengangguk cepat, tak sabar melihat pemandangan yang akan saya lihat.
Perlahan Hartini berjalan menuju kamar belakang sambil saya menikmati pantatnya seperti pantat bebek
sedang berjalan. Pemandangan dari belakang membuat penis saya sudah mulai naik dan saya langsung
membereskan posisi kontol saya agar tidak sakit. Sesampai di kamar dia pun sepertinya agak gugup
mengintip sekeliling luar rumah dari celah papan. Sebentar kemudian dia menaikkan rok katun berwarna
hitam setinggi lutut sampai celana dalam merahnya kelihatan. Mata saya seakan tidak mau berkedip takut
melewatkan pertunjukan gratis tersebut. Dia menatap saya dengan mata gugup, sepertinya ingin pertunjukan
tersebut.“Lex, udah lihat kan” teriaknya perlahan seperti berbisik.
“Kan belum dibuka, tadi udah janji boleh lihat dari jauh. Kalau nggak aku aja deh yang buka ke situ ya”
sahutku dengan perlahan sambil mata mengawasi sekeliling, tapi saya yakin masih kedengaran kepada dia.
“Jangan …jangan kesini, disitu aja.”dia menjawab sepertinya ketakutan. Saya pun menganggukkan kepala .
Kemudian dia melepaskan lagi rok yang sebelumnya diangkat sampai jatuh seperti posisi biasa, dan kedua
tangannya masuk dari bawahnya menurunkan CD sampai lepas, dengan sebelah tangan masih memegangi
CD kemudian Hartini mengangkat roknya kembali ke atas. Ya ampun……
Vaginanya sepertinya tertutupi oleh pegunungan hitam. Dia menatap saya dan mengangguk dengan ekspresi
meminta persetujuan agar selesai. Saya sendiri berusaha agar lebih lama lagi menonton, tapi 15 detik
kemudian dia langsung membungkuk dan memakai kembali CD nya. Kemudian dia membuka pintu kamar
belakang untuk menghilangkan kecurigaan suaminya apabila pulang nantinya dan langsung menuju dapur
untuk memberesi makan malam kami nantinya dan tidak bertemu lagi sampai kami makan malam. Dalam
hati saya mulai yakin bahwa saya tidak bertepuk sebelah tangan. Selama ini apabila saya merasa sudah
horny, sayang melampiaskan dengan onani di kamar sambil tiduran ataupun di kamar mandi.Semenjak kejadian tersebut saya mulai berani memeluk, mencium maupun meraba sekalian menciumi buah
dadanya sewaktu giliran Hartini mau mengantarkan pakaian bersih dan menyusun di lemari pakaianku yang
saya tempatkan di kamar tidurku. Biasanya sewaktu dia mau ngantar pakaian di depan pintu kamar biasanya
dia sudah kasih kode jari di mulut, memberi info tidak aman. Apabila aman dia cuma senyum kecil, saya
mengartikan isyarat aman. Disaat seperti itulah biasanya saya bisa menikmati bibir maupun teteknya.
Kadang saking gemasnya saya tak sadar mengisap puting buah dadanya sampai dia kesakitan dan berbisik
“Lex…. Jangan keras-keras. Emang nggak sakit.”Biasanya saya langsung minta maaf dan mengelus-elus buah dadanya dengan mesra. Ada kalanya Hartini
tidak mau dicium karena sedang pake pewarna bibir, katanya nanti kalau dicium bisa hilang, suaminya bisa
curiga, Sampai sampai sewaktu memberikan uang makan dan cuci pakaianku pun selalu saya menaruhnya
sendiri ditengah buah dadanya baru saya tutup sendiri BH nya dan diakhiri dengan senyum dan cium.
Puncak perselingkuhan kami adalah saat saya mau masuk shift sore, masuk jam empat sore dan biasanya
pulang jam 12 malam, kalau buah sawit sedang panen raya dan menumpuk biasanya diteruskan sampai pagi.
Setiap shift sore biasanya saya akan pulang sekitar jam 7 atau 8 malam untuk malam, sementara bisa
bergantian dengan asistenku, biasanya jatah satu jam. Dan suami Hartini yaitu Nardi biasanya karena tidak
punya kendaraan, malas pulang dan sudah membawa bekal dari rumah sore harinya. Sore itu sekitar jam 2
siang saya sudah mandi dan bersiap-siap mau berangkat, karena sebagai kepala shift harus koordinasi dulu
dengan kepala shift pagi, dan saya masih memakai handuk bertelanjang dada di kamar, Hartini datang ke
kamar sambil menaruh jari diatas bibir, pertanda tidak aman. Saya berbisik,
“Emang dimana suamimu”
“Itu masih lagi tidur di kamar” jawabnya perlahan. Hartini pun berjalan menuju lemari pakaianku sambil
tangan kirinya mencubit puting tetekku. Saya merasa geli, dan mau membalas mencubit teteknya. Dia
mengelak sambil berbisik,
“Jangan sekarang, ntar malam aja, waktu pulang makan”
“Dimana”“Ntar ke kamar saja langsung, pintu belakang tidak kukunci, hanya ditutupkan saja”
“Tapi nanti jangan pake apa-apa ya.“ godaku pelan sambil main mata
Saya diam memikirkan kata-katanya, Sambil berjalan ke teras saya masih sempatkan meraba pantatnya
sampai dia menepiskannya. Saya kaget memikirkan ada apa Hartini malah mengundang saya malam-malam
ke kamarnya.Sampai di pabrik saya tidak konsentrasi dalam mengawasi karyawan melakukan tugas masing-masing dan
masih memikirkan apa maunya Hartini. Saya sengaja agak lebih lama pulang makan malamnya sekitar jam
8.30 malam, dan suasana perumahan sudah agak sepi karena gerimis dari sore. Saya langsung menempat
motor dinas ke belakang rumah agar tidak menyolok dari luar. Saya masuk rumah dan menyalakan lampu
sebentar kemudian dari celah papan, saya mengintip rumah sebelah dan kelihatan rumah sangat gelap,
karena biasanya pada saat tidur memang kebiasaan lampu dimatikan. Pandangan orang dari luar kalau lampu
sudah dimatikan biasanya enggan bertamu paling tidak kalau tidak benar-benar penting sekali.
“Tin…..udah tidur ya, kesini dong?” teriakku pelan, sampai dua kali saya berteriak pelan, Hartinipun
mendekat dibatasi oleh papan pembatas berbisik“Pintu belakang tidak dikunci, Alex aja yang kesini”
Sayapun berjalan menuju kebelakang rumah sambil mematikan lampu ruang tengah, sehingga dari luar
kelihatan saya sudah pergi kembali ke pabrik. Karena sangat gelap saya membiasakan mata dulu, baru
mengawasi sekeliling. Mengingat kaos kerja yang saya pakai berwarna putih, saya membuka dan
menyangkutkan di pintu belakang sebelah dalam. Lalu berjingkat-jingkat perlahan saya menuju pintu
belakang rumah Hartini. Dengan sangat hati-hati saya mendorong pintu, takut mengeluarkan suara dan
berjalan pelan sekali sambil menahan nafas, takut getaran kaki saya di lantai papan kedengaran sama orang
lain. Memasuki kamar depan, Hartini kelihatan tidur dengan memakai kain sarung sebatas dada dan kaos
you can see berwarna pink yang bisa saya lihat dari cahaya lampu jalan di depan rumah masuk dari celah
papan kayu. Hartini berpura-pura memejamkan mata. Saya langsung jongkok di sampingnya dan meraba
bua dadanya tanpa membuka kain sarungnya. Dia melirik sambil tangannya mencubit pipi saya. Saya
teruskan dengan mencium bibirnya. Tak lama kemudian dia pun membalas dan tangan saya mulai
menurunkan kain sarungnya dan manaikkan kaos sampai buah dadanya kelihatan penuh. Saat itu Hartini
tidak memakai BH lagi seperti godaan saya siang harinya. Agak lama kami berciuman sambil tangan
kananku meremas-remas kedua buah dadanya. Saya merasa sudah sangat horny begitu juga penglihatan saya
kepada .Hartini.
“Tin, mau nggak kita masukin, ntar gua buang diluar deh.” Bisikku
“Lex, jangan dibuang diluar” jawabnya pelan sambil memelukku lebih keras sambil mencium pipi kiriku .
“Ntar kalau hamil gimana dong, bisa bahaya kita” sahutku.
Tanganku masih terus memutar-mutar putting kirinya. Tangan kiriku memangku lehernya sambil menahan
berat tubuhku, karena saat itu saya masih jongkok.
“Biar aja. Aku kan punya suami. Kalau aku hamil kan wajar”
“ Tapi kalau nantinya anaknya lahir mirip gua gimana dong, suamimu bisa curiga loh”
Dia menatap saya memelas, seperti meminta pertolongan, saya merasa kasihan melihat wajahnya.
“Tolongin aku ya Lex, pokoknya dikeluarin didalam aja. Saya tanggung kamu tidak akan apa-apa. Aku
pengen hamil Lex. Aku ingin buktikan kepada keluarga suamiku bahwa aku tidak mandul.”
Sepertinya dia memohon. Saya ingat bahwa Hartini pernah cerita bahwa beberapa keluarga suaminya diamdiamsudah menganjurkan agar suaminya mencari istri lagi kalau ingin punya anak.
“Kamu sudah yakin” Saya ingin menegaskan lagi bahwa dia memang meninginkannya.
“Iya Lex, tolongin aku ya” bisiknya langsung mencium bibirku. Saya pun membalas ciumannya setelah
yakin dia memang sangat menginginkannya. Sambil tetap berciuman tanganku mulai menarik turun kain
sarungnya sampai lepas melewati kaki. Saya melepaskan bibirku turun ke puting buah dadanya sambil
tangan kananku meraba pangkal paha. Sepertinya CD Hartini sudah agak basah. Hartini mendesah pelan
sambil tangannya masih memeluk kepalaku, sekali-kali berusaha menekan kearah teteknya yang sedang
saya putar-putar pakai lidah, sambil tanganku menarik CD nya turun lepas dari kakinya dibantu dengan
gerak pantat Hartini yang terangkat. Mataku sekali-sekali melirik ke arah vagina yang ditumbuhi rambut
yang lebat dan tanganku meraba-raba menyisihkan rambut yang lebat agar tanganku bisa masuk ke lobang
vaginanya. Refleks tangan kiri Hartini menangkap tangan kananku dan menariknya ke atas tanpa
melepaskannya lagi. Saat itu mulutku mulai turun ke arah perut, tetapi sesampai pusar Hartini menolak dan
menahan kepalaku agar jangan sampai ke memeknya. Saya berusaha pelan-pelan menarik kepalaku sampai
mulutku hampir mencium vaginanya. Tiba-tiba Hartini bangun duduk. Saya kaget dan takut dia marah.
Sambil menatapku dia melingkarkan tangannya ke leherku, berbisik.“Jangan cium, bau. Aku nggak mau dicium itu.”
“Nggak bau kok Tin, malah harum. Sebentar aja ya” jawabku merayu sambil cium lehernya. Hartini
menggelinjing dan sambil mendesah pelan
“Pokoknya jangan ya Lex, kamu masukin aja punya kamu”
Tangannya meraba ke arah penisku, yang sudah menegang tapi tidak maksimum karena kurang konsentrasi,
setiap saat harus mengawasi suara di sekeliling rumah. Saat itu saya malah masih memakai celana kerja
telanjang dada. Hartini berusaha membuka gesper, tapi agak kesulitan. Saya bangun dan membuka sendiri
sampai benar-benar telanjang. Lalu saya tunjukkan penisku kepada Hartini, dia membuang muka. Saya
memegang kepalanya bermaksud agar dia mau mengoral penisku, tapi dia bertahan tidak mau. Akhirnya
kami kembali berbaring di tempat tidur menetralkan suasana sambil kembali memulai cumbuan. Akhirnya
saya dan Hartini sepertinya sudah kembali sama-sama horny, dan saya putuskan mengangkat kaki kananku
merenggangkan kedua kakinya. Sedikit demi sedikit kakinya mulai ngangkang sampai kedua kakiku bisa
masuk, siap untuk memasuki lubang surga. Tapi Hartini memelukku dengan erat sampai mulutnya
menyumpal mulutku dan membisiki,
“Kita di lantai aja ya. Jangan disini. Soalnya tempat tidurnya berisik nanti”
Tanpa menjawab saya langsung bangun turun dari tempat tidur dan Hartini ikut bangun sambil bawa sebuah
bantal dan berbaring merenggangkan kakinya di lantai. Saya yang sudah nggak sabaran langsung
mengambil posisi. Tak lupa kaos pinknya saya buka sampai lepas melewati kepala. Tangan kanan saya
memegang penisku mengarahkan ke vagina yang sudah banyak mengeluarkan cairan. Sesaat sesudah
menyentuh bibir vaginanya, kami berdua saling memandang, seakan-akan meminta persetujuan, dan
mulutku mencium mulut Hartini dan langsung dibalas sambil memeluk erat.
“Tin, gua masukin ya. Nggak nyesal kan?” Bisikku kembali memastikan.
Hartini tidak menjawab, hanya menganggukkan kepala pelan, tapi terasa bahwa dia sudah merespon, pelanpelansaya masukin penisku yang berukuran diameter 4 cm dan panjang 12 cm. Saya menahan nafas
begitupun Hartini menikmati saat indah tersebut. Walaupun vagina Hartini sudah mengeluarkan banyak
cairan, sepertinya masih bisa gua rasakan betapa saat memasuki memeknya terasa nikmat sampai sesudah
masuk semua, saya diamkan sambil memandang muka Hartini yang memejamkan matanya. Sesaat
kemudian dia membuka matanya dan langsung buang muka merapatkan pelukannya sambil mencium
leherku. Dengan bertumpukan kedua siku di lantai saya mulai menaikturunkan pantatku, sampai kedengaran
bunyi suara dari lobang vagina Hartini seperti suara tepukan tangan di air.
“plok…plok….plok……”Beberapa lama saya menggenjot penisku, tiba-tiba kedua kaki Hartini menjepit keras kedua kakiku sampai
saya kesusahan mengangkat pantatku, sampai saat pantatku kuangkat terasa berat karena pantat Hartini juga
ikut terangkat dan kurasakan leherku digigit. Saya berpikir mungkin dia sudah orgasme, tapi kurasakan juga
ada yang mendesak dari penisku.
“ Kamu udah keluar duluan ya” tanyaku karena jepitan kakinya terasa semakin lama semakin lemah sampai
kini telapak kakinya sudah menapaki lantai kayu lagi seperti semula. Dia tidak menjawab hanya mencaricari
mulutku dengan mulutnya dan melumat lidahku.
“Gua udah mau keluar nih, keluarin diluar aja ya?” bisikku sesaat setelah bisa melepaskan lidahku dari
mulutnya, memastikan karena saya masih takut resikonya di kemudian hari.
“Tolongin aku Lex..aku ingin sekali hamil.” Suaranya seperti mau nangis meminta. Tapi tangan kanannya
sudah ditaruh diatas pantatku sepertinya menjaga agar nantinya saya tidak melepaskan penisku dari
vaginanya.
“Ya udah, tapi kamu harus jaga rahasia ini baik-baik ya?” jawabku
“Iya…iya…nggak usah khawatir, tapi janji jangan dibuang di luar ya” bisiknya.
Saya nggak jawab lagi tapi mulai menggenjot memeknya lagi yang sepertinya semakin kurang menjepit
karena sudah orgasme seraya mulutku mengulum lidahnya. Beberapa saat kemudian aku membisiki
telinganya,“Gua udah mau keluar” sambil genjotanku semakin cepat dan tangan kanannya menekan pantatku semakin
keras ditambah kedua kakinya menekan belakang pahaku dari atas sambil tangan kirinya memeluk leherku
dengan ketat, sampai akhirnya
“ouchhhhhh……” mulutku mengulum mulut Hartini seakan mau menghabiskan saat itu. Dan terasa ada
yang keluar dari kontolku membasahi memek Hartini.“Crooot….crooot…croooooot…”
Sampai rasanya tidak ada lagi yang dikeluarkan baru saya menghentikan genjotanku dan diam bertumpukan
kedua siku tangan dan penisku sengaja saya tumpukan ke vagina Hartini. Saya terdiam tidak bergerak,
sambil memandangi mukanya yang terpejam. Kukecup bibirnya dan berbisik.
“Tin, aku balik ya, kelamaan ntar orang lain bisa curiga”
“Makasih ya Lex, makan malamnya sudah aku taruh dirumahmu tadi sebelum kamu dating.” Jawabnya
pelan.Tetapi ketika saya mau melepaskan penisku dari vaginanya, dia meraih leherku dan sesaat mencium bibirku
dengan mesra. Ketika sudah dilepaskan aku langsung bangkit berdiri dan mencari celanaku yang saya lupa
taruh dimana. Hartini masih tiduran dan merapatkan kakinya memandang saya dan mengarahkan
telunjuknya ke tempat tidur, tapi yang saya lihat malah CD nya, dan mengambil dengan tangan kiri untuk
diserahkan kepada Hartini , tapi dia malah menarik tangan kananku dan tangan kanannya menyambut CD
seraya menyuruhku pelan agar jongkok Saya mengikuti saja tanpa tahu kemauannya. Hartini melap
kontolku yang masih basah dengan cairanku yang bercampur dengan cairannya sendiri dengan CD putihnya,
saya tersenyum dan meremas buah dadanya dengan tangan kiri. Kemudian telunjuknya menunjukkan
dimana tadi celana saya lepaskan. Sesaat sesudah saya memakai celana, saya jongkok untuk mencium dia
dan pamit sekalian berterima kasih atas bonus cuci pakaian dapat cuci penis, dia tersenyum sambil mencubit
pelan pipi kiriku.
Begitulah sampai sekitar 6 bulan kemudian kami sering melakukan hubungan suami istri setiap ada
kesempatan, walaupun tidak setiap berhubungan Hartini mendapat orgasme karena kadang saya merayu
dengan alasan biar lebih cepat hamil walaupun dia sedang tidak menginginkannya atau takut ketahuan orang
lain yang penting birahiku terpuasakan. Enam bulan kemudian saya menikah dan istriku menjadi seorang
ibu rumah tangga yang tinggal bertetangga dengan Hartini, dan anehnya empat bulan sesudah menikah istri
saya hamil. Saya merasa kasihan kepada Hartini, walaupun kami berhubungan sekitar enam bulan seperti
suami istri belum hamil-hamil juga bahkan sampai saya mutasi ke Jakarta kembali. Dia hanya sedih menatap
kepergian kami sewaktu mau meninggalkan perumahan tanpa kata-kata perpisahan.
-
Kisah Memek Perawanku Untuk Adikku
Duniabola99.com – Namaku Mona, umurku 24 tahun, aku sudah menikah dan mempunyai satu anak lelaki. Berikut cerita panas ini aku ingin berbagi pengalamantentang hubunganku dengan adik kandungku sendiri. Kejadian ini terjadi dua tahun yang lalu ketika aku berusia 22 tahun dan adikku berusia 18 tahun. Kami adalah 3 bersaudara, kakakku Diana telah menikah dan ikut suaminya,
sedangkan aku dan adikku tinggal bersama orang tua kami. Aku sendiri berperawakan sedang, tinggiku 160cm berat badan 52kg, orang bilang aku montok, terutama pada bagian pinggul/pantat. Payudaraku termasuk rata2 34 saja. Kulitku yang putih selalu menjadi perhatian orang2 bila sedang berjalan keluar rumah. Aku mempunyai seorang pacar berusia 2 tahun diatasku, dia adalah kakak kelas kuliahku. Aku dan pacarku berpacaran sudah 2 tahun lebih, dan selama itu paling jauh kami hanya melakukan petting, sailng raba, saling cium dan saling hisap….. Pacarku sangat ingin menerobos vaginaku jika saat petting, tapi aku sendiri tidak ingin hal itu terjadi sebelum kami menikah,jadi aku mengeluarkan air maninya dengan cara swalayan, yaitu mengocok kontolnya. Aku juga kerap dipaksa menghisap kontol pacarku yang mana sebenernya aku agak jijik melakukannya. Keseringan petting dengan pacarku membuatku menjadi haus akan belaian lelaki dan selalu iingin disentuh, sehari saja tidak dibelai rasanya tersiksa sekali… entah kenapa aku jadi ketagihan… Sampai akhirnya kau sendiri melakukannya dengan tanganku sendiri dikamarku sendiri.
Sering aku meraba-raba payudaraku sendiri dan mengusap-usap memeku sendiri sampai aku orgasme. Inilah kesalahan ku, aku tidak menyadari kalau selama ini adikku John sering mengintip aku… ini aku ketahui setelah dia mengakuinya saat berhasil membobol keperawananku, kakaknya sendiri. Awal mulanya, ketika itu aku, mamaku dan adikku John pergi ke supermarket 500m dekat rumah. Karena belanjaan kami banyak maka kami memutuskan untuk naik becak.
Saat itu aku memakai celana panjang ketat setengah lutut, dan karena kami hanya naik satu becak, aku memutuskan untuk di pangku adikku, sedangkan mamaku memangku belanjaan. Diperjalanan yang hanya 500m itu, ketika aku duduk di pangkuan adikku, aku merasakan sesuatu bergerak-gerak dipantatku, aku sadar bahwa itu kontol adikku, keras sekali dan berada di belahan pantatku. Aku membiarkannya, karena memang tidak ada yang bisa kulakukan.Bahkan ketika di jalan yang jelek, semakin terasa ganjalan dipantatku. Karena aku juga sangat rindu belaian pacarku yang sudah 3 hari tidak ke rumah, diam diam aku menikmatinya. Sejak kejadian itu, aku sering melihat dia memperhatikan tubuhku, agak risi aku diperhatikan adikku sendiri, tapi aku berusaha bersikap biasa. Suatu hari, aku dan pacarku melakukan petting di kamarku… Aku sangat terangsang sekali… dia meraba dan membelai-belai tubuhku. Sampai akhirnya pacarku memaksakku membuka celana dalamku dan memaksaku untuk mengijinkannya memasukkan kontolnya ke memekku. Tentu saja aku keberatan,
walaupun aku sangat terangsang tapi aku berusaha untuk mempertahankan keperawananku. Dalam ketelajanganku aku memohon padanya untuk tidak melakukannya. Dan anehnya aku malah berteriak minta tolong. Hal ini di dengar oleh adikku John, dia langsung menerobos kamarku dan mengusirnya, saat itu juga pacarku ketakutan, karena memang badan adikku jauh lebih besar. Aku lansung menutupi tubuhku yang telanjang dan aku yakin adikku melihat ketelajanganku. Dan pacarku sendiri langsung memakai pakaiannya dan pamit pulang. Sejak itu,
pacarku jadi jarang ke rumah. Dari selentingan teman-teman ku, pacarku katanya mempunyai teman cewe lain yang sering jalan dengannya. Tentu saja aku sedih mendengarnya, tapi aku juga merasa beruntung tidak ternodai olehnya. Suatu malam aku berbincang-bincang dengan adikku, aku berterima kasih padanya karena dia telah menggagalkan pacarku menodaiku. Aku kaget ketika adikku ngomong bahwa, aku ngga bisa menyalahkan pacarku karena memang bodyku sexy sekali dan setiap laki-laki pasti ingin merasakan tubuhku. Ketika kutanya, jika setiap lelaki, apakah adikku juga ingin merasakan tubuhku juga… dia menjawab: “Kalau kakak bukan kakakku, ya aku juga pengen, aku kan juga lelaki” aku sangat kaget mendengar jawabannya tapi aku berusaha itu adalah pernyataan biasa, aku langsung aja tembak, “emang adik pernah nyobain cewe?” dia bilang “ya, belum kak”…. itulah percakapan awal bencana itu. Malam harinya aku membayangkan bercinta dengan pacarku,
kau merindukan belaiannya… lalu aku mulai meraba-raba tubuhku sendiri… tapi aku tetap tidak bisa mencapai apa yang aku inginkan… sekilas aku membayangkan adikku… lalu aku memutuskan untuk mengintip ke kamarnya… Malam itu aku mengendap-endap dan perlahan-lahan nak keatas kursi dan dari lubang angin aku mengintip adikku sendiri, aku sangat kaget sekali ketika melihat adikku dalam keadaan tak memakai celana dan sedang memegan alat vitalnya sendiri, dia melakukan onani, aku terkesima melihat ukuran kontolnya, hampir 2 kali pacarku, gila kupikir, kok bisa yah sebesar itu punya adikku… Dan yang lebih kaget, di puncak orgasmenya dia meneriakkan namaku…
Saat itu perasaanku bercampur baur antar nafsu dan marah… aku langsung balik kekamarku dan membayangkan apa yang baru saja aku saksikan. Pagi harinya, libidoku sangat tinggi sekali, ingin dipuaskan adikku tidak mungkin, maka aku memutuskan untuk mendatangi pacarku. Pagi itu aku langsung kerumah pacarku dan kulihat dia sangat senang aku dating… ditariknya aku ke kamarnya dan kami langsung bercumbu… saling cium saling hisap dan perlahan-lahan baju kami lepas satu demi satu sampai akhirnya kami telanjang bulat. Gilanya begitu aku melihat kontolnya, aku terbayang kontol adikku yang jauh lebih besar darinya… sepert biasa dia menyuruhku menghisap kontolnya, dengan terpaksa aku melakukannya, dia merintih-rintih keenakkan dan mungkin karena hampir orgasme dia menarik kepalaku. “Jangan diterusin, aku bisa keluar katanya” lalu dia mula menindihi ku dan dari nafasnya yang memburu kontolnya mencari-cari lubang memekku… begitu unjung kontolnya nempel dan baru setengah kepalanya masuk,aku kaget karena dia sudah langsung orgasme, air maninya belepotan diatas memekku… “Ohhhhh…” katanya. Dia memelukku dan minta maaf karena gagal melakukan penetrasi ke memekku. Tentu saja aku sangat kecewa, karena libidoku masih sangat tinggi. “Puaskan aku dong… aku kan belum…” rengekku tanpa malu-malu. Tapi jawabannya sangat menyakitkanku… “Maaf, aku harus buru-buru ada janji dengan sisca” katanya tanpa ada rasa ngga enak sedikitpun. Aku menyembunyikan kedongkolanku dan buru-buru berpakaian dan kami berpisah ketika keluar dari rumahnya.
Diperjalanan pulang aku sangat kesal dan timbul kenginanku untuk menyeleweng, apalagi selama diperjalanan banyak sekali lelaki yang mengodaku dar tukang becak, kuli bangunan sampai setiap orang di bis. Begitu sampai rumah aku memergoki adikku yang akan pergi ke sport club, dia mengajakku untuk ikut dan aku langsung menyanguppinya karena memang aku juga ingin melepaskan libidoku dengan cara berolah raga.
Di tempat sport club, kam berolah raga dari senam sampai berenang dan puncaknya kami mandi sauna. Karena sport club tersebut sangat sepi, maka aku minta adikku satu kamar denganku saat sauna. Saat didalam adikku bilang “kak, baju renangnya ganti tuh, kan kalau tertutup gitu keringatnya ngga keluar, percuma sauna” “Abis pake apa” timpalku, “aku ngga punya baju lagi” “Pake celana dalem sam BH aja kak, supaya pori-porinya kebuka” katanya Pikirku, bener juga apa katanya, aku langsung keluar dan menganti baju renangku dengan BH dan celana dalam, sialnya aku memakai celana dalam G-string putih sehabis dari rumah pacarku tadi…
Tapi “ah, cuek aja.. toh adikku pernah liat aku telanjang juga”. Begitu aku masuk, adikku terkesima dengan penampilanku yang sangat berani… kulihat dia berkali-kali menelan ludah, aku pura-pura acuh dan langsung duduk dan menikmati panasnya sauna. Keringat mencucur dari tubuhku, dan hal itu membuat segalanya tercetak didalam BH dan celana dalamku…
adikku terus memandang tubuhku dan ketka kulihat kontolnya, aku sangat kaget, dan mengingatkanku ke hal semalam ketika adikku onani dan yang membuat libidoku malah memuncak adalah kepala kontolnya muncul diatas celana renangnya. Aku berusaha untuk tidak melihat, tapi mataku selau melirik ke bagian itu, dan nafasku semakin memburu dan kulihat adikku melihat kegelisahanku.Aku juga membayangkan kejadian tadi pagi bersama pacarku, aku kecewa dan ingin pelampiasan. Dalam kediaman itu aku tidak mampu untuk bertahan lagi dan aku memulainya dengan berkata: “Ngga kesempitan tuh celana, sampe nongol gitu” “Ia nih, si otong ngga bisa diajak kompromi kalo liat cewe bahenol” katanya “Kasian amat tuh, kejepit. Buka aja dari pada kecekik” kataku lebih berani “Iya yah…” katanya sambil berdiri dan membuka celananya…
Aku sangat berdebar-debar dan berkali-kali menggigit bibirku melihat batang kemaluan adikku yang begitu besar. Tiba-tiba adikku mematikan mesin saunanya dan kembali ke tempatnya. “Kenapa dimatiin” kataku “Udah cukup panas kak” katanya Memang saat juga aku merasa sudah cukup panas, dan dia kembali duduk, kami saling memandang tubuh masing-masing.
Tiba-tiba cairan di memekku meleleh dan gatal menyelimuti dinding memekku, apalagi melihat kontol adikku. Akal warasku datang dan aku langsung berdiri dan hendak keluar, tapi adikku malah mencegahku “nanti kak”. “Kan udah saunanya ” timpalku, aku sangat kaget dia berada tepat di depanku dengan kontol mengacung ke arahku, antara takut dan ingin. “Kakak udah pernah gituan belum kak” kata adikku “Belum” kataku, “emang kamu udah..?” lanjutku “Belum juga kak, tapi pengen nyoba” katanya “Nyoba gimana???? Nantikan juga ada saatnya” kataku berbalik kearah pintu dan sialnya kunci lokerku jatuh, ketika aku memungutnya, otomatis aku menunggingi adikku dan buah pantatku yang besar menempel di kontolnya.
Gilanya aku malah tetap diposisi itu dan menengok ke arah adikku. Dan tak kusangka adikku memegang pinggulku dan menempelkan kontolnya dibelahan pantatku yang hanya tertutup G-string. “Oh kak…. bahenol sekali, aku pengen nyobain kak” katanya dengan nafas memburu. “Aw… dik ngapain kamu” timpalku tanpa berusaha merubah posisiku, karena memang aku juga menginginkannya. “Pengen ngentot kakak” katanya kasar sambil menekan batangnya kepantatku. Aku menarik pantatku dan berdiri membelakanginya, “Aku kan kakakm John, inget dong” Adikku tetap memegang pinggulku “tolong kak.. asal nempel aja.. nga usah dimasukkin, aku ngga tahan banget” “Tolong kak,” katanya memelas.Aku di suruh nagpain juga mau kak, asal bisa nempelin aja ke memek kakak”.
Pikiranku buntu, aku juga punya libido yang tak tertuntaskan tadi pagi.. dan membayangkan pacarku menunggangi sisca, libidoku tambah naik.. “Persetan dengan pacar brengsek” batinku. “Jangan disini” pintaku. “Sebentar aja kak, asal nempel aja 1 menit” katanya meremas pinggulku. “Kakak belum siap” kataku. “Kakak nungging aja, nanti aku panasin” katanya. Bagai terhipnotis aku menuruti apa katanya, sambil memegang grendel pintu, aku menungginginya dan dengam pelan-pelan dia membuka G-stringku dan melemparkannya. Dan dia jongkok di belakangku dan gilanya dia menjulurkan lidahnya menjilat memeku dari belakang… “Oh… ngapain kamu dik…” kataku tanpa melarangnya.
Dia terus menjulurkan lidah dan menjilati memekku dari belakang.. ohhhh… gila pikirku… enak banget, pacarku saja ngga mau ngejilatin memekku, adikku sendiri dengan rakus menjilati memekku “Gila kamu dik, enak banget, belajar dimana” rintihku… Tanpa menjawab dia terus menjilati memekku dan meremas remas bokongku sampai akhirnya lama-lama memekku basah sekali dan bagian dalam memekku gatal sekali… Tiba-tiba dia berdiri dan memegang pinggulku.. “Udah panas kak” katanya mengarahkan kontolnya kepantatku dan memukul-mukul kepala kontolnya kepantatku…. “udah….” kataku sambil terus menungging dan menoleh ke arah adikku… “Jangan bilang siapa-siapa yah dik” kataku. Adikku berusaha mencari lubang memekku dengan kepala kontolnya yang besar… dia kesulitan… “Mana lubangnya kak..” katanya.Tanpa sadar aku menjulurkan tangan kananku dan menggengam kontolnya dan menuntun ke mulut goaku… “Ini dik” kataku begitu tepat di depannya, “gesek-gesek aja yah dik”. “Masukin dikit aja kak” katanya menekan kontolnya. “aw… dik, gede banget sih” kataku, “pelan-pelan….”. Begitu kepala kontolnya membuka jalan masuk ke memekku, adikku pelan-pelan menekannya.. dan mengeluarkannya lagi sedikit sedikit… tapi tidak sampai lepas… terus ia lakukan sampai membuat aku gemas…. “Oh.. dik…. enak…. dik…. udah yah…” kataku pura-pura….. “Belum kak…. baru kepalanya udah enak yah….” “Memang bisa lebih enak…???” kataku menantang. Dan…. langsung menarik pinggulku sehingga batang kontolnya yang besar amblas ditelan memekku” Aku merasakan perih luar biasa dan “aw…. sakit dik…” teriakku. Adikku menahan batangnya didalam memekku …. “Oh…kak…nikmat banget…..” dan secara perlahan dia menariknya keluar dan memasukannya lagi, sungguh sensasi luar biasa.
Aku merasakan nikmat yang teramat sangat, begitu juga adikku… “Oh, kak… nikmat banget memekmu..” katanya. “Ssssshhhh… ia dik… enak banget” kataku. Lima belas menit dia mengenjotku, sampai akhirnya aku merasakan orgasme yang sangat panjang dan nikmat disusul erangan adkku sambil menggengam pinggulku agar penetrasinya maksimum. “Oh.. kak.. aku keluar.. nikmat banget…” katanya Sejenak dia memelukku dari belakang, dan mulai mencabut kontolnya di memekku… “Ma kasih kak” katanya tanpa dosa dan memakaikan celanaku lagi. Aku bingung bercampur menyesal dan ingin menangis. Akulangsung keluar dan membersihkan diri sambil menyesali diri.. “kenapa adikku????” Dalam perjalanan pulang adikku berulang-ulang minta maaf atas perbuatannya di ruangan sauna… Aku hanya bisa berdiam merenungi diriku yang sudah tidak perawan lagi…
Kejadian itu adalah awal petualangan aku dan adikku, Karena dua hari setelah itu kembali kami besetubuh, bahkan lebih gila lagi.. kami bisa melakukannya sehari 3 sampai 5 kali sehari semalam. Satahun sudah aku di tunggangi adikku sendiri sampai ada seorang kaya, kenalan bapakku melamarku, dan kami menikah. Untungnya suamiku tidak mempermasalahkan keperawananku.Akhirnya aku di karunia seorang anak dari suamiku, bukan dari adikku.. karena aku selalu menjaga jangan sampai hamil bila bersetubuh dengan adikku. Sampai sekarang aku tidak bisa menghentikan perbuatanku dengan adikku, yang pertama adikku selalu meminta jatah, dilain pihak aku juga sangat ketagihan permainan seks.
-
Video Bekep Asia dokter cantik jepang mengobati pasiennya
-
Kisah Memek Kado spesial yang diberikan kakek tidak akan pernah tergantikan oleh siapa pun
Duniabola99.com – Kisah Nyata Pemerkosaan Saya. Gadis muda menunggu di antisipasi untuk jam alarm untuk buzz. Itu adalah hari ulang kesebelas dan dia penuh semangat merindukan perhatian hari ini. Dia cepat melompat dari tempat tidur dan bergegas ke kamar mandi membawa pakaian barunya bahwa ia akan memakai untuk partainya hanya dalam beberapa jam. Dia mandi, BERPAKAIAN, dan menggosok gigi dengan cepat. Dia mengambil waktu sejenak untuk melihat ke dalam cermin ingin terkesan teman-temannya karena semua gadis-gadis muda seusianya ingin. Dia melesat ke dapur di mana sarapan menunggu di atas kompor. Dia menyiapkan piring telur, daging dan roti panggang, dan duduk untuk makan.Tiga jam kemudian, teman-temannya mulai berdatangan di rumahnya. Semua gadis-gadis muda tertawa dan bergosip sambil makan kue dan es krim. Setelah perayaan, gadis muda duduk untuk membuka hadiah nya. Dia sangat bersemangat untuk melihat make-up, shower gel dan lotion. Dia tidak lagi diinginkan mainan, setelah semua dia hampir dewasa sekarang. Setelah pesta selesai dan teman-temannya pergi, ia mulai mengemasi kopernya. Dia akan menghabiskan akhir pekan dengan neneknya dan langkah-kakek seperti yang dia lakukan hampir setiap akhir pekan. Mereka akan bangun pagi-pagi dan membawanya keluar dengan sepupunya untuk pergi pertambangan permata di salah satu tempat wisata. Sedikit yang dia tahu, ini akan menjadi malam terakhir dia tidak bersalah pada usia muda 16 Tahun.
kakek-neneknya yang membesarkan sepupunya, yang merasa lebih seperti adiknya. Nenek dan Kakek tidur di kamar tidur yang berbeda sebagai sepupunya Katy baru berusia 5 tahun dan menolak untuk tidur sendirian di kamar tidur di ujung lain dari trailer DUA KAMAR TIDUR. Jadi, Katy tidur dengan nenek, dan ketika gadis muda menghabiskan malam dengan mereka, tentu dia tidur dengan kakek.
Rebecca, menempatkan koper Anda ke bawah dan datang melihat apa yang kita punya Anda untuk ulang tahun Anda.
Ok, benar ada nenek.Rebecca berjalan ke dapur untuk melihat satu set indah rol panas untuk meringkuk rambutnya dengan dan pakaian indah untuk dipakai ke sekolah. pakaian terdiri dari sepasang celana jeans yang lucu dan BLOUSE nama merek.
Ya Tuhan! Terima kasih banyak! Aku tidak percaya itu. Ive lama ingin satu set rol panas untuk beberapa waktu sekarang!
Kita tahu, jawab Nenek. Saya tidak sabar untuk mengajarkan Anda bagaimana untuk menggunakannya. Anda akan menjadi begitu indah!
Tetapi tidak lebih dari Anda sudah, jawab Kakek.Rebecca memberi mereka berdua pelukan dan kecupan cepat di pipi dan lari ke kamar mandi untuk mencoba PAKAIAN barunya. Dia berlari keluar untuk memamerkan penampilan barunya dan menemukan sepupunya Katy siap untuk berjalan di luar dan bermain. Dia bersemangat wajib dan dua berlari keluar berpegangan tangan untuk mengejar satu sama lain di sekitar halaman.
Pada delapan malam itu Nenek datang di luar dan mengatakan kepada mereka untuk datang bersiap-siap untuk tidur karena mereka akan bangun sangat pagi-pagi untuk pergi pertambangan permata. Gadis-gadis masuk ke dalam dan mengambil mandi air panas dan mengenakan piyama mereka. Mereka pergi ke kamar mereka dan meringkuk di satu sama kakek, baik menonton televisi sedikit sebelum tidur sabar menunggu kegiatan hari berikutnya.Rebecca terbangun untuk sensasi yang aneh. Dia masih setengah tidur dan tidak tahu apa yang terjadi. Dia merasa lebih banyak tekanan dan sepenuhnya terbangun, namun pura-pura masih tidur. kakeknya menggosok vaginanya melalui celana pendeknya. Dia berpikir, Oh Tuhan, apa yang terjadi ?! Saya harus memiliki mimpi buruk! Dia mencoba untuk bergeser menjauh, tapi tangannya terus-menerus. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dan mulai panik dalam. Dia bahkan tidak mulai memiliki dorongan seksual pada usianya. Dan baru mulai menstruasi, atau belum pernah punya pacar. Dia hanya 11! Berharap dia akan berhenti jika dia tahu dia terjaga, dia pindah dan bertanya apa waktu itu. Its empat bayi pagi. Emang harus bangun dalam beberapa jam sehingga Anda lebih baik kembali tidur atau kamu akan menjadi LELAH besok. Dia tidak pernah berhenti menggosok nya.
Dia merasa lumpuh sambil terus menyentuhnya dan mulai meletakkan tangannya di dalam piyama. Dia berjuang dan dia melingkarkan tangannya di depan dada untuk menahan ke bawah. Kakek, silakan berhenti. Apa yang sedang kamu lakukan?! Hush Rebecca. Jika Anda bangun Nenek atau Katy, aku harus membunuh mereka di depan Anda, dan kemudian saya akan membunuhmu juga. Kakek nya mencapai lebih ke meja dan menunjuk Revolver di wajahnya. Dia selalu membawa tangan-gun, meskipun ia tidak pernah memiliki izin untuk membawa satu hukum. mata Rebeccas melebar dalam ketakutan dan dia menutup mulutnya dan menahan napas.
Kakek nya terus ke piyama dan mulai menggosok nya di bawah celana dalamnya. Dia mengerang saat dia membungkuk untuk menciumnya dengan cara yang dia tidak pernah sebelumnya. Dia berjuang untuk melepaskan diri dan dia menampar wajahnya dan mengambil Revolver tersebut. Dia meletakkan diam dan tidak menciumnya kembali bahkan ketika ia berusaha untuk menciumnya. Dia tiba-tiba mendorong dua jari ke dalam vagina kecil dan dia menjerit kecil kesakitan. Diam atau theyll mendengar Anda Rebecca. Aku bersumpah Ill membunuh kalian semua jika Anda tidak tutup mulut! Dia menyambar di sekitar leher dan meremas erat. Dia tahu jika dia tidak melakukan apa yang dia katakan, bahwa ia akan membunuh mereka semua.
Kakek nya melepaskan lehernya dan meraih stoples Vaseline di samping tempat tidurnya. Dia dihapus jari-jarinya dan dilapisi mereka dalam petroleum jelly. Dia mengatakan padanya untuk melepas piyama dan celana dalamnya. Dia melakukan apa yang diperintahkan, menangis. Dia menempatkan jari-jarinya kembali ke dalam vaginanya dan mulai bergerak mereka masuk dan keluar. Rasa sakit tak tertahankan saat ia pecah selaput daranya dan tetesan kecil darah berlari keluar ke bedsheet. Ooh, aku hanya muncul ulang tahun gadis cherry Anda. Rebecca menangis keras, hati-hati untuk tidak membuat suara apapun. Dia mendorong jari-jarinya di jauh menyebabkan dia bahkan lebih sakit dari sebelumnya. Dia pikir dia akan mati. Dia mulai menggosok payudara mungilnya dengan tangannya yang lain sambil terus jari nya di bawah selimut berat yang ada di tempat tidurnya.Rebecca, meletakkan tangan Anda di penisku.
Apa?!
Letakkan tangan Anda di penisku atau Anda akan menyesal!Rebeccas Kakek dihapus tangannya dari payudaranya cukup lama untuk menghapus penis tegak dari petinju dan meletakkan tangannya di atasnya. Sekarang gosok Rebecca. Rebecca tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia mencoba menggosok seperti katanya. Letakkan tangan Anda di sekitar itu dan gosokkan atas dan ke bawah. Rebecca melakukan apa yang diperintahkan, tidak yakin apakah ia melakukannya dengan benar. Dia terus bermain dengan vaginanya dan rasa sakit tidak pergi jauh. Dia dihapus jari-jarinya akhirnya dan mulai menggosok bagian luar vaginanya dan kemudian klitorisnya. yang merasa ulang tahun gadis yang baik? Tidak ada, silakan berhenti. Youre menyakitiku! Dia tidak berhenti.
Rebeccas Kakek mulai mengerang sedikit dan dia dihapus tangannya dari penis tegak. Ia bersandar pada siku dan pindah di atas tubuhnya. Apa yang sedang kamu lakukan?! Dia tahu apa yang akan ia lakukan. Dia ingin mati di sana pada saat itu. Dia bahkan pernah memiliki pengalaman berhubungan seks. Ini tidak merasa baik. Dia bertanya-tanya bagaimana orang bisa menyukai seks. Sakit begitu banyak. Kakek nya seharusnya mencintai dan melindunginya, tidak memperkosanya! Menyebar kaki Anda Rebecca. Nomor Dia berjuang melawan dia saat ia meraih pergelangan tangannya dan disematkan lengannya ke bantal di atas kepalanya. Dia mencoba untuk menendang dia sebagai dia meletakkan satu kaki antara miliknya dan membongkar pahanya terpisah dengan lututnya. Dia terlalu kuat baginya untuk mengalahkan. Dia menamparnya di sisi lain wajahnya. Jika Anda menendang, menjerit, atau apa pun, aku akan menembakmu. Ini adalah peringatan terakhir Anda. Apakah Anda ingin bertanggung jawab atas pembunuhan nenek dan sepupu? Aku akan membunuh orang tua Anda juga. Youre my Grand-anak. Dalam Alkitab, ia mengatakan youre seharusnya membiarkan aku melakukan hal ini.
Rebeccas Kakek memborgol sekitar masing-masing pergelangan tangannya dan mengamankan mereka ke tiang ranjang menyuruhnya untuk tidak berjuang dan membuat kebisingan. Dia mengambil Vaseline dan mengusap beberapa ke penisnya. Ia menjulang tinggi di atasnya, dan menyebar kakinya cukup jauh terbuka untuk berbaring di-antara mereka. Dia menggunakan satu tangan untuk menempatkan kepala penisnya ke dalam vagina sebagai tangannya yang lain terus menganiaya payudaranya. Dia tersentak rasa sakit, tapi tak bisa perjuangan. Dia lumpuh dengan rasa takut dan kaget dengan apa yang terjadi padanya. Dia sangat kuat, tapi tenang untuk tidak membangunkan istrinya. kamarnya berada di ujung lain dari trailer, dan itu akan sulit untuk mendengar apa-apa pula.
Dia mendorong ereksinya lebih jauh ke dalam vagina dan matanya menggenang bahkan lebih dengan air mata. Dia berdoa untuk dia untuk bergegas dan berhenti. Menyenangkan Tuhan membantu saya, dia berdoa di kepalanya. Dia paksa mendorong sisa penisnya ke dalam vagina dan nyeri dia merasa saat ia menekan leher rahim adalah luar biasa. Dia merasa lemah dari rasa sakit, tapi itu tidak cukup beruntung untuk benar-benar pingsan. Dia menarik hampir semua jalan keluar dan mendorong di lebih keras dan lebih dalam setiap kali. Dia merasa seolah-olah perutnya sedang dikoyak-koyak dan bersumpah dia tidak akan pernah berhubungan seks dengan siapa pun jika ia hanya akan berhenti. Dia tidak berhenti.Setelah apa yang terasa seperti selamanya ia menarik kakinya dan menyebarkannya lebih jauh, membuat entri nya lebih menyakitkan. Dia mulai dorong lebih keras dan mulai merintih pelan. Dia dorong lebih cepat. Akhirnya ia menembus nya dalam dan berhenti ketika ia mulai orgasme. Dia ditarik keluar dengan cepat dan ejakulasi ke handuk kertas dia di tangannya. Dia cepat-cepat menarik kakinya bersama-sama dan mencoba menariknya jauh dari dia mungkin. Dia menarik celana dalamnya kembali dan melemparkan pakaiannya padanya. Dapatkan berpakaian dan tutup mulut. Dia membuka borgol dan menyaksikan saat ia mengenakan celana dan piyama nya.
Dia mengambil Revolver sekali lagi. Buka mulut Anda Rebecca. Dia membuka mulutnya. Dia menempatkan ujung laras ke dalam mulutnya dan memiringkan pelatuk. Dengarkan aku benar-benar bagus. Jika Anda mengatakan sesuatu tentang ini kepada siapa pun, aku akan mengikat Anda dan membunuh nenek dan Katy di depan Anda. Kemudian Ill membunuh orang tua Anda dan orang lain yang Anda pedulikan. Kemudian, setelah MENONTON mereka mati, Ill membunuh Anda. Apakah kamu mengerti? Rebecca berkedip melalui air matanya dan nyaris mengangguk padanya. Dia menyingkirkan pistol, Vaseline dan handuk kertas kotor dan merangkak kembali di bawah selimut. Berbaring dan tidur Rebecca. Kita harus bangun pagi, ingat?
Google Terjemahan untuk Bisnis:Perangkat PenerjemahPenerjemah Situs WebPeluang Pasar Global
Tentang Google TerjemahanKomunitasSelulerTentang GooglePrivasi & PersyaratanBantuanKirim masukanRebecca menutup matanya saat ia meluncur di bawah selimut dan di samping dinding, berusaha untuk tidak menyentuhnya. Kakek nya yang dicintainya begitu banyak baru saja memperkosanya, memukulnya, dan menodongkan pistol di mulutnya. Jika dia mengatakan sesuatu ia AKAN membunuh semua orang yang dicintainya. Dia tahu dia jahat dan terlalu takut untuk bergerak. Dia tidak tidur dan mendengar dia bangun jam 6 pagi bangun semua orang untuk bersiap-siap untuk perjalanan.
Rebecca pergi ke kamar mandi dan mengambil mandi sebelum DRESSING di pakaian barunya bahwa nenek menyuruhnya pakai hari ini. Dia ingin membuat alasan untuk kembali pulang. Dia tidak bisa berdiri kedua lain di sini bersamanya. Dia tidak pernah bisa kembali. Apa yang bisa dia lakukan? Dia berjalan keluar ke dapur dan mengatakan Nenek dia tidak merasa baik dan ingin kembali ke rumah. Rebecca, whats salah? Di mana Anda merasa sakit di? Aku tidak tahu, hanya seluruh. Mungkin Anda memiliki suhu. Nenek nya pergi untuk mendapatkan termometer dan Kakek nya mengambil lengannya dan berbisik di telinganya. Anda harus bersikap normal atau dia akan mencari tahu dan Anda tidak ingin itu terjadi kan? Anda tidak bisa berhenti turun setiap akhir pekan karena thats apa yang telah Anda lakukan selama bertahun-tahun. Semua orang akan mengetahui apakah Anda mulai bertindak berbeda. Nenek kembali dengan termometer dan Rebecca tidak demam. Oh well, Nenek, saya pikir mungkin Im hanya masih lelah dari kemarin. Setelah sarapan Im yakin aku akan merasa lebih baik.Dalam perjalanan ke tambang permata, Rebecca duduk di belakang kakeknya dan ia terus-menerus menatapnya melalui kaca spion. Dia merasa sakit dan kotor. Dia merasa seperti orang menjijikkan dan masih sakit dari kesenangan. Dia mulai membencinya, tapi merasa dia terjebak dalam apa yang akan menjadi CYCLE tidak pernah berakhir.
Setelah lima tahun dicuci otak, diperkosa, dan disiksa, Rebecca segera dibebaskan dari perbudakan fisiknya. Kakek nya telah sakit untuk sementara waktu dan sekarang menerima Hospice Perawatan sambil berbaring di ranjang kematiannya. Dia mengatakan betapa ia mencintainya dan bahwa ia menyesal atas semua yang telah ia lakukan padanya. Dia memohon pengampunan dan dia memberikannya kepadanya karena ia tahu itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Dia memohon pengampunan dari Allah, dan ia berdoa agar Tuhan mengampuni dia dari dosa-dosanya terhadap dirinya dan untuk membantunya bergerak.
Delapan tahun setelah kematiannya, Rebecca telah bahagia menikah selama hampir enam tahun sekarang. Dia hanya rela menyerahkan dirinya untuk satu orang, dan ia telah menjadi GIFT dari Allah. Dia hampir berbalik melawan seks dan masih berjuang untuk mencapai keintiman fisik bahkan dengan suaminya. Dia adalah pria yang luar biasa yang tidak pernah mendorongnya menjadi sesuatu seksual yang dia tidak inginkan. Mereka berpacaran selama bertahun-tahun bahkan sebelum berhubungan seks pertama kalinya. Dia masih menghantui dalam mimpi buruk nya dari penyiksaan yang dialaminya selama bertahun-tahun tetapi berjuang untuk menjadi orang yang lebih baik melalui pengalamannya.
-
Video bokep Marie Konishi diberikenikmatan dari alat bantu sex dan minghisap kontol
-
YUU TSUJII ngentot kontol gede berseragam sekolah
-
Kisah Memek Ulah ABG smp
Duniabola99.com – Masa itu masa awal kenalanku, masa awal naluri lelakiku bermain. Dan dia menjadi awal dari semua nafsu seks masa puber yang bergejolak. Cerita panas berikut menceritakan aksi seksku pada masa smp.
Namaku [ Sensor ], ketika aku SMP, aku tinggal dengan saudaraku di Jakarta, di rumah itu aku bersama tiga orang anak dari saudaraku itu yang usianya sebayaku kecuali Marlena si bungsu, gadis kecil yang masih kelas enam SD.
Setahun sudah aku tinggal dengan mereka, di usia puber sepertiku, semakin hari tubuh Marlena yang biasa kupanggil Lena, terlihat semakin bongsor saja, dengan kulitnya yang putih bersih semakin terlihat menggairahkan nafsuku. Maklumlah turunan dari ibunya yang bertubuh bongsor dan montok.
Setiap pulang sekolah aku selalu meluangkan waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan Lena, sekedar untuk melihatnya dari dekat, apalagi payudaranya mulai terlihat bentuknya. Aku pun mulai mengincarnya, suatu ketika aku akan mendekatinya, pikirku.Dihari berikutnya saat Marlena pulang dari sekolah langsung menuju ke kamar tempat cucian-cucian yang belum kering, karena di rumah lagi tidak ada orang, akupun mengikutinya. Aku berusaha agar kedatanganku tidak mengagetkannya.
“Len…udah pulang..?” iya kak, sambil melepas sepatunya.
“Awas dong…mau ganti baju nih…!” katanya memohon.
“Iya..aku keluar deh..tapi kalo udah ganti baju boleh masuk lagi ya…!” pintaku padanya.
“Iya…..boleh…” ungkapnya.“Aku masuk ya…!” pintaku dari luar sambil membuka pintu. Wow..seperti bidadari Marlena memakai daster kecilnya yang bertali satu, jantungku berdegup kencang seakan tidak percaya akan pemandangan itu.
“Len…kamu cantik sekali pakai baju itu..!” ungkapku jujur padanya.
“Masa sih..!” kata Marlena sambil berputar bergaya seperti peragawati.
“Aku boleh bilang sesuatu nggak Len…?” tanyaku agak ragu padanya.
“Mau bilang apaan sih kak…serius banget deh kayaknya…!” ungkap Marlena penasaran.
“A..aku.. boleh peluk kamu nggak..,sebentar aja…!” ungkapku memberanikan diri.
“Aku janji nggak ngapa-ngapain….sungguh..!” janjiku padanya.
“Iiih…peluk gimana sih.., emang mau ngapain…, nggak mau ah…!” bantahnya.
“Sebentar….aja….ya…Len..” kembali aku membujuknya, jangan sampai dia jadi takut padaku.
“Ya udah cepetan ah…yang enggak-enggak aja sih…” ungkapnya agak genit sambil berdiri membelakangiku.Tak kusia-siakan aku langsung memeluknya diri belakang, tanganku melingkar di tubuhnya yang kecil mulus, dan padat itu, lalu tanganku kuletakkan di bagian perutnya, sambil ku usap-usap dengan perlahan.
Gila..kontolku langsung berdenyut begitu menyentuh pantat Marlena yang empuk dan bentuknya sedikit menungging menyentuh ke arah kontolku. Langsung saja kugesek-gesekkan pelan-pelan di pantatnya itu.“Iiih….diapain sih tuh…udah….ah…!” seru Marlena sambil berusaha melepaskan pelukanku.
“Aku terangsang Len…abis kamu cantik sekali Len…!” ungkapku terus terang.Marlena pun membalikkan badannya menghadapku, sambil menatapku penuh rasa penasaran.
“Anunya bangun ya kak…?” tanya Marlena heran.
“Iya Len…aku terangsang sekali…” ungkapku sambil mengelus-elus celanaku yang menyembul karena kontolku yang sudah tegang.
“Kamu mau lihat nggak Len…?” tanyaku padanya.
“Nggak ah…entar ada orang masuk lho…!” katanya polos.
“Kita kunci aja dulu pintu gerbangnya ya…!” ungkapku, sambil beranjak mengunci pintu gerbang depan.
Sementara Marlena menungguku dengan sedikit salah tingkah di kamar itu.Sekembali mengunci pintu gerbang depan, kulihat Marlena masih di kamar itu menunggu dengan malu-malu, tapi juga penasaran.
“Ya udah aku buka ya…..?” ungkapku sambil menurunkan celana pendekku pelan-pelan.
Kulihat Marlena mengbuang muka pura-pura malu tapi matanya sedikit melirik mencuri pandang ke arah kontolku yang sudah kembali ngaceng.
“Nih lihat….cepetan mumpung nggak ada orang…!” ungkapku pada Marlena sambil kuelus-elus kontolku di depannya. Marlena pun melihatnya dengan tersipu-sipu.
”Iiih ngapain sih…. Malu tahu…!” ungkapnya pura-pura.
“Ngapain malu Len…kan udah nggak ada orang…” kataku berdebar-debar.“Mau pegang nggak….?” Ungkapku sambil menarik tangan Marlena kutempelkan ke arah kontolku. Tampak muka Marlena mulai memerah karena malu, tapi penasaran. Masih dalam pegangan tanganku, tangan Marlena kugenggamkan pada batang kontolku yang sudah ngaceng itu, sengaja ku usap-usapkan pada kontolku, dia pun mulai berani melihat ke arah kontolku.
“Iiiih…takut ah…gede banget sih…!” ungkapnya, sambil mulai mengusap-ngusap kontolku, tanpa bimbinganku lagi.
“Aaaah…ooouw….terus Len…enak banget…!” aku mulai merintih. Sementara Marlena sesuai permintaanku terus menggenggam kontolku sambil sesekali mengusap-usapkan tangannya turun naik pada batang kontolku, rasa penasarannya semakin menjadi melihat kontolku yang sudah ngaceng itu.
“Aku boleh pegang-pegang kamu nggak Len…?” ungkapku sambil mulai mengusap-usap lengan Marlena, lalu bergeser mengusap-usap punggungnya, sampai akhirnya ku usap-usap dan kuremas-remas pantatnya dengan lembut. Marlena terlihat bingung atas tingkahku itu, di belum mengerti apa maksud dari tindakanku terhadapnya itu, dengan sangat hati-hati rabaan tanganku pun mulai keseluruh bagian tubuhnya, sampai sesekali Marlena menggelinjang kegelian, aku berusaha untuk tidak terlihat kasar olehnya, agar dia tidak kapok dan tidak menceritakan ulahku itu kepada orang tuanya.
“Gimana Len…….?” ungkapku padanya.
“Gimana apanya…!” jawab Marlena polos.Aku kembali berdiri dan memeluk Marlena dari belakang, sementara celanaku sudah jatuh melorot ke lantai, sekalian saja kulepas. Marlena pun diam saja saat aku memeluknya, sentuhan lembut kontolku pada daster mini warna bunga-bunga merah yang dipakai Marlena membuatku semakin bernafsu padanya. akupun terus menggesek-gesekkan batang kontolku di atas pantatnya itu. Sementara tangan Marlena terus menggenggam batang kontolku yang menempel di pantatnya, sesekali dia mengocoknya pelan-pelan.
Tak lama setelah itu perlahan kuangkat daster tipis Marlena yang menutupi bagian pantatnya itu, lalu dengan hati-hati kutempelkan batang kontolku diatas pantat Marlena yang tidak tertutupi oleh daster tipinya lagi.“Len….buka ya celana dalamnya….!” pintaku pelan, sambil membelai rambutnya yang terurai sebatas bahunya itu.
“Eeeh….mau ngapain sih….pake dibuka segala…?” tanyanya bingung.
“Nggak apa-apa nanti juga kamu tahu… Lena tenang aja…!” bujukku padanya agar dia bersikap tenang, sambil perlahan-lahan aku turunkan celana dalam Marlena.
“Tuh kan…..malu…masa nggak pake celana dalam sih…!” ungkapnya merengek padaku.
“Udah nggak apa-apa….kan nggak ada siapa-siapa..!” aku menenangkannya.“Kamu kan udah pegang punyaku…sekarang aku pegang punyamu ya…Len..?” pintaku padanya, sambil mulai ku usap-usap memeknya yang masih bersih tanpa bulu itu.
“Ah..udah dong…geli nih…” ungkap Marlena, saat tanganku mengusap-usap selangkangan dan memeknya.
“Ya udah….punyaku aja yang ditempelin deket punyamu ya..!” ungkapku sambil menempelkan batang kontolku ditengah-tengah selangkangan Marlena tepat diatas lubang memeknya. Pelan-pelan kugesek-gesekkan batang kontolku itu di belahan memek Marlena. Lama kelamaan memek Marlena mulai basah, semakin licin terasa pada gesekkan batang kontolku di belahan memek Marlena, nafsu birahiku semakin tinggi, darahku rasanya mengalir cepat keseluruh tubuhku, seiring dengan degup jantungku yang makin cepat.Masih dalam posisi membelakangiku, aku meminta Marlena membungkukkan badannya ke depan agar aku lebih leluasa menempelkan batang kontolku di tengah-tengah selangkangannya. Marlena pun menuruti permintaanku tanpa rasa takut sedikitpun, rupanya kelembutan belaianku sejak tadi dan segala permintaanku yang diucapkan dengan hati-hati tanpa paksaan terhadapnya, meyakinkan Marlena bahwa aku tidak mungkin menyakitinya.
“Terus kita mau ngapain nih…?” ungkap Marlena heran sambil menunggingkan pantatnya persis kearah kontolku yang tegang luar biasa. Kutarik daster tipisnya lalu kukocok-kocokkan pada batang kontolku yang sudah basah oleh cairan memek Marlena tadi. Lantas aku masukan kembali batang kontolku ketengah-tengah selangkangan Marlena, menempel tepat pada belahan memek Marlena, mulai kugesek-gesekan secara beraturan, cairan memek Marlena pun semakin membasahi batang kontolku.
“Aaah…Len…enaaaak….bangeet…!” aku merintih nikmat.
”Apa sih rasanya….emang enak…ya…?” tanya Marlena, heran.
“Iya…Len…rapetin kakinya ya…!” pintaku padanya agar merapatkan kedua pahanya.Waw nikmatnya, kontolku terjepit di sela-sela selangkangan Marlena. Aku terus menggenjot kontolku disela-sela selangkangannya, sambil sesekali kusentuh-sentuhkan ke belahan memeknya yang sudah basah.
“Ah geli nih…. udah belum sih…jangan lama-lama dong…!” pinta Marlena tidak mengerti adegan ini harus berakhir bagaimana.
“Iya…Len… sebentar lagi ya…!” ungkapku sambil mempercepat genjotanku, tanganku meremas pantat Marlena dengan penuh nafsu.Tiba-tiba terasa dorongan hebat pada batang kontolku seakan sebuah gunung yang akan memuntahkan lahar panasnya.
“Aaaaakh…aaaoww…Leenn…aku mau keluaarr…crottt…crott…crottt.. oouhh…!” air maniku muncrat dan tumpah diselangkangan Marlena, sebagian menyemprot di belahan memeknya.
“Iiiih….jadi basah..nih…!” ungkap Marlena sambil mengusap air maniku diselangkangannya.
“Hangat…licin…ya…?” ungkapnya sambil malu-malu.
“Apaan sih ini….namanya..?” Marlena bertanya padaku.
”Hmm…itu namanya air mani…Len…!” jelasku padanya.Dipegangnya air mani yang berceceran di pahanya, lalu dia cium baunya, sambil tersenyum. Aku pun menatap Marlena sambil melihat reaksinya setelah melihat tingkahku padanya itu. Tapi untunglah Marlena tidak kaget atas tingkahku itu, cuma sedikit rasa ingin tahu saja yang terlihat dari sikapnya itu.
Aku sungguh beruntung dengan keadaan di rumah itu sore itu yang telah memberiku kesempatan untuk mendekati Marlena gadis kecil yang cantik.Marlenapun menurunkan daster mininya sambil mengusapkannya ke selangkangannya yang belepotan dengan air maniku, lalu dipakainya kembali celana dalamnya yang kulepas tadi.
“Len…makasih ya…udah mau pegang punyaku tadi…!” ungkapku pada Marlena yang masih terheran-heran atas ulahku tadi.
“Kamu nggak marahkan kalau besok-besok aku pengen seperti ini lagi..?” pintaku pada Marlena.
“Iya…nggak apa-apa…asal jangan lagi ada orang aja..kan malu…!” ungkap Marlena polos.Setelah itu Marlena pun bergegas mengambil tas sekolahnya berlalu ke dalam kamarnya, aku benar-benar merasa puas dengan kepolosannya tadi, pokoknya nanti aku akan bujuk dia untuk seperti itu lagi, kalau perlu kuajari yang lebih dari itu.
-
Eririka Katagiri Kirari
-
Hentai007
-
Foto Ngentot dengan cewek muda pirang yang luar biasa Holly Taylor
Duniabola99.com – foto gadis pirang memek berindik lagi sange memeknya dijilati pria berbadan kekar dan mendapatkan hanFoto Ngentot dengan cewek muda pirang yang luar biasa Holly Taylortaman yang keras di memeknya oleh penis gede dan mendaptkan sperma yang banyak di mukanya. MarkasJudi
-
Kisah Memek Keluarga Salmiah
Duniabola99.com – Namaku Salmiah, seorang guru berumur 30 tahun, sudah berkahwin dan mempunyai seorang anak lelaki berumur 15 tahun. Anakku tinggal bersama ibu dan bapa mertuaku di kampung. Apabila cuti penggal, anakku akan pulang ke rumahku. Sejak melahirkan anakku ini, aku tidak dapat mengandung lagi kerana rahimku tidak subur lagi. Aku ingin menceritakan satu pengalaman hitam yang berlaku ke atas diriku sejak enam bulan yang lalu dan berterusan hingga kini. Ianya berlaku kerana kesilapanku sendiri. kira-kira enam bulan yang lalu, seperti biasa setelah pulang dari mengajar aku akan ke rumah ayahku untuk menyediakan makan malamnya kerana ayah tinggal seorang sejak ibuku meninggal dunia. Adikku pula masih belajar di universiti dan jarang pulang. Pada petang itu setelah selesai memasak, aku merasa badanku lengguh dan sakit sedikit. Sebelum pulang aku berehat dahulu di rumah ayah kerana aku bosan tinggal seorang di rumah. Suamiku selalu lewat pulang kerana sibuk dengan pekerjaannya. Dan sejak kebelakangan ini juga aku jarang di setubuhinya. Walaupun umurku sudah 30 tahun, nafsu seksku masih mengebu-gebu dan setiap kali aku meminta di setubuhi suamiku selalu berkata yang dia letih. Seingat aku sudah hampir dua bulan aku tidak merasa nikmat bersetubuh.
“Eh Sal, termenung je. Ayah tengok kau semacam je, tak bermaya dan muka kau pucat sikit. Kenapa, kau tak sihat ke?” Tanya ayah mengejutkan aku dari lamunan.
“Ye la ayah, Sal rasa tak sedap badan. Rasa letih dan badan ni sakit-sakit.” Jawabku.
“Kasihan ayah tengok kau, penat mengajar balik siapkan makan malam ayah pula. Kalau kau penat tak payah la susah-susah, ayah boleh makan kat kedai depan tu.” Ayah berkata.
“Takpe la ayah, Sal tak kisah lagipun makan kat kedai tu bukan sedap sangat. Inikan sudah menjadi tanggungjawab Sal, siapa lagi nak menjaga ayah kalau bukan Sal.” Jawabku.
“Baik anak ayah ni, tak sia-sia ayah ada anak perempuan macam Sal ni. Kalau kau mahu mari sini, biar ayah urutkan badan kau.” Kata ayah lagi.
“Tak susahkan ayah ke?” Tanyaku.
“Takde la, bukanya susah sangat. Kau dah banyak tolong ayah dan tak salahkan jika ayah tolong kau. Kau pun bukanya orang lain, anak ayah juga.” Jawab ayah.
“Kalau ayah tak kisah boleh juga.” Kataku sambil menghampiri ayah.Ayah mengarahkan aku berbaring meniarap di atas carpet di ruang tamu. Ketika itu aku masih lengkap berpakaian baju kebarung kerana aku tidak menukar baju sejak pulang dari sekolah tadi. Ayah mula menguru belakangku, dari bahu hingga ke pinggang. Sekali-sekala urutan ayah hampi ke punggung pejalku. Aku merasa sedikit lega dengan urutan ayah, lama-kelamaam perasaan itu bertukar menjadi nikmat. Urutan lembut ayah membuatkan nafsuku mula terangsang kerana sejak akhir-akhir ini nafsuku cepat terangsang. Mungkin kerana aku sudah lama tidak di setubuhi suamiku yang selalu sibuk. Aku mula khayal dan merasa nikmat dengan urutan ayah.
“Sekarang kau baring terlentang pula, biar ayah urut kat depan pula.” Ayah mengejutkan aku dari khayan berahiku. Setelah berbaring ayah mula mengurut bahuku, aku merasa ghairah kembali apabila urutan lembut ayak di bahuku. Aku memejamkan mata menikmati urutan ayah yang merangsangkan nafsuku itu. Lama-kelamaan urutan ayah turun ke leher dan ke dadaku. Ketika tangan ayah berada di dada dan hampir menyentuh buah dadaku yang masih tertutup itu, getaran nafsuku bertambah kuat. Ayah mengurut di sekitar buah dadaku dengan agak lama, aku merasakan tangan ayah mula bermain-main di butang baju kebarungku.Aku tidak berdaya berbuat apa-apa melainkan berasa amat ghairah dan memerlukan belaian lelaki ketika itu. Kedua-dua buah dadaku terasa amat tegang di bawah coliku. Putingku terasa menonjol dan cipapku merasa hangat dan mula berair.
“Sal, biar ayah buka baju kau sikit agar senang ayah urutkan.” Ayah berkata sambil membuka butang baju kebarungku hingga ke perutku. Aku tidak dapat melakukan apa-apa lagi kerana belum sempat aku menjawab, bahagian dadaku sudah terdedah, nasib baik coliku masih ada. Ayah mengurut lagi, kali ini urutan ayah bertukar menjadi usapan di dadaku membuatkan nasfuku bertambah kuat. Nafasku mula tidak teratur dan tanpa sedar aku mengeluh perlahan.
“Susah la Sal, buka terus la baju ni.” Ayah menolak sedikit tubuhku dancuba menanggalkan baju kebarungku.
“Ayah, tak nak la. Sal malu la.” Jawabku.
“Ala… apa nak di malukan. Inikan ayah, bukannya ada orang lain.” Ayah terus membuka bajuku dan akhirnya bajuku itu berjaya di buka ayah. Aku memejamkan mata serapat-rapatnya kerana malu memandang ayah. Aku setengah telanjang di depan ayah, apabila ayah mula mengusap kembali dadaku, sentuhan tangan ayah di kulit dadaku membuatkan aku kembali terangsang dan membiarkan tangan ayah di dadaku.
Usapan ayah semakin menghampiri buah dadaku dan jari-jari ayah bermain di tepi coliku. Aku menjadi khayal lagi dan aku hampir mengerang kuat ketika tangan ayah mula meramas-ramas lembut buah dadaku yang terbungkus coli itu. Melihat diriku tidak membantah, tangan ayah mula masuk ke dalam coliku dan meramas-ramas buah dadaku yang terbungkus coli itu. Aku yang mula di kawal nafsu itu hanya membiarkan sahaja ayah mengusap buah dadaku kerana usapan itu sudah lama aku inginkan. Di dalam coli itu tangan ayah memicit dan mengelus puting buah dadaku. Ayah membuka pengait coliku dan melemparkan coliku ke lantai dan terpampanglah buah dadaku yang putih dan masih pejal itu di depan ayah.
“Apa yang ayah lakukan ni?”. Tanyaku malu dan menutup buah dadaku dengan ke dua tanganku sambil mengatur nafasnya yang terasa sesak menahan gejolak nafsu.
“Oo.. Ini adalah urutannya, tak usah la kau malu-malu.” Jawab ayah sambil meleraikan tanganku dari menutupi buah dadaku. Aku tidak dapat menghalang lagi apabila ayah meramas buah dadaku berulang-ulang sehingga aku merasa tidak kuat menahan nafsuku.Lama ayah mengusap dan meramas buah dadaku dan ayah beralih ke bahagian kakiku lalu mengurut kakiku pula. Urutan yang berupa usapan itu semakin lama semakin ke atas. Pehaku di usapnya lalu tangan ayah kecelah pahaku dan hampir menyentuh cipapku yang sudah berair itu. Kali ini aku pasrah kerana aku tidak mampu lagi melawan nafsuku. Ayah mula mengusap cipap tembamku dari luar seluar dalamku yang sudah basah itu. Aku tidak sedar bila ayah membuka kain kebarungku. Aku hanya sedar apabila seluar dalamku ditarik ke kaki dan dilucutkan oleh ayah. Aku sudah terlambat dan tidak dapat menghalang lagi kerana aku kini terbaring tanpa sehelai pakaian. Cipapku terdedah tanpa ditutupi seurat benang. Aku kini betul-betul di kawal nafsu dan aku perlu di puaskan. Di saat ini aku tidak peduli lagi, biar pun ayah aku rela. Cipapku yang berbulu halus itu diusap-usap ayah, bibir cipapku diraba-raba dan kelentitku dibelai-belai lembut. Ghairahku memuncak, lubang cipapku mengemut dan ciaran lendir hangat keluar lagi membasahai permukaan cipapku. Badanku mengigil apabila merasa cipapku di jilat ayah. Aku menekan-nekan kepala ayah dengan agak kuat supaya jilatannya masuk lebih dalam lagi. Aku mengerang sambil membuka mataku yang lama terpejam.
Ayah bangun dan melepaskan kain pelikat yang dipakainya. Ayah kini telanjang bulat di depanku, aku sedikit terperanjat serta malu apabila melihat batang ayah, berbeza dari batang suamiku kerana batang ayah lebih besar dan panjang. Ayah menghampiriku dan menguak kedua pahaku hingga aku terkangkang. Ayah berlutut di celah pahaku dengan batangnya terpacak keras mula mendekati cipapku. Waktu itu nafsuku telah berada dipuncak setelah melihat batang besar ayah. Batang ayah mula menyentuh bibir cipapku. Ayah menggeselkan kepala batangnya ke bibir cipapku dan ditekan masuk perlahan-lahan ke dalam cipapku.
“Arrrghhh… apa ayah buat ni…” Ayah hanya diam dan terus menekan lagi batangnya masuk ke dalam cipapku. Aku merasa cipapku penuh serta sedikit sakit dan akhirnya seluruh batang ayah berada di dalam cipapku. Aku mengerang nikmat menerima batang besar ayah dan aku merasa cipapku penuh. Aku juga merasa sedikit senak di dalam, batang besar panjang itu benar-benar mengisi rongga cipapku. Sendat dan padat aku rasakan, aku benar-benar menikmatinya kerana batang suamiku tidak sebesar dan sepanjang ini. Akhirnya aku pasrah, ayah mula menggerakkan batangnya keluar masuk dan ayah merapatkan badannya ke dadaku. Buah dadaku di belai manja dan dihisap oleh bibir lebam ayah. Aku kegelian dan mengeliat sambil mengerang kesedapan.“Ohh.. Ayah.. Arghh.. Sedapnyaa… Laju lagi ayah, tekan dalam-dalam. Ahh.. Nikmatnya.” Tanpa sedar aku merenggek. Belum pernah aku merasa sebegini nikmat, batang ayah yang besar dan panjang benar-benar nikmat. Ayah melajukan gerakannya, kerana kenikmatan itu aku mula mencapai klimaks, tubuhku kejang dan aku mengerang agak kuat.
“Cipap kau sungguh sedap Sal. Masih sempit dan kemutan cipap kau betul-betul hebat. ” Puji ayah. Aku tersenyum bangga kerana ayah memujiku, walaupun sudah beranak, cipapku masih hebat.
“Sal, sekarang kau meniarap pula” Minta ayah. Aku pun terus meniarap dan ayah mula meramas daging punggungku yang masih pejal dan berisi itu. Ayah menjilat lubang duburku, lubang duburku terkemut-kemut menahan kesedapan jilatan ayah. Kemudian ayah menarik bahagian pinggangku keatas menyuruh aku menonggeng dalam keadaan meniarap.
“Angkat sikit punggung kau” Minta ayah lagi. Aku menurut kemahuan ayah, sekarang aku meniarap dengan muka dan dada di atas carpet manakala punggungku terangkat ke atas.
Ayah menolak kedua-dua kakiku agar berjauhan dan mula melumurkan cecair dari cipapku di bibir duburku. Ayah menyucuk lubang duburku dengan jarinya.
“Buat apa ni ayah”. Tanyaku.
“Jangan kemut… biarkan sahaja…” Ayah berkata. Jari ayah yang licin dengan cairan cipapku mula masuk dan di tekan ayah sehingga ke pangkal jarinya terbenam di dalam duburku. Ayah menggerakkan jarinya keluar masuk lubang duburku beberapa kali. Ayah berdiri dibelakangku dan menekan batangnya ke lubang duburku.
“Arrgghh” Aku menjerit kesakitan sambil mengangkat kepala dan dadaku ke atas.
“Jangan kemut… teran sikit…” Arah ayah yang sedang merenggangkan daging punggungku. Setelah aku meneran sedikit, hampir separuh batang ayah terbenam ke dalam duburku. Ayah menariknya keluar batangnya semula dan memasukkan kembali sehingga seluruh batangnya masuk kedalam rongga duburku. Ayah mula mengerakkan batangnya menujah duburku dan beberapa kali tujahan di lakukan ayah, aku mula merasa kesedapanya sambil mengerang kenikmatan. Ayah mula melakukan pergerakan tujahan batangnya dengan laju. Sebelah tangan memegang pinggang dan sebelah lagi menarik rambutku ke belakang.Aku mengikut gerakan tujahan ayah sambil mengayak-ayakkan punggungku ke kiri dan ke kanan. Aku memainkan kelentitku dengan jariku sendiri dan ayah merapatkan badannya memeluk aku dari belakang. Tiba-tiba ayah mengerang dan tubuhnya mengejang. Aku merasa ada sesuatu cecair yang panas mengalir dalam rongga duburku. Ayah memancut air maninya dengan laju dan agak banyak ke dalam duburku. Aku terus mengemut-ngemut batang ayah dan aku juga mencapai klimaks bersama ayah. Aku tertiarap di atas carpet dan ayah mencabut batangnya lalu melumurkan cairan yang melekat pada batangnya di atas punggungku. Aku masih lagi tertiarap, aku merasakan bibir duburku sudah longgar. Setelah itu aku bangun dan mencapai pakaianku yang bersepah satu persatu. Selepas itu aku bangun dan mengenakan pakaian untuk pulang. Ayah masih terbaring dan sebelum aku keluar, ayah mengucapkan terima kasih kepadaku kerana merelakan diri untuk di setubuhinya setelah sekian lamadia tidak merasanya. Aku hanya diam dan keluar untuk pulang dan aku merasa menyesal namun begitu aku merasa sangat puas. Keesokkan harinya seperti biasa setelah pulang dari mengajar, aku ke rumah ayah. Ketika aku sampai, aku melihat ayah sedang menonton tv sambil menghisap rokok. Ayah hanya memakai kain pelikatnya yang terselak hingga ke paras peha.
“Baru pulang Sal, kalau penat rehat la dulu…” Sapa ayah bersikap seperti biasa seolah-olah tiada apa yang berlaku.
“Takpe la ayah, Sal ke dapur dulu ya.” Kataku dengan perasaan malu kerana kejadian semalam. Aku membuka tudung dan terus ke dapur untuk menyediakan makan malam untuk ayah.
“Sal, kau ni rajin la… macam ibu kau dulu. Kau pun masih cantik dan bertubuh menarik, sama macam arwah ibu kau.” Aku di kejutkan dengan sapaan ayah di belakangku. Aku tidak sedar bila ayah datang ke dapur dan aku bertambah terkejut apabila tiba-tiba ayah memelukku dari belakang. Pelukkan ayah rapat ke tubuhku dan tangannya mula mengusap-ngusap perutku di sebalik baju kurung yang aku pakai.
“Eh ayah, apa ni… jangan la macam ni, tak elok.” Kataku dan cuba melepaskan diri dari pelukkan ayah. Namun ayah memelukku dengan kemas membuatkan aku tidak dapat bergerak.
“Ala Sal… tak payah la nak malu-malu lagi dengan ayah. Kitakan dah…” Kata ayah tanpa meneruskan kata-katanya.
“Jangan la ayah, Sal tak suka macam ni. Sal tak nak kejadian semalam berulang lagi.” Jawabku.Ayah tidak mengedahkan kata-kataku, tangan ayah mula ke dadaku dan meramas lembut buah dadaku. Tanganya yang satu lagi turun ke celah kangkangku dan mengusap-ngusap cipapku. Aku cuba meronta namun pergerakkanku tidak kuat kerana pelukkan ayah begitu kemas.
“Ayah, jangan la buat Sal macam ni… tolong la ayah.” Aku merayu.
“Kenapa Sal, kau tak suka ke? semalam kau tak marah. Ayah asyik teringgatkan kejadian semalam dan ayah tak dapat tahan melihat tubuh gebu kau. Tubuh bogel kau asyik terbayang di mata ayah.” Jawab ayah membuatkan aku menjadi tersangat malu. Aku tidak dapat mengelak lagi, jika aku melawan pun ayah tetap tidak melepaskan aku. Aku terpaksa merelakan perbuatanya kerana aku tidak kuat untuk melawan nafsu ayah dan juga nafsuku yang mula terangsang akibat ramasan ayah di buah dadaku serta usapan tangannya di cipapku. Melihat diriku mula mengalah dan tidak melawan lagi, ayah dengan rakus menggomol tubuhku. Ayah meyingkap kainku ke atas dan menarik seluar dalamku ke bawah, ke paras lututku. Ayah menolak tubuhku sedikit menonggeng, aku menahan tangganku pada meja makan dan ayah duduk mencangkung mengadap punggung gebuku yang lebar serta sedikit tonggek itu.
Kemudian aku merasa punggungku di cium dan di jilat ayah. Jilatan lidah ayah terus ke lurah punggungku. Ayah menguak daging punggungku dan ayah mula menjilat lubang duburku hingga ke bibir cipapku. Di cipapku, lidah ayah menusuk ke dalam dan keletikku di jilatnya. Aku mengerakkan punggungku ke kiri dan ke kanan menahan kegelian dan kenikmatan jilatan ayah. Ayah tidak menunggu lama, ayah bangun lalu menanggalkan kain pelikatnya. Ayah menghalakan batangya yang keras itu ke bibir cipapku dan dengan sekali tekan, batang ayah berjaya masuk ke dalam cipapku.
“Uurrrggghhh…” Aku mengerang ke nikmatan ketika ayah menekan batangnya masuk hingga ke pangkal. Ayah mula mengerakkan batangnya menujah-nujah cipapku dari belakang. Aku yang kini bertambah ghairah mula mengerakkan punggungku ke belakang agar batang besar dan panjang itu masuk lebih dalam ke dalam cipapku. Sambil menujah cipapku, tangan ayah masuk ke dalam bajuku lalu menolak coliku ke atas dan terus meramas-ramas buah dadaku dengan agak kuat. Kali ini ayah menyetubuhiku dengan agak ganas sedikit. Perbuatan ayah itu juga membuatkan aku merasa kenikmatan yang agak berlainnan kerana selama ini suamiku menyetubuhiku dengan lembut. Agak lama juga ayah melakukan tujahannya menbuatkan dua kali aku mencapai klimaks. Ketika batang ayah menujah cipapku, ayah memasukkan jarinya ke dalam duburku dengan bantuan cairan cipapku.Ayah mengerakkan jarinya ke luar masuk ke dalam duburku bersama tujahan batangnya di dalam cipapku. Aku merasa sungguh nikmat dengan perbuatan ayah itu. Kemudian ayah menarik batangnya keluar dan batangnya itu di gesel serta di tekan-tekan ke bibir duburku. Aku tahu ayah mahu memasukkan batangnya ke dalam duburku. Aku meneran sedikit agar lubang duburku dapat menerima batang ayah. Ayah menekan batangnya masuk perlahan-lahan dan kali ini aku tidak merasa terlalu sakit. Ayah menekan batangnya masuk sehingga rapat ke pangkal batangnya. Ayah mula mengerakkan batangnya perlahan-lahan dan lama kelamaan tujahan batang ayah meningkat laju.
“Emmmm…ohhh… aahhhh…” Aku yang mula merasa kenikmatan dari lubang duburku mengerang kenikmatan bersama-sama tujahan batang ayah. Tujahan ayah bertambah kuat dan laju, duburku mengemut kuat batang ayah. Tubuh ayah mula kejang, ayah menekan batangnya masuk dalam-dalam dengan kuat. Aku merasa di dalam duburku ada semburan hangat membasahi rongga duburku. Agak lama ayah membiarkan batangnya di dalam duburku sambil memeluk dan meniarap di belakangku.
“Terima kasih Sal, kau memang anak ayah yang baik.” Kata ayah ketika menarik batangnya keluar. Aku hanya terdiam kerana aku tidak tahu apakah yang harus ku ucapkan.Ayah memakai kain pelikatnya dan terus ke ruang tamu meninggalkan aku yang masih tertonggeng meniarap di atas meja makan. Aku bangun lalu mengenakan pakaianku dan aku berehat seketika sebelum menyiapkan makan malam ayah. Sebelum pulang, aku bersalam dengan ayah dan ketika aku berjalan keluar, ayah sempat menepuk punggungku sambil mengucapkan terima kasih sekali lagi. Aku hanya tertunduk malu dan sejak hari itu boleh dikatakan setiap hari aku disetubuhi ayah. Kini aku tidak lagi dahagakan seks kerana aku sentiasa di puaskan ayah. Pada suatu hari, seperti biasa apabila aku selesai menyediakan makan malam ayah, ayah akan menyetubuhiku dahulu sebelum aku pulang. Apabila selesai di setubuhi ayah, aku mengenakan kembali pakaianku untuk bersiap pulang. Ketika aku keluar dari rumah ayah, aku terkejut apabila melihat adikku berada di berandar rumah. Aku menjadi takut kerana aku takut adikku tahu perbuatanku dengan ayah.
“Eh Zam, bila sampai?” Tanyaku sedikit tergugup.
“Hah kak, baru je sampai.” Jawab adikku melegakan sedikit diriku. Tetapi adikku memandangku agak berlainan. Pandanganya merisaukan aku, aku cepat-cepat meminta diri dan terus pulang.Sejak adikku pulang, aku tidak dapat lagi bersetubuh denan ayah namun aku lega kerana adikku tidak mengesaki perbuatan sumbangku. Pada suatu petang, setelah selesai menyediakan makan malam ayah dan adikku, aku mengajak adikku ke pekan untuk menemaniku kerana aku ingin membeli sedikit barang dapur rumahku. Suamiku telah ke luar negeri selama seminggu atas urusan kerjanya.
Pada malamnya, aku bersama adikku ke pekan dan aku membeli barang-barang yang perlu. Sampai di rumah, adikku menolongku mengangkat barang-barang yang aku beli tadi ke dapurku. Setelah selesai, aku mengajaknya minum dahulu sebelum pulang. Ketika adikku minum di ruang tamu, aku ke dapur mengemas barang-barang yang di beli tadi. Ketika mengemas, aku merasa tidak selesa dengan memakai baju kurung. Aku masuk ke bilik untuk menukar pakaianku dan semasa aku melucutkan bajuku, ketika itu baju kurungku di kepala dan tiba- tiba pinggangku dipeluk adikku. Berderau darahku dan baju kurungku itu pula masih tersangkut di kepalaku. Dalam keadaan terperangkap itu tangan adikku menjalar ke bahagian dada dan melekap di buah dadaku yang masih bersalut coli itu lalu di ramasnya beberapa kali sebelum cangkuk coliku dibukanya.
Baju kurungku yang tersangkut di kepalaku juga di tanggalkan adikku lalu di campakkan ke lantai.
“Zam, apa kau buat ni…?” Aku memarahi adikku.
“Ala kak, takkan tak boleh kot.. ayah boleh… Zam tahu la kak apa yang akak buat dengan ayah hari tu…” Jawab adikku sambil meramas-ramas buah dadaku.
“Apa kau cakap ni…” Kataku yang mula ketakutan. Aku meronta dan berjaya melepaskan diri lalu mengambil bajuku di lantai. Aku menutup bahagian dadaku yang terdedah dengan baju kurungku itu.
“Tak usah nak sorokkan lagi, Zam dah tengok aksi akak dengan ayah…” Adikku berkata lagi.
“Apa yang kau maksudkan…?” Tanyaku berpura-pura tidak tahu.
“Kalau akak tak bagi apa yang ayah dapat, Zam akan tunjukkan aksi akak dengan ayah ni kat abang Adi…” Adikku menjawap sambil mengeluarkan handphonenya dan menunjukan aksiku bersetubuh dengan ayah yang di rakamnya padaku. Aku menjadi bertambat takut dan terdiam kerana adikku tahu perbuatanku dengan ayah.“Akak fikirla mana yang baik, nak bagi apa yang Zam mahu atau Zam akan tunjukkan video ni kat abang Adi.” Kata-kata adikku membuatkan aku tidak tentu arah. Jika suamiku tahu, mati la aku. Mesti aku di ceraikan dan aku juga akan mendapat malu.
“Apa yang kau mahukan dari akak…?” Tanyaku dan aku hampir menanggis.
“Zam juga nak merasa apa yang ayah dapat. Takkan akak tak faham lagi kot….” Jawab adikku dengan senyuman gatalnya.
“Tolong la dik… jangan buat akak macam ni. Akakkan kakak kandung kau…” Aku merayu dengan suara terketar-ketar.
“Tak kisah la… Zam pun dah lama geramkan tubuh gebu akak ni.” Kata adikku lalu menghampiriku. Adikku menarik baju kurungku yang menutupi dadaku perlahan-lahan. Aku terpaksa membiarkannya menarik bajuku itu, bajuku itu di campakkan kembali di lantai dan terdedahlah bahagian atas tubuhku di depanya. Melihat diriku tidak membantah, adikku mula memegang buah dadaku yang masih pejal itu lalu di ramas-ramasnya dan menggentel-gentel puting buah dadaku. Sesekali ditarik-tariknya puting buah dadaku dan ditekannya ke dalam.Perbuatan adikku itu membuatkan aku terangsang, aku merasa basah di dalam seluar dalamku. Ramasan tangan adikku di buah dadaku yang mula tegang itu membuatkan aku mula merasa kenikmatan ramasannya.
“Tegang buah dada akak ni…” Adikku berkata sambil terus meramas-ramas buah dadaku. Perlahan-lahan ditolaknya badanku ke depan cermin almari bajuku. Dengan jelas aku melihat di dalam cermin itu tangan adikku mengerjakan buah dadaku. Tak lama kemudian pengait kain yang aku pakai di bukanya lalu mengelongsorlah kainku itu ke bawah. Aku kini hanya berseluar dalam sahaja dan di dalam cermin itu, aku dapat melihat tangan adikku menjalar ke dalam seluar dalamku.
“Ahhhh…” Keluar satu keluhan dari mulutku apabila merasa kelentitku disentuh jari adikku.
“Besarnya kelentit akak ni…” Bisik adikku di telingaku. Adikku meraba seluruh daerah cipapku, dikuaknya bibir cipapku dan di masukkan jarinya ke dalam cipapku. Jarinya mula di sorong masuk dan di tarikkan jarinya berulang kali, lidahnya menjalar turun di belakang leherku. Geli dan nikmat aku rasakan, adikku mula duduk mencangkung di belakangku. Seluar dalamku ditariknya turun, kedua-dua bongkah punggungku digigit dan di jilat adikku perlahan-lahan. Aku bertambah terangsang dan mula menikmati ciuman dan jilatan adikku.Adikku memusingkan tubuhku membuatkan mukanya mengadap cipapku, terpampanglah cipap di depannya. Adikku mula menjilat cipapku dan tanpa sedar aku menarik kepalanya agar melekap di cipapku. Aku dibaringkan ke katil, kedua pehaku di kangkangnya. Aku memejamkan mataku kerana malu, lidah adikku menjalar ke cipapku. Rupanya adikku ini berpengalaman dalam soal memuaskan nafsu wanita, dia mungkin pernah melakukan dengan perempuan lain. Adikku mejilat-jilat kelentitku, aku mengerang kenikmatan. Aku kepit kepala adikku dengan kakiku dan aku mula mencapai klimaks. Tubuhku menggigil dan mengejang agak lama. Adikku merangkak naik ke atas lalu mencium bibirku, lidahnya mengerayang di dalam mulutku dan lidahku juga di sedutnya. Ciuman adikku turun ke dadaku dan dihisapnya ke dua buah dadaku. Puting buah dadaku digigitnya perlahan dan di sedutnya dalam-dala. Bengkak dan tegang buah dadaku ketika itu. Adikku bangun lalu menanggalkan seluruh pakaiannya dan duduk di depan mukaku. Batangnya berada dia depan mataku. Besar juga batang adikku, hampir sama besar dengan batang ayahku. Berdenyut denyut kepala batangnya ketika itu. Disuakan batangnya ke mulutku lalu di geselkan di mulutku, apabila mulutku sedikit terbuka, batangnya terus ditolak masuk. Aku mula mengulum batang adikku dan kepala batangnya aku jilat.
Adikku menolak tubuhku agar aku baring semula, dia terus duduk di celah kangkangku. Adikku mengangkat kedua-dua kakiku ke atas dan dia menggesel-gesel batangnya di kelentikku sambil memandangku. Perlahan-lahan adikku menekan batangnya masuk ke lubang cipapku aku menyambutnya dengan erangan kenikmatan. Adikku menekan batangnya masuk sehingga ke pangkal batangnya. Adikku memegang kedua-dua belah kakiku dan dia mula sorong tarik batangnya keluar masuk ke dalam cipapku. Aku mengerang kenikmatan menikmati tujahan batang adikku sambil memaut lehernya membuaykan tubuhku terangkat dari katil. Agak lama juga adikku menujah batangnya dalam cipapku, tujahannya bertambah laju dan kuat. Adikku menekan batangnya masuk ke dalam cipapku dengan kuat dan batangnya terbenam di dalam cipapku sehingga ke pangkal rahimku. Tiba-tiba adikku mendengus dan tubuhnya kejang.
“Akakkk, Zam nak pancut niiiii… aahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…” Adikku menjerit dan ketika itu aku merasa ada semburan hangat yang agak banyak memancut-mancut di dalam cipapku. Adikku memancutkan air mani di dalam cipapku sehingga aku merasa rongga cipapku penuh. Nasib baik aku tidak dapat mengandung lagi, jika tidak pasti aku akan mengandungkan anak dari adikku sendiri.Adikku jatuh terbaring di sebelahku, nafasnya kuat kemengahan. Beberapa minit kemudian, adikku bangun dan memakai pakaiannya kembali.
“Terima kasih kak, cipap akak sungguh sedap dan nikmat.” Kata adikku sambil tersenyum.
“Zam, akak nak kau padamkan rakaman itu sekarang. Kau dah janjikan.” Mintaku.
“Akak jangan risau, Zam akan kotakan janji Zam tadi. Lain kali Zam nak rasa lagi cipap akak yang tembam ni.” Katanya sambil menepuk cipapku dan dia mengeluarkan handphonenya lalu memadam rakaman yang di rakamnya.
“Akak harap Zam tak bocorkan rahsia ni kat sesiapa terutamanya abang Adi kau.” Kataku lagi.
“Akak tak perlu risau, Zam akan rahsiakannya janji lain kali akak sanggup serahkan lagi tubuh akak ni pada Zam.” Kata adikku sambil bangun dan keluar dari bilikku dan terus pulang. Malam itu aku tidur nyeyak dengan kepuasan kerana sudah beberapa hari aku tidak disetubuhi ayah sejak adikku pulang. Sudah tiga hari aku tidak dapat menikmati persetubuhan kerana ayah dan adikku tidak ada masa yang sesuai.Mereka berdua selalu bersama, namun aku tahu mereka menginginkan tubuhku dari pandangan mereka. Aku pulang ke rumah dengan merasa sedikt kekosongan kerana nafsuku tidak dapat di penuhi. Malamnya aku menonton tv untuk mengisi kebosananku, esok suamiku baru pulang dari luar negeri. Sedang aku menonton, tiba-tiba aku merasa ghairah dan aku cuba menah perasaan itu tetapi aksi-aksi persetubuhanku bersama ayah serta adikku terbayang-bayang di kepalaku. Aku tidak dapat menahan lagi, aku menanggalkan baju serta coliku serta aku selakkan kain batik yang aku pakai ke atas. Aku mula membelai cipap dan biji kelentikku membuatkan cipapku mula basah. Aku masukkan jari ke dalam cipapku dan mula menyorong dan menarik jariku itu. Rodokan jariku semakin cepat, tiba-tiba bahu aku disentuh orang. Terkejut aku kerana ketika itu pahaku sedang terkangkang luas, jariku masih terbenam di dalam cipapku dan sebelah lagi tanganku sedang meramas buah dadaku serta kain sarungku yang terselak hingga ke pinggangku. Aku melihat adikku yang sudah menanggalkan seluarnya berada disebelahku. Aku merasa lega kerana orang yang berada di sebelahku adalah adikku.
“Zam ni, buat akak terperanjat dan takut aje. Macam mana Zam masuk…?” Tanyaku sambil memegang batangnya yang di halakan ke mukaku.
“Dah pintu rumah akak tak kunci, Zam masuk la… akak ni cuai betul, nasib baik Zam yang masuk, kalau orang lain masuk dan melihat akak macam ni… habis la akak.” Jawabnya sambil merapatkan batangnya ke mulutku. Aku terus memasukkan batang adikku ke dalam mulutku dan tangannya mula membelai cipap dan buah dadaku membuatkan aku tidak dapat menahan lagi gelora nafsuku.
“Zam, akak nak sekarang, akak dah tak tahan lagi ni…” Aku merayu dan menarik adikku untuk naik menindihi tubuhku. Tanpa membuang masa, adikku terus menujahkan batangnya ke dalam cipapku yang sudah becak itu. Beberapa minit kemudian aku mula klimaks dan adikku terus menujah cipapku dengan gagah dan semakin laju. Adikku mengubah kedudukanku menjadi menonggeng, dia mula menujah cipapku dari belakang dan setiap kali tujahannya tetap membawa nikmat kepadaku. Adikku mempercepatkan lagi hayunan dan tujahannya. Seluruh tubuhku bergegar dan buah dadaku bergoyang-goyang.
Aku mengerang nikmat dan adikku memeluk tubuhku rapat sambil menekan kuat batangnya masuk ke dalam cipapku lalu dia pun memancutkan air maninya yang hangat di dalam cipapku. Aku juga turut klimaks, cipapku mengemut batangnya dan seluruh anggota tubuhku mengejang. Beberapa minit kemudian adikku mencabut batangnya, air maninya yang banyak bertakung di dalam cipapku mula membuak keluar meleleh ke atas carpet. Nafasku turun naik, sesak dan rasa tak bermaya manakala adikku terlentang disebelahku sambil tangannya membelai buah dadaku.
“Boleh tahan juga akak nie… Zam dah lama inginkan tubuh akak…”. Katanya. Aku Cuma terdiam kepenatan, perlahan-lahan aku bangun dan aku melihat batang adikku yang mula layu tetapi masih lagi besar. Aku mengurutnya beberapa kali sebelum adikku bangun untuk mengenakan pakaiannya. Aku mencapai kain sarungku dan berkemban lalu aku menghantar adikku ke pintu rumahku. Setelah adikku keluar, aku menutup pintu dan ketika aku berjalan untuk ke bilik air, tiba-tiba pintu rumahku diketuk. Aku ingatkan adikku datang kembali dan aku berlari ke pintu lalu membukanya.“Eh Ayah… ada apa datang malam-malam ni, jemput la masuk…” Pelawaku dan ayah terus masuk lalu mengunci pintu.
“Ayah rindu kat kau la Sal… sebenarnya ayah sudah lama sampai…”. Kata-kata ayah mengejutkanku, ada kemungkinan ayah mendengar erangganku tadi bersama adikku.
“Habis ayah kat mana tadi…?” Tanyaku sedikit cemas.
“Ada kat luar tu… tunggu Sal selesai dengan Zam…” Mukaku merah padam apabila mendengarkan kata-kata ayah.
“His… apa ayah cakap ni…” Jawabku untuk menenangkan keadaan sambil berjalan ke dapur untuk menyediakan air minuman. Selang beberapa minit, ayah berada di belakangku dan ketika itu ayah sudah pun bertelanjang bulat dengan batangnya keras terpacak.
“Eh…! Ayah ni tak malu la…” Kataku sambil memandang ke arah batang besar ayah yang membengkok ke atas itu.
“Ayah pun nak juga macam Zam dapat tadi…! dah beberapa hari ayah tak menikmati tubuh Sal…” Kata ayah membuatkan aku menjadi malu kerana ayah sudah tahu apa yang aku dan adikku lakukan tadi.Tangan ayah mula memburaikan kain batik yang aku pakai lalu memeluk erat tubuhku ke tubuhnya. Sambil berdiri ayah membuka kangkangku lalu meraba cipapku dan jarinya mula di masukkan ke dalam cipapku yang masih lagi berair dan di pahaku ada lelehan air mani adikku.
“Ni kan dah sah buktinya kerja adik kau tu kan…!” Kata ayah membuat aku bertambah malu.
“Baiklah ayah… Sal mengaku, Sal terpaksa sebab Zam dah tahu apa yang Sal dan ayah buat. Dia ugut kalau Sal tak serahkan tubuh Sal, dia akan bagitahu abang Din.” Jawabku.
“Takpe la, ayah tak kisah… lagi pun bukannya orang lain… adik kau juga. Janji dia tak bocorkan rahsia tu sudah…” Kata ayah sambil menujah cipapku dengan jarinya dan tanganya sebelah lagi meramas-ramas buah dadaku.
“Ayah… biar Sal basuh dulu sebab cipap Sal berair sangat nie” Kataku.
“Biarkan Sal… ayah suka cipap yang baru lepas kena tujah…” Jawab ayah sambil memusingkan badanku ke meja makan. Ayah menonggengkanku lalu memasukkan batangnya yang tegang itu ke dalam cipapku dari belakang.
Aku mengeluh dan mengerang nikmat sambil mengemut sekuat mungkin, buah dadaku yang bergoyang-goyang itu diramas-ramas ayah. Aku memejamkan mata menghayati tujahan yang aku terima. Ayah mempercepatkan hayunannya, tanganku mengentel biji kelentikku agar bertambah nikmat dan aku cepat klimaks. Henjutan ayah semakin laju dan aku kian hampir.
“Ahhhhhh” Keluh ayah dan aku sambut dengan rengekkanku. Ayah memancutkan air maninya ke dalam cipapku, panas rasanya bercampur dengan air mani adikku. Setelah selesai, ayah keluar dan terus pulang meninggalkan aku yang terkangkang kepuasan kerana malam itu dua kali aku di puaskan. Sejak hari itu, aku di gilir-gilir di setubuhi ayah dan adikku ketika ada masa yang sesuai. Sehinggalah cuti penggal sekolah, aku tidak dapat menikmati lagi persetubuhan ayah dan adikku kerana anakku yang tinggal di kampung mertuaku pulang. Sudah seminggu aku tidak dapat memuaskan nafsuku dengan ayah atau adikku kerana anakku sentiasa berada disisiku. Anakku tidak mahu berengang denganku kerana dia terlalu rindukan aku. Tak kira dimana aku berada, dia pasti akan mengikutnya, jika aku ke rumah ayah dia juga akan ke sana.Pagi itu aku bangun agak lewat, aku dengan malas bangun lalu mengikat tuala ke tubuhku dan masuk ke bilik air untuk mandi. Di dalam bilik air aku terus mandi dan seluruh tubuhku disabun, ketika aku mencuci cipapku aku terbayang batang ayah dan adikku yang pernah menujah cipapku memang memberikan kepuasan yang tidak terhingga kepadaku. Apabila memikirkan semua itu aku mula menginginkan batang mereka. Aku mula mengusap cipapku serta mengentel kelentitku perlahan-lahan. “Emak…!!” Aku terkejut apabila mendengar suara anakku dari luar, cepat-cepat aku menarik dua batang jariku yang tenggelam di dalam cipapku.
“Err, ye… ada apa Atan…?”Tanyaku.
“Mak, Atan nak ke bandar ni…” Balasnya.
“Sekejap… emak keluar ni…” Aku mencapai tuala dan terus membalut tubuhku ,tuala yang aku pakai agak singkat, hanya menutupi sebahagaian pahaku. Buah dadaku yang besar itu menyebabkan kain tualaku menjadi terangkat sedikit dan apabila aku melangkah jelas menunjukkan bahagian atas pahaku.“Atan nak ke bandar dengan siapa…? Duit dah ada…?” Tanyaku.
“Atan pergi dengan kawan-kawan, duit yang mak bagi hari tu masih ada.” Jawab anakku sambil bersalam denganku.
“Baiklah Atan, jangan pulang lambat sangat… jaga diri baik-baik.” Pesanku.
“Ya la mak…” Anakku berkata dan keluar dari rumah. Aku memerhatikan anakku sehingga hilang dari pandanganku. Aku merasa gembira kerana anakku ke bandar, aku perlu bersiap untuk ke rumah ayah. Ketika aku hendak masuk ke bilik untuk bersiap, pintu rumahku di ketuk. Aku ke pintu dan membuka sedikit untuk melihat siapa yang datang. Rupa-rupanya ayah dan adikku, adikku menolak pintu rumahku terbuka dengan agak kuat menyebabkan aku yang berada di sebalik pintu itu terjatuh kerana di langgar pintu. Tualaku terselak menampakkan peha dan cipapku, ayah dan adikku terus masuk dan mengunci pintu. Adikku menarik tuala dari tubuhku lalu di campakkan ke lantai. Adikku memegang tubuhku lalu di dukungnya aku di dalam pelukkanya. Aku agak terkejut dengan tingkah laku adikku di depan ayah dan aku merasa sangat malu kerana tubuhku kini tiada seurat benang yang menutupinya. Tubuhku di angkat oleh adikku masuk ke dalam bilikku dan aku dicampakkan di atas katil.“Apa yang kau buat ni Zam?” Aku cuba menutup tubuhku dengan kain selimut kerana malu apabila di lihat ayah dan adikku serentak.
“Akak tak payah la nak malu lagi, Zam dan ayah tak kisah. Lagipun kami dah pernah lihat tubuh akak sebelum ni.” Jawab adikku dan ayah tersenyum memandangku.
“Jangan la macam ni Zam, ayah… Sal malu la.” Kataku. Tiada jawapan yang diterima, tubuhku kini d tolak adikku supaya aku tertentang dan kakiku dibuka lebar oleh ayah. Aku cuba meronta kerana malu, tetapi aah dan adikku tidak menghiraukan rotaanku itu. Aku merasa buah dadaku mula diramas dengan rakus oleh adikku. Ayah pula meraba-raba cipapku, di elunnya lembut lalu ayah mamasukkan jarinya ke dalam cipapku dan jarinya bermain di kelentitku.
“Ohhh..emmm” Aku mengeluh kerana mula terangsang dan aku berhenti meronta. Adikku meraba dan membelai seluruh tubuhku, ayah yang sedang mengorek cipapku menyembamkan mukanya ke cipapku yang mula basah itu. Akuh dapat merasakan lidah ayah mula meneroka lubang cipapku dan menjilat-jilat kelentitku.
“Ahhhh umm ayaaah… sedapnya…” Aku menyuakan cipapku ke muka ayah yang sedang menjilat cipapku.
Adikku masih menyonyot buah dadaku, kerana sudah terangsang aku tidak malu lagi, aku inginkan batang ayah dan adikku menujah cipapku lalu tanganku mula meraba mencari batang adikku. Aku dapat merasakan batang adikku sudah keras di dalam seluarnya. Adikku yang merasakan batangnya di sentuh oleh ku, cepat-cepat dia membuka seluar dan bajunya. Setelah batang adikku terjulur di depan mataku, aku mula memengusap batangnya beberapa kali dan menarik batang adikku itu masu ke mulutku. Adikku mengikut kehendakku dan terus menyuakan batangnya ke mulutku. Tersentuh sahaja kepala batang adikku ke bibirku, akumenjilat cecair yang mula meleleh dihujung batang adikku itu lalu aku terus mengulum batangnya. Ayah masih lagi menggomol cipapku dengan lahapnya.
“Ohhhh, uhhhh emmmm ahhhh!!!!!”Ketika itu juga aku mengerang dengan kuat bersama semburan di dalam cipapku. Ayah bangun lalu membuka seluarnya dan mengeluarkan batangnya yang sedang tegang itu. Ayah duduk di celah kangkangku dan ,enghalakan batangnya ke cipapku, dengan sekali tolak sahaja batang ayah masuk rapat ke pangkal.“Ohhhh ayaaaah” Keluhku sambil mengangkat punggung dan kedua kakiku memaut belakang ayah. Ayah terus menolak dan menarik batangnya ke dalam lubang cipapku dan tujahan ayah semakin laju. Kepalaku terangkat apabila ayah mempercepatkan lagi hayunannya. Buah dadaku bergegar mengikut hayunan batang ayah lalu di ramas-ramas adikku.
“Yaaaah….laju lagiiiii…tekannnnnn uhh uhhh uhhh emmmm” Jeritku dan aku merasa cipapku nak terpancut lagi. Sambil itu aku menghisap dan menyedup kuat batang adikku. Ayah berhenti menujah cipapku dan batangnya di tarik keluar.
“Zam, kau baring dan masukkan batang kau dari bawah. Sal, kau baring meniarap atas tubuh Zam.” Arah ayah sambil menarik tubuhku dan di tiarapkan di atas tubuh adikku yang terbaring itu. Adikku memasukkan batangnya ke dalam cipapku dan terus menujah cipapku sambi memeluk kemas tubuhku. Ayah meraba sambil meramas daging punggung yang masih pejal itu beberapa kali lalu ayah menjilat lubang duburku yang meniarap tertonggeng di atas adikku yang sedang menujah cipapku. Sambil menjilat ayah memasukkan sebatang jarinya ke dalam lubang duburku lalu di joloknya keluar dan masuk.Ayah bangun dan duduk berlutut di belakang punggungku lalu di halakan batangnya ke lubang duburku. Adikku berhenti menujah cipapku dan ayah mula menekan batangnya masuk perlahan-lahan ke dalam duburku. Aku merasa sakit sedikit tetapi ku tahanya, aku meluaskan kangkangku dan batang ayah berjaya masuk lalu di tekannya masuk hingga ke pangkal batangnya. Aku merasa lubang cipap dan duburku penuh, aku juga merasa sangat nikmat apabila dua-dua lubangku di penuhi serentak. Tak pernah aku merasa kenikmatan sebegini, ayah dan adikku mula menyorong dan menarik batang mereka. Ayah yang berada di atas belakangku bekerja keras menujah duburku. Adikku pula menikam dan menarik batangnya ke dalam cipapku. Aku memgerakkan punggungku mengikut hayunan ayah dan adikku sambil cipat dan duburku mengemut-ngemut kuat.
“Ohh.. Ayah nak pancut niii…” Ayah berkata sambil mengeluh dan tujahan batangnya di dalam duburku semakin laju dan kuat sehingga aku merasa batang ayah menucuk-nucuk di dalam duburku.
“Ummmmhh… ohhh… yaaa… ayah pancuttttt nie” Ayah menekan batangnya di dalam duburku hingga rapat kepangka batangnya dan terpancutlah air mani ayah di dalam duburku.
Adikku masih menghenjut cipapku dari bawah tanpa menghiraukan pancutan ayah. Aku merasa rongga duburku penuh dibanjiri air mani ayah, kehangatan air mani ayah di dalam duburku membuatkan aku juga mencapai klimaks sekali lagi.
“Ohhhhh emmm” Aku mengerang dan beberapa saat kemudian, ayah jatuh terlentang disisiku. Kini aku menumpukan kepada adikku yang sedang menyetubuhiku, adikku masih gagah menghayunkan batangnya.
“Hayun dikk….ohhhh .. laju lagi dik, uhhhh…” Aku mengerang sambil memeluk tubuh adikku. Punggungku di goyangkan dan cipapku mengemut kuat batang adikku yang sedang menujah laju cipapku.
“Yaa dik… emm… yaaa, laju sikit… laju lagii… aaaaahh, akak pancuuuuuuuut lagiii nieee” Erangku sambil cipapku mengemut kuat, tujahan adikku semakin laju dan juga kuat.
“Oh…! Ahh…! ” Tubuh adikku mula mengejag dan serentak dengan itu batangnya di tekan dalam-dalam dan dia melepaskan air maninya. Memancut-mancut air mani hangat adikku di dalam cipaku, banyak dan pekat.Aku bangun dan merebahkan tubuhku di sisi ayah dan adikku. Aku terbaring di tengah-tengah sambil menarik nafas panjang, puas sekali aku rasakan. Tak pernah aku merasa kepuasan sebegini. Ayah dan adikku bangun lalu mengenakan pakaian masing-masing.
“Dah nak balik ke?” Tanyaku.
“Terima kasih kak” Adikku menghampiriku dan mencium pipiku sambil meramas buah dadaku. Ayah pula menyucuk dua batang jarinya ke dalam cipapku yang melelehkan air mani adikku.
“Terima kasih Sal.” Kata ayah. Ayah dan adikku meninggalkanku yang masih terbaring kepuasan di atas katil. Aku bangun perlahan-lahan, air mani ayah dan adikku yang dipancutkan kedalam dubur dan cipapku kini meleleh ke pahaku. Dengan bertelanjang bulat aku keluar untuk mengambil tualaku yang berada di ruang tamu setelah direntapkan oleh adikku tadi. Aku mengambil tualaku di atas lantai lalu membalutnya di tubuhku. Dengan berkembangkan tuala itu, aku berjalan menuju ke bilik air untuk mandi semula. Ketika aku melalui bilik anakku, aku mendengar suara keluhan di dalamnya.Perlahan-lahan aku menolak pintu bilik anakku, aku agak terkejut apabila melihat anakku yang sedang berdiri dengan sedikit membongkok. Anakku sedang melancap batangnya yang agak besar dan panjang itu, ukuran batang anakku lebh kurang sama besar dengan batang suamiku tetapi batangnya lebih panjang sedikit. Mata anakku terpejam rapat, aku tidak menyangka batang anakku sudah menjadi begitu besar dan panjang. Aku melangkah masuk ke dalam bilik anakku memghalangnya kerana apa yang di lakukan anakku itu tidak elok untuk dirinya.
Langkahku terhenti apabila anakku mengeluh dan mengerang, segentak dengan itu air maninya menyembur keluar dengan agak banyak. Aku tidak jadi menghalang anakku kerana air maninya sudah terpancut keluar. Aku juga tidak mahu anakku melihat diriku yang dipenuhi air mani ayah dan adikku. Aku melangkah keluar lalu ke bilik air untuk mandi dan membersihkan tubuhku. Petang itu suamiku menalifon dan memberitahuku yang dia tidak dapat pulang malam ini kerana dia akan ke Kuala Lumpur atas urusan kerjanya, esok petang barulah dia akan pulang. Semasa makan malam, anakku memandangku agak berlainan, dia memandang tubuhku dari atas hingga ke kakiku. Selesai makan, aku dan anakku ke ruang tamu dan menonton tv. Anakku duduk di sebelahku sambil memelukku.“Tadi Atan tak ke bandar ke…? Cepat pulang…” Tanyaku sambil membelai kepala anak tunggalku itu.
“Tak jadi pergi, kawan Atan ada hal. Lain kali kot…” Anakku menjawab sambil memeluk erat tubuhku.
“Dah lama ke Atan pulang tadi..?” Tanyaku mula risau, aku takut anakku nampak apa yang berlaku tadi.
“Tadi Atan lepak kat kedai dulu, lepas tu baru la Atan pulang. Kenapa mak…?” Perasaanku lega sedikit apabila mendengar kata-kata anakku itu.
“Tak de apa-apa la Atan, mak tanya je.” Aku menjawab dan tanganku masih lagi membelai rambut anakku. Tangan anakku memaut pinggangku dan tanganya mengelus lembut perutku. Aku merasa tubuhku masih penat akibat persetubuhan aku dengan ayah dan adikku siang tadi.
“Atan, mak nak tidur dulu la ya. Mak ngantuk la.” Kataku pada anakku yang sedang memelukku sambil menonton tv. Aku melepaskan pelukkan anakku lalu aku bangun dan terus masuk ke bilikku.Aku menanggalkan coliku kerana sudah menjadi kebiasaanku tidur tanpa memakai coli. Aku memadam lampu lalu aku berbaring di atas kati untuk melepasi penatku kerana disetubuhi ayah dan adikku serentak. Bayangan persetubuhan tadi mula terbayang di fikiranku. Aku tertidur dan dan di dalam tidurku, aku seolah bermimpi tubuhku di sentuh lalu di raba-raba. Aku terasa buah dadaku di ramas-ramas dan celah kangkangku di gosoknya lembut. Bajuku di selak ke atas dan aku merasa buah dadaku di cium dan di jilat lalu puting buah dadaku di sedut-sedut. Kerana mengantuk, aku membiarkannya malah aku juga menikmati cumbuan dan rabaan di tubuhku. Perlahan-lahan aku merasakan kainku di tarik ke bawah dan kain itu mula meninggalkan tubuh bawahku. Aku merasa seluar dalamku juga ditarik kebawah melalui peha dan kakiku hingga terlepas dari tubuhku. Dalam tidurku itu, aku mula merasa ada sesuatu yang hangat dan keras menekan-nekan punggungku yang agak besar itu. Terasa ada tangan melingkari memeluk perutku dan perlahan-lahan tangan itu naik keatas mengapai buah dadaku yang membusung itu. Buah dadaku di ramas dan puting buah dadaku di gentel perlahan-lahan lalu di tarik dan di tekan dalam-dalam.
Perlahan-lahan tubuhku ditarik sehingga tubuhku terlentang, kakiku di kuak sehingga terkangkang dan aku dapat merasakan benda keras tadi menyentuh bibir cipapku. Aku menjadi terangsang dan merasakan mimpiku ini seolah-olah benar. Antara sedar dan tidak, aku menikmatinya dan aku tahu benda keras yang menekan cipapku adalah batang kemaluan lelaki. Kerana merasa kenikmatannya, aku membiarkan batang itu di sorong masuk kedalam cipapku kerana kufikir itu adalah perbuatan ayah. Buah dadaku di ramas-ramas bersama tujahan yang agak kuat masuk ke dalam cipapku.
“Urrrggghh…” Aku mengeluh namun mataku tetap terpejam. Aku merasa kelainan sedikit kerana batang di dalam cipapku itu tidak serupa batang ayah. Batang ayah besar tetapi batang yang berada di dalam cipapku ini tidak sebesar batang ayah. Aku tidak berfikir lagi apabila batang di dalam cipapku itu mula di gerakkan keluar masuk.
“Ohh… aahhh..” Aku mendesih menikmatinya sambil mengerakkan tubuhku sedikit namun mataku masih terpejam. Tujahan batang di dalam cipapku itu bartambah laju keluar masuk dalam cipapku dan gerakkan itu agak kasar.Tubuhku di peluk erat dan bibirku di cium membuatkan aku tersedar dan terjaga dari tidurku, aku melihat anakku berada di atas tubuhku dalam keadaan telanjang sedang menujahkan batangnya ke dalam cipapku. Namun sudah terlambat kerana dalam keadaan belum sedar sepenuhnya itu aku merasakan tubuh anakku mengejang-ngejang lalu aku merasa ada semburan hangat terpancut-pancut didalam cipapku. Tubuh anakku terkulai layu menindihi tubuhku, aku menolak tubuh anakku dan aku sedar bahawa anakku telah berjaya menyetubuhiku.
“Oh Atan.. kenapa kau menodai emak…?” Aku masih terkejut dengan perbuatan anakku itu dan aku mula menangis sambil memukul-mukul anakku yang hanya diam membisu.
“Maafkan Atan, mak. Atan tak dapat menahan nafsu, sebenarnya Atan mahu mengejutkan emak tetapi Atan jadi terangsang apabila melihat kain emak terselak sampai ke paha emak. Atan bertambah terangsang ketika tesentuh buah dada emak berkali-kali dan Atan cuba meramasnya. Atan bertambah berani kerana emak mengeluh ketika Atan meramas buah dada emak. Atan tak dapat menahan lagi lalu telanjangkan emak dan menyetubuh emak.” jawab Anakku. Aku menanggis lalu merebahkan diri, aku tidak tahu berbuat apa-apa lagi. Aku tidak menyangka anakku sanggup menyetubuhiku. Aku juga menyesal kerana tertidur lena sampai tidak menyedari disetubuhi anakku sendiri. Anakku keluar dari bilikku meninggakkan aku yang sedang menanggis itu.Keesokkan paginya, anakku tidak bersarapan denganku seperti biasa. Aku juga masih merasa marah padanya di atas apa yang dia lakukan padaku. Aku ke biilk anakku dan aku melihat dia masih terbaring di atas katilya.
“Atan, bangun… apa yang kau buat pada emak semalam hah…! Emak tak sangka Atan sanggup menyetubuhi emak, Atankan anak mak. Kenapa Atan sanggup menyetubui mak…?” Tanyaku memarahinya. Anakku mendiamkan diri membuatkan aku bertambah marah.
“Kenapa Atan sanggup buat mak macam ni, kenapa…?” Tanyaku lagi dan kali ini suaraku agak tinggi nadanya.
“Kenapa emak boleh, Atan nampak apa yang emak buat pagi semalam. Atan pun tak sangka emak sanggup bersetubuh dengan atuk dan pakcik.” Jawab anakku membuatkan aku tersentak, terkejut.
“Aa..apa kkau cakap..” Tanyaku terketar-ketar terkejut mendengar kata-kata anakku itu.
“Ala… mak tak payah berpura-pura tak tahu. Atan nampak dengan mata Atan sendiri. Atan tak sangka emak sanggup berlaku curang pada ayah. Emak nak Atan bagitahu ayah ke…?” Aku bertambah terkejut dan aku mula merasa takut. Aku takut anakku memberitahu suamiku diatas kecuranganku.
“Atan, tolong la emak Atan. Jangan bagitahu ayah, mati emak di kerjakan ayah nanti.” Rayuku.
“Habis, emak hendak marah Atan lagi ke…? Atan boleh rahsiakan tetapi emak mesti bagi apa yang Atan mahu.” Jawab anakku.
“Apa yang Atan mahukan…?” Tanyaku.
“Atan pun mahu apa yang atuk dan pakcik dapat. Atan mahukan tubuh emak, Atan tak tahan bila melihat emak ketika bersama atuk dan pakcik semalam.” Kata anakku membuatkan aku terkejut. Aku tak dapat berfikir lagi,
“Atankan sudah menyetubuhi emak malam tadi.” Kataku lagi.
“Itu lain, Atan mahu dengan kerelaan emak. Kalau emak setuju ,ini akan menjadi rahsia kita berdua dan Atan tak akan bagitahu ayah. Kalau emak setuju, Atan mahu sekarang.” Kata anakku sambil menghampiriku lalu menarik tanganku agar aku duduk di atas katilnya. Aku menjadi serba salah, jika aku tidak setuju dengan kemahuannya, aku takut anakku memberitahu suamiku. Nak tak nak, aku terpaksa mengikut kemahuannya. Aku merenung mata anakku yang baru berumur 15 tahun itu. Pandanganku beralih ke arah buah dadaku yang mula di ramas-ramas anakku.Anakku mencium leherku sambil membuka bajuku, coli yang di pakaiku juga di tanggalkannya. Apabila buah dadaku terdedah di depan matanya, anakku terus meramas dan mencium buah dadaku sambil di jilat-jilatnya. Anakku menolak tubuhkuterbsring di atas katilnya. Buad dadaku terus di ramas dan di jilatnya, jilaanya mula turun menyusuri perutku lalu lidahnya menjilat-jilat perutku. Tanganya menbuka ikatan kain batikku dan kainku itu di tarik kebawah lalu di tanggalnya. Aku kini terbaring tanpa pakaian, yang tinggal cuma seluar dalamku sahaja namun ia tak bertahan lama apabila anakku menarik seluar itu ke bawah melepasi kakiku dan di campaknya ke tepi. Anakku duduk di celah kangkangku lalu ia tunduk merapati cipapku. Anakku mula menjilat cipapku dan tanganya meramas-ramas buah dadaku. Aku mula menjadi terangsang dan nafsuku naik hingga aku mengarang kenikmatan.
“Uuhhh..Atan, sedapnya… pandai Atan.” Kataku sambil mengusap kepalanya dan menekan kealanya rapat ke cipapku. Anakku tidak berkata apa-apa malah semakin rancak menjilat cipap dan kelentitku. Anakku menangalkan seluar pendeknya lalu menindihi tubuhku.“Sabar Atan, Atan baring dulu.” Arahku. Anakku mengikut perintahku lalu berbaring di sebelahku. Aku mula mengusap batang anakku dan memasukkan batangnya ke dalam mulutku.
“Ahhhhh… Ummmmm… sedapnya mak” Keluh anakku. Aku terbongkok-bongkok menghisap batang anakku sambil tanganku mengusap batangnya ke atas dan ke bawah. Aku memasukkan batang anakku hingga pangkal batangnya, anakku memegang kepalaku lalu menekan agar batangnya masuk ke dalam mulutku lebih dalam lagi. Terangkat-angkat punggung anakku menahan hisapan mulutku.
“Sedap” Tanyaku sambil tanganku terus mengusap batang anakku. Anakku tersenyum dan menggangukkan kepalanya. Aku baringkan tubuhku sambil mengangkangkan kakiku, aku menarik anakku supaya menindihi tubuhku. Anakku membetulkan kedudukannya dan mula menekan batangnya masuk ke dalam cipapku hingga ke pangkal batangnya dengan sekali tekan sahaja.
“Atan, uhh.. Atan, sedapnya. Oh…!” Keluhku. Anakku mula menghayun batangnya menujah cipaku. Pada mulanya perlahan tetapi tidak lama, anakku mula melajukan tujahan batangnya dan aku kemutkan batangnya.“Jangan gelojoh Atan” Aku menegurnya.
“Atan dah tak tahan ni mak… emak kemut kuat sangat” Kata anakku sambil mengerang. Aku tahu anakku masih muda, masih tidak tahu mengawal nafsunya dan anakku tidak akan dapat bertahan lagi.
“Pancutlah, mak tak apa…” Aku memberikan sokongan.
“Ohhhhhh… ah…” Anakku mula memancutkan air maninya ke dalam cipapku lalu tertiarap di atas tubuhku.
“Dah puas?” Tanyaku.
“Dah mak.. sedapnya cipap mak, lain kali Atan nak lagi… bolehkan mak?” Minta anakku.
“Boleh, asalkan Atan menepati janji. Jangan bagitahu ayah atau sesiapa saja, tau..” Kataku membuatkan anakku tersenyum.
“Emak tak perlu risau, Atan tahu.” Jawabnya sambil memeluk tubuhku. Sejak hari itu, boleh di katakan setiap pagi apabila suamiku keluar bekerja, anakku akan datang kebilikku untuk memuaskan nafsunya. Aku tidak mampu menolak, anakku dengan manjanya memelukku, menindihiku sambil meramas-ramas buah dadaku lalu cipapku akan menjadi mangsa melepaskan nafsunya.
Aku juga terangsang dengan sentuhan anakku pada setiap pagi dan aku juga menikmatinya. Sekurang-kurangnya terubat juga gelora nafsuku walaupun tidak sepuas dari persetubuhanku dengan ayah atau adikku kerana aku juga tidak dapat menahan nafsuku yang selalu terangsang. Kini anakku tidak malu lagi telanjang di depanku malah aku juga turut ditelanjangi anakku. Anakku yang masih muda begitu bersemangat dan aku yang tidak merasakan belaian ayah atau adikku kerinduan dipuas. Setelah cuti sekolah tamat, anaku pulang ke rumah mertuaku. Namun sejak peristiwa itu anakku selalu pulang ke rumahku ika ada masa terluang untuk memuaskan nafsunya menikmati tubuhku. Apabila anakku ulang ke rumah mertuaku, setiap hari dis ebelah petang, aku akan ke rumah ayah untuk menyediakan makan malam ayah dan adikku termasuk menyediakan tubuhku untuk disetubuhi mereka. Begitulah perjalanan hidupku sehingga kini.
-
Kisah Memek Gairah Seks Di Dalam Taksi
Duniabola99.com – Peristiwa ini berawal dari sekitar dua bulan yang lalu dan berlanjut hingga beberapa kali hingga saat ini. Percintaanku dengan seorang perempuan berumur 41 tahun yang tergolong masih tetanggaku sendiri, sebut saja namanya Budhe Siti
Aku adalah seorang pemuda yang berumur sekitar 19 tahun dan telah lulus dari sebuah Sekolah Menengah Umum Negeri di Malang dan tinggal di sebuah desa kecil di sebelah selatan kota Malang, sebuah desa yang tidak terlalu ramai karena letaknya yang sangat jauh dari pusat kota.Budhe Siti sendiri adalah seorang tetanggaku yang bertempat tinggal tepat di belakang rumahku. Perempuan ini berumur sekitar 40 tahun dan sudah mempunyai suami serta tiga orang anak, yang satu masih duduk di bangku kelas 6 SD sementara yang lainnya sudah menginjak bangku SMP. Suami Budhe Siti bekerja sebagai tukang kebun di sebuah sekolah negeri di kota.
Mengenai postur tubuh Budhe Siti hingga aku mau untuk bersetubuh dan berselingkuh dengannya tampaknya bukan hal yang terlalu menarik untuk dipaparkan karena postur tubuh Budhe Siti bukanlah bagaikan seorang artis yang cantik, gemulai, dan menggairahkan seperti layaknya model iklan atau pemain sinetron kelas atas, tetapi ia hanyalah seorang perempuan kampung istri seorang tukang kebun dan seorang ibu rumah tangga yang selalu direpotkan oleh urusan-urusan keluarga hingga tidak sempat untuk melakukan kegiatan BL (body language), renang, dan berolah raga seperti kebanyakan orang kaya. Tentulah dapat dibayangkan bagaimana tubuh Budhe Siti. Bentuk badan ibu rumah tangga ini adalah biasa saja atau bahkan oleh sebagian besar pemuda body Budhe Siti dapat dipandang sangat tidak menarik. Tinggi badan perempuan beranak tiga itu sekitar 154 cm dan berat badan 50 kg. Anda dapat membayangkan sendiri bagaimana bentuk tubuhnya dengan ukuran seperti itu.
Mengenai nafsu dan gairahku terhadap Budhe Siti bukan terbentuk dalam waktu yang singkat, tetapi nafsu dan gairah itu dapat dibilang mulai terbentuk semenjak aku masih berumur sekitar 14 tahun dan masih menginjak bangku SMP. Waktu itu aku sering kali bermain-main dan mandi di sungai yang berada di dekat kampungku, dan di saat-saat aku bermain dan mandi di sungai itulah acapkali aku melihat Budhe Siti bertelanjang diri mencuci dan mandi di sungai tersebut. Dan tidak jarang pula sembari mengintip ia mandi aku melakukan masturbasi karena tidak tahan melihatnya bugil tanpa sehelai kain pun yang menempel di tubuhnya.
Setelah menginjak bangku SMU aku pun tidak pernah lagi pergi ke sungai itu baik untuk sekedar bermain atau pun mandi. Lagi pula aku harus bersekolah di SMU yang berada di pusat kota yang letaknya sangat jauh dari perkampunganku hingga aku terpaksa harus indekost selama kurang lebih tiga tahun masa studiku di SMU dan aku jarang sekali pulang ke rumahku di kampung.Baru sekitar pertengahan tahun 2004 silam aku lulus dari bangku SMU dan kembali ke rumahku di kampung. Dan setelah lulus dari SMU aku pun masih harus menganggur karena tahun ini aku tidak sukses dalam ujian masuk PTN (SPMB). Terpaksa aku harus mencoba lagi di tahun mendatang untuk dapat diterima di PTN.
Selama menganggur aku seringkali luntang lantung sendiri karena tidak punya pekerjaan dan apalagi teman-temanku semasa kecil dulu ternyata kebanyakan sudah menempuh studi di perguruan tinggi di kota dan sebagian lagi sudah bekerja dan jarang sekali pulang, sehingga kondisi perkampunganku acapkali terlihat sepi akan para pemuda. Yang banyak terlihat pastilah hanyalah bapak-bapak atau ibu-ibu dan beberapa anak yang masih kecil.
Di hari-hari itulah aku kembali sering pergi ke sungai dimana aku selalu bermain dan mandi sewaktu aku masih kecil dulu. Suatu ketika pada saat aku sedang pergi memancing di sungai, tanpa sengaja mataku menatap beberapa perempuan yang sedang mandi dan mencuci di sungai itu dan di antaranya ternyata adalah Budhe Siti. Ketika itu body Budhe Siti tampak sudah sangat berbeda dengan yang pernah aku lihat dahulu saat aku masih kecil. Sekarang tubuhnya tampak lebih gemuk dan pantatnya pun tampak lebih besar dan perutnya tampak agak sedikit membuncit karena kegemukan.
Pada awal aku melihat body tubuh perempuan berumur 41 tahun itu sedang mencuci, aku tidak tertarik sama sekali karena ia terlihat tidak seksi dan tidak menggairahkan bagiku hingga aku meneruskan niatku untuk memancing ikan pada hari itu. Setelah beberapa saat berlalu, tanpa sengaja mataku tertuju lagi pada Budhe Siti yang mulai melepaskan pakaian yang dikenakannya. Penisku begitu kerasnya menegang saat melihat ia melepas celana dalam hitamnya.
Ia tampak kesulitan melepaskan celana dalam yang ketat itu karena saking besarnya ukuran pantatnya. Sesaat kemudian ia mulai membasahi tubuhnya dengan air. Gairah seksku serasa tidak tertahankan lagi waktu melihat Budhe Siti yang telah bertelanjang bulat dan telah basah oleh air itu mulai menggosokkan sabun ke tubuhnya. Perempuan yang sudah bersuami itu menggosok-gosok tubuhnya dan beberapa kali meremas payudara dan menggosok pantatnya dengan sabun. Ingin sekali aku turun mendekati dan mengajaknya untuk bersetubuh di waktu dan tempat itu. Tetapi masih ada beberapa perempuan lain di sana.
Aku masih memikirkan resiko yang sangat besar yang dapat aku terima jika saja ia tidak mau melakukan hubungan badan denganku, atau suaminya mengetahui tindakan kami, dan bagaimana tindakan orang kampung jika sampai mengetahui perzinahan kami sehingga aku pun memutuskan menahan gairah yang sangat kuat itu. Kemudian aku bergegas pulang dan tidak meneruskan niatku memancing pada hari itu.
Saat tiba di rumah, pikiranku masih saja terganggu oleh bayangan Budhe Siti. Tubuhnya.., celana dalam hitamnya.., pantatnya.., payudaranya.. Pikiran itu terus saja menggangguku. Setelah berpikir beberapa saat akhirnya aku memiliki ide untuk dapat bersetubuh dengan tetanggaku itu dan akhirnya aku memutuskan untuk mulai menggaet Budhe Siti agar mau melakukan hubungan suami istri denganku.Mulai saat itulah aku acapkali bermain-main ke rumah Budhe Siti saat suami dan anak-anaknya tidak berada di rumah. Dan tidak jarang pula aku bercanda dan menggodanya. Dan hubungan yang menarik pun tampaknya mulai terbentuk di antara aku dan ibu berumur 41 tahun itu. Tampak sekali bahwa ia juga menaruh gairah terhadapku.
Suatu ketika pada saat Budhe Siti sedang menyetrika pakaian di ruang tamunya, dengan memberanikan diri aku berusaha mengungkapkan maksud, gairah, dan keinginanku kepada tetanggaku itu. Dan ternyata keinginan, nafsu, dan gairahku tidak bertepuk sebelah tangan. Ternyata perempuan itu juga memiliki rasa ketertarikan yang sama terhadapku. Setelah tampak jelas bahwa di antara kami berdua memang saling menaruh ketertarikan, akhirnya aku menjelaskan kepadanya bahwa kami tidak mungkin melakukan hubungan suami istri dan perzinahan itu di rumahnya ataupun di rumahku. Aku pun memaparkan padanya bahwa kami hanya bisa melakukannya di tempat lain misalnya saja di hotel murahan di kota. Hal itu dimaksudkan agar suami dan anak-anaknya atau pun tetangga tidak mengetahui perbuatan kami. Setelah ia setuju akhirnya kami pun memutuskan waktu dan tempat yang pas untuk melaksanakan niat tersebut.
Suatu sore tepat pada waktu yang kami sepakati aku pergi ke kota untuk menyewa sebuah taksi yang akan mengantarkan kami ke hotel yang kami maksud. Selama beberapa saat bernegosiasi dengan sopir taksi, akhirnya tercipta kesepakatan dan sopir pun mau mengantar kami. Setelah aku masuk ke dalam mobil, sopir mulai menjalankan mobilnya menuju tempat dimana Budhe Siti sedang menunggu, yaitu di sebuah taman di pinggiran kota.
Sekitar maghrib akhirnya kami tiba di sebuah taman di pinggiran kota tempat Budhe Siti sedang menunggu. Kemudian aku meminta sopir agar memperlambat laju mobilnya. Setelah beberapa saat terlihat seorang perempuan berpakaian rok terusan sedang berdiri di seberang jalan dan tampak melihat ke arah mobil kami. Dan aku meminta sopir untuk menghentikan laju mobilnya. Setelah itu aku keluar dan menghampiri Budhe Siti, menggandeng tangan dan mempersilakannya masuk ke dalam taksi. Setelah kami berdua masuk ke dalam mobil aku meminta sopir untuk menjalankan mobilnya ke arah hotel yang kami maksudkan. Dan dengan perlahan-lahan mobil melaju ke arah kota tempat hotel yang kami maksudkan berada.
Beberapa saat di dalam mobil, aku dan Budhe Siti tampak kaku karena di antara kami sendiri belum pernah bercinta sama sekali dan hubungan spesial kami masih baru saja dimulai. Kemudian aku memulai perbincangan dan dengan diselingi oleh canda dan guyonanku, akhirnya kami berdua dapat saling berinteraksi dengan baik bahkan lama-lama pembicaraan kami pun berlanjut ke arah yang jorok-jorok dan tampaknya Budhe Siti tidak berkeberatan dengan hal itu dan ia tampak begitu bergairah.Beberapa menit berlalu aku mulai menciumnya. Pertama kali ia tampak terkejut melihatku berani menciumnya. Sedetik kemudian aku mulai mendekatkan wajahku ke arah wajahnya dan mulai mencium dan mencumbu leher perempuan 41 tahun itu. Pada awalnya ia menahan tubuhku dengan kedua tangannya seolah ia tidak ingin aku melakukan hal itu. Tetapi aku terus saja berusaha mendekatkan wajahku ke arah lehernya untuk mencumbunya. Baru setelah beberapa lama akhirnya Budhe Siti tampak pasrah dan membiarkanku mencium dan mencumbu lehernya. Nafasnya mulai tampak ngos-ngosan karena gairah seks yang dirasakannya. Dan sesekali ia mengeluarkan suara-suara desahan yang sangat merangsang dan membuat jantungku semakin berdegub kencang.
Kemudian aku mulai melepas kaos yang aku kenakan. Dan dengan masih bercelana panjang aku kembali mencumbu perempuan beranak tiga itu. Selama bibirku sibuk mencumbu bibir dan leher tetanggaku itu, tangan kananku sibuk memegang pinggang, pantat, dan sesekali meremas payudara Budhe Siti yang masih mengenakan pakaian lengkap itu. Beberapa menit kemudian tangan kananku mulai meraba-raba punggungnya dan mencari-cari letak resleting rok terusan yang dikenakan Budhe Siti. Setelah menemukannya, dengan tanpa henti aku terus mencium dan mencumbu perempuan itu sambil aku berusaha menurunkan resletingnya dan kemudian berusaha menyibak sedikit demi sedikit pembungkus tubuh perempuan 41 tahun itu.
Dan akhirnya terlihatlah buah dada besar Budhe Siti yang masih terbungkus BH berwarna hitam. Dengan menciumi dan sesekali menggigit-gigit lehernya, tangan kananku meraih tali BH-nya dan mulai menurunkannya ke bawah. Sementara itu tangan kiriku meraih tali BH yang satu lagi dan mulai menurunkannya ke bawah. Di sela-sela cumbuan dan ciuman kami, tangan kananku menyusup masuk ke dalam BH Budhe Siti. Dan setelah mendapati payudara besarnya, tangan kananku tak henti-hentinya meremas-remas buah dada montoknya.
Belum puas aku melakukan hal itu, aku berpaling ke arah sopir yang tampak sedang sibuk mengendarai mobilnya dan mengatakan kepadanya untuk mengurungkan pergi ke hotel yang kami maksudkan dan minta agar ia menjalankan mobilnya untuk berkeliling kota saja dan memintanya untuk memperlambat laju mobil serta menjelaskan kepadanya bahwa aku akan menambah biaya taksinya. Setelah ia setuju, aku kembali berpaling ke arah Budhe Siti dan ia tersenyum ke arahku. Kemudian aku kembali mencumbu perempuan tetanggaku itu.
Beberapa saat kemudian aku mulai melepas celana panjang dan celana dalam yang aku kenakan dan meminta Budhe Siti untuk melepas seluruh pakaian yang dikenakannya. Dan sedetik kemudian kami berdua telah sama-sama telanjang bulat tanpa sehelai kain pun yang melekat di tubuh kami. Keringat yang membasahi seluruh tubuh Budhe Siti semakin menambah gairah seksku karena tubuh montoknya tampak semakin mengkilat dan menggairahkan. Kemudian aku meminta perempuan bersuami itu untuk mengangkang di atasku dan menghadap ke arahku, sementara itu aku dengan penis yang masih terus menegang dan yang tak hentinya mengeluarkan lelehan cairan bening (air madzi) duduk bersandar di tengah jok belakang. Kemudian aku meminta perempuan dengan tiga anak itu untuk menduduki aku dan membenamkan penisku ke dalam lubang anusnya.
Kenikmatan yang sangat luar biasa aku rasakan saat perlahan-lahan penisku mulai terbenam di dalam lubang anus Budhe Siti. Betapa nikmatnya seks itu, betapa nikmatnya tubuh perempuan yang sudah berumur 41 tahun ini, perempuan yang sudah bersuami, memiliki tiga anak, dan masih tetanggaku ini. Sungguh nikmatnya peristiwa saat itu. Dalam benakku terbayang seandainya saja kenikmatan perzinahan ini tidak pernah berakhir, andaikan saja kami berdua bisa terus bersetubuh tanpa mencapai titik puncak kepuasan. Detik-detik perselingkuhan itu kami rasakan bagaikan di surga, nikmat dan menyenangkan.Budhe Siti yang telah mengangkang di atasku dan telah membenamkan penisku ke dalam lubang anusnya terus saja menggerakkan pantatnya ke atas dan ke bawah, terus mengocok penisku yang terjepit nikmat di dalam lubang anusnya. Di antara kenikmatan luar biasa yang terus aku rasakan, tanganku tidak henti-hentinya meremas-remas pantat Budhe Siti, mengusap-usap pinggangnya, dan sesekali meremas-remas buah dada montoknya. Tidak jarang dengan gerakan pantat Budhe Siti ke atas dan ke bawah itu membuat sesekali penisku yang tegang dan basah itu terlepas keluar dari lubang anusnya hingga aku sesekali harus memperbaiki posisi penisku agar masuk kembali ke dalam lubang anus perempuan montok tetanggaku itu.
Beberapa menit berlalu, aku meminta Budhe Siti untuk mengalihkan gerakan pantatnya. Sesaat kemudian ia mulai memutar-mutarkan pantatnya terkadang searah jarum jam dan kadang pantatnya juga memutar berlawanan jarum jam. Di antara goyangan-goyangan pantat Budhe Siti yang nikmat itu, dari mulutku sesekali keluar desahan dan rintihan. Suara-suara itu adalah refleksi dari kenikmatan luar biasa yang aku rasakan selama dalam melakukan perzinahan dan perselingkuhan dengan Budhe Siti, perzinahan dan perselingkuhan yang nikmat dengan seorang perempuan yang sudah bersuamikan tukang kebun dan sudah memiliki tiga anak, yang bertubuh montok, berpantat dan berbuah dada besar.
Selama beberapa menit berlalu, goyangan-goyangan berputar pantat Budhe Siti yang nikmat hampir membuat aku mencapai titik klimaks. Buru-buru aku meminta Budhe Siti untuk mengangkat pantatnya agar penisku terlepas dari jepitan lubang anusnya. Aku tidak ingin secepat itu mencapai puncak kepuasan dan secepat itu menyudahi hubungan suami istriku dengan Budhe Siti. Kemudian aku berdiam diri sejenak dan mengatur nafasku yang ngos-ngosan. Sementara itu Budhe Siti tampak sibuk membenahi rambutnya yang awut-awutan dan sesekali menyeka keringat yang tampak membasahi seluruh tubuhnya.
Setelah nafasku mulai teratur dan aku tidak lagi merasakan akan memuncratkan sperma dan mencapai titik klimaks, maka aku pun kembali menatap Budhe Siti yang tampak tersenyum ke arahku. Kemudian aku memintanya bersandar di jok taksi bagian belakang dan memintanya untuk agak mengangkangkan kakinya agar vaginanya dapat jelas terlihat. Dengan duduk bersandar dan agak merosot ke bawah, Budhe Siti mulai membuka agak lebar kedua kakinya hingga terlihatlah rambut-rambut merah kehitaman yang tumbuh lebat di sekitar selangkangannya dan sebagian besar lagi menutupi lubang vaginanya.Dengan perlahan aku menunduk dan mendekatkan wajahku ke arah lubang vagina Budhe Siti. Dengan perlahan-lahan aku menyibak rambut rambut merah kehitaman itu dan berusaha mencari letak lubang vagina Budhe Siti. Setelah tampak olehku lubang vaginanya, aku mulai menjilatinya dan sesekali memasukkan telunjukku ke dalamnya. Dan tampaknya perempuan 41 tahun itu mulai merasakan kenikmatan.
Waktu terus berlalu dan aku tidak henti-hentinya menjilati dan terkadang memasukkan dua hingga empat jariku ke dalam vagina Budhe Siti. Di antara desahan dan deru nafasnya yang memburu, sembari dengan mata terpejam perempuan 41 tahun itu tak jarang meremas-remas kedua payudaranya sendiri dan sesekali memelintir dan menarik puting susunya dengan kedua tangannya.
Melihat tubuhnya yang montok dan tingkah lakunya yang seperti itu, gairah seksku seperti tidak dapat ditahan lagi. Perlahan-lahan aku berdiri dan mulai mendekap tubuh Budhe Siti dan menidurkannya di jok bagian belakang. Setelah itu ia mulai membuka matanya dan dengan tampak sangat pasrah ia hanya mendesah-ndesah saat aku mulai menindihnya dan dengan perlahan-lahan mulai memasukkan penisku yang tegang ke dalam lubang vaginanya. Tak henti-hentinya aku menjejal-jejalkan penisku ke dalam lubang vagina Budhe Siti yang hangat, lembek, lembut dan basah itu.
Beberapa menit kemudian saat aku terus mengocok penisku di dalam jepitan hangat vagina Budhe Siti, tiba-tiba aku merasakan akan menyemburkan sperma sebagai sebuah tanda bahwa aku akan mencapai titik puncak kepuasan. Dan sekali lagi aku tidak ingin secepat itu mencapai titik klimaks. Aku masih ingin berlama-lama bercumbu dan bersetubuh dengan tetanggaku ini. Dan dengan perlahan-lahan aku menarik penisku keluar dari kehangatan vagina Budhe Siti agar aku tidak memuncratkan sperma secepat itu.Tetapi terlambat, sesaat setelah penisku tercabut keluar dari lembutnya vagina Budhe Siti, aku tidak tahan lagi menahan spermaku yang memaksa keluar dari dalam penisku sehingga cairan putih kental pun muncrat dan berceceran di perut dan sebagian lagi ke buah dada Budhe Siti. Budhe Siti kemudian mulai mengusap dan meratakan cairan kental itu ke perut dan buah dadanya yang montok dan sesekali ia meremas-remas payudaranya dengan kedua tangannya. Sementara itu aku masih berlutut di atas tubuh Budhe Siti yang sedang tidur telentang dan dengan tangan kanan aku terus mengocok perlahan penisku untuk mengeluarkan sisa-sisa sperma yang masih tertinggal dan merasakan kenikmatan detik-detik akhir puncak kepuasanku.
-
Kisah Memek hadiah ulang tahun ngentot ibu tiri & kakak tiri
Duniabola99.com – Perkenalkan Namaku Riz, Aku tinggal di kota Pekanbaru berbasis disumatera, kisah hidupku ini sangat hancur dimana pada saat aku umur 5 tahun Mama Dan Papaku sudah bercerai, aku tak tahu apa yang mereka pikirkan untuk mengakhiri hubungan mereka yang jelas mereka tidak saling mencitai lagi. Mungkin Karena Papa Sering Mengutamakan Bisnisnya yang dimana Bisnis itu Mempunyai keuntungan besar.
Kebetulan aku ikut papaku, aku ke tempat mama pada waktu libur sekolah saja dikarenakan aku sekolah di lingkungan sekitar.
Dua tahun kemudian pada saat umurku 7 tahun papa menikah dengan seorang Janda muda yang terpaut lima tahun dari papaku, papa usia 36 tahun. Namanya Dwi Dia cukup cantik Kulitnya Putih mulus, Langsing, payudaranya 36B kenceng, dan suka Sex, Wajahnya seperti artis fitri karlina, Dan tak hanya itu dia pun membawa anak Yang umurnya beda 5 denganku Sebut saja Mbak Karin. Dia gak kalah cantik dengan Ibunya Kulitnya sawo matang (mirip ayahnya terdahulu), Cantik, Buah dadanya Masih kecil seumuran anak SMP kelas 3. Mirip sama Binca Riiza manisnya.Papa Memang Sudah lama Memperkenalkan Mereka kepadaku Namun Baru umur 7 tahun inilah aku merestuinya, bagaimana tidak, diusia seperti itu aku memang masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, walaupun aku takut jika suatu saat nasibku sama seperti bawang putih. dua tahun setelah menikah Mama Dwi memang sangat baik orangnya, dia suka anak kecil dia tidak membanding-bandingkan ku dengan Mbak Karin, Begitupun Mbak karin Juga sangat menyayangiku..
Pada Saat Ulang Tahunku Yang Ke 10th ayah memberiku sebuah Sepeda Untuk belajar mandiri, pada saat itu juga ayah Berpamitan pada aku mama dwi dan mbak kari, kalau dia akan pergi ke Bandara seri begawan untuk menemui rekan bisnisnya.
Singkat cerita. Dua hari setelah papa pergi, Mama sedang berbaring di sofa depan sambil membaca koran Lypstik. aku bilang dengan mama Dwimah, adik kan ultah, mama gak ngasih kado apa ?,
adik mau kado apa jawabnya dengan lembut.
yang jelas aku mau yang enak dan gak pernah bisa dilupan pada saat itu aku berharap mama mengajakku makan.
jadi kamu mau yg enak-enak ya ? ikut mama yuk sayang ? aku pun girang
kemana mah ? restoran ya, tanpa menjawab mama mengajakku kekamarnya,
kamu tunggu disini dulu ya, jangan lupa Kamu harus Buka semua pakaian mu Sekarang Riz, mama mau manggil mbak karin Dikamarnya sungguh aku tidak mengerti apa yg dimaksudkan mama.Lima menit dia balik lagi membawa kak karin yg saat itu baru habis mandi,rambutnya masih basah setengah kering, dia hanya memakai miniset Hitam dan perutnya dibalut handuk,
Nih mbak, adikmu Mau yang enak nih kamu kasih dia sesuatu.
baik ma.kemudian mama pergi mandi.Pada saat posisiku duduk dipinggir kursi dan telanjang Dia langsung menyuruhku rebahah, Mbak karin langsung menciumi bibirku dgn lembut kemudian ke Dadaku Dan Perutku, aku kegelian dan hanya bisa pasrah menahan Nikmat yg terdalam,
Dik, kontolmu Masih Kecil, Mau mbak besarin ? kemudian aku mulai mengerti
mmaau mbaak. Lalu Dengan Cepat dia Menjilat, mengulum Kontolku, 5 menitan dia melakukan itu aku merasakan ada yang ingin keluar,
mbak aku mau kencing udahan dulu..
kencing dimulut mbak aja dik Gak papa kok, Dannn Crooott Ccrooot Ccccrooot.Cairan putih kental menyembur ke mulut mbak tiriku, dia tertawa melihatku kejang dan lemas !.
Udah enak belum..
enak mbak,..
mau yang lebih enak?..
iya jabwabku singkatt,Kemudian dia berbaring dan Menanggalkan Semua yg ada dibadanya, dia suruh aku menindihnya kemudian Kontolku Dituntunnya Masuk Ke Vaginanya. Dengan 1kali hentakan, kontolku langsung tenggelam ke vaginanya,
dia menyuruhku Memaju mundurkan pantatku. Yang keluar dari mulutnya
ahhh,. Ahh.. ahhhhhhhh terus riz teruuuuuusss ahhhh.. Nikmat bangettt. Adik pintar.. dengan sangat bangga mendengarkata itu lalu ku percepat gerakaya
ahhhhh ahhhhhh dikkkkkkk Riiiiiiiiiizzzzzzzzzzzzzzz Nikmaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattt Goyanggggggggg. Lalu Dia Kejang dan Lemas tak berdaya bisa dikatakan Orgasme.
Tak lama kemudian aku pun mau kencing kembalimbakkkk aku mau kencinngggg.
cabuttt dik,, Cabuttttttt. Ahhhhhhhhhh. Aku tidak menhirukannya karena pada saat itu sedang nikmatnya kemudian
Croooooootttt. Croooottt. Aku menghentikan gerakanku,.
kok didalem dek ??? dia terkejut,
ini enak kak..
yah Sudahlah jawabnya sangat lemas.. aku berbaring disampingnya Kemudian Mama Dwi pun Datang,
adikmu sudah puas?..
sudah ma, Adik Ngecrot didalemjawabnya.. mama lalu tertwa.Kemudian mama Menanggalkan Daster orangenya dan lansunng Tenkurap, Wajahnya didepan wajahku, dadanya menindih perutku.
Kamu Sudah Dapat yang enak Riz,..
Iya ma, itu tadi apa ya,
Itu namanya Ngentot Sayang. Mau gak Riz yang lebih enak..
mau mah kemudian Mama menyuruhku Menjilati Payudaranya yang besar itu.Aku menjilat putingya, kemudian ku kenyot layaknya seorang bayi yang menetek, mamaku merem melek, tak lama kemudian mama menghentikan Aksiku, dia Duduk Di Kepala Ranjang Dengan Paha yang mengangkang, Jembutnya sangat tipis Dan vagina yang Merah Jambu kecoklahatan, Aku disuruhnya Menjilat memeknya
Sanyang, Puasin Mama juga yahh,,. Awalnya aku Sedikit Jijik. Tapi setelah aku Cium Perlahan ternyata baunya wangi, Lalu aku jilat, kenyot, dan aku memencet Klitoris mama.
Sekirtar 7 menitan mama mengejang dan
ahhhhhh.. Rizzzzz Mama Orgasme Sayaaaaaaaaaaanggg. Ada Cairan Putih Bening yang keluar cukup banyak, tanpa aku Sadari aku menjilatnya dan menelanya sampai habis.
Rasanya asin sedikit gurih.. mama lemas dan bilang
mama udah puas nak, Kamu Masukin Kontolmu ke Sini ya sambil menunjuk vaginanya.
Tanpa pikir panjang aku langsung memasukkannya dan Sleebb. Kemudian aku melakukan apa yang aku lakukan pada mbak karin tadi. Dari mulai perlahan hingga ku percepat genjotannku. Mama mendesah saat aku mengulang genjotankuahhhh ahhhhh ahhhhhaaahhhh, kamu pintar nak Mama milik mau sayanggg Ahkkkkkkkkkkkk .. Kemudian Tanpa diduga kak karin Tertidur disamping kami, dan tak mengiraukan permainan kami.
10 menitan Aku kembali ingin kencing
mama aku pingin kencinggggggg geli maaaaaa ahhhhhh.
kencing aja sayanggggggggg.. kita barengan yahhhh akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh. Kemudian Crootttttttt crottttt crottttt< banyak sekali cairan yang keluar membanjiri Vagina mama. mama tersenyum Dan menundukkan kepalaku,
Enak kan, Mulai sekarang kalo kamu mau seperti ini Langsung bilang ya, Tapi jangan kasih tau sama papa, kalo kamu kasih tau mama gak akan ngasih yang enak lagi, mengerti Sayang .
iya ma, mama hebat,mama bisa ngasih yang enak. aku janji gak akan ngasih tau papa.Mama tersenyum Lalu tertidur, aku pun sangat lemas dan tertidur ditengah merekan sambil memegang Payudara kakak dan mama semenjak ayah sering pergi kami sering melakukannya bertiga, mabk karin sekarang telah menikah dan dikarunia 3 orang anak 1nya dari sperma ku, kemudian mamapun hamil Itupun dari spermaku, papa sama sekali tidak curiga karena dia memang setiap pulang tujuan utama nya melepas sperma.
-
hot anal threesome in kitchen
-
Video Bokep Eropa baru belajar ngentot semprot kemuka
-
Cerita Sex Mbak Siska
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Mbak Siska ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Aku yang selama ini hidup di kampung dan berkunjung ke kota metropolitan sungguh sangat beda sekalai ,
di jalan penuh dengan kendaraan dan bising yang bergerak kesana kesini dan benar benar semrawut, semua
orang ingin menang sendiri dan kemacetan merupakan hal yang biasa di kota ini.Tak heran karenanya para penghuni kota selalu mencari kesempatan untuk refreshing. Melupakan kehidupan
yang begitu penuh dengan persaingan, saling ganjal, saling sikut demi kepentingan pribadi. Mereka ada
yang pergi ke luar kota, ke daerah pegunungan, ke pantai atau ada juga yang datang ke tempat-tempat
hiburan sekedar mendengarkan musik sambil minum-minum bersama teman-temannya.Setelah hidup tiga bulan di kota ini, aku sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan gaya kehidupan di
sini. Aku pernah juga menyempatkan diri mampir ke sebuah café untuk mencari hiburan hanya sekedar
melepaskan kepenatan keseibukanku sehari-hari.Aku pun sudah tak berhubungan dengan suamiku lagi setelah kuminta surat cerai darinya, meski kutahu ia
berada di kota tempatku kini tinggal. Terakhir kali kami bertemu di suatu tempat dan ia menyatakan
maaf atas segala perlakuannya selama ini.Aku memaafkannya dan meminta untuk tidak lagi berhubungan demi kepentingan bersama. Suamiku sebenarnya
masih mencintaiku namun keadaan memang tidak memungkinkan lagi. Ia akhirnya menyatakan selamat tinggal
dan meninggalkan selembar cek bernilai sangat besar. Katanya untuk menunjang kebutuhanku sehari-hari.Sebelum aku datang ke kota ini, aku sudah mempersiapkan diri untuk mencari kesibukan. Beruntunglah aku
berkenalan dengan seorang wanita pengusaha. Usianya tak jauh berbeda denganku. Orangnya pandai
bergaul, ramah dan pintar.Namanya Nuraini. Aku memanggilnya Mbak Siska, karena ia memang meminta dipanggil seperti itu. Cantik,
tinggi semampai, tubuhnya montok dan suka berpakaian seksi. Orang bilang tipe ‘Bangkok’. Penampilannya
memang sempurna.Wanita berkelas. Katanya ia kenal dengan orang-orang penting dikota ini. Pejabat pemerintah,
konglomerat sampai ke jenderal-jenderal dikenalnya dengan baik.Aku tak tahu bagaimana ia bisa menjalin hubungan dengan mereka. Tapi yang pasti, kalau melihat
penampilannya yang serba ‘wah’, aku percaya dengan pengakuannya itu. Siapa yang tak suka berhubungan
dengan Mbak Siska yang cantik dan seksi itu.Aku sering berhubungan dengannya dan banyak meminta nasihat, saran berkaitan dengan bisnis di kota ini
yang penuh dengan persaingan ketat. Aku pun mau tak mau harus bisa mengimbangi gaya hidupnya yang
serba aktif, termasuk mengunjungi tempat-tempat hiburan atau lebih dikenal dengan istilah ‘Dugem’.Sore tadi aku ditelepon Mbak Siska untuk bertemu di sebuah café yang kebetulan tak begitu jauh dari
tempat tinggalku. Katanya aku akan dikenalkan dengan seorang pengusaha besar. Mbak Siska berjanji akan
mengikutsertakan diriku untuk sama-sama mengerjakan proyek besar dari pengusaha ini.Di telepon dia wanti-wanti agar aku berdandan secantik mungkin, bahkan kalau bisa seseksi mungkin. Aku
tertawa saja mendengar permintaannya itu dan kukatakan ada-ada saja, masa bertemu dengan pengusaha
saja harus berpakaian seksi, kataku polos. Tetapi ketika berangkat aku berpakaian seksi juga pada
akhirnya.Sebelum keluar pintu rumah, aku masih menyempatkan diri bercermin di depan kaca yang ada di ruang
tamu. Kuperhatikan dandananku agar tak membuat malu Mbak Siska nantinya. Aku cukup puas dengan
penampilanku.Blouse warna hitam itu sangat cocok sekali dengan warna kulitku yang putih bersih. Melekat ketat
mencetak bentuk tubuhku sehingga memperlihatkan lekukan-lekukannya, terutama di bagian dada.
Payudaraku nampak membusung penuh di balik blouse ketat ini.Bahkan kancing bagian atasnya sampai susah dimasukan ke dalam lubangnya saking ketatnya. Aku agak
jengah melihat tonjolan dadaku sendiri. Ke bawahnya kupadu dengan rok sebatas lutut. Aku sengaja
memakai rok ini supaya bentuk kakiku yang ramping dan betisku yang indah kelihatan cantik. Aku puas
dengan dandananku.Setengah jam kemudian aku sudah berada di café itu. Aku celingukan mencari Mbak Siska di tengah
keramaian orang-orang yang berlalu lalang di sana. Agak gugup juga aku berada di sana, mungkin belum
terbiasa dengan kehidupan malam seperti ini meski telah beberapa kali mencobanya.Selang beberapa menit, aku menemukannya di pojok ruangan café itu tengah duduk berdua dengan seorang
pria. Mbak Siska segera melambaikan tangannya padaku saat kumelangkah ke sana.“Sini buruan,” panggilnya.
“Nah, kenalin ini teman saya. Cantik khan?” katanya kemudian seraya memperkenalkanku kepada pria di
sampingnya.“Anna,” ucapku lirih malu-malu sambil menyodorkan tanganku menyambut uluran tangan pria itu.
“Aku Danang,” balasnya segera sambil tersenyum padaku.
Nampaknya pria ini sudah berumur namun penampilannya masih segar, penuh vitalitas, dan juga harum,
dengan wewangian yang terasa aroma maskulinitasnya. Orangnya masih gagah walau sudah berumur. Tubuhnya
pun tinggi, tegap, dan kekar.Aku dapat merasakannya dari genggaman tangannya yang kuat, dan pemandangan samar bukit dadanya dari
balik kemeja yang dipakainya. Telapak tangannya yang besar menggenggam habis tanganku yang mungil.Cerita Sex Mbak Siska Orangnya ramah, berkharisma, dan menarik. Kuperhatikan wajahnya yang cukup tampan itu. Kekagumanku pun
semakin bertambah. Penampilannya benar-benar ‘dandy’. Pakaiannya kelihatan mahal. Cukup meyakinkan
menjadi pengusaha besar.“Silakan duduk,” ucapnya sopan.
Tempat duduk itu berbentuk setengah lingkaran merapat ke dinding dilengkapi meja di depannya. Tadinya
aku mau duduk paling ujung akan tetapi Mbak Siska menyuruhku bergeser lebih ke dalam agar ada tempat
duduk baginya. Sementara dari ujung sana, Mas Danang, demikian aku memanggilnya karena kulihat ia
sudah berumur, bergeser masuk untuk duduk sehingga praktis aku berada di antara mereka berdua.Aku lirik Mbak Siska sebagai tanda protes karena posisiku yang terjepit tak ada jalan keluar. Lucunya,
ia malah mengedipkan mata entah apa maksudnya. Sedangkan dari sisi lain, Mas Danang terus merapat
padaku sehingga kurasakan bahu kami saling bersentuhan.Aku jadi kebingungan oleh keadaan ini. Lagi-lagi Mbak Siska mengedipkan matanya, kali ini sambil
berbisik“santai aja,” katanya. Markas Judi Online Dominoqq
Kami mulai mengobrol ngalor ngidul. Tanya ini dan itu diselingi canda gurau antara Mas Danang dengan
Mbak Siska yang agak berbau porno. Kelihatannya mereka sudah akrab betul. Bahkan sekali-sekali Mbak
Siska mencubit lengan Mas Danang sambil tertawa manja, bahkan genit.Sementara aku yang berada di antara mereka hanya bisa tersenyum serba salah mengikuti canda mereka
yang semakin lama semakin seru. Karena berada di tengah mereka jadi sudah pasti aku terkena sentuhan
mereka saat saling cubit. Bahkan tangan Mas Danang sempat nyerempet buah dadaku yang menonjol terlalu
ke depan saat ia mencubit tangan Mbak Siska.Dengan refleks, aku memundurkan tubuhku. Mereka nampaknya tidak memperhatikan itu. Sepertinya aku ini
tidak ada. Sebenarnya aku mulai tak nyaman dengan keadaan ini, kalau saja Mas Danang kemudian tidak
mengajakku turut dalam obrolan mereka.Ia memang tipe pria yang romantis melihat dari tutur katanya. Tenang, kalem, penuh canda diselingi
pujian yang terdengar tidak gombal. Bahkan membuat wanita merasa tersanjung. Obrolan kami semakin seru
saja, apalagi setelah minuman pesanan kami tiba.Aku ikut-ikutan meneguk minuman seperti mereka, meski sebenarnya tak tahu jenis apa minuman itu, yang
pasti terasa panas di tenggorakan. Aku tak ingin disebut kampungan. Aku tak mau dibilang ‘norak’.
Kemudian kami mulai berbicara serius.Membicarakan bisnis kami. Mas Danang semakin merapat, bahkan wajahnya menjulur persis di depanku saat
bicara pada Mbak Siska. Tercium aroma after shave nya. Aroma rempah-rempah. Aroma khas laki-laki
jantan! Ehm.., aku mulai ngaco.“Aku setuju saja dengan usulan Mbak Siska. Tapi engh.., gimana dengan Mbak Anna sendiri? Apa dia
setuju dengan usulan saya?” demikian kata Mas Danang seraya mengerling genit padaku.Kurasakan duduknya semakin mepet padaku. Aku tak mengerti maksud perkataan itu. Aku segera menoleh ke
arah Mbak Siska seakan minta pertolongan apa yang harus kukatakan. Mbak Siska langsung berbisik padaku
bahwa ia setuju dengan penawaran harga atas proyek bernilai ratusan milyar itu asal aku dan Mbak Siska
mau bersenang-senang dengannya.“Maksud Mbak?” bisikku semakin bingung.
Ia tak menjawab bahkan ia langsung mengiyakan pada Mas Danang tanpa meminta pendapatku dahulu. Kulihat
Mas Danang langsung tersenyum senang mendengar jawaban itu.“Nah itu baru rekan bisnis yang jempolan,” katanya seraya menjawil daguku dengan gemas.
“Ayo kita rayakan kerjasama ini,” belum sempat aku protes apa yang mereka sepakati, tiba-tiba Mbak
Siska langsung meraih gelas dan mengacungkannya ke atas meja disambut oleh acungan gelas Mas Danang.Mereka melirik padaku. Menunggu reaksiku. Aku sepertinya telah terjebak. Tak ada lagi yang bisa
kupebuat kecuali mengikuti ajakan mereka.Kami sama-sama meneguk minuman dalam gelas sampai habis. Minuman itu langsung kutelan. Terasa panas di
tenggorokan. Bahkan tubuhku mulai terasa hangat. Kepalaku terasa agak melayang. Apa aku ini sudah
mabok?Mereka terlihat gembira sekali sambil bernyanyi-nyanyi mengikuti lagu yang dimainkan oleh sebuah grup
musik di panggung café. Minuman dalam gelasku sudah terisi penuh kembali. Baik Mas Danang maupun Mbak
Siska memintaku untuk menghabiskannya.Kuturuti permintaan mereka. Aku pun ingin bersenang-senang seperti mereka mengikuti suasana hingar
bingar musik. Kulihat penyanyi wanita di panggung meliuk-liukan tubuhnya dengan gerakan erotis
mengikuti irama musik padang pasir yang dimainkan grup musik.Persis seperti penari ular. Suasana semakin heboh. Pengunjung lain, pria, wanita mulai ikut-ikutan
berjoget. Ada yang berpelukan, bahkan berciuman. Mereka tak malu melakukan itu di depan umum.Cerita Sex Mbak Siska Suasana ini melanda di meja tempat kami. Mbak Siska tanpa diduga menyodorkan wajahnya persis didepan
mukaku dan disambut oleh Mas Danang dengan ciuman di bibirnya. Aku terpana melihat aksi mereka di
depanku.Mereka asyik berciuman. Saling mengulum. Seolah aku tak hadir di depannya. Sungguh gila kehidupan di
kota ini. Aku tak menyangka akan sejauh ini. Begitu bebas. Ciuman mereka nampaknya semakin memanas.Pandanganku semakin kabur. Mungkin minuman yang kuteguk tadi mulai mempengaruhiku. Tubuhku terasa
kelu. Dan entah kenapa pemandangan di depanku membuat diriku bergairah. Kulihat mereka asyik sekali
berciuman. Membuatku iri.Entah bermimpi atau tidak, kurasakan sesuatu bergerak di bawah meja. Meraba-raba lututku dan merayap
perlahan, menelusup ke balik rokku, menggerayangi pahaku. Kutahu itu tangan Mas Danang. Aku tercekat.
Kurang ajar lelaki ini! kutukku dalam hati.Pura-pura berciuman dengan wanita lain sementara tangannya menggerayang nakal di atas pahaku.
Kutepiskan tangan itu dari balik rokku. Mas Danang hanya mengerlingkan matanya padaku sementara
bibirnya tak pernah lepas dari bibir Mbak Siska. Gila semua! Pekikku dalam hati mengutuk perbuatan
mereka.Kelihatannya Mbak Siska tahu apa yang dilakukan Mas Danang tehadapku. Ia tersenyum padaku sambil
menganggukan kepala. Entah apa maksudnya. Kemudian kurasakan kembali gerayangan di atas pahaku, namun
kali ini bukan hanya dari sisi kiriku tetapi juga dari sisi kanan tempat Mbak Siska.Oh.. dunia ini semakin kacau! Masa Mbak Siska pun berselera kepadaku sesama perempuan? Aku sepertinya
terpesona oleh gerayangan tangan Mbak Siska yang begitu lembut dan mesra. Aku tak berani menepis
tangannya yang semakin naik menuju pangkal pahaku.Mereka menghentikan ciumannya dan melirik bersama-sama kepadaku. Aku balas memandang tatapan mereka.
Kulihat kilatan bola mata mereka memancarkan gairah. Tiba-tiba saja, mereka mencium pipiku dari
kanan-kiri.Aku berteriak memprotes perbuatan mereka. Teriakanku nampaknya tenggelam di tengah kegaduhan musik di
café itu. Tamu-tamu lain pun tak ada yang memperhatikan perbuatan kami. Mereka sibuk dengan
keasyikannya masing-masing.Kurasakan gerayangan tangan mereka semakin nakal, terutama tangan Mbak Siska yang mulai menarik celana
dalamku. Aku tercekat dan tubuhku terlonjak. Saat itulah dengan mudahnya, Mbak Siska memelorotkan
celana dalamku hingga turun sampai ke lututku. Aku berteriak
“Mbak.. apa-apaan?!”Mbak Siska tak berkomentar malah terus menciumi pipiku dan bergeser ke bibirku. Aku benar-benar
kelabakan dikeroyok mereka. Mas Danang tak tinggal diam. Bibirnya menciumi leherku dari samping kiri
sementara tangannya yang lain meraba-raba dadaku. Aku ingin menangis rasanya diperlakukan seperti ini
di muka umum.Tetapi harus kuakui, mereka memang benar-benar lihai memperlakukanku. Penuh kelembutan. Tak ada
pemaksaan. Hanya aku saja yang tidak berani berontak. Tenagaku sepertinya hilang entah kemana.Tubuhku terasa lunglai. Pengaruh minuman itu semakin terasa menguasai pikiran jernihku. Cumbuan hangat
mereka membuat tubuhku serasa terbakar. Aku mulai terbuai, terpesona oleh perasaanku sendiri. Apalagi
Mas Danang tak henti-hentinya membisikan rayuan dan pujian di telingaku.“Kamu cantik sekali sayang.., tubuhmu benar-benar seksi.. sangat merangsang..” rayunya seraya mencopot
kancing blouseku untuk kemudian menelusupkan tangannya ke dalam.Menggerayangi buah dadaku yang masih tertutup kutang. Diremasnya dengan lembut. Kurasakan jemari
tangannya mengelus-elus kulit bagian atas dadaku yang terbuka untuk kemudian menelusup ke balik
kutangku. Tanpa sadar aku melenguh.Aku mulaui terbawa arus permainan mereka. Gairahku kembali muncul setelah cukup lama terpendam sejak
perselingkuhanku dengan Kang Hendi beberapa bulan yang lalu. Bergelora penuh gairah. Tubuhku
berdenyut-denyut oleh nafsu birahiku sendiri.Darahku berdesir kencang, terlebih saat tangan Mbak Siska mengelus-elus bibir kemaluanku. Kurasakan
daerah itu mulai basah. Aku merasakan sesuatu yang lain dari sentuhan tangan Mbak Siska. Sepertinya ia
tahu persis titik-titik kenikmatan di daerah itu. Benar-benar indah, sampai-sampai aku tak sadar
mengerang lirih sambil memanggil namannya.“Ya sayang..” jawabnya dengan lirih pula. Terdengar nafasnya mulai tersengal-sengal. Ia lalu berbisik
padaku untuk mencari tempat yang lebih leluasa dan kemudian disetujui oleh Mas Danang.Aku sudah tak perduli mau dibawa kemana dan aku tak ingat bagaimana ia membawaku karena begitu mataku
terbuka aku sudah berada di atas ranjang empuk di dalam kamar yang dipenuhi oleh berbagai peralatan
mewah. Lampu yang bersinar temaram menolong pandangan mataku untuk melihat ke sekeliling.Kulihat disamping ranjang Mas Danang tengah membantu Mbak Siska melepaskan pakaiannya. Dengan refleks,
aku melihat kepada diriku sendiri dan menarik nafas lega ketika kutahu pakaianku masih lengkap
menempel di tubuhku,Hanya saja kancing blouseku sudah terlepas beberapa buah sementara rokku tersingkap memperlihatkan
kemulusan pahaku. Sedangkan kedua kakiku menekuk sebatas lutut sehingga dari arah mereka dapat
terlihat bagian dalam ujung pangkal pahaku yang masih tertutup celana dalam.Aku menonton adegan mereka. Pakaian Mbak Siska sudah terlepas semuanya. Dalam hati aku mengagumi
keindahan tubuhnya yang sudah telanjang bulat itu. Buah dadanya tak sebear milikku tapi memiliki
bentuk yang indah dan nampak lebih membusung karena tubuhnya lebih kecil dibandingkan diriku.Cerita Sex Mbak Siska Pinggulnya membentuk lekukan sempurna diimbangi oleh buah pantatnya yang bulat penuh. Perutnya rata.
Selangkangannya dipenuhi oleh rambut hitam legam yang begitu rimbun. Sangat kontras dengan warna
kulitnya yang putih bersih. Aku merasakan keanehan dalam getaran tubuhku saat memandang tubuh Mbak
Siska.Jantungku berdegub semakin kencang melihat aksi Mbak Siska mencium Mas Danang dengan penuh gairah.
Kedua tangannya bergerak cekatan mempreteli baju dan celana Mas Danang. Tontonan ini semakin
mendebarkan.Gairahku terpancing melihat tubuh Mas Danang yang masih oke walau sudah tua. Kemaluanku semakin
berdenyut-denyut melihat tangan Mbak Siska menelusup ke balik celana Mas Danang sambil memperlihatkan
ekspresi kaget di wajahnya.Aku semakin penasaran oleh apa yang telah ditemukannya. Ia melirik padaku yang tergolek di ranjang
sambil memperlihatkan ekspresi wajah penuh kekaguman. Tanpa sadar, aku bangkit untuk melihatnya.Aku jadi penasaran melihat Mbak Siska seperti sengaja menyembunyikannya dari pandanganku. Aku baru
terpekik kaget begitu Mbak Siska sambil menyeringai senang mengeluarkan sesuatu dari balik celana Mas
Danang dalam genggaman kedua tangannya.Dari balik celana Mas Danang keluar batang kemaluannya yang sudah kencang dengan ukuran yang luar
biasa. Panjang dan besar! Padahal kedua tangan Mbak Siska sudah menggengamnya penuh tapi masih
terlihat sisa beberapa senti di atasnya.Panjang sekali! Mbak Siska tersenyum senang seperti anak kecil mendapatkan mainan. Mengocoknya naik
turun sambil melambai-lambaikan batang itu ke arahku. Seolah ingin memperlihatkan kepadaku betapa
senangnya ia mendapatkan batang kont0l sebesar itu.Aku hanya bisa menelan ludah sendiri menyaksikan semua itu. Sementara kulihat Mas Danang mengerling
padaku sambil tersenyum bangga dengan apa yang dimilikinya. Aku balas tatapan itu dengan menjilati
bibir dengan lidahku.Kuingin ia tahu betapa besarnya keinginanku untuk menjilatinya. Kulihat bola matanya berbinar melihat
aksi genitku yang membuatnya bergairah. Kelihatannya ia ingin segera meloncat ke atas ranjang tempatku
berbaring dengan posisi yang menggairahkan.Tetapi Mbak Siska menahannya di sana. Wanita itu langsung berjongkok di hadapan Mas Danang dan
menjilati batang itu dengan penuh nafsu. Kepala Mas Danang menoleh ke belakang sambil mengerang
kenikmatan merasakan jilatan lihai lidah Mbak Siska di sekujur batangnya.Dari bawah naik ke atas, mengulum-ngulum kepalanya untuk kemudian turun kembali ke bawah menjilati
buah pelernya. Kepalaku terasa pening melihat aksi Mbak Siska.Nafsuku mulai terasa di ubun-ubun. Aku diam di ranjang melihat permainan mereka sambil meremas-remas
dadaku sendiri. Aksiku menarik perhatian Mas Danang. Tangannya mencoba menggapai ke arahku namun tak
sampai.Aku sengaja membusungkan dadaku memndekati ujung tangannya yang hanya tinggal beberapa senti lagi.
Jemarinya mencoba meraih tetapi tetap tak sampai. Aku tersenyum menggoda. Aku ingin Mas Danang
terangsang oleh godaanku. Jemariku mencopot kancing blouse satu per satu sambil menatap penuh gairah
kepadanya.“Ooohh.. luar biasa.. ngghh..” erangnya merasakan kenikmatan dan rangsangan yang diberikan oleh dua
orang perempuan cantik nan seksi sekaligus.Mbak Siska semakin semangat dengan aksinya. Mulutnya sudah penuh dengan batang kont0l Mas Danang.
Dihisap-hisap. Dikulum-kulum dengan penuh kenikmatan. Aku iri melihatnya. Aku lalu bangkit dari
ranjang dan menghampiri mereka.Kupeluk tubuh Mas Danang dari belakang. Menciumi bahu dan punggungnya yang kokoh, sementara kedua
tanganku menggapai ke atas dadanya yang berotot. Aku bisa merasakan dadanya yang dipenuhi bulu-bulu
halus.Spontan saja aku langsung mengelus-elusnya. Kemudian tanganku bergerak merambahi lengan Mas Rudi.
Lengan itu terasa begitu kencang, dengan otot-ototnya yang bersembulan. Kuelus dan kumainkan bisepnya
yang tebal dan padat itu.Wajah Mas Danang menoleh ke samping mencari-cari bibirku untuk dikulum. Aku sengaja menghindar.
Menggodanya. Ia semakin terangsang. Kubiarkan saja seperti itu. Tanganku pun merayap ke arah perutnya.
Meski sudah berumur tetapi perutnya tidak buncit, sama dengan bagian tubuhnya yang lain, tampak kokoh
dengan otot-ototnya yang keras dan pejal. Ia nampaknya rajin berolah raga sehingga masih memiliki
tubuh seperti model pria di majalah kebugaran.Kurasakan perutnya bergetar hebat mengikuti rayapan nakal jemariku. Kupermainkan bulu-bulu lebat di
seputar selangkangannya. Aku sengaja tidak meraba batang kont0lnya yang tengah dikulum Mbak Siska
meski kutahu pasti ia sangat menginginkan sentuhan tanganku pada batangnya.Kudengar ia melenguh memanggil namaku. Ia rupanya tersiksa oleh godaanku. Aku tersenyum penuh
kemenangan. Entah kenapa dalam lubuk hatiku, aku ingin memberinya lebih dari apa yang diberikan Mbak
Siska pada Mas Danang saat itu. Inilah mungkin persaingan di antara wanita yang tak pernah disadari
oleh kaumku.Aku lalu berpindah ke depan mereka diiringi tatapan Mas Danang yang begitu penasaran dengan apa yang
akan kulakukan. Aku ikut berjongkok di belakang Mbak Siska. Kupeluk wanita itu dari belakang. Mbak
Siska menoleh sebentar untuk kemudian meneruskan kulumannya.Kudengar ia merintih saat tanganku memeluk buah dadanya. Kuremas dengan lembut sambil memilin
putingnya yang sudah mengacung keras. Aksiku tak pernah luput dari pandangan Mas Danang. Kuciumi
punggung Mbak Siska.Sekali-sekali kugigit perlahan. Ia mengaduh. Tapi nampaknya tidak merasa kesakitan malah sebaliknya.
Ia terangsang karena kurasakan putingnya semakin mengeras.Cerita Sex Mbak Siska Tanganku merayap lebih jauh. Turun ke bawah menelusuri permukaan perutnya. Lalu mengelus-elus bulu
kemaluannya. Jemariku segera menelusuri garis bibir kemaluannya. Mbak Siska melenguh merasakan
permainan jemariku.Ia sudah basah. Jemariku merasakan daerah itu sudah sangat licin sehingga dengan mudah telunjuk jariku
melesak ke dalam liangnya. Kutekan perlahan. Jemariku bergerak keluar masuk untuk kemudian menusuk
lebih dalam.Pinggul Mbak Siska bergoyang seperti gerakan bersenggama mengimbangi tusukan jariku. Kugeser-geser
dadaku ke atas punggungnya. Buah dadaku terasa semakin membusung oleh desakan nafsu birahi.Meski masih terhalang oleh pakaian, namun terasa hingga ke hatiku. Aku ikut-ikutan melenguh menimpali
erangan Mbak Siska yang tengah disetubuhi oleh jariku. Kupermainkan kelentitnya. Aku tahu persis
kelemahannya, tahu mana titik-titik yang bisa membuatnya mem3kik penuh kenikmatan. Sama persis seperti
yang ada di tubuhku. Karena kami sama-sama wanita.Mas Danang terperangah dengan aksi kami berdua di bawah. Pemandangan dihadapannya semakin membuat Mas
Danang terangsang hebat. Mungkin baru kali ini ia bercinta dengan dua wanita sekaligus dan tak pernah
membayangkan akan demikian dahsyat rangsangan yang dirasakannya.“Oh.. kalian berdua sungguh luar biasa..” katanya dengan suara tersengal.
“Ayolah kita pindah ke ranjang. Aku sudah tak kuat lagi.. ngghh..” pintanya kemudian.
Kami lalu berpindah ke ranjang. Mas Danang mengambil posisi telentang, sementara aku berbaring di
sampingnya sambil berciuman dengannya. Mbak Siska rupanya belum mau melepaskan kuluman pada kont0lnya.
Ia masih asyik mengemot-emot batang itu.Kedua tangannya tak pernah berhenti mengocok. Luar biasa pertahanan Mas Danang. Ia belum
memperlihatkan tanda-tanda akan mencapai puncaknya. Padahal Mbak Siska sudah mengeluarkan semua
kemampuannya menghisap kont0l itu. Ia penasaran sekali.Aku dan Mas Danang kembali berciuman. Kurasakan tangan kekarnya bergerak lincah mempreteli kancing
blouseku hingga terlepas. Ia lalu meraih kaitan kutang di punggungku dan melepaskannya. Mas Danang
melenguh penuh kekaguman begitu kedua buah dadaku yang membusung penuh tumpah dari kutangku. Kedua
tangannya segera menangkap buah dadaku.Meremas-remas seraya berkata betapa kenyal dan montoknya buah dadaku. Ia tak berhnti memuji-muji
kecantikan tubuhku. Bibir langsung berpindah ke atas payudaraku. Menciumi keduanya dan menjilat-jilat
putingku. Aku meringis keenakan menghadapi lumatan pada putingku. Tangannya meraih tanganku untuk
dibimbing ke arah kont0lnya.Mbak Siska lalu melepaskan kulumannya dan membiarkan aku menggenggam kont0lnya. Ia bangkit dan
mengambil posisi jongkok mengangkangi Mas Danang. Liang mem3knya persis di atas kont0l yang tengah
kupegang. Kuacungkan persis menempel di mulut liangnya. Aku melirik ke arah Mbak Siska dan memberi
tanda supaya menurunkan tubuhnya. Mbak Siska melenguh panjang saat ujung kepalanya menerobos masuk
bibir kemaluannya.“Oohh.. gedee.. bangeett.. uugghh.. enaakkhh..!” rintih Mbak Siska penuh kenikmatan.
Kulihat batang yang lebih besar dari pergelangan tanganku itu melesak ke dalam liang Mbak Siska yang
sempit. Batang itu baru masuk setengahnya. Mbak Siska sudah kelihatan gelagapan. Kelihatannya tak akan
muat.Mbak Siska menggoyang-goyang pantatnya sambil bergerak turun naik. Sedikit demi sedikit gerakan itu
membantu batang Mas Danang masuk lebih dalam lagi. Mbak Siska baru menjerit lega setelah merasakan
batang itu masuk seluruhnya.Dia tampak puas bisa membenamkan seluruhnya. Setelah itu ia beergerak naik turun. Telihat lambat
sekali. Ketika naik rasanya tidak sampai-sampai ke ujungnya. Begitu pula saat turun. Terasa lama
sekali baru mentok hingga ke dasarnya.Aku terpesona melihatnya sambil berpikir apakah liangku mampu menerimanya. Aku tak bisa berpikir lama
karena tangan Mas Danang bergerak semakin nakal. Rokku telah dipelorotkannya sekaligus dengan celana
dalamku.Aku kini sudah telanjang bulat seperti mereka berdua. Kurasakan jemari besar dan lembut Mas Danang
menusuk-nusuk liang mem3kku. Mulutnya tak pernah berhenti mengemoti puting susuku. Kenikmatan di dua
tempat ini benar-benar luar biasa.Rangsangan dahsyat menyebar ke sekujur tubuhku. Cairan pelumas dari liang mem3kku semakin membanjir
sehingga memperlancar laju keluar masuk tusukan jari Mas Danang. Menyentuh seluruh relung vaginaku.
Kelentitku dipermainkan sedemikian rupa. Tubuhku terlonjak-lonjak saking keenakan. Pinggulku
bergoyang, berputar dan bergerak maju mundur mengikuti irama tusukannya.“Ganti posisi Mbak..” kata Mas Danang tiba-tiba.
Ia bangkit sembari menurunkan tubuh Mbak Siska yang tengah asyik menungganginya.
Kulihat Mbak Siska sepertinya tahu apa keinginan Mas Danang. Ia langsung mengambil posisi merangkak di
atas ranjang, bertumpu pada kedua lututnya yang ditekuk sementara pantatnya menungging ke atas.Mas Danang mengambil posisi di belakangnya. Ia tekan punggung Mbak Siska sehingga wajahnya menyentuh
ranjang. Pantatnya yang bulat penuh itu semakin menungging. Mas Danang bergumam tak jelas sambil
menatap penuh nafsu liang mem3k Mbak Siska yang sudah menganga lebar dari bagian belakangnya.Mas Danang memegangi kont0lnya dan diarahkan ke liang itu. Tubuhnya segera didorong ke depan. Mbak
Siska melenguh seperti sapi yang sedang diperah. Mulutnya menganga sambil mengaduh karena merasakan
liangnya dijejali benda keras, panjang dan besar milik Mas Danang.Aku iri melihat kenikmatan yang diperolehnya. Aku diam tak bergerak menyaksikan persetubuhan mereka.
Nafsuku semakin memuncak. Kedua tanganku dengan refleks meremas buah dadaku sendiri. Mas Danang
melihat perbuatanku. Ia menyuruhku untuk bergabung. Mbak Siska segera menarik tubuhku hingga telentang
persis di bawahnya.Kedua kakiku dibukanya lebar-lebar kemudian wajah Mbak Siska mendekati pangkal pahaku. Aku berdebar
menantikannya. Kemudian kurasakan jilatan lidahnya di bibir kemaluanku. Tubuhku bergetar hebat. Luar
biasa! Baru kali ini aku merasakan lidah perempuan menjilati mem3kku.Tubuhku meggeliat-geliat antara geli dan nikmat. Mbak Siska memang luar biasa. Ia lihai sekali
memberikan rangsangan padaku. Lidahnya menjilat-jilat kelentitku.Pantatku terangkat tinggi-tinggi begitu kurasakan desakan hebat dari dalam tubuhku. Begitu kencang dan
kuat hingga aku tak dapat menahannya. Aku menjerit lirih sambil menggigit bibirku sendiri.Semburan demi semburan memancar dari liang mem3kku. Aku mencapai puncak kenikmatan hanya dalam
beberapa kali jilatan saja. Kulihat ke bawah wajah Mbak Siska semakin terbenam di antara
selangkanganku. Mulutnya mengecup-ngecup cairan yang meleleh dari liangku. Menghirupnya dalam-dalam.
Ia dengan penuh gairah membersihkan ceceran cairanku di sekitar kemaluanku.“Oohh.. Mbak Siskai.. ngghh.. mmppffhh..” rintihku sambil menjambak rambutnya dan menekan kepalanya ke
dalam selangkanganku.Sementara di belakang sana, Mas Danang dengan gagahnya menghujamkan senjata terus menerus. Pinggulnya
meliuk-liuk dan bergerak maju mundur dengan kecepatan penuh. Mbak Siska sampai kelabakan mengimbangi
keperkasaan pria tua yang jantan itu.Selang beberapa detik kemudian Mbak Siska melenguh panjang. Tubuhnya berkelojotan. Nampaknya ia pun
sudah mencapai puncak kenikmatannya sendiri. Tubuhnya langsung lunglai dan terjatuh di sampingku. Aku
segera menghujaninya dengan ciuman.Bibirnya kukulum. Buah dadanya kuremas-remas. Lenguhannya bertambah keras bahkan setengah menjerit. Ia
balas memeluk tubuhku. Mengerayangi buah dadaku. Memilin-milin putingku.Aku merasakan gairahku muncul kembali. Kami bergumul dengan panasnya. Aku melirik ke arah Mas Danang
yang terpana menyaksikan aksi kami. Batang kont0lnya nampak masih keras, mengacung dengan gagahnya.
Aku biarkan dia menonton kami. Perhatianku tersita semuanya oleh cumbuan Mbak Siska. Tubuhku menyambut
hangat kecupan panasnya. Aku sudah tidak lagi memperhatikan Mas Danang.Aku tak pernah menyangka bahwa Mbak Siska memiliki kecenderungan untuk bercinta dengan sesama
perempuan pula selain dengan lelaki. Bi-sex, kata orang. Aku pun sebenarnya tak pernah berpikir akan
bercinta dengan sesama perempuan dan tak pernah membayangkan akan kenikmatannya.Ternyata rasanya memang lain dari pada yang lain. Aku tak kalah hangatnya menyambut cumbuan Mbak
Siska. Dadaku seakan mau meledak oleh rangsangan hebat yang bergolak dalam tubuhku. Bibir Mbak Siska
terus-terusan menghisap puting susuku. Aku menggeliat-geliat saking enaknya.Kenikmatanku semakin betambah saat kurasakan bibir kemaluanku digesek-gesek oleh moncong kepala kont0l
Mas Danang yang mulai ikut bergabung dengan kami. Ya ampun! Aku berteriak dalan hati saking keenakan.
Mana pernah kualami kenikmatan luar biasa seperti yang sedang kurasakan saat ini.“Auuww!” aku merintih saat merasakan kont0l Mas Danang menyeruak di antara bibir kemaluanku yang masih
rapat.Cerita Sex Mbak Siska Rasanya membuatku tersedak dijejali kont0l sebesar itu. Kubuka kedua kakiku lebar-lebar untuk
memberikan jalan padanya. Pinggulku berkutat agar kont0l itu masuk seluruhnya.Aku bisa menarik nafas lega melihat Mas Danang mulai lancar menggoyang pantatnya. Ruang vaginaku
terasa penuh. Gesekan urat-urat batang Mas Danang sampai terasa ke ulu hati. Ujung kepalanya
menyodok-nyodok bagian terdalam vaginaku.Aku sampai kehabisan nafas mengimbangi goyangan Mas Danang. Ia benar-benar perkasa. Aku takluk
padanya. Tubuhku serasa dipanggang oleh kont0l panjangnya. Otot-otot vaginaku kukedut-kedut. Mas
Danang mengerang merasakan kenikmatan kedutanku menghisap-hisap kont0lnya. Baru tahu rasa sekarang,
ujarku dalam hati. Akan kubikin KO dia, ancamku dalam hati dengan gemas.Kuingin ia segera menyemprotkan air maninya dalam vaginaku. Kuingin merasakan kekuatan semprotannya.
Kuingin ia tumbang dalam pelukannku. Aku bergoyang sekuat tenaga. Kupelintir batang kont0lnya dalam
mem3kku.Kulihat Mas Danang megap-megap. Aku semakin bersemangat. Pinggulku berputar seperti gasing. Meliuk-
liuk liar. Kurasakan tubuhnya mulai berkelojotan. Aku sudah tak memperhatikan Mbak Siska yang sibuk
mencumbui tubuhku. Aku lebih berkonsentrasi untuk membuat Mas Danang mencapai orgasme secepatnya.Upayaku belum juga memperlihatkan hasil. Mas Danang nampak masih perkasa menggenjotku. Belum terlihat
tanda-tanda ia akan orgasme. Aku semakin frustrasi melihatnya, karena lama kelamaan aku sendiri yang
kewalahan.Aku sudah merasakan desiran kuat dalam tubuhku. Aku panik oleh gejolakku sendiri. Kucoba bertahan
sekuat mungkin, tetapi batang kont0l Mas Danang masih terus menusuk-nusuk dengan cepatnya.Gesekan kulit batangnya yang keras dan gerinjal urat-uratnya pada kelentitku, membuat pertahananku
jebol paad akhirnya. Aku berteriak sekuat tenaga saat aliran deras menyembur dari dalam diriku. Aku
menyerah, pasrah dan membiarkan otot-ototku melemas, melepaskan orgasmeku yang meledak-ledak.“Masukiinn.. semuaannyaa..!” Jeritku seraya menarik pantat Mas Danang ke dalam selangkanganku sehingga
kont0lnya melesak masuk seluruhnya.Kurasakan semburan demi semburan memancar dari dalam liangku. Sementara Mbak Siska mengelus-elus
wajahku seolah sedang menenangkan diriku yang tengah menghadapi amukan kobaran api birahi.Aku baru bisa mengambil nafas lega beberapa menit kemudian. Tulang-tulangku serasa pada copot. Aku
terkulai lemas. Tenagaku terkuras habis dalam pertempuran tadi.Mas Danang lalu mencabut batangnya dari liangku. Ia nampak masih perkasa, mengacung gagah. Kepalanya
mengkilat karena cairan milikku. Mbak Siska menoleh ke arahnya, kemudian kepadaku sepertinya meminta
bantuanku untuk ‘mengeroyok’ lelaki yang telah membuat kami berdua luluh lantak.Aku mengangguk dan segera bangkit menghampiri Mas Danang. Kutarik tubuh atletisnya yang sudah licin
karena keringatnya, supaya berbaring telentang di ranjang. Bibirku langsung menyerbu daerah
selangkangannya.Aku sudah tak sabar ingin melumat batang kont0lnya. Kuselomoti dengan rakus hingga terdengar suara
kecipakan air liurku. Sementara Mbak Siska memulai cumbuannya di bagian dadanya. Menjilati puting
susunya yang besar. Menyusur terus ke bawah dan bergabung denganku menggumuli batangnya.“Ouuhh.. sedaapp..” Pekik Mas Danang melihat dua perempuan cantik saling berebut menciumi kont0lnya.
Mbak Siska kebagian ujung kepalanya, sementara aku menjilati batang dan buah pelernya. Kami berdua
saling berlomba memberikan kenikmatan kepada Mas Danang. Kami kemudian bergiliran. Aku bagian atas,
Mbak Siska bagian bawah.Seterusnya bergantian sampai beberapa menit lamanya. Ketika kami merasakan Mas Danang menggelinjang
dan mengerang seperti menahan sesuatu, secara berbarengan mulut kami menciumi moncong kont0lnya dari
samping. Kedua tangan kami mengocok batangnya.“Ouuhh.. saa.. yaa.. ke.. ke.. kelu..” belum sempat ucapannya berakhir, nampak cairan kental dan
hangat menyemprot keras dari moncongnya.Tubuhnya menghentak-hentak seiring dengan semburan air maninya yang tak henti-henti muncrat. Wajah
kami belepotan disirami air maninya yang keluar begitu banyak. Mbak Siska menghisap terus dengan
rakusnya. Lidahnya menjilat-jilat sampai bersih batang itu dari ceceran air maninya. Sedangkan aku
mengocoknya seakan mau memeras kont0l itu hingga habis cairannya.Setelah membersihkan cipratan air mani di wajah, lalu kami menjatuhkan diri di kiri dan kanan tubuh
Mas Danang sambil memeluknya. Kami benar-benar kecapaian. Mata terasa berat karena kantuk. Samar-samar
kudengar Mas Danang berkata,“Kalian memang luar biasa. Saya benar-benar puas bersama kalian..”
Kami tak tahu apa lagi yang dibicarakannya karena sudah terbang melayang dalam mimpi indah. Senyum
kepuasan tersungging dari bibirku dan Mbak Siska. Pengalaman yang sungguh tiada duanya….cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Ditengah Hujanku Bercinta Dengan Guru
Seorang wanita dengan jilbab hijau lumut tampak berjalan terburu-buru menuju ruang guru, belahan rok yang cukup sempit memaksa wanita itu mengayun langkah kecil nan cepat. Namun saat dirinya tiba diruangan yang dituju, disana hanya didapatinya Bu Nita yang sibuk mengoreksi hasil ujian harian para siswa.“Bu.. apa Pak Rivan sudah pulang?”
“Mungkin sudah,” jawab Bu Nita, memandang Reyna dengan wajah penuh curiga, setau Bu Nita hubungan antara Reyna dan Rivan memang tak pernah akur, meski sama-sama guru muda, pemikiran Reyna dan Rivan selalu bersebrangan. Reyna yang idealis dan Rivan yang liberal.
“Memangnya ada apa Bu?” lanjut wanita itu, penasaran.
“Oh… tidak.. hanya ada perlu beberapa hal,” elak Reyna.
“Apa itu tentang pengajuan kenaikan pangkat dan golongan?” tambah Nita yang justru semakin penasaran.
“Bukan.. eh.. iya.. saya pamit duluan ya Bu,” ucap Reyna bergegas pamit.“Semoga saja SMS itu cuma canda,” ucapnya penuh harap, bergegas menuju parkir, mengacuhkan pandangan satpam sekolah yang menatap liar tubuh semampai dibalut seragam hijau lumut khas PNS, ketat membalut tubuhnya.
Mobil Avanza, Reyna, membelah jalan pinggiran kota lebih cepat dari biasanya. Hatinya masih belum tenang, pikirannya terus terpaku pada SMS yang dikirimkan Rivan, padahal lelaki itu hanya meminta tolong untuk membantunya menyusun persyaratan pengajuan pangkat, tapi rasa permusuhan begitu lekat dihatinya.
Jantung Reyna semakin berdebar saat mobilnya memasuki halaman rumah, di sana telah terparkir Ninja 250 warna hijau muda, “tidak salah lagi itu pasti motor Rivan,” bisik hati Reyna. Di kursi beranda sudut mata wanita muda itu menangkap sosok seorang lelaki, asik dengan tablet ditangannya. “Kamu…” ucap Reyna dengan nada suara tak suka.
Rivan membalas dengan tersenyum.
“Masuklah, tapi ingat suamiku tidak ada dirumah, jadi setelah semua selesai kamu bisa langsung pulang,” ucap Reyna ketus, meninggalkan lelaki itu diruang tamu.
Beraktifitas seharian disekolah memaksa Reyna untuk mandi, saat memilih baju, wanita itu dibuat bingung harus mengenakan baju seperti apa, apakah cukup daster rumahan ataukah memilih pakaian yang lebih formal.
“Apa yang ada diotak mu, Rey?!.. Dia adalah musuh bebuyutan mu disekolah,” umpat hati Reyna, melempar gaun ditangannya ke bagian bawah lemari.
Lalu mengambil daster putih tanpa motif. Tapi sayangnya daster dari bahan katun yang lembut itu terlalu ketat dan sukses mencetak liuk tubuhnya dengan sempurna, memamerkan bongkahan payudara yang menggantung menggoda.
Reyna kembali dibuat bingung saat memilih penutup kepala, apakah dirinya tetap harus mengenakan kain itu ataukah tidak, toh ini adalah rumahnya. Namun tak urung tangannya tetap mengambil kain putih dengan motif renda yang membuatnya terlihat semakin anggun, tubuh indah dalam balutan serba putih yang menawan.
Jam dinding sudah menunjukkan pukul 5 petang dan untuk yang kedua kalinya Reyna menyediakan teh untuk Rivan. Sementara lelaki itu masih terlihat serius dengan laptop dan berkas-berkas yang harus disiapkan, sesekali Reyna memberikan arahan.
Tanpa sadar mata Reyna mengamati wajah Rivan yang memang menarik. “Sebenarnya cowok ini rajin dan baik, tapi kenapa sering sekali sikapnya membuatku emosi,” gumam Reyna, teringat permusuhannya dilingkungan sekolah.
Pemuda yang memiliki selisih umur empat tahun lebih muda dari dirinya. Sikap keras Reyna sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan berbanding terbalik dengan sikap Rivan yang kerap membela murid-murid yang melakukan pelanggaran disiplin.
“Tidak usah terburu-buru, minum dulu teh mu, lagipula diluar sedang hujan,” tegur Reyna yang berniat untuk bersikap lebih ramah.
“Hujan?… Owwhh Shiiit.. Ibuku pasti menungguku untuk makan malam,” umpat Rivan.Reyna tertawa geli mendengar penuturan Rivan, “makan malam bersama ibumu? Tapi kamu tidak terlihat seperti seorang anak mami,” celetuk Reyna usil, membuat Rivan ikut tertawa, namun tangannya terus bergerak seakan tidak tergoda untuk meladeni ejekan Reyna.
“Bereeesss..” ucap Rivan tiba-tiba mengagetkan Reyna yang asik membalas BBM dari suaminya.
“Jadi apa aku harus pulang sekarang?” tanya Rivan, wajahnya tersenyum kecut saat mendapati hujan diluar masih terlalu lebat.“Di garasi ada jas hujan, tapi bila kamu ingin menunggu hujan teduh tidak apa-apa,” tawar Reyna yang yakin motor Rivan tidak mungkin menyimpan jas hujan.
“Aku memilih berteduh saja, sambil menemani bu guru cantik yang sedang kesepian, hehehe…”
“Sialan, sebentar lagi suamiku pulang lhoo,”Sesaat setelah kata itu terucap, Blackberry ditangan Reyna menerima panggilan masuk dari suaminya, tapi sayangnya suaminya justru memberi kabar bahwa dirinya sedikit terlambat untuk pulang, dengan wajah cemberut Reyna menutup panggilan.
“Ada apa, Rey..”
“Gara-gara kamu suamiku terlambat pulang,”“Lhoo, kenapa gara-gara aku? Hahaha…” Rivan tertawa penuh kemenangan, dengan gregetan Reyna melempar bantal sofa. Obrolan kembali berlanjut, namun lebih banyak berkutat pada dinamika kehidupan disekolah dan hal itu cukup sukses mencairkan suasana.
Reyna seakan melihat sosok Rivan yang lain, lebih supel, lebih bersahabat dan lebih humoris. Jauh berbeda dari kacamatanya selama ini yang melihat guru cowok itu layaknya perusuh bagi dirinya, sebagai penegak disiplin para siswa.
“Aku heran, kenapa kamu justru mendekati anak-anak seperti Junot dan Darko, kedua anak itu tak lagi dapat diatur dan sudah masuk dalam daftar merah guru BK,” tanya Reyna yang mulai terlihat santai. “Seandainya bukan keponakan dari pemilik yayasan, pasti anak itu sudah dikeluarkan dari sekolah,” sambungnya.
“Yaa, aku tau, tapi petualangan mereka itu seru lho, mulai dari nongkrong di Mangga Besar sampai ngintipin anak cewek dikamar mandi, guru juga ada lho yang mereka intipin,” “Hah? yang benar? gilaaa, itu benar-benar perbuatan amoral,” Reyna sampai meloncat dari duduknya, berpindah ke samping Rivan.
“Tapi tunggu, bukankah itu artinya kamu mendukung kenakalan mereka, dan siapa guru yang mereka intip?” tanya Reyna dengan was-was, takut dirinya menjadi korban kenakalan kedua siswa nya.
“Sebanarnya mereka anak yang cerdas dan kreatif, bay
angkan saja, hanya dengan pipa ledeng dan cermin mereka bisa membuat periskop yang biasa digunakan oleh kapal selam,” ucap Rivan serius, memutar tubuhnya berhadapan dengan Reyna yang penasaran.“Awalnya mereka cuma mengintip para siswi tapi bagiku itu tidak menarik, karena itu aku mengajak mereka mengintip di toilet guru, apa kamu tau siapa yang kami intip?”
Wajah Reyna menegang, menggeleng dengan cepat. “Siapa?,,,”
“kami mengintip guru paling cantik disekolah, Ibu Reyna Raihani!”
“Apa? gilaaa kamu Van, kurang ajar,” Reyna terkaget dan langsung menyerang Rivan dengan bantal sofa.
“ampuun Reeeey, Hahahaa,,”
“Sebenarnya kamu ini guru atau bukan sih? Memberi contoh mesum ke murid-murid, besok aku akan melaporkan mu ke kepala sekolah,” sembur Reyna penuh emosi.Rivan berusaha menahan serangan dengan mencekal lengan Reyna.
“Hahahaa, aku bohong koq, aku justru mengerjai mereka, aku tau yang sedang berada di toilet adalah Pak Tigor dan apa kamu tau efeknya? Mereka langsung shock melihat batang Pak Tigor yang menyeramkan, Hahaha,” Reyna akhirnya ikut tertawa, tanpa sadar jika lengannya masih digenggam oleh Rivan.
“Tu kan, kamu itu sebenarnya lebih cantik jika sedang tertawa, jadi jangan disembunyikan dibalik wajah galakmu,” ucap Rivan yang menikmati tawa renyah Reyna yang memamerkan gigi gingsulnya. Seketika Reyna terdiam, wajahnya semakin malu saat menyadari tangan Rivan masih menggenggam kedua tangannya.
Tapi tidak berselang lama bentakan dari bibir tipisnya kembali terdengar, “Hey!.. Kalo punya mata dijaga ya,” umpat Reyna akibat jelajah mata Rivan yang menyatroni gundukan payudara dibalik gaun ketat yang tak tertutup oleh jilbab, Reyna beranjak dan duduk menjauh, merapikan jilbabnya.
“Punyamu besar juga ya,” balas Rivan, tak peduli akan peringatan Reyna yang menjadi semakin kesal lalu kembali melempar bantalan sofa. “Ga usah sok kagum gitu, lagian kamu pasti sudah sering mengintip payudara siswi disekolah?,,”
“Tapi punyamu spesial, milik seorang guru tercantik disekolah,”
“Sialan..” dengus Reyna merapikan jilbabnya, tapi sudut bibirnya justru tersenyum, karena tak ada wanita yang tidak suka bila dipuji. Wajah Reyna memerah , kalimat Rivan begitu vulgar seakan itu adalah hal yang biasa.
“Rey… liat dong,”
“Heh? Kamu mau liat payudaraku , gilaa… Benda ini sepenuhnya menjadi hak milik suamiku,” Wanita itu memeletkan lidahnya, tanpa sadar mulai terbawa sifat Rivan yang cuek.
“Ayo dooong, penasaran banget nih,”
“Nanti, kalo aku masuk kamar mandi intipin aja pake piroskop ciptaan kalian itu, hahaha..” Reyna tertawa terpingkal menutup wajahnya, tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkannya.“Yaaa, paling ngga jangan ditutupin jilbab keq,” sungut Rivan, keqi atas ulah Reyna yang menertawakannya.
“Hihihi… Liat aja ya, jangan dipegang,” Ucap guru cantik itu dengan mata tertuju ke TV, lalu mengikat jilbabnya kebelakang.
“Kurang..”“Apalagi? Bugil?” matanya melotot seolah-olah sedang marah, tetapi jantungnya justru berdebar kencang, menantang hatinya sejauh mana keberanian dirinya.
“satu kancing aja,”
“Dasar guru mesum,” Reyna lagi-lagi memeletkan lidahnya lalu kembali menolehkan wajahnya ke TV, namun tangannya bergerak melepas kancing atas.Tapi tidak berhenti sampai disitu, karena tangannya terus bergerak melepas kancing kedua lalu menyibak kedua sisinya hingga semakin terbuka, membiarkan bongkahan berbalut bra itu menjadi santapan penasaran mata Rivan. Entah apa yang membuat Reyna seberani itu, untuk pertama kalinya dengan sengaja menggoda lelaki lain dengan tubuh nya.
“Punyamu pasti lebih kencang dibanding milik Anita,” sambung Rivan, matanya terus terpaku ke dada Reyna sambil mengusap-usap dagu yang tumbuhi jambang tipis, seolah menerawang seberapa besar daging empuk yang dimiliki wanita cantik itu. Tapi kata-kata Rivan justru membuat Reyna kaget, bingung sekaligus penasaran. “Hhmmm.. Ada hubungan apa antara dirimu dan Bu Nita?”
“Tidak ada, aku hanya menemani wanita itu, menemani malam-malamnya yang sepi,”
“Gilaaa.. Apa kamu… eeeenghhh,,,”“Maksudmu aku selingkuhan Bu Anita kan? Hahaha…” Rivan memotong kalimat Reyna setelah tau maksud kalimat yang sulit diucapkan wanita itu. “Bisa dikatakan seperti itu, hehehe.. Tapi kami sudah mengakhirinya tepat seminggu yang lalu,”
“Kenapa?” sambar Reyna yang tiba-tiba penasaran atas isu skandal yang memang telah menyebar dikalangan para guru mesum. Rivan menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya. “Suaminya curiga dengan hubungan kami, meski Anita menolak untuk mengakhiri aku tetap harus mengambil keputusan itu, resikonya terlalu besar,”
“Apa kamu mencintai Bu Anita?”
Rivan tidak langsung menjawab tapi justru mengambil rokok dari kantongnya, setelah tiga jam lebih menahan diri untuk tidak menghisap lintingan tembakau dikantongnya, akhirnya lelaki itu meminta izin, “Boleh aku merokok?”
“Silahkan..” jawab Reyna cepat.
“Aku tidak tau pasti, Anita wanita yang cantik, tapi dia bukan wanita yang kuidamkan,” beber lelaki itu setelah menghembuskan asap pekat dari bibirnya. Tapi wajah wanita didepannya masih menunjukkan rasa penasaran, “lalu apa saja yang sudah terjadi antara dirimu dan Anita?” cecarnya.
“Hahahaha.. Maksudmu apa saja yang sudah kami lakukan?”
Wajah Reyna memerah karena malu, Rivan dengan telak membongkar kekakuannya sebagai seorang wanita dewasa. “Anita adalah wanita bersuami, artinya kau tidak berhak untuk menjamah tubuhnya,” ucap Reyna berusaha membela keluguan berfikirnya.
Rivan tersenyum kecut, mengakui kesalahannya, “Tak terhitung lagi berapa kali kami melakukannya, mulai dari dirumahku, dirumahnya, bahkan kami pernah melakukan diruang lab kimia, desah suaranya sebagai wanita yang kesepian benar-benar menggoda diriku, rindu pada saat-saat aku menghamburkan spermaku diwajah cantiknya.”
Seketika wajah Reyna terasa panas membayangkan petualangan, Anita, “Kenapa kamu tidak menikah saja?” tanya Reyna berusaha menetralkan debar jantungnya. “Belum ada yang cocok,” jawab Rivan dengan simpel, membuat Reyna menggeleng-gelengkan kepala, wanita itu mengambil teh dimeja dan meminumnya.
“Rey.. selingkuhan sama aku yuk..”Brruuuuuffftttt…
Bibir tipis Reyna seketika menghambur air teh dimulutnya.“Dasar guru mesum,” umpat Reyna membuang wajahnya, yang menampilkan ekspresi tak terbaca, kejendela yang masih mempertontonkan rinai hujan yang justru turun semakin deras.
“Aku masak dulu, lapar nih,” ucap Reyna, beranjak dari sofa berusaha menghindar dari tatapan Rivan yang begitu serius, jantungnya berdegub keras masih tidak percaya dengan apa yang diucapkan Rivan.
“Rey…” Panggilan Rivan menghentikan langkah wanita itu.
“Kenapa wajahmu jadi pucat begitu, tidak perlu takut aku cuma bercanda koq,” ujar lelaki itu sambil terkekeh.
“Siaaal, ni cowok sukses mengerjai aku,” umpat hati Reyna.“Aku tau koq, kamu tidak mungkin memiliki nyali untuk menggoda guru super galak seperti aku,” ucapnya sambil memeletkan lidah. Diam-diam bibirnya tersenyum saat Rivan mengikuti ke dapur. Hatinya mencoba berapologi, setidaknya lelaki itu dapat menemaninya saat memasak.
Reyna dengan bangga memamerkan keahliannya sebagai seorang wanita, tangannya bergerak cepat menyiapkan dan memotong bumbu yang diperlukan, sementara Rivan duduk dikursi meja makan dan kembali berceloteh tentang kenakalan dan kegenitan para siswi disekolah yang sering menggoda dirinya sebagai guru mesum jomblo tampan.
“Awas aja kalo kamu sampai berani menyentuh siswi disekolah,” Reyna mengingatkan Rivan sambil mengacungkan pisau ditangan, dan itu membuat Rivan tertawa terpingkal.
“Ckckckck, mahir juga tangan mu Rey,” Rivan mengkomentari kecepatan tangan Reyna saat memotong bawang bombay.
“Hahaha… ayo sini aku ajarin..” tawar Reyna tanpa menghentikan aksinya.Tapi Reyna terkejut ketika Rivan memeluknya dari belakang, bukan.. cowok itu bukan memeluk, karena tangannya mengambil alih pisau dan bawang yang ada ditangannya. “Ajari aku ya..” bisik Rivan lembut tepat ditelinganya.
Kepala wanita itu mengangguk, tersenyum tersipu. Tangannya terlihat ragu saat menyentuh dan menggenggam tangan Rivan yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Perlahan pisau bergerak membelah daging bawang.
“tangan mu terlalu kaku, Hahahaa,”
“Ya maaf, tanganku memang tidak terlatih melakukan ini, tapi sangat terlatih untuk pekerjaan lainnya.”
“Oh ya? Contohnya seperti apa? Membuat periskop untuk mengintip siswi dikamar mandi? Hahaha,,,”“Bukan, tapi tanganku sangat terampil untuk memanjakan wanita cantik seperti mu,” ucap lelaki itu, melepaskan pisau dan bawang, beralih mengusap perut Reyna yang datar dan perlahan merambat menuju payudara yang membusung.
“Hahaha, tidaak tidaaak, aku bukan selingkuhanmu, ingat itu,” tolak Reyna berusaha menahan tangan Rivan.
“Rey, jika begitu jadilah teman yang mesra untuk diriku, dan biarkan temanmu ini sesaat mengangumi tubuhmu, bila tanganku terlalu nakal kamu bisa menghentikanku dengan pisau itu, Deal?…”Tubuh Reyna gemetar, lalu mengangguk dengan pelan, “Ya, Deaaal.” ucap bibir tipisnya, serak. Reyna kembali meraih pisau dan bawang dan membiarkan tangan kekar Rivan dengan jari-jarinya yang panjang menggenggam payudara nya secara utuh. Memberikan remasan yang lembut, memainkan sepasang bongkahan daging dengan gemas.
Mata Reyna terpejam, kepalanya terangkat seiring cumbuan Rivan yang perlahan merangsek keleher yang masih terbalut jilbab. Romansa yang ditawarkan Rivan dengan cepat mengambil alih kewarasan Reyna.
“Owwhhhh,” bibir Reyna mendesah, kakinya seakan kehilangan tenaga saat jari-jari Rivan berhasil menemukan puting payudara yang mengeras.
“Rivaaaan,” ucap wanita itu sesaat sebelum bibirnya menyambut lumatan bibir yang panas.Membiarkan lelaki itu menikmati dan bercanda dengan lidahnya, menari dan membelit lidahnya yang masih berusaha menghindar. “Eeeemmhhh…” wajahnya terkaget, Rivan dalam hisapan yang lembut membuat lidah nya berpindah masuk menjelajah mulut lelaki itu dan merasakan kehangatan yang ditawarkan.
Menggelinjang saat lelaki itu menyeruput ludah dari lidahnya yang menari. Jika Reyna mengira permainan ini sebatas permainan pertautan lidah, maka wanita itu salah besar, karena jemari dari lelaki yang kini memeluknya penuh hasrat itu mulai menyelusup kebalik kancingnya.
“Boleh?”
Wanita berbalut jilbab itu tak berani menjawab, hanya memejamkan matanya dan menunggu keberanian silelaki untuk menikmati tubuhnya. Begitu pun saat tangan Rivan berusaha menarik keluar bongkahan daging padat yang membusung menantang dari bra yang membekap.
“Oooowwwhh, eemmppphhh,” tubuh Reyna mengejang seketika, tangan lentiknya tak mampu mengusir tangan Rivan, hanya mencengkram agar jemari lelaki itu tidak bergerak terlalu lincah memelintir puting mungilnya.
“Rey.. Kenapa kamu bisa sepasrah ini?.. Benarkah kamu menyukai lelaki ini?.. Bukan.. Ini bukan sekedar pertemanan Rey.. Meski kau tidak menyadari aku bisa merasakan bibit rasa suka dihatimu akan lelaki itu, Rey…” hati kecil Reyna mencoba menyadarkan. Tapi wanita itu justru berusaha memungkiri penghianatan cinta yang dilakoninya, berusaha mengenyahkan bisikan hati dengan memejamkan matanya lebih erat.
Wajahnya mendongak ke langit rumah, berusaha lari dari batinnya yang berteriak memberi peringatan. Pasrah menunggu dengan hati berdebar saat tangan Rivan mulai mengangkat dasternya keatas dan dengan pasti menyelinap kebalik kain kecil, menyelipkan jari tengah kecelah kemaluan yang mulai basah.
“Ooowwwhhhhhhh,” bibirnya mendesah panjang, berusaha membuka kaki lebih lebar seakan membebaskan jari-jari Rivan bermain dengan klitorisnya.
Kurihiiiing…
Kurihiiiing…Dering HP mengagetkan keduanya, membuat pergumulan birahi itu terlepas. Kesadaran Reyna mengambil alih seketika, dirinya semakin shock melihat nama yang tertera dilayar HP, ‘Mas Anggara’.
“Hallo mas, halloo,,” sambut Reyna diantara usahanya mengkondisikan jantung yang berdegup kencang.
“Mas sedang dimana, kenapa belum pulang?” ucap Reyna kalut dengan rasa takut dan bersalah yang begitu besar, seolah suaminya kini berdiri tepat didepannya.
“Mas masih dirumah sakit, mungkin tidak bisa pulang malam ini,” jawab suara besar diujung telpon.
“Iya.. Iya tidak apa-apa, Mas kerja saja yang tenang,”Setelah mengucap salam, sambungan telpon dimatikan. Reyna berdiri bersandar dimeja, menghela nafas panjang lalu meneguk liur untuk membasahi kerongkongannya yang terasa sangat kering.
“Rivan, terimakasih untuk semuanya, tapi kau bisa pulang sekarang,”
“Tidak Rey, kita harus menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”“Apa maksudmu?… Tidak.. Aku bukan seperti Anita yang kesepian, aku tidak memiliki masalah apapun dengan suamiku, keluarga yang kumiliki saat ini adalah keluarga yang memang kuidamkan…” wajah Reyna menjadi pucat saat Rivan mendekat menempel ketubuhnya, mengangkat dasternya lebih tinggi, memeluk dan meremas pantat yang padat berisi.
“Rivan, ingat!.. Kamu seorang guru, bukan pemerkosa..” didorongnya tubuh lelaki itu, tapi dekapan tangan Rivan terlalu erat.
“Yaa.. Aku memang bukan pemerkosa, aku hanya ingin menyelesaikan apa yang sudah kita mulai,”
“Gila kamu Rivan, aku adalah istri yang setia, tidak seperti wanita-wanita yang pernah kau tiduri ”
“Ohh ya?,,” Rivan tersenyum sambil menurunkan celananya dan memamerkan batang yang telah mengeras, batang besar yang membuat Reyna terhenyak.Tiba-tiba dengan kasar Rivan mencengkram tubuh Reyna dan mendudukkan wanita itu diatas meja, dengan gerakan yang cepat menyibak celana dalam Reyna, batang besar itu telah berada didepan bibir senggama Reyna.
“Jangan Rivaaan, aku bisa berbuat nekat,” Reyna mulai menangis ketakutan, meraih garpu yang ada disampingnya, mengancam Rivan.
“Kenapa mengambil garpu, bukankah disitu ada pisau?” Rivan terkekeh, wajah yang tadi dihias senyum menghanyutkan kini berubah begitu menakutkan.
“Aaaaaaaaaaaggghh…” Rivan berteriak kesakitan saat Reyna menusukkan garpu ke lengan lelaki itu.Lelaki itu menepis tangan Reyna, merebut garpu dan melemparnya jauh, darah terlihat merembes dikemeja lelaki itu. “Bila ingin mengakhiri ini seharusnya kau tusuk tepat di ulu hatiku,” ucapnya dengan wajah menyeringai sekaligus menahan sakit.
“Tidaaak Rivaaaan, hentikaaan,” Reyna berhasil berontak mendorong tubuh besar Rivan lalu berlari kearah kamar, tapi belum sempat wanita itu menutup kamar Rivan menahan dengan tangannya.
“Aaaaagghh…” Rivan mengerang kesakitan akibat tangannya yang terjepit daun pintu, lalu dengan kasar mendorong hingga membuat Reyna terjengkal.
“Dengar Rey.. Sudah lama aku menyukai mu, dan aku berusaha menarik perhatianmu dengan menentang setiap kebijakan mu,”Dengan kasar Rivan mendorong wanita itu kelantai dan melucuti pakaiannya, Reyna berteriak meminta tolong sembari mempertahankan kain yang tersisa, tapi derasnya hujan mengubur usahanya. Lelaki itu berdiri mengangkangi tubuh Reyna yang terbaring tak berdaya, memamerkan batang besar yang mengeras sempurna, kejantanan yang jelas lebih besar dari milik suaminya.
Wanita itu menangis saat Rivan dengan kasar menepis tangan yang masih berusaha menutupi selangkangan yang tak lagi dilindungi kain. “Cuu.. Cukup Rivan, sadarlaaah..” sambil terus menangis Reyna berusaha menyadarkan, tapi usahanya sia-sia, mata lelaki itu terhiptonis pada lipatan vagina dengan rambut kemaluan yang terawat rapi.
Dengan kekuatan yang tersisa Reyna berusaha merapatkan kedua pahanya, namun terlambat, Rivan telah lebih dulu menempatkan tubuhnya diantara paha sekal itu dan bersiap menghujamkan kejantanannya untuk mengecap suguhan nikmat dari wanita secantik Reyna.
“Ooowwhhh… Vagina mu lebih sempit dibanding milik Anita,” desah Rivan seiring kejantanan yang menyelusup masuk ke liang si betina.
“Oohhkk.. Oohhkk..” bibir Reyna mengerang menerima hujaman yang dilakukan dengan kasar, semakin keras batang besar itu menghujam semakin kuat pula jari-jari Reyna mencakar tangan Rivan, air matanya tak henti mengalir.
Tubuhnya terhentak bergerak tak beraturan, Rivan menyetubuhinya dengan sangat kasar. Wajah lelaki itu menyeringai saat melipat kedua paha Reyna keatas, memberi suguhan indah dari batang besar yang bergerak cepat menghujam celah sempit vagina Reyna.
“Sayang, aku bisa merasakan lorong vaginamu semakin basah, ternyata kamu juga menikmati pemerkosaan ini, hehehe”
Plak…
Pertanyaan Rivan berbuah tamparan dari tangan Reyna, tapi lelaki itu justru tertawa terpingkal, lidahnya menjilati jari-jari kaki Reyna yang terangkat keatas dengan pinggul yang terus bergerak menghujamkan batang pusakanya. Puas bermain dengan kaki Reyna, tangan lelaki itu bergerak melepas bra yang masih tersisa.
“Ckckckck… Sempurna, sejak dulu aku sudah yakin payudaramu lebih kencang dari milik Anita,”
Tubuh Reyna melengkung saat putingnya dihisap lelaki itu dengan kuat. “Oooooouugghh..”
“Pasti Anita malam ini tidak bisa tidur karena menunggu batang kejantanan yang kini sedang kau nikmati, Oowwhhh kecantikan, keindahan tubuh dan nikmatnya vaginamu benar-benar membuatku lupa pada beringasnya permainan Anita,” ucap Rivan, membuat Reyna kembali melayangkan tangannya kewajah lelaki itu.
“Bajingan kamu, Van..” umpat wanita itu, tapi tak berselang lama bibirnya justru mendesah saat lidah Rivan bermain ditelinganya. “Oooowwwhhhhh….”
“Hehehe…akuilah, jika kamu juga menikmati pemerkosaan ini, rasakanlah besarnya penisku divagina sempit mu ini,”Mata wanita itu terpejam, air matanya masih mengalir dengan suara terisak ditingkahi lenguhan yang sesekali keluar tanpa sadar. Hatinya berkecamuk, sulit memang memungkiri kenikmatan yang tengah dirasakan seluruh inderanya.
“Reeeey… Sadarlah, kamu wanita baik-baik, seorang istri yang setia, setidaknya tutuplah mulut nakal mu itu,” teriak hatinya mencoba mengingatkan, membuat airmata Reyna semakin deras mengalir.
Yaa.. meski hatinya berontak, tapi tubuhnya telah berkhianat, pinggulnya tanpa diminta bergerak menyambut hentakan batang yang menggedor dinding rahim. Rivan tersenyum penuh kemenangan.
“Berbaliklah, sayang,” pintanya.
Tubuh Reyna bergerak lemah membelakangi Rivan, pasrah saat lelaki itu menarik pantatnya menungging lebih tinggi, menawarkan kenikmatan dari liang senggama yang semakin basah. Jari-jari lentiknya mencengkram sprei saat lelaki dibelakang tubuhnya menggigiti bongkahan pantatnya dengan gemas.
“Oooowwwhhhh… Eeeeeenghhh..” pantat indah yang membulat sempurna itu terangkat semakin tinggi ketika lidah yang panas memberikan sapuan panjang dari bibir vagina hingga keliang anal.
Rasa takut dan birahi tak lagi mampu dikenali, matanya yang sendu mencoba mengintip pejantan yang membenamkan wajah tampannya dibelahan pantat yang bergetar menikmati permainan lidah yang lincah menari, menggelitik liang vagina dan anusnya, suatu sensasi kenikmatan yang tak pernah diberikan oleh suaminya.
Isak tangis bercampur dengan rintihan. Hati yang berontak namun tubuhnya tak mampu berdusta atas lenguhan panjang yang mengalun saat batang besar Rivan kembali memasuki tubuhnya, menghantam bongkahan pantatnya dengan bibir menggeram penuh nafsu.
Begitupun saat Rivan meminta Reyna untuk menaiki tubuhnya, meski airmatanya jatuh menetes diatas wajah sipejantan tapi pinggul wanita itu bergerak luwes dengan indahnya menikmati batang besar yang dipaksa untuk masuk lebih dalam.
“Aaaawwhhhh Rey… Boleh aku menghamilimu?” ucap Rivan saat posisinya kembali berada diatas tubuh Reyna, menunggangi tubuh indah yang baru saja meregang orgasme.
Wanita itu membuang wajahnya, bibirnya terkatup rapat tak berani menjawab hanya gerakan kepala yang menggeleng menolak, matanya begitu takut beradu pandang dengan mata Rivan yang penuh birahi.
Batang besar Rivan bergerak cepat, orgasme yang diraih siwanita membuat lorong senggamanya menjadi sangat basah. Hentakan pinggul lelaki itu begitu cepat dan kuat seakan ingin membobol dinding rahim, memaksa Reyna berpegangan pada besi ranjang penikahannya untuk meredam kenikmatan yang didustakan.
“Reeeeey.. Boleh aku menghamilimuuu?.. Aaaagghhh, cepaaaaat jawaaaaaaaab,” teriak Rivan yang menggerakkan pinggulnya semakin cepat.
Reyna menatap Rivan dengan kepala yang menggeleng. “Jangaaan.. kumohooon jangaaaan… Rivan tersenyum menyeringai “Kamu yakin? Tidak ingin merasakan sensasi bagaimana sperma lelaki lain menghambur dirahim mu?”
Plaaak..
Reyna kembali menampar wajah Rivan untuk yang kesekian kalinya, tapi kali ini jauh lebih keras. Wanita menjerit terisak, tapi kaki jenjangnya justru bergerak melingkari pinggul silelaki, tangannya memeluk erat seakan ingin menyatukan dua tubuh.
Tangis Reyna semakin menjadi, menangisi kekalahannya. Tangannya menyusuri punggung Rivan yang berkeringat lalu meremas pantat yang berotot seakan mendukung gerakan Rivan yang menghentak batang semakin dalam.
“Kamu jahaaaaat Rivaaaan.. jahaaaaat..” teriak Reyna seiring lenguh kenikmatan dari bibir silelaki.
Menghambur bermili-mili sperma dilorong senggama, menghantar ribuan benih kerahim siwanita yang mengangkat pinggulnya menyambut kepuasan silelaki dengan lenguh orgasme yang kembali menyapa, tubuh keduanya mengejat, menggelinjang, menikmati suguhan puncak dari sebuah senggama tabu.
“Kenapa kau mempermainkan aku seperti ini,” isak Reyna dengan nafas memburu, tangannya masih meremasi pantat berotot Rivan yang sesekali mengejat untuk menghantar sperma yang tersisa kerahim si wanita.
“Karena aku mencintaimu,” bisik lembut si penjantan ditelinga betina yang membuat pelukannya semakin erat, membiarkan tubuh besar itu berlama-lama diatas tubuh indah yang terbaring pasrah. Membisu dalam pikiran masing-masing.
“Apa kamu bersedia menjadi teman selingkuhku?”
Reyna menggeleng dengan cepat, “Aku tidak berani, Rivan, Ooooowwhhhhhh..” wanita itu melepaskan pagutan kakinya dan mengangkang lebar, membiarkan silelaki kembali menggerakkan pingulnya dan memamerkan kehebatan kejantanannya dicelah sempit vagina Reyna.
“Tapi bagaimana bila aku memaksa?..”
“Itu tidak mungkin Oooowwhhh… Aku sudah bersuami dan memiliki anak, aaaahhhhhh…” Reyna menggelengkan kepala, berusaha kukuh atas pendirian, meski pinggul indahnya bergerak liar, tak lagi malu untuk menyambut setiap hentakan yang menghantar batang penis kedalam tubuhnya.
Reyna tak ingin berdebat, tangannya menjambak rambut Rivan saat bibir lelaki itu kembali berusaha merayu, membekap wajah Rivan pada kebongkahan payudara dengan puting yang mengeras.
“Kamu jahat, Van.. Tak seharusnya aku membiarkan lelaki lain menikmati tubuhku.. Ooowwwhh.. Ooowwwhhh…”
Setelahnya tak ada lagi kalimat lagi yang keluar selain desahan dan lenguhan dan deru nafas yang memburu. Hingga akhirnya bibir Rivan bersuara serak memanggil nama si wanita.
“Reeeeey… Boleeeehkaaan?”
Reyna menatap sendu wajah birahi Rivan, dengan kesadaran yang penuh wanita itu mengangguk lalu merentang kedua tangan dan kakinya, memberi izin kepada silelaki untuk kembali menghambur sperma kedalam rahimnya.
“Reeeey..” panggil lelaki itu kembali, membuat siwanita bingung, sementara tubuhnya telah pasrah menjadi pelampiasan dari puncak birahi Rivan.
Dengan wajah memelas tangan Rivan bergerak mengusap wajah Reyna, telunjuknya membelah bibir tipis siwanita.
“Dasar guru mesum, ” ucap Reyna sambil menampar pipi Rivan tapi kali ini dengan lembut,
“kamu menang banyak hari ini, Van..” ucapnya lirih dengan mata sembap oleh air mata.
“Boleeeh?..”Reyna memalingkan wajahnya, lalu mengangguk ragu. Rivan bangkit mencabut batangnya lalu mengangkangi wajah guru cantik itu. Sudut mata Reyna menangkap wajah tampan silelaki yang menggeram sambil memainkan batang besar tepat didepan wajah nya.
Jemari lentiknya gemetar saat mengambil alih batang besar itu dari tangan Rivan. Memberanikan diri untuk menatap lelaki yang mengangkangi wajahnya, kepasrahan wajah seorang wanita atas lelaki yang menikmati tualang birahi atas tubuhnya.
“Aaaaaaaagghhh.. Aaaaagghhh.. Reeeeey..” wajah Rivan memucat seiring sperma yang menghambur kewajah cantik yang menyambut dengan mata menatap sendu. “Aaaaaagghhhh.. Sayaaaaaang..”
Tak pernah sekalipun Reyna menyaksikan seorang pejantan yang begitu histeris mendapatkan orgasmenya, dan tak pernah sekalipun Reyna membiarkan seorang pejantan menghamburkan sperma diwajah cantiknya. Dengan ragu Reyna membuka bibirnya, membiarkan tetesan sperma menyapa lidahnya. Batang itu terus berkedut saat jari lentik Reyna yang gemetar menuntun kedalam mulutnya.
Menikmati keterkejutan wajah Rivan atas keberaniannya. Bibirnya bergerak lembut menghisap batang Rivan, mempersilahkan lelaki itu mengosongkan benih birahi didalam bibir tipisnya.
“Ooooooowwwhhhhh.. Reeeeeeeey…” Rivan mengejat, menyambut tawaran Reyna dengan beberapa semburan yang tersisa.
“Cepatlah pulang.. Aku tidak ingin suamiku datang dan mendapati dirimu masih disini,” pinta Reyna setelah Rivan sudah mengenakan kembali seluruh pakaiannya.
“Masih belum puas?.. dasar guru mesum,” ucapnya ketus saat Rivan memeluk dari belakang.
“aku bukanlah selingkuhan mu, catat itu,” Reyna menepis tangan Rivan.“Yaa.. Aku akan mencatatnya disini, disini, dan disini..” jawab Rivan sambil menunjuk bibir tipis Reyna, lalu beralih meremas payudara yang membusung dan berakhir dengan remasan digundukan vagina.
“Dasar gila ni cowok,” umpat hati Reyna, yang kesal atas ulah Rivan tetap terlihat cuek setelah apa yang terjadi.
Reyna menatap punggung Rivan saat lelaki itu melangkah keluar, hujan masih mengguyur bumi Jakarta dengan derasnya, dibibir pintu lelaki itu berhenti dan membalikkan tubuhnya, menampilkan wajah serius.
“Maaf Rey, sungguh ini diluar dugaanku, semua tidak lepas dari khayalku akan dirimu, tapi aku memang salah karena mencintai wanita bersuami, Love you Rey..” ucap Rivan lalu melangkah keluar kepelukan hujan.
“Rivaaan.. Love u too,” teriak Reyna dengan suara serak, membuat langkah Rivan terhenti
“Tapi maaf aku tidak bisa jadi selingkuhanmu.” lanjutnya.“Mamaaaaaa, Elminaaaa pulaaaaang,” teriak seorang bocah dengan ceria, coba mengagetkan wanita yang sibuk merapikan tempat tidur yang berantakan, gadis kecil itu langsung menghambur memeluk tubuh Reyna, ibunya.
Usaha gadis itu cukup berhasil, Reyna sama sekali tidak menduga, Ermina, putri kecilnya yang beberapa hari menginap ditempat kakeknya dijemput oleh suaminya.
“Ini buat mama dari Elmina,” ucapnya cadel, menyerahkan balon gas berbentuk amor yang melayang pada seutas tali. “Elmina kangen mamaa, selamat valentine ya, ma, Semoga mama semakin cantik dan sehat selalu..”
Wajah mungil itu tersenyum ceria, senyum yang begitu tulus akan kerinduan sosok seorang ibu. Reyna tak lagi mampu membendung air mata, menatap mata bening tanpa dosa yang menunjukkan kasih sayang seorang anak. Sementara dibelakang gadis itu berdiri suaminya, Anggara, sambil menggenggam balon yang sama.
“Selamat valentine, sayang,” ucap Anggara, tersenyum dengan gayanya yang khas, senyum lembut yang justru mencabik-cabik hati Reyna.
Seketika segala sumpah serapah tertumpah dari hatinya, atas ketidaksetiaannya sebagai seorang istri, atas ketidak becusannya menyandang sebutan seorang ibu.
“Maafin Mama, sayang,” ucap Reyna tanpa suara, memeluk erat tubuh mungil Ermina, terisak dengan tubuh gemetar. “Maafin mama, Pah,”
Tengah malam, Reyna berdiri dibalik jendela, menatap gulita dengan gundah. Suaminya dan Ermina telah terlelap.
PING!…
Tanpa hasrat wanita itu membuka BBM yang ternyata menampilkan pesan dari Rivan.
“Besok pukul 12 aku tunggu di lab kimia, ”
Jemari kiri Reyna erat menggenggam tangan suaminya yang tengah pulas tertidur, sementara tangan kanannya menulis pesan dengan gemetar. “Ya, aku akan kesitu,”
-
Hentai021
-
Kinome Little Asian Cocksuckers 17
-
Foto Bugil cute gadis pirang melepas lingerie biru
Duniabola99.com – foto gadis melepas pakaiannya yang tipis menampakkan toketnya yang kecil lancup pentil warna pink berpose sambil ngangkang diatas ranjangnnya memamermakn memekny yang mulus tanpa bulu dan berwarna merah merekah yang siap disodok oleh kontol gede hingga becek.
-
Video bokep Miri Kawada sange baru pulang dari sekolah
-
Video Bokep Eve dan Elle jilatan maut hingga orgams
-
Foto Bugil Gadis kurus dengan payudara kecil Remy
Duniabola99.com – sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99.
-
Kisah Memek Bercumbu di Pom Bensin
Duniabola99.com – Panggil saja namaku Rezha, ini nama samaran di cerita,hhe. Statusku sekarang adalah sebagai mahasiswa di salah satu kampus yang letaknya di daerah Jakarta utara. Disini aku akan menceritakan cerita sex pribadiku yang pastinya bakal bikin para pembaca ngecrottt, hhe. Jadi begini awal mulanya, pada suatu ketika suatu hari aku baru pulang dari event yang diadakan oleh pertamina, kalau nggak salah 1 tahun yang lalu, pokoknya pas pertamina lagi promo gitu deh.
Pada waktu itu kebetulan sekali aku para spg yang disewa oleh pihak pertamina yang pastinya cantik dan sexy abis pada mangkal tuh di pom kuningan. Maka dari itu aku-pun sering sekali membeli bensin di pom daerah kuningan. Nah pada saat itu akupun membeli bensin yang Spgnya cantik dan asik tentunya.
Pada akhirnya pilihanku-pun jatuh kepada SPG yang warna kulitnya putih mulus, gak terlalu tinggi badanya standart, dan rambutnya terkuncir seperti ekor ayam gitulah, hhe. Oh iya saat itu aku membawa mobil, ketika aku sedang mebgisi bensin spg itu menyapa aku,
“ Mas, noleh mengganggu waktunya sebentar, kalau boleh saya mau ganggu sebentar ? , ” sapanya.
“ Apa Mbak, mau ganggu sebentar, hemmm… lama juga boleh kog Mbak,hhe… , ” ucapku.
Mendengar jawabanku itu Spg itu-pun tersenyum manis sekali, bener-bener aduhai banget senyumanya para pembaca,lalu,
“ Hehe, mas bisa aja deh, Oh iya ngomong-ngomong Mas namanya siapa ? , ” ucapnya.
“ Oh nama aku Rezha Mbak, nama mbak sendiri siapa ? , ” tanyaku balik.
“ Oh namaku Rikha Mas, saya boleh minta nomer handphone Mas nggak ?, , ” katanya. Aseanbet
Saat itu aku dimintai nomer handphone karena memang seperti biasa kalau promo selalu dimintai biodata kita, entah itu promo rokok, atau produk lainya, lalu,
“ Boleh dong, masak iya nggk boleh dimintain nomer handphone sama Mbak yang cantik ini, hhe, tapi nanti Mbak harustelfon saya ya nanti, hhe… ?, , ” ucapku menggoda.
Pada saat itu Mbak Spg hanya tersenyum saja,
“ Kog Cuma senyum sih Mbak, yaudah deh ini aku kasih nomer handphone aku, tapi ntar jangan lupa telefon aku Mbak yah, , ” ucapku lalu memberikan nomer handphoneku kepada Spg itu. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!
“ Hhe, makasih ya Mas, , ” ucapnya singkat kemudian berlalu begitu saja.
Biar nggak bertele-tele ceritanya, singkat cerita kini aku-pun telah sampai dirumah. Sesampainya dirumah akupun langsung menuju dikamar dan menononton Tv di kamarku. Ketika aku sedang santai dan menikmati acara TV tidak kusangka ada telefon dari nomer yang tidak terdaftar di montak Hp-ku , karena penasaran aku-pun mengangkat telefon itu, dan ternyata itu adalah telefon dari seorang wanita,
“ Siang Mas, ini benerkan nomer mas Rezha?, , ” ucapnya.
“ Iya bener, ngomong-ngomong ini siapa yah, sori soalnya nomernya nggak ada dicontact hanphone saya, , ” tanyaku.
“ Hemm… yaiyalah Mas pasti nggak tau nomer aku, akuaja baru tau nomer Mas tadi, , ” ucapnya.
“ Wah… emangnya ini siapa sih ?, , ” tanyaku peasaran.
“ Masak lupa sih, ini aku ini aku Rikha Yang tadi di pom bensin, , ” ucapnya.
Wow, pucuk dicinta ulam-pun tiba, hha… emang kalau rejeki nggak kemana, lalu,
“ Oh… Rikha, yaya aku inget, sori ya aku agak lupa soalnya aku baru nyampe rumah banget nih, , ” kataku.
“ Iya nggak papa kok Zha,namanya juga baru kenal, wajar kalau lupa,hhe…, , ” ucapnya.
“ Hhe, oh iya ngomong-ngomong kamu lagi dimana Rikha ??? ,, ” tanyaku basa-basi.
“ Aku lagi dikosan aj nih, aku juga barusan pulang kok sama kayak kamu, hhe…, , ” ucapnya.
Pada saat itu kami-pun mengobrol banyak di telefon, dalam obrolan kami dia-pun banyak cerita tentang kehidupanya dan memberitahukan dimana dia tinggal. Dari obrolan kami itu pada akhirnya akupun tahu kalau dia adalaha anka kos yang ngekos di daerah tebet dan statusnya adalah sebagai mahasiswa dikampus daerah taman puring.
Setelah1 jam kami ngobrol, pada sebelum mengakhiri obrolan kami janjian untuk ketemuan tapi belum deal kapan dan dimana kami akan ketemuan. 1 hari kemudian tepatnya pada pukul 1 siang Rikha-pun menelefon aku, pada saat itu kebetulan aku sedang di kampus,
“ Kamu lagi dimana nih Zha ?, , ” tanyanya.“ Oh ni aku lagi dikampus Kha, kamu sendiri dimana?, , ” tanyaku balik.
“ Aku lagi prepare buwat berangkat kerja nih Zha, biasa sampingan jaga shift di Pom kemarin , , ” jawabnya.
“ Oh gitu ya, emang kamu kerjanya sampai jam berapa Kha?, , ” tanyaku.
“ Sampe jam 9 malem doang kok, , ” ucapnya.
“ Ntar ntar jam 9 aku jemput ya Kha, mau nggak , pokoknya aku jam 9 udah sampai sana, ” ucapku.
“ Boleh juga tuh Zha, oke deh aku tunggu nanti, see you Rezha, ” jawabnya.
Lumayan nih ada temen maen, hhe… hari ini aku langsung ke mobil, ngambil stok ganja (andalan aku banget ini kalau lagi mau minta jatah ama selir), terus langsung sibuk ngelinting buat persiapan nanti. Pada akhirnya jam 8 malam aku-pun cabut dari kampus dan sampe spbu jam 9.
Pada saat itu Rikha terlihat sudah siap buwat aku angkut tuh, setelaha ku mengahmpirinya dengan mpobilku dia langsung saja dia masuk mobil aku,
“ Hey Zha apa kabar ?, ” sapanya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!
“ Baik, nggak nyangka yah kamu beneran nelpon aku kemaren, ” kataku.
“ Abis kamu lucu sih. aku suka aja, ” ucapnya.
Hahaha, kena nih cewek, seketika itu Rezha junior aja tegang dan langsung manggut-manggut kesenengan gitu, hha… lalu,
“ Yauda ni kita mau kemana ni ?, ” tanyaku.
“ Ke kosan aku aja deh Zha, aku uda cape banget soalnya, ” ucapnya.
Wah mantap nih ucap dalam hatiku,
“ Ok deh, yauda tunjukin jalannya yah, oh iya nih biar ilang rasa capeknya, ” kataku sembari ngasih lintingan bag’s (ganja) ke Rikha.
“ Wah, mantep nih Zha pas banget, aku demen banget nih ma ginian, masih ada lagi nggak ?, ” ucapnya girang.
“ tenang aja, masih ada ada banyak kok, ntar aku bikinin lagi di kosan ya, ” ucapku.
Pada saat itu Rikha nggak jawab, karena udah sibuk sendiri sama bag’s. Setelah beberapa waktu dalam perjalanan pada akhirnya kamipun akan sampai dikosan Rikha. Lalu Rikha-pun menunjukan kosanya,
“ Zha belok kanan ya, nah itu kosan aku yang sebelah kanan pagernya warna kuning, ” ucapnya.Sesampainya didepan kosnya, pada saat itu kami-pun turun dan masuk ke kosannya. Ternyata kosannya campur gitu ( cowok/cowek). Aku-pun kemudian dibawa langsung masuk ke kamarnya Rikha. Kamarnya enak, kasurnya dibawah, ac nya dingin jadi ntar kalau Ml nggak keringetan nih kayaknya, wkwkwk. Kemudian kamipun ngobrol diatas kasur,
“ Oh iya Zha, aku ini juga mahasiswi hlo Zha di kampus A, ” ucapnya.
“ Oh, masi kuliah ?, ” tanyaku.
“ Iya ni lagi ada kerjaan jadi SPG aja dari agency aku, ”
“ Oh iya Zha, bikin lagi dong bags-nya ( ganja ), ” kata Rikha minta ganja.
“ Oke deh, yauda aku bikin dulu ya bag’s-nya, ” ucapku lalu bergegas melinting daun kenikmatan.
Saat itu ketika aku lagi asik-asiknya ngelinting, tiba-tiba dia berdiri,
“ Aku ganti baju dulu ya Zha, ” kata Rikha.
Aku kira dia mau keluar ganti di kamar mandi, eh taunya dia langsung copot kaos didalem kamar. Emang si ngebelakangin aku, tapi kurang ajar juga, nantangin gitu, Mantap juga nih. Bener-bener ni bocah nekat banget. Tanpa banyak kata aku langsung hampiri dia, aku peluk pinggangnya dari belakang sembari aku cium lehernya dari belakang,
“ Eummmm… Sssss.. Aghhhh…. ” desah Rikha tanpa perlawanan, hanya menikmati ciumanku di lehernya.
“ nantangin sih kamu Kha, masak iya ganti baju di depanku, ” kataku sambil terus nyiumin lehernya.
Kemudian akun meneruskan aksiku dan tanganku yang udah naik ke dadanya yang saatb itu hanya memakai Bra, karena kaosnya uda dilepas sama dia,
“ Haha, emang aku sengaja, weeekkk… kan biar kamu tergoda, ” ucapnya sambil menunjukan wajah genitnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!
Wah… liat mukanya yang nakal langsung naik drastis titit aku. titit aku jadi naik kena ke pantatnya,
“ hahaha kok uda kenceng banget ?, ” kata Rikha sambil muter tubuh-nya dan meluk aku dari depan.
“ hhe, ini tandanya aku udah Horny sayang, ” ucapku.
Sumpah, pada saat itu aku udah horny banget. Saat Rikha hanya mencium bibirku dan berkata,
“ Bag’s dulu yuk Zha, uda lama banget aku nggak ngebag’s, ” ucapnya.
Pada saat itu terhentilah sementara percumbuan kami, dan kami-pun menuju ke kasur dan ngobrol lagi sambil ngebag’s. Enak banget coy, ngebag’s tapi di depannya ada cewek yang telanjang setengah badan. Ketika lagi asik ngebag’s, tiba-tiba aja dia iseng membuka Bra-nya, Wow.. nice banget toket-nya, nggak terlalu kenceng dan ga terlalu turun cocok lah sama selera aku, lalu,
“ kamu ngeliatin apa Zha ?, ” ucapnya.“ Nggak kok, aku Cuma lagi ngerencanain gerakan-gerakan pas nanti aku ngisep toket kamu,hha…, ” ucapku,
“ Hahaha Gila kamu Zha…, ” kata Rikha.
“ Buka celananya dong, ga afdol kalau atasnya doang, ” kataku sambil nyengir.
Rikha langsung berdiri dan ngebelakangin aku. ngelepas celana jeansnya dengan sensual sangat! pelan-pelan buka jeansnya, sambil mukanya ngeliat aku dengan muka menggoda. Beuh… mana pake g-string lagi, gila baru kali itu aku ngebag’s sambil di kasi private striptease, mantap nggak tuh. Setelah jeansnya lepas, Rikha duduk dan ngangkang.
Sekarang dia ngelepas g-stringnya di depan mata aku dan di depan Rezha Junior. So wow… memek-nya ga ada bulu sama sekali, udah gitu memek-nya tembem menantang coy. Rikha yang uda telanjang merangkak mendekati aku dan berbisik,
“ Aku pengen di enakin samau kamu Zha please !!!, ” ucapnya penuh birahi.
Shit man… Rezha Junior langsung berdiri tegak menantang. Tanpa banyak kata aku lepas kaos aku sambil celana aku dipelorotin sama dia, untung aku cuma pake celana pendek,
“ Aku mau isep kontol kamu yaaaa…, ” ucapnya.
Pada saat itu Penis-kupun langsung disepong dengan cara yang sensual, dijilat dari pangkal batang sampe ujung kepala kontolku,
“ Eummhh… enak Kha, emut terus sayang, Aghhhh…, ” desahku.
Pada saat itu kontol aku langsung ditelen abis sama mulutnya, dan lanjut dikocokin sama mulutnya sambil tangannya meraba-raba buah zakarku,
“ Oughh… Sssshhhh…. Teruss sayang, ” ucap nikmatku.
Saat itu aku pun hanya terlentang sambil menikmati nimkatnya kuluman Rikha. Lidahnya ngejilatin semua batang kontol aku dan diakhiri dengan jilatan di ujung kepala. Setelah puas dengan kuluman Rikha, aku-pun mulai mengangkat tubuh-nya dan dia langsung ngambil posisi duduk diatas paha aku, lagi-lagi aku cuma pasrah dan membiarkan Rikha beraksi.
Mulailah kini kontol-ku dipegang dan digesek-gesekkan ke memek-nya yang sudah becek itu, kemudian dengan perlahan Rikha mulai memasukan kontolku kedalam memeknya,
“ Oughhhhhh… Ssssssshhh….,” desahnya. Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!
Saat kontolku mulai masuk kedalam memek-nya, aku melihat mata Rikha berkaca-kaca menahan sakit. Walaaupun Rikha sudah tidak perawan lagi namun memek-nya masih sempit, kontol-ku saat itu terasa seperti terjepit namun nikmat. Setelah kontol aku di dalem memek-nya, dia mulai terbiasa dan mulai mengoyankan tubuh-nya naik turun,
“ Oughhh… Sssshhh… enak kontol kamu Zha, Aghhh…, ” desah nikmatmya mulai terdengar.Yang ini belum seberapa, Rikha belom tau kalau aku punya jurus lidah setan kober,hha. Sambil Rikha masih goyang naik turun, aku jilatin puting kanan sambil aku mainin yang kiri, aku plintir dan aku isep putting-nya sampe dia berkata,
“ Oughhh…. Geli ZhA.. Ssssss… Aghhhhh…, ” desahnya.
Lalu tidak lama kemudian dia,
“ Aghhhhhhhhhhhhh…. Aku keluar sayang… Aghhhhhhhh…. , ” desahnya.
Setelah dia ngomong gitu, kontol aku serasa dipencet sama memek-nya dan kepala kontol aku serasa tersiram air hangat didalam memek Rikha. Enak banget kontol aku dipress sama memek-nya. Setelah mendapat klimaknya Rikha-pun roboh di atas tubuhku. Karean aku taaku kasi Rikha napas bentar.
begitu aku rasa napasnya uda teratur, aku posisiin dia ke doggy style.
Raut muka Rikha ngeliat ke belakang sambil tangannya yang ngelebarin memek-nya mempersilakan adek aku masuk langsung aku masukin kontol aku sampe mentok, untung aja memek-nya masi becek dan pantatnya Rikha yang ga terlalu besar. jadi kontol aku bisa masuk sampe dalem banget.
waktu kontol aku mentok, mulut Rikha kebuka lebar nikmatin kontol aku.
Mukanya meringis sakit bercampur nikmat,
“ Oughhhh… panjang banget kontol sayang, masukin lagi kontol kamu lagi sayang yah !!!, ” pintanya.
Tanpa banyak kata aku langsung aku tancap aja dengan rpm tinggi. aku goyang sambil aku pegangin pantatnya yang kecil tapi padet. Rikha ga kalah seksinya pasang gaya, sambil nungging, dia mainin klitoris-nya,
“Ughhh… Ssssss… Aghhh… Enak Zha, teruss sayang… Aghhh, ” desahnya.
Desahnya Rikha semakin membuat birahiku semakin membara, karena aku sudah tidak tahan dengan desahannya, aku-pun menggenjot terus memek-nya sambil aku cium leher belakangnya dan tangan aku yang meremas payudara-nya,
“ Oughhh.. enak banget Zha, genjot terus memek aku Zha, Aghhhhhh… ” desahnya makin menggila.
Karena aku rasa aku uda mau keluar, aku buru-buru ganti gaya ke gaya man on top, aku lepas kontol aku dan aku balik tubuh-nya dia. mungkin Rikha lagi tinggi banget ya, dia langsung ngangkang dan narik kontol aku buat langsung masuk memek-nya,
“ Cepet masukin lagi sayang, Oughhhh… Ssssshhh…, ” pintanya.
Aku goyang lagi kontol aku maju mundur sambil kita ciuman dengan liar, tidak lama kemudian aku merasa kalau aku uda mau. Begitu aku mau narik kontol aku, Rikha melingkarkan kakinya di pantat aku buat nahan kontol aku agar tetep di memek-nya, Daftar , Main , Tarik Dana Ke Rekening Anda !!
“ keluarin di dalem aja Sayang, biar kamunya enak, Oughhh… ” pintanya.Dengan full speed aku goyang lagi kontol-ku asal-asalan biar cepet keluar, dan tidak lama kemudian,
“ Aku mau keluar sayang …. Aghhhhhhh, ” ucapku penuh kenikmatan.
“ Keluarin di dalem sayangg…, ” teriak Rikha.
“ Croooottttt… Crottt… Crottt… Crottt…”
Akhirnya air manikupun keluar dengan derasnya membanjiri memek Rikha. Setelah puas menyemburkan air mani-ku didalam memek Rikha, aku-pun melepas kontolku dan kemudian akupun tiduran di sampingnya. Gila, capek banget, mungkin aja gara-gara ML-nya sambil ngebag’s kali ya,hha.
Pada saat itu karena kami lelah, kami berdua-pun ketiduran dengan posisi masih telanjang bulat sembari berpelukan.
Setelah beberapa saat aku tertidur aku-pun terbangun sekitar jam 3 dini hari, dan aku bergegas memakai pakaianku kembali. Setelah itu aku membangunkan Rikha untuk berpamitan pulang karena jam 7 pagi aku harus kuliah,
“ Say, aku aku cabut dulu yah, aku nggak soalnya nanti aku ada ujian jam 7 pagi, ” ucapku.“ Iya Rezha sayang, yaudah ati-ati yah, besok-besok kabarin lagi yah ?, ”
“ iya sayang bey… emuaachhh…., ” ucapku sembari mencium keningya.
Setelah kejadian itu aku-pun tidak pernah bertemu Rikha lagi, soalnya aku udah kebanyakan stok selir-selir nakal, hhe. So, Rikha jadi nggak keurus deh karena kalah saing sama selir-selir nakalku yang lain.
-
Tante Diva Yang Montok Tak Dapat Kutahan
Aku dari desa dan pergi merantau ke Jakarta saat umurku tujuh belas tahun, orangtuaku yang khawatir akan keadaanku jadi aku dititipkan di rumah tante Diva, tanteku ini masih berumur 29 tahun mempunyai suami yng sibuk dengan bisnisnya yaitu di pertambangan daerah Jakarta.Karena usaha orang tuaku sedang bangkrut aq tidak dapat meneruskan kuliah, tanteku bilang,”van, mending kamu kuliah saja biar tante dan om yg biayain!” tp aq menolak, alasanku tidak mau merepotkan mereka dan ingin coba bekerja. padahal aq sangat ingin kuliah.
Aku coba kirim cv kebeberapa perusahaan dijakarta, setelah 1 minggu ada beberapa perusahaan yg memanggilku.. om melarangku saat aq hendak pergi interview, katanya,
”kamu gak usah dateng om sedang urus kerjaan buatmu dikantor tante diva.” singkat cerita aq bekerja dikantor tante diva, setiap hari aq berangkat kerja naik mobil bersama tante, maklum aq gak bisa nyetir mobil jadi tante yg nyetir, dikantornya tante seorang manager yg sangat dihormati.
Aku sangat suka masturbasi, koleksi film bokepku banyak dari yg indonesia, bule, korea, jepang, china, india sampe arabpun ada.hehehe setiap 2 hari sekali aq masturbasi sambil nonton bokep, paling sering dipagi hari ketika bangun tidur kontol aq tegang..hehe sampai akhirnya tante diva tau ketika aq sedang asyik mengkocok kontolku.
Tante masuk kamarku untuk memanggilku sarapan.
“van sarapan dulu, ehhh kamu lagi asyik yak?!”, ujarnya sambil tersenyum dan dia menutup pintu kamarku lagi sambil berkata,
“selesein dulu tuch sampe keluar..” aq kaget setengah mati dan sangat malu sekali.. aq lupa mengunci pintu kamar rupanya semalam. aq sangat heran karena tante tidak memarahiku tp malah tersenyum..dan seharian itu kerjaanku jadi kacau karena masih malu banget sm tanteku.
Selesai makan malam aq langsung buru-buru masuk kamar. keesokan harinya aq terbangun ketika spermaku keluar karena aq mimpi basah, dan kontol aq masih tegang serta berdenyut-denyut..rasanya pagi itu aq ingin masturbasi lagi.
Kucari hp ku dan kunyalakan film bokep jepang..kuusap-usap kontol aq yg masih dibungkus CD..sesekali kumasukan tangan kedalam CD untuk mengkocok-kocok kontolku.
Ketika tanganku sedang asyik mengkocok tiba-tiba terdengar suara tante diva,
” van keluarin aja kontolnya biar tante yang kocokin.
”pintanya manja.. spontan aq tersentak kaget.
“udah kamu gak perlu malu sm tante, tante juga lagi horny karena udara pagi ini dingin banget.” tante diva mendekatiku dan duduk dikasurku sambil tangannya menarik CD ku dan kontolku mencuat keluar karena udah tegang sedari tadi.
“jangan tante nanti ketauan om…!!”, ujarku..
“gpp van, om tidak ada dirumah, dia tadi jam 5 berangkat ke papua untuk urusan kantorny”
Tanpa banyak bicara lagi tante diva langsung mengulum kontol aq..disedot-sedot kepala kontol aq…dijilati dari testis, batang dan kepala kontolnya…uggghhhh bigini yakk rasanya dioral…nikmat banget.
Melihatku merem melek keenakan permainan lidah tante diva makin belingsatan..dia sangat nafsu banget kulumin kontolku..dihisapnya dalam-dalam kontolku… aaakkkkhhhh…gila nikmat banget banget tante…ujarku.. tak mau kalah dengan permainan tante diva.
Tanganku mulai berani memegang payudara tante diva yg berukuran 34b, tidak terlalu besar tp masih padat berisi dan kenyal.. kuselipkan tanganku masuk dalam piyama yg tante diva kenakan..rupanya dia tidur tidak mengenakan bra.
Kuusap-usap puting kanannya..tanganku yg 1 lagi membelai rambutnya yg halus dan lembut sebahu panjangnya. kupilin-pilin putingnya yg mulai mengeras dan kuremas dengan lembut… aq semakin bergairah dibuatnya dan kuangkat tubuhnya agar aq bisa mencium bibirnya yg tipis.
Kukulum bibirnya, kuhisap-hisap lidahnya.. eehhmmmm…hmmm..gumam tanteku.. tanganku terus bergerilya kali ini kedua payudaranya bisa kuremas-remas..kujepit kedua putingnya dan kugesek-gesek dengan ujung jariku.. aaahhhh…desahnya menggoda…terus vannn…enak banget, katanya…kuciumi lehernya telinganya terus turun ke payudaranya… aq hisap kuat putingnya.
Sssssllllluuuurrrrppppp….ssssshhhhh….begitu terdengar suara hisapanku.. aaaaakkkkhhhhhhh….nikmat banget vaaannnn….kamu hebat banget!! lengkuhnya..sambil matanya terpejam menikmati jilatanku…tangan kiriku kuselipkan masuk CD tante diva,kucari itilnya, rupanya tante diva udah sangat terangsang.
Memeknya basah banget.. foreplay kamu hebat…terusin van, puasin tante hari ini..ujarnya manja.. tanpa ragu kupijit-pijit lembut itilnya yg mungil..kutekan kebawah keatas..tante diva jd belingsatan.. tubuhnya mengeliat.
Jariku kumainkan disekeliling itilnya..sesekali kumasukan jari tengahku keliang memeknya yg udah basah banget…kulepasin semua piyama tante diva dan CD nya hingga telanjang bulat, kubuka kakinya lebar-lebar lalu kujilatin memeknya.
Itilnya kutekan dengan lidahku..kulumat tanganku membelai jembutnya yg tipis dan lurus… vvvaaaannnnnn…jangan siksa tante lagi cepet masukin kontol kamu, tante gak tahan..!! pintanya dengan mata terpejam dan kedua tangannya menekan kepalaku kememeknya.
Tanpa bicara lagi kujulurkan lidahku masuk lubang memeknya..kutekan dalam-dalam sampe hidungku mentok di itilnya..kuputar-putar lidahku didalem memek tante diva yg sangat basah.
haaahhhh…aaaaahhhhh…tubuh tante diva mengelinjang gak karuan…vannn tante mau keluar… aaaaaaaaaahhhhhhh…….tante diva melengkuh hebat.
Tbuhnya menegang dan ssseeerrrr.. cairan hangat memeknya tumpah dalam mulutku..tante orgasme…. kujilat habis cairan memeknya dan kuminum… kupeluk tubuh tante diva sambil kubelai-belai rambutnya, kutunggu sampai nafasnya teratur kembali.
Van gila yah kamu bisa bikin tante orgasme cuma dengan foreplay?!! ucapnya..dan aq hanya tesenyum. kukecup keningnya..tanganku membelai pantatnya yg kenyal..sekarang telinganya aq kulum..hhmmm.. kubisikan,
”sekarang akan kumasukan kontolku..” dia membalas ciumanku dengan ciuman penuh nasfu dileherku.
Kujilat dan kuciumi lehernya..sambil kugesek-gesekan bulu dadaku dikedua payudaranya.. aaaahhhh desahnya.
Kuselipkan jari tengahku dalam memeknya, kukocok-kocok, sesekali kumentokin dan kugesek-gesek bagian atas memeknya..kukenyot putingnya.
Tangan tante ga mau kalah dia memegang kontolku yg tegang banget..sambil dikocok-kocok kontolku… aaaahhh…aaaakkkhhhh…ku jadi makin horny….jariku mulai basah lagi oleh cairan memek tante diva.
Kumasukan jari manisku, kubuat gesekan memutar dlm memeknya..
hhhhhhhhhhmmmmm….aaahhhhh…tante diva mengerang trs menggigit pundakku,,,,vannn ayooo cepet masukin kontol kamu…tante gak tahan banget memeknya pengen digenjot kontol kamu…pintanya.. kuangkat tubuh tante diva yg mungil.
Karena aq lumayan gede badannya jadi enteng angkat tubuh tante diva,,,kugendong tante diva dan kupinta ML nya pake “monkey style” kusuruh dia melingkarkan tanganya dileherku dan kakinya menjepit pinggangku.
Aku tekan kontolku masuk pelan-pelan dalam memek tante diva…oooohhhhh dengan mudah kontolku masuk lubang memek tante diva karena memeknya udah basah lagi…perjakaku ilang….
Kutekan makin dalam sampe mentok… lalu pantatku mulai kugoyang maju mundur…sambil kupegang pantatnya untuk mengimbangi kocokan kontol aq.. mulutku gak bisa biarkan puting tante diva menganggur,sambil goyang aq sedotin puting tante diva bergantian.
Kadang aq gigit pelan putingnya.
vaannn yg kenceng lagi goyangnya, lengkuh tante diva….aaaaahhhh…ooohhhh enak banget van posisi kaya gini
Kontol kamu mentok sekaligus neken-neken itil tante…enaknya double, rancu mulut tante diva.. kugoncang tubuh tante diva lebih keras dan lebih cepat lagi kocokan kontolku… dannn…..kurasakan kenikmatan yg tiada taranya.
Tubuhku mulai mengejang….rasanya sebentar lagi mau keluar spermaku…mulut tante diva meracu gak karuan…melengkuh… mendesah,
Dan sesaat kemudian kurasakan jepitan memek tante diva makin kuat..membuatku makin gak tahan.
Sumpah nikmat banget,,,,,,hhhhhhhhhhhhaaaaaa,,,,,aaaaaahhhhhhhhhh aq gak tahan banget tante…. mau muncrat nih,,,
Cabut aja tante…..ucapku…tapi tante diva tak menhiraukan ucapanku…dia terus menggenjot kontol aq….dan oooooooooooohhhhhhhhhhhh…
Spermaku keluar…sesaat kemudian tante pun mengejang dan kakinya makin erat menjepit pinggangku dia mendesah dengan keras…
Aaaaaaaaaahhhhh….aaaaakkkkkhhhhhh….aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhh…
Cairan memeknya mengalir membasahi pahaku… kita berdua rebah dikasur dengan posisi kontolku masih menancap di memeknya..kubiarkan tante diva tiduran diatas tubuhku..matanya masih terpejam menikmati orgasmenya.
Memeknya pun masih berdenyut-denyut…..kupeluk erat tubuhnya… van makasih banget udah puasin tante…capek banget van, kita tiduran dulu sejam dua jam,kata tante diva.. balasku.
Tapi tante kita udah terlambat masuk kerja?!! gpp van tenang aja kmu ga usah takut nanti aq yg bilang sama HRDnya kalo kamu aq kasih tugas jadi kamu ga akan kena SP.. pagi itu sangat tak terlupakan…dan menjadi awal mula kisah seks ku.. kalau suami tante diva sedang tidak ada, aq sering diminta untuk memuaskan hasrat menggebu tante diva.
-
Foto Ngentot Sadie Love dengan alat bantu sex sebelum dibobol penis
Duniabola99.com – foto gadis Sadie Love yang lagi sange memainkan pantatnya dengan alat bantu sex sebelum pantantnya yang behenol dihantam oleh kontol pacarnya yang gede didalam kamarnya diatas ranjang dan memasukkan sperma yang banyak didalam pantantnya hingga menetas keluar. Agen Sbobet
-
Cerita Sex Cewek Sexy
Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex Cewek Sexy ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.
Cerita Sex – Waktu itu aku main friendster, sengaja cari dengan search “pramugari” atau F.A., nach ketemulah 1 orang yg respon dan cantik, singat crita setelah email2an kita ketemu di SENAYAN CITY, karena dia dulunya kerja di Air Paradice BALI yg udah tutup. sebuah penerbangan international. Nama anak itu DEVI, anak sunda tinggi 168CM, berat 49Kg dengan BRA 36B.
Pas, ketemu, ternyata emang bener-bener cantik… putih mulus… and sexy abis. Tapi yang bikin kesel tuh anaknya belagu amat, maklum bekas pramugari penerbangan international. dia pake baju dengan belahan dada terbuka cocok banget dengan 36B-nya.Pertama ketemu tuh anak agak ogah-ogahan dan ngomongnya gede banget. Ini tantangan buat gue untuk naklukin tuh cowok. Kita makan di sebuah resto yang sengaja gue pilih agak mewahan dikit biar gue ngga kalah gengsi… dan setelah itu gue pingin tau dia brangkat pake mobil ato kagak untuk ngukur kekuatan… ternyata dia pake taksi jadi ada alasan gue untuk nganterin dan pamer TOYOTA HARRIER pinjeman yang gue bilang punya gue….ha…ha…
Sambil menuju ke mobil, dia masih agak sok-sokan dan bergaya tinggi. Pas di parkiran dia nanya,
“mobil loe yang mana?” dan saya tunjuk karimun tua dan dia agak kaget, dan mulai belagu lagi.. sambil bercanda gue bilang
“kita coba teken alarm, mobil mana yang buka” dan yg nyala HARRIER di samping karimun tua, barulah DEVI senyum-senyum manja sambil nyubit dia bilang
“kok ngerjain gitu, emang tuh mobil punya kamu?”, dengan jawaban diplomasi gue jawab
“kalo ngga percaya kamu bawa aja sebulan pasti ngga ada yg komplain”, karena emang yang punya lagi pergi ke luar negeri 3 bulan.Di mobil, dia mulai nanya-nanya kerja aku apa, dan kujawab manajer di perusahaan telekomunikasi, walaupun semua itu bualanku saja. Mulailah dia manja2 dan menggoda,
“Mas pasti pacarnya banyak dan cantik-cantik, kan udah mapan dan ganteng lagi???” Padahal tadi di caffe dia tuh sombong dan cenderung meremehkan sempat dia bilang “loe bukan tipe cowok gue”.
Menjelang sampai ke rumahnya, dia mulai merendah Agen Bola Maxbet Terpercaya
“jangan ketawain ya.. rumah orangtuaku yang sederhana saja”, dengan diplomatis aku jawab
“ach, kan aku mau pacaran ama DEVI bukan ama rumahnya”. Rumahnya memang kecil model BTN, dan aku bawa mobil hati-hati banget takut kebaret ama bajaj, MAKLUM MOBIL PINJEMAN….HA…HA…Sampai di rumah, aku terpaksa harus basa-basi dan tiba2 kaget bukan kepalang sewaktu dikenalin ke ortunya
Cerita Sex Cewek Sexy “MAMA, ini mas RONI, pacarku yg pernah aku ceritain itu ma”. Aku kaget dibilang pacarnya padahal kita BELUM PERNAH JADIAN SEBELUMNYA…. Oh, ya…. Namaku RONI.
Aku ngobrol 10 menit, sebelum pamit pulang karena udah mau jam 22 malam dan parkir mobil tidak di depan rumah. Pas aku mau masuk ke mobil, dia ikutan ke dalam mobil dan aku kasih dia kecuman pipi, tapi dia malah nantangin….
“kan udah pacar ciuman bibirnya mana”, tanpa membuang waktu aku ciumin bibirnya dan aku remas-remas payudaranya yang montok, kenyal dan 36B.
Dia hanya berbisik pelan
“ich, nakal baru kenal pertama udah berani ke situ”. Aku pun bales bilang
“Kan tadi udah pacarnya”. Sebelum pulang aku bilang kalo minggu besok aku mau ajak dia untuk jalan-jalan ke bandung pagi-pagi dan dia menyanggupi.Sampai di rumah sabtu malam jam 23.30 aku mencoba menelpon dia, gila dia bercerita pengalaman pacarannya yg sangat gila dan dilanjutkan ngajak PHONE SEX, sampai jam 02.00 pagi sebelum aku akhiri
“sayang, kan besok jam 8 aku harus jemput kamu ke bandung”
Pagi jam 8 tepat aku udah di rumahnya, dan DEVI muncul dengan pakaian yg sangat2 sexy, maklum pramugari. Dia pakai Tanktop warna hitam dan celana jeans ketat banget serta terlihat pusarnya sewaktu mengangkat tas…. aku sempat tanya “mama kamu ngga marah kamu pakai baju begitu”, dan dia jawab “kamu kan pacarku jadi mama nggak akan marah”. Setelah basa-basi dengan ortunya tepat jam 9.00 pagi kita berangkat ke bandung dengan alasan “TEMENNYA DEVI ADA YG MARRIED”.
Di jalan, aku sempat bengong SIAPA YG KAWINAN”. Akhirnya aku memberanikan mengkonfirmasi DEVI,“Say, yang kawinan emang siapa? kan semula kita hanya mau jalan aja?” Dijawab ama DEVI
“ach, kamu jadi cowok lugu gitu, kebanyakan kerja sich jadi seriusan melulu…. yg KAWIN ya… sapa kek… kalo ngga ada yg KAWIN YA KITA”. Mendengar jawaban begitu aku makin nakal,
“Brani KAWIN? paling 20 menit udah keok??” dia jawab singkat
“SAPA TATUT”…..Di sepanjang perjalanan dia selalu menggoda bahkan pas selepas CIKAMPEK, dia mulai berani meraba2 penisku, dan sempat komentar
“Gila gede juga ya.. punya kamu”, dan aku pun berani masukin tanganku ke buah dadanya walaupun mobil melaju 120 KM/jam di tol.
Menjelang masuk bandung, dia buat kejutan dengan melepas BRA dan hanya pake tank top saja. Tanpa pikir panjang, saya langsung ngajak CHECK IN di hotel JAYAKARTA.
“Say, kita ke hotel dulu baru nanti jalan2nya, capek habis nyetir”. Dia pun dengan cuek bilang
“yg capek DEDEKNYA KALI”Setelah tiba di JAYAKARTA, kita menempati kamar 311, dan setelah BELL BOY memasukkan tas, saya mencoba menyalakan TV, dan udah di dekap DEVI dari belakang
Cerita Sex Cewek Sexy “SAY, AKU MAU NGETEST SAPA YG KALAH DALAM 20 MENIT”. Tanpa berbikir panjang, aku langsung membalikkan badan dan memeluk DEVI yg sudah sangat horny, aku lumat bibirnya dalam-dalam sampai nafasnya tersengal-sengal pendek-pendek….
“Say, cium donk nipel aku tolong… say” iba DEVI yg sudah horny berat.Tanpa membuang waktu aku pun tarik tank top-nya yg sudah TANPA BRA. Payudara yg montok, 36B, putih mulus dengan puting berwarna kemerah2an langsung saya cilatin dan gigit2 kecil sambil tangan kiri menyusup ke celana dalamnya. DEVI memang cewek yg agresif dia pun langsung membuka bajuku dan meraba-raba penisku.
Tanpa sadar dia pun mulai menciumin Penisku yg memang berukuran super, 17 CM. dengan posisi terbalik, aku mencoba untuk menarik celana jeansnya dan ternyata dia memakai CD jenis G-string warna merah. dengan cepat aku buka CD dan DEVI telah mencukur bersih vaginanya yg berwarna kemarah2an dan telah diberi parfum … wangi sekali dan aku pun tanpa ampun menciumin vaginanya sambil menyedot lendirnya sampai dia meremas kepalaku keras-keras
“say terus… jangan lepas”
Setelah, menggunakan gaya 69, dia pun mulai basah dan mendekatkan penisku ke vaginanya
“Sayang, kamu kan belom statement aku, dan kita belum jadian, kamu mesti statement dulu dan baru kita ML”. Aku pun bangun dari tempat tidur dengan keadaan dua-duanya bugil dan menyatakan cinta ke DEVI (walaupun aku belom merasakan cinta itu).
Setelah itu aku pake Condom dan DEVI minta di atas, pas penisku mau masuk, DEVI kaget,
“Lepas Condomnya, kamu kan pacarku, ML pake Condom emangnya gue perek apa??”, dia tarik keras-keras condomku…. trus aku pun balik bertanya
“nanti kalo keluar di dalam gimana???” Devi pun menjawab
“Bukannya enak yg begitu” sambil dia menekan vaginanya ke penisku yg sudah berukuran maksimal tadi.Berbagai gaya dia tunjukkan, dan pas dia mulai main2 JEPITAN, aku nyaris nggak tahan padahal baru 10 menit, untuk saya sudah belajar pernafasan dan akhirnya menjelas 30 menit DEVI mengeluarkan gejala2 akan orgasme… cepat-cepat saya ciumin putingnya bergantian, dan dia pun bilang
“SAY, KITA KELUARIN BARENGAN YA….” aku pun mengangguk dan 1 menit kemudian dia berteriak kesetanan
“A YOO…. CEPETIN TERUS SEMPORTIN KENCENG….” DEVI benar-benar orgasme dan GELINJANGAN luar biasa sekali, padahal aku masih nahan…. setelah 10 menit DEVI baru sadar
“SIALAN GUE KALAH” tapi gue mau MULTI ORGASME….Aku pun makin liar, dan tiba-tiba aku memegang anusnya, dan DEVI pun tau, Agen Maxbet
“JANGAN SAY, ANUSKU ITU MASIH VIRGIN” aku pun berusaha merayu dan merangsang DEVI.
Cerita Sex Cewek Sexy Pantatnya yg putih mulus tak mungkin kubiarkan begitu saja…. setelah dia merintih2 karena jariku kumasukkan, lalu aku bilang
“SAY AKU MASUKIN YA…” Dia pun sambil tersengal2 bilang,
“KAMU SAYANG KAN KE DEVI? KALO IMANG BENER2 SAYANG KAMU LAKUIN AJA TAPI BUANG DI DALEM KARENA AKU MAU NGERASAIN SENSASINYA” Tanpa berpikir panjang aku pun lakuin dengan memasukkan kepala penis pelan2 sampai akhirnya dia teriak keras
“SHIT…, masuk …. CEPET ent*t DEVI”…. aku pun mematuhi apa yg dia inginkan mulai dari pelan lama-lama cepat sekali dan CROT..CROTTTT keluar maniku ke anusnya sampai ke kasur…. dia pun bilang“GUE NGERASAIN ML PALING ENAK HARI INI”.
Hari itu, kita ML sampai jam 8 malam sebanyak 5 kali dan 3 kali anal. DEVI emang maniak, dia sempat nelen maniku dan facial ke mukaku….. Kita sempat pacaran selama 3 bulan sebelum bubar karena ketauan modal gue cekak….
cerita seks bergambar, cerita dewasa seks, cerpen seks, cerita seks hot, kisah seks, cerita seks tante, cerita sexx, cerita sex janda, cerita hot sex, cerita sex pembantu, cerita sex gay, sex dewasa, cerita sex 2019, cerita sex artis, cerita sex jilbab, cerita ngesex, cerita sex sma, cerita sex dengan tante, cerita sex mama, cerita dewasa tante, kumpulan cerita seks, cerita hot dewasa,
-
Yui Mizuna catwalk poison 77
-
Kisah Memek Dosen Killer
Duniabola99.com – Aku seorang laki-laki yg dilahirkan di kota Pekan baru di provinsi sumatera, kota yg panas karena terletak di dataran rendah. Selain tinggi tubuh seukuran orang-orang bule, kata kawanku wajahku lumayan. Mereka bilang Aku hitam manis. Sebagai laki-laki, bokep, Aku juga bangga karena ketika SMA dulu Aku banyak memiliki kawan-kawan wanita.
Walaupun Aku sendiri tak ada yg tertarik satupun di antara mereka. Mengenang ketika-ketika dulu Aku kasertag tersenyum sendiri, karena walo bagaimanapun kenangan adalah sesuatu yg berharga dalam diri kita. Apalagi kenangan manis.
Aku mahasiswa semester akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di kota S, mengambil jurusan ilmu perhotelan. Tapi para pembaca, sampai ketika ini pun Aku masih belom bisa menyelesaikan studiku hanya gara-gara satu mata kuliah saja yg belom lulus, yaitu mata kuliah yg berhubugan dgn hitung berhitung. Walopun sudah kuambil selama empat semester, tapi hasilnya belom lulus juga. Untuk mata kuliah yg lain Aku bisa menyelesaikannya, tapi untuk mata kuliah yg satu ini Aku benar-benar merasa kesulitan. Joker138
“Coba saja dirimu konsultasi kepada dosen pembimbing akademis..,” kata kawanku Andi ketika kita berdua sesertag duduk-duduk dalam kamar kost.
“Sudah, Di. Tapi beliau juga lepas tangan dgn masalahku ini.
Kata beliau ini ditentukan oleh dirimu sendiri.” Kata Aku sambil menghisap rokok dalam-dalam.“Benar juga apa yg dikatakan beliau, Gi, semua ditentukan dari dirimu sendiri.” sahut Andi sambil termangu, tangannya sibuk memainkan korek api di depannya.
Lama kita sibuk tenggelam dalam pikiran kita masing-masing, sampai akhirnya Andi berkata,
“Gini saja, Gi, dirimu langsung saja menghadap dosen mata kuliah itu, ceritakan kesulitanmu, mungkin beliau mau membantu.” kata Andi.
Mendengar perkataan Andi, seketika Aku langsung teringat dgn dosen mata kuliah yg menyebalkan itu. Namanya Ibu Miska, umurnya kira-kira 35 tahun.
Orangnya lumayan cantik, juga seksi, tapi banyak kawanku begitu juga Aku mengatakan Ibu Miska adalah dosen killer, banyak kawanku yg dibuat sebal olehnya. Maklum saja Ibu Miska belom berkeluarga alias masih sendiri, wanita yg masih sendiri mudah tersinggung serta sensitif.
“Waduh, Di, bagaimana bisa, dia dosen killer di kampus kita..,” Kata Aku bimbang.
“Iya sih, tapi walo bagaimanapun dirimu harus berterus terang mengenai kesulitanmu, bicaralah baik-baik, masa beliau tak mau membantu..,” kata Andi memberi saran.Aku terdiam sejenak, berbagai pertimbangan muncul di kepala Aku. Dikejar-kejar ketika, pesan orang tua, dosen wanita yg killer.
Akhirnya Aku berkata, “Baiklah Di, akan kucoba, besok Aku akan menghadap beliau di kampus.”
“Nah begitu dong, segala sesuatu harus dicoba dulu,” sahut Andi sambil menepuk-nepuk pundakku.Siang itu Aku sudah duduk di kantin kampus dgn segelas es teh di depanku serta sebatang rokok yg menyala di tanganku. Sebelom bertemu Ibu Miska Aku sengaja bersantai dulu, karena bagaimanapun nanti Aku akan gugup menghadapinya, Aku akan menenangkan diri dulu beberapa ketika. Tanpa Aku sadari, tiba-tiba Andi sudah berdiri di belakangku sambil menepuk pundakku, seketika Aku kaget dibuatnya.
“Ayo Chris, sekarang ketikanya. Bu Miska kulihat tadi sesertag menuju ke ruangannya, mumpung sekarang tak mengajar, temuilah beliau..!” bisik Andi di telingAku.
“Oke-oke..,” Kata Aku singkat sambil berdiri, menghabiskan sisa es teh terakhir, kubuang rokok yg tersisa sedikit, kuambil permen dalam saku Aku, kutarik dalam-dalam nafasku. Aku langsung melangkahkan kaki. “Kalau begitu Aku duluan ya, Chris.Sampai ketemu di kost,” sahut Andi sambil meninggalkanku.
Aku hanya bisa melambaikan tangan saja, karena pikiranku masih berkecamuk bimbang, bagaimana Aku harus menghadapai Ibu Miska, dosen killer yg masih sendiri itu.
Perlahan Aku berjalan menyusupi lorong kampus, suasana sangat lengang ketika itu, maklum hari Sabtu, banyak mahasiswa yg meliburkan diri, lagipula kalau saja Aku tak mengalami masalah ini lebih baik Aku tidur-tiduran saja di kamar kost, ngobrol dgn kawan. Hanya karena masalah ini Aku harus bersusah-susah menemui Bu Miska, untuk bisa membantuku dalam masalah ini.
Kulihat pintu di ujung lorong. Memang ruangan Bu Miska terletak di pojok ruangan, sehingga tak ada orang lewat simpang siur di depan ruangannya. Kelihatan sekali keadaan yg sepi.
Pikirku,
“Mungkin saja wanita yg belom bersuami inginnya menyendiri saja.” Perlahan-lahan kuketuk pintu, seketika kemudian terdengar suara dari dalam,“Masuk..!”
Aku langsung masuk, kulihat Bu Miska sesertag duduk di belakang mejanya sambil membuka-buka map. Kutup pintu pelan-pelan. Kulihat Bu Miska memansertagku sambil tersenyum, sesaat Aku tak menygka beliau tersenyum ramah padAku. Sedikit demi sedikit Aku mulai bisa merasa tenang, walopun masih ada sedikit rasa gugup di hatiku.
“Silakan duduk, apa yg bisa Ibu bantu..?” Bu Miska langsung mempersilakan Aku duduk,
Seketika Aku terpesona oleh kecantikannya. Bagaimana mungkin dosen yg begitu cantik serta anggun menbisa julukan dosen killer. Kutarik kursi pelan-pelan, kemudian Aku duduk.
“Oke, Bertho, ada apa ke sini, ada yg bisa Ibu bantu..?” sekali lagi Bu Miska menanyakan hal itu kepada Aku dgn senyumnya yg masih mengembang.
Perlahan-lahan kuceritakan masalahku kepada Bu Miska, mulai dari keinginan orangtua yg ingin Aku agak cepat menyelesaikan studiku, sampai ke mata kuliah yg ketika ini Aku belom bisa menyelesaikannya.
Kulihat Bu Miska dgn tekun mendengarkan cerita Aku sambil sesekali tersenyum kepada Aku. Melihat keadaan yg demikian Aku bertambah semangat bercerita, sampai pada akhirnya dgn spontan Aku berkata,
“Apa saja akan kulakukan Bu Miska, untuk bisa menyelesaikan mata kuliah ini. Mungkin suatu ketika membantu Ibu membersihkan rumah, contohnya mencuci piring, mengepel, atau yah, katakanlah mencuci baju pun Aku akan melAkukannya demi agar mata kuliah ini bisa aku selesaikan. Aku mohon sekali, berikanlah keringanan nilai mata kuliah Ibu pada aku.”
Mendengar kejujuran serta perkataanku yg polos itu, kulihat Bu Miska tertawa kecil sambil berdiri menghampiriku, tawa kecil yg kelihatan misterius, dimana Aku tak bisa mengerti apa maksudnya.“Apa saja Bertho..?” kata Bu Miska seakan menegaskan perkataanku tadi yg secara spontan keluar dari mulutku tadi dgn nada bertanya.
“Apa saja Bu..!” kutegaskan sekali lagi perkataanku dgn spontan.
Seketika kemudian tanpa kusadari Bu Miska sudah berdiri di belakangku, ketika itu Aku masih duduk di kursi sambil termenung. Sejenak Bu Miska memegang pundakku sambil berbisik di telingAku.
“Apa saja kan Bertho..?” Aku mengangguk sambil menunduk,
Ketika itu Aku belom menyadari apa yg akan terjadi. Tiba-tiba saja dari arah belakang, Bu Miska sudah menghujani pipiku dgn ciuman-ciuman lembut, sebelom sempat Aku tersadar apa yg akan terjadi. Bu Miska tiba-tiba saja sudah duduk di pangkuanku, merangkul kepala aku, kemudian melumatkan bibirnya ke bibirku. Ketika itu Aku tak tahu apa yg harus kulakukan, seketika kedua tangan Bu Miska memegang kedua tanganku, kemudian meremas-remaskan ke buah dadanya yg sudah mulai mengencang. Aku tersadar, kulepaskan mulutku dari mulutnya.
“Bu, haruskah kita..” Sebelom Aku menyelesaikan ucapanku, telunjuk Bu Miska sudah menempel di bibirku, seakan menyuruhku untuk diam.
“Sudahlah Bertho, inilah yg Ibu inginkan..” Setelah berkata begitu, kembali Bu Miska melumat bibirku dgn lembut, sambil membimbing kedua tanganku untuk tetap meremas-remas buah dadanya yg montok karena sudah mengencang.
Akhirnya timbul hasrat kelelakianku yg normal, seakan terhipnotis oleh reaksi Bu Miska yg menggairahkan serta ucapannya yg begitu pasrah, kita berdua tenggelam dalam hasrat seks yg sangat menggebu-gebu serta panas.
Aku membalas melumat bibirnya yg indah merekah sambil kedua tanganku terus meremas-remas kedua buah dadanya yg masih tertutup oleh baju itu tanpa harus dibimbing lagi.
Tangan Bu Miska turun ke bawah perutku, kemudian mengusap-usap kemaluanku yg sudah mengencang hebat. Dilanjutkan kemudian satu-persatu kancing-kancing bajuku dibuka oleh Bu Miska, secara reflek pula Aku mulai membuka satu-persatu kancing baju Bu Miska sambil terus bibirku melumat bibirnya.
Setelah bisa membuka bajunya, begitu pula dgn bajuku yg sudah terlepas, gairah kita semakin memuncak, kulihat kedua buah dada Bu Miska yg memakai BH itu mengencang, buah dadanya menyembul indah di antara BH-nya.
Kuciumi kedua buah dada itu, kulumat belahannya, buah dada yg putih serta indah. Kudengar suara Bu Miska yg mendesah-desah merasakan kenikmatan yg kuberikan. Kedua tangan Bu Miska mengelus-elus dada Aku yg bisertag. Lama Aku menciumi serta melumat kedua buah dadanya dgn kedua tanganku yg sesekali meremas-remas serta mengusap-usap buah dada serta perutnya.Akhirnya kuraba tali pengait BH di punggungnya, kulepaskan kancingnya, setelah lepas kubuang BH ke samping. Ketika itu Aku benar-benar bisa melihat dgn utuh kedua buah dada yg mulus, putih serta mengencang hebat, menonjol serasi di dadanya. Kulumat putingnya dgn mulutku sambil tanganku meremas-remas buah dadanya yg lain.
Puting yg menonjol indah itu kukulum dgn penuh gairah, terdengar desahan nafas Bu Miska yg semakin menggebu-gebu.
Oh.., oh.., Bertho.. teruskan.., teruskan Bertho..!” desah Bu Miska dgn pasrah serta memelas.
Melihat kondisi seperti itu, kejantananku semakin memuncak. Dgn penuh gairah yg mengebu-gebu, kedua puting Bu Miska kukulum bergantian sambil kedua tanganku mengusap-usap punggungnya, kedua puting yg menonjol tepat di wajahku. Buah dada yg mengencang keras. Lama Aku melakukannya, sampai akhirnya sambil berbisik Bu Miska berkata, Agen Joker138
“Angkat Aku ke atas meja Bertho.., ayo angkat Aku..!”
Spontan kubopong tubuh Bu Miska ke arah meja, kududukkan, kemudian dgn reflek Aku menyingkirkan barang-barang di atas meja. Map, buku, pulpen, kertas-kertas, semua kujatuhkan ke lantai dgn cepat, untung lantainya memakai karpet, sehingga suara yg ditimbulkan tak terkemudian keras.
Masih dalam keadaan duduk di atas meja serta Aku berdiri di depannya, tangan Bu Miska langsung meraba sabukku, membuka pengaitnya, kemudian membuka celana Aku serta menjatuhkannya ke bawah. Serta-merta Aku segera membuka celana dalamku, serta melemparkannya ke samping. Kulihat Bu Miska tersenyum serta berkata lirih,
“Oh.. Bertho.., betapa jantannya dirimu.. kemaluanmu begitu panjang serta besar..
Oh.. Bertho, Aku sudah tak tahan lagi untuk merasakannya.” Aku tersenyum juga, kuperhatikan tubuh Bu Miska yg setengah bugil itu.
Kemudian sambil kurebahkan tubuhnya di atas meja dgn posisi Aku berdiri di antara kedua pahanya yg telentang dgn rok yg tersibak sehingga kelihatan pahanya yg putih mulus, kuciumi buah dadanya, kulumat putingnya dgn penuh gairah, sambil tanganku bergerilya di antara pahanya.
Aku memang menginginkan pemanasan ini agak lama, kurasakan tubuh kita yg berkeringat karena gairah yg timbul di antara Aku serta Bu Miska. Kutelusuri tubuh Bu Miska yg setengah bugil serta telentang itu mulai dari perut, kemudian kedua buah dadanya yg montok, kemudian leher. Kudengar desahan-desahan serta rintihan-rintihan pasrah dari mulut Bu Miska.
Sampai ketika Bu Miska menyuruhku untuk membuka roknya, perlahan-lahan kubuka kancing pengait rok Bu Miska, kubuka restletingnya, kemudian kuturunkan roknya, kemudian kujatuhkan ke bawah. Setelah itu kubuka serta kuturunkan juga celana dalamnya.
Seketika hasrat kelelakianku semakin menggebu-gebu demi melihat tubuh Bu Miska yg sudah bugil bulat, tubuh yg indah serta seksi, dgn gundukan daging di antara pahanya yg ditutupi oleh rambut yg begitu rimbun. Terdengar Bu Miska berkata pasrah,
“Ayolah Bertho.., apa yg kau tunggu..? Ibu sudah tak tahan lagi.”
Kurasakan tangan Bu Miska menggenggam kemaluanku, menariknya untuk lebih mendekat di antara pahanya. Aku mengikuti kemauan Bu Miska yg sudah memuncak itu, perlahan tapi pasti kumasukkan kemaluanku yg sudah mengencang keras layaknya milik kuda perkasa itu ke dalam kemaluan Bu Miska.
Kurasakan milik Bu Miska yg masih agak sempit. Akhirnya setelah sedikit bersusah payah, seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam kemaluan Bu Miska. Terdengar Bu Miska merintih serta mendesah,
Oh.., oh.., Bertho.. terus Bertho.. jangan lepaskan Bertho.. Aku mohon..!
” Tanpa pikir panjang lagi disertai hasratku yg sudah menggebu-gebu, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur dgn posisi Bu Miska yg telentang di atas meja serta Aku berdiri di antara kedua pahanya.
Mula-mula teratur, seirama dgn goygan-goygan pantat Bu Miska. Sering kudengar rintihan-rintihan serta desahan Bu Miska karena menahan kenikmatan yg amat sangat. Begitu juga Aku, kuciumi serta kulumat kedua buah dada Bu Miska dgn mulutku. Kurasakan kedua tangan Bu Miska meremas-remas rambutku sambil sesekali merintih,“Oh.. Bertho.. oh.. Bertho.. jangan lepaskan Bertho, kumohon..!”
Mendengar rintihan Bu Miska, gairahku semakin memuncak, goyganku bertambah ganas, kugerakkan kedua pantatku maju-mundur semakin cepat. Terdengar lagi suara Bu Miska merintih,
“Oh.. Bertho.. dirimu memang perkasa.., kau memang jantan.. Bertho..
Aku mulai keluar.. oh..!”
“Ayolah Bu.., ayolah kita mencapai puncak bersama-sama, Aku juga sudah tak tahan lagi,” keluhku.Setelah berkata begitu, kurasakan tubuhku serta tubuh Bu Miska mengejang, seakan-akan terbang ke langit tujuh, kurasakan cairan kenikmatan yg keluar dari kemaluanku, semakin kurapatkan kemaluanku ke kemaluan Bu Miska.
Terdengar keluhan serta rintihan panjang dari mulut Bu Miska, kurasakan juga dada Aku digigit oleh Bu Miska, seakan-akan nmenahan kenikmatan yg amat sangat.
“Oh.. Bertho.. oh.. oh.. oh..”
Setelah kukeluarkan cairan dari kemaluanku ke dalam kemaluan Bu Miska, kurasakan tubuhku yg sangat kelelahan, kutelungkupkan tubuhku di atas tubuh Bu Miska dgn masih dalam keaserta bugil, agak lama Aku telungkup di atasnya.
Setelah kurasakan kelelahanku mulai berkurang, Aku langsung bangkit serta berkata,
“Bu, apakah yg sudah kita lakukan tadi..?
” Kembali Bu Miska memotong pembicaraanku,
“Sudahlah Bertho, yg tadi itu biarlah terjadi karena kita sama-sama menginginkannya, sekarang pulanglah serta ini alamat Ibu, Ibu ingin cerita banyak kepadamu, dirimu mau kan..?”Setelah berkata begitu, Bu Miska langsung menyodorkan kartu namanya kepada Aku. Kuterima kartu nama yg berisi alamat itu.
Sejenak kutermangu, kembali Aku dikagetkan oleh suara Bu Miska,
“Bertho, pulanglah, pakai kembali pakaianmu..!”
Tanpa basa-basi lagi, Aku langsung mengenakan pakaianku, kemudian membuka pintu serta keluar ruangan. Dgn gontai Aku berjalan keluar kampus sambil pikiranku berkecamuk dgn kejadian yg baru saja terjadi antara Aku dgn Bu Miska. Aku telah bermain cinta dgn dosen killer itu. Bagaimana itu bisa terjadi, semua itu diluar kehendakku. Akhirnya walo bagaimanapun nanti malam Aku harus ke rumah Bu Miska.
Kubisai rumah itu begitu kecil tapi asri dgn tanaman serta bunga di halaman depan yg tertata rapi, serasi sekali keasertanya. Langsung kupencet bel di pintu, tak lama kemudian Bu Miska sendiri yg membukakan pintu, kulihat Bu Miska tersenyum serta mempersilakan Aku masuk ke dalam. K
uketahui ternyata Bu Miska hidup sendirian di rumah ini. Setelah duduk, kemudian kita pun mengobrol. Setelah sekian lama mengobrol, akhirnya kuketahui bahwa Bu Miska selama ini banyak dikecewakan oleh laki-laki yg dicintainya.
Semua laki-laki itu hanya menginginkan tubuhnya saja bukan cintanya. Setelah bosan, laki-laki itu meninggalkan Bu Miska. Kemudian dgn jujur pula dia meminta Aku selama masih menyelesaikan studi, Aku dimintanya untuk menjadi kawan sekaligus kekasihnya. Akhirnya Aku mulai menyadari bahwa posisiku tak beda dgn gigolo.Kudengar Bu Miska berkata, “Selama dirimu masih belom wisuda, tetaplah menjadi kawan serta kekasih Ibu. Apa pun permintaanmu kupenuhi, uang, nilai mata kuliahmu agar lulus, semua akan Ibu penuhi, mengerti kan Bertho..?”
Selain melihat kesendirian Bu Miska tanpa ada laki-laki yg bisa memuaskan hasratnya, Aku pun juga mempertimbangkan kelulusan nilai mata kuliahku. Akhirnya Aku pun bersedia menerima tawarannya.
Akhirnya malam itu juga Aku serta Bu Miska kembali melakukan apa yg kita lakukan siang tadi di ruangan Bu Miska, di kampus. Namun bedanya kali ini Aku tak canggung lagi melayani Bu Miska dalam bercinta.
Kita bercinta dgn hebat malam itu, 3 kali semalam, kulihat senyum kepuasan di wajah Bu Miska. Walo bagaimanapun serta entah sampai kapan, Aku akan sekemudian melayani hasrat seksualnya yg berlebihan, karena memang ada jaminan mengenai kelulusan mata kuliahku yg tak lulus-lulus itu dari dulu.
-
Asian Amatuer Hardcore Scenes With Ayaa And Rio
-
Video bokep Riley Reid dan Kimmy Granger berdua diruang tengah sofa
-
Foto Bugil ibu rumah tangga menyebarkan bibir vaginanya yang panas dan masturbasi
Duniabola99.com – foto ibu rumah tangga cantik toket gede memek penuh jembut buka bukaan di atas sofa.
Foto cewek pangilan, Foto model asia seksi mulus, Fodel indonesia seksi mulus, Foto tante girang, Foto tante seksi, cewek pangilan, cewek boking, Koleksi foto cewek cantik, Kumpulan Foto Wanita Cantik, Kumpulan Foto Gadis Sunda Cantik, 7 Cewek Canti,