Author: dbgoog99

  • Foto Bugil Remaja putih mungil Molly Haze menampilkan vagina merah mudanya tanpa pakaian

    Foto Bugil Remaja putih mungil Molly Haze menampilkan vagina merah mudanya tanpa pakaian


    2112 views

    Duniabola99.com – foto cewek pirang bugil menampilkan toketnya yang kecil Molly Haze berpose hot diatas kursi dan mengangkang lebar menampilkan memeknya yang tanpa bulu dan berwarna pink. Agen Sbobet Terpercaya

  • Foto Ngentot anal Holly Hendrix disofa perpustakaan

    Foto Ngentot anal Holly Hendrix disofa perpustakaan


    1778 views

    Duniabola99.com – sedang mencari foto ngentot yang terupdate setiap hari? temukan di Duniabola99 yang selalu update dan membagikan. Foto-foto ngentot pilihan terbaik duniabola99. Judi Online

  • Video Bekep Asia cewek jepang yui nishikawa ngentot sampai becek

    Video Bekep Asia cewek jepang yui nishikawa ngentot sampai becek


    3533 views

  • Mesum Di Hutan

    Mesum Di Hutan


    2837 views

    Duniabola99.com – Ada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 lakilaki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

    Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) yang terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! dengerdenger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis usianya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman teman cewek lainnya terdiri dari cewekcewek bawel tapi cantikcantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.
    Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulusmulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyetmonyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi. Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok duadua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentarsebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benarbenar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

    Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggilmanggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyetmonyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasarasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.
    Sial bagi kami, kabut dengan tibatiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintikrintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

    al sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.
    Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. Maaf katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya eraterat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.
    Setelah hujan reda, kami membuka ransel masingmasing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wowAnisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samarsamar dalam gelap itu. Tibatiba dia memelukku lagi.Dingin banget katanya. Terang dingin , habis kamu bugil begini jawabku.Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ? pinta Anisa.Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman Maaf Nisa ?Enggak apaapa ?!: sahutnya.Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, Dingin katanya, aku peluk saja dia eraterat. Hangat bu ? tanyaku iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya pintanya. Otomatis aku peluk eraterat dan semakin erat.
    Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. Kenapa? tanya Anisa Maaf Nisa ? Jawabku. Tidak apaapa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocokngocok Mr. Pennyku. Tanganku mulai merogoh Ms. Veggynya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari tadi. Karena remangremang aku sampai tak melihatnya. Ms. Veggynya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.
    Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semaksemak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ? Kamu kuat ya? bisiknya mesra. Lumayan sayang ?! sahutku setengah berbisik. Biasa main dimana ? tanyanyaAda apa sayang? tanyaku kembali. Akh enggak jawabnya sambil melepas Ms. Veggynya dari Mr. Pennyku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati Mr. Pennyku tanpa rasa jijik sedikitpun. Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah Ms. Veggynya. Aku jilati Ms. Veggy itu tanpa rasa jijik pula. Tibatiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

    Aku sempat bertanya, Bagaimana jika kamu hamil ? Dont worry ! katanya. Dan setelah dia memebersihkan Ms. Veggynya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintangbintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalorngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali Mr. Pennyku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macammacam rasa Mr. Penny, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.
    Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semaksemak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremasremas payudaranya, lalu memainkan lubang Ms. Veggynya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocokngocok Mr. Pennyku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.
    Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan. Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam harihari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohonpohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun Mr. Pennyku masuk ke Ms. Veggynya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan Mr. Pennyku masuk kedalam Ms. Veggynya.
    Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, Ms. Veggynya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir Ms. Veggynya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang Ms. Veggynya, dan menekannya dalamdalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, Mr. Pennyku di eluselus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,Tahan ya ? pintanya. Jangan dikeluarin lho ?! pintanya lagi.Lalu dia menghisap Mr. Pennyku dalamdalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan Mr. Pennyku di Ms. Veggynya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia keluar, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang keluar dan oh,,,,ohoh.muncratlah air maniku dilubang Ms. Veggy Anisa.Jahat kamu ?! kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu Ujarnya lagi. Kami samasama terkulai lemas diatas batu itu.
    Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami siasiakan. Anisa menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata Aku suka kamu Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jarijari Anisa tak hentihentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi Mr. Pennyku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocokngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku keluar karena tangan Anisa selalu memainkan Mr. Pennyku sepanjang perjalanan di Taxi itu. Aku lemas sayang ?! bisikku mesra Biarin ! Bisiknya mesra sekali. Aku suka kok ! Bisiknya lagi.Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jarijari tanganku menyolok Ms. Veggynya, dia tersenyum, bulunya ku tariktarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah keluar banyak, Ms. Veggynya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami samasama basah oleh cairan kemaluan. Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.

    Harihari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajarwajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Harihari selanjutnya selalu bertemu ditempattempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

    Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya. Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, sakit rasanya ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.

    Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku eraterat, lalu menangis sejadijadinya.Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja lakilaki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium Anisa. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

    Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getarangetaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

    RELATED POST

  • Foto Bugil Shyla Jennings melepaskan lingerie sebelum mastrubasi

    Foto Bugil Shyla Jennings melepaskan lingerie sebelum mastrubasi


    1999 views

    Duniabola99.com – foto cewek berambut coklak Shyla Jennings bugil sambil mengocok memeknya dikamar mandi.

    Kumpulan majalah online dewasa, Foto majalah dewasa, cerita dunia, Dunia artis, Dunia maya, Dunia model, Popular word, Foto Cewek Cantik, Foto Cewek Seksi, Foto cewek cantik asia, Cewek mulus, cewek tokek besar, cewek cantik, cewek seksi, Foto cewek tokek kecil, Foto cewek tokek besar, Foto cewek manis

  • Kisah Memek Kena Rayuan Threesome Dika

    Kisah Memek Kena Rayuan Threesome Dika


    2535 views

    Duniabola99.com – Kali ini menceritakan pengalaman Sex pribadi dari seorang Pria bernama Dika pada saat dia masih kuliah dulu. Sungguh mujur sekali Dika ini, dalam satu tempo Dika bisa memperawani 2 gadis yang berstatus adik kakak ini. Kisah ini bisa terjadi ketika dika berkunjung dikos pacarnya yang bernama Lidya. Karena ketika itu mereka hanya berdua dikosan Lidya, maka terjadilah hubungan sex antara mereka berdua.

    Saking asiknya mereka melakukan hubungan sex, tidak diduga kakak dari Lidya datang dan mempergoki mereka yang sedang berhubungan sex. Singkat cerita kakak Lidya akhirnya-pun terjerat rayuan oleh dika dan merekapun melakukan hubungan sex threesome. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.


    Sebut saja namaku Dika, aku akan membagikan -ku yang pastinya seru dan dijamin bikin para pembaca sekalian Horny, hhe. Usiaku sekrang 30 tahun, aku Pria berkulit putih bersih, berpostur tubuh biasa ( tidak kurus dan tidak gemuk ). ini adalah pengalaman pribadiku. Ketika aku kuliah di Solo aku mempunyai pacar yang berasal dari Jambi, dia bernama Lidya ( nama samaran). Aku memanggilnya dengan panggilan sayang Beby.
    Saat itu dia masih sekolah di salah 1 SMU di Yogyakarta. Sebenarnya Lidya ini anaknya lugu dan baik hati. Namun dibalik keluguan Lidya itu, dia mempunyai nafsu sex yang luar biasa. Ketika itu setiap weekend aku selalu menyempatkan untuk mengunjungi Beby di kos-nya. Sebenarnya Kos-kosan Beby ini mempunyai aturan yang cukup ketat, soalnya kos-kosan Beby ini adalah kos khusus putri. Aturan kunjungan tamu pada siang hari dibatasi jam 09.00-12.00 dan lanjut sampai 16.00 s/d 21.00.
    Pada hari minggu saat aku ke berkunjung kekosan Beby waktu menunjukan pukul 11.00, secara aturan aku hanya mempunyai waktu 1 jam di Kosannya dong. Walaupun ketat aturannya tapi teman yang bermain boleh masuk ke kamar dengan catatan pintu tidak boleh ditutup rapat rapat. Waktu 1 jam itu aku manfaatkan dengan baik untuk mencumbunya.
    Bahkan aku menjelajahi sekujur tubuhnya dari ujung rambut sampai kakinya, kami saling bergumul bak berkelahi saja. Kebetulan tempat tidurnya tepat di belakang pintu kamar. Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 1 siang, terpaksa kami hentikan permainan yang tanggung itu. Dan dengan berat hati kami berbenah ruangan yang sudah seperti kapal pecah.
    “ Mas Dika ke Kosnya Toni ya? ” tanya dia sambil membetulkan kancing bajunya.
    “ Iya Beb, emang kamu mau ikut ? ” tanyaku.
    “ Nggak ah Mas, Cuacanya panas banget soalnya, ” jawabnya,
    Kemudian sejenak kami saling mepandang seolah tidak terima dengan perpisahaan yang sesaat itu, dan tiba-tiba Beby-pun berkata,
    “ Emmm… Mendingan Mas nggk usah ke kos Toni deh Mas, Mending kita bobok siang bareng disini aja, gimana ??? ” pintanya,
    “ Emm… gimana ya… kan ketat disini aturanya ? ”
    “ Udah kita cuek aja Mas, kita kunci aja kamar dari dalam, biar Ibu Kos gak tahu! anggap aja Beby lagi tidur-kan beres? ” ucapnya,
    “ Ha… Gila lu Beb ! ” kataku pendek.
    “ Mas Dika kan juga capek baru dari Solo, ntar di Kos Mas Toni gak bisa istirahat, paling juga bengong! ”
    Aku terdiam sejenak, benar juga yah ( pikirku).
    “ Benar nih gak takut sama Ibu kos? ”
    “ Siapa takut… ”
    “ Okelah, tapi ntar aku tak ke kamar mandi sebentar ”
    Sepulang dari kamar mandi kulihat dia udah ganti pakaian tidur dengan lengan terlihat mulus, kuning kecoklat coklatan.
    “ Beby tutup pintunya ya Mas… ”
    “ Hemmm… ”
    Kubaringkan badanku di kasur yang empuk, dan dia di sampingku sambil memelukku seolah tak mau kehilangan aku.
    “ Aduh… ” tiba tiba aja dia bergumam.
    “ Ada apa? ”
    “ Kurang ajar nih semut gigit paha Beby ” ujarnya sambil menyingkap daster bawahnya.
    “ Wah bener kurang ajar tuh semut gua aja belum pernah gigit paha Beby kok dia udah duluan… ”
    “ Emang mau gigit, tapi abis gigit mesti mati ya… Hi… Hi… ”
    “ Tu kan Mas, jadi merah… Emang kurang ajar semut itu! ”
    “ Sini Mas Dika cium biar sembuh… ” jawabku layaknya orang pacaran yang sok pahlawan.
    “ Gombal… ”
    Sambil iseng aku lihat pahanya yang digit semut itu dan, mantap… Mulus juga nih paha batinku. Aku usap paha itu dengan lembut beberapa kali, dan tiba tiba saja aku cium paha itu.
    “ Iihh geli Mas… ” Suara itu membuat ku birahi!
    “ Geli apa enak? ” bisikku, tanganku mulai menggerayangi buah dadanya.
    Dia diam saja, tanganku mulai kuselipkan dibalik bajunya dan menggerayangi pentilnya yang sudah mulai mengeras. Sementara tangan kiriku mulai menyelinap dibalik celana dalamnya dan kugesek gesek kan pada Kewanitaan-nya.
    Kusingkapkan dasternya keatas sehingga terlihat jelas gundukan Kewanitaannya di balik celana putihnya. Dia diam saja. Sedikit demi sedikit mulai aku tarik celana dalamnya ke bawah.
    “ Ayo terus kalau berani… ” tiba tiba aja dia berkata, aku sempat kaget dengan celetukannya itu.
    Dalam sekejap saja sudah aku telanjangi dia, mulus! Tanpa banyak acara lagi aku juga ikut telanjang, aku gesek gesekkan Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Nikmat rasanya, tapi aku tak berpikir yang lain cukup gesek-gesek saja.
    Sambil bercanda dia bilang,
    “ Ayo kalau berani dimasukkan Mas ”.
    “ Gila kamu… ”
    “ Hi… Hi… Takut ya… ”
    “ Emang kenapa takut? ”
    “ Coba aja… ”
    Aku tahu dia cuma bercanda karena selama ini kita pacaran memang sangat berhati hati. Tapi dia terus mengejekku… Akhirnya tergoda juga aku. Aku masukkan helm Kejantananku ke Kewanitaannya yang jelas sudah basah kuyup, tapi aku masih ragu. Tapi terasa sangat hangat dan luar biasa… Aku masukan sedikit lagi dan hampir separuh Kejantananku sudah masuk.
    “ Mas jangan… Ingat ya… Jangan… ” katanya
    “ Kenapa… Kamu takut ya… ”
    “ Jangan Mas, keluarkan ” pintanya pelan.
    Aku terus menggesek gesekannya, nikmat rasanya! Tiba tiba saja dia menggeserkan pantatnya ke samping dan mendorong pahaku. Kejantananku terlepas, kami saling berpandangan sejenak.
    “ Mulai nakal ya? ”
    “ Habis ditantang sih… ”
    Dia mencium lembut bibirku, aku balas dengan lembut dan kami saling berpelukkan erat, aku ciumi leher dan telinganya, dia mulai menggeliat aku terus menyerangnya perlahan lahan aku cumbu buah dadanya dan terus aku merayap ke bawah sampai Kewanitaan-nya.
    Bau anyir yang merangsang keluar dari Kewanitaan nya, aku jilati Kewanitaannya, dia menggeliat nikmat, matanya terpejam. Aku semakin rakus melahapnya dan aku masukkan lidahku ke dalam Kewanitaannya. Dia menggeliat.
    “ Uuuhhhh… Enak Mas ”, Aku tambah semangat.
    “ Terus Mas… Enak… ”
    Aku lepas mulutku dan aku ganti dengan Kejantananku. Nafsu besar dan nikmat yang aku rasakan membuat ku tak sabar memasukkan Kejantananku.
    “ Aduh… Pelan pelan Mas ”
    “ Ya… ”
    Separuh Kejantananku sudah masuk, tapi susah sekali masuk lebih dalam. Aku tarik sedikit masuk lagi, mudur masuk, Mundur, Masuk tak terasa hampir masuk semua Kejantananku ke Kewanitaan-nya. Aku remas buah dadanya sambil aku ciumi lehernya, dia terlihat merem melek merasakan nikmatnya Kejantananku. Tiba tiba saja ada yang menarik Kejantananku dari dalam Kewanitaannya dan nikmat sekali…
    “ Akh… Enak sekali sayang… ”
    “ Tekan Mas… Tekan lagi… Pelan pelan… ”
    Aku merasakan Kejantananku keras dan terasa membesar didalam Kewanitaan Beby, aku sodokkan Kejantananku dengan pelan tapi pasti, dan semakin terasa ada yang menarik narik Kejantananku di dalam Kewanitaan.
    “ Aaaahhhh… Sakit Mas… Enak Mas… Terus… Terus… ”
    Erangan itu membuat aku semakin mengencangkan pelukanku terhadap dia, aku peluk dia erat-erat dan dia juga memelukku erat sekali sambil menahan sakit tapi enak…
    “ Uuuhhh… ” desis dari mulutnya sambil mengejang sekujur tubuhnya.
    “ Ehmmhh… ” badanku juga terasa mengejang nikmat sekali sperma ku kelar dengan deras memasuki Kewanitaannya.
    Terasa hangat Kejantananku, nikmat dan tak terucapkan dengan kata kata hanya erangan nikmat dari mulut kami berdua. Tiba tiba aku merasakan cairan hangat merampat di pahaku, aku terkejut bukan main. Aku tarik Kejantananku dari Kewanitaan Beby. Mataku terbelalak melihat cairan itu. Darah!
    “ Beb… ”
    “ Mas… Apa yang kita lakukan? ” Pandangannya juga nampak kaget.
    “ Maaf Beb… ” kataku.
    Tiba tiba saja Beby memelukku erat erat.
    “ Beby sayang Mas Dika ”
    “ Mas Dika juga sayang Beby ”
    Aku rebahkan dia di kasur yang empuk, kami saling berpandangan.
    “ Beby gak menyesal kok Mas, Beby senang ”, Ah, lega rasanya mendengar kata kata itu.
    Tok… Tok… Tiba tiba saja pintu di ketok! Kami kaget bukan main, bingung mau apa.
    “ Beb… Buka… Tidur ya… ”
    Kami tak bergerak cuma saling pandang, pelan pelan kami mengambil baju masing masing.
    “ Itu Teteh ”
    “ Diam aja Mas, pura-pura tidur gak dengar! ”
    “ Beb, Teteh pinjem hairdryer ”
    Badan ini rasanya panas dingin, kami tidak berani memakai baju karena takut berisik.
    “ Ceklek… ”
    Tiba-tiba saja pintu terbuka, ternyata Teteh punya juga kunci kamar Kos Beby yang memang berdampingan. Rasanya dunia mau runtuh saat itu.
    “ Beb… Mas… ”
    Teteh seolah tak percaya apa yang dilihatnya. Cepat cepat Teteh masuk dan mengunci kamar Beby, dan Teteh siap mengadili kami berdua yang masih telanjang.
    “ Apa apaan ini? ” Sambil melirik tempat tidur yang berantakan dan ada noda darah keperawanan Beby.
    “ Teh… Maaf kan saya Teh ” ucapku pelan.
    “ Saya yang bersalah Teh, bukan Beby ”
    “ Kenapa Mas Dika lakukan? Teteh udah percaya sekali ama Mas Dika! ” sambil meneteskan buliran air mata kekecewaan.
    “ Maaf Teh… ”
    Tiba tiba saja Teteh memelukku yang masih telanjang! dan Kejantananku menyentuh tubuhnya yang lebih kecil dari Beby. Pelukkan erat Teteh membuat Kejantananku berdiri lagi, dan aku bingung.
    “ Celaka nih, tegang lagi ”
    Beby pun ikut memeluk kami yang masih berpelukkan, buah dada Beby membuat aku tambah merangsang. Aku beranikan mencium bawah telinga Teteh yang masih terisak di pelukkanku. Harum juga karena Teteh memang baru selesai mandi. AKu tambah terangsang dan aku ciumi leher Teteh. Sedikit aku merasakan gerakan Teteh yang ternyata dia juga terangsang dengan ciumanku.
    ditambah posisi telanjangku dan Kejantananku yang menempel di sekitar pusar Teteh. Aku coba kencangkan pelukanku terhadap Teteh, sementara aku ganti mencium Beby yang juga memeluk Teteh, Beby menyabut ciumanku dengan lahapnya sementara Teteh yang ada dalam pelukan kami berdua pada posisi ditengah karena memang Beby memeluk Teteh dari belakang dan saya dari depan.
    Tak ayal Teteh cuma menggeliat diantara kami, tanganku turun kebawah ke arah pantat Beby yang tepat dibelakang Teteh. Aku tarik pantat Beby ke depan sehingga mendorong tubuh Teteh lebih merapat ketubuhku dan menjepit Kejantananku. Aku goyangkan pantat Beby perlahan lahan dengan harapan badan Teteh juga ikut bergoyang, dan harapanku itu terpenuhi.
    Badan Teteh bergoyang menggesek gesek Kejantananku, tangannya bertambah erat memelukku. Tiba tiba saja Mulut Teteh mulai menyerang leherku, rupanya dia juga gak tahan melihat aku dan Beby semangat berciuman. Tanganku mulai berani meraba buah dada Teteh dan Teteh tidak menolak bahkan seolah olah menikmatinya.
    Mata Beby memandangku dengan sorot tajam seolah melarang aku meraba kakaknya itu tapi aku pura-pura tidak melihat. Perlahan tanganku aku turunkan dan meraba Kewanitaan Beby dengan tangan kanan, dan tangan kiriku mulai merayap dibalik CD Teteh. Aku lihat Beby menikmati tanganku yang sudah meremas Kewanitaan nya, dia terlihat memejamkan matanya.
    “ Wah kesempatan bagus nih untukku ” batinku,
    Kewanitaan Teteh pun tak lepas dari tangan kiriku dan Teteh juga menikmatinya. Teteh sedikit melorotkan badannya dan mencium pentil susuku yang kecil dan dia terus bergerak ke bawah sambil meremas Kejantananku.
    Dan sesaat Teteh sudah sibuk dengan mulutnya menikmati Kejantananku. Teteh mendorong badanku hingga aku terjatuh di spring bed, Beby pun mendahului Tetehnya memegang Kejantananku seolah dia tak rela Kejantananku di jamah Tetehnya.
    Beby langsung memasukkan Kejantananku kedalam Kewanitaannya yang sudah basah dan sedikit noda darah masih ada, sementara Teteh harus puas melahap mulutku. Beby begitu semangat mengenjot Kejantananku dengan gerakan naik turun sambil mengerang kenikmatan.
    “ Ouhh… Ahhhh… ”
    Beby mengeluh sambil badanya mengejang, rupanya dia sudah keluar lagi.
    Teteh yang melihat Beby sudah klimaks memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil posisi mengarahkan mulutnya ke Kejantananku dan Kewanitaannya diarahkan ke mulutku, ketika itu posisiku dan posisi Teteh saling berlawanan.
    Kaki Teteh menjepit kepalaku sehingga aku dengan jelas melihat Kewanitaan Teteh yang dipenuhi rambut tipis disekelilingnya. Sementara Beby ada disamping kami berdua sambil meremas remas sendiri buah dadanya. Aku jilati Kewanitaan Teteh yang masih wangi karena habis mandi, aku masukan lidahku menyentuh dalam Kewanitaannya dan Teteh menikmatinya.
    “ Enak Mas… Terus… ”
    Hampir saja aku tidak bisa bernafas karena Teteh menekankan Kewanitaannya ke wajahku, aku dorong sedikit pantatnya supaya aku bisa bernafas. Aku balikkan badan Teteh, sehingga saat ini posisiku diatas Teteh.
    Aku tidak mau berlama lama melakukan oral sama Teteh, langsung saja aku masukkan Kejantananku ke Kewanitaan Teteh yang ternyata juga cukup kecil buat Kejantananku. Teteh agak kesakitan tapi tidak protes.
    “ Uhhh… Ssss… Aaaahhh… ”
    Akhirnya Kejantananku bisa masuk hampir semuanya, dan Teteh merasa kesakitan dan menggeser sedikit pantatnya kesamping tapi tetap aku buru ke samping sambil sedikit menggoyangnya.
    Kedua kaki Teteh diangkat menjepit pantatku seolah-olah dia ingin memasukkan Kejantananku lebih dalam lagi, aku berusaha memasukkan pelan pelan dan agaknya lebih lancar karena Kewanitaan Teteh sudah basah kuyup. Kaki Teteh menjepitku tambah kencang dan aku juga coba peluk Teteh lebih kencang.
    “ Sssss…. Aaahhh… ”
    Teteh melenguh dan nafasnya tersengal-sengal, ternyata dia mengalami puncak kenikmatan, aku rasakan badannya mengejang dan jepitan kakinya membuatku tak bisa bernafas tapi aku biarkan dia menikmati kenikmatan itu.
    Sedikit demi sedikit jepitan kaki dan pelukan Teteh mulai lepas, giliranku sekarang untuk menikmati kenikmatan bersama Teteh. Aku balikkan badan Teteh dan aku masukkan Kejantananku dari belakang dengan gaya anjing aku coblos Kewanitaan Teteh. film sex disini
    So wow… sungguh nikmat sekali ternyata dengan gaya ini, aku menikmati sekali gaya ini. Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh seolah tak ingin berhenti apalagi diiring desahan Teteh yang pelan tapi sangat membuatku bernafsu. Hampir lima menit Kejantananku keluar masuk ke Kewanitaan Teteh dan akhirnya,
    “ Aaahhh… Nikmat Teh… ” badankupun mengejang nikmat,
    Aku peluk Teteh dari belakang sambil menikmati klimaksku. Kejantananku terasa membesar saat itu dan aku coba masukkan lebih dalam Kejantananku ke Kewanitaan Teteh. Tiba tiba saja terdengar suara seperti air tumpah. Aku kaget tapi bersamaan suara itu kenikmatan yang jauh lebih nikmat dari sebelumnya! Aku kaget sekali saat aku rasakan ada air hangat mengalir di antara Kejantananku.
    “ Jangan jangan… ”
    Cepat cepat aku keluarkan Kejantananku dari Kewanitaan Teteh, hah… Benar dugaanku. Darah! Ternyata Teteh juga masih perawan! berarti dalam 3 jam aku dapat dua perawan! Kakak Adik lagi!
    “ Hebat! ” dalam batinku. Ternyata aku laki laki paling beruntung dapat perawan 2 sekaligus!
    Tak kusadari aku lihat Beby disampingku meneteskan air Mata dan memejamkan matanya yang sudah sembab! Aku baru sadar ternyata adeganku dengan Teteh dilihat tanpa sensor oleh Beby! Pacarku! Dan adegan itu aku lakukan dengan kakaknya! Teteh! Saat itu aku gak tahu harus berbuat apa! Aku hanya memeluk Beby dan Teteh keluar dari kamar meninggalkan kami tanpa sepatah katapun.film dewasa
    Hari hari berikutnya aku selalu membagi spermaku untuk mereka berdua untuk Beby dan Teteh, tapi saat itu aku selalu beranggapan Beby pacarku dan Teteh adalah selingkuhanku! Semua ini aku jalani dari tahun 2012 sampai 2013. Karena sejak tahun 2013 kami putus. nonton film semi terbaru klik disisni
    Saat ini Beby dan Teteh sudah menikah, demikian juga dengan aku. Beby dapat suami orang Magelang dan Teteh dapat tetangganya di Palembang. Walaupun begitu Aku masih sering melakukan sex by phone dengan Beby paling tidak seminggu sekali dan sex di hotel sebulan sekali. Kami masih bisa menikmatinya.

  • koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram

    koleksi panas ono maria merah ngentot dirumah seram


    1876 views

  • Foto Ngentot Cewek pirang, Lyra Law bercinta dengan stocking funky

    Foto Ngentot Cewek pirang, Lyra Law bercinta dengan stocking funky


    2254 views

    Duniabola99.com – foto cewek toekt gede pantat bahenol yang sangat merangsang Lyra Law pirang ngentot anal dengan pria muda berkontol besar diatas sofa putih dan menembakkan semua sperma kepantatnya.

  • Hentai029

    Hentai029


    2016 views

  • Stepsis Michelle Martinez asks to fuck her

    Stepsis Michelle Martinez asks to fuck her


    1875 views

  • Kisah Memek Musibah Yg Nikmat

    Kisah Memek Musibah Yg Nikmat


    2833 views

    Duniabola99.com – Aku telah bekerja selama hampir 6 tahun di bagian akuntansi dan juga masih menempuh kuliah semester 4 di sebuat PTS ternama di Surabaya. Aku selalu mengendarai motor bututku ke mana aku pergi, baik itu ke kantor maupun aku ke kampus.


    pada suatu hari, waktu itu jumat pagi aku akan berangkat senam di kantor, aku mengendarai motorku dengan agak tergesa-gesa, maklum sudah agak terlambat. Sesampainya di jalan Ahmad Yani aku terperanjat hebat karena ada mobil Timor memotong di depanku, tanpa dapat aku kuasai akhirnya akupun menabraknya dan terjatuh dengan luka yang lumayan parah, kemudian aku pingsan. Aku sadar saat aku sudah di rumah sakit AL di dekat kawasan itu, aku membuka mataku pelan-pelan dan seorang gadis cantik sudah tersenyum kepadaku.

    “Mas, maafkan saya”, dia mengucapkan kata dengan penuh pesona.

    “Nggak pa-pa..”, kataku lirih.

    “Nama saya Rifa”, kata gadis itu.

    “Saya Dimas”, jawabku singkat.

    Kamipun ngobrol kesana kemari, aku sudah agak enakan dengan kehadirannya aku bersemangat sekali untuk segera sembuh. Sejak peristiwa itu aku dirawatnya hingga aku pulang, kedua orang tuanya pun selalu menjengukku tiap sore hari, maklumlah aku anak perantauan yang jauh dari keluarga.

    Setelah seminggu dirawat aku diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Semua biaya ditanggung oleh keluarga Rifa termasuk motorku yang rusak. Aku diberi motor baru sebagai gantinya dengan harapan aku akan lebih baik, aku selalu dianggap sebagai keluarga Rifa sehingga aku diminta tinggal di rumahnya. Akupun sangat berterima kasih sebab akan banyak mengurangi biayaku. Rifa di rumah itu adalah anak tunggal dan selalu dimanja.


    Setelah hampir 6 bulan aku tinggal aku mulai merasakan bahwa Rifa mulai menyukaiku, memang sih usia kami tidak jauh terpaut aku masih 24 tahun sedang rifa 20 tahun. Rifa kuliah pagi di PTN semester 4 juga. Rifa adalah gadis yang sangat cantik dengan bentuk tubuh yang sangat seksi, sehingga banyak cowok yang ingin jadi kekasihnya.

    Singkat cerita, pada hari jumat sore aku di telepon ke kantor untuk segera pulang sore karena ayah dan ibunya akan ke Jakarta. Aku segera pulang setelah jam 14.30. Sesampainya di rumah aku mendapati rumah dalam keadaan sepi. Aku pencet bel dan Rifa hanya berteriak dari dalam bahwa pintu tidak dikunci. Aku masuk ke kamarku di atas, aku yakin orang tua Rifa sudah berangkat, akupun mandi dan bermaksud istirahat, akan tetapi dari bawah Rifa berteriak.

    “Mas, sudah saya bikinkan kopi cream di meja belajarku”, teriak Rifa.

    “Ya…”, aku turun dan mengetuk kamar Rifa.

    “Masuk saja tidak dikunci, aku lagi mandi”, jawab Rifa.

    Dadaku berdebar kencang ketika aku lihat di sudut ruangan ada bayangan tubuh Rifa yang seksi itu diguyur air dan hanya terhalang partisi plastik tipis (seperti di hotel-hotel). Aku duduk di meja belajar Rifa dan menikmati kopi buatannya.

    “Mas, udah mandi belum”, tanya Rifa. Fontana99

    “Udah, emang kenapa?, tanyaku balik.

    “Mau mandi lagi”, kata Rifa.

    “Nggak”, jawabku singkat.


    Aku membuka majalah di meja Rifa, ketika tiba-tiba Rifa berteriak, “Mas, tolong ada kecoak”, dengan tanpa pikir panjang aku melompat ke kamar mandi itu. Jantungku berdegub kencang ketika aku melihat Rifa hanya tertutup daster kecil jauh di atas lutut.

    “Kecoaknya udah pergi”, Rifa berkata sambil tersenyum.

    Aku terdiam dan terpana, Rifa tidak merasa malu sedikitpun dia malah menyemprotkan shower yang dia pegang ke arahku, akupun basah kuyup. Kamipun bercanda, aku ambil shower kloset dengan tak kalah cerdik aku menyemprot bagian tubuh Rifa yang aku rasa bikin geli. Rifa menggeliat-geliat ketika air itu menyemprot ke payudaranya, seolah ia menikmatinya, aku kaget ternyata Rifa tidak mengenakan BH. Aku semakin turun dan melihat Rifa juga tidak mengenakan celana dalam, darah laki-lakiku memuncak, tanpa kami sadari kami berpelukan dan aku mencium serta mengulum bibir Rifa yang merah dan seksi itu, Rifa sangat menikmatinya, tangankupun mulai meraba daerah sensitif Rifa, Rifa semakin menggeliat-geliat dan daster kecil itupun luruh ke lantai kamar mandi, aku sangat terpesona melihat tubuh Rifa tanpa sehelai benang pun, Rifa semakin menantang, akupun mulai mencumbuinya.

    Sedikit demi sedikit pakaiankupun dilucuti Rifa dengan tangan halusnya. Aku bopong tubuh Rifa ke tempat tidur, Rifa memamerkan vaginanya yang kelihatan rapat dan cekung memerah. Aku semakin tidak sabar, aku lepas celana dalamku cepat-cepat. Aku mulai menjilati paha Rifa yang mulih halus itu. Rifa menggeliat-geliat menahan nafsu birahi.

    Saat lidahku menjilati vagina Rifa, Rifa berteriak-teriak menahan kenikmatan. Aku semakin ke atas dan mengulum payudaranya serta menindihnya, semakin ke atas aku mengulum bibirnya dan aku rasakan penisku menyentuk benda lembut tapi panas. Aku coba menekan tapi susah sekali. Rifa semakin meregangkan selangkangannya, aku menekan pinggangku dan aku rasakan penisku mulai panas (karena penisku menyeruak masuk ke dalam vagina Rifa), semakin panas saat aku menekannya dengan keras dan Rifa menjerit sembari mendekapku erat.


    Sesaat kami terasa tidak sadar, kemudian aku mulai memainkan pinggulku, kami sangat menikmatinya hingga sesaat lamanya penisku mengejang dan cairan menyeruak di dalam vagina Rifa, Rifa memelukku erat sekali. Kami kelelahan namun Rifa kembali menggoyangkan pinggulnya, akupun seolah enggan untuk mencabut penisku yang dijepit vagina Rifa yang sangat kuat itu, kami memainkan lagi pinggul kami sangat lama. Kemudian kembali penisku mengejang dan cairan itu menyemprot diding rahim Rifa. Dia memejamkan matanya sembari memelukku erat. Kamipun tertidur dengan posisi penisku masih menancap di vaginanya. Setelah bangun aku merasa penisku sakit dan panas sekali, akan tetapi saat aku mau mencabut penisku, Rifa kembali memelukku. Rifa sungguh hebat, kamipun melakukan lagi.

    Setelah itu Rifa melangkah ke kamar mandi, aku mengikutinya dari belakang. Rifa mencuci vaginanya dan aku mencuci penisku.

    “Mas, aku lapar”, kata Rifa.

    “Aku juga”, jawabku samabil kucium bibir Rifa.

    Rifa mengenakan pakaian seperti saat mandi tadi, tanpa BH dan celana dalam, aku membalut tubuhku dengan handuk. Kami melangkah ke dapur untuk masak, kami bercanda dan tanpa aku sadari penisku telah menegang, Rifapun begitu. Rifa duduk di meja dapur dan mengangkat kakinya, vaginanya kelihatan begitu indah dan kecil. Aku pegang penisku dan memasukkannya ke dalam vaginanya, gesekan-gesekan lembut kami lakukan dengan tenang dan mesra. Setelah beberapa lama cairan spermaku menyemprot di dalam vagina Rifa. Rifa tersenyum puas.
    Kami melanjutkan lagi masak dan makan malam. Mulai saat itu setiap pagi penisku menegang, aku turun dan melakukan perbuatan itu dengan Rifa, ya hampir setiap pagi. Kami sangat menikmatinya dan aku bicara kepada orang tua Rifa untuk meminangnya, mereka setuju. Kami sangat bahagia dan semakin gila-gilaan melakukan perbuatan tersebut tanpa kenal waktu dan ruang.




  • Video Bokep Chigusa Hara senang toketnya yang gede dimainin

    Video Bokep Chigusa Hara senang toketnya yang gede dimainin


    2031 views

  • Kisah Memek Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah lama Menjanda

    Kisah Memek Bersetubuh Dengan Pembantu Yang Sudah lama Menjanda


    4144 views

    Duniabola99.com – Ceritaku ini terjadi bermula ketika kedua ortuku sedang pergi keluar kota untuk menengok keluarga ayahku yang kecelakaan dan terluka parah. Aku sempet mau ikut namun karena aku ada ujian jadilah aku dilarang oleh kedua ortuku. Karena diruma aku hanya anak satu-satunya maka jadilah sekaran dirumah hanya ada aku dan mbak Diah. Seketika itu juga melihat keadaan ang sepi, otak kotorku pun keluar, aku langsung berpikir bagaimana caranya untuk aku bisa enikmat tubuh mbak Diah sangat menggiurkan itu. Payudara yang sangat besar dan padat, bongkahan pantatnya membuat birahiku naik. Ingin sekali aku langsung memaksa mbak Diah, namun aku masih berpikir karena aku takut kalau aku dilaporkan pada kedua ortuku.


    Selama ujian berlangsung, aku gak bisa konsen dan hanya mbak Diah yang ada dipikirnku. Pikiranku terus melayang mebayangkan mbak tubuh molek mbak Diah telanjang dan aku menikmati setiap jengkal tubuhnya.

    Kubayangkan betapa nikmatnya memek mbak Diah saat kuentot dengan desahan-desahan yang keluar dari mulutnya. Hingga akhirnya ujianku selesai danaku langsung pulang kerumah. Aku sangat bersemangat karena sampai dirumah aku bisa menikmati keseksian mbak Diah. Dan benar seperti yang kubayangkan, ketika aku sampai dirumah, kulihat pemandangan yang tak seperti biasanya. Kulihat mbak Diah memakai pakaian yang sangat ketat sekali hingga payudaranya sangat menonjol besar sekali dan seketika itu juga aku langsung bernafsu melihatnya.

    Ketika aku mau masuk kamar, mbak Diah-pun menyapaku,

    “Kenapa mas Bayu menundukkan kepalanya begitu”

    “Gak papa kok mbak” jawabk sambil tidak melihat mbak Diah

    Dan aku langsung pergi begitu saja meninggalkan mbak Diah yang sedang asik menonton TV. Sampai didalam kamar, aku masih terheran Dengan kemolekan tubuh mbak Diah yang sangat menggoda sekali. Kemudian aku-pun berimajinasi membayangkan kenikmatan menyetubuhi mbak Diah dan aku-pun langsung melampiaskan anganku Dengan menonton film porno lewat HP-ku. Dan tak kusangka aku menonton film porno Dengan volume yang tinggi hingga mbak Diah mendengarnya dan langsung mbak Diah nyamperin aku dikamarku dan menegurku,

    “Hayoooo…lagi nonton apa mas?? Suaranya terdengar sampai diluar lho mas”

    “Eeennngg…Ennggaak nonton apa-apa kok mbak” jawabku dengan wajah yang sudah memerah

    “Aaaahhh…mbak tau hlooo mas, Mas Bayu gak usah bohong deeh,, gak papa kok kan mas juga sudah besar, apa mau mbak temenin nontonnya??” tanya mbak Diah

    Mendengar pertanyaan mbak Diah-pun aku bingung mejawabnya hingaga aku terdiam dengan wajah yang tertunduk. Namun dilar dugaanku, setelah aku diam tak menjawab pertanyan mbak Diah, mbak DIah-pun langsung menuju sebelahku. Hatiku saat itu sangat deg-deg’an sekali, jantungku berdetak tak karuan dan,

    “Jangan malu-malu mas, mbak tau kok kalau setiap hari mas memperhatikan mbak, benar kan??” tanya mbak Diah dengan berbisik disebelahku

    “iiii…iiiiYhaaaa…kok mbak tau, pasti mbak juga memperhatikanku kan??” tanyaku balik

    “Sudah lama aku menantikan saat-saat seperti ini mas” ucap mbak Diah lirih disebelah kupingku persis, hingga wajah kami sekarang sudah berdekatan

    Mbak Diah menghadap wajahku saat kutatap wajahnya. Mata kami saling bertatapan. Kulihat Mbak Diah sepertinya senang dan menyukai apa yang kulakukan. Tanganku jadi lebih berani mengusap-usap lengannya lalu kedadanya. Kuusap dadanya yang kenyal menegang dengan putting yang mulai mengeras.

    Kudekatkan mulutku untuk mencium pipinya. Dia berpaling menyamping, kemudian kutarik lagi pipinya. Mulut kamipun bertemu. Dan aku mencium bibirnya.

    Inilah pertama kalinya aku melakukannya kepada seorang perempuan. Desahan halus keluar dari mulut Mbak Diah saat kedua tanganku meremas punggungnya dan lidahku mulai menjalari leher Mbak Diah. Ini semua akibat film porno yang sering kutonton. Mbak DIah bersandar kedinding, namun gak meronta. Sementara tanganku menyusup masuk kedalam bajunya, mulut dan lidahnya kukecup, kuhisap dan kugelitik langit-langit mulutnya. Kancing BH-nya kulepaskan. Hingga tanganku bisa bergerak bebas mengusap payudaranya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami sama-sama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding.


    Aku dan mbak DIah sangat terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Mbak DIah menyandar kedadaku. Dia sepertinya pasrah. Kemudian baju daster Mbak Diah kubuka. Didalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya dan kuremas perlahan. Bibirku mengecup putting susunya secara perlahan. Kuhisap putting susunya yang mengeras itu hingga memerah. Mbak Diah semakin gelisah dan nafasnya sudah gak teratur lagi. Tangannya liar menarik-narik rambutku, sedangkan aku tenggelam dicelah payudaranya yang membusung. Mulutnya mendesah-desah, “Ssshh…, sshh!”. Putting susunya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahan-lahan.

    Kulepaskan ikatan kain dipinggangnya. Lidahku sekarang bermain dipusar Mbak Diah, sambil tanganku mulai mengusap-usap pahanya.

    Saat kulepaskan ikatan kainnya, tangan Mbak DIah semakin kuat menarik rambutku. “Mas Baayyuuu…Mas Bayuu…” suara Mbak DIah memanggilku perlahan. Aku terus melakukan usapanku. Nafasnya terengah-engah saat CD-nya kutarik kebawah. Tanganku mulai menyentuh daerah kemaluannya. Rambut halus disekitar kemaluannya kuusap-usap perlahan. Saat lidahku baru menyentuh vaginanya, Mbak Diah menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu.

    Pandangannya ditujukan tempat tidurnya. Aku segera mengerti maksud Mbak Diah dan lansung menuntun Mbak Diah menuju tempat tidur. Bau khas vaginanya merangsang sekali. Dengan satu bau khas yang sukar diceritakan.

    “Mas Bayuu” bisiknya perlahan di telingaku

    Aku terdiam sambil mengikuti apa yang kuinginkan. Mbak DIah sepertinya membiarkan saja. Kami benar-benar tenggelam. Mbak DIah sekarang kutelanjangi. Tubuhnya berbaring telentang sambil kakinya menyentuh lantai. Seluruh tubuhnya sangat menggiurkan.


    Mukanya berpaling kesebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya meremas kain sprei. Payudaranya membusung seperti minta disentuh. Putting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Aku melihat gak ada lipatan dan lemak seperti perut perempuan yang telah melahirkan. Memang Mbak Diah tidak memiliki anak karena dia bercerai setelah menikah 3 bulan. Kakinya merapat. Karena itu aku gak dapat melihat seluruh memeknya. Cuma sekumpulan rambut yang angat lebat namun halus menghiasi bagian bawah.

    Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satu-persatu. Retsluiting jeansku kuturunkan. Aku telanjang bulat dihadapan Mbak Diah. K0ntolku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Mbak Diah. Payudara yang membusung dihiasi putting kecil dan daerah dibulatan putingnya kemerah-merahan. Indah sekali kupandang dicelah pahanya. Mbak Diah terlentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja naik turun. Kemudian aku-pun duduk dipinggir kasur sambil mendekap tubuh Mbak Ayuk. Sungguh lembut tubuh mungil Mbak Diah. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang putting susunya, kuremas-remas payudaranya yang kenyal itu. Kuusap-usap dan kuremas-remas. Nafsuku terangsang semakin hebat hingga k0ntolku menyentuh pinggang Mbak Diah. Kudekatkan k0ntolku ketangan Mbak Dah yang kemudian digenggamnya k0ntolku erat-erat kemudian diusap-usapnya.

    Memang Mbak DIah tahu apa yang harus dilakukan. Maklumlah dia sudah pernah menikah. Dibandingkan denganku, aku cuma tahu teori dengan melihat film porno saja. Tanganku terus mengusap perutnya hingga kecelah selangkangannya. Terasa lendir basah dikemaluannya. Aku beralih dengan posisi 69. Rupanya Mbak DIah mengerti keinginanku. Kemudian dipegangnya k0ntolku yang sudah tegang dan dimasukkannya kedalam mulutnya. Mataku terpejam-pejam saat lidah Mbak DIah melumat kepala k0ntolku dengan lembut.

    K0ntolku dikulum sampai kepangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku.


    Bibir Mbak Diah terasa menarik-narik batang k0ntolku. Gak tahan diperlakukan begitu, kemudian aku mendesah menahan nikmat. Kubuka lebar-lebar paha Mbak Diah sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang klitorisnya. Mbak Diah mendesah. Kujilat-jilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Lubang kemaluan Mbak Diah semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih meleleh dari lubang memeknya. Tentu Mbak Diah sudah cukup terangsang, pikirku.

    Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Payudaranya tertindih oleh dadaku. Mbak Diah memperbaiki posisinya saat tanganku mencoba mengusap-usap pangkal pahanya. Kedua Kaki Mbak Diah mulai membuka sedikit saat jariku menyentuh memeknya. Lidahku mulai turun kedadanya. Putting susunya kuhisap sedikit kasar.

    Punggung Mbak Diah terangkat-angkat saat lidahku mengitari perutnya. Akhirnya jilatanku sampai kecelah pahanya. Mbak Diah semakin membuka pahanya saat kujilat klitorisnya, kulihat Mbak Diah sudah gak bergerak lagi. Kakinya kadang-kadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk mencari tempat-tempat yang bisa mendatangkan kenikmatan baginya. Desahan Mbak Diah semakin keras dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku ditarik-tariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan. Aku bertanya,

    “Gimana Mbak rasanya?” suaraku lembut dan sedikit manja

    Mbak Diah gak menjawab. Mbak Diah hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, kuarahkan k0ntolku kearah lubang memeknya yang sekarang sudah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir dilubang memeknya.

    Kugesek-gesekan kepala k0ntolku dicairan yang membanjir itu. Perlahan kutekan kedalam. Tekanan k0ntolku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Mbak Diah menggelinjang seperti kesakitan.

    “Pelan-pelan mas Bayu” mbak DIah berbicara dengan nafas sesak


    Aku sekarang mengerti, vagina mbak Diah sudah sempit lagi setelah 5tahun gak disetubuhi, walaupun dia sudah gak perawan lagi. Memang aku belum berpengalaman kerena ini merupakan pertama kalinya aku menyetubuhi seorang perempuan walau umurku sudah matang. Kutekan lagi. Kumasukkan k0ntolku perlahan. Kutekan punggungku kedepan. Sangat hati-hati. Terasa memang sempit. Kemudian mbak Diah memegang lenganku erat-erat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian k0ntolku yang masuk. Kubiarkan sebentar k0ntolku berhenti, terdiam. Mbak Diah juga terdiam tenang. Sementara itu, kupeluk tubuh mbak Diah dengan gemas sambil memainkan payudaranya, menjilat, mengusap dan menggigit-gigit lembut. Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan.

    Kami memang sudah sangat bernafsu dan snagat terangsang. Kemudian kutanya dengan suara lembut,

    “Mau diteruskan mbak???”

    Mbak Diah membuka matanya. Dibibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan k0ntolku kedalam. Lalu kutarik kebelakang perlahan-lahan. Kuhentakkan perlahan, emang sempit memek mbak Diah, mencengkram seluruh batang k0ntolku.

    k0ntolku terasa seperti tersedot didalam memek mbak Diah. Kami semakin terangsang! k0ntolku mulai memasuki vagina mbak Diah lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata mbak Diah terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu saat k0ntolku mulai kukeluar-masukkan. Bibirnya dicibirkan rapat-rapat seperti gak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit k0ntolku masuk sampai kepangkalnya. Mbak Diah mendesah dan mengerang seiring dengan keluar-masuknya k0ntolku divaginanya. Kadang-kadang punggung mbak Diah terangkat-angkat menyambut k0ntolku yang sudah melekat divaginanya. Lama kumaju-mundurkan k0ntolku seiring dengan nafas kami yang semakin gak teratur lagi. Suatu saat kurasakan badan mbak Diah mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk erat-erat pinggangku.

    Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan. Denyutan divagina mbak Diah terasa kuat seakan melumatkan k0ntolku yang tertanam didalamnya. Goyanganku semakin kuat. Kasur mbak Diah bergoyang mengeluarkan bunyi berdecit-decit. Leher mbak Diah kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Saat itu seolah-olah kurasakan ada denyutan yang menandakan spermaku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat k0ntolku semakin menegang keras. Mbak Ayuk mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya.


    Goyanganku semakin kencang. Vagina mbak Diah semakin keras menjepit k0ntolku. Kurangkul tubuhnya kuat-kuat. Mbak Diah diam saja. Bersandar pada tubuhku, mbak Diah lunglai seperti gak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh mbak Diah seperti terguncang-guncang. Mbak Diah membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.

    Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai kepuncak. spermaku muncrat kedalam vagina mbak Diah. Bergetar badanku saat spermaku muncrat. Mbak Diah mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengah-engah.

    Mbak Diah mengerang agak kuat. Waktu kumuntahkan spermaku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk kedalam. Kulihat mbak Diah menggelepar-gelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak kebelakang. Aku lupa segala-galanya. Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa tusukan tadi memang membuat kami sampai kepuncak bersama-sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama. Mbak Diah lah perempuan pertama yang mendapatkan air perjakaku. Walaupun dia seorang janda, bagiku dia adalah perempuan yang sangat cantik.

  • Kisah Memek siswi dientot di hutan saat bolos sekolah

    Kisah Memek siswi dientot di hutan saat bolos sekolah


    3552 views

    Duniabola99.com – Pada suatu pagi, sekitar jam 08:30, aku yg sedang suntuk pergi ke sebuah hutan cagar alam kecil di selatan kota. Kota kecil ini sudah ku singgahi sekitar 3 minggu, dan aku masih lumayan betah. Segera kuparkir motor di tempat titipan motor, dan menyusuri jalan setapak masuk hutan yg sekarang sedang sepi karena memang bukan hari libur. Terasa sangat sejuk, pagi hari hiking menikmati rerimbunan pohon pinus di hutan cagar alam itu.


    Ketika sedang berjalan menikmati keindahan dan kesejukan hutan, aku melihat sesosok gadis manis berjilbab sedang duduk disebuah bangku dibawah sebuah rumah kayu yg memang disediakan untuk beristirahat. Dari bajunya yg atasan putih dan bawahan rok abu-abu, aku tau kalau dia adalah seorang siswi SMU. Segera otak kotorku bekerja dan membuat penisku naik.

    Bayangkan, menikmati vagina gadis cantik berjilbab pelajar SMU ditengah hutan yg sunyi dan sejuk ini. Segera aku menghampiri dan menyapa sang gadis itu. Yg sedang duduk termangu.

    Assalamualaikum.. kataku sedikit keras, memang sengaja mengagetkannya.

    Gadis berjilbab itu sedikit kaget lalu dengan cepat menoleh kearahku. Wajahnya cantik putih,d engan hidung mancung dan bibir tipis. Kacamata minus bertengger di hidungnya.

    Waalaikum salam.. ngagetin aja ihh.. katanya dengan tersenyum kecil.

    Suaranya yg lembut, menambah gejolak birahiku. Otakku berfantasi membayangkan suara lirihnya merintih-rintih karena vaginanya kusodok-sodok dengan penisku.


    lagi ngapain? tanyaku.

    Sembunyi-sembunyi aku menatap tubuhnya. Sekal untuk seorang siswi SMU. Pantatnya bulat, tubuhnya padat berisi namun langsing, dengan tinggi semampai. Buah dadanya terlihat sedikit mononjol dibalik seragam putih osis lengan panjang dan jilbab putih yg terulur menutupi dadanya.

    lagi ngelamun. Jawabnya sambil tersenyum manis.
    ngelamunin apa? tanyaku lagi, memancing pembicaraan.

    Sambil semakin mendekat hingga disampingnya. Siswi berjilbab itu memandangku seksama seakan menilai, lalu menjelurkan lidahnya padaku, menggoda. Aku tersenyum.

    kenalin, Wawan. Kataku sambil mengulurkan tanganku.
    siswi berjilbab itu tersenyum dan menyambutnya.

    Amel katanya.

    Tangannya yg bersentuhan dengan tanganku terasa sangat halus.

    lagi ngapain disini sendirian? Bolos yaa kataku mengganggunya. siswi berjilbab itu segera berdiri didepanku.
    iya nih lagi BT di sekolah.. katanya sambil menggerutu.
    emang kenapa? Habis putus cinta yah? tanyaku nakal.
    idih nggak sekarang jadwalnya olah raga guru olah raganya rese sukanya grepegrepe.. jawab gadis cantik berjilbab siswi Smu itu.


    Tangannya sudah dilipat didepan dada, semakin membuat tonjolan buah dadanya terlihat. Hatiku semakin tdk karuan.

    tapi diam-diam suka kaaan kataku menggoda.
    idiiiih-jijik, tau jawabnya sambil sok bergidik.
    eehhh digrepegrepe bisa enak lhoo.. kataku terus memancing.

    Siswi berjilbab itu hanya tersenyum simpul sambil kembali menjulurkan lidahnya genit.

    eh Mel, mau gak, masuk lebih dalem ke hutan? Ada tempat yg buagus banget deh kataku.

    Padahal aku berbohong.

    yg bener? Ahh, gak mau ahntar Amel mau diapaapain, lagi jawabnya, sambil masih tersenyum genit.
    ga papa deh ayo ikut diapaapain kan ga papa kalo enak. Kataku seolah bercanda.

    Padahal otakku sudah memikirkan banyak jurus untuk mendapatkan tubuh gadis cantik berjilbab itu.

    iya deh. Jawab Amel akhirnya, membuat hatiku seolah meloncat saking
    senangnya.
    tapi janji gak diapaapain yah. Jawabnya lagi.
    gak kok, ntar tak kasih yg enak enak″ jawabku lagi.


    Akhirnya kami pun berjalan menyusuri jalan setapak sambil bercakap-cakap dan menikmati keindahan hutan. Beberapa lama, setelah kami berada semakin masuk kedalam hutan, kami menemukan lagi sebuah tempat beristirahat. Sebuah batu besar panjang 2 meter, dengan atap dari daun pinus sekedar menahan jika ada hujan. Amel berlari kecil menuju tempat itu dan duduk batu itu.

    istirahat dulu, capek.. kata gadis manis berjilbab itu.
    oke. Kataku sambil duduk disampingnya.
    jadi gak nih, mau yg enak-enak? kataku kembali memancing.
    gak mau ah.. emangnya Amel apaan.. katanya sambil pura-pura marah.

    Aku semakin medekatkan dudukku pada gadis berjilbab bertubuh sekal itu.

    yah, kan Amel cantik.. mas jadi gak tahan.. bisikku ketelinganya yg masih tertutup jilbab.

    Pelan kuraih tangan kanannya yg halus, lalu kuremas dan kubelai. Gadis cantik berjilbab itu menatapku, namun diam saja. Terlihat wajahnya merah karena malu. Segera siswi berjilbab itu menarik tangannya dan memalingkan tubuhnya agak membelakangiku, karena tatapan sayunya bertemu dengan tatapanku. Pelan-pelan kupeluk Amel dari belakang pelan pelan. Gadis cantik berjilbab bertubuh sekal itu sedikit berontak. jangan mas.. Amel gak mau.. bisiknya sambil sedikit berontak.

    ga papa Amel, ntar mas kasih enak bisikku ke telinganya yg tertutup jilbab.

    Kudaratkan ciumanku di pipi kanannya. Amel masih tegang, mungkin karena tdk pernah dipegang cowok. Apalagi penisku yg sudah ereksi dibalik celana jeansku dari tadi, menempel di pantatnya karena aku sudah duduk menkangkang. Kugenggam tangan kirinya dengan tangan kananku, tangan kiriku memeluknya, sementara bibirmu mulai menciumi pipi dan telinganya.

    Ohh..sstt desisnya.

    Aku palingkan wajahnya sehingga aku mudah mencium bibirnya yg mungil, pelan saja dan siswi berjilbab itu mulai menanggapinya. Kupermainkan lidahku dengan lidahnya, sementara kuputar pelanpelan tubuhnya sampai menghadapku (masih dalam keadaan duduk). Dengan cukup cepat kupeluk mesra dia agar tdk semakin berontak,
    kedua tanganku mengelus-elus punggungnya dan terkadang kuremas lembut kedua pantatnya. pantatnya begitu menggairahkan. padat berisi sampaisampai ingin rasanya meremas dan menciuminya. Penisku sudah semakin tegang.

    Pelan pelan sambil terus kuciumi gadis SMU berilbab yg sudah pasrah itu, kubuka ritsleting celanaku dan kukeluarkan penis besarku. Gadis itu seolah tertegun bingung karena tdk tau apa yg harus ia lakukan. Langsung kubimbing tangannya untuk mengelus elus dan mengurut seluruh bagian penis. Terasa nikmat penisku dibelai dan diurut oleh tangan halus siswi lugu berjilbab itu. Kusandarkan Amel pelanpelan didinding kayu gubuk istirahat itu, bibirku semakin bergerilya di seluruh permukaan wajahnya yg cantik. .

    Ohh, sst.. desahnya, yg semakin membuatku bernafsu.


    Dengan bibirku yg tetap aktif, tangan kananku mulai menelusuri badannya, kueluselus pundaknya, lalu turun ke dada kanannya, menyusup kebalik jilbabnya, meremas buah dada sekalnya. Kuraba pelan, lalu mulai remasanremasan kecil, siswi berjilbab itu mulai menggeliat. Buah dadanya terasa kenyal dan kencang, semakin kuperlama remasanku, dengan sekali kali kuraba perutnya.

    Tanganku mulai membuka satu persatu kancing seragam OSIS lengan panjangnya, dan menyusup masuk didalam bajunya, mengelus perutnya dan Amel kegelian. Tanganku yg masih di dalam bajunya, mulai naik kedadanya dan meremas kedua gunung kembarnya, jariku keselipkan dibranya agar menjangkau putingnya untuk kupermainkan. Amel mulai sering medesah,

    Sst.. ahh.. ohh

    Karena branya sedikit kencang dan mengganggu aktivitas remasanku, maka tanganku segera melepaskan semua kancing bajunya dan kemudian kait branya kubuka, sehingga longgarlah segel 2 bukit kembar itu. Bajunya kusingkap kesamping, sementara Bhnya kusingkap keatas, menampakkan keindahan dadanya, putih mulus, kedua putingnya mencuat mengeras ingin dijilati. Sudah saatnya nih beraksi si lidah. Kujilati, kusedot sedot, kucubit, kupelintir kecil kedua putingnya.

    Amel mulai meracau tdk karuan manahan nikmatnya permainan bibirku di kedua dadanya. Kubuka baju dan branya sehingga tubuh atasnya hanya tinggal ditutupi jilbab putih membungkus kepalanya yg sengaja tdk kulepaskan. Gairahku semakin meninggi melihat gadis berjilbab yg lugu terengah engah keenakan kurangsang dengan baju yg sudah terbuka memperlihatkan buah dadanya yg putih ranum menggunung.

    Tubuhnya yg putih, dua bukit ranum dengan 2 puting mencuat indah, wajahnya memerah, keringat mengalir, ditambah desahandesahan yg menggairahkan, sungguh pemandangan yg tdk boleh disiasiakan. Kuciumi bibirnya lagi, dengan kedua tanganku yg sudah bebas bergerilya di kedua bongkahan dadanya.

    Nafas kami menderu menyatu, mendesah. Perlawanan gadis cantik berjilbab tadi sudah tdk terasa lagi. . Untunglah hutan itu sepi, sehingga desahan Amel yg semakin keras tdk membuatku takut ketahuan. Kulepas baju seragamnya dengan sedikit paksaan, kusibakkan jilbabnya sehingga tdk menutupi dadanya, lalu Kuciumi dan kujilati badannya, mulai dari pundak, turun ke dadanya.

    Sengaja kujilati bongkahan dadanya berlama lama tanpa menyentuh putingnya, kupermainkan lidahku disekitar putingnya. Kutempelkan tiba-tiba lidahku ke puting kanannya dan kugetarkan cepat, tangan kiriku mencubitcubit puting kirinya, Amel semakin kelojotan menahan geligeli nikmat. Enak sekali menikmati bukit kembar cewek jilbaban.


    Tangan kananku mulai merayap ke pahanya, yg masih tertutup rok abu abu panjang, kuelus naik turun, terkadang sengaja menyentuh pangkal pahanya. Terakhir kali, tanganku merayap ke pangkal paha, menyingkapkan rok abu-abu panjangnya keatas sehingga celana dalamnya terlihat. Dengan satu jariku, kugesekgesek vaginanya yg ternyata sudah basah sampai membekas keluar di celana pendeknya. Kedua kaki gadis berkulit putih berjilbab berwajah lugu itu langsung merapat menahan geli. Tanganku mengelus pahanya dan membukanya, menjalar ke kemaluannya, lalu semua jariku mulai menggosokkan naik turun ke bukit kemaluannya.

    Ah udah mass..uhh hmm.. aduuhh.. enakk.., geliatnya sambil meremas pundakku erat.

    Kulumat bibirnya, tanganku mulai menyusup menguak CDnya, meraba vaginanya. Amel semakin terangsang, dengan desisan pelan serta gelinjang gelinjang birahi. Tak lama kemudian siswi berjilbab itu mendesis panjang dan melejanglejang. Ia menggigit bibir bawahnya sambil matanya terkatup erat, lalu vaginanya berdenyut denyut seperti denyutan penis kalau melepas mani. Amel lalu menarik nafas panjang. Basah mengkilap semua jariku, karena mungkin Amel tdk pernah terasang seperti ini, lalu kujilat sampai kering.

    Mas jahat, katanya Amel gak akan diapaapain.. kata siswi berjilbab bertubuh sekal itu sambil memelukku erat.

    tapi Amel suka kan.. enak kan.. bisikku semakin bernafsu.

    Sudah saatnya penisku dipuaskan. Kucium bibirnya lembut, kubimbing lagi tangannya untuk meremas dan mengurut penisku. Gantian aku yg melenguh dan mendesis, menahan nikmat. Posisiku kini berdiri didepan Amel, kuturunkan celanaku dan kuminta Amel untuk terus memijat penisku. harus digimanain lagi nih?, tanyanya bingung sambil tetap mengeluselus batang kejantananku.

    Terlihat disekitar ujung penisku sudah basah mengeluarkan cairan bening karena ereksi dari tadi.

    Ya diuruturut naik turun gitu, sambil dijilat seperti menikmati es krim sahutku.

    Ditimangtimangnya penisku, dengan malumalu lalu dijilati penisku, ekspresi wajahnya seperti anak kecil. Gadis berjilbab SMU itu pelanpelan mulai memasukkan penisku ke mulutnya dan

    Ahh Mel, jangan kena gigi, rada sakit tuh, ok sayang?
    Hmm, ho oh, mengiyakan sambil tetap mengulum penisku.

    Nah begini baru enak, walaupun masih amatir.


    Yess.. desahku menahan nikmat, terlihat semakin cepat gerakan maju mundur kepalanya.
    Mas, bolanya juga? tanyanya lagi sambil menyentuh zakarku.
    Iya dong sayang, semuanya deh, tapi jangan kena gigi lho. Dijilati dan diemutnya zakarku, setiap jengkal kemaluanku tdk luput dari jilatannya, hingga kemaluanku basah kuyup.
    Ahh..ohh..yes.. desahku dengan semakin menekannekan kepalanya.

    Dimasukkannya batangku pelanpelan ke mulutnya yg mungil sampai menyentuh tenggorokannya, penisku dikulumkulum, divariasikan permainan lidahnya dan aku semakin menggeliat. Terkadang d siswi berjilbab itu juga menjilati lubang kencingku, diujung kepala penis, sehingga aku hampir melompat menahan nikmat dan geli yg mendadak.

    Dilanjutkannya lagi kocokan ke penisku dengan mulutnya. Pelanpelan kubelai kepalanya yg masih terbungkus jilbab dan aku mengikuti permainan lidah Amel, kugoyangkan pantatku searah. Enak sekali permainan bibir dan lidahnya, Amel sudah mulai terbiasa dengan kejantanan cowok. Akhirnya, badanku mulai mengejang,

    Mel, aku mau keluar.. ohh ahh.. dan sengaja dipercepat kocokan penisku dengan tangannya.

    Creett cret cret croot.. air maniku berhamburan keluar banyak sekali, sebagian kena wajahnya dan mengotori kacamatanya, dan sebagian lagi meluber di tangan Amel dan penisku. Amel sempat terkejut melihat pemandangan menakjubkan itu.

    iihh jijik apa nih mas..? katanya sambil mengernyit.
    ini namanya pejuh, Mel.. coba aja enak lho.. bisa menghaluskan kulit kalo dilumurin ke wajahmu..

    Dengan sedikit keraguan siswi berjilbab itu pelanpelan menjilat air maniku yg meluber di penisku.

    Asin dan gurih, enak juga ya Ko?, katanya sambil menelan semua spermaku sampai habis bersih dan kinclong.

    Yg menyembur diwajahnya ia ratakan sehingga wajahnya mengkilap karena air pejuhku. Akus emakin terangsang melihat gadis berjilab melakuka nhal itu. Tanpa membuang waktu lagi, aku yg mempunyai stamina dan birahi yg berlipat segera kembali mendorong badannya agar bersandar di dinding kayu gubug itu. Bibirnya yg indah dengan lipgloss itu kulumat dengan penuh birahi. kurasakan siswi berjilbab itu mulai mendesah dan menggeliat menahan birahi.


    Kuremasremas dadanya yg sudah menunggu dari tadi untuk dinikmati lagi. Kurabaraba lagi vagina si Amel, pinggangnya menggeliat menahan nikmat sekaligus geli yg demikian hebat sampai pahanya merapat lagi. Kembali kusingkapkan rok abuabunya ke perutnya, setelah tadi sempat turun lagi, sengaja tdk kupelorotkan CD nya, karena aku ingin melihat pemandangan indah dulu. Wow, CDnya pink tipis berenda dan mungil, sehingga dalam keadaan normal kelihatan jelas bulubulunya.

    Lalu aku berlutut didepan selangkangannya. Kakinya kubuka diiringi desahan tertahan gadis SMU berjilbab berwajah cantik itu. Tangan kirinya menutup mulutnya seakan berusaha menahan nafsu birahi yg tak tertahankan. Tangan kanannya ada dipundakku, namun tdk berusaha menahan ketika aku maju dan mulai menjilati kedua pahanya dari bawah sampai ke pangkalnya, lalu kucium aroma lembab dan agak amis dari vaginanya yg membuat lakilaki manapun semakin bernafsu.

    Kujilat sekitar pangkal paha tanpa mengenai vaginanya, yg membuat Amel semakin kelojotan. Kupelorotkan CDnya pelanpelan sambil menikmati aroma khas vaginanya, lalu kujilat CD bagian dalam yg membungkus kemaluannya. Sesaat aku terpesona melihat vaginanya, bulunya yg tertata rapi tapi pendekpendek, bibirnya yg gundul mengkilap terlihat jelas dan rapat, di tengahtengahnya tersembul daging kecil. Vagina yg masih suci ini semakin membuatku bergelora, penisku mulai berontak lagi minta dipijat Amel.

    Mulutku sudah tdk sabaran untuk menikmati sajian paling lezat itu, lidahku mulai bergerilya lagi. Pertama kujilati bulubulu halusnya, rintihan Amel terdengar lagi. Terbukti titik lemah Amel ada di vaginanya, begitu siswi berjilbab itu menggerakkan pantatnya, dengan antusias lidahku menari bergerak bebas di dalam vaginanya yg sempit (masih aman karena selaput dara berada lebih ke dalam). Begitu sampai di klitorisnya (yg sebesar kacang kedelai), langsung kukulum tanpa ampun

    Akhh.. sstt.. ampuun aduuhh.. enaaak.. stt racau gadis perawan SMU berjilbab itu sambil menggelenggeleng kepalanya yg masih terbungkus jilbab menahan serbuan kenikmatan yg menggila dari lidahku.

    Dengan gerakan halus, kuusapusap klitorisnya dan siswi berjilbab itu makin kelojotan dan tdk begitu lama terjadi kontraksi di vaginanya. Aku tau Amel akan klimaks lagi, makin kupercepat permainan lidahku. Sesaat kemudian, sambil tangan kirinya semakin menutup mulutnya semakin erat,gadis berjilbab berseragam abu abu putih itu menjerit sambil badannya meregang. Mengalirlah dengan deras cairan cintanya itu, tentu saja yg telah kutunggutunggu itu.

    Kujilati semua cairan yg ada sampai vaginanya mengkilap bersih, rasanya segar, gurih dan enak sekali. Beberapa saat, kubiarkan Amel istirahat sambil tersengalsengal mengatur napas terduduk lemah dibangku panjang digubug itu, bersandar didinding. Aku duduk disebelahnya lalu kupeluk erat dengan mesra, kukecup keningnya, dan kedua pipinya.

    Sambil memandangku, wajahnya tersenyum malu. Nampak wajahnya merah padam setelah mengalami orgasme, serta malu karena melakukannya denganku. Aku menduga baru kali ini siswi berjilbab itu merasakan nikmat begitu dasyat, sampai lemas sekujur tubuhnya. Setelah nafasnya mulai normal, kuciumi bibirnya dengan lembut.

    Nikmat sekali kan Mel? Ingin lagi? Masih kuat kan? kataku dengan mencium bibirnya lagi.

    Gadis cantik berjilbab itu hanya diam sambil memalingkan wajahnya, namun tdk ada penolakan dari tubuhnya. Kupalingkan lagi wajah cantknya menghadapku dan kucium rada lama bibirnya dengan lembut.


    Pelanpelan aku kembali memosisikan tubuhku dihadapannya. Penisku tepat berada didepan vaginanya. Kulepaskan celana dalam seksinya, lalu lambat lambat kumajukan pinggulku, menggesekan penisku ke vaginanya.

    Oh..hmm.. gadis manis berjilbab itu kembali mendesah bergairah, pasrah kusetubuhi ditengah hutan yg sunyi itu.

    Baju seragam SMU nya sudah teronggok dilantai gubug, disamping celana dalamnya. Wajah gadis alim berjilbab itu yg pasrah membuatku nyaris tdk mampu mengendalikan birahiku.

    Kulumat bibirnya dengan rakus, tanganku bergerak ke bawah dan menggenggam penisku, semakin intens
    menggesekgesekkan penisku ke vagina ranumnya, membuat siswi berjilbab itu semakin menggelinjang karena rangsanganku. Sembari melumat bibirnya, tangan kiriku turun mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting lalu menyentil dan memilin pentil gadis cantik berjilbab itu. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai siswi berjilbab itu merasa kegelian.

    Ohh.. Maas.. auughh.. gelii Nikmat Maas..!! tangan kanan gadis berjilbab itu mencengkeram erat pundak kiriku sampai membuat pundakku lecet karena kukunya, sementara secara refleks tangan kirinya mulai ikut meremasremas buah dada kirinya.. kakinya membuka lebar melingkar dipingganggku. Tatapan gadis berjilbab itu sayu, dikuasai sepenuhnya oleh nafsu birahi. nafasnya memburu. Siswi berjilbab itu memejamkan matanya. Desahan dam rintihannya semakin keras ketika kuciumi kening, pipi dan kujilat dan kugigiti daun telinganya dari luar jilbabnya.

    Amel, tahan yaa.. mas akan kasih kenikmatan buatmu.. tapi awalnya bakal sakit sedikit.. tapi kalo dah kebiasa pasti enak kok..kataku menenangkan gadis manis berjilbab lugu itu yg akan kurenggut keperawanannya.
    mmhh pelan yah mas.. Amel takut.. desahnya, namun tanpa penolakan karena sudah pasrah 100%.

    Dengan birahi yg sudah di ubun ubun, aku mengangkat sedikit pantat Amel, untuk memberi posisi nyaman pada persetubuhan ini. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebarlebar. Terlihatlah belahan vaginanya agak kehitaman dengan bagian dalam yg kemerahan, dihiasi rambut tipis.

    Aahh.., Amel melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan.

    Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah.

    Mass.. Kamu.. Oh.., sudah.. Amel nggak tahan… kutatap wajahnya dengan tatapan menenangkan. Matanya sayu pasrah. Ia menggigit bibir bawahnya berusaha menahan birahi dan mempersiapkan diri pada rasa sakit yg kukatakan akan dirasakannya.

    Susah payah kumasukkan penisku yg sudah keras dan besar ke vaginanya yg becek, dan.. Blesshh..


    Ouuhh.. Ohh… Aku mulai memasukan penisku ke liang vaginanya pelanpelan.

    Sulit sekali memasukan penisku ke liang vagina gadis manis berjilbab itu saking rapatnya. Amel berteriak,

    Ahhh sakiiittt mas! Aku yg tdk peduli karena sudah terlanjur nafsu memulai melakukan gerakan maju mundur dengan pelanpelan.

    Gadis berjilbab bertubuh sekal itu membalas dengan menjambak rambutku. Aku terus melakukan genjotan terhadap vaginanya yg sangat nikmat itu

    Ahhhh sakittt mas.., aku mulai mempercepatkan gerakan maju mundur. Amel berteriak,
    Ahhhhhhhh, aku mengeluarkan penisku dari vaginanya dan langsung keluarlah darah segar mengalir dari vagina Amel turun ke pahanya, dan membasahi bangku tempat kami bersenggama. .

    Setelah beristirahat beberapa helaan nafas, kembali kutekan pantatku perlahan dan dengan pelan dan teknik maju mundur yg membuat Amel semakin kelojotan, akhirnya masuklah semua penisku ke dalam vagina sempit legit gadis SMU berjilbab itu.

    Aahh.. Mas.. aduh Maas..sakit tapi enaakk.. aduuhh.. lagii.. gadis berjilbab berparas cantik dan lugu itu meracau dan mendesah mulai keenakan. Vaginanya mulai terbiasa dihujam penisku.

    Amel menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelanpelan, terus berlangsung beberapa lama, kian lama kian cepat.

    aduuhh.. Amel mau enak lagiihh.. Amel vaginaik.

    Aku semakin kencang mengocok vaginanya dengan penisku. Siswi berjilbab itu diam sejenak sambil memegang lenganku.

    Sudah keluar lagi Mel?
    Sebentar lagi.. Ohh.. jawab Amel Secara tiba-tiba kugerakkan pantatku maju mundur agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau patah. Amel kelojotan sambil melejanglejang nikmat.
    Ah… Amel meremas remas payudaranya dan menggigit jarinya sendiri dan matanya terpejam.

    Jepitan kaki di pinggangku menguat. Dinding vagina gadis cantik berjilbab itu terasa menebal sehingga lubangnya menjadi lebih sempit. Siswi berjilbab itu memelukku dan mengulum bibirku,

    An.. Mas.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt.. Amel bergerak liar.

    Kutekankan penisku dalamdalam dan kurasakan denyutan di dinding vagina serta dasar rahimnya. Penisku terasa disiram cairan yg hangat. Kutekan tyubuhnya didinding gubug dengan tubuhku. siswi berjilbab itu masih terus mengejang dan menggelinjang menikmati orgasmenya. Kubiarkan penisku terendam dalam cairan vaginanya. siswi berjilbab itu mendesah dan merintih penuh kenikmatan. Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat dan mengatur nafasnya. Matanya masih tertutup. Sejenak kurangsang vaginanya dengan gerakan pada otot kemaluanku. siswi berjilbab itu mendesah dan membuka matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku.


    Amela.. sekarang giliran mas yaa.. kataku berbisik. siswi berjilbab itu mengangguk.

    Masih tersisa orgasmenya, dengan tubuh yg masih bergetar2. Kugerakkan lagi pantatku maju mundur
    dan memutar. Perlahanlahan dan semakin lama semakin cepat. Kurasakan vaginanya lebih becek dari semula, namun aku tdk mau menghentikan permainan untuk mengeringkannya.

    Gesekan kulit penis dengan dinding vagina gadis manis berjilbab itu masih terasa nikmat. Gairah siswi cantik berjilbab itu mulai bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahanlahan. Setelah beberapa saat kemudian gerakannyapun juga semakin cepat. Kutarik pantatku sampai tinggal kepala penisku saja yg menyentuh bibir vaginanya, dengan gerakan cepat dan bertenaga kuhempaskan lagi ke bawah. Badan siswi cantik berjilbab itu terguncang. Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya. Aku menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak.

    Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya menarik turunkan penisku sampai setengahnya saja. Jepitan vagina siswi cantik berjilbab itu lebih terasa. Kurasakan aliran darah di penisku semakin cepat.

    Amel.. Aku mau keluar…
    Tunggu.. Kita bareng.. a.. nn mas..

    Kukangkangkan kaki siswi cantik berjilbab itu kembali. Kedua betisnya kujepit di ketiakku. Dalam posisi demikian maka vaginanya terbuka lebar sekali.

    Mas Wawan… Tubuh Amel menegang.
    Amel aku juga.. Mau.. Ohh…
    Ahh.. Nikmatt. Cairan vagina siswi cantik berjilbab itu bertambah banyak, sementara itu ujung penisku berdenyut denyut.

    Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yg melonjaklonjak liar.

    Amel.. Oh.. nih ku kasih pejuh nikmatin sayaannghhh..

    Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. kutumpahkan spermaku di dalam guanya sampai menetesnetes keluar.

    Tahan sebentar.. Ahh…

    Gadis cantik berjilbab itupun mendapatkan orgasmenya setelah berusaha sesaat sebelum penisku berhenti menyemprotkan pelurunya. Kutekankan lagi penisku, denyutan pada otototot kemaluan kami saling memberikan kenikmatan ekstra. Aku berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan bersimbah keringat. Jilbabnya basah karena keringat kami berdua.


    Sungguh nikmat bercinta dengan gadis perawan. Setelah beristirahat beberapa saat, kami segera membenahi baju kami dan keluar dari hutan. Kembali kukecup mesra kening dan bibir gadis manis berjilbab itu. Kuminta ia meminum pil anti hamil yg selalu kubawa, dan memberinya 3 lembar seratus ribuan untuknya.

    Tdk lupa kuantarkan dia kembali kerumahnya karena jam sudah menunjukkan pukul 12 siang dan kuminta nomor Hpnya, kali aja aku kangen dengan jepitan vaginanya.

    BONUS FOTO



  • Kisah Memek Ketika Bersama Kakak Ipar Istriku Di Kontrakan

    Kisah Memek Ketika Bersama Kakak Ipar Istriku Di Kontrakan


    3519 views

    Duniabola99.com – Nama Aku Yonar, aku adalah seorang lelaki yang sudah menikah, istriku mempunyai seorang kakak laki – laki yang telah beristri, istrinya sebut saja namanya linA, dengan linA dulu ketika kami masih sama2 pacaran, kami pernah dekat dan menjalin hubungan.


    Namun setelah kami sama2 menikah, kami menjauh, bahkan linA sangat menjaga jarak denganku. Jujur aku sendiri masih menyimpan hayal dengannya, tubuhnya memang kurang berisi, payudaranya juga tidak besar, tapi permainan sex nya luar biasa, libido yang besar membuatku sering terbayang dirinya.

    Sering pada suatu saat aku berusaha menggodanya, tapi sulit. lina dan suaminya (kakak istriku) tinggal mengontrak sebuah rumah kontrakan yang kecil tepat di seberang sebelah rumah mertuaku yang juga mertua dia.

    Ketika aku berkunjung k rumah mertua ku otomatis aku juga pasti bertemu dengannya dan suaminya.

    Suatu Ketika aku sedang berkunjung ke rumah mertuaku, tentunya dengan istri dan anakku, karena rumah mertuaku berada di luarkota tempat aku tingal, otomatis biasanya aku menginap. Hari Minggu kami disana, Aku bertemu dengan lina, kami salam dan berbasa basi seperti biasa, aku masih saja terpesona melihatnya, apalgi dia hanya pakai celana pendek dan kaos oblong tipis, aku berusaha berlama-lama bersalaman dengannya, tp dia buru2 melepasnya. Aku berhasrat sekali dengannya tapi segera kubuang jauh2 pikiran itu karena keluarga sedang berkumpul tidak mungkin itu trjadi.

    Esok hari, subuh2 sekali istriku, kakaknya (suaminya lina), dan adik2nya, sudah bersiap2 berangkat acara keluarga sekaligu ziarah ke makam leluhurnya, mereka berangkat dengan Pamannya, Ibu dan seluruh keluarga. Hanya Aku putuskan tidak ikut karena masih cape dan malas. jadi hanya AKu dan Kakak Perempuan ibu mertua yang sudah sangat tua dan sulit berjalan yang tidak bisa ikut, Oh iya lina juga tidak ikut karena dia hari itu tidak libur. Sial sekali pikirku, kukiran pagi ini bisa melihat alin dan ada kesempatan untuk menggodanya.

    Pagi itu keadaan rumah sudah sepi, semua sudah berangkat, kecuali aku dan uwa. tiba2 terdengar alin masuk dari pintu belakang dari arah kontrakannya,

    bertanya pada uwa “wa, saklar di kontrakan rusak wa, jadi air sama lampunya ga bisa nya nyala, mana lina harus kerja lagi, si mas sama yng lain udah berangkat lagi gada yang bisa dimintain tolong”.


    Mendengar itu ingin rasanya aku segera beranjak dari ruang tengah menawarkan bantuan, tapi sebelum aku bicara uwa sdh menimpali

    “Tuh ada ada Yonar, dia ga ikut, minta tolong aj ya”, mendengar itu aku langsung menimpali ” Udah sini Lin aku coba liat sapa tau bisa” ” Ngga usah ngerepotin” jawab lina sambil berbisik ” ntra macem2 lagi”.

    Pikirku tau aja dia kalau aku punya niat macem2, tapi demi jaga gengsi aku bilang “Ada-ada aja, gini aj deh, selagi aku betulin saklar dikontrakan mu, lina disni aja dulu sampe beres, mandi disni aja”

    Dari gerakgeriknya dia hendak menolak namun Uwa buru2 bilang ” ya udah sekarang cepat betulin Yo, Lina disni aja dulu”

    Membawa Peralatn listrik, obeng, gunting dsb, lina menuntunku ke kontrakannya, sekaligus dia membawa perlengkapan mandinya untuk mandi di rumah mertua. Setelah Lina menerangkan masalahnya aku pun segera memperbaiki saklar kontraknya, dimana saklar ini sebagai penghubung listrik induk dengan listrik rumahnya, sementara Lina mandi di rumah mertua.

    Sekitar 15 Menit sudah aku memperbaiki saklar di kontrakannya, Lina Pun belum juga selesai mandi. Sesekali aku bolak balik ke rumah mertua untuk mengambil beberapa keperluan, suatu kali ketika aku bolak balik, aku penasaran, jiwa nakal ku muncul, Hayalku membayangkan Lina yang sedang Bugil, tanpa sehelai benang pun ditubuhnya, terbayang tubuhnya dibasuh sabun, payudara dan vaginanya, pikiranku pun smkn nakal aplg setauku pintu kamar mandi disini tidak bisa tertutup sempurna sehingga ada bnyk celah untuk mengintip.

    .. Uuh.. ku intip Uwa sedang dikamarnya, mungkin tidur, maka hayalku memberanikan untuk Mengintip Lina yang sedang mandi, dari balik celah pintu yang rusak,.

    Perlahan kuintip, wow kulihat lina menyamping, bugil seluruh tubuhnya dipenuhi busa – busa sabun, tangannya yang lentik mengusap perlahan toketnya, oh.. dia meremas2 toketnya sambil memejamkan mata, melihat ini kontolku tak kuasa makin menegang, aplagi kemudian aku dikagetkan dgn adegan berikutnya: Lina Mengusap vaginanya, memasukkan jarinya kedalam vaginanya, ah apakah dia sedang masturbasi? pikrku..

    terus dia mengocok vaginanya sebari mendesah tak karuan, aku semakin tegang melihatnya, kontolku tak kuasa menegang, andai saya aku dapat menyetubuhinya.. . Sedang asik bermain dgn kelamin masing2, terdengar suara dari Dalam Ruang tengah: ” Liinn, kalau sudah mandinya, kesini dulu bentar ya..” lina yang sptnya sedang asik memainkan vagina terkaget lsg menjawab ” Iya Wa..” Begitupun dengan aku buru2 aku beranjak dari intipan ku dan segera kembali ke kontrakan lina meneruskan memperbaiki saklar.

    Fyuhh.. benar2 tontonan yang membuat nafsu memuncak.. Pikiranku tidak bisa konsen memperbaiki saklar, pdhl aku sudah mau selesai. Ah kucoba hilangkan pikiran kotor itu dan kembali ke tugasku semula.


    beberapa saat kemudian lina masuk ke rumah, habis mandi dengan (sayangnya) sudah menggunakan kaos dan celana pendek, padahal harapku dia hanya memakai handuk saja.

    Seketika dia bertanya padaku ” belum selesai juga memperbaikinya? lama bnr” .. Aku jawab ” ya iyalah kan harus hati2, emangnya mau kalo nyetrum dan kebakaran”.. msh terbayang bagaimana adegan tadi kulihat di kamar mandi, maka muncul hasrat ku untuk menggodanya, menyetubuhi, atau bahkan memperkosanya.

    Kulanjutkan tanyaku “udah mandinya Lin?” dgn agak sinis khasnya dia menjawab ” ya udah lah ngapain juga lama2″,

    aku : “udah tuntas ya aktifitasnya di kamarmandi”

    Lina: ” maksudnya? ya udah lah dah tau udh keluar kamar mandi berarti udah donk”

    Aku: “yaa kirain aj ada yang masih nanggung”

    Lina: Apaan sih, ga ngerti, udah ah cepetan benerin listriknya, aku mau ganti baju ni, susah kamarku kan gelap”

    Aku: gelap bukan berarti ga bisa ngapain2 kan.. buktinya jadi tuh anakmu waktu gelap2 kan? hahahaha.. udah tuh dicoba listriknya, coba aj lampu ama airnya ..

    LIna: iya aku coba..

    sebari dia coba satu persatu stopkontak, lina melanjutkan pembicaraan ” iya dulu gelap2an enak si sebelum ada si Tina (anaknya) , sekarang ..uuhh.. dah bosen kali si angga (suaminya – kaka istriku) udah jarang, eh YOnar udah oke nih semua lampunya”

    Aku: ahh kan banyak alternatif.. bisa sendiri atau cari bantuan lah… Syukurlah kalau sudah ok, dicoba juga airnya nyalain trs ganti baju kerja gih, ntr telat”

    Lina: ahh alternatif apaan maksudnya yo… (sebari melirik nakal kearahku), bosennya jg kali kalau sendiri,, dah aku ke kamar mandi cek dulu,

    Lina berlalu menuju kamar mandi diujung belakang kontrakannya, sebari aku mengikutinya dari belakang,

    kalimat terakhir dari mulutnya membuat hasrat ku makin bergetar, “bosen sendiri” dalam hatiku, hayalku trs bermunculan, apakah aku perkosa saja ketika dia di kamarmandi? kubekap dari belakang meremas toketnya, memaksanya .. tapi kalau ketauan gmn? kalau lina berteriak kencang gmn, sedang dinding pemisah antar kontrakan di tempatnya tidak tebal, tak tahan rasanya ingin menjilat lehernya yang lnjang, menikmati langsing tubuhnya..

    Hayalku sejenak terhenti oleh teriakan lina ” aduuhh yoo.. basah kuyup.. dah jalan lagi nih airnya.. tapi nyemprot banget..untung belum pake baju kerja..”

    dengan segera aku menghampirinya ” ya bagus donk,, berarti dah jalan lagi, gada masalah lagi kan, baru disemprot sama air, gmn kalau semprotan yang kental..” goda ku..


    Lina menjawab ” yaa kalau itu enak donk.. ” sebari dia membalikkan badan kea arah ku dan membuat mataku terbelakak,, air yang membasahi kaosnya, membuat lekuk tubuh dan payudaranya tercetak sempurna, dan yang membuatku menelan ludah adalah lina belum memakai bra!! ternyata sejak tadi dia hanya memakai kaos saja.. badanku makin gemetar.. kontolku makin ngaceng tak tertahan dibalik celana tidurku..

    “heh.. melotot aj!! liatin apa ayoo… udah mau ganti baju kerja sekalian, tuh beresin tuh yang dalam celana di kamar mandi” sebari tertwa kecil keluar dari kamar mandi. dengan malu aku masuk kamar mandi segera beresin celana, ku keluarkan kontolku, sudah ngaceng sekali kontolku, tak tahan rasanya, apa aku onani saja pikirku, ah tidak, masa sih aku menyia-nyiakan kesempatan dengan lina, tak ada orang disni.. pikirku mengalir liar, sampai tanpa sadar, ternyata lina memperhatikan aku dari balik lubang pintu kamar mandi yang memang tidak tertutup, ..

    “hayyo kenapa lin.. susah ni mau dituntasin, bantuin donk..” secepat itu aku langsung bicara sebari mengusap2 kontolku, dgn kelagapan lina beranjak pergi sebari bicara ” apaan sih, sendri aja gih, atau minta sama istrimu, udah ah ganti baju dulu ah udah mau kerja nih”

    aku pun mngikutinya berjalan menuju kamar, kulihat dari luar, dikamarnya dia dudukdi ranjangnya spt termenung, dia hendak membuka bajunya tapi terhenti ketika tangannya menyentuh payudaranya sendiri, dia usap2nya, mungkinkah dia juga sebenarnya terangsang dan sedang ingin bercinta tapi dia gengsi untuk jujur padaku..

    aku beranikan maksud ke kamar tidur kecilnya yang hanya cukup untuk satu ranjang dan sedikit ruang itu, dari belakang kubisikkan ditelinganya “aku kangen ih masa-masa kita dulu, aku kangen banget sama kamu, dah lama mendam rasa ini Lin”, dengan nada tinggi dia bilang ” Kamu masuk kamar orang ya ga sopan, ngomongnya ngawur ah, males ah, kita tuh udah sama2 nikah, dah punya anak lagi, inget tuh,..”

    aku: kalau perasaan susah Lin (kupegang bahunya ku balikkan tubuhnya sehingga menghadapku), “aku sayang banget sama kamu lina, sering aku terbayang dirimu yang jadi istriku”..tak kuasa aku memandangnya wajahnya dan memandang kaos basahnya yang setengah terbuka, tercetak jelas payudara mungilnya

    Lina: “inget .. kita udah … ”

    belum selesai dia bicara aku langsung kecup bibirnya, kulumat bibirnya kuat2.. aku berusaha mendekap tubuhnya, sebelum lina mendorongku, duduk menjauh dari aku, berusaha unutk menamparku namun dengan segera ku pegang tangannya, “aku sayang banget lin sama kamu, sekalian lah bantuin aku tuntasin ya..”

    kuberanikan diri mendekatinya lagi tanpa melepas genggaman tanganku padanya, sebelah tanganku membelai rambut lurusnya, kurebahkan kepalaku, mulutku di telinganya, kubisikan “i luv u so much lin, please.. sekali ini aja, aku janji gakan jadi panjang, ..”

    kukecup langsung daun telinganya, kujilat, lina menggelinjang, dia memejamkan mata, tanpa perlawanan, kuanggap itu tanda setuju atas permintaanku. kuciumi kujilati telinganya, kuberanikan menjalarkan lidahku tak hanya di sekitar telinga, menjalar ke pipinya menuju bibirnya, sekali lagi aku kecup bibirnya, kujilati, kusedot, kali ini tanpa perlawanan, meski dia masih tak menggerakan bibirnya, aku terus melumat bibirnya, nafsu sudah membara sejak tadi, kusogokkan lidahku kedalam mulutnya yg masih rapat, kupaksa masuk kedalam mulutnya, tak lama dia menyerah juga, kumainkan lidahku didalam mulutnya, menyentuh lidahnya, menjilati lidahnya, kurasakan dera nafasnya semakin kencang, kucekatkan tubuhnya, kulumat terus bibirnya yang mulai terbuka, sesekali membalas ciumanku perlahan.


    aku mulai melepaskan genggaman tanganku, kupegang kepalanya sebari tetap menciuminya, sementara tanganku yang satu mengusap, menyentuh2 lehernya punggungnya, memainkan telinganya,

    Ciuman itu berlangsung cukup lama, lama kelamaan lina mulai membalas ciumanku, dia mulai memainkan lidahnya, beradu dgn lidahku, mulutnya mulai berani melahapku, ciuman lahap dan kasarnya mulai nampak, desahan desahan nya mulai terasa trdengar ..Hmmm Hhh hsthhh… itu yang aku suka dan aku rindu darinya.. ciuman kami semakin panas, kedua tangannya mulai memelukku, satu tangannta mengacak2 rambutku, tubuhku mulai menempel dgn tubuhnya yang masih terbalut kaos yang basah.

    Tanganku mulai berani menelusup kebalik kaosnya yang basah dan setengah terbuka, kuraih toketnya yang sedari tadi tercetak dibalik kaosnya, kuremas toketnya, AKKHHHHHHHHHH OOKHHHHHHH….OoHHhhhdsthh, erangan keras keluar dari mulutnya ketika ku remas toketnya, ku mainkan putingnya yang sudah mengeras,

    Kubuka kaosnya yang basah, tanpa kesulitan, kutau sejak awal dia sudah tidak memakai bra, kujalarkan lidahku kelehernya, uhh HHsshtstthh.. lina tak hentinya mendesah tak karuan.. kulanjutkan juluran lidahku bibirku menciumi sampai toketnya lina yg masih terduduk di ranjang dan aku yang sudah setengah jojok di lantai, sebelah toketnya kujilati perlahan, sebelah kuremas dengan tanganku.. Hhhhhsthh.. kujilat toketnya perlahan memutar dari pinggir toketnya memuncak ke puting .. kutarik kencang2 putingnya, semua kulakukan bergantian kanan kiri, yang makin membuat lina nafsu nya membesar, kulanjutkan petualangan lidahku keperutnya

    ku perosotkan celana tidurnya, ahhh … darahku serasa makin mendesir melihat langsung pemandangan tanpa CD, langsung kulihat vaginanya, Memeknya yang tadi hanya kulihat dari intipan di kamarmandi, kini didepana mataku dgn lina yang sudah berbugil ria. segera saja petualangan bibirku berlanjut di bibir memeknya lina.

    .OOhhh sedap sekali, aromanya semerbak habis mandi dicampur aroma cairan dari memeknya yang sudah becek sekali.. kulahap habis memeknya, kuciumi sekitarnya, kujulurkan lidahku masuk kedalam liang memeknya yang memang sudah longgar, kusogoh habis2n liang memeknya, lina menjerit kuat ” AHHHH oohhh… ughhh.. dibenamkan nya wajahku sedalam-dalamnya ke liang memeknya, tangannya benar2 mengacak-acak rambutku, mendorong kepala ke memeknya, sesekali mejenggut rambutku.. oohh uhh..


    sedang asik memainkan memek lina, tiba2 tangannya mendorong kepalaku keluar “Lina udah ga tahan banget yon mau orgasme nih, tp gamau sekarang ya ” dia bilang. Aku hanya mengangguk dan berkata “apapun mau kamu sayang”

    Lina mengangkat tubuh yang setengah jongkok untuk duduk disampingnya diranjangnya, “sekarang giliran lina” ucapnya, segera dgn kasarnya dia membuka kaosku, dikecup dan dilumatnya bibirku dgn liar, dipegangnya kepala erat2 dijilatinya pipiku bibirku, seluruh wajahku, telingaku dijilatinya kanan kiri, digitnya,, Akkhhhhhhhh Lin enak banget,, ughh,,,,,,, tanganku pun meraih toketnya meremas2nya, sebari bibir lina menjamahi wajahku, telingaku, leherku nyaris saja di cupangnya, sebelum aku melarangnya khawatir ketauan istriku.

    Lina menjamahi tubuhku dengan liar, dadaku, perut buncitku, dia tarik puting susu ku yang berbulu, tangannya liar menjamahku, membuka celana pendekku, memerosatkannya berikut dgn CD ku, ko0ntolku sudah sangat , menegang kencang dan memerah.. Ahhh senyum liarnya lina sebari menatap liar padaku, dia menjulurkan lidahnya memainkan kepala kontolku. Akhhhh Linnn.. enak banget.. dia mengocok2 kontolku sebari menjilati ujung kontolku, dia berjongkok dilantai, memainkan kontolku, menghisapnya, naik turun, makin kencang makin kencang.. Ohh aku tak tahan lagi.. dijilatinya kontolku..

    Dia kemudian mencabut mulutnya dari kontolku, dia berdiri menghadapku yang masih terduduk, kesempatan ini kupakai unutk menjilat lagi memeknya yang sudah sangat becek, meremas toketnya kuat2.. ahh indah sekali pemandangan ini tubuh lina berdiri dihadapanku, seolah dia sedang stripsis, bergerak menggelinjang karena rangsanganku ke dlm memek dan toketnya..

    baru sebentar kumenikmati itu, lina mendorongku keras, sampai aku terlentang diranjangnya, ranjang tempat biasa dia bersetubuh dgn suaminya.

    ucapnya ” Lina udah ga tahan yon’..

    dia menaiki tubuhku diranjang, diarahkan memeknya kearah kontolku, Bleesss,,, aakhhhh Ugghhhhhhhhhh kami mengerang bersama-sama..


    Lina menindihku.. women on top,, digerak2n tubuhnya… kami berciuman liar.. berulang kali dia berkata “udah gakuat lina ih..” .. aku berusahan membanting tubuhnya, membalik posisi, kali ini dia dibawah.. aku kocokkan kontolku semakin cepat dan kencang.. erangan lina udah tak tertahankan lagi.. “trs.. ayo dong…” ucapnya.. dia trs menggelinjang menggerakan bokongnya.. ” aku juga ga kuat lin” .. ayo dong kit bareng lagi..” tenaga lina begitu kuat mendorong kembali terguling mebalikkan posisi.. dia kembali diatas, kali ini dia duduk berkuda.. menggerak-gerakan pantatnya, tubihku bangun meraih toketnya.. darahku mendesir.. sekecap saja aku sedot toketnya.. meremas toketnya.. lian sudah tak kuasa hendak keluar.. AkhhhhhhhhhhOhhh YESsss……. uughhhhhhhhhhhhhhh ” lina keluar.. Ohhhhhhhhhhhh… Peluk erat 2 yon, gigit puting lina,” suaranya mengacau tak karuan..”‘akhhhhhhhhh… kelellllllllllllllluuaarrrrrrrrr…”””” … lina orgasme” tubuhnya semakin kuat mendekap, memeknya basah…

    “Kamu curang yon… ga bareng” lina berbicara kacau sebari orgasme.. tubuhnya mulai melemas… kesempatanku membalikkan lagi tubuhnya.. kali ini kukocokkan kuat2 kontolku.. akhhhh.. aku keluar lin… “kucabut dan kubasahi tubuhn dan mulutnya…

  • Foto Ngentot Gadis muda dijemput di jalanan

    Foto Ngentot Gadis muda dijemput di jalanan


    2045 views

    Duniabola99.com – foto gadis muda diajak cowok dijalan untuk berhubugan ngentot dirumahnya dan melakukannya diatas sofa putih yang membobol memeknya yang berwana merah dan menemabakkan sperma kememeknya.

  • Hentai018

    Hentai018


    2055 views

  • Kisah Memek Narti merasakan kenikmatan sentuhan tangan Warto ke dalam kelaminnya

    Kisah Memek Narti merasakan kenikmatan sentuhan tangan Warto ke dalam kelaminnya


    2630 views

     

    Duniabola99.com – Berperawakan sedang ukuran rata-rata, tinggi tidak, pendek tidak, jelek nggak, cakeppun ngga, kulit sawo matang cenderung hitam agak berminyak, karena profesi sebagai penarik gerobak postur tubuh menjadi ideal tanpa fitness, maklum seorang penerik gerobak lebih banyak menggunaka otot ketimbang otak, sehingga secara tidak sengaja otot akan terbangun dengan sendirinya.
    Jam kerja warto jam 3 sore hingga jam 12 malam melayani para pedagang-pedagang pasar membawa barang dagangan atau pembeli membawa pulang barang belanjaan. Dari sekian banyak langganan warto ada seorang pedagang sayuran dan bumbu dapur bernama narti yang begitu dekat dengan warto karena kebetulan pangkalan gerobak warto berada didepan counter atau tepatnya lapak dagangan mbok narti. Hubungan bisnis mereka tergolong dekat sampai-sampai pembayaran ongkos gerobak dibayar bulan oleh mbok narti.


    Mbok narti berasal dari salah satu desa di indramayu, kulitnya hitam berwajah manis, dengan tinggi sedang tetapi memiliki sepasang buahdada ideal yang sering membuat mas warto melihat dengan sudut matanya, ukuran cukup mantap sekitar 34 atau 35. Telah bersuami bernama mas tarsica yang tinggal dikampung mengurus sawah dan bebek hasil berjualan narti di kota. Narti pun menyadari kalau Warto sering melirik kepadanya, tetapi dia tidak begitu mempedulikan bahkan cenderung semakin berani mengekspos bagian-bagian tubuhnya yang dapat mengundang hasrat birahi Warto, malah kadang tatapan Warto dan Narti seringkali bertemu yang akhirnya mereka saling senyum tanpa mengerti arti kejadian tersebut.

    Pada suatu pagi Warto mendapat telpon dari pamannya di kampung yang mengabarkan bahwa bude Sakem membutuhkan biaya untuk berobat karena sakit. Bude Sakem adalah orang yang menbesarkan Warto ketiga dia ditinggal oleh orang tuanya transmigrasi ke Lampung. Warto memang dekat dengan budenya yang satunya ini karena ia ingin membalas jasa budenya. Warto bingung karena saat ini ia tidak memiliki uang. Uang dikantong hanya cukup untuk makan nanti siang.

    Dalam kebingunganya Warto teringat relasinya dipasar yah Narti, ia akan mencoba meminjam uang kepadanya, atau paling tidak ia mencoba meminta bayaran gerobak dimuka sehingga ia dapat segera mengirim uang tersebut kebudenya yang sedang sakit di kampung. Bergegas ia menuju rumah petakan Narti yang terletak di belakang pasar tempat ia berdagang. Kontrakan Narti merupakan rumah petakan kumuh terbuat dari tripleks dan dicet apadanya, rapat dan berhimpatan satu dengan lainnya. Petakan ini memang kebanyakan dihuni oleh sesama pedagang dipasar.


    Tidak berapa lama Warto tiba dipetakan Narti, suasana petakan sepi karena jam segini sekitar jam 9 sampai jam 11 kebanyakan penghuni pergi ke pasar induk kramat jati untuk membeli barang dagangan. Warto sedikit cemas, jangan-jangan Narti juga pergi belanja ke pasar induk. Dengan ragu-ragu Warto mencoba mengetuk pintu petakan Narti, sepi tidak terdengar jawaban, kembali Warto menjadi ragu apakah Narti ada di petakan. Ia kembali mencoba mengetuk pintu, tidak juga ada jawaban, ketika Warto mulai merasa putus asa, terdengar suara penghuni sebelah petakan, seorang nenek tua, ibu dari seorang pedagang di pasar yang juga Warto kenal mengatakan bahwa Narti sedang mandi di MCK dekat musola sekitar 25 meter dari petakan Narti.

    ”Tunggu aja di dalam mas, mbak Narti sebentar lagi juga selesai” ujar nenek tetangga Narti.
    ”Baik nek, tak tunggu disini aja” jawab Warto dengan logat jawanya yang dihaluskan karena menghormati nenek.

    Dengan perasaan galau Warto menunggu Narti, tidak begitu lama Warto menunggu terlihat Narti tergopong berjalan setengah berlari sambil menutupi bagian dadanya yang nampak tercetak dua bukit kembar karena Narti tidak menggunakan handuk melainkan menggunakan daster tidurnya yang telah tipis apalagi setengah basah kena air ketika ia mandi di MCK tadi.

    ”Weh ada mas Warto, ada apa mas tumben kesini, ada perlu sama aku” Narti nyerocos sambil tetap bejalan menuju pintu petakannya
    ”Ya.. mbak.. aku ada perlu nih” Narti menyuruh Warto masuk kepetakannya, karena ia tidak enak bicara diluar, ia berpikir tidak mungkin mas Warto pagi-pagi begini kepetakannya kalau tidak ada perlu apalagi Narti melihat wajah Warto tampak sedih.
    ”Ada apa Mas, sepertinya lagi sedih nih” tanya Narti
    ”Aku butuh uang Mbak budeku dikampung sakit, beliau minta aku mengirim uang untuk biaya berobat”, mata Warto tidak lepas dari cetakan dada yang amat jelas didada Narti.

    Dasar, wong lagi bingung kok matanya tetap ke ”susuku” pikir Narti.

    ”Sakit apa” Narti mencoba menyakinkan, dengan tidak berusaha lagi menutupi cetakan susunya seperti tadi saat ini berlari dari MCK menuju petakannya.

    Pikirnya toh mas Warto sering juga menatapnya pada saat ini berdagang.


    ”Saya nggak tau, tapi mereka meminta saya mengirim uang untuk berobat, mba boleh saya minta bayaran gerobak untuk bulan depan mbak” dengan setengah menunduk Warto mengungkapkan maksudnya kepada Narti.
    ”Mas Warto butuh berapa” tanya Narti
    ”Ya sejumlah bayaran upah saya aja, mba, 185 ribu” jawab Warto dengan masih tetap menunduk.
    ”Sebentar ya mas” Narti beranjak ke balik hordeng biliknya, entah apa yang akan dilakukan Warto bertanya-tanya

    Sejenak Warto dapat menilik benda-benda yang ada di petakan Narti, sebuah termos, 2 buah gelas kaca yang sudah tidak bening lagi, sebuah kasur butut dan radio kecil serta sebuah changer hp masih menempel di stop kontak. Dan apa itu, sebuah BH dan celana dalam yang rendanya mulai terurai benangnya milik Narti tergantung di jemuran di dalam petakan, mungkin malu kalau di jemur di luar. Warto mengenali BH tersebut karena sering digunakan oleh Narti.”Ini mas 200 ribu, aku buletin uangnya, sekalian aku membantu mas yang lagi ketimpa musibah, mudah-mudahnya bude Sakem cepat sembuh” suara Narti mengejutkan Warto yang sedang browsing sekitang petakan Narti.
    ”Aduh terima kasih mbak” mata Warto bersinar-sinar karena Narti berkenan menolongnya.
    ”Uang ini saya titipkan pada Yanto, tukang ketoprak tetangga kampungku yang kebetulan nanti sore akan pulang kampung”.
    ”Ya sudah cepat sana, nanti keburu Yanto tidak ada” ucap Narti
    ”Tanpa ba-bi-bu Warto segera kerumah Yanto, situkang ketoprak yang akan pulang kampung.
    ”Yan… ini aku titip buat bude Sakem yang sedang sakit 190 ribu rupiah, yang 10 ribu untuk nambahin ongkos kamu, sekalian salam dan katakan aku belum bisa pulang ”Adalah menjadi kebiasaan dilingkungan Warto, saling menitip uang apabila ada seorang kerabat, tetangga kampung atau teman yang akan pulang kampung. Warto juga telah beberapa kali dititipi oleh Yanto. Memang mereka tidak mengenal adanya transfer uang lewat bank.
    ”Baik nanti aku sampaikan To… wis kamu ndak usah bingung, semoga nggak ada apa-apa” ucap Yanto.

    ”Terima kasih To..hati-hati ya.” Warto berucap sambil permisi kepada sahabatnya yang telah berkenan menerim titipan uang darinya untuk bude yang sedang sakit dikampung.

    Kembali terbayang wajah bude Sakem, wajah yang teduh dan rela mengurus dan menganggapnya sebagai anak, wajah yang penuh kedamaian. Bagiamana budenya mengajarnya setiap malam, bagaiamana budenya menemani saat ia makan, semua kembali terbayang. Tapi karena faktor usia, saat ini beliau sedang tergolek lemah di kampung.


    Tiba-tiba ingatannya kembali ke Narti, ia belum mengucapkan apapun kepadanya apalagi terima kasih setelah ia menjadi dewa penolong baginya. Warto kembali menuju petakan Narti, untuk mengucapkan terima kasih atas pertolongan yang telah ia berikan.

    Tidak berapa lama Warto telah tiba dimuka petakan Narti, Warto langsung menyeruak masuk tanpa mengetuk lebih dulu. Terbelalak Warto melihat pemandangan yang nampak di dalam, saat itu Narti sedang mengeringkan badannya dengan daster tipis sebagai pengganti handuk. Narti hanya menggunakan handuk untuk menutupi kemaluannya, sedangkan dua buah bukit kembarnya tertutup BH warna putih cenderung sudah menjadi cream yang tampaknya tidak dapat menampung isinya. Warto tidak pernah membayangkan kalau payudara Narti begitu indahnya besar, putih dan masih seperti orang belum bersuami, mungkin karena jarang disentuh oleh suaminya

    Mereka berdua terkesima, Warto terbelalak menyaksikan pemandangan tersebut sedangkan Narti hanya diam seribu basa karena tidak tau apa yang harus dilakukannya.

    Tiba-tiba kedua mata mereka saling bertemu satu dengan yang lainnya, saling bertatapan dengan tetap tanpa suara, saat itu naluri sebagai manusia yang bicara, Warto mendekat sementara Narti masih tetap diam tanpa bahasa, sementara bibir Warto mulai mendekat bahkan dekat sekali ke kening Narti.
    .
    Narti merasakan hembusan birahi Warto, akhirnya ia merasakan sebuah ciuman lembut mendarat dikeningnya, ia memejamkan mata tak tau harus menikmati atau apa yang harus dilakukan sementara, karena lembutnya kecupan Warto, birahinyapun mulai terusik, apalagi setelah kecupan Warto turun ke pipi kemudian terus turun menelusur hingga sampai pada bibirnya.

    Hangat sekali kecupan Warto, kecupan yang memang telah lama tidak ia rasakan, lidah Warto lincah bermain di dalam mulutnya yang mau tidak mau mengundang hasratnya untuk melayani permainan lidah dan bibir Warto.


    Tangan kanan Warto mulai menelusuri bagian belakang Narti yang memang tidak terbungkus apa-apa hanya seutas tali BH yang masih menggantung disana, diusapnya lembut pinggung dan pantat Narti, kemudian tangan kirinya mulai menelusur diperut Narti sehingga menimbulkan sensasi yang tidak terkira bagi pemiliknya

    Ehhhh…………..Narti berguman menikmati usapan dan belaian serta kecupan bibir Warto, ditambah lagi tangan kiri Warto semakin mendekati dua bukit kembar miliknya yang masih terbungkus BH, sensasi yang dirasakan semakin nikmat. Tangan kanan Warto naik dari pantat menuju pengait tali BH Narti dan dengan sentuhan halus, BH itu sudah terlepas dan meluncur turun sampai tertahan oleh handuk penutup kemaluan Narti.

    Tampaklah oleh Warto dua bukit kembar milik Narti yang kini bebas menggantung tanpa penghalang. Warto semakin bersemangat dari semula mengusap, membelai kemudian kini sudah sampai pada tahap meremas, apa saja yang ia remas pantat, perut, pinggul hingga payudara Narti tidak luput dari remasannya. Hal ini semakin memuat Narti tidak berdaya, ia benar-benar dimabuk nafsu yang dibangkitkan oleh Warto seorang penarik gerobak langganannya. Ia tidak ingat lagi suaminya dikampung, ia lupa segalanya.

    Sedikit demi sedikit Warto mendorong tubuh Narti ke arah kasur butut milik Narti yang hanya menurut saja oleh dorongan tubuh Warto hingga ia menurunkan tubuhnya dan duduk dikasur. Warto mengikuti gerakan Narti menuju tempat tidur mulutnya kini bermain lincah memainkan puting susu Narti. Seakan tidak puas hanya mengecup dan mengisapnya tanggan kirinyapun ikut membantu meremas-remas bukit kembar milik Narti.

    Dengan dorongan Warto kini tubuh Narti sudah tergolek dikasur tanpa penutup dada hanya handuk yang tidak mampu lagi menutupi kemaluannya karena tersingkap oleh gesekan-gesekan tubuh mereka.

    Kebiasaan Narti, sehabis mandi ia hanya menggunakan handuk sebagai penutup barang miliknya yang paling berharga tanpa celana dalam, sedangkan bagian dada hanya dibungkus BH (mending BH-nya bagus). Kebiasaan berpakaian seperti ini kerap ia lakukan sambil beraktivitas di petakannya.

    Kebiasaan seperti ini memudahkan Warto untuk melakukan aksinya. Kembali ia mengecup bibir Narti yang memang sudah menunggu aksi Warto berikutnya. Gejolak birahi yang dirasakan segera menghempas segalanya. Statusnya sebagai istri dari Tarsica seorang petani dan pemelihara bebek di kampung tidak lagi ia ingat. Apalagi tangan kanan Warto mulai membuka handuk lusuh satu-satunya yang masih ia kenakan sebagai penutup kemaluannya.


    Dengan sekali tarik, tampaklah oleh Warto kemaluan Narti dihadapannya, rambut kemaluan yang tebal berwarna hitam tampak acak-acakan tak terawat menutupi bibis vagina milik Narti. Pantulan cahaya matahari yang menerobos lewat celah dinding petakan Narti membantu memberikan penerangan bagi Warto untuk sejenak mengamati kemaluan Narti. Ia kagum dengan Narti kemaluan Narti yang tampak menonjol persis kue apem yang adonananya sempurna.

    Narti agak risik melihat Warto memandang vaginanya seperti hendak melihat seluruhnya, tak habis akal tangan Narti mengapai tonjolan diselangkangan Warto yang memang sejak tadi menuntuk untuk dijamah, sejenak Warto terhenyak sejenak ketika tangan Narti mendarat dikemaluannya, namun hal itu tidak terlalu lama, karena kenikmatan dan sensasi yang ia rasakan amatlah menghanyutkan, apalagi Narti mulai mencoba memasukkan tangannya kedalam celana Warto. Warto tak sabar segera ia memelorotkan celana sekaligus CD-nya, agar kenikmatan yang ia rasakan semakin terasa. Kaos berlambang salah satu Caleg Partai tertentu yang ia gunakan juga tak luput ia lepaskan
    Tampaklah oleh Narti tubuh hitam, kekar karena sering menarik gerobak sayur milik Warto mengkilap karena keringat dan torehan cahaya matahari. Belum hilang rasa kagum Narti terhadap kekekaran tubuh Warto, ia merasakan sesuatu menyentuh kemaluannya, yah tangan Warto mulai mengusap rambut kemaluan Narti yang tidak mengyangka bahwa seorang penarik gerobak mempunyai gaya bercinta yang romantis tidak seperti suaminya dikampung, cek-ecek-ecek sudah boro-boro ada pemanasan, terlalu terburu-buru, maklum katanya ia harus melihat aliran air disawah, apakah bendungan yang ia buat dapat mengalir keseluruh bagian sawahnya dengan sempurna. Jangankan orgasme bagi Narti terkadang terangsang pun belum. Lain halnya dengan Warto yang rada sabaran dalam memacu birahinya.

    Tidak puas hanya dengan membelai Warto mulai menusuk-nusukan jari manisnya kevagina Narti yang telah basah oleh cairan birahinya, hangat dan licin yang dirasakan Warto. Ehh…ehh…Narti meracau merasakan kenikmatan sentuhan tangan Warto ke dalam kelaminnya. Warto terus beraksi hingga ia tak tega melihat Narti meracau tidak menentu, mengelengkan kepalanya kekanan dan kekiri karena nikmatnya, apalagi tangan Narti beraksi dikemaluan Warto mulai tidak menentu kadang mengusap kadang menggosok kadang memencet.

    Disamping itu birahi Wartopun telah meninggi, akhirnya entah siapa yang memulai Warto yang semangat menindih tubuh Narti, atau Narti yang tak sabar menarik tubuh Warto untuk segera menindih dan memasukkan alat kelaminnya kedalam kemaluannya. Tangan Narti tetap dikemaluan Warto untuk segera membimbingnya menuju lubang vaginanya, Sejenak Warto menggosok-gosokkan kemaluan miliknya ke vagina Narti.

    Narti mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, Warto menusukkan kemaluannya… blesss…blesssssssssssss…Narti menggit bibir merasakan kenikmatan kemaluan Warto meluncur kekemaluannya yang memang telah lama tidak dijamah oleh suaminya karena ia lama tak pulang kampung. Biasanya sebulan dua kali atau tiga kali ia pulang, tapi sudah dua bulan ini ia belum dapat pulang kampung, karena pasar sedang ramai menjelang pemilu.


    Hampir seluruh kemaluan Warto membenam di vagina Narti, sejenak mereka terdiam, masing-masing merasakan nikmatnya bersenggarama. Bagi Warto ini adalah kenikmatan yang tak terhingga yang pernah ia rasakan, karena selama ini paling-paling hanya sabun mandi, tetapi karena telah beberapa kali menonton film biru bersama-teman sesama penarik gerobak, atau pengalaman mengintip tetangga disekitar tempat ia mengontrak rumah dan karena nalurinya ia dapat menjalankan peran dengan baik.

    Selang beberapa saat mulailah Warto menaik-turunkan tubuhnya menindih tubuh Narti, bunyi kecipak karena beradunya kelamin mereka dan dengusan nafas keduanya semakin menambah sensasi bagi mereka. Suasana pagi menjelang siang, dimana matahari nampak mulai meninggi semakin menambah suhu didalam petakan Narti dan sekaligus menambah gejolak birahi mereka. Memang seputar petakan Narti pada jam-jam seperti ini terasa lebih sepi, karena sebagian besar anak-anak sedang bergelut dengan kegiatan sekolah, sementara orang tua mereka yang kebanyakan para pedagang dipasar, sedang belanja barang daganganya, paling-paling hanya beberapa anak yang belum sekolah yang tinggal dirumah atau sperti nenek tadi yang memberi tahu Warto bahwa Narti ada di dalam petakannya.

    Mas…mas..mas… ehm..ehh..ehh desahan Narti semakin tidak menentu, hal ini semakin memacu birahi Warto, dari pelan kemudian sedang kemudian cepat secara berulang-ulang Warto menghujamkan kelaminnya kedalam vagina Narti. Uhg..uhg..mba..mba..Warto mulai menimpali desahan Narti diiringi dengan dengus nafasnya laksana banteng ketaton.

    Terasa oleh Warto Narti mengangkat tubuhnya semakin tinggi dan gerakan kepalanya kekiri dan kekanan semakin cepat ditambah lagi dengan desahannya yang semakin tidak menentu, menandakan puncak birahinya akan segera tercapai. Mas…mas..aku..aku..ahhhhhhhhh. akhirnya meletuslah lahar birahi kenikmatan Narti. Kedua tangganya menarik kencang tubuh Warto agar menghimpit tubuhnya sambil menjerit perlahan menandakan kenikmatan yang tiada terkira.

    Sementara Warto juga mulai merasakan hasratnya akan segera terpenuhi, dengan kecepatan maksimal ia mamacu menaikturunkan tubuhnya menindih tubuh Narti yang nampak tak berdaya setelah mengalami orgasme. Keringat mengucur deras hari tubuh hitamnya eh..eh..ehhhhh aku keluar mba…ahhhh. Tak terbayangkan nikmat yang dirasakan Warto, terasa dari ujung jari kaki sambil keubun-ubun ia rasakan, sejenak ia terdiam dengan tetap menindih tubuh Narti yang juga ikut menikmati semburan sperma Warto di rahimya. Nafas Warto tidak menentu, seluruh tenaganya terkuran diakhir permainan tadi.

    Keduanya nampak terkulai lemas, setelah menikmati permainan mereka, Narti nampak terdiam sementara Warto tidak tau apa yang harus ia ucapkan. Akhirnya keduanya tertidur dengan tubuh masih telanjang tanpa sehelai benangpun.


    Narte…Narte….Narte…sayup-sayup Narti mendengan seorang memanggil namanya, antara sadar dan tidak sadar sperti bermimpi. Narte…Narte….Narte kembali terdengan suara panggilan dengan logat Batak yang kental, keduanya terbangun Narti tersentak begitu juga dengan Warto.

    Setelah berulang kali barulah Narti bangun membuka pintu petakan tempat tinggalnya, dengan pakaian sekenanya, yaitu kain jarik panjang yang biasa digunakan untuk membawa dagangannya, rupanya si Butet yang datang hendak menagih uang cicilan yang harian utang Narti kepadanya. Butet layaknya bank keliling dipasa tempat Narti berdagang, ia meminjamkan sejumlah uang kepada para pedangan dan dicicil setiap hari, minggu atau bulan tergantung perjanjian, jangan tanya soal besaran bunga, pasti lebih besar dari bank, tapi para pedangan lebih suka ke si Butet ketimbang ke Bank, karena prosedur mudah, cepat dan tidak perlu KTP, KK dan Slip Gaji (he..he.. pengalaman kredit di bank nih).

    Ia menyodorkan uang Rp. 15.000 kepada si Butet.

    ”Siang-siang begini rupanya tidur kau” seru Butet masih dengan logat yang Batak yang kental.

    Narti hanya tersenyum sambil kembali menutup pintu, meninggalkan kebingunan Butet.

    ”Bah…malas kali kau rupanya” omel Butet.

    Lain hal dengan Narti, sejenak ia kembali ketempat mereka bertempur tadi, dikasur tipisnya tidak lagi ia temui Warto, tetapi hanya sebuah kaos kucel dan kusut berlambang caleg masih, kemanakah gerangan Warto. Belum hilang kebingungan Narti, Warto muncul dari belakang lemari plastik bergambar kembang yang sudah bolong disana-sini milik Narti. Rupanya Warto bersembunyi disana saat tadi si Butet datang, ia takut kalau-kalau butet melihatnya sedang berada di patakan Narti, pasti kacau urusan.

    Narti memandang Warto yang muncul dari balik belakang lemari dengan pakaian setengah telajang dan menyadari kondisi tubuhnya yang masih tanpa mengenakan penutup kecuali jariknya. Barulah ia sadar akan apa yang terjadi, ia telah menghianati suami, telah menyerahkan sesuatu yang seharunya hanya ia berikan kepada suaminya tidak kepada Warto, menunduk ia sambil menangis.

    Sementara Warto tidak tau apa yang harus dilakukan,

    ”maafkan aku mbak…maafkan aku, hanya itu yang keluar dari mulut Warto. Narti masih saja tertunduk sambil menangis, keduan tangannya diletakkan diatas pahanya. ”Kamu nggak salah Warto, aku yang salah”. Keduanya kembali terdiam.

    Warto mencoba kembali menbangun kekakuan suasana dengan mendatangi Narti dan membelai rambutnya, lembut sekali warto melakukan itu, berulang-ulang tangannya mengusap rambut Narti, pundak dan belakang tubuh Narti yang duduk menggeloso dilantai.

    ”aku minta maaf mba” sekali lagi Warto berucap lirih.

    Narti menjatuhkan kepalanya didada Warto sambil mengangkap kepalanya dan berucap sama sperti yang ia ucapkan tadi.

    ”Kita sama-sama bersalah Warto” tambahnya.

    Seksi sekali bibir Narti saat mengucapkan itu dimata Warto, ingin sekali ia mengecup bibir seksi itu, tapi ia masih ragu karena Narti masih menenteskan air mata. Sementara belaian tangan warto di kepala pundak dan belakang tubuhnya kembali mengusik birahi Narti yang memang sudah lama tidak tersentuh suaminya. Setan terus menggoda membisikkan kata-kata birahi kepada keduanya.

    Akhirnya Warto tak tahan dengan suasana dengan yakin ia mengecup bibir Narti, apalagi ia merasakan ada reaksi di bibir dan tubuh Narti, Warto semakin berani usapan pada tubuh bagian belakang belakang sampai kebelakang telinga, mau tidak mau membangkitkan kembali hasrat seksual Narti, ia sedikit beringsuk kekiri meluruskan tubuhnya hingga berhadap-hadapan dengan Warto sambil tetap menerima rangsangan dari bibir Warto, tangannya mulai mencari apa yang seharusnya ia lakukan, mencari sesuatu diselangkangan Warto yang memang sudah kembali terbangun dan siap beraksi.

    Tegang dan keras serta mengkilap dibagian kepala sesaat ia mencuri pandang saat Warto mengecup bibirnya. Warto agak terkejut dan sedikit mengangkat pantatnya manakala tangan Narti menyentuh kelaminnya. Kini kecupannya tidak lagi di bibir Narti tetapi sudah kepipi kemudian turun keleher dan sampailah pada bagian atas dada Narto, terus turun diantara dua bukit kembar milik Narti, tangan kirinya menggapai buah dada Narti sebelah kiri sementara mulutnya mengecup halus puting susu Narti sebelah kanan sambil menjilat dan mengigit secara lembut.


    Narti mendorong tubuhnya kemuka sementara tangan kirinya merapatkan kepala Warto dan menyodor kedua payudaranya. Tenggelam wajah Warto di dada Narti, sementara tangan Narti semakin keras mengenggam penis Warto sambil turus menaik-turunkan tangannya mengusap dan mengocok penis Warto. Beberapa lama aksi ini mereka lakukan, hingga akhirnya terdengar suara Narti

    “mas…mas…mas Warto sekarang, aku nggak tahan”. Narto menrorong tubuh Narti ke kasur tipis dengan kepalanya tetap payudara Narti, yang mengikuti gerakan Warto menidurinya.

    Penis Warto yang sudah menegang maksimal sementara vagina Narti telah basah kuyup sejak sesekali tangan Warto menjamahnya, mudah bagi Warto memasukkan penisnya ke vagina Narti, hangat ia rasakan menjalar dibatang kelaminnya. Sejenak berhenti, kemudian maju dan mundur secara berirama Warto menggenjot Narti. Sementara Narti begitu menikmatinya, kain jarik menutup tubuhnya tadi sudah tak tahu entah kemana, nikmat sekali ia rasakan sodokan Warto dikelaminnya, terus…terus…terus…ahh..ahh, ia mendesah tak teratur.

    Birahi yang dibangkitkan Warto melalui penis, kecupan pada bibir dan payudara serta usapan pada belakang telinga dan bisikan-bisikan mesra yang diucapkan Warto membuat Narti semakin mendekati puncak kenikmatan, ahh..ahh..ahhh..aku mau ssssaampaai..terusssss, makin tidak karuan ucapan Narti. Hingga akhirnya meledaklah birahi Narti diiringi dengan semakin maksimalnya hujaman-hujaman penis Warto yang juga akan sampai pada puncaknya.

    Ahhhhhhh ….bersamaan mereka mencapai hasrat birahinya, nafas kedua memacu tak karuan sementaram keringat mengucur dari kedua tubuh mereka, Warto masih menindih tubuh Narti, ketika ia sadar bahwa ia harus segera bekerja manarik gerobak sayurnya, sementara Narti juga tersadar bahwa ia harus segera kelapak dagangnya. Akhirnya waktu menghentikan pertempuran mereka sebelum keluar dari petakan Narti, Warto masih sembat mengecup bibir dan mengusap payudara Narti. Sementara Narti terseyum sambil memegang kedua payudaranya menyuguhkan kepada Warto seakan menantang.

    Sejak kejadian itu mereka, beberapa kali kembali mengulanginya setiap ada kesempatan, kadang di petakan Narti, kadang ditempat Warto, bahkan mereka pernah melakukannya di rel kerata api dilakang pasar tengan tetap berpakaian.

    Pernah suatu ketika hasrat Narti begitu menggebu, kebetulan pasar sudah mulai sepi karena sudah jam 1 dini hari, ia mengirim pesan pendek kepada Warto untuk segera menjumpainya ditempat ”biasa”…

  • Hentai038

    Hentai038


    2327 views

  • Mature Girl Addicted To My Dick

    Mature Girl Addicted To My Dick


    2137 views

  • Foto Bugil Remaja kurus pirang menghilangkan gaunnya untuk menunjukkan pantat kecilnya

    Foto Bugil Remaja kurus pirang menghilangkan gaunnya untuk menunjukkan pantat kecilnya


    1693 views

    Duniabola99.com – foto cewek remaja kurus pirang membuka gaunnya yang berwarna biru menampilkan toketnya yang kecil dan memamerkan memeknya yang tembem berwana merah merakah diatas kursi.

  • Kisah Memek Kehilangan Keperawanan Saat Masih SMA

    Kisah Memek Kehilangan Keperawanan Saat Masih SMA


    2678 views

    Duniabola99.com – Perkenalkan nama panggilanku Maya. Aku baru berusia 18 tahun (SMA kelas III). Tinggiku lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat proporsional antara tinggi dan berat badanku. Kata orang-orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP.


    Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2018. Pengalaman ini tidak kukarang sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2018 ini. Ceritanya begini. Bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Muki. Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku. SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Muki sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Muki hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.
    Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian, Muki menelepon ke rumahku.

    “Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Maya, ini dari Muki.”
    “Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”
    “Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, May ada acara nggak malam minggu ini.”
    Aku sempat kaget Muki mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.
    “Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.
    “Kenapa bisa begitu,” balas Muki.
    “Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi.
    “Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”

    Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Muki tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.
    Tepat hari sabtu sore, Muki datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Muki menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.
    “May, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Muki mesra.
    “Muk, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”
    “Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
    “Muk, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”


    Tiba-tiba tangan Muki memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga May, begitu melihat kamu langsung tertarik.”
    Dan Muki menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Muki memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Muki sudah ada di depan mataku. Dan pelan-pelan Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Muki dan mencium bibirnya. Ciuman Muki sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Muki mulai meraba sekitar dadaku.
    “Jangan Muk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Muk,” jawabku.
    Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Muki karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
    “May, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”
    Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Muki sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Muki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Muki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.
    Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu membuat nafsuku naik.”
    “Aku juga Muk,” balasku manja.
    Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.
    Akhirnya tangan Muki berhasil meremas susuku yang baru pertama kali ini dipegang oleh seseorang yang baru kukenal. Muki meremasnya dengan lembut sekali dan sekali-kali Muki memegang puting susuku yang sudah keras. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Dan tanpa sengaja aku pun sudah membuka reitsleting celananya, yang pada saat itu memakai celana kain. “Astaga,” pikirku sekali lagi, tanganku dibimbing Muki untuk memasuki celana dalam yang dipakainya. Dan sesaat kemudian aku sudah meremas-remas penis Muki yang sangat besar. Kami saling menikmati keadaan di bioskop waktu itu. “Teruskan Muk, aku enak sekali..” Tidak terasa film yang kami tonton berlalu dengan cepat. Dan akhirnya kami keluar dengan perasaan kecewa.


    “Kita langsung pulang ya May sudah malam,” pinta Muki.
    “Muk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.
    Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Muki. Mudah-mudahan Muki mengerti apa yang kuinginkan.
    “Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Muki dengan nada gembira.
    Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Muki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Muki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.
    Tiba-tiba Muki melepaskan ciumannya. “May, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Muki. Dan kulihat Muki begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.
    “May, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Muki.
    “Iya, Muk, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.
    Tak lama kemudian, Muki dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.
    “Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Muki mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Muki dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Muki. Dan Muki menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Muki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Muki masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki menggigit puting susuku.
    “Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..” desahku tak karuan.
    Sementara aku masih terus memegang penis Muki. Dan sepertinya Muki makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki sudah tidak tahan lagi.
    “May, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”
    “Isap bagaimana..”
    “Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
    Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Muki merubah posisi duduknya, Muki menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Muki.
    “Muk, besar sekali punyamu.”
    “Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..”
    Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Muki. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat.


    Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Muki, tiba-tiba, Muki menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Muki. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Muki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Muki. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Muki kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.
    “May, aku sudah keluar, banyak ya..”
    “Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
    “Tidak apa-apa May..”
    Kemudian Muki mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Muki. Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Muki esoknya.Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Muki yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.
    Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Muki menjemputku dan Muki membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
    “Tempat apa ini Muk,” tanyaku.
    “May, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih
    aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”
    “Entahlah Muk, aku masih takut tempat seperti ini.”
    “Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”
    Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.
    “Maya, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” pinta Muki.
    “Aku setuju saja Muk, terserah kamu.”
    Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Muki membaringkan badanku di tempat tidur. “May, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Muki berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Muki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Muki sudah terlihat bugil di depanku. Muki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Muki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama -kelamaan tangan Muki sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.
    “May, bodi kamu bagus sekali.”
    Muki sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
    “May, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”
    “Terserah kamu Muk, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..”
    Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Muki. Kemudian Muki meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Muki. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Muki menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Muki membuka lebar vaginaku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Muki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Muki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku.


    Akhirnya dengan nafsu yang sudah tidak bisa kutahan lagi, kukatakan pada Muki. “Muk, masukkan punyamu ke punyaku ya… masukannya pelan -pelan,” pintaku. Muki lalu bangkit dari arah bawah. Dan menciumi bibirku. “May, kamu sudah siap aku masukkan, apa kamu tidak menyesal nantinya.” “Tidak Muk, aku tidak menyesal. Aku sudah siap melakukannya.”Lalu Muki melebarkan kakiku dan terlihat jelas sekali punya Muki yang sangat besar sudah siap-siap untuk masuk ke punyaku. Vaginaku sudah basah sekali. Dan kubimbing penis Muki agar tepat masuk di lubang vaginaku. Pertama-tama memang agak sakit, tapi punyaku sepertinya sudah tidak terasa lagi akan sakit yang ada, lebih banyak nikmatnya yang kurasakan. Dengan dorongan pelan dan pelan sekali, akhirnya punya Muki berhasil masuk ke dalam lorong kenikmatanku.
    “Oh… enak sekali,” jeritku.
    Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Muki. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Muki, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu sudah tidak perawan lagi.”
    “Ngga apa-apa Muk, jangan dilepas dulu ya…”
    “Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga.
    “Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”
    “Keluarin terus May, aku tidak akan melepaskan punyaku.”
    “Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Muk, aku keluar.. keluar Muk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Muki langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya.
    Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Muki dan aku masih memeluk badan Muki. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
    “May, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”
    Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Muki bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.
    “May punyamu lebar sekali.”
    “Isap terus Muk, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.”
    Aku terus mengisap punya Muki sementara Muki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Muki yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Muki di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.
    “Muk… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…”
    “Tahan sebentar May, aku juga mau keluar..”
    Tiba-tiba Muki langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar.
    “Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,” desahku. Muki menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
    “Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”
    “May, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”
    “Aku juga Muk, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”
    “May… aku keluar..”
    “Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa sekali hangat spermamu..”
    “Aduh, May… goyang terus May, punyaku lagi keluar…”
    “Aduh Muk… enak sekali…”
    Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.
    “May… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”
    “Ia Muk…”
    Tidak lama kemudian, Muki membersihkan cairan spermanya di vaginaku.
    “May, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”
    “Iya Muk..” jawabku singkat.


    Akhirnya kami mandi sama-sama. Di kamar mandi kami melakukannya sekali lagi, dan aku mengalami kenikmatan sampai dua kali. Sekali keluar pada saat Muki menjilati vaginaku dan sekali lagi pada saat Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Muki pun mengalami hal yang sama.
    Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Muki hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Muki sudah 7 kali.
    Malamnya tepat jam 8.30 kami keluar dari penginapan. Padahal jika dipikir-pikir, hanya dalam waktu dua hari saja aku sudah melepaskan keperawananku ke seseorang. Dan sampai sekarang hubunganku dengan Muki bukan sifatnya pacaran, tapi hanya bersifat untuk memuaskan nafsu saja. Dan, baru kali ini aku bisa merasakan tidur yang sangat pulas sesampainya di rumah. Besoknya aku harus sekolah seperti biasa dan tentunya dengan perasaan senang dan ingin melakukannya berkali-kali. Seperti biasa setiap tanggal 20, aku datang bulan. Dan kemarin (tanggal 20 Februari 2018) ini aku masih dapat. Aku langsung menelepon Muki sepulang dari sekolah.
    “Muk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.”
    “Iya May… syukurlah…”

    “Muk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Muk..”
    Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil Muki menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Muki keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Muki memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Muki, tapi aku mengisap kepunyaan Muki sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Muki sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke penginapan.

    Bonus Foto

  • Kisah Memek Masih Perawan Dan Pemalu

    Kisah Memek Masih Perawan Dan Pemalu


    3460 views

    Duniabola99.com – Sebelumnya kuperkenalkan dulu siapa diriku. Namaku Nunu, seorang mahasiswa semester pertama di universitas JS di kota P dan nama pacarku Rirrie, sekolah di SMU Negeri 1 kelas III di kota P juga. Wajahnya cantik walaupun tidak secantik bintang sinetron, manis tepatnya.

    Punya alis mata yang hitam tebal yang sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Dengan hidung yang mungil lucu plus bibir “dower” yang selalu merah dan dihiasi dengan gigi yang sedikit tidak teratur tetapi justru giginya itu yang menjadi daya tarik utamanya.

    Tingginya sekitar 155 cm, berat 47 kg. Badannya mungil tapi montok. Bahu yang datar dan badan yang tegap dihiasi dengan sepasang payudara indah berukuran 32B yang proporsional sekali dengan tubuhnya. Pantat yang terbentuk rapi disertai sepasang kaki yang indah, terutama betisnya.

    Pinggang yang ramping, perut yang datar dan pinggul yang tidak terlalu besar. Tapi sungguh, dengan keadaan tubuh seperti itu, tidak ada pria yang bisa menahan napsunya jika melihatnya sedang telanjang bulat. Tentu saja.


    Kejadian ini kualami kalau tidak salah hari Kamis tanggal 7 Desember 1998. Aku barus saja menjemputnya pulang sekolah jam setengah dua siang. Biasanya sich dia bawa motor sendiri, cuman hari itu entah kenapa dia berangkat sekolah naik becak. Jadinya saat pulang sekolah dia menelponku minta dijemput.

    Panas sekali hari itu. Saat sampai di rumahnya aku tidak langsung pulang. Aku mampir sejenak buat sekedar menghilangkan rasa haus. Aku duduk di ruang tamu, di sofa yang panjang, sementara dia mengganti baju sekolahnya dengan gaun santai.

    Entah model apa bajunya, yang jelas dia memakai kaos dengan celana pendek yang berbahan kaos juga. Dia tampak seksi sekali dengan dandanan seperti itu. Dia balik sambil membawa segelas sirup dingin dan kemudian tiduran di sofa dengan posisi kepalanya di pangkuanku. Agen Bola Online

    Kami pun berbasa-basi, saling menanyakan kabar masing-masing. Karena memang kita sudah lama tidak ketemu. Aku barusan pulang dari Jogja, tinggal di sana beberapa hari. Dia orangnya memang gampang sekali kangen sama pacarnya. Ditinggal beberapa hari saja sudah seperti sebulan hebohnya. Dan kalau dia sedang kangen, rugi aku kalau tidak ada di sisinya. Tau maksudnya kan?

    Lalu kami mulai bercerita tentang kegiatan kami masing-masing selama ini sambil sesekali saling mencumbu, berciuman dan berpagutan mesra. Saling memainkan lidah. Kubiarkan mulutnya melumat bibirku. Kubiarkan giginya menggigit lembut bibirku. Kurasakan lidahnya menari-nari di dalam mulutku. Napasnya yang lembut mendera wajahku. Oh ya, aku paling suka “kissing” dengannya saat dia sedang makan coklat. Rasanya jadi tambah enak. Dan seperti biasa kalau kami sedang berasyik masyuk, kedua belah tanganku selalu menari-nari di tubuhnya. Selalu! Orang dianya sendiri yang minta buat dijamah. “Pokoknya kalau kamu sedang mencumbuku, sekalian dech tangan kamu ngerjain tubuhku. Biar tidak nanggung. Tapi harus di bagian yang sensitif. Seperti di daerah sini, sini dan di sini!” katanya kepadaku suatu waktu sambil tangannya menunjuk leher, dada dan bawah perutnya. Enak katanya. Akunya sich oke-oke aja. Siapa yang bakal menolak ditawarin kerjaan seperti itu.
    Mulailah pekerjaanku. Kudekatkan kepalaku ke lehernya, kukecup perlahan leher itu kemudian kugigit perlahan. Dia mendongakkan kepalanya tanda dia merasa kegelian. Kucium daerah telinganya dan kukulum bagian telinga yang menggelambir. Dia mendesah perlahan dan kemudian melingkarkan kedua tangannya ke leherku. Tangan kananku pun berusaha menopang punggungnya agar tubuhnya sedikit tegak dan tangan kiriku segera kumasukkan ke balik bajunya, mengakibatkan kaosnya terangkat sampai ke perut. Tanganku menyentuh kulitnya yang halus. Menyusup ke punggungnya untuk melepas tali BH-nya. Dan mulailah tanganku menjelajahi bukit barisan itu. Kuremas payudaranya, terasa lembut sekali, diapun merintih. Kupilin putingnya, dia mengerang. Kutarik puting itu dan diapun mendesah. “Ahh..!” Kuputar-putar jariku di sekitar puting itu “Sshhh..!” Dia mengerang merasakan kenikmatan itu. Kuremas-remas buah dada itu berulangkali, kucubit bukit itu. Rasanya kenyal sekali. Nggak bakalan bosan walaupun tiap hari aku disuruh menyentuhnya.


    Lalu tanganku pun turun menyusuri perutnya, menuju hutan tropis. Masuk ke dalam celana dalamnya yang terbuat dari kain satin dengan sedikit renda pada bagian vaginanya. Kutemukan tumpukan kecil daging yang ditumbuhi rambut-rambut halus. Kugunakan jari telunjuk dan jari manisku untuk membelah labianya yang masih terasa liat sementara jari tengahku kumasukan sedikit ke dalam liang senggamanya. “Mmhhh…” Dia kegelian. Kedua kakinya nampak terjulur lurus, sedikit menegang. Kucari seonggok daging kecil diantaranya. Bagian yang mampu mengantarkan seorang wanita merasakan apa arti hidup yang sesungguhnya. Setelah kutemukan mulai tanganku memainkannya. Kusentuh klitoris itu lembut sekali, namun akibatnya sungguh luar biasa. Tubuhnya menggelinjang hebat dengan kedua kaki terangkat ke atas menggapai-gapai di udara. Dia melenguh dengan mata terpejam dan lidah yang menjilati bibirnya. Langsung kulumat mulutnya. Dia pun membalas dengan ganas. “Uuhhhh…” Lalu tangan kiriku berusaha menarik klitorisnya, kupencet, kusentil, kupetik, kugesek dengan jari tengahku. Dia memang paling suka disentuh klitorisnya. Dan kalau sudah disentuh, bisanya seperti orang sakau. Mendesah, mengerang, dan menggigil.

    Pernah suatu ketika aku ditelpon supaya datang ke rumahnya cuma untuk “memainkan” klitorisnya. Ya, ampuun… setelah puas bermain api, kami pun mencari air untuk menyiramnya. Ehh.. sorry, ngelantur. Tak lama kemudian dia mengajakku ke lantai dua.
    “Mas, naik ke atas yuk?”
    “Mo ngapain?” tanyaku.
    “Ke kamarnya Mbak Dian, di sini panas. Ada AC di sana.”
    “Boleh!” aku setuju.
    Kami pun naik ke lantai dua. Satu persatu anak tangga itu kami lewati dan kami pun masuk ke kamar Mbak Dian. Aku langsung tiduran di tempat tidur, sementara dia menyalakan AC-nya. Lalu dia rebah di sampingku. Kami bercerita lagi dan bercumbu lagi. Kali ini kulepas kaosnya, setumpuk daging segar menggunung di dadanya yang tertutup BH semi transparan seolah ingin melompat keluar. Waw, menantang sekali dan kemudian dengan kasar kusentakkan BH itu hingga terlepas, lalu terhamparlah pemandangan alam. Nampak Sindoro Sumbing yang berjejer rapi. Bergelanyut manja di dadanya. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan kokoh tegak ke atas mengerling ke arahku menantang untuk kunikmati. Payudaranya betul-betul indah bentuknya, terbungkus kulit kuning langsat tanpa cacat sedikitpun, yang tampak membias jika terkena cahaya, yang menandakan payudara itu masih sangat kencang. Maklum payudara perawan yang rajin merawat tubuh. Namun dengan payudara seperti itu, jangankan menyentuh, cuma dengan memandangnya saja kita akan segera tahu kalau payudara itu diremas akan terasa sangat lembut di tangan.

    Kudekatkan wajahku ke dadanya. Mulutku kubuka untuk menikmati kedua payudaranya. Bau harum khas tubuhnya semerbak merasuk ke dalam hidungku. Kuhisap salah satu putingnya, kugigit-gigit kecil. Lidahku bergerak memutar di sekitar puting susunya. Dia mengejang kegelian. Menjambak rambutku dan ditekankan kepalaku ke dadanya. Wajahku terbenam di sana. Kugigit sedikit bagian dari bukit itu dan kusedot agak keras. Nampaklah tanda merah di sana. Puas kunikmati dadanya, mulailah ada hasrat yang menuntut untuk berbuat lebih. Tampak juga di wajah Rirrie. Matanya menatapku sayu. Wajahnya memerah dan napasnya memburu. Kalau dia dalam keadaan seperti ini, dapat dipastikan dia sedang terangsang berat. Dan aku yakin kemaluannya pasti sudah basah.
    Aku bertanya padanya, “Rie, sekali-kali kita ngewek yuk!”
    “Ah, tidak mau ah!” dia menolak.
    “Kenapa?” tanyaku.
    “Aku malu,” jawabnya.
    “Malu sama siapa?” tanyaku lagi.
    “Aku malu diliat bugil. Aku malu kamu liat anuku.” terangnya.
    “Lho, kamu ini aneh. Masa hampir tiap hari kupegang memek kamu, cuma ngeliat malah tidak boleh?” tanyaku keheranan.
    “He..” dia tertawa manja.
    Otakku bekerja mencari akal.
    “Atau gini aja, kamu ambil selimut buat nutupin tubuh kamu. Ntar kita cari gaya yang bikin memek kamu nggak keliatan,” usulku sembarangan, nggak taunya dia setuju.
    “Iya dech Mas”
    Aku girang setengah mati. Lalu dia pun turun ke bawah mengambil selimut. Tak lama kemudian dia sudah ada di hadapanku lagi dengan sebuah selimut batik di tangannya. Lalu selimut itu diserahkannya kepadaku.
    “Nah, sekarang kamu lepas semua pakain kamu!” perintahku.


    Dia pun segera melepas semua pakaiannya. Sungguh anggun cara dia melepas pakaian. Perlahan namun pasti. Apalagi saat dia mengangkat kedua tangannya untuk melepas penjepit rambut yang menyebabkan rambutnya terurai indah menutupi sebagian pundaknya. Oh, cantik sekali dia. Berdiri telanjang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Layaknya seorang bidadari. Dengan payudara yang kencang mengantung indah, dengan bulu halus yang tertata rapi menghiasi bagian bawah perutnya. Dan ketika sadar dirinya telanjang bulat, secepat kilat dia merampas selimut yang ada di tanganku dan digunakanya untuk menutupi tubuhnya. Kusuruh dia untuk naik ke atas tempat tidur dalam posisi merangkak membelakangiku. Aku segera melepas seluruh pakaianku. Dia menengok ke belakang dan tak sengaja menatap penisku yang sudah tegang berat dan langsung memalingkan wajah. Jengah. Sambil merajuk manja. “Ihhh…”

    Walaupun kami sering bercumbu tapi kami belum pernah saling mempertontonkan alat vital masing-masing. Kalau saling pegang atau sekedar nyentuh sich sering. Makanya jangan heran kalau dia jengah waktu melihat penisku. Dan lagi dia itu orangnya pasif. Penginnya “dikerjain” melulu, tapi kalau disuruh “ngerjain” suka ogah-ogahan. Padahal sebenarnya dia senang sekali kalau disuruh memegang penisku. Tapi itulah dia, dia yang seorang Rirrie yang penuh dengan tanda tanya. Yang aku pun masih suka bingung untuk mengikuti jalan pikirannya.
    Aku pun segera mendekat membawa seluruh amunisi yang kupunya. Siap dalam duel berdarah. Kuangkat sedikit selimut yang menutupi pantatnya dan harum birahi yang amat kusukai dari vaginanya menyebar. Tanganku pun masuk ke balik selimut itu. Mencari daerah jajahan yang harus dikuasai. Meraba-raba sampai akhirnya kutemukan gundukan itu. Terasa benar bulu kemaluannya di jariku.

    “Aowww… iiihhh! Mas nakal!” Dia protes ketika aku berusaha mencabut beberapa helai bulu kemaluannya. Sebelumnya buat para pembaca, aku melakukan ini semua tanpa melihat ke arah vaginanya. Bayangkan, bagaimana sulitnya. Soalnya aku belum pernah menatap langsung vagina sekarang ini. Mulai kupusatkan perhatianku di daerah selangkangannya. Vaginanya terasa basah. Pasti dia sudah sangat terangsang. Dan kucari letak lubangnya dengan jariku.

    “Ah, geli Mas!” dia tersentak ketika tak sengaja tanganku menyentuh klitorisnya.
    “Hore ketemu…!!!” aku teriak kegirangan.


    Akhirnya kutemukan lubang itu. Kumasukkan seperempat jari telunjukku ke dalam vaginanya. Sebentar kuputar-putar disana. Pinggulnya bergerak-gerak tanda dia kegelian. Lalu kutarik kembali dan kini pelan-pelan kusorongkan rudalku untuk mencoba menembus dimensi itu. Saat pertama penisku menyentuh vaginanya, secara refleks dia mengatupkan kedua kakinya.

    “Dasar perawan..” kataku di dalam hati.

    Lalu perlahan kucoba merenggangkan kakinya. Terasa ada penolakan halus disana.
    “Ayo dong sayang, direngganging sedikit kakinya. Katanya pengen di entotin.”
    Dia nurut, perlahan dia mulai mengangkangkan kedua kakinya. Rudalku pun kembali mencari sasarannya. Mulai menempel di bibir vaginanya. Terasa hangat di situ.
    “Aduh Mas, aku deg-degan nich”
    “Udah kamu tenang aja dech!”
    Perlahan tanganku mencoba untuk membuka tabir itu. Kugunakan jemari tanganku untuk menguak vagina itu. Sedikit terbuka. Dan kucoba memasukkan penisku. “Bless!” Kepala rudalku mulai masuk, membuat Rirrie mengerang kesakitan, membuatnya sedikit tidak nyaman.
    “Aduh, Mas, sakit nich!” dia merintih.
    Kepalanya mendongak ke atas dengan mimik menahan rasa sakit.
    “Tahan sebentar ya sayang! Sakitnya paling cuma sebentar kok.”
    Kasihan juga sich melihat dia begitu. Tapi demi kenikmatan itu apa boleh buat.
    Namun saat kepala rudalku mulai menguak masuk vaginanya, terasa ada energi yang sangat kuat dari dalam vaginanya mencoba untuk menyedot penisku agar masuk ke dalam vagina itu. Sampai pinggulku tertarik maju membuat seluruh penisku melesak ke dalam lubang itu. “Sleep…”
    “Ah, Mas sakit nich!”
    “Tapi kok enak ya Mas?”
    “Makanya kalo pengen lebih enak jangan ribut terus!” kataku.
    “Enak tapi kok aneh ya Mas? Kayak ada yang ngganjel,” dia ngomong sekenanya.
    Aku pun tertawa.


    “Kamu santai aja dong, jangan tegang gitu.”
    Dia menuruti perintahku. Dan sensasi yang belum pernah kami rasakan mulai meresap di diri kami. Penisku rasanya seperti diremas-remas lembut sekali oleh suatu benda asing yang hangat dan basah tak dikenal, disedot-sedot oleh vaginanya. Duh.. nikmatnya luar biasa. Mataku sampai nanar menahan kenikmatan itu. Lembab namun terasa sangat nyaman. Mulai kugerakkan maju mundur pinggangku, kugenjot penisku perlahan dan kemudian sedikit demi sedikit kupercepat genjotanku, kadang-kadang kupelankan sambil kubenamkan sedalam-dalamnya ke lubang vaginanya sampai dia menjerit, “Mas.. Mas aduh yang ini sich enak banget.. tusuk lagi dong yang keras Mas!” Rirrie memohon.

    Langsung saja kuturuti permintaannya. penisku bergesekan dengan dinding vaginanya yang membuahkan kenikmatan tersendiri bagi kami. Mengakibatkan bunyi berdecak yang mengiringiku menuju sejuta kenikmatan.
    Tidak lama kemudian Ririe mendesah hebat sambil badannya bergerak ke sana-kemari, cepat sekali, badannya meliuk-liuk, tangannya meremas-remas sprei tempat tidur hingga acak-acakan.
    “Uuuhh.. enak sekali Mas.. pelanin dong nyodoknya,” rintih Rirrie.
    Kuturuti kemauanya.

    “Uh!” nikmat sekali rasanya.

    Kupompa perlahan-lahan sambil kunikmati kenikmatan yang menjalar ke seluruh tubuhku. Sebentar-sebentar dia menggoyangkan pinggulnya, seolah-olah ingin agar penisku juga merasakan kenikmatan itu. Kedua belah tanganku bergerak kesana kemari menjelajahi bagian belakang tubuhnya. Kujambak rambutnya dan kudongakkan kepalanya. Kubungkukan badanku lalu kuciumi punggungnya. Kujilati leher itu. Kutampar perlahan pantat Rirrie. Dia menjerit kecil. Tanganku pun mengarah ke depan menyambar payudaranya yang menggelantung tak berdaya. Manggut-manggut mengikuti gerakan badannya. Membuatku semakin horny. Payudaranya terasa lebih keras dari biasanya. Mungkin karena dia sedang dalam kondisi terangsang puncak.


    Kuremas-remas dengan kasar. Kupilin-pilin putingnya dan, “Plop…” ya ampun puting itu terlepas. Rambutnya yang panjang melambai-lambai mengikuti irama genjotanku. Matanya terlihat amat sayu dan sebentar-sebentar terpejam. Hingga akhirnya…
    “Adduuhh.. Rirrie tidak kuat lagi Mas..”
    “Rirrie pengen pipis..”
    “Masss.. aaakhh..”
    Kurasakan dia menekan vaginanya sedalam mungkin sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya dan mengatupkan kedua kakinya yang membuat penisku semakin keras terjepit. Namun sungguh, tindakannya justru makin menambah nikmat gesekan yang kurasakan. Tubuhnya tersentak dan berdiri tegak membelakangiku. Kepalanya disandarkan di bahuku.
    “Masss.. enak sekalii.. Hmmm..”

    Lalu kulihat kepalanya mendongak ke atas dan kedua bola matanya membalik seperti orang kesurupan. Tangannya bergerak ke belakang memeluk tubuhku. Dan menekan kuat tubuhku seolah ingin menyatukan dengan tubuhnya. Intensitas denyutan vaginanya semakin tinggi dan kekuatan menyedotnya pun bertambah besar. Yang menyebabkan penisku terasa semakin tertarik di liang senggamanya. Kupercepat lagi genjotanku. Dan akhirnya…
    “Ohhh… aaakhhh.. ouch… Mas enak!”

    Teriakannya keluar seiring orgasme yang dicapainya. “Seerrr…” cairan bening pun keluar membasahi liang senggamanya. Banjir. Kurasakan suhu di sekitar situ bertambah panas. Sekian lama berlalu tapi Rirrie masih terus memejamkan matanya dan menekan kuat pinggulnya. Menggerak-gerakannya kekiri dan kekanan. Mencoba untuk menyerap segala kenikmatan yang baru pernah dirasakanya. Dia meracau tak karuan. Saat orgasme yang dialaminya berakhir, dia pun terkulai lemas. Menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan mata terpejam. Dalam posisi nungging. penisku terlepas dari vaginanya. Tubuhnya bermandikan keringat. Semakin menambah pesona kecantikan tubuhnya. Tak sengaja aku melihat daerah selangkangannya. Ternyata bentuk vaginanya bagus sekali.

    Vaginanya yang berwarna merah jambu nampak merekah sedikit monyong dan labia minora-nya nampak sedikit menjorok keluar. Mungkin karena tadi rudalku berkali-kali membombardir pertahanannya. Vagina itu berdenyut-denyut dan berkilat terkena cahaya. Sedikit darah keluar dari dalam vaginanya perlahan turun mengalir ke pahanya. Ternyata dia masih benar-benar perawan. Kubiarkan dia untuk mengatur detak jantungnya. Agar mampu menghimpun kembali energi yang secara mendadak dikeluarkannya. Sepertinya dia agak shock. Maklum, pengalaman pertama.


    “Mas… yang barusan itu enak sekali.” Dia berbisik sambil menatapku dengan senyum kecil di sudut bibirnya. Senyum penuh kepuasan. Lalu kurebahkan tubuhnya sehingga dia dalam posisi tengkurap tidur, aku pun merebahkan tubuhku menindih punggungnya. Tanganku bergerak kembali ke arah selangkangannya. Becek sekali di sana. Kucari kembali letak liang senggama itu.
    “Ayo sayang buka kembali surga kamu,” pintaku.

    Perlahan dia mengangkangkan kembali kedua kakinya. Dan kini giliranku untuk memetik kemenangan itu. Begitu melihat Rirrie membuka sedikit saja selangkangannya, semangatku langsung membara lagi. Kuambil ancang-ancang untuk memasukkan kembali penisku. Satu.. dua.. tiga.. dan, “Bleess…” dengan mudahnya penisku menembus vaginanya. Tanpa permisi dan karena sudah tidak sabar langsung kugenjot dengan kecepatan tinggi. Tak lama kemudia kurasakan seluruh urat nadiku menegang dan darah mengalir ke satu titik. Aku akan mencapai orgasme.

    “Rie, Mas mau keluar nich..”
    “Gantian Ya?”
    “Iya Mas, dienak-enakin lho!”
    Rirrie berkata sambil kembali mengatupkan kedua kakinya. Terasa dia sedikit mengejan untuk memberi kekuatan di daerah perutnya yang mengakibatkan otot-otot di sekitar vaginanya kembali mencengkeram kuat. Semakin kupacu genjotanku dan akhirnya pada saat akan terjadi titik kulminasi kuangkat tubuhku dan kutarik penisku keluar dari vaginanya dan langsung kubalikan tubuh Rirrie dan kuraih tangan kanannya lalu kusuruh dia mengocok penisku. Kutarik kepalanya mendekati penisku. Penisku seperti dipompa sampai bocor. Air maniku pun menyembur kencang dalam genggaman tangannya. Mengenai wajahnya. Aku melenguh. Kulihat air maniku menetes di sprei tempat tidur. Air maniku sepertinya tidak mau berhenti. Tanganya yang lembut terus mengurut penisku dengan cepat, mengusap-usap kepala rudalku dengan ibu jarinya. Sampai air mani terakhir menetes di tangannya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sampai terasa ke tulang sumsum.
    “Enak Mas?” tanya Rirrie.

    Aku mengangguk.
    “Belum pernah aku merasakan yang se.pertii.. ini,” jawabku terbata-bata.
    Aku merasa tubuhku lelah sekali. Lemas tak berdaya. Rirrie mendekatkan wajahnya ke rudalku, dan dengan sangat-sangat lembut dikecupnya kepala rudalku berkali-kali sambil berkata, “Kamu benda kecil tapi bisa bikin orang gede kepayahan.”

    Aku tersenyum mendengar ucapannya. Rirrie memandangku dengan mesra sambil menebarkan senyum penuh pesona. Aku langsung roboh di atas tubuhnya. Menindih tubuhnya. Kugigit perlahan lehernya. Kujilat dagunya. Kukecup lembut bibirnya. Rirrie memeluk aku sambil mengecup lembut pundakku.
    “Mas kapan-kapan kita ngewek lagi ya Mas?” pintanya.

    “Iya sayang. Suatu saat kita bakal ngewe lagi.. Kita cari gaya yang lainnya,” jawabku perlahan.
    “Sekarang Mas pengen bobo dulu. Mas kecapean nich,” aku memohon.
    “Iya dech Mas,” balasnya.
    “Mas.. Rirrie tambah sayang dech sama Mas.”


    Dan aku pun mendapatkan ciuman paling hangat di bibir dalam sejarahku bersamanya. Lalu tangannya turun ke bawah memegang penisku yang sudah lembek dan meremas-remasnya dengan lembut sampai dia terlelap. Kemudian kupeluk tubuhnya, kukecup keningnya lembut dengan berjuta perasaan yang ada. Dengan sisa kekuatan yang ada, kuangkat badanku dan balik posisi badanku hingga kepalaku berada di antara selangkangannya. Kukecup lembut vagina itu. Kujilat sedikit lendir yang membasahinya. Kunikmati sebentar pesona vaginanya dengan mulutku. Lalu akupun memejamkan mata. Kami pun tertidur meninggalkan senyum kepuasan di bibir kami.

  • Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun


    3334 views

    Cerita Sex ini berjudul ” Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun ” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2019.

    Cerita Sex – Mbah Sukro adalah dukun sakti yang tinggal di desa pedalaman di lereng gunung di pulau Jawa. Usianya diatas 60 tahun. Badannya kurus, namun masih sehat. Ia adalah dukun sakti yang menguasai dunia perdukunan sehingga tidak ada yang berani melawannya.

    Ia termasuk dukun yang kaya raya karena ia tak segan-segan mematok harga tinggi bagi para kliennya. Uang bukanlah pantangan baginya. Yang menjadi pantangan saat ia belajar ilmu saktinya adalah ia sama sekali tidak boleh berhubungan intim dengan wanita. Apabila melanggarnya, maka kesaktiannya akan hilang seharian sampai matahari terbenam hari berikutnya.

    Oleh karena banyak dukun-dukun saingannya yang iri akan kesaktiannya, tentu adalah hal yang riskan apabila kesaktiannya hilang walau hanya sehari. Apabila saat itu ada dukun iseng yang menyantetnya, ia sama sekali tidak ada pertahanan diri. Untuk menghindari hal itu, telah bertahun-tahun ia tidak pernah berhubungan intim dengan wanita termasuk kedua istrinya. Dengan demikian ia akan selalu menjadi orang sakti yang tak terkalahkan.

    Salah satu klien utama Mbak Sukro adalah Pak Wijaya, seorang pengusaha yang belakangan ini namanya semakin membumbung tinggi. Sejak ditangani oleh Mbah Sukro, hampir seluruh bisnisnya selalu lancar.
    Namun pada suatu ketika, dua kali berturut-turut ia kalah tender. Oleh karena itu ia pergi ke desa Mbah Sukro untuk berkonsultasi dengannya. Berdasarkan ‘penglihatan’ Mbah Sukro, ternyata ia dijegal oleh salah satu pesaingnya yang menggunakan jasa dukun sakti dari luar pulau.

    Dan pengaruh negatif dari dukun tersebut rupanya telah memasuki dalam rumah Pak Wijaya, sehingga hal itu mempengaruhi performance dirinya maupun orang lain yang tinggal secara tetap di dalam rumah tersebut.
    Untuk mengatasinya, menurut Mbah Sukro, harus dipasang jimat menurut delapan arah mata angin di dalam area rumah Pak Wijaya. Jimat itu harus dipasang sehari satu setiap jam 4 pagi dengan disembahyangi sepanjang hari sampai matahari terbenam.
    Untuk keperluan itu, maka Pak Wijaya mengajak Mbah Sukro untuk datang dan menginap di rumahnya selama 8 hari untuk memasang ke-delapan jimat itu. Oleh karena tugas ini cukup berat dan sangat menguras tenaga, Pak Wijaya berjanji akan memberi imbalan yang sangat besar dan ia memberi uang muka sebesar 50% di depan.
    Selain memasang jimat, Pak Wijaya juga meminta Mbah Sukro untuk membimbing putrinya, A-mei yang masih SMU dan baru berusia 18 tahun. Karena belakangan ini ia merasakan putrinya telah berani melawannya apalagi tanpa sepengetahuannya telah berpacaran dengan teman sekelasnya. Bisa jadi hal ini disebabkan pengaruh negatif di dalam rumah itu, pikirnya.
    Sehingga kini Mbah Sukro tinggal di rumah Pak Wijaya selama delapan malam. Pagi, siang, dan sore hari digunakan untuk memasang dan menyembahyangi jimat. Sementara malamnya ia meluangkan waktu beberapa jam untuk mengajar olah pernapasan bagi A-mei untuk menghilangkan pengaruh negatif dari dalam dirinya.

    Dan hal itu dilakukan berdua di dalam kamar A-mei. Pak Wijaya membolehkan hal itu karena ia tahu pasti akan pantangan Mbah Sukro menyentuh wanita. Sehingga keamanan diri putrinya akan tetap terjamin.
    Sementara itu, proses pemasangan jimat itu berlangsung lancar sampai hari terakhir.

    Sehingga kini lengkaplah sudah seluruh persyaratan jimat sebagai pelindung rumahnya beserta seisinya yang bakal mampu bertahan selama bertahun-tahun.
    Petang itu sehabis matahari terbenam…
    Mbah Sukro mengatakan kepada Pak Wijaya kalau seluruh jimatnya telah terpasang dengan rapi.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Sehingga ia minta supaya sisa pembayarannya dapat segera dilunasi. Namun rupanya terdapat kesalahpahaman diantara keduanya. Karena Pak Wijaya berpendapat sisa pembayarannya akan dilunasi dalam waktu dua bulan yaitu setelah pengumuman keputusan pemenang tender proyek berikutnya. Hal itu untuk membuktikan bahwa jimat yang dipasang memang telah benar-benar bekerja.
    Sementara Mbah Sukro menganggap bahwa sisa pembayaran harus dilunasi begitu pemasangan jimat telah selesai. Mendengar pendapat Pak Wijaya, ia merasa ditipu oleh kliennya itu. Padahal ia telah mencurahkan seluruh energinya untuk membuat jimat itu benar-benar bekerja.

    Oleh karena ia adalah orang desa yang tidak biasanya beradu mulut dan mungkin ditambah karena Pak Wijaya adalah salah satu klien besar, maka akhirnya dengan terpaksa ia mengalah. Namun di dalam hati ia merasa sakit hati. Dan diam-diam ia berniat membalas dendam kepada kliennya itu. Ia tidak mungkin membatalkan jimat yang telah dipasang oleh dirinya sendiri itu. Oleh karena itu ia akan mengambil sisa bayarannya itu dengan caranya sendiri sekaligus membalas dendam, dengan menggunakan A-mei, puterinya. Tentu bukanlah hal sulit baginya untuk membuat A-mei takluk kepadanya.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Karena Mbah Sukro akhirnya setuju dengan pendiriannya, maka Pak Wijaya sama sekali tak menaruh curiga kepadanya. Sehingga Mbah Sukro bisa melakukan menurut apa maunya dengan bebasnya.
    Sementara bagi A-mei sendiri, yang di hari pertama mula-mula merasa aneh disuruh Papanya belajar pernapasan, namun setelah melakukannya ia merasakan manfaat dari pernapasan yang diajarkan oleh Mbah Sukro. Oleh karena itu ia mau meneruskan setiap hari sampai hari itu, hari kedelapan.
    Malam itu ketika proses pengajaran normal telah berakhir, mereka berbincang-bincang,
    “Ternyata pernapasan begini ada manfaatnya juga ya Mbah. A-mei sekarang jadi lebih tenang dibanding sebelumnya.”
    “Memang betul, Nik. Tapi sebenarnya ada cara lain yang bisa membuat pikiran jadi lebih nyaman lagi.”
    “Gimana caranya Mbah?”
    “Prinsipnya kamu harus menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiranmu sampai kamu tidak merasakan adanya ancaman bahaya dari luar. Dengan begitu maka pikiran otomatis akan menjadi tenang.”
    “Wah susah sekali itu Mbah, gimana caranya menghilangkan prasangka buruk di dalam pikiran karena datangnya tiba-tiba?”
    “Ya harus latihan Nik. Namun latihannya tidak mudah dan tidak cocok untuk gadis muda seusia kamu. Karena itu, lupakan sajalah.”
    “Lho kok begitu, Mbah? Khan Mbah sendiri yang bilang kalau pikiran yang tenang dan nyaman itu bagus buat semua orang nggak peduli usia.”
    “Karena untuk latihan ini, kamu harus menghilangkan semua prasangka buruk. Dan hal itu tidak mungkin karena saat ini pun tanpa disadari kamu telah punya prasangka buruk terhadap Mbah.”
    “Ah, aku sama sekali nggak punya pikiran buruk kok terhadap Mbah.”
    “Ah, masa? Kalau begitu, coba sekarang berani nggak kamu buka seluruh baju kamu di depan Mbah.”
    “Ah, Mbah yang benar aja!” protes A-mei sambil matanya melirik ke arah pintu keluar.
    “Nah, itulah. Sekarang kamu punya pikiran takut khan terhadap Mbah? Sebenarnya kenapa sekarang kamu memakai pakaian? Karena kamu malu dilihat telanjang bulat oleh Mbah. Padahal kalau pikiranmu tulus, kamu tidak akan mempunyai pikiran seperti itu.”
    “Tapi kenapa harus sampai buka baju segala, Mbah?”
    “Karena itu adalah cara latihan yang paling praktis dan efisien untuk menghilangkan perasaan malu dan waswas yang timbul. Tapi sudahlah, lupakan saja. Makanya tadi Mbah bilang kalau latihan ini tidak cocok untuk anak gadis apalagi yang masih muda seperti kamu.”
    “Ooh, jadi begitu toh. Terus kalau A-mei mau coba sedikit dan sebentar aja, gimana Mbah?” tanya A-mei penasaran.

    “Ini bukan untuk coba-coba. Kalau kamu pengin latihan, kamu harus betul-betul manut (nurut) dengan Mbah tanpa prasangka apa-apa. Kalau tidak, mending tidak usah.”
    Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya…
    “OK deh, aku mau jalanin Mbah. Asalkan Mbah betul-betul tidak punya maksud jahat.”
    “Tidak bisa seperti itu. Kamu harus 100% percaya sama Mbah dulu baru bisa latihan.”
    “Hmmm. OK, OK, aku percaya sama Mbah. Dengan cara Mbah ngomong seperti ini, aku percaya Mbah nggak punya tujuan jahat. Apalagi khan, hihihi, Mbah juga sudah tua,” katanya sambil tersenyum geli sendiri.
    (Dalam hati Mbah Sukro memaki, sialan bocah ini. Rupanya ia meragukan kemampuanku. Rasain kau nanti, batinnya).
    “Jadi kamu benar-benar mau latihan dan ini adalah kemauanmu sendiri ya?”
    “Iya, Mbah. Aku mau coba latihan ini. Beneran!”
    “Baiklah, sekarang coba kamu berlatih napas seperti biasa tanpa perlu memejamkam mata,” kata Mbah Sukro sambil berjalan mengelilingi A-mei.
    A-mei saat itu mengenakan baju kaus biru tua dengan krah dan celana pendek yang ukurannya sedikit diatas paha. Ia adalah seorang gadis yang cantik. Rambutnya panjangnya sebahu. Ditambah lagi kulitnya yang putih. Usianya masih belia, baru 18 tahun, namun tubuhnya telah tumbuh menjadi tubuh seorang gadis dewasa. Baju biru yang dikenakannya itu nampak menonjol di bagian dadanya. Pertanda payudaranya telah tumbuh. Seandainya bukan Mbah Sukro yang punya pantangan, cowok mana pun pasti akan tergiur kecantikan dan ke-sexy-annya.
    “Omong2, kamu sudah punya pacar, Nik?”
    “Sudah Mbah.”
    “Kamu sudah pernah ngapain saja dengan dia?”
    “Maksud Mbah?”
    “Maksudnya, sejauh mana hubungan kamu dengan dia? Apakah kamu pernah tidur dengan dia?”
    “Idih, Mbah. Ya nggak dong. Kok Mbah jadi nanya yang nggak-nggak sih?”
    “Mbah sengaja nanya hal-hal seperti ini, untuk pemanasan latihan kamu. Untuk itu sejak sekarang kamu nggak boleh punya pikiran jelek, mengerti?
    “OK, Mbah. Aku mengerti.”
    “Jadi, kamu pernah ngapain aja dengan dia?”
    “Cuman ciuman dan peluk-pelukan aja Mbah. Sambil saling pegang-pegang juga,” kata A-mei dan mukanya bersemu kemerahan.
    “Kalo pipimu kemerahan gitu, kamu jadi makin cantik saja, Nik. Cuman gitu aja? Jadi kamu masih perawan?”
    “Iya Mbah.”
    “Bagus, bagus. Lalu apakah dia pernah ngeliat kamu nggak pake baju?”
    “Iiih, Mbah. Ya nggak dong”, katanya sementara mukanya makin merah.
    “Ingat, kamu harus membuang pikiran kotor kamu.
    “Baik, Mbah.”
    “Bagus. Sekarang apakah kamu siap untuk memasuki tahap latihan yang lebih tinggi?”
    “Siap Mbah.”
    “Bagus. Kalo begitu sekarang ayo coba kamu buka baju kaus kamu.”
    Tanpa protes A-mei segera melepas dua kancing baju kausnya sendiri. Lalu dicopotnya baju yang dikenakannya dan dibuang ke lantai.
    Nampak kulit tubuh putih A-mei dengan gundukan kecil di dada yang tertutup oleh bra hijau muda.
    “Wah, Nik, tubuhmu betul-betul putih mulus,” kata Mbah Sukro sambil matanya tak lepas memandangi A-mei. Baru pertama kali ini ia melihat tubuh gadis yang seputih ini. Apalagi sudah lama sekali sejak terakhir kali ia melihat tubuh perempuan yang telanjang.
    “Sekarang coba kamu lepas penutup dada kamu. Mbah pengin lihat seperti apa isinya.”
    Dengan patuh A-mei membuka branya sehingga kini ia berdiri di hadapan Mbah Sukro dengan dadanya telanjang. Nampak payudaranya yang kecil tapi indah dan putingnya berwarna kemerahan.
    “Wow! Dadamu indah sekali. Kamu sungguh beruntung.”
    “Sekarang coba lepas rokmu, Nik,” perintah Mbah Sukro yang dengan patuh dipenuhi oleh A-mei. Dilepasnya rok yang melekat di tubuhnya sehingga kini ia hanya memakai celana dalam saja.
    “Waduuh, mulusnya tubuh kamu Nik. Betul-betul pemandangan yang indah,” kata Mbah Sukro kagum sambil memandangi pahanya dan payudaranya. Sehingga mau tak mau A-mei jadi makin memerah mukanya. Namun karena ia memutuskan untuk latihan, maka ia berusaha menahan perasaan malunya.
    “Bagaimana perasaan kamu sekarang, Nik? Kamu malu telanjang di depan Mbah?”
    “Se-sebenarnya malu sekali Mbah.”“Nah, itulah. Terbukti kalau kamu masih perlu latihan lebih lanjut lagi. Sebenarnya kamu nggak perlu malu. Soalnya tubuh kamu indah sekali kok Nik. Jadi sekarang berani nggak kamu betul-betul telanjang bulat disini?” kata Mbah Sukro.
    A-mei nampak ragu.
    “Masa perlu sampai semuanya, Mbah?”
    “Kalau kamu pengin latihannya sempurna ya harus. Apalagi terbukti sekarang kamu masih belum berhasil menghilangkan perasaan malu. Mumpung Mbah masih disini. Hari ini adalah hari terakhir Mbah disini. Besok kalau kamu pengin latihan sudah tidak bisa lagi. Masa kamu mau latihan seperti ini dengan sembarang orang?”
    “Hmmmh, OK, kalo gitu A-mei nurut aja deh.”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Dan tak lama kemudian segera dilepasnya cd yang dipakainya dengan sukarela.
    Kini ia betul-betul telanjang bulat tanpa selembar benang pun di hadapan Mbah Sukro.
    Mbah Sukro nampak memandangi tubuh telanjang A-mei dari atas ke bawah.
    “Wow. Ckckck. Suiit, suiiit. Hebat, hebat. Benar-benar aduhai indahnya tubuhmu, Nik.” Mbah Sukro jadi ngaceng juga melihat A-mei yang telanjang bulat. Hmm, sayang sekali aku tak bisa menikmati tubuhmu, batinnya. Namun tak apalah, yang penting aku sudah memberi pelajaran kepada Wijaya, papamu yang penipu itu. Biar tahu rasa kau sekarang, puterimu yang masih perawan berhasil kutipu mentah-mentah. Lumayan aku bisa cuci mata ngeliat anak gadismu telanjang bulat. Sungguh ini adalah pembalasan yang setimpal.
    Namun rupanya ia tidak ingin berhenti sampai disitu saja. Dalam hati ia berpikir, biarlah kupinjam dulu anak gadismu untuk kumain-mainin bentar, pikirnya.
    “Cowok kamu pernah lihat susu kamu?”
    “Pernah mbah.”
    “Tadi katanya belum pernah. Awas kalo kamu bohong ya?”
    “Bukan gitu Mbah. Maksudku tadi aku belum pernah telanjang bulat seluruh badan gini dengan dia.”
    “OK, nggak apa-apa. Lalu reaksi dia gimana waktu ngeliat susu kamu?”
    “Dia suka Mbah…dia pernah megang-megang juga. Katanya dadaku bagus.”
    “Oh ya? Dia megangnya gimana? Apa begini?” tanya Mbah Sukro sambil kedua tangannya menempel ke kedua payudara A-mei.
    “Iih, Mbah. Jangan Mbah,” kata A-mei sambil secara refleks bergerak mundur.
    “Lho, kenapa. Ayo jawab. Ingat kamu tidak boleh punya pikiran kotor. Mengerti?, kata Mbah Sukro sementara kedua tangannya masih menempel ke dada A-mei.
    “Me-mengerti Mbah.”
    “Jadi gimana caranya memegang susu kamu? Apakah begini?”, katanya sambil tangannya dilepaskan dari dada A-mei sebentar lalu diremasnya kedua payudara A-mei.
    “Atau begini?” kata Mbah Sukro, sambil kedua ibu jarinya meraba-raba dan menggerak-gerakkan kedua putingnya.
    “Ya..ya..ya semuanya Mbah,” kata A-mei tertunduk malu.
    “Huahahaha. Wah, cowok kamu memang beruntung dan pintar cari pacar.”
    “Lalu kamu suka digituin sama cowok kamu?”
    “Suka Mbah.”
    “Sama seperti sekarang, kamu juga suka Mbah begini-in?” katanya sambil meraba-rabai seluruh bagian payudara A-mei.
    “Ehmm… suka Mbah.”
    “Bagus. Itu wajar karena itu tandanya kamu gadis yang sudah dewasa.”
    Ia memperhatikan dan merasakan kedua puting A-mei kini semakin mengeras dan menonjol dibanding pertama kali telanjang. Mungkin karena suhu kamar yang agak sejuk atau mungkin karena tegang dengan suasana itu.
    “Umurmu berapa sih Nik?”
    “Tujuh belas tahun. Aku baru ulang tahun 4 bulan lalu.”
    “Jadi memang kamu sudah jadi gadis dewasa. Kamu ibarat bunga yang baru mekar dan harum semerbak yang sudah siap dihisap madunya, Nik. Kamu sudah siap untuk kawin, Nik.”
    “Iiih. Aku khan baru umur 18 tahun. Masih lama untuk married, Mbah.”
    “Ah, nggak betul itu. Istri pertama Mbah waktu menikah sama Mbah dulu juga seumuran kamu, Nik, 18 tahun juga..”
    “Oh ya? Kapan itu Mbah?”
    “Wah, itu sudah lama sekali. Dulu waktu dia masih muda dan cantik. Sekarang istri Mbah sudah tidak muda lagi, sudah 40 tahun lebih. Tapi meskipun dulu waktu dia masih muda juga nggak bisa ngalahin kamu, Nik. Kamu jauh lebih cantik dan lebih putih dari dia. Ya memang beda lah, gadis desa dibandingkan dengan anak gadis pengusaha kaya di kota besar. Tapi jeleknya orang kota itu suka kawin telat. Padahal itu tidak bagus untuk hormon tubuh. Terutama cewek. Apalagi kawin itu sebenarnya enak lho.”
    “Memang enaknya apa sih Mbah?”
    “Enaknya apa, itu mesti dirasakan sendiri baru tahu, Nik. Dan untuk orang kota yang kawin telat seperti kamu gini, perlu ada persiapan lahir batin dari sekarang. Supaya nantinya tidak kagok dan bisa membahagiakan suami sejak malam pertama perkawinan.”
    “Persiapannya apa aja sih Mbah?”
    “Persiapannya seperti apa susah diungkapkan dengan perkataan. Lebih jelas kalau dilakukan langsung. Mbah bisa ngajarin kamu sekarang. Asalkan pikiran kamu tenang dan ikhlas karena ini semua demi membahagiakan suami kamu kelak. Gimana, mau nggak?”
    “Ehhm, tapi aku nggak tahu mesti gimana, Mbah?”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Mbah Dukun

    “Nggak usah kuatir, Nik. Kamu manut aja sama Mbah, nanti khan kamu jadi bisa sendiri,” katanya sambil penuh nafsu memandangi sekujur tubuh A-mei yang telanjang,” Yuk, sekarang kamu lanjutkan latihan ini dulu, setelah itu kamu Mbah ajari yang itu,” katanya. Markas Judi Online Dominoqq

    Sebenarnya awalnya Mbah Sukro hanya ingin membalas dendam dengan mempermainkan A-mei dengan cara menyuruhnya telanjang bulat di depannya saja. Namun kini setelah melihat cewek ini telanjang bulat dan begitu penurut begini, Mbah Sukro jadi bernafsu ingin menikmati tubuh perawannya. Apalagi sudah lama sekali sejak terakhir kali ia menikmati seorang wanita, itupun juga dengan kedua istrinya yang sudah tidak muda lagi. Kini di depan matanya ada seorang gadis perawan yang bersikap sangat kooperatif terhadapnya. Ditambah lagi ia tak pernah menikmati gadis kota seperti A-mei gini. Sekaligus ini adalah pembalasan yang telak terhadap papanya. Namun yang menjadi kendalanya adalah ia tidak mungkin melanggar pantangannya sendiri. Karena salah-salah taruhannya adalah nyawanya.
    Ah, sungguh bodoh kau ini, batin Mbah Sukro. Kenapa mesti takut kehilangan kesaktianmu barang sehari? Bukankah kau ada di dalam rumah yang telah dilindungi oleh jimat yang kaupasang sendiri? Biarpun kesaktianmu hilang, asalkan kau tidak keluar rumah sampai matahari terbenam besok, semuanya akan baik-baik saja. Dan kau bisa meninggalkan rumah ini setelah matahari terbenam.
    Sekaligus hal ini membuktikan bahwa apabila tidak ada serangan yang mampu mengenai dirinya, hal itu menandakan kalau jimat yang dipasangnya betul-betul bekerja. Hehehe, rasain kau, Wijaya. Salahmu sendiri kamu meragukan jimatku. Kini anak gadismu yang akan kupake untuk membuktikan apakah jimat itu betul-betul bekerja. Lumayan juga bisa menikmati anak perawanmu yang manis ini.
    Setelah teringat akan kesaktian jimatnya sekaligus cara untuk membalas perlakuan kliennya itu, kini nafsu birahinya jadi benar-benar tak terbendung lagi, yang harus dilampiaskan saat itu juga.
    “Waduuh, mulusnya kamu Nik. Sampai-sampai kamu bikin Mbah jadi ngaceng. Apalagi baru kali ini Mbah lihat Nonik seperti kamu gini telanjang. Betul-betul putih dan merangsang.
    “Nah gitu, bagus. Pikiran kamu tetap tenang ya,” kata Mbah Sukro mengelilingi A-mei memandangi sekujur tubuh telanjangnya dalam jarak dekat. Saat berada di belakang A-mei, kedua tangannya meraba-raba punggungnya yang putih mulus dari atas sampai ke bawah dan diremas-remasnya pantat A-mei yang bulat sexy itu.
    “Hmm, kulitmu halus dan mulus banget, Nik.”
    Lalu tangannya beralih ke depan, kini meraba-rabai payudara A-mei.
    “Waah, susumu betul-betul kenyal Nik. Dan putih mulus. Lihat tuh, Iiiih, puting kamu segar banget dan menonjol gini,” komentar Mbah Sukro dan kedua telunjuknya digesekkan di kedua puting A-mei.
    “Aduuh. Jangan gitu Mbah. Geli,” kata A-mei sambil tubuhnya menggeliat berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Mbah Sukro.
    “Aah, masa cuma diginiin aja kok geli. Tapi gimana rasanya, Nik? Enak khan?”
    “Nggak mau ah Mbah, kalo gini,” kata A-mei. Namun “protesnya” cuman di mulut saja karena ia membiarkan Mbah Sukro jari jemari dukun tua itu meraba-raba dadanya. Kelihatan kalau sebenarnya ia menikmati permainan itu.
    “Nah, sekarang kita lanjutkan latihan tingkat berikutnya sekaligus Mbah ajarin kamu gimana caranya membahagiakan suamimu kelak. Ingat, ini semua demi kebaikan kamu sendiri. Mengerti?”
    “Mengerti, Mbah.”
    “Bagus. Nah, sekarang Mbah juga melepas semua baju Mbah jadi kita sama-sama bugil.”

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Mbah Sukro melepas baju hitamnya sehingga nampak dadanya yang hitam telanjang. Kulitnya telah berkeriput. Kemudian ia membuka sarungnya. Nampak tonjolan di balik celana dalamnya.
    “Supaya kamu tidak penasaran, ini Mbah tunjukkan kontol pria dewasa milik Mbah yang bisa memuaskan anak gadis seperti kamu, Nik.”
    Tanpa malu-malu lagi, bandot tua umur 60 tahun itu melepas celana dalamnya di depan A-mei, gadis belia berumur 18 tahun. Kini Mbah Sukro juga telah telanjang bulat. Nampak kulit tubuhnya yang hitam legam dan keriput. Sungguh kontras berbeda dengan A-mei yang putih mulus dan segar. Namun A-mei tersipu malu dibuatnya, karena meski telah berumur 60-an dan kulitnya telah keriput, namun kontol Mbah Sukro masih mampu ngaceng dengan tegaknya. Apalagi ukurannya termasuk besar dibandingkan dengan tubuhnya yang kurus, terutama kepalanya yang disunat jadi nampak makin besar.

    “Nah, lihat, kontol Mbah sekarang jadi ngaceng gara-gara ngeliat gadis muda belia telanjang bulat. Karena Mbah jadi terangsang karena kemulusan tubuhmu, A-mei, dan juga karena kecantikan wajahmu, keindahan susumu, kulitmu yang putih halus, pahamu, rambut kemaluanmu, dan daya tarik seksualmu secara keseluruhan yang membuat orang laki normal jadi ingin menikmati dirimu. Apalagi Mbah sebelumnya nggak pernah mencicipi nonik-nonik seperti kamu gini. Jadi, beginilah suamimu nanti, juga akan terangsang terhadap kamu sama seperti Mbah sekarang. Dan untuk itu kamu harus bisa melayani suamimu dengan sebaik mungkin, bikin dia puas. Dengan begitu, kamu juga akan mendapatkan kepuasan yang luar biasa. Nah, supaya nantinya kamu tidak canggung dengan suami kamu, mari sekarang kamu latihan dulu dengan Mbah.”
    Lalu didekapnya A-mei dan diciumi wajahnya dengan penuh nafsu. Dijelajahi wajah gadis belia nan cantik itu dengan bibirnya. Dilumatnya bibir A-mei dengan ganas. Diciuminya lehernya sambil tangannya meraba-raba payudara A-mei dan meremas-remasnya. Kontolnya yang hitam dan berdiri tegak itu menempel di tubuh putih A-mei.
    A-mei didorongnya ke arah tempat tidurnya lalu ditidurkannya ia dengan telentang di atas kasur. Ia sengaja membuka kaki A-mei lebar-lebar supaya ia bisa melihat dengan jelas vagina A-mei yang masih perawan itu. Vaginanya berwarna kemerahan. Sementara diatasnya nampak rambut-rambut kemaluannya yang halus tumbuh di atas kulitnya yang putih. Klitorisnya nampak mencuat di bagian atas liang vaginanya.
    Digarapnya gadis belia yang masih perawan itu oleh si bandot tua. Diciuminya kedua payudara A-mei. Mukanya dibenamkan ke dua bukit kembar itu. Mulutnya aktif menjilati seluruh bagian payudara perawan itu. Terutama kedua putingnya yang diemut dan dikenyot-kenyot di dalam mulutnya. A-mei merasakan kedua putingnya bergantian dikenyot-kenyot di dalam mulut Mbah Sukro yang hangat. Apalagi suhu ruangan yang ber-AC awalnya membuatnya agak kedinginan. Kini kecupan-kecupan hangat Mbah Sukro mampu menghangatkan tubuhnya terutama dadanya.
    Meskipun usianya telah kepala enam, namun rupanya Mbah Sukro tahu bagaimana caranya membuat panas seorang dara perawan belasan tahun. Terbukti A-mei sangat menikmati permainan lidah dan kenyotan Mbah Sukro diatas payudaranya. Apalagi Sukronya yang lebat menggelitik payudaranya yang membuatnya makin terangsang. Tanpa sadar, ia mendesah-desah dibuatnya.
    “Ehhhmm, ehhmmm, ooohhh, oooohhhhh.”
    Suara desahannya itu bercampur dengan suara kecupan Mbah Sukro yang asyik menciumi payudara A-mei.
    Mbah Sukro menyuruh A-mei berbalik telungkup. Rambutnya yang sebahu menempel di punggungnya yang putih mulus. Pantatnya nampak sexy menonjol. Segera diciuminya sekujur punggung dan pantat A-mei yang putih. Kembali Sukronya menggelitik sekujur punggung A-mei.
    Lalu diraba-raba kedua pantat A-mei dan diremas-remasnya pantat nan sexy itu. Didudukinya punggung A-mei dan kontolnya yang hitam ditempelkan di punggung A-mei yang putih. Nampak kontras perbedaan warnanya. Digesek-gesekkan batang kontolnya berikut kedua pelirnya di sekujur punggung putih A-mei. Bagaikan kuas hitam yang menyapu seluruh bagian kanvas putih. Sementara kontol Mbah Sukro telah mulai basah karena cairan pre-cum. Sehingga di beberapa tempat, punggung A-mei menjadi sedikit basah terkena gesekannya.
    Digesek-gesekkan batang kontolnya ke pantat A-mei. Lalu dijepitnya diantara kedua pantat A-mei dan digesek-gesekkannya. Sehingga ujung kontol Mbah Sukro jadi semakin basah yang membuat pantat A-mei menjadi ikutan basah.

    Bokep Online – Setelah puas bermain-main di punggungnya, kembali A-mei ditelentangkan. Kedua kaki A-mei dibukanya lebar-lebar. Lalu kepalanya menyusup diantara kedua paha mulus A-mei. Dijilatinya vagina perawan A-mei yang kemerahan itu. Dan setelah itu diemut-emut dan dihisap-hisap vagina perawan itu. Lidahnya nampak begitu lincah menari-nari di sekitar wilayah terlarang milik dara muda itu. Sehingga tanpa dicegah lagi vaginanya menjadi basah dibuatnya, membuat A-mei mendesah-desah karena kenikmatan yang dirasakannya itu.
    “Nah, sekarang coba kamu genggam dengan tangan kamu, Nik”, kata Mbah Sukro menyuruh A-mei memegang batang kontolnya. Yang segera dilakukannya tanpa protes.
    “Bagus, nah sekarang coba kamu kocok pelan-pelan.”
    “Ya, bagus begitu. Lakukan terus, jangan berhenti dulu,” kata Mbah Sukro menikmati kontol hitamnya dikocok oleh tangan halus milik gadis putih mulus itu. Sementara kedua tangannya memegang-megang payudara cewek itu. Kedua putingnya nampak makin mengeras dan memanjang. Sehingga membuat Mbah Sukro meraba-raba puting segar kemerahan milik dara perawan itu dengan kedua ibu jarinya yang hitam. Nampak ia sangat bernafsu sekali dengan kedua payudara A-mei sampai-sampai ia menciuminya dengan liar. Dijulurkannya lidahnya kesana kemari di dada dara ini. Terutama di kedua putingnya karena ia tahu bahwa bagian ini adalah bagian sensitif buat cewek ini.

    Lalu ditelentangkannya A-mei dan ditindihnya dara yang putih mulus itu dengan tubuhnya yang hitam dan kulitnya telah keriput. Diciuminya bibir dan leher dara itu dengan penuh nafsu. Dadanya yang hitam dan keriputan menempel di payudara cewek muda itu. Meski usianya telah tua, namun ia nampak masih perkasa saja. Batang kontolnya masih mengeras dengan gagahnya menempel di dekat vagina cewek itu.
    Setelah puas menciumi A-mei, kini saatnya ia menikmati ‘hadiah utamanya’. Ia membuka kedua paha A-mei lebar-lebar. Sementara batang kontolnya yang hitam dan berurat itu menegang dengan keras. Didekatkannya kepala penisnya yang membesar itu ke depan liang vagina perawan itu, yang saat itu nampak pasrah dan tanpa perlawanan sama sekali. Lalu segera didorongnya tubuhnya ke depan, dan, ugh dinding vagina perawan itu rupanya mampu menahan daya laju benda tumpul itu.
    Mbah Sukro mencobanya lagi dengan lebih bertenaga, dan akhirnya,
    “Cleeeep”,
    kepala penisnya akhirnya berhasil masuk ke dalam tubuh dara yang kini sudah menjadi tidak perawan lagi itu.
    “Aaahhhhhh”, seketika A-mei menjerit karena rasa nyeri saat kepala penis Mbah Sukro masuk ke dalam tubuhnya.
    Lalu didorongnya tubuhnya sehingga seluruh penisnya amblas masuk ke dalam tubuh gadis yang kini tentunya sudah bukan gadis lagi itu.
    “AAAhhhhhh,” A-mei kembali menjerit merasakan perih di vaginanya.
    Namun Mbah Sukro tidak mempedulikan jeritan gadis itu. Pikirannya telah dipenuhi nafsu ingin menikmati tubuh gadis muda itu selama dan semaksimal mungkin. Segera dimaju-mundurkan penisnya di dalam tubuh gadis itu, menikmati rapatnya gesekan vaginanya.
    “Ahhhh, aaahhhh, aaahhhhhh, aaahhhhhh,” A-mei mendesah-desah dibuatnya. Rasa nyeri dan perih yang mula-mula dirasakannya kini menjadi bercampur dengan rasa enak yang tak terbayangkan sebelumnya. Rasa perih-perih enak itu membuatnya tidak mempedulikan apa-apa lagi dan tanpa dapat dicegah lagi membuatnya mendesah-desah dan merintih-rintih tak keruan. Ia tidak mempedulikan lagi bahwa pria yang menikmati tubuhnya itu sudah uzur dan keriputan. Sementara rasa perih dan nyeri itu berangsur-angsur hilang, sehingga kini hanya tinggal rasa enaknya saja. Membuatnya makin lupa diri akan tata krama sebagai seorang gadis muda yang harus menjaga kehormatan dirinya.
    Sementara Mbah Sukro makin semangat menyetubuhi cewek muda putri kliennya itu. Kapan lagi aku bisa menikmati tubuh cewek muda cantik dan sexy kayak gini, pikirnya. Dan masih perawan lagi. Di desa tidak ada cewek yang kayak gini. Biarlah kesaktianku hilang sehari tak masalah. Meski sudah tua, tapi ia masih kuat untuk mengocok gadis muda itu. Penisnya dengan gagahnya mengobrak-abrik vagina cewek itu. Membuat A-mei benar-benar tak berkutik dan hanya bisa mendesah-desah menikmati apa yang dilakukan pria tua itu terhadap dirinya.
    Mbah Sukro terus menyetubuhi A-mei dengan menindihnya. Sementara kontolnya terus mengocok-ngocok vagina gadis itu, mulutnya asyik mengulum dan menghisap-hisap payudara cewek itu. Mbah Sukro yang biasa mengemut rokok kretek kini mendapat rejeki nomplok bisa mengemut susunya A-mei.
    Nampak kontras sekali pemandangan itu. Tubuh pria kurus yang hitam dan keriput itu menindih tubuh gadis muda yang putih mulus. Dan kontolnya yang hitam menembusi ke dalam tubuh gadis itu.
    Lalu Mbah Sukro menyetubuhi A-mei dalam posisi doggy style. Meski tua-tua begitu, dengan gayanya seperti koboi ia sanggup juga ‘menunggang’ dan menggoyang-goyang tubuh A-mei yang lagi-lagi hanya bisa menjerit-jerit dan mendesah-desah keenakan. Kedua payudaranya bergoyang-goyang dibuatnya. Direngkuhnya payudara gadis itu dengan kedua tangannya dan diremas-remasnya sambil terus menggoyang tubuh gadis muda itu. Sementara itu, digenjotnya terus A-mei dengan kontolnya.

    Cerita Sex ABG 18 Tahun Diperkosa Dukun Ia mengganti posisi. Ditaruhnya kedua kaki A-mei di pundaknya, lalu dimasukkannya penisnya ke dalam vagina cewek itu dan dikocoknya. Dipandanginya kedua payudara A-mei yang bergerak-gerak mengikuti gerakan penisnya itu. Akhirnya A-mei tidak tahan lagi dan ia mendapatkan orgasmenya. Itulah orgasmenya yang pertama gara-gara disetubuhi oleh seorang laki-laki.
    Setelah mengetahui A-mei baru mengalami orgasme, Mbah Sukro merasa bangga juga. Bangga karena bisa menikmati kemulusan dan keperawanannya serta bangga bisa membuat gadis muda 18 tahun mengalami orgasme. Tak lama setelah itu, akhirnya ia mengalam ejakulasi juga dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam vagina A-mei.
    Setelah seluruh spermanya habis, ia mencabut batang kontolnya yang baru saja mengambil korbannya dengan memerawani A-mei, gadis belia itu. Ia tersenyum saat melihat ada bercak darah di sekitar vagina A-mei. Bangga juga ia bisa merenggut keperawanan gadis muda seperti A-mei ini sekaligus membuatnya orgasme.
    “Waah, gila ternyata kamu betul-betul masih perawan ya, Nik. Nggak rugi Mbah ngasih pelajaran ke gadis cantik dan sexy seperti kamu.
    “Nah, sekarang kamu sudah tahu khan gimana caranya memuaskan suamimu kelak. Dan sekarang kamu sudah mengerti gimana rasanya enaknya kawin.”
    “Iya Mbah. A-mei nggak nyangka kalo rasanya begini enak.”
    “Sekarang setelah “pelajaran” selesai, kamu boleh pake bajumu lagi. Nanti masuk angin. Sekarang Mbah mau tidur dulu ya. Karena “pelajaran ini”, sekarang Mbah jadi capek sekali.”
    “Iya Mbah, A-mei juga capek sekali. OK, sampe ketemu besok pagi Mbah.”
    “Baik. Selamat malam.”
    Malam itu Mbah Sukro kehilangan kesaktiannya dan secara fisik cape sekali. Namun ia merasa aman karena terlindungi oleh jimatnya. Sementara hatinya puas. Karena akhirnya ia berhasil mengambil “sisa bayarannya” dengan memerawani dan menikmati kehangatan A-mei di ranjang sekaligus membalas sakit hatinya terhadap Pak Wijaya. Sementara A-mei pun juga tidur dengan puas karena ia merasa mendapat “pendidikan” yang berharga dari Mbah Sukro sekaligus merasakan kenikmatan yang tak pernah dirasakan sebelumnya. Sementara Pak Wijaya yang telah tertidur pulas sama sekali tidak tahu akan peristiwa yang terjadi malam itu.
    Keesokan harinya, seperti yang direncanakan sebelumnya, setelah seharian istirahat total, Mbah Sukro meninggalkan rumah itu setelah matahari terbenam. Ia tiba di rumahnya saat hari menjelang subuh.
    Sejak meninggalkan rumah itu, ia merasakan bagian ulu hatinya agak nyeri. Namun ia tidak terlalu menggubrisnya. Tapi alangkah kagetnya saat keesokan harinya, rasa nyeri itu bukannya hilang malah makin bertambah. Dan malamnya, ulu hatinya bagai ditusuk-tusuk. Sungguh ia tidak mengerti bagaimana ini bisa terjadi, karena kesaktiannya sebenarnya telah pulih. Apakah kini telah ada dukun lain yang lebih sakti yang menjahili dirinya? Ia sibuk memikirkan siapa orang yang berani menjahili dirinya. Sementara itu rasa sakitnya semakin menjadi-jadi. Sampai akhirnya ia benar-benar tak tahan lagi.
    Dan beberapa hari kemudian, ada kabar heboh, yaitu Mbah Sukro, dukun sakti yang tiada tandingannya, yang disegani kawan maupun lawan, dengan tidak disangka-sangka meninggal dunia tanpa diketahui secara pasti penyebabnya. Hal ini sungguh mengejutkan terutama bagi dukun-dukun yang selama ini menjadi lawannya. Karena susungguhnya tidak ada seorang pun yang berani menjahilinya.

    Lalu apa penyebab kematiannya? Ternyata kematiannya bukan disebabkan oleh para pesaingnya. Ia lupa bahwa ia telah mengaktifkan jimat pelindung yang akan menyerang balik siapa pun yang mengganggu penghuni rumah itu. Dengan menipu gadis polos seperti A-mei apalagi sampai melangkah terlalu jauh dengan merenggut kegadisannya, ia telah secara fatal mengganggu penghuni rumah itu. Sehingga jimatnya kini bekerja menyerang dirinya sendiri. Oleh karena pikirannya melulu terfokus untuk menangkal kemungkinan serangan dari pihak luar serta arogansi dirinya yang merasa sebagai orang sakti tiada tandingan dan ditambah pikirannya yang dipenuhi nafsu birahi, malam itu ia sama sekali melupakan kemungkinan serangan balik dari jimat yang dipasangnya sendiri.
    Namun semuanya sudah terlambat. Ia tak dapat menangkal serangan jimat itu karena sumber kekuatannya berasal dari dirinya. Semakin ia mengerahkan tenaganya untuk menahan serangan, semakin kuat serangan jimat itu terhadap dirinya. Sementara, setelah disembahyangi selama 8 hari, kekuatan jimat itu tidak bisa dibatalkan sebelum kekuatannya akan menurun dengan sendirinya setelah beberapa tahun.
    Jadi kini terbuktilah kalau jimat yang dipasang di rumah itu benar-benar ampuh. Namun ironisnya, justru pemasangnyalah yang menjadi korban pertama dan satu-satunya dari jimat tersebut.
    Demikianlah nasib Mbah Sukro yang berakhir tragis. Orang sakti yang tak terkalahkan dan tak ada orang lain yang sanggup mengalahkannya, pada akhirnya jatuh karena kesalahan dirinya sendiri dan meninggal karena kesaktiannya sendiri. Dan itulah akhir lembaran hidupnya.
    Sementara, ini adalah awal lembaran kehidupan baru bagi A-mei. Ia sama sekali tak terpengaruh atau tahu menahu akan dunia mistik yang terjadi di sekitar dirinya. Tapi yang jelas, kejadian malam itu sungguh telah mengubah kehidupannya. Dari semula gadis yang polos dan lugu, kini ia menjadi sangat haus untuk mendapatkan pengalaman baru yang sangat menggelorakan hati itu, lagi, lagi, dan lagi.

    cerita seks, cerita sex, cerita bokep, cerita sex dewasa, cerita sex sedarah, cerita panas, cerita seks dewasa, cerita sex terbaru, cerita sex bergambar, cerita sex tante, kumpulan cerita sex, cerita dewasa hot, cerita dewasa sex, cerita sex hot, kumpulan cerita dewasa, cerita sex selingkuh, cerita dewasa bergambar, cerita seks sedarah, cerita dewasa sedarah, cerita bercinta, cerita seks terbaru, kisah sex,

  • Rekan Bisnisku Memiliki Anak Gadis Bahenol

    Rekan Bisnisku Memiliki Anak Gadis Bahenol


    2609 views


    Aku adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di perguruan tinggi di Bandung, dan sekarang sudah tingkat akhir. Untuk saat ini aku tidak mendapatkan mata kuliah lagi dan hanya mengerjakan skripsi saja. Oleh karena itu aku sering main ke tempat abangku di Jakarta.

    Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMP.

    Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.

    Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.

    “Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.
    “Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
    Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.

    Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.
    “Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
    Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
    “Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”

    Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.

    Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.

    Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.

    Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.

    “Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
    “Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
    Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
    “Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
    “Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”
    Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!

    Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

    Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
    “Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.
    Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
    Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!

    Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

    “Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
    Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
    “Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
    Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

    Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.
    “Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
    Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

    Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.

    Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.
    “Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”
    Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMP dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.

    Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

    Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
    “Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”
    Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

    Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

    Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

    Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
    “Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.”
    Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang.

    Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.

    Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD.

  • Foto Ngentot Gadis muda berkulit putih dengan kaus kaki putih

    Foto Ngentot Gadis muda berkulit putih dengan kaus kaki putih


    2048 views

    Duniabola99.com – foto gadis pirang putih ngentot dengan pacarnya yang berkontol gede diatas tempat tidurnya dengan berbagai posisi hot yang merangsang dan menelan banyak sperma.

  • Yuri Ishikawa My Horny Japanese Grandma

    Yuri Ishikawa My Horny Japanese Grandma


    2218 views

  • Megan Sage malam yang romantis di toilet

    Megan Sage malam yang romantis di toilet


    1927 views

  • Menikmati Tubuh Semoknya Mbak Henny

    Menikmati Tubuh Semoknya Mbak Henny


    3038 views


    Kali ini adalah kisah dua orang sahabat sejati, Arif Budiman dan Ivan Cornellus, yang sama-sama kuliah disebuah Universitas terkenal di Jakarta. Dua orang sahabat yang berasal dari latar belakang ekonomi yang berbeda. Arif, pemuda berkulit putih dengan potongan tubuh pendek agak gemuk.

    Pemuda berusia 21 tahun ini adalah anak seorang janda kaya. Ibunya, Tante Melly adalah seorang pengusaha garment yang sukses. Ayahnya Tuan Sugondo, sudah meninggal setahun lalu akibat kecelakaan lalu lintas.

    Sedangkan Ivan, pemuda berkulit hitam dan berambut keriting, dengan bentuk tubuh yang atletis, berasal dari Indonesia bagian Timur yang merantau ke Jakarta. Kedua orang tuanya adalah petani sederhana dikampungnya. Maka tak heran jika pemuda berusia 22 tahun ini harus berfikir keras untuk bisa melanjutkan kuliahnya di Jakarta yang serba mahal. Apalagi Ivan hanya mengandalkan kiriman orang tuanya dari kampung yang tidak seberapa dan kadang-kadang terlambat. Untungnya Arif sahabatnya, tak segan-segan membantu jika Ivan lagi kesulitan uang.

    Meskipun perbedaan diantara mereka cukup jauh, terutama dalam hal ekonomi, tetapi hal itu tak mengurangi keakraban mereka. Arif yang berasal dari kalangan elite tak pernah memandang rendah terhadap Ivan yang berasal dari keluarga miskin. Arif sering mengajak Ivan untuk main kerumah mewahnya yang terletak dilingkungan elite. Persahabatan mereka terus terjalin, meski Arif dan Ivan sama-sama pernah menaruh hati pada seorang gadis, Poppy namanya. Walau akhirnya Poppy lebih memilih Arif, Ivan cukup tahu diri. Dia dengan ikhlas dan berlapang dada menerimanya.

    Dalam persahabatan mereka, banyak suka dan duka mereka lewati. Seperti suatu ketika Arif mau dipukul seseorang yang juga naksir sama pacarnya Poppy, Ivan dengan gagah berani membantunya. Ivan yang memiliki keberanian dan ilmu bela diri yang dapat diandalkan dengan mudah mengusir orang itu. Membuat orang itu kapok dan tak berani lagi mengganggu Arif.

    Sore itu Ivan sedang tidur-tiduran di kamar kostnya yang sempit dan pengap, seorang temannya datang mengabarkan, kalau Arif mengalami kecelakaan. Mobilnya menabrak trotoar, bagian depan mobilnya ringsek dan kondisi Arif sendiri cukup parah, terutama kedua kakinya yang terbentur stir mobil. Sebagai sahabat, Ivan bersama beberapa temannya segera mendatangi tempat kejadian dan membawa Arif Arif kerumah sakit, sementara temannya membawa mobil Arif ke bengkel.

    Karena luka yang dialami Arif cukup parah maka atas saran dokter, Arif harus menjalani rawat inap. Ivanpun segera menghubungi Tante Melly, ibunya Arif, kalau anaknya harus diopname. Berhubung Tante Melly masih berada diluar kota untuk urusan bisnisnya, maka Tante Melly meminta tolong Ivan supaya menjaga Arif dirumah sakit sebelum dia datang. Dia akan mengirimkan sejumlah uang ke ATM Arif untuk biaya selama perawatan.

    Setelah tiga hari berada di UGD, Arif dipindahkan ke kamar. Maunya Ivan mencarikan Arif kamar VIP, tetapi karena sudah penuh terpaksa Arif mencarikan kamar kelas satu yang ditempati oleh dua orang. Di kamar rumah sakit itu, Arif harus dirawat sekamar dengan seorang Pak Indra yang juga mengalami kecelakaan. Menurut Mbak Heny, istrinya, Mas Indra menabrak sebuah mobil karena mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Dan yang membuat Mbak Heny kesal adalah saat kecelakaan, didalam mobil Mas Indra sedang bersama seorang gadis panggilan.

    Tak terasa sudah tiga hari Ivan menunggu Arif sahabatnya yang sedang terbaring sakit di kamar itu. Dan persahabatannya dengan Mbak Heny semakin akrab. Tak jarang Mbak Heny membikin segelas kopi untuk Ivan, begitupun Ivan sesekali memijit tubuh Mbak Heny kalau dia lagi pegal-pegal.

    Dihari yang keempat Ivan merasakan matanya ngantuk sekali karena sudah tiga hari dia tidur baru menjelang dini hari. Diapun permisi sama Mbak Heny untuk pergi tidur. Ivan tidur dilantai beralaskan tikar. Tak lama berselang Mbak Heny menyusul tidur, sekitar dua meter dari Ivan.

    Disaat tengah malam, disaat semua penghuni kamar sudah tertidur pulas, Ivan terbangun. Samar-samar dia mendengar desahan-desahan yang berasal dari arah Mbak Heny tidur. Ivan memicingkan matanya, mengintip ke arah suara desahan itu. Ivan terkesiap melihat pemandangan disebelahnya. Dimana Mbak Heny yang tidur terlentang, dengan gaun tidur yang tersingkap ke atas, memperlihatkan pahanya yang putih mulus, sedang menyusupkan tangannya ke balik celana dalamnya dan meraba-raba vaginanya sendiri.

    Sesaat kemudian Mbak Heny melepaskan celana dalamnya, membuat Ivan semakin terkesima melihat bentuk vagina Mbak Heny yang indah, dihiasi bulu-bulu tipis. Ivan merasakan nafsu birahi mulai bangkit, batang kemaluannya mengeras. Ivan memiringkan tidurnya agar dapat melihat dengan jelas apa yang akan dilakukan Mbak Heny selanjutnya.
    Detik-detik selanjutnya, Mbak Heny kembali melanjutkan aktivitasnya. Tangannya meraba-raba bibir vaginanya yang merah merekah, sambil mulutnya tak berhenti mendesah. Pemandangan selanjutnya semakin membuat perasaan Ivan tak karuan. Dimana, Mbak Heny mencucuk-cucuk vaginanya sendiri dengan irama yang semakin lama semakin cepat.

    “Akkhh.. oohh.. oughhtt.. ouhh.. akhh..” desahan dan rintihan yang keluar dari mulut Mbak Heny semakin keras, sampai suatu saat Ivan melihat tubuh Mbak Heny terhentak-hentak, pantatnya terangkat dan tubuhnya mengejang beberapa saat untuk kemudian terkulai lemas dan tertidur kembali. Rupanya Mbak Heny sudah mencapai orgasme, pikir Ivan dalam hati.

    Ivan yang sedari tadi mengintip tak dapat membendung nafsu birahinya. Sesaat kemudian dia bangkit dari tidurnya lalu pergi ke kamar mandi yang ada disebelah kiri kamar. di kamar mandi Ivan menurunkan celananya dan mengocok-ngocok batang kemaluannya sendiri.

    Saat Ivan tengah asyik mempermainkan kemaluannya sendiri, tiba-tiba pintu kamar mandi terbuka. Ivan terkejut bukan main melihat Mbak Heny yang hanya mengenakan handuk yang dililitkan ditubuhnya, sudah berdiri dipintu kamar mandi yang terbuka. Saking terkejutnya Ivan tak sempat berbuat apa-apa. Tangannya masih menggenggam batang kemaluannya yang telah berdiri tegak. Apalagi Mbak Heny memandang ke arah selangkangannya dengan mata melotot.

    “Ma.. maaf.. Mbak.. sa.. ssa.. yaa” suara Ivan terbata-bata saking terkejutnya, mukanya bersemu merah menahan malu karena dipergoki Mbak Heny sedang beronani.
    “Nggak.. apa-apa.. aku yang salah,” sahut Mbak Heny pelan, membuat Ivan merasa sedikit tenang.
    “Lanjutin aja Van,” imbuh Mbak Heny sambil tersenyum.

    Dalam hatinya, Ivan menduga Mbak Heny akan segera keluar dari kamar mandi. Tapi dugaannya meleset seratus persen. Mbak Heny bukannya keluar dari kamar mandi. Sambil menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam, Mbak Heny melepaskan handuk yang melilit ditubuhnya, kemudian berjalan ke arah Ivan yang masih bengong tak percaya. Dengan tubuh yang telah telanjang bulat Mbak Heny berdiri tepat dihadapan Ivan.

    Tanpa memperdulikan Ivan yang masih terbengong-bengong, Mbak Heny langsung memeluk tubuh pemuda itu.

    “Ohh.. Van.. Mbak.. kesepian.. tolong puasin Mbak Van,” pinta Mbak Heny sambil membuka mulutnya dan dengan rakusnya dia

    Menyambar bibir Ivan dan langsung melumatnya, sambil tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus batang kemaluan Ivan yang besar panjang dan berwarna hitam mengkilap. Ivan yang tengah dirasuki nafsu birahi membalas lumatan mulut Mbak Heny dengan pagutan yang tak kalah hebatnya.

    Perlahan Mbak Heny menurunkan jilatannya keleher Ivan. Jilatan yang membuat Ivan merinding, dan mendongkrak saraf-saraf birahinya. Selanjutnya kecupan dan jilatan Mbak Heny merambat turun kedada Ivan.

    “Oohh.. Mbak.. eenaakk.. akhh.. sstt..” erang Ivan saat Mbak Heny mengecupi buah dadanya dan menjilati puting susunya. Mulut Mbak Heny membuka dan mengatup mengecupi dada Ivan yang bidang.

    Setelah puas mengecupi dada Ivan, Mbak Heny kemudian berlutut dilantai kamar mandi. Wajahnya menghadap keselangkangan Ivan. Mbak Heny mendekatkan wajahnya keperut Ivan. Beberapa saat lidah Mbak Heny menari-nari diatas kulit
    perut Ivan, kemudian turun kebatang kemaluan Ivan.

    Batang kemaluan Ivan yang telah berdiri tegak mulai dijilatinya. Mbak Heny menusuk-nusuk lubang kencing Ivan dengan lidahnya. Membuat lubang kencing Ivan memerah. Ivan mendesah saat lidah Mbak heny menyentuh saraf-saraf peka pada lubang kencingnya. Desahan yang membuat Mbak Heny semakin bersemangat meningkatkan serangan birahinya. Dengan buasnya Mbak Heny menjilati, menyedot dan mengulum batang kemaluan Ivan yang mengkilap dengan urat-urat kasar disekelilingnya. Buah pelir Ivan tak luput dari jilatannya.

    “Oohh.. Mbakk.. nikk.. matt.. terus.. isseepp.. truuss.. Mbak,” desah Ivan.

    Gelombang nikmat yang datangnya bertubi-tubi, membuat Ivan merintih berusaha menahannya. Perlakuan Mbak Heny pada batang kemaluannya membuatnya serasa melayang kesorga kenikmatan. Dengan penuh nafsu, Ivan mengamati mulut Mbak Heny yang sedang menjilati dan mengulum kemaluannya, sambil mengelus-elus rambut istri Mas Indra itu.

    Mbak Heny semakin ganas menjilati dan sesekali menggigit batang kemaluan Ivan ketika dia merasakan batang kemaluan itu semakin mengeras dan berkedut-kedut.

    “Oohh.. akhh.. Mbaakk.. truuss.. nikk.. matt.. enak..” racau Ivan tak karuan.

    Dan saat merasakan orgasmenya akan segera tiba, Ivan menjambak rambut Mbak Heny dan membenamkan kepala wanita itu diselangkangannya, sambil mendorong pantatnya maju mundur melawan gerakkan kepala Mbak Heny.

    “Akhh.. Mbak.. ak.. uu.. mauu.. ke.. luarr.. oohh,” erang Ivan keras.

    Sedetik kemudian sperma Ivan menyemprot dan tumpah didalam mulut Mbak Heny. Setiap semprotan spermanya ditandai dengan anggukan-anggukan batang kemaluannya. Tanpa rasa jijik sedikitpun Mbak Heny menelan seluruh sperma yang keluar dari kemaluan Ivan. Dan sambil tersenyum ke arah Ivan, Mbak Heny menjilati sisa-sisa sperma yang masih blepotan dibatang kemaluan Ivan.

  • Kisah Memek Tante Tetangga Kos

    Kisah Memek Tante Tetangga Kos


    6703 views

    Duniabola99.com – Gw Ray, pekerjaan mengharuskan gw selalu berpindah tempat layaknya seorang nomaden. Gw seorang kontraktor. Wirausaha meski di usia yang masih dibilang muda, 29 tahun. Berasal dari bagian timur indonesia. setiap ada pekerjaan atau proyek di satu daerah gw selalu ngekos, itung2 penghematan/costdown.
    Bulan ini proyek dan tender belum diumumkan, tapi gw udah ngincer tender di salah satu daerah, makassar. Sebelumnya gw udah ketemuan sama seorang kepala dinas yang gw kenal baik. Dari jakarta gw terbang menuju makassar, begitu sampe gw cari hotel untuk 2-3 hari sambil cari kost.

    Di hari yang ke 2 Gw dapet kost berkat salah seorang officeboy hotel itu. Berharap sesuai dengan kriteria yang gw inginkan (bersih, kamar mandi dalam, air lancar, bukan kost mahasiswa soalnya pasti suka berisik..) gw pergi ke tkp untuk liat langsung. Yeah ternyata seauai dengan harapan, koat merupakan kost keluarga dan karyawan/ti. Bebas sih.. lumayan deh. Gw ketemu sama penjaga kos dan langsung bayar. Dia berjanji akan segera bersihin kamar dan siapin perlengkapan kamar (ganti seprei, bersihin km, dll).

    Udah 2 hari gw di kos baru ini, belum sempet kenal sama tetangga kos lain gara2 gw sibuk jalan2 dan mengenal kota ini (Survey dikit.. sapa tau ada TO hahaha) lagian juga sepertinya penghuni kos lain ga terlalu peduli sama orang2 kos, dan mereka pasti sibuk sama urusan masing2.
    Malam itu gw pulang jam 10 lebih, membawa 2 kaleng bir dingin. Habis nyapu kamar gw buka pintu kamar duduk di deket pintu sambil nyetel musik pake speaker portable dan nikmatin bir yang udah gw siapin. Ga lama lewat seorang bapak2, nyapa gw..
    Co : Malam dik.. penghuni baru ya?
    Gw : oh iya pak.. *sambil bediri dan nyalamin* saya Ray..
    Co : Jefry..
    Gw : Kos disini pak?
    Co : iya.. bareng istri.. pas di kamar samping.. sori dik saya masuk dulu ya..
    Gw : oh iya pak..

    Ga lama setelah pintu di ketuk istri pak jefry buka pintu trus keluar sambil marah2..

    Istri J : kemana aja kamu.. baru pulang..
    Belom selesai marah2 Dia ngelirik gw, gw senyum. Tapi mungkin karna malu dia narik suaminya masuk.
    Ga lama gw denger pertengkaran suami istri itu. Belakangan gw tau nama istri pak jefry namanya Olivia, sudah berumur tapi masih keliatan muda, perawakannya ga gitu tinggi, kulit putih asal manado. Dan yang buat gw terpana ukuran boobsnya yang lumayan gede.. 36B.
    Jam 12an gw masih duduk di pintu masih nikmatin bir, gw denger tante oliv nangis dan ga lama pak jefry keluar..
    Jefry : eh belum tidur dik? Saya jalan dulu ya dik..
    Gw : iya ni.. oh iya iya ati2 pak..
    Gw denger suara motor pergi..


    Makin lama gw denger istri pak jefry nangis makin kenceng, khawatir knapa2 gw dengan lancang beraniin diri buat ketuk pintunya. Takutnya abis brantem tu bininya nekat lagi bikin apa2.
    Gw : *tok..tok..tok..* permisi…
    Pintu dibuka, gw liat istri jefry dengan muka sembab dan pipi yang biru.. pasti abis dipukul..
    Gw : maaf tante saya lancang, tante ga knapa2 kan?
    Tante : eh dik.. gpp kok.. maaf ya bikin ribut malem2
    Gw : serius gpp tante? Itu pipinya biru.. gpp kok saya malah khawatir tante knp2..
    Tante : iya dik maaf ya tante masuk dulu.. *klik.. pintu ditutup*
    Ebuset.. maen tutup aja.. gpp deh yang penting tu tnte gak knapa2.

    Beberapa hari gw jarang di kos, maklum sedikit sibuk lobi2. Sore itu gw berniat nyuci baju tapi akhirnya gw mikir akan lebih baik gw cari loundry, tapi dimana?? Lagi bingung gw liat sekilas tante oliv lagi nyapu di luar.
    Gw : sore tante.. oh iya maaf belum kenalan.. saya ray. *sambil ulurin tangan*
    Tante : oh iya.. maaf waktu itu ga sopan.. padahal kamu niat baik.. saya olivia panggil saja tante via.. *sambil salaman*
    Gw : oh ya tan.. disini dimana ya tempat loundry?
    Tante : ada tuh di depan.. cuma emang ga ada planknya.. tanya aja di depan.. namanya mbak susi..
    Gw : oh oke tante.. saya kesana dulu ya.. makasih infonya..
    Tante : iya gpp.. emang banyak Cuciannya?
    Gw : lumayan banyak tante.. maklum hampir seminggu.. hehehe
    Tante : oh.. kalo ga banyak titip tante aja nyuciin..
    Gw : wah ga usa tante.. ngerepotin.. ya udah saya masuk dulu.. makasih..

    Akhirnya gw pergi ke loundri mbak susi, selesai timbang dan bayar gw balik lagi ke kos. Tapi sebelum balik gw pergi ke mini market buat beli rokok 3 bungkus buat stok sama beberapa minuman dingin dan cemilan. Sampe di kos ternyata sepi. Seperti biasa gw buka pintu stel musik sambil duduk ngerokok. Ga lama tante via keluar.. pake celana hotpants sama cardigan.
    Gw : malam tante..
    Tante : eh dik ray..
    Gw : mau kemana tante?

    Gw tanya2 dikit spik2. Rupanya tante mau ke minimarket depan beli rokok, dan kebetulan rokok kita sama. Gw sih ga pernah ounya pikiran negatif tentang cewe yang ngerokok. Udah hal yang biasa menurut gw jaman skarang. Ya udah gw tawarin rokok yang gw beli, lebetulan d stok. Daripada si tante jauh2 ke minimarket malem2, skalian gw tawarin minuman dingin yang gw beli. Akhirnya dia gabung duduk2 sama gw di depan kamar. Dia tanya tentang kerjaan gw, sampe kapan disini dll.. ternyata asik juga ngobrol sama tante oliv ini.. dari sini gw juga tau kalo pak jefry kerja di bidang pelayaran, ABK salah satu kapal. Jarang pulang apalagi katanya punya selingkuhan.

    Gw : waduhh.. maaf tante, udah buat tante curhat..
    Tante : gpp kok dik, lagian tante jadi lega.. mau crita sama sapa lagi.. tau kan disini susah mau ngobrol sama warga kos.. mereka sibuk sendiri, ga pernah bersosialisasi..
    Gw dan tante oliv semakin akrab.. sampe kita tukeran pin bb.


    Beberapa hari kemudian..
    *PING!*
    Gw kaget hampir jam 11 ada bbm masuk..
    Tante : malam dik sorry ganggu.. udah tidur?
    Gw : eh tante.. malam.. belum tante, ga biasa tidur cepet.. ada yang bisa dibantu?
    Tante : dik ray ada rokok? Tante minta dong.. lagi bete nih.. *wew gaul juga tau bete.. kaya abg aja*
    Gw : ada nih.. bentar saya anter..
    Tante : ga usah.. tante kesitu deh.. skalian ngobrol2..

    gw buka pintu dan si tante datang, rupanya dia lagi galau. Maklum si om dari terakhir ketemu blom juga pulang. Lama kita ngobrol sampe ga kerasa udah jam 1, si tante pamit pulang. Jujur dari awal dia dateng gw ga konsen ngobrolnya. Dia pake baju tidur tipis dan ga pake BH, gw konak abis tapi gw berusaha tutupin.
    Tante : tante balik dulu ya, makasih loh..
    Gw : iya tante sama2..
    Tante : eh iya.. itu ditutupin terus awas patah.. hahaha ati2 ntar ga bisa tidur lho..
    Gw : *bengong* eh.. hehehe.. gpp tan.. hehehe.. kan ada tangan buat selesaiin.. hahaha

    Tante vie jalan balik ke kamarnya. Tanpa senyum, tanpa permisi.. langsung ngeloyor pergi. Gw bengong sendiri deh, merasa celetukan atau tanggapan gw salah. Tapi kan si tante yang mancing. Atau jangan2 dia cuma ngetes doang?! Ah damn..

    Stengah jam kemudian..
    *PING!*
    Tante : udah tidur dik?
    Gw : eh tante.. belum..
    Tante : masih tegang ya..
    *gw mikir mo bales apa.. takutnya dia mancing cuma mau tau gw gimana..*
    Gw : nggak kok tan..
    Tante : emang ngeliatin apa sih tadi kok sampe gitu..
    Gw : eh ngga tante.. *mancng ato apa sih ni tante*
    Tante : ngga..ngga melulu nih.. serius nih tante nanya.. liatin apa sih?
    Gw : serius juga tante.. ngga kok…
    Tante : ray.. menurut kamu tante menarik ga sih? Tau ga tante tadi sengaja lho pake pakaian gitu… biasanya cuma sama om aja tante pake baju gitu..
    Gw : yah.. pasti lah cowo bilang menarik kalau liat cewe berpakaian gitu.. cuma homo aja kali yang ga suka *jawab gw sok diplomatis*
    Tante : ah tapi si om ga tertarik lho.. bahkan tante ga pake bajupun dia ga tertarik..
    Gw : ah masa sih.. mungkin om lagi capek kali..
    Tante : iya capek.. capek abis naikin cewe lain…
    Gw : naikin? Maksudnya?
    Tate : ih kamu ni pura2 ga tau ya?
    Gw : …
    Tante : naikin = ngetotin
    *wah si tante bahasanya mulai vulgar nih*
    Gw : hahaha tante bisa aja bahasanya…
    Tante : eh itu.. masih berdiri ga? Kasian amat…
    Gw : itu?!
    Tate : iihhh.. kontol kamu itu loh..
    Gw : hehehe abis ini itu.. ini itu.. kan ga tau tan.. masih sih.. cuma pegel ah mainin pake tangan ga lemes2.. capek sendiri jadinya..
    Tante : hahaha kasian amat.. ya udah dibawa tidur aja dik.. bye…
    *what the hell… mancing dan gitu doang??? Fuck lah…*
    Gw : bye.. *si tante read.. tanpa bales lagi..*

    Gw masih belom bisa tidur.. ngeliatin jam sampe akhirnya ketiduran.. sampe hp gw bunyi tanda bbm masuk. Ternyata dari si tante, nanya gw udah tidur belom. Gw liat jam masih jam stengah 3.

    Gw : belum tante.. *padahal mah udah*
    Tante : kenapa? Pusing? Hahaha..
    Gw : ih si tante ni..
    Tante : kenapa tante?
    Gw : iya tante ni godain doang.. bantuin mah ngga..
    delivered cuma ga di read.. ah kampret salah dah gw, tapi bodo amat lah Sapa suruh mancing. 15 menitan D berubah jadi R..
    Tante : sori lama bales.. tante pipis dulu tadi.. mau dibantuin? Hahaha *emot ngakak*
    Gw : gak kok.. becanda aja.. lagian tante mana mau.. trus juga ntar om marah.. hehe *emot nyengir*
    Tante : minta rokok lagi dong.. tante ke situ ya..
    Gw : yaudah.. kesini aja tante.. pintu ga kunci.. buka aja..

    Sambil tunggu si tante gw buka baju, pake boxer tanpa pake celana dalem. Makin besar tonjolan di bawah itu keliat.


    *klik.. pintu dibuka*
    Tante : dik ray.. tante masuk ya..
    Gw : iya tan masuk aja.. itu rokoknyabdi meja samping tv..

    Si tante ambil rokok trus diisep. Gw cuek aja mainin hp, nntn film bokep sengaja hp gw suarain..

    Tante : ih seru amat nontonnya.. nonton film blue pasti deh..
    Gw : hahaha iya tante.. biasa kan anak muda…
    Tante : mana coba liat..

    Finally si tante bareng gw nonton ni film, pas adegan cowo jilatin memek cewenya dan sengaja gw puter tentang MILF si tante nanya.. “ga jiji apa tu cowo..”

    Gw : ga lah buktinya tu dia malah enak jilatinnya..
    Tante : tante ga pernah digituin loh..
    Gw : makanya bilang om..
    Tante : ah males bahas si om bajingan itu..

    Gw nyengir, lanjut nntn tanpa komentar. Pas gw lirik si tante ternyata dia lagi liatin kontol gw yag lagi tegang..

    Gw : liatin apa tante?
    Tante : kayaknya gede ya..
    Gw : hahaha kayaknya doang gede.. padahal kecil..
    Tante : pasti gede…
    Gw : buktiin aja..
    Tante : hahaha…

    Gw bengong.. si tante suruh buktiin malah ketawa.

    Tante : boleh pegang?
    Gw : pegang aja..

    Ga lama si tante megang kontol gw, dari luar. Dipegang trus diukur-ukur gitu. Si tante bilang kalo emang gede. Padahal buat aku sih ga gitu gede. Ukuran normal kok, ga gede kaya di cerita2 lain yang kelihatan mengada2. Panjang cuma 16cm-an dan diameter 2,5an. Katanya si om ga segitu.. penasaran dia keluarin dari dalem celana. Matanya ngeliat liar..

    Tante : ih.. gede loh say.. *what say??*
    Gw : masa sih?
    Tante : hu..ummhh.. ssshhh… *mulai dikocok kontol gw.. dan nafasnya mulai ga teratur..*
    Gw : ummhhh.. aakkhh.. enak banget.. anjritt..

    Sambil ngocok si tante ngelirik gw, penuh tatapan nafsu. Gw hanya terduduk diam nikmatin kocokannya. Si tante makin kuat ngocoknya. Ga lama dia ludahin kontol gw.. sambil terus ngocokin kenceng banget. dia narik tangan gw diarahin ke toketnya.

    Tante : enak? Jagan diem aja kamu.. mau enak sendiri? *aih.. kayaknya si tante suka maen kasar nih..*


    Gw remes toketnya.. gw lolosin baju tidurnya. Dan bener dia ga pake BH, gw remes toketnya plintir2 putingnya. Si tante merintih keenakan. Tapi wait… pintu kamar belom dikunci.. gw bediri tiba2 dan pergi kunci pintu..

    Pintu udah gw kunci, begitu balik badan gw liat pemandangan yang ga bisa gw ungkapin dengan kata2, tante via duduk ngangkang , bugil total dan lagi masukin 2 jari ke memeknya. Belum lagi ekspresi hornynya. Gw tersenyum nakal ngeliat apa yang dia lakuin. Ngeliat gw mandangin dia penuh napsu si tante makin mancing gw untuk segera ngegarap dia. Diacungin jari tengah ke arah gw, sambil digerakin tanta nyuruh gw suruh mendekat ke dia.

    Gw : cuma bisa 2 jari doang?
    Tante : trus kamu maunya?
    Gw : masukin 3 jari..! Masukin jari manis kamu..! *dengan nada memerintah*
    Tante : iihh sayang.. sakittt..
    Gw : mau masukin ato ga gw entot?

    Dengan ekspressi ragu dan sedikit merintih ketahan si tante akhirnya masukin juga 3 jarinya (telunjuk, jari tengah dan jari manis) gw jalan perlahan ke arah dia dan mulai merangkak. Tersenyum damgan tatapan nakal mulai gw jilatin memeknya. Nafas si tante mulai tambah ga beraturan..
    “aiikkkhhh.. saa.. kiitt.. saayankkhh.. mmhhh.. peeriihhh..” rintihnya.

    Gw jilat sangat perlahan, malah terkesan ragu. Tiba-tiba tante via ngejambak rambut gw dan narik muka gw sampe bener2 nempel di memeknya “akhhh.. bangsaathh kamu sayannkkhh.. jilat memek tanteee.. ouuwwhhh.. iseeppphh…”

    *plakkk…* tiba2 gw ditampar.. dalem hati gw bener ni si tante suka maen yang kasar.. oke gw ladenin.. abis itu 3 jarinya yamg penuh lendir dimasukin ke mulut gw, gw pun dengan rakusnya jilatin jari2 itu.

    Tante : enak?? Heh..?? Isep tu lendir..!
    Gw : enak sayang…
    Tante : eh kurang ajar.. siapa suruh panggil sayang??
    Gw : enak tante.. enak banget..
    Tante : mmhh.. jilat lagi memek tante..! *plak.. gw ditampar lagi*

    Gw jilat penuh napsu. “Eh.. kamu cuma bisa gitu aja?? Jilat yang bener.. bisa puasin cewe gak sih kamu..??” Denger kata2 gitu makin naik napsu gw, gw gigit2 kecil dan isep dengan kuat.


    Gw masukin 3 jari gw ke memeknya trus gw kocok dengan kenceng. “Akkkhhh.. anjiiinggghh sakiiittt bangsattthhh.. akkhhh.. jangan brentiii.. akkhhh” gw mulai panik, takut rintihannya kedengeran tetangga lain.
    Akhirnya gw ambil inisiatif buat balikin keadaan. Gw bediri sambil pegang kontol gw. Gw jambak si tante “eh brisik banget ya lo perek..! Buka mulut lo..!”
    Gw masukin kontol gw ke mulutnya. Gw masukin ala deepthroat.. si tante kelabakan, air liarnya sampe netes2 di celah bibirnya dan kontol gw. “Ummhhh.. lo tuh terlalu brisik…! Makanya lebih bagus mulut lo disumpal..!” Oceh gw sambil maju mundurin pantat gw ngocokin mulutnya.
    Damn..! Enak banget rasanya.. ini cewe kedua yang pernah gw dapetin yang suka maen kasar, selain cewe gw Valent.

    “Tangan lo jangan diem aja.. masukin jari lo ke memek trus kocok..!” Perintah gw. Dahinya mengernyit waktu dia masukin 3 jari dia ke memeknya.







  • Kisah Memek Mantan Murid

    Kisah Memek Mantan Murid


    2449 views

    Duniabola99.com – Sudah seminggu Sandi menjadi” suami”ku. Dan jujur saja aku sangat menikmati kehidupan malamku selama seminggu ini. Sandi benar-benar pemuda yang sangat perkasa, selama seminggu ini liang vaginaku selalu disiramnya dengan sperma segar. Dan entah berapa kali aku menahan jeritan karena kenikmatan luar biasa yang ia berikan.


    Walaupun malam sudah puas menjilat, menghisap, dan mencium sepasang payudaraku. Sandi selalu meremasnya lagi jika ingin berangkat kuliah saat pagi hari, katanya sich buat menambah semangat. Aku tak mau melarang karena aku juga menikmati semua perbuatannya itu, walau akibatnya aku harus merapikann bajuku lagi.

    Malam itu sekitar jam setengah 10-an. Setelah menidurkan anakku yang paling bungsu, aku pergi kekamar mandi untuk berganti baju. Sandi meminta aku mengenakan pakaian yang biasa aku pergunakan ke sekolah. Setelah selesai berganti pakaian aku lantas keluar dan berdiri duduk di depan meja rias. Lalu berdandan seperti yang biasa aku lakukan jika ingin berangkat mengajar kesekolah.

    Tak lama kudengar suara ketukan, hatiku langsung bersorak gembira tak sabar menanti permainan apa lagi yang akan dilakukan Sandi padaku.

    “Masuk.. Nggak dikunci,” panggilku dengan suara halus.

    Lalu Sandi masuk dengan menggunakan T-shirt ketat dan celana putih sependek paha.

    “Malam ibu… Sudah siap..?” Godanya sambil medekatiku.
    “Sudah sayang…” Jawabku sambil berdiri.

    Tapi Sandi menahan pundakku lalu memintaku untuk duduk kembali sembil menghadap kecermin meja rias. Lalu ia berbisik ketelingaku dengan suara yang halus.

    “Bu.. Ibu mau tahu nggak dari mana biasanya saya mengintip ibu?”
    “Memangnya lewat mana..?” Tanyaku sambil membalikkan setengah badan.

    Dengan lembut ia menyentuh daguku dan mengarahkan wajahku kemeja rias. Lalu sambil mengecup leherku Sandi berucap.

    “Dari sini bu..” Bisiknya.

    Dari cermin aku melihat disela-sela kerah baju yang kukenakan agak terbuka sehingga samar-samar terlihat tali BHku yang berwarna hitam. Pantas jika sedang mengajar di depan kelas atau mengobrol dengan guru-guru pria disekolah, terkadang aku merasa pandangan mereka sedang menelanjangi aku. Rupanya pemandangan ini yang mereka saksikan saat itu.

    Tapi toh mereka cuma bisa melihat, membayangkan dan ingin menyentuhnya pikirku. Lalu tangan kanan Sandi masuk kecelah itu dan mengelus pundakku. Sementara tangan kirinya pelan-pelan membuka kancing bajuku satu persatu. Setelah terbuka semua Sandi lalu membuka bajuku tanpa melepasnya. Lalu ia meraih kedua payudaraku yang masih tertutup BH.

    “Inilah yang membuat saya selalu mengingat ibu sampai sekarang,” Bisiknya ditelingaku sambil meremas kedua susuku yang masih kencang ini.

    Lalu tangan Sandi menggapai daguku dan segera menempelkan bibir hangatnya padaku dengan penuh kasih dan emosinya. Aku tidak tinggal diam dan segera menyambut sapuan lidah Sandi dan menyedotnya dengan keras air liur Sandi, kulilitkan lidahku menyambut lidah Sandi dengan penuh getaran birahi. Kemudian tangannya yang keras mengangkat tubuhku dan membaringkannya ditengah ranjang.

    Ia lalu memandang tubuh depanku yang terbuka, dari cermin aku bisa melihat BH hitam yang transparan dengan “push up bra style”. Sehingga memberikan kesan payudaraku hampir tumpah meluap keluar lebih sepertiganya. Untuk lebih membuat Sandi lebih panas, aku lalu mengelus-elus payudaraku yang sebelah kiri yang masih dibalut bra, sementara tangan kiriku membelai pussy yang menyembul mendesak CDku, karena saat itu aku mengenakan celana “mini high cut style”.


    Sandi tampak terpesona melihat tingkahku, lalu ia menghampiriku dan menyambar bibirku yang lembut dan hangat dan langsung melumatnya. Sementara tangan kanan Sandi mendarat disembulan payudara sebelah kananku yang segar, dielusnya lembut, diselusupkan tangannya dalam bra yang hanya 2/3 menutupi payudaraku dan dikeluarkannya buah dadaku. Ditekan dan dicarinya puting susuku, lalu Sandi memilinnya secara halus dan menariknya perlahan. Perlakuannya itu membuatku melepas ciuman sandi dan mendesah, mendesis, menghempaskan kepalaku kekiri dan kekanan.

    Selepas tautan dengan bibir hangatku, Sandi lalu menyapu dagu dan leherku, sehingga aku meracau menerima dera kenikmatan itu.

    “Saan… Saann… Kenapa kamu yang memberikan kenikmatan ini..”

    Sandi lalu menghentikan kegiatan mulutnya. Tangannya segera membuka kaitan bra yang ada di depan, dengan sekali pijitan jari telunjuk dan ibu jari sebelah kanan Sandi, Segera dua buah gunung kembarku yang masih kencang dan terawat menyembul keluar menikmati kebebasan alam yang indah. Lalu Sandi menempelkan bibir hangatnya pada buah dadaku sebelah kanan, disapu dan dijilatnya sembulan daging segar itu. Secepat itu pula merambatlah lidahnya pada puting coklat muda keras, segar menentang ke atas. Sandi mengulum putingku dengan buas, sesekali digigit halus dan ditariknya dengan gigi.

    Aku hanya bisa mengerang dan mengeluh, sambil mengangkat badanku seraya melepaskan baju dan rok kerjaku beserta bra warna hitam yang telah dibuka Sandi dan kulemparkan kekursi rias. Dengan giat penuh nafsu Sandi menyedot buah dadaku yang sebelah kiri, tangan kanannya meraba dan menjalar kebawah sampai dia menyentuh CDku dan berhenti digundukan nikmat yang penuh menentang segar ke atas. Lalu Sandi merabanya ke arah vertikal, dari atas kebawah. Melihat CDku yang sudah basah lembab, ia langsung menurukannya mendororng dengan kaki kiri dan langsung membuangnya sampai jatuh ke karpet.

    Adapun tangan kanan itu segera mengelus dan memberikan sentuhan rangsangan pada memekku, yang dibagian atasnya ditumbuhi bulu halus terawat adapun dibagian belahan vagina dan dibagian bawahnya bersih dan mulus tiada berambut. Rangsangan Sandi semakin tajam dan hebat sehingga aku meracau.

    “Saaan.. Sentuh ibu sayang, .. Saann buat.. Ibu terbaang.. Pleaase.”


    Sandi segera membuka gundukan tebal vagina milikku lalu mulutnya segera menjulur kebawah dan lidahnya menjulur masuk untuk menyentuh lebih dalam lagi mencari kloritasku yang semakin membesar dan mengeras. Dia menekan dengan penuh nafsu dan lidahnya bergerak liar ke atas dan kebawah. Aku menggelinjang dan teriak tak tahan menahan orgasme yang akan semakin mendesak mencuat bagaikan merapi yang ingin memuntahkan isi buminya. Dengan terengah-engah kudorong pantatku naik, seraya tanganku memegang kepala Sandi dan menekannya kebawah sambil mengerang.

    “Ssaann.. Aarghh..”

    Aku tak kuasa menahannya lagi hingga menjerit saat menerima ledakan orgasme yang pertama, magma pun meluap menyemprot ke atas hidung Sandi yang mancung.

    “Saan.. Ibu keluaa.. aar.. Sann..” Memekku berdenyut kencang dan mengejanglah tubuhku sambil tetap meracau.
    “Saan.. Kamu jago sekali memainkan lidahmu dalam memekku sayang.. Cium ibu sayang.”

    Sandi segera bangkit mendekap erat diatas dadaku yang dalam keadaan oleng menyambut getaran orgasme. Ia lalu mencium mulutku dengan kuatnya dan aku menyambutnya dengan tautan garang, kuserap lidah Sandi dalam rongga mulutku yang indah. Tubuhku tergolek tak berdaya sesaat, Sandipun mencumbuku dengan mesra sambil tangannya mengelus-elus seluruh tubuhku yang halus, seraya memberikan kecupan hangat didahi, pipi dan mataku yang terpejam dengan penuh cinta. Dibiarkannya aku menikmati sisa-sisa kenikmatan orgasme yang hebat. Juga memberi kesempatan menurunnya nafsu yang kurasakan.

    Setelah merasa aku cukup beristirahat Sandi mulai menyentuh dan membelaiku lagi. Aku segera bangkit dan medorong belahan badan Sandi yang berada diatasku. Kudekatkan kepalaku kewajahnya lalu kucium dan kujilati pipinya, kemudian menjalar kekupingnya. Kumasukkan lidahku ke dalam lubang telinga Sandi, sehingga ia meronta menahan gairahnya. Jilatanku makin turun kebawah sampai keputing susu kiri Sandi yang berambut, Kubelai dada Sandi yang bidang berotot sedang tangan kananku memainkan puting yang sebelah kiri. Mengelinjang Sandi mendapat sentuhan yang menyengat dititik rawannya yang merambat gairahnya itu, sandipun mengerang dan mendesah.


    Kegiatanku semakin memanas dengan menurunkan sapuan lidah sambil tanganku merambat keperut. Lalu kumainkan lubang pusar Sandi ditekan kebawah dfan kesamping terus kulepaskan dan kubelai perut bawah Sandi sampai akhirnya kekemaluan Sandi yang sudah membesar dan mengeras. Kuelus lembut dengan jemari lentikku batang kemaluan Sandi yang menentang ke atas, berwarna kemerahan kontras dengan kulit sandi yang putih kepalanya pun telah berbening air birahi.

    Melihat keadaan yang sudah menggairahkan tersebut aku menjadi tak sabar dan segera kutempelkan bibir hangatku kekepala kontol Sandi dengan penuh gelor nafsu, kusapu kepala kontol dengan cermat, kuhisap lubang air seninya sehingga membuat Sandi memutar kepalanya kekiri dan kekanan, mendongkak-dongkakkan kepalanya menahan keikmatan yang sangat tiada tara, adapun tangannya menjambak kepalaku.

    “Buuu.. Dera nikmat darimu tak tertahankan.. Kuingin memilikimu seutuhnya,” Sandi mengerang.

    Aku tidak menjawabnya, hanya lirikan mataku sambil mengedipkannya satu ke arah Sandi yang sedang kelejotan. Sukmanya sedang terbang melayang kealam raya oleh hembusan cinta birahi yang tinggi. Adapun tanganku memijit dan mengocoknya dengan ritme yang pelan dan semakin cepat, sementara lidahku menjilati seluruh permukaan kepala kontol tersebut. Termasuk dibagian urat yang sensitif bagian atas sambil kupijat-pijat dengan penuh nafsu birahi.

    Sadar akan keadaan Sandi yang semakin mendaki puncak kenikmatan dan akupun sendiri telah terangsang. Denyutan memekku telah mempengaruhi deburan darah tubuhku, kulepaskan kumulan kontol Sandi dan segera kuposisikan tubuhku diatas tubuh Sandi menghadap kekakinya. Dan kumasukkan kontol Sandi yang keras dan menengang ke dalam relung nikmatku. Segera kuputar memompanya naik turun sambil menekan dan memijat dengan otot vagina sekuat tenaga. Ritme gerakanpun kutambah sampai kecepatan maksimal.


    Sandi berteriak, sementara aku pun terfokus menikmati dera kenikmatan gesekan kontol sandi yang menggesek G-spotku berulang kali sehingga menimbulkan dera kenikmatan yang indah sekali. Tangan Sandipun tak tinggal diam diremasnya pantatku yang bulat montok indah, dan dielus-elusnya anusku, sambil menikmati dera goyanganku pada kontolnya. Dan akhirnya kami berdua berteriak.

    “Buu Dennook.. Aku tak kuat lagi.. Berikan kenikmatan lebih lagi bu.. Denyutan diujung kontolku sudah tak tertahankan”
    “Ibu pandai… Ibu liaarr… Ibu membuatku melayang.. Aku mau keluarr” .

    Lalu Sandi memintaku untuk memutar badan manghadap pada dirinya dan dibalikkannya tubuhku sehingga. Sekarang aku berada dibawah tubuhnya bersandarkan bantal tinggi, lalu Sandi menaikkan kedua kakiku kebahunya kemudian ia bersimpuh di depan memekku. Sambil mengayun dan memompa kontolnya dengan yang cepat dan kuat. Aku bisa melihat bagaimana wajah Sandi yang tak tahan lagi akan denyutan diujung kontol yang semakin mendesak seakan mau meledak.

    “Buu… Pleaass.. See.. Aku akaan meleedaaakkh!”
    “Tungguu Saan.. Orgasmeku juga mauu.. Datang ssayaang.. Kita sama-sama yaa..”

    Akhirnya… Cret.. Cret.. Cret tak tertahankan lagi bendungan Sandi jebol memuntahkan spermanya di vaginaku. Secara bersamaan akupun mendengus dan meneriakkan erangan kenikmatan. Segera kusambar bibir sandi, kukulum dengan hangat dan kusodorkan lidahku ke dalam rongga mulut Sandi. Kudekap badan Sandi yang sama mengejang, basah badan Sandi dengan peluh menyatu dengan peluhku. Lalu ia terkulai didadaku sambil menikmati denyut vaginaku yang kencang menyambut orgasme yang nikmat yang selama ini kurindukan.

    Lalu Sandi membelai rambutku dengan penuh kasih sayang kemudian mengecup keningku.


    “Buu.. Thank you, i love you so much.. Terus berikan kenikmatan seperti ini untukku ya..” Bisiknya lembut.

    Aku hanya mengangguk perlahan, setelah memberikan ciuman selamat tidur aku memeluknya dan langsung terlelap. Karena besok aku harus masuk kerja dan masih banyak lagi petualangan penuh kenikmatan yang akan kami lalui.

  • Ayumi Shinoda kirari 128

    Ayumi Shinoda kirari 128


    1974 views

  • Kisah Memek ngentot tante Ratna pemilik salon di hotel

    Kisah Memek ngentot tante Ratna pemilik salon di hotel


    3923 views

    Duniabola99.com – Aku termasuk pria yang paling suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Itu mulai dari umurku yang ke25, sekarang umurku sudah mencapai 29 tahun. Memang tidak semua wanita yang lebih tua termasuk kesukaanku. Karena aku paling senang melihat yang terutama kulitnya berwarna kuning langsat. Apalagi ibu-ibu yang kerut mukanya tidak kalah dengan anak perawan saat ini. Ada kemungkinan biasanya mereka paling teratur merawat badan mulai dari minum jamu hingga luluran.


    Baiklah aku akan mulai langsung kisah memekku ini dengan tante Ratna yang kesepian , kisah ini adalah kisah nyata dan tidak ada yang ku rekayasa kecuali nama.

    Sebulan yang lalu aku pergi kerumah sepupuku Anton di daerah Bogor, kebetulan rumahnya berada didalam gang yang tidak bisa masuk mobil. Jadi mobilku aku parkir di depan gang dekat sebuah salon.

    Setiba dirumah Anton, aku disambut oleh istrinya. Memang istri si Anton yang bernama Danik 30 tahun memang dikategorikan sangat sexy, apalagi dia hanya mengenakan daster.

    Mas Anton sedang ke Pak RT sebentar Mas, nanti juga balik, sapa si Danik.
    Oh ya.. jawabku singkat.

    Aku dipersilhkan duduk diruang tamu, lalu dia kembali dengan secangkir teh manis, karena kursi diruang tamu agak pendek, maka dengan tidak sengaja aku dapat melihat persis gundukan kedua belahahn dada Danik yang tidak mengenakan BH. Wah pagi-pagi sudah dibuat pusing nich pikirku. Tapi aku hilangkan pikiranku jauh-jauh, karena aku pikir dia sudah termasuk keluargaku juga.

    Akhirnya setelah Anton tiba, kami bertiga ngobrol hingga sore hari. Lalu aku izin untuk menghirup udara sore sendirian, karena aku akan nginap dirumah si Anton hingga besok pagi. Aku berjalan kedepan gang sambil melihat mobilku, apakah aman parkir disana. Setelah melihat mobil aku mampir ke salon sebentar untuk gunting rambut yang kebetulan sudah mulai panjang.


    Disana aku dilayani oleh seorang tante, usia kurang lebih 40-45 tahun, kulit kuning langsat, body seperti layaknya seorang ibu yang umurnya seperti diatas, gemuk tidak, kurus tidak, sedangkan raut mukanya manis dan belum ada tanda-tanda keriput dimakan usia, malah masih mulus, saya rasa tante tsb sangat rajin merawat tubuhnya terutama mukanya.Namun sayangnya ia sangat kesepian dan butuh belaian tampaknya.

    Mas mau potong rambut atau creambath nich, sapa tante tersebut.
    Mau potong rambut tante jawabku.

    Singkat cerita setelah selesai potong rambut tante tersebut yang bernama Ratna menawarkan pijat dengan posisi tetap dibangku salon. Setelah setuju sambil memijat kepala dan pundak saya, kami berkomunikasi lewat cermin di depan muka saya.

    Wach pijatan tante enak sekali sapaku.
    Yach biasa Mas, bila badan terasa cape benar, memang pijatan orang lain pasti terasa enak jawabnya.
    tante juga sering dipijat kalau terlalu banyak terima tamu disalon ini, soalnya cape juga Mas bila seharian potong/creambath rambut tamu sambil berdiri jawabnya lagi.

    Sekarang tante terasa cape enggak tanyaku memancing.
    Memang Mas mau mijitin tante jawabnya.
    Wach dengan senang hati tante, gratis lho.. kalau enggak salah khan biasanya bila terlalu lama berdiri, betis ibu yang pegal-pegal, benar enggak bu? pancingku lagi.
    Memang benar sich, tapi khan susah disini Mas jawab Bu Ratna sambil tersenyum.

    Naluriku langsung berjalan cepat, berarti Bu Ratna ini secara tidak langsung menerima ajakanku. Tanpa buang-buang waktu aku berkata tante khan punya asisten disini, gimana kalau aku pijit tante diluar salon ini? pancingku lagi.

    Mas mau bawa tante kemana? tanya tante Ratna.
    Sudahlah bu.. bila Bu Ratna setuju, saya tunggu ibu dimobil di depan salon ini, terserah ibu dech mau bilang/alasan kemana ke asisten tante tante Ratna mengangguk sambil tersenyum kembali.

    Singkat cerita kami sudah berada didalam hotel dekat kebun raya Bogor. Tante Ratna mengenakan celana panjang, dengan baju terusan seperti gamis. Aku mempersilahkan Tante Ratna telungkup diatas tempat tidur untuk mengurut betisnya, dia mengangguk setuju.

    Enggak nyusahin nich Mas
    Tenang saja tante, enggak bayar koq tante, ini gratis lho. jawabku.

    Lalu aku mulai mengurut tumit ke arah betis dengan body lotion. Celana panjang tante Ratna aku singkap hingga ke betisnya, tapi karena paha tante Ratna terlalu besar ujung celana bagian bawah tidak bisa terangkat hingga atas. Ini dia kesempatan yang memang aku tunggu.


    tante maaf nich, bisa dibuka saja enggak celana ibu masalahnya nanti celana ibu kena body lotion, dan aku memijatnya kurang begitu leluasa, nanti ibu komplain nich

    Kulihat tante Ratna agak malu-malu saat membuka celana panjangnya, sambil langsung melilitkan handuk untuk menutupi celana dalamnya. Lalu aku mulai memijit betis beliau dengan lotion sambil perlahan-lahan menyingkap handuknya menuju pahanya. Kulihat dari belakang Bu Ratna hanya mendesah saja, mungkin karena terasa enak pijitanku ini. Saat mulai memijit pahanya body lotion aku pergunakan agak banyak, dan handuk sudah tersingkap hingga punggungnya.

    Aku mulai renggangkan kedua kaki Bu Ratna, sambil memijat paha bagian dalam. Tampaknya tante Ratna menikmatinya. Tanpa buang waktu dalam keadaan terlungkup aku menarik celana dalam tante Ratna ke bawah sambil berkata

    Maaf ya tante.

    Dia hanya mengangguk saja sambil terpejam matanya, mungkin karena Bu Ratna sudah mulai terangsang saat aku pijit pahanya dengan lotion yang begitu banyak.

    Wow kulihat pantat Bu Ratna tersembul dengan belahan ditengahnya tanpa sehelai rambut yang mengelilingi vagina ibu tersebut. Aku mulai lagi memijit paha bagian atas hingga ke pantatnya dengan menggunakan kedua jempolku. Kutekan pantat Bu Ratna hingga belahannya agak terbuka lebar, dengan sekali-kali aku sapu dengan keempat jariku mulai dari vagina ke atas hingga menyentuh lubang anusnya.


    Och.. Och..

    Hanya itu yang keluar dari mulut Bu Ratna, rupanya dia mulai sangat amat terangsang, tapi dia type yang pasif, hanya menerima apa yang akan diperbuat kepadanya. Aku mulai nakal, kulumuri kelima jariku dengan lotion lalu aku mulai sapu dari anus hingga kebawah ke arah vagina ibu Ratna dan diimbangi dengan makin naiknya pantat Bu Ratna.

    Och.. Och.. Mas teruskan Mas.. Och..

    Pelan-pelan kumasukan jari telunjuk dan tengah ke dalam vaginanya, lalu kukocok hingga mentok kedinding bagian dalam vagina, sambil perlahan-lahan jempolku menekan lubang anus Bu Ratna. Kulihat Bu Ratna agak meringis sedikit, tapi tetap tidak ada sinyal menolak. Jempolku sudah masuk ke dalam anus Bu Ratna, perlahanlahan sambil kulumuri agak banyak body lotion kukocok juga lubang anus Bu Ratna, hingga sekali tekan jempolku masuk ke lubang anus, sedangkan jari telunjuk dan tengah masuk ke vaginanya, dan aktifitas itu aku lakukan hingga 3 menit.

    Dan kulihat Bu Ratna sudah tidak lagi meringis tanda kesakitan disekitar lubang anusnya, tapi sudah terlihat diwajahnya rasa kenikmatan, meskipun matanya terus terpejam hanya beberapa kali tersengah.

    Och.. Och..


    Setelah itu aku jilat kuping Bu Ratna dengan lidahku sambil berbisik.

    Aku masukan yach Bu kontolku

    Ibu Ratna hanya mengangguk setuju tanpa membuka matanya. Lalu aku buka seluruh pakaianku, lalu aku ganjel perut Bu Ratna dengan bantal yang kulipat, supaya pantat dan lubang vaginanya agak menguak ke atas. Lalu aku masukan kontolku ke dalam vagina Bu Ratna dan kukocok hingga 15menit, lalu kulihat lendir putih sudah mulai keluar dari lubang vagina Bu Ratna.

    Rupanya Bu Ratna sudah mencapai klimaks hingga mengeluarkan pejunya duluan, lalu aku seka dengan handuk dan kuayun kembali kontolku hingga 15 menit kemudian, hingga Bu Ratna mencapai klimaks yang kedua kali. Sedangkan kontolku makin tegang saja tanpa isyarat akan memuncratkan peju. Karena sudah pegal juga pinggangku, aku ambil body lotion kulumuri anus Bu Ratna sambil kubuka lubang anus tersebut hingga masuk ke dalam, lalu aku pelan-pelan menekan ujung kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Ratna.

    Och.. Pelan-pelan Mas.. Bu Ratna mengeluh.

    Terus kutekan kontolku hingga masuk ke dalam anus Bu Ratna, lalu pelan-pelan aku cabut kontolku. Memang kontolku terasa amat terjepit oleh lubang anus Bu Ratna, ini membuat aku mulai terangsang. Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Ratna, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Ratna dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Ratna tidak lecet, terus kulakukan aktifitas ini hingga 5menit dan tiba-tiba peju dikontol mulai mengadakan reaksi ingin berlomba-lomba keluar. Lalu kucabut kontolku, dan kulepaskan seluruh pejuku bertebaran diatas sprei.


    Setelah itu Bu Ratna langsung membersihkan badannya kekamar mandi, lalu kususul Bu Ratna di kamar mandi yang sudah tanpa sehelaipun benang ditubuhnya, lumayan bodynya cukup montok, tetenya sudah agak kendur tapi masih menantang seperti buah pepaya yang masih tergantung dipohon, perutnya juga sudah mulai ada lipatan lemaknya, tapi tetap enak dipandang, karena memang warna kulitnya seluruhnya kuning langsat. Lalu aku bantu Bu Ratna saat hendak memakai sabun ditubuhnya, demikian juga aku dibantu juga oleh Bu Ratna.

    Setelah selesai mandi kontolku mulai bangun kembali, lalu kuminta Bu Ratna untuk main kembali, Bu Ratna memberikan isyarat ok. Dan kusuruh Bu Ratna duduk dikursi tanpa mengenakan pakaian selembarpun, kuangkat kedua kakinya ke atas dengan posisi mengangkang lalu kusuruh Bu Ratna memeluk kakinya kuat-kuat, lalu aku jongkok dan mulai menyapu vagina Bu Ratna dengan lidahku, sambil jari telunjukku ikut masuk ke dalam vagina bagian bawah sambil mengocoknya. Disini Bu Ratna tampak mendesah agak keras.


    Och.. Och.. Och.. Masukan saja Mas.. Aku enggak kuat

    Tanpa buang waktu lagi karena memang kontolku mulai keras kembali, kutekan kontolku ke dalam lubang vagina Bu Ratna kembali sambil setengah berdiri, sedangkan kedua kaki tante Ratna sudah bersandar di depan bahuku, terus kusodok vagina tante Ratna dengan kontolku, hingga 30 menit lebih aku belum bisa juga mengeluarkan pejuku. Lalu kuminta Tante Ratna untuk mengisap kontolku supaya cepat keluar pejuku ini.

    Kedua kakinya kuturunkan lalu aku memegang kedua pipinya ke arah kontolku, lalu aku memasukan kembali kontolku ke dalam mulut Tante Ratna, disini kulihat Tante Ratna mengimbangi dengan isapan serta air liurnya yang mulai menetes dari mulutnya untuk membuatku cepat mencapai puncak. Memang benar-benar lihai Bu Ratna, sebelum mencapai waktu lima menit aku sudah tidak tahan lagi menahan pejuku muncrat didalam mulutnya.


    Setelah itu kami berdua membersihkan diri kembali kekamar mandi, lalu kami kembali ke salon Tante Ratna. Sebelum keluar dari mobil, aku sempat berbisik kepada Tante Ratna. Memang yang lebih tua, sangat paham dalam pengalaman dalam hal ini dibanding dengan yang masih muda. Tante Ratna hanya tersenyum manis saja, sambil turun dari mobilku dan kembali masuk ke dalam salonnya.

  • Reira Aisaki pakai alat getar ditaman

    Reira Aisaki pakai alat getar ditaman


    1814 views

  • Kisah Memek Mantan Murid Kukentot

    Kisah Memek Mantan Murid Kukentot


    2340 views

    Duniabola99.com – Kisah ini berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini.


    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.

    Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

    Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

    Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.


    Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

    Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.

    Kudengar suara langkahnya mendekatiku. Agen Sbobet

    “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

    “Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

    Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

    Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

    Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.


    Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

    Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

    “Sandi!! Ngapain kamu?”

    Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

    “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

    “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

    “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.

    “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

    Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

    Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.


    Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

    “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

    “Ibu hebat…,” desisnya.

    “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.

    “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

    “Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

    Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

    “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

    Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

    “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

    Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

    Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

    Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.


    “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

    Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

    Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

    “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

    “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

    Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

    “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

    Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

    “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

    Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

    “Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

    “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.

    “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

    “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

    “Oh, ah, uuugghhh… ”

    “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”


    Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!

    Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

    Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

    Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

    Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

    “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

    “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

    Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

    Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.


    “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

    Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

    Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

    “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

    “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

    “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

    “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi

    “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

    “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

    “Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

    “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

    “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”


    Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

    “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

    Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

    “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

    “Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

    “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

    “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

    Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

    Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sandi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

    “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

    Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.


    Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

  • Video Bokep Eropa nasehat dari ibu tiriku saat bermastrubasi

    Video Bokep Eropa nasehat dari ibu tiriku saat bermastrubasi


    2048 views